BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Profl Singkat PT. Delta Dunia Sandang Tekstil. Jalan Raya Semarang-Demak KM 14 Desa Tambakroto Kecamatan Sayung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Profl Singkat PT. Delta Dunia Sandang Tekstil. Jalan Raya Semarang-Demak KM 14 Desa Tambakroto Kecamatan Sayung"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Profl Singkat PT. Delta Dunia Sandang Tekstil PT. Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Tekstil dan proses produksi pemintalan benang. PT. Delta Dunia Sandang Teksil merupakan bagian dari Duniatex Group yang merupakan induk perusahaan yang memproduksi bidang tekstil dari kapas sampai menjadi kain. PT. Delta Dunia Sandang Tekstile didirikan pada tahun 2010 beralamat di Jalan Raya Semarang-Demak KM 14 Desa Tambakroto Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Jawa Tengah Indonesia. Pada Tahun 2010 PT. Delta Dunia Sandang Tekstil sudah memiliki 3 unit pabrik. Benang tenun dan bahan dasar tekstil produksi perusahaan ini yang dipasarkan dengan merk lisensi Duniatex Group telah memperoleh pengakuan dan pelanggan diseluruh dunia, itulah sebabnya perusahaan mengekspor sekitar 75% dari produksinya secara langsung kepada para pelanggan diseluruh dunia. Penerapan teknologi produksi yang canggih dan fasilitas peralatan yang modern untuk menghasilkan produk berkualitas prima dengan biaya yang efisien serta pengiriman tepat waktu kepada pelanggan membuat perusahaan ini tetap terpercaya. PT. Delta Dunia Sandang Tekstil telah memperoleh sertifikat standar ISO 9001:

2 42 Gambar 4.1 Gedung factory PT.DDST (Sumber: PT Delta Dunia Sandang Tekstil) Lokasi Perusahaan Lokasi perusahaan adalah hal penting yang akan menentukan kelancaran perusahaan dalam menjalankan operasinya. Alamat Kelurahan Kecamatan Kota Provinsi : Jl. Raya SMG-DMK KM 14 Tambakroto Sayung Demak : Tambakroto : Sayung, Demak : Semarang : Jawa Tengah Gambar 4.2 Lokasi Pabrik PT. Delta Dunia Sandang Tekstil (Sumber: PT Delta Dunia Sandang Tekstil)

3 Visi dan Misi PT.Delta Dunia Sandang Tekstil Sesuai dengan induk perusahaan Duniatex Group, PT. Delta Dunia Sandang Teksil memiliki Visi dan Misi sebagai berikut : VISI : Menjadi Pemimpin perusahaan dunia dalam bidang industri tekstil dengan memberikan produk kualitas terbaik dan pelayanan yang memuaskan. MISI : 1. Memberikan produk kualitas terbaik dan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. 2. Menyediakan pelayanan yang ramah, pro aktif dan pengantaran yang tepat waktu untuk produk dan pelayanan yang ditawarkan. 3. Menunjukkan dan menjaga sebuah iklim kerja yang konduktif dalam sebuah komunitas, yang memberikan kontribusi optimal bagi pengembangan dan kelestarian perusahaan. 4. Bekerja dengan keinginan dan tumbuh dengan pelanggan. 5. Memberdayakan pekerja dan menyediakan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan diri, mahir dalam kerajinannya dan mencapai puncak potensi diri yang maksimal.

4 Tahapan Perancangan HR Scorecard Menentukan Tujuan Strategi Perusahaan Strategi perusahaan merupakan penjabaran dari visi dan misi perusahaan yang sudah diterapkan sebelumnya berkaitan dengan bagian produksi Ring Spinning Frame. Berikut merupakan tujuan strategi yang diterapkan perusahaan: Tabel 4.1 Tujuan Strategi Perusahaan Berdasarkan Visi dan Misi No Kode Visi dan Misi Tujuan Strategi 1 Visi 1 1. Menjadi Pemimpin perusahaan dunia dalam bidang industri tekstil dengan memberikan produk kualitas terbaik dan pelayanan yang memuaskan 1. Meningkatkan kualitas layanan produk kepada pelanggan 2 Misi 1 1. Memberikan produk kualitas terbaik dan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan 2. Meningkatkan Kualitas Kinerja Sumber Daya Manusia 3 Misi 2 2. Menyediakan pelayanan yang ramah, pro aktif dan pengantaran yang tepat waktu untuk produk dan pelayanan yang ditawarkan 3. Meningkatkan produktivitas 4. Mengembangkan sistem teknologi dan informasi perusahaan 4 Misi 3 3. Menunjukkan dan menjaga sebuah iklim kerja yang konduktif dalam sebuah komunitas yang memberikan kontribusi optimal bagi pengembangan dan kelestarian 5. Menjaga lingkungan perusahaan.

5 45 perusahaan. 5 Misi 4 4. Bekerja dengan keinginan dan tumbuh dengan pelanggan 6. Mengembangkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan 6 Misi 5 5. Memberdayakan pekerja dan menyediakan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan diri, mahir dalam kerajinannya dan mencapai puncak potensi diri yang maksimal. 7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 8. Mengurangi tingkat kecelakaan kerja Merancang Rantai Nilai Perusahaan Rantai nilai adalah urutan-urutan kegiatan, proses atau operasi untuk menghasilkan suatu nilai (create value). Implementasi strategi yang ada dapat digambarkan dalam suatu rantai nilai (value chain). Rantai nilai dari implementasi strategi PT. Delta Dunia Sandang Tekstile di bagian proses Ring Spinning Frame dapat dilihat sebagai berikut :

6 46 SDM Strategi Meningkatkan Kualitas Kinerja Sumber Daya Manusia Mengembangkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan Operasi Mengembangkan sistem teknologi dan informasi perusahaan Meningkatkan produktivitas Pelanggan (Internal) Meningkatkan kualitas layanan produk kepada pelanggan Financial Menjaga lingkungan perusahaan Meningkatkan kesejahteraan karyawan Mengurangi tingkat kecelakaan kerja Gambar 4.3 Rantai Nilai Perusahaan Penggambaran rantai nilai (value chain) perusahaan di atas, marupakan proses dan kegiatan untuk mengasilkan suatu nilai. Diawali dengan proses SDM

7 47 Strategi yang bertujuan untuk menghasilkan sistem kerja yang baik dan menciptakan kemampuan SDM dengan kinerja tinggi, yang nantinya akan menunjang proses selanjutnya sehingga dapat menghasilkan output yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan Identifikasi Tujuan Strategi Identifikasi dari tujuan strategik dari masing-masing aspek yang telah terbentuk berdasarkan strategi perusahaan yaitu SDM Strategik, Operasi, Pelanggan dan Financial. Hal pertama yang dilakukan adalah mendefinisikan requirement, dimana merupakan kebutuhan dari tiap rantai nilai. Tabel 4.2 Daftar Tujuan No Rantai Nilai Requirement 1 Meningkatkan Kualitas kinerja Sumber Daya Manusia Melalui tahap tranning dan seleksi didukung kondisi tempat kerja yang aman dan nyaman serta fasilitas mendukung 2 Mengembangkan Teknologi dan Sistem Informasi Perusahaan Update teknologi untuk perkembangan sistem informasi dan perkembangan teknologi pada perusahaan

8 48 3 Meningkatkan produktivitas Motivasi kerja karyawan yang tinggi dan adanya fasilitas yang medukung dapat mendorong terciptanya ide-ide baru untuk peningkatan produktivitas. 4 Mengurangi tingkat kecelakaan kerja Adanya fasilitas alat pelindung kerja meminimalisir terjadi keceklakaan saat bekerja. 5 Meningkatkan kualitas pelayanan produk kepada pelanggan Malakukan pengiriman barang tanpa cacat sesuai jumlah yang dipesan dan dengan waktu yang tepat 6 Mengembangkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan Bertujuan memberikan rasa tanggung jawab yang lebih kepada karyawan agar mempunyai keinginan tumbuh dan mengembangkan perusahaan 7 Meningkatkan kesejahteraan karyawan Diberikannya tunjangan kepada karyawan sebagai salah satu cara mensejahterakan

9 49 karyawan. 8 Menjaga lingkungan perusahaan Bertujuan menjadikan tempat kerja bersih, rapi dan nyaman sehingga pekerja pun betah. Sehingga didapat tujuan strategi PT. Delta Dunia Sandang Tekstile adalah: 1. Meningkatkan Kualitas Kinerja Sumber Daya Manusia 2. Mengembangkan sistem teknologi dan informasi perusahaan 3. Meningkatkan produktivitas 4. Mengurangi tingkat kecelakaan kerja 5. Meningkatkan kualitas layanan produk ke.pada pelanggan 6. Mengembangkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan 7. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 8. Menjaga lingkungan perusahaan Identifikasi Key Performance Indikator (KPI) Key Performance Indicators (KPI) merupakan indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan. Penentuan Key Performance Indicator berdasarkan atas kerangka Human Resources Scorecard yaitu High Performance Work System (tabel 4.4) HR System Aligment (tabel 4.5) dan HR Efficieny (4.6).

10 50 High Performance Work System (HPWS) Tabel 4.3 High Performance Work System (HPWS) No Tujuan Strategik Meningkatkan kualitas kinerja SDM perusahaan Mengembangkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan Meningkatkan produktivitas karyawan Key Performance Ukuran Hasil Penjelasan Sumber Indicators Tingkat % jumlah Mengukur tingkat keterlambatan karyawan yang kedisiplinan karyawan karyawan terlambat dari banyaknya karyawan yang terlambat Jumlah karyawan % karyawan Mengetahui jumlah penerima penerima karyawan penerima penghargaan penghargaan penghargaan Tranning karyawan % jumlah Jumlah pelatihan yang pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan Jadwal produksi % jadwal Pengaturan jadwal optimal optimal% produksi yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan Tingkat % produktivitas Berkaitan dengan beban produktivitas karyawan kerja yang dapat karyawan diselesaikan oleh karyawan Becker, Huselid & Ulrich, 2001 Becker, Huselid & Ulrich, 2001 Becker, Huselid & Ulrich, 2001 Becker, Huselid & Ulrich, 2001 Becker, Huselid & Ulrich, 2001

11 51 HR System Aligment Tabel 4.4 KPI untuk HR Aligment No Tujuan Strategik 1 Meningkatkan kualitas layanan produk kepada pelanggan Key Indicators Performance Jumlah keluhan Ukuran Hasil Penjelasan Sumber % keluhan yang terselesaikan Banyaknya keluhan dari pelanggan yang dapat diselesaikan Produk tanpa cacat % produk cacat Jumlah produk cacat Waktu pelayanan Ketepatan pengiriman barang Waktu pelayanan (hari) % ketepatan pengiriman barang yang pelanggan diterima tanpa cacat (dalam kondisi bagus) Lamanya pelayanan pelanggan Ketepatan pengiriman waktu kepada barang sampai ke pelanggan Becker, Huselid Ulrich, 2001 & Becker, Huselid & Ulrich, 2001 Becker, Huselid & Ulrich, 2001 Becker, Huselid Ulrich, 2001 & 2 Mengembangkan sistem teknologi dan informasi perusahaan Rasio ketersediaan komputer Rasio ketersediaan % komputer yang tersedia di perusahaaan % teknologi Jumlah komputer yang tersedia guna mendukung pekerjaan Jumlah teknologi Becker, Huselid & Ulrich, 2001 Becker, teknologi yang tersedia yang dapat diaplikasi Huselid & untuk kemudahan Ulrich, 2001 pekerjaan

12 52 HR Efficiency Tabel 4.5 KPI untuk HR Efficiency No Tujuan Strategik Key Performance Indicators Ukuran Hasil Penjelasan Sumber 1 Meningkatkan kesejahteraan Biaya tunjangan karyawan Biaya tunjangan (Rp) Biaya dialokasikan yang untuk Becker, Huselid & karyawan proses kesejahteraan Ulrich, 2001 Ring Spinning karyawan dengan Frame memberikan tunjangan kepada karyawan 2 Menjaga lingkungan Biaya penjagaan lingkungan Biaya penjagaan lingkungan (Rp) Biaya yang dipergunakan untuk Becker, Huselid & produksi proses perusahaan perawaran Ulrich, 2001 Ring Spinning lingkungan Frame perusahaan 3 Mengurangi tingkat kecelakaan kerja Biaya kerja kecelakaan Biaya kecelakaan kerja Biaya digunakan yang untuk Becker, Huselid & pada proses Ring (Rp) menanggung Ulrich, 2001 Spinning Frame karyawan yang mengalami kecelakaan saat bekerja maupun diluar jam kerja

13 Validasi Kuisioner Berdasarkan penjabaran visi dan misi perusahaan PT. Delta Dunia Sandang Tekstile menghasilkan 14 KPI dimana dibagi menjadi 3 perspektif yaitu High Performance Work System (HPWS) memiliki 5 KPI, HR System Alignment memiliki 6 KPI, HR Efficiency memiliki 3 KPI. Untuk memperoleh KPI yang sesuai dengan kondisi perusahaan dibagian proses produksi Ring Spinning Frame, dilakukan kuisioner yang ditujukan kepada responden yang sangat memahami mengenai penilaian kerja dan berkompeten dalam bidang sumber daya manusia di perusahaan yaitu kepada asissten manager Unit III. Untuk hasil kuisioner yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini dan untuk hasil kuisioner lainnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.6 Hasil kuisioner pemilihan Key Performance Indicator No Prespektif Key Performance Indicator Jawaban Ya Tidak 1 High Performance Work System a. Tingkat keterlambatan karyawan b. Trainning karyawan c. Rasio karyawan penerimaan penghargaan d. Jadwal produksi optimal e. Tingkat produktivitas karyawan 2 HR System Aligment a. Jumlah keluhan b. Produk cacat c. Waktu pelayanan

14 54 d. Ketepatan pengiriman barang e. Rasio ketersediaan computer f. Rasio ketersediaan teknologi 3 HR Efficiency g. Biaya tunjangan karyawan h. Biaya penjagaan lingkungan perusahaan i. Biaya kecelakaan kerja Setelah dilakukan kuisioner kepada 4 responden didapatkan elimainasi 2 Key Performance Indicator yang dirasa tidak sesuai dengan keadaan di perusahaan dan menghasilkan 12 KPI dimana perspektif High Performance Work System (HPWS) memiliki 4 KPI, HR System Alignment memiliki 6 KPI, HR Efficiency memiliki 3 KPI. Hasil kuisoner eliminasi KPI dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini Tabel 4.7 Daftar Key Performance Indicator HR Scorecard No Prespektif Key Performance Indicator 1 High Performance Work System a. Tingkat keterlambatan karyawan b. Trainning karyawan c. Jadwal produksi optimal d. Tingkat produktivitas karyawan 2 HR System Aligment a. Jumlah keluhan

15 55 b. Produk cacat c. Waktu pelayanan d. Ketepatan pengiriman barang e. Rasio ketersediaan teknologi 3 HR Efficiency a. Biaya tunjangan karyawan b. Biaya kecelakaan kerja c. Biaya penjagaan lingkungan kerja Rancangan HR Scorecard yang disusun oleh peneliti akan melalui proses validasi. Hal ini merupakan hal yang penting karena rancangan HR Scorecard akan disesuaikan dengan kebutuhan dari PT. Delta Dunia Sandang Tekstile ini dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada responden yang berkompeten untuk mengisi. Dari hasil kuisioner yang telah disebar didapatkan pengurangan KPI dari 15 KPI menjadi 12 KPI saja. Adapun daftar hasil kuisioner validasi responden dapat dilihat di Lampiran. Berikut ini KPI yang tidak sesuai: 1. Rasio karyawan penerima penghargaan Pada PT. Delta Dunia Sandang Teksile tidak menerapkan sistem penghargaan kepada karyawannya, sehingga rasio karyawan penerima penghargaan kurang sesuai dengan perusahaan

16 56 2. Rasio ketersediaan komputer Rasio ketersediaan komputer PT. Delta Dunia Sandang Tekstile dirasa sudah mencukupi dan semua bagian sudah ada minimal 2 komputer untuk memasukkan data hasil produksi. 4.4 Pembobotan Key Performance Indicator Pembobotan dilakukan berdasarkan hierarki kinerja dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk masing-masing KPI yang telah didapatkan. Hierarki kinerja tersebut didapatkan berdasarkam visi dan misi perusahaan. Berikut merupakan hierarki dari 3 kriteria dengan goal atau tujuannya adalah peningkatan kinerja karyawan.

17 57 Gambar 4.4 Hierarki pembobotan Key Performance Indicator HR Scorecard Langkah awal dalam proses pembobotan adalah dengan membuat kuisioner yang ditujukan kepada staff dan pimpinan Departement Produksi PT. Delta Dunia Sandang Tekstile yaitu kepada asissten manager Unit III, kepala bagian proses Ring Spinning Frame, trainner dan absensi karyawan. Kuisioner diisi dengan cara melakukan wawancara kepada responden yang sangat

18 58 memahami mengenai penilaian kerja dan berkompeten dalam bidang sumber daya manusia di perusahaan. Dalam penentuan bobot dengan menggunakan software expert choise v11, nilai rasio inkonsistensi (Incinsistency ratio) haruslah kurang dari 0,1. Apabila rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1 maka perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dilluar batas konsisten. Berikut salah satu kuisioner yang telah dilakukan kepada salah satu responden dan hasil pembobotan dengan software expert choise, untuk hasil kuisoner yang lainnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.8 Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria HR Scorecard No Perspektif High Performance work system High Performance work system Perpektif Pembanding HR Aligtment HR Efficiency 3 HR Aligment HR Efficiency Didapatkan hasil kuisoner dengan menggunakan software expert choise, berikut salah satu masukan data dengan software dari salah satu kuisioner yang telah dilakukan. Gambar 4.5 Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria HR Scorecard Dalam Software Expert Choise

19 Pembobotan antar Perspektif antar Faktor Pengukuran Kerja Tahapan pertama yang dilakukan dalam pengolahan ini adalah menentukan bobot antar perspektif dalam Human Resources Scorecard dari keempat koresponden yaitu High Performance Work System, HR System Aligment, dan HR Efficiency. Sebelum menentukan bobot antar perspektif dilakukan rekap data dari 4 responden dan dicari nilai geometric mean dari masing-masing kriteria Key Performance Indikator untuk selanjutnya di massukkan ke dalam software expert choise v11. Penentuan bobot antar perspektif dan incossitensi ratio dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Rekap Data Hasil Kuisioner Kriteria HR Scorecard Item Responden geo.mean R1 R2 R3 R4 G HR Aligtment HR Efficiency HR Efficiency , , ,33 0,33 1,23 Dalam penentuan bobot dengan menggunakan software expert choise v11, nilai rasio inkonsistensi (Incinsistency ratio) haruslah kurang dari 0,1. Apabila

20 60 rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1 maka perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dilluar batas konsisten lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.10 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria HR Scorecard Perspektf High Performance HR HR Work System Aligment Efficiency High Performance Work Sytem 1 4,86 6,30 HR Aligment 1/4,86 1 1,23 HR Efficiency 1/6,30 1/1,23 1 Untuk hasil kuisioner perbandingan berpasangan antar kriteria dan sub kriteria yang lain dapat dilihat dilampiran. Setelah diperoleh kuisioner perbandingan perbandingan berpasangan tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan pembobotan terhadap kriteria penilaian kinerja karyawan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Bobot kriteria yang harus didapatkan haruslah konsisten dengan syarat consistency ratio haruslah kurang dari atau sama dengan 0,1. Apabila penilaian tidak konsisten maka dilakukan validasi ulang kepadaa pihak departemen produksi Ring Spinning Frame. Setelah itu dilakukan pengolahan data kembali sampai diperoleh bobot yang konsisten. Hasil pengolahan data untuk pembobotan antar kriteria HR Scorecard dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

21 61 Gambar 4.6 Hasil pembobotan kriteria HR Scorecard dengan software expert choise Tabel 4.11 Bobot Antar Perspektif HR Scorecard Kriteria HR Scorecard Bobot HPWS 0,734 HR Aligment 0,148 HR Efficency 0,118 Consistency Ratio 0,0003 Kesimpulan Konsisten Tabel 4.11 Diatas menunjukan boobt kriteria terbesar dari kriteria penilaian kinerja adalah kriteria High Performance Work System sebesar 0,734. Besarnya bobot ini menunjukan seberapa besar kontribusi kriteria terhadap kriteria lainnya. Berdasarkan hasil output tersebut menunjukan nilai consistency ratio 0,0003 yang berarti bahwa pembobotan yang telah diperoleh adalah konsisten.

22 Pembobotan Elemen KPI untuk Perspektif High Performance Work System Salah satu perspektif dalam HR Scorecard yaitu HR High Performance Work System dimana memiliki 4 KPI. Untuk penentuan bobot dari elemen KPI pada perspektif High Performance Work System yaitu dengan software expert choise v.11 dengan mengambil data geomatric mean dari keemapat koresponden, untuk lebih lengkap bisa dilihat di lampiran. Tabel 4.12 Rekap Data Hasil Kuisioner sub Kriteria Hight Performance Work System Item Responden R1 R2 R3 R4 G geo.mean Training Karyawan 0,14 0,25 0,14 9 0,46 jadwal produksi optimal 0,13 0,2 0,13 0,13 0,14 tingkat produktivitas karyawan 0,2 3 0,33 0,14 0,41 jadwal produksi optimal 0,5 0,25 0,11 0,14 0,21 tingkat produktivitas karyawan 3 2 0,11 1 0,90 tingkat produktivitas karyawan ,38 Dalam penentuan bobot dengan menggunakan software expert choise v11, nilai rasio inkonsistensi (Incinsistency ratio) haruslah kurang dari 0,1. Apabila rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1 maka perbandingan berpasangan yang telah dilakukan dilluar batas konsisten lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini :

23 63 Tabel 4.13 Matriks perbandingan elemen KPI untuk perpektif High Performance Work System Indikator Tingkat Trainning Jadwal Tingkat keterlambatan karyawan produksi produktivitas karyawan optimal karyawan Tingkat 1 1/2,17 1/7,12 1/2,43 keterlambatan karyawan Trainning 2,17 1 1/4,76 1/1,11 karyawan Jadwal produksi 7,12 4,74 1 5,38 optimal Tingkat 2,43 1,11 1/5,38 1 produktivitas karyawan

24 64 Hasil pengolahan untuk pembobotan antar kriteria High Performance Work System dapat dilihat pada tabel berikut : ` Gambar 4.7 Hasil pembobotan sub Kriteria High Performance Work System dengan software expert choise Tabel 4.14 Bobot antar Kriteria High Performance Work System Kriteria HR Sytem Aligment Bobot Tingkat keterlambatan karyawan 0,071 Trainning karyawan 0,139 Jadwal produksi optimal 0,644 Tingkat produktivitas karyawan 0,147 Consistency Ratio 0,01 Kesimpulan Konsisten Tabel 4.14 Diatas menunjukan bobot terbesar antar kriteria High Performance Work System adalah Jadwal Produksi Optimal sebesar 0,644. Besarnya bobot ini menunjukan seberapa besar konstribusi kriteria tersebut terhadap kriteria lainnya. Sedangkan diurutaan selanjutnya adalah tingkat

25 65 trainning karyawan (0,147), tingkat produktivitas karyawan (0,147), keterlambatan karyawan (0,071) Berdasarkan hasil output tersebut menunjukan nilai consistency ratio sebesar 0,01 yang berarti bahwa pembobotan yang telah diperoleh adalah konsisten Pembobotan Elemen KPI untuk Perpektif HR System Aligment Untuk penentuan bobot elemen KPI pada perspektif HR System Aligment dimana memiliki 5 KPI dengan menggunakan software expert choise v11 hasil yang diperoleh dapat dilihat di lampiran. Tabel 4.15 Rekap Data Hasil Kuisioner sub Kriteria HR System Aligment Item Responden R1 R2 R3 R4 G geo.mean Poduk cacat 0,2 7 0,2 0,33 0,55 Waktu pelayanan 3 0,14 6 0,11 0,73 Ketepatan pengiriman barang 0,14 1 0,11 0,2 0,24 Rasio ketersediaan teknologi 3 0,14 0,2 0,33 0,41 Waktu pelayanan 0,2 0,14 0,25 0,5 0,24 Ketepatan pengiriman barang 0,25 0,5 0,5 0,33 0,38 Rasio ketersediaan teknologi 0,33 0,5 0,25 0,5 0,38 Ketepatan pengiriman barang 0,5 0,25 0,14 0,5 0,31 Rasio ketersediaan teknologi 3 2 0,11 0,2 0,60 Rasio ketersediaan teknologi 0, ,43

26 66 Tabel 4.16 Matriks perbandingan elemen KPI untuk perpektif HR system Aligment Indikator Jumlah Produk Waktu Ketepatan Rasio keluhan cacat pelayanan pengiriman ketersediaan barang teknologi Jumlah keluhan 1 1/1,81 1/1,36 1/4,16 1/2,43 Produk cacat 1,81 1 1/4,16 1/2,63 1/2,63 Waktu pelayanan 1,36 4,16 1 1/3,22 1/1,66 Ketepatan pengiriman 4,16 2,63 3,22 1 2,43 barang Rasio teknologi ketersediaan 2,43 2,63 1,66 1/2,43 1 Hasil pengolahan data untuk pembobotan antar kriteri HR System Aligment dapat dilihat pada gambar 4.7 dan tabel 4.18 berikut : Gambar 4.8 Hasil pembobotan sub Kriteria HR System Aligment dengan software expert choise

27 67 Tabel 4.17 Bobot antar sub Kriteria HR System Aligment Kriteria HR System Aligment Bobot Jumlah keluhan 0,088 Produk cacat 0,102 Waktu pelayanan 0,184 Ketepatan pengiriman barang 0,405 Rasio ketersediaan teknologi 0,220 Cinsistency Ratio 0,07 Kesimpulan Konsisten Tabel 4.17 Diatas menunjukan bobot terbesar antar kriteria HR System Aligment adalah ketepatan pengiriman barang, yaitu sebesar 0,405. Sedangkan diurutan selanjutnya yaitu rasio ketersediaan teknologi (0,220), waktu pelayanan (0,184), produk cacat (0,102) dan jumlah keluhan (0,088). Berdasarkan hasil output tersebut menunjukan bahwa nilai consistency ratio sebesar 0,07 yang belrarti bahwa pembobotan yang telah dilakukan adalah konsisten Pembobotan Elemen KPI untuk Perspektif HR Efficiency Untuk penentuan bobot elemen KPI pada perspektif HR Efficiency dimana memiliki 5 KPI dengan menggunakan software expert choise v11 hasil yang diperoleh dapat dilihat di lampiran.

28 68 Tabel 4.18 Rekap Data Hasil Kuisioner sub Kriteria HR Heffiency Item Responden R1 R2 R3 R4 G geo.mean Biaya kecelakaan kerja 6 0, ,0 biaya penjagaan lingkungan 3 0, ,0 biaya penjagaan lingkungan 0,2 7 0,33 2 1,0 Tabel 4.19 Matriks perbandingan elemen KPI untuk perpektif HR Efficiency Indikator Biaya tunjangan Biaya penjagaan Biaya kecelakaan karyawan lingkungan perusahaan kerja Biaya tunjangan karyawan Biaya penjagaan lingkungan 1/3 1 1 perusahaan Biaya kecelakaan kerja ½ 1/1 1 Hasil pengolahan data untuk pembobotan antar kriteri HR Efficiency dapat dilihat pada tabel 4.20 Berikut :

29 69 Gambar 4.9 Hasil pembobotan sub Kriteria HR Efficiency dengan software expert choise Tabel 4.20 Bobot antar sub Kriteria HR Efficiency Kriteria HR Efficiency Bobot Biaya tunjangan karyawan 0,550 Biaya penjagaan lingkungan perusahaan 0,210 Biaya kecelakaan kerja 0,240 Consistency Ratio 0,02 Kesimpulan Konsisten Tabel 4.20 Diatas menunjukan bobot terbesar antar kriteria HR Efficiency adalah biaya tunjangan karyawan, yaitu sebesar 0,550. Selanjutnya biaya penjagaan lingkungan kerja (0,240) dan biaya kecelakaan (0,210). Berdasarkan hasil output tersebut menunjukan bahwa nilai consistency ratio sebesar 0,02 yang belrarti bahwa pembobotan yang telah dilakukan adalah konsisten Rangkkuman Pembobotan Perbandingan Berpasangan Berikut tabel 4.21 berisikan rangkuman hasil pembobotan berpasangan yang dilakukan dengan menggunakan batuan softaware expert choise v11.

30 70 Tabel 4.21 Rangkuman Nilai Pembobotan Perbandingan Berpasangan dengan Software Expert Choise v11 Perbandingan Antar Perspektif Bobot Incosistency Ratio High Perfomance Work System 0,734 0,0003 HR System Aligment 0,148 HR Efficiency 0,118 Perbandingan elemen KPI untuk Perpektif High Perfomance Work System Bobot Incosistency Ratio 1. Tingkat keterlambatan karyawan 0,071 0,01 2. Trainning karyawan 0, Jadwal produksi optimal 0, Tingkat produktivitas karyawan 0,147 Perbandingan elemen KPI untuk Perpektif HR System Aligment Bobot Incosistency Ratio 5. Jumlah keluhan 0,088 0,07 6. Produk cacat 0, Waktu pelayanan 0, Ketepatan pengiriman barang 0, Rasio ketersediaan teknologi 0,220 Perbandingan elemen KPI untuk Perpektif HR Efficiency Bobot Incosistency Ratio 10. Biaya tunjangan karyawan 0,550 0,02

31 Biaya kecelakaan kerja 0, Biaya penjagaan lingkungan kerja 0, Pengukuran Hasil Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Setelah hasil pengukuran kinerja menggunakan HR Scorecard didapatkan dan dilakukan pembobotan dengan metode AHP, tahap selanjutnya adalah tahap pengukuran kinerja. Tahap ini dilakukan dengan metode scoring system untuk mengetahui indikator mana yang masih buruk dimana perlu dilakukan perbaikan, cukup baik, dan sudah baik. Data yang digunakan dalam pengukuran ini adalah target terbaik dan terburuk yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selanjutnya dengan menggunakan data-data tersebut dilakukan proses scoring system dalam perhitungan dengan menggunakan OMAX (Objective Matrix) Perhitungan Pencapaian Masing-Masing KPI Berikut adalah pengukuran pencapaian kinerja Departemen Produksi Bagian Ring Spinning Frame PT. Delta Dunia Sandang Tekstile untuk masingmasing key performance indicator. A. Elemen KPI High Performance Work System 1. Tingkat keterlambatan karyawan Tingkat keterlambatan karyawan yang tinggi mempengaruhi kondisi kerja karyawan dan berdampak pada turunnya produktivitas kerja. Selain itu dapat mempengaruhi pula pada motivasi, prestasi karyawan untuk bekerja dan tingkat kedisiplinan dalam bekerja.

32 72 2. Trainning karyawan Sangat diperlukannya training karyawan guna mendapatkan tenaga kerja baru yang kompeten mempunyai motivasi dan semangat kerja tinggi sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan. 3. Jadwal produksi optimal Jadwal produksi optimal merupakan rencana dalam menetukan proses produksi barang pesanan dari konsumen sesuai pesanan sehingga perencanaan produksi tidak melebihi rencana maupun pesanan konsumen yang mengakibatkan biaya penyimpanan bertambah. 4. Tingkat produktivitas karyawan Tingkat produksi karyawan sangat diperlukan oleh perusahaan karena merupakan kemampuan yang dimiliki karyawan dengan tingkat produktivitas tinggi, profesional, serta mempunyai kesadaran akan tanggung jawab bekerja lebih baik dan maksimal dalam melakukan proses kerja sehingga dapat mencapai target perusahaan. B. Elemen KPI HR System Aligment 1. Jumlah keluhan Jumlah keluhan yaitu keadaan sedikit banyaknya suatu pengaduan dari karyawan maupun perusahaan yang memepengaruhi dalam produktifitas kerja. 2. Produk cacat Produk cacat merupakan keadaan suatu barang dari bahan baku maupun barang produksi yang tidak sesuai standar kualitas perusahaan.

33 73 Perusahaan menginginkan tingkat kecacatan produk minimal, banyaknya produk cacat akan mempengaruhi kualitas, biaya, dan tentunya kepuasan pelanggan. 3. Waktu pelayanan Waktu pelayanan merupakan suatu keadaan lama tidaknya pelayanan yang diberikan pada konsumen. Diharapkan waktu pelayanan yang baik dan tepat menjadikan konsumen puas. 4. Ketepatan pengiriman barang Ketepatan pengiriman barang merupakan faktor penting dalam menjaga kepercayaan pelanggan dimana barang yang sudah diinginkan oleh konsumen harus datang tepat dengan jadwal yang sudah ditetapkan. 5. Rasio ketersediaan teknologi Rasio ketersediaan teknologi yaitu adanya teknologi maupun alat yang mendukung maupun menunjang proses kerja sehingga mempermudah karyawan dalam proses kerja dan dapat memenuhi target perusahaan. C. Elemen KPI HR Efficiency 1. Biaya tunjangan karyawan Biaya tunjangan karyawan merupakan biaya yang di berikan kepada karyawan dari perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tidak diharapkan jika sesuatu terjadi pada kesehatan karyawan. 2. Biaya kecelakaan kerja Biaya kecelakaan kerja merupakan biaya yang diberikan kepada karyawan jika karyawan mengalami kecelakaan kerja. Biaya yang

34 74 diberikan berupa biaya pengobatan karyawan jika terjadi suatu kecelakaan kerja 3. Biaya penjagaan lingkungan kerja Biaya penjagaan lingkungan kerja merupakan biaya untuk tujuan perusaahaan membantu dalam pelestarian lingkungan dan menjaga lingkungan sekitar perusahaan agar tetap bersih dan nyaman. Selain itu perusahaan menyadari bahwa kelestarian lingkungan akan sangat mempengaruhi industri yang terkait dengan penggunaan lingkungan alam sebagai salah satu faktor penting. Tahap selanjutnya adalah pembentukan matriks OMAX, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : 1. Penentuan nilai aktual, sasaran dan nilai terendah setiap KPI. Nilai aktual untuk setiap KPI merupakan nilai pencapaian yang diperoleh terhadap masing-masing KPI yang diperoleh dari hasil kuisioner (hasil dapat dilihat pada lampiran), sedangkan nilai sasaran merupakan target yang telah ditentukan perusahaan. 2. Perhitungan skor aktual dan nilai performansi Skor aktual adalah nilai performansi yang mendekati nilai aktual, nilai tersebut diberi tanda untuk menentukan skor aktualnya. Nilai performansi untuk masing-masing KPI dihitung dengan rumus : Nilai performansi = skor aktual x bobot 3. Penghitungan pencapaian kinerja total Pencapaian kinerja keseluruhan didapay dengan rumus

35 75 Pencapaian kinerja keseluruhan = Jumlah dari nilai performansi untuk masing-masing kriteria x bobot masing-masing Penentuan Target Maksimal dan Minimal Serta Pencapaian KPI Perusahaan Pencapaian key performance indicator selama 6 bulan didapat dari hasil wawancara dengan pihak departemen produksi PT. Delta Dunia Sandang Tekstile. Data pencapaian ini untuk menentukan nilai minimal dan maksimal realita pencapaian key performance indicator proses ring spinning frame. Untuk target diperoleh berdasarkan ketetapan perusahaan mengenai key performance indicators yang telah dirancang. Berikut adalah rekap data pencapaian key performance indicator selama 6 bulan. Tabel 4.23 Data pencapaian key performance indicator proses ring spinning frame selama 6 bulan Krieteria January February March April May June Min Max Rata-Rata Tingkat keterlambatan karyawan 43% 46% 46% 48% 46% 48% 43% 48% 46% Trainning karyawan ,83 Jadwal produksi optimal 93% 92% 96% 94% 96% 97% 92% 97% 95% Tingkat produktivitas karyawan 84% 87% 80% 83% 85% 86% 80% 87% 84% Jumlah keluhan ,83 Produk cacat 14% 12% 12% 13% 10% 8% 8% 14% 12% Waktu pelayanan Ketepatan pengiriman barang 88% 90% 92% 90% 89% 90% 88% 92% 90% Rasio ketersediaan teknologi ,5 Biaya tunjangan karyawan Biaya kecelakaan ,67 Biaya penjagaan lingkungan kerja

36 76 Tabel 4.24 Penentuan Target Maksimal dan Minimal Serta Pencapaian KPI perusahaan Key Performance Indicator Pencapaian Maksimal Target Minimal Trainning karyawan 3 kali 5 kali 2 kali Jadwal produksi optimal 97% 100% 92% Tingkat produktivitas karyawan 87% 92% 80% Waktu pelayanan 3 hari 5 hari 1 hari Ketepatan pengiriman barang 92% 100% 88% Rasio ketersediaan teknologi 89% 95% 88% Biaya tunjangan karyawan Rp Rp Rp Biaya penjagaan lingkungan kerja Rp Rp Rp Tabel 4.25 Penentuan Target Maksimal dan Minimal Serta Pencapaian KPI perusahaan dengan target maksimal adalah nilai terkecil Key Performance Indicator Pencapaian Maksimal Target Minimal Tingkat keterlambatan karyawan 48% 0% 50% Jumlah keluhan Produk cacat 14% 8% 16% Biaya kecelakaan Rp Rp

37 77 Tabel penentuan target diatas menunjukan nilai target maksimal perusahaan adalah nilai yang paling kecil karena untuk kriteria-kriteria ini menekankan pencaaiannya seminimal mungkin guna menunjang tercapainya target perusahaan dan tidak merugikan perusahaan. 4.6 Analisa dan Evaluasi Kerja PT. Delta Dunia Sandang Tekstil Demak. Proses ini dilakukian dengan tahap scoring OMAX (Objective Matrix) dan evaluasinya dengan menggunakan Traffic Light System Scoring OMAX dan Evaluasi Traffic Light System Proses scoring OMAX dilakukan untuk menyamakan satuan pencapaian kinerja masing-masing KPI yang memiliki satuan yang berbeda. Nilai aktual dari setiap KPI bernilai 1 sampai 10. Salain itu tahapan dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kinerja departemen produksi bagian Ring Spinning Frame PT. Delta dunia sandang tekstile. Besarnya skor aktual yaitu skor nilai pada tabel yang paling mendekati nilai aktual performansi perusahaan Kriteria High Performance Work System Berikut ini merupakann perhitungan scoring kriteria High Performance Work System berserta evaluasi traffic light system

38 78 Tabel 4.26 Scoring Analisis Traffic Light System Kriteria HPWS Tingkat Jadwal Tingkat Perfrormance Criteria keterlambatan karyawan Trainning karyawan produksi optimal produktivitas karyawan (KPI 1) (KPI 2) (KPI 3) (KPI 4) Nilai aktual ,57 4,55 99,29 90, ,14 4,09 98,57 89, ,71 3,64 97,86 88, ,29 3,19 97,14 87,43 5 Skor 32,86 2,74 96,43 86, ,43 2,28 95,71 85, , ,33 1, , ,67 1, , Skor Aktual Bobot 0,071 0,146 0,643 0,14 Performance index 0,071 0,876 3,858 0,84 pencapaian total 5,65

39 79 Dari tabel 4.26 diatas menunjukan nilai dan pecapaian KPI dari kriteria High Performance work Sytem dengan 1 KPI berada diindikator merah dan 3 berada diindikatir kuning, berikut penjelasannya. A. Indikator hijau Pada kriteria High Performance Work System belum terdapat key perfromance indikator yang berindikator warna hijau. Hal ini menunjukan bahwa target yang ditetapkan perusahaan belum tercapai dalam kriteria ini sehingga perusahaan segera melakukan perbaikan agar tidak terlalu merugikan perusahaan dan target segera tecapai. B. Indikator kuning Terdapat 3 KPI yang berindikator kuning yaitu: KPI 2 (trainning karyawan), rata-rata jumlah trainning karyawan setiap bulannya ialah 3x yang berarti kurang dari target yang ditetapkan perusahaan sebanyak 5x, meskipun nilainya mendekati target namun tetap perlu pengawasan dan perbaikan guna menunjang tercapainya target perusahaan KPI 3 (jadwal produksi optimal), pecapaian jadwal produksi optimal setiap bulannya hanya 97% yang diartikan belum sepenuhnya memenuhi target meskipun besar pencapaiannya hampir mendekati dari perusahaan sebesar 100%. Demi menunjang tercapainya target perlu pengawasan dan perbaikan dari pihak manajemen.

40 80 KPI 4 (tingkat produktivitas karyawan). Hal ini menunjukan bahwa KPI 4 (tingkat produktivitas karyawan) belum mencapai target yang ditetapkan perusahaan meskipun nilainya sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan setiap kemungkinan yang akan timbul C. Indikator merah KPI yang berada pada indikator ini adalah KPI 1 (tingkat keterlambatan karyawan). Diartikan pencapaian KPI ini jauh dibawah target yang ditetapkan perusahaan dan sesegera mungkin untuk melakukan perbaikan pada KPI yang belum tercapai target sehingga tidak menghambat proses jalannya produksi Kriteria HR System Aligment Berikut ini merupakan perhitungan scoring kriteria HR System Aligment dengan evaluasi traffic light system.

41 81 Tabel 4.27 Scoring Analisis Traffic Light System Kriteria HR System Aligment Ketepatan Rasio Perfrormance Criteria Jumlah keluhan Produk cacat Waktu pelayanan pengiriman barang ketersediaan teknologi (KPI 5) (KPI 6) (KPI 7) (KPI 8) (KPI 9) Nilai aktual ,55 8,57 1,14 98,57 94,07 8 1,09 9,14 1,29 97,14 93,14 7 1,64 9,71 1,43 95,71 92,21 6 2,19 10,29 1,57 94,29 91,29 5 Skor 2,74 10,86 1,71 92,86 90,36 4 3,28 11,43 1,86 91,43 89,43 3 3, ,5 2 5,22 13,33 3,00 89,33 88,33 1 6,61 14,67 4,00 88,67 88, Skor Aktual Bobot 0,088 0,102 0,184 0,405 0,22 Performance index 0,176 0,204 0,368 1,62 0,88 pencapaian total 3,25

42 82 Dari tabel 4.27 diatas menunjukan nilai dan pecapaian KPI dari kriteria HR System Aligment dengan 3 KPI berada diindikator merah dan 2 berada diindikator kuning, berikut penjelasannya. A. Indikator hijau Pada kriteria HR System Aligment belum terdapat key perfromance indikator yang berindikator warna hijau. Hal ini menunjukan bahwa target yang ditetapkan perusahaan belum tercapai dalam kriteria ini sehingga perusahaan segera melakukan perbaikan agar tidak terlalu merugikan perusahaan dan target segera tecapai. B. Indikator kuning Terdapat 2 KPI yang berindikator kuning yaitu KPI 8 (ketepatan pengiriman barang), berada pada indikator kuning dikarenakan jumlah persentase pencapaian ketepatan barang dengan target yang diharapkan perusahaan kurang, meskipun hampir mendekati key perfromance indikator ini tetap perlu dilakukan perbaikan segera. KPI 9 (rasio ketersediaan teknologi), jumlah persentasi rasio capaian dengan target perusahaan hampir memenuhi tapi masih ada butuh perbaikan dibeberapa alat agar semua dapat berfungsi dan target tercapai. C. Indikator merah KPI yang berada pada indikator ini adalah

43 83 KPI 5 (jumlah keluhan), terlalu banyaknya jumlah keluhan sebanyak rata-rata 5x dalam sebulan sangat berdampak pada kepuasan pelanggan dan dapat mengganggu proses selanjutnya. Untuk itu KPI yang berada di indikator ini sangat perlu mendapatkan perhatian untuk perbaikan dan pengawasan. KPI 6 (produk cacat), banyaknya produk cacat dengan capaian hampir 14% dalam sebulan mengakibatkan target dari perusahaan sebesar 92% sangat jauh tidak tercapai, perlu penekanan jumlah produk cacat agar minimal mendekati target yang ditetapkan perusahaan sebesar 92% KPI 7 (waktu pelayanan), diartikan pencapaian KPI ini jauh dibawah target karena masih ada pelayanan yang dilakukan tidak sesuai ketetapan perusahaan yaitu 1 hari untuk itu sesegera mungkin dilakukan perbaikan pada KPI yang mencapai target sehingga tidak menghambat proses jalannya produksi Kriteria HR Efficiency Berikut ini merupakan perhitungan scoring kriteria HR Efficiency dengan evaluasi traffic light system

44 84 Tabel 4.28 Scoring Analisis Traffic Light System Kriteria HR Efficiency Biaya tunjangan Biaya Biaya penjagaan Perfrormance Criteria karyawan kecelakaan lingkungan kerja (KPI 10) (KPI 11) (KPI 12) Nilai aktual Skor Skor Aktual Bobot 0,55 0,21 0,24 Performance index 4,4 0,42 1,92 pencapaian total 6,74

45 85 Dari tabel 4.28 diatas menunjukan nilai dan pecapaian KPI dari kriteria HR Efficiency dengan 2 KPI berada diindikator hijau dan 1 berada diindikator merah, berikut penjelasannya. A. Indikator hijau Pada kriteria HR Efficiency terdapat key perfromance indikator yang sudah memenuhi target perusahaan berindikator warna hijau yaitu: KPI 10 (biaya tunjangan karyawan) perlu untuk dipertahankan dalam indikator ini gunan menunjang kinerja karyawan dengan biaya tunjangan yang tetap. KPI 12 (penjagaan lingkungan), Hal ini menunjukan bahwa untuk biaya penjagaan lingkungan yang dianggarankan oleh perusahaan sudah tepat sesuai target dan sasaran, diharapkan dapat memberikan rasa nyaman bagi karyawan, staff dan lingkungan disekitar pabril.\ B. Indikator kuning Pada kriteria HR Efficiecy tidak terdapat KPI yang berada pada indikator kuning. Hal menunjukan ada indikasi tercapainya target perusahaan namun pihak manajemen teetap berhati-hati dengan setiap kemungkinan yang terjadi terutama yang dapat menurunkan target perusahaan. C. Indikator merah KPI yang berada pada indikator ini adalah KPI 11 (biaya kecelakaan kerja) diartikan masih banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kecelakaan kerja, hal ini berindikasikan kurangnya rasa tanggung jawab

46 86 dan safety para pegawai sesegera mungkin untuk melakukan perbaikan oleh perusahaan sehingga tidak menghambat proses jalannya produksi Analisa HR Deliverable HR Deliverable berguna untuk mengintegrasikan sumber daya masnusia ke dalam sistem pengukuran manajemen kinerja. Manajer harus bisa mengidentifikasi hal yang menghubungkan antara SDM dan rencana implementasi strategi organisasi. Menurut wawancara dengan manager produksi PT. Delta Dunia Sandang Tesktile faktor yang ada diproses ring spinning frame yang belum sesuai dengan tujuan dari perusahaan ialah A. Transfer skill B. Karyawan penerima penghargaan C. Transfer Knowledge Setelah semua nilai performansi untuk masing-masing kinerja diperoleh, langkah berikutnya adalah menghitung nilai pencapaian kinerja unit secara keseluruhan. Adapun rumus yang digunakan yaitu Pencapaian kinerja keseluruhan = Jumlah nilai performansi untuk masing-masing kriteria. Hasil perhitungan nilai pencapaian kinerja departemen produksi secara keseluruhan ditampilkan dalam tabel 4.22 berikut ini :

47 87 Tabel 4.29 Nilai Pencapaian Kinerja Departemen Produksi Kriteria Nilai Performansi High Performance Work System 5,72 HR System Aligment 3,25 HR Efficiency 6,74 Indeks pencapaian kinerja 15,71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat PT. Gema Graha Sarana, Tbk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat PT. Gema Graha Sarana, Tbk 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Gema Graha Sarana, Tbk Gema Graha Sarana (GGS) didirikan pada tahun 1984 dengan usahanya sebagai penyedia perlengkapan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI CV PROPERTY DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD

ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI CV PROPERTY DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI CV PROPERTY DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD Ade Setiawan, Dwi Nurul Izzhati, M.MT, Jazuli S.T.,M.Eng Alumni Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN PT. PERTAMINA (PERSERO) TBBM SEMARANG GROUP DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN PT. PERTAMINA (PERSERO) TBBM SEMARANG GROUP DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN PT. PERTAMINA (PERSERO) TBBM SEMARANG GROUP DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD Dyah Aisyah Putri, Naniek Utami Handayani *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNANAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) DI PT INDOMARCO PRISMATAMA SIDOARJO SKRIPSI Disusun Oleh : AGUS WAHYU UTOMO NPM : 0632010027 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi ABSTRAK Perusahaan belum pernah menerapkan pengukuran kinerja terhadap pihakpihak yang berhubungan dengan perusahaan.. Melihat hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran proses atau tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga menjadi suatu kerangka

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN HUMAN RESOURCE PT EXTRUPACK DENGAN METODE HUMAN RESOURCE SCORECARD Didien Suhardini dan Citra Kurniawan Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. laporan ini mungkin masih banyak terdapat kesalahan dan penulis menyadari

KATA PENGANTAR. laporan ini mungkin masih banyak terdapat kesalahan dan penulis menyadari KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul; ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System.

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System. 1 PENGUKURAN KINERJA PADA KARYAWAN CV.ASTA MANDIRI KARTONINDO SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD Nico Aditya Putra, Dwi Nurul Izzhati, dan Rudi Tjahyono Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRS) PADA DEPARTEMEN PRODUKSI BAGIAN PROSES PRODUKSI RING SPINNING FRAME UNIT III PT.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BAB III METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Metode Penilitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan Human Resources Scorecard

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan Human Resources Scorecard Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.347-351 ISSN 2302-495X Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan Human Resources Scorecard Falah Queen 1, Hadi Setiawan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 791 PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD

PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD PERANCANGAN ALAT UKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIT DONOR DARAH (UDD) PMI KOTA BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD 1 Tri Wiji Astuti, 2 Budi Praptono, Ir. MM, 3 Amelia Kurniawati,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metodologi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metodologi Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metodologi Penelitian Terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini.tahapantahapan tersebut dapat terlihat dalam gambar 3.1. Gambar 3.1. Langkah-Langkah Penelitian 20

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Perancangan Dashboard Kinerja Perusahaan... (Sarosa dkk) PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Yoang Enggaling Sarosa *, Syamsuri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Sumber: Data Hasil Pribadi Gambar 3.1 Flowchart MetodePenelitian 40 41 1 Penerjemahan Visi dan Misi ke dalam empat perspektif Analisis SWOT

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik Ir. Didi Samanhudi,MMT Jurusan Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa Timur Abstraksi Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Lestari Retnawati 1) dan Erma Suryani 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (Studi Kasus PG. Krebet Baru, Bululawang)

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (Studi Kasus PG. Krebet Baru, Bululawang) PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (Studi Kasus PG. Krebet Baru, Bululawang) DESIGN AND PERFORMANCE MEASUREMENT WITH HUMAN RESOURCES SCORECARD

Lebih terperinci

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) Petunjuk Sitasi: Suprihatin, E., & Amsori, M. A. (2017). Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS). Prosiding

Lebih terperinci

Rr. Rochmoeljati Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK

Rr. Rochmoeljati Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER BERDASARKAN VENDOR PERFORMANCE INDICATOR DENGAN METODE QUALITY COST DELIVERY FLEXIBILITY RESPONSIVENESS (STUDI KASUS : PT BOMA BISMA INDRA SURABAYA) Rr. Rochmoeljati Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 KPI PT. SushantCo Indonesia berdasarkan metode Perfomance Prism

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 KPI PT. SushantCo Indonesia berdasarkan metode Perfomance Prism 88 BAB V PEMBAHASAN 5.1 KPI PT. SushantCo Indonesia berdasarkan metode Perfomance Prism Perfomance Prism menitikberatkan lima sisi krusial dari perusahaan sebagai input pengukuran. Kriteria strategi, proses

Lebih terperinci

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Oleh : STEFAHAYU ILLOZA LAROZZA NO BP 07173047 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1 Studi Pendahuluan Hal pertama yang dilakukan pada setiap penelitian adalah melakukan studi pendahuluan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis kinerja fungsional dari proses perbaikan yang terjadi di PT. Smelting dan dengan membandingkan dengan pendekatan BSC, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin banyaknya perusahaan yang tumbuh dan bersaing dengan perusahaan yang telah lebih dulu ada. Setiap pemilik perusahaan

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN PERSONALIA MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT.

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN PERSONALIA MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT. SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEPARTEMEN PERSONALIA MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT. UNITEX, TBK Oleh : NINDYA NUR ARYANI F 34104090 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA Welin Kusuma 1, Patdono Suwignjo 1, Iwan Vanany 1 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO 3. Stakeholder Strategy 4. Stakeholder Process 1 5. Stakeholder Capabilities Validasi Key Performance Indicator (KPI) Kuisioner ini bertujuan untuk menilai apakah KPI yang terbentuk sudah cukup mampu mempresentasikan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Tahap akhir dari penelitian ini ialah mengambil kesimpulan dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, sehubungan dengan hasil yang didapat maka penulis memberikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD, AHP DAN OMAX PADA RUMAH MAKAN KALIOTIK LAMONGAN

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD, AHP DAN OMAX PADA RUMAH MAKAN KALIOTIK LAMONGAN PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD, AHP DAN OMAX PADA RUMAH MAKAN KALIOTIK LAMONGAN DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

Yulianeu, SE, MM Dosen - Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK

Yulianeu, SE, MM Dosen - Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis - Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK PEMODELAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA PADA KANTOR PUSAT PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH Yulianeu, SE, MM Dosen - Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Integrated Environment Performance Measurement System di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sukabumi

Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Integrated Environment Performance Measurement System di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sukabumi Pengukuran Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Integrated Environment Performance Measurement System di RSUD Sekarwangi Cibadak, Sukabumi Aftina Damasari Abdullah 1), Aviasti 2), Nur Rahman Assad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berkompetisi antar perusahaan industri kini semakin tinggi, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki kinerja sistem industri yang

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN Rina Fiati 1) 1) Teknik Informatika UMK Jl Gondang Manis Bae Kudus Email : rfiati003@yahoo.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO) Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja... (Indarwati dkk.) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO) Putri Indarwati * 1, Narto 2, Zeplin Jiwa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri manufaktur yaitu pembuatan kaleng dengan system make to order.

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri manufaktur yaitu pembuatan kaleng dengan system make to order. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Arthawenasakti Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yaitu pembuatan kaleng dengan system make to order. Perusahaan ini berdiri

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN SUPPLY CHAIN MELALUI PENDEKATAN SCOR MODEL DI PT. LASER JAYA SAKTI,Tbk GEMPOL, PASURUAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di CV. Sogan Batik Rejodani (CV. SBR) yang memproduksi berbagai macam pakaian batik tulis maupun batik cap. Lokasi CV. SBR

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX) Petunjuk Sitasi: Azlia, W., Arifianto, E. Y., & Noegroho, I. (2017). Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F258-264).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN MOTTO... vii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk Yhana Kusuma Respati 3EB01 26209122 LATAR BELAKANG Penilaian atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap tahapan-tahapan disajikan dengan tahapan yang terstrukrur.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP)

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP) PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP) Arif Rahman 1 dan Moses L. Singgih 2 Bidang Keahlian Managemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang 4.1.1 Visi Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang Menjadi pusat tenaga kerja yang professional dan berkualitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 II-7 EVALUASI KINERJA MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA PT. BANK SUMUT DENGAN HUMAN RESOURCE SCORECARD TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN

PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN BERDASARKAN PROSES INTI PADA SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) (Studi Kasus Pada PT Arthawenasakti Gemilang Malang) PERFORMANCE MEASUREMENT SUPPLY CHAIN BASED ON CORE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring berjalannya era pasar bebas seperti sekarang ini perkembangan perusahaan manufaktur dan jasa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. 3.1 Tempat

Lebih terperinci

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Bakrie LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA Integrasi Metode Balance Scorecard dan Analytical Hierarchy Process... (Fithriyah dkk) INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa materi yang ada di kamus kompetensi saat ini tidak terdapat pada materi yang ada dalam form penilaian saat ini sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) PADA PT. OMETRACO ARAYA SAMANTA

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) PADA PT. OMETRACO ARAYA SAMANTA Prosiding SNIRA Seminar Nasional Industrialisasi Madura & Call Paper Pengembangan Kawasan Industry Dan System Inovasi Yang Berkelanjutan Untuk Percepatan Pengembangan Baerah Tertinggal:Riset, Konsep, Pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut menuntut perusahaan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD (Studi Kasus PT.Rokok X)

EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD (Studi Kasus PT.Rokok X) EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PENDEKATAN HUMAN RESOURCE SCORECARD (Studi Kasus PT.Rokok X) EVALUATION OF PERFORMANCE MEASUREMENT WITH HUMAN RESOURCE SCORECARD (Case Study PT.Rokok X) Reynard

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN STANDAR KINERJA PT. PUTRA TUNAS MEGAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS DAN USULAN STANDAR KINERJA PT. PUTRA TUNAS MEGAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD ANALISIS DAN USULAN STANDAR KINERJA PT. PUTRA TUNAS MEGAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Mengikuti Seminar Sarjana Teknik Oleh ANTONY

Lebih terperinci

PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN

PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN BERBASIS LIMA PROSES INTI SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) DENGAN PENDEKATAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (Studi Kasus: PT Sang Hyang Seri Persero, Cab. Pasuruan)

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. CENTRAL PROTEINA PRIMA Tbk MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. CENTRAL PROTEINA PRIMA Tbk MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. CENTRAL PROTEINA PRIMA Tbk MELALUI PENDEKATAN HUMAN RESOURCES SCORECARD Erza Ardenta Wicaksana 1, Darsono 2, Joko Sutrisno 3 Program Studi Magister Agribisnis,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk)

27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) 27 Penentuan dan pembobotan KPI...(Ariani dkk) PENENTUAN DAN PEMBOBOTAN KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PRODUKSI KEJU MOZARELLA DI CV. BRAWIJAYA DAIRY INDUSTRY

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM : PENGUKURAN KINERJA SUPPY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCOR DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Metodologi penelitian adalah salah satu cara dalam penelitian yang menjabarkan tentang seluruh isi penelitian dari teknik pengumpulan data sampai pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan saat ini sangat berperan dalam kemajuan negara dan. kemakmuran masyarakat. Perbankan di Indonesia pesat sekali

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan saat ini sangat berperan dalam kemajuan negara dan. kemakmuran masyarakat. Perbankan di Indonesia pesat sekali BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan saat ini sangat berperan dalam kemajuan negara dan kemakmuran masyarakat. Perbankan di Indonesia pesat sekali perkembanganya, kapasitas perbankan sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk merancang pengukuran kinerja dan mengukur kinerja pada BBLKI Serang dengan pendekatan metode Balanced Scorecard yang meliputi perspektif keuangan,

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Pada CV. Batik Indah) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi Salah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (STUDI KASUS DI PT. ARTO METAL INTERNASIONAL SIDOARJO)

ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (STUDI KASUS DI PT. ARTO METAL INTERNASIONAL SIDOARJO) Analisis Kinerja Sumber Daya Manusia Dengan HRSC (Rusindiyanto) 123 ANALISIS KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE HUMAN RESOURCES SCORECARD (HRSC) (STUDI KASUS DI PT. ARTO METAL INTERNASIONAL SIDOARJO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat

Lebih terperinci

HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT. ABC

HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT. ABC HUMAN RESOURCES SCORECARD PADA PT. ABC Nuraida Wahyuni Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Banten E-mail: nrdwahyuni@gmail.com Chyntia

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian sebelum pelaksanaannya. Kerangka penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan terarah, berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan :

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan : KUESIONER Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Performance

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN SINK AND TUTTLE MODEL (Studi Kasus Pada Pabrik Gula Rendeng, Kudus)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN SINK AND TUTTLE MODEL (Studi Kasus Pada Pabrik Gula Rendeng, Kudus) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN SINK AND TUTTLE MODEL (Studi Kasus Pada Pabrik Gula Rendeng, Kudus) Ridha Setyanda Putra, Hery Suliantoro Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK

STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK Yanti Pasmawati, M.T. Program Studi Teknik Industri Universitas Bina Darma, Palembang E-mail: yantipasmawati@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIROMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM AHP

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIROMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM AHP PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN INTEGRATED ENVIROMENTAL PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM AHP Shanti Kirana Anggraeni, Sirajuddin, Prasetiyo Nugroho Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP) TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP) (Studi Kasus : RS. PKU Muhammadiyah Karanganyar) Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM Disusun oleh : TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DELFANDI PUTERA

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Arif Rahman 9108 201 507 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Moses

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT. ABC, TBK Andreas Tri Panudju, Andi Hasryningsih Asfar, Fitri Fauziah

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM Rani Rumita, Heri Suliantoro, Martin Lilik A Program Studi Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ

Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Jumlah Sasaran Strategis dan KPI Departemen yang telah ada. Jumlah Sasaran Strategis BAB V PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) perusahaan 2. Merancang Peta Startegi dan KPI berdasarkan kerangka pengukuran kinerja Balanced Scorecard.

Lebih terperinci

2.1. Visi dan Misi...11

2.1. Visi dan Misi...11 ABSTRAK Dalam penulisan skripsi yang berjudul Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan Metode Balanced Scorecard, penelitian diadakan pada Perusahaan Jasa Transportasi XTrans Cabang Bandung. Selama

Lebih terperinci