VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

VIII. ANALISIS KEBIJAKAN ATAS PERUBAHAN HARGA OUTPUT/ INPUT, PENGELUARAN RISET JAGUNG DAN INFRASTRUKTUR JALAN

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS SENSITIVITAS

MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

BAB IV METODE PENELITIAN

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar

III. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

DAYA SAING JAGUNG, KETELA POHON, DAN KETELA RAMBAT PRODUKSI LAHAN KERING DI KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

IV METODE PENELITIAN

VII. ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN Kerangka Skenario Perubahan Harga Input dan Output

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

.SIMULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING TEMBAKAU MADURA. Kustiawati Ningsih

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur

POLICY BRIEF DAYA SAING KOMODITAS PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DALAM KONTEKS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN. Dr. Adang Agustian

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

IV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.

Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya)

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN. keriting di lokasi peneltian sudah cukup tinggi, yaitu di atas rata-rata

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEDELAI. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Ubi Jalar Seluruh Provinsi Tahun 2009

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KEDELAI VS PENGUSAHAAN KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR

Pengkajian Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Usahatani Padi dan Jeruk Lahan Gambut Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan

Titik Poin Agribisnis Kedelai

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

LAPORAN AKHIR REVITALISASI SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS GULA

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Empiris Tentang Jeruk

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Penting yang Memengaruhi Dayasaing Suatu Komoditas

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai berikut:

IX. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. A. Kesimpulan. 1. Pada daerah sentra produksi utama di Indonesia, perkembangan luas panen,

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

VI ANALISIS EFISIENSI TEKNIS

III KERANGKA PEMIKIRAN

Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

Transkripsi:

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.a. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata/signifikan terhadap produksi usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa adalah luas lahan, jumlah benih, pengalaman petani, pendidikan petani dan varietas jagung untuk di lahan sawah, sedang yang berpengaruh nyata/signifikan di lahan kering adalah jumlah benih, jumlah urea, jumlah insektisida, dan pengalaman petani. Faktor yang berpengaruh secara negative pada usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa adalah tingkat keaktifan petani pada program penyuluhan. b. Pendapatan usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa dipengaruhi secara positif oleh luas lahan, varietas Pioner dan dummy suku/penduduk asli karena memiliki luas areal tanam yang lebih luas untuk di lahan sawah. Pada lahan kering faktor yang berpengaruh positif adalah luas lahan, sumber benih sedang yang mempengaruhi secara negative adalah harga benih, harga herbisida, dan keaktifan petani yang kurang pada program penyuluhan. 2.a. Elastisitas produksi usahatani jagung secara teknis di lahan sawah dipengaruhi oleh luas lahan, dan jumlah benih (EP=0,836<1= DRTS), sedang di lahan kering adalah jumlah benih, jumlah urea, dan jumlah insektisida (EP=0,817<= DRTS/Decreasing Return to Scale). Secara umum elastisitas produksi jagung di Kabupaten Sumbawa mendekati Contans Return to Scale (CRTS). b. Elastisitas pendapatan usahatani jagung secara teknis di lahan sawah dipengaruhi oleh luas lahan (EP=0,794<1= DRTS), sedang di lahan kering adalah luas lahan dan harga benih (EP=0, 992<1= DRTS). Secara umum elastisitas pendapatan di Kabupaten Sumbawa mendekati CRTS. 3. a. Rata-rata tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa belum efisien, sehingga masih memungkinkan untuk meningkatkan tingkat efisiensi teknis dan alokatif untuk mencapai efisiensi ekonomi. 181

b. Berdasarkan hasil pendugaan fungsi produksi Stochastic Frontier dengan metode MLE pada usahatani jagung, faktor inefisiensi yang secara nyata mempengaruhi efisiensi usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa adalah pengalaman dan pendidikan formal petani. Hal ini menunjukkan bahwa Efisiensi teknis dan ekonomi usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kemampuan manajerial petani didalam mengelolah usahataninya. 4. Berdasarkan hasil analisis efisiensi pemasaran jagung di Kabupaten Sumbawa dapat disimpulkan: a. Terdapat dua saluran pemasaran jagung di lokasi penelitian, yaitu saluran I: petani pedagang pengumpul desa pedagang pengumpul kecamatan pedagang pengumpul antar kabupaten/kota pabrik pakan ternak, dan saluran pemasaran yang ke II: petani pedagang pengumpul kecamatan pedagang pengumpul antar kabupaten/kota pabrik pakan ternak. b. Saluran pemasaran jagung di Kabupaten Sumbawa baik di lahan kering maupun lahan sawah menunjukkan saluran II lebih efisien dibandingkan saluran I. c. Analisis efisiensi pemasaran jagung di Kabupaten Sumbawa, dilihat dari saluran pemasaran, margin dan fasilitas fisik pemasaran menunjukkan bahwa pemasaran jagung di Kabupaten Sumbawa dapat dikatakan cukup efisien. 5. Dari hasil analisis PAM komoditi jagung di Kabupaten Sumbawa dapat disimpulkan: a. Komoditi jagung memiliki keuggulan kompetitif dan keunggulan komparatif, hal ini ditunjukkan dengan nilai PCR sebesar 0,25 dan DRC sebesar 0,21. Keuntungan privat (PP) yang diperoleh sebesar Rp. 8,544,476,- (memiliki keunggulan kompetitif) secara finansial di tingkat usahatani, sedangkan keuntungan sosial (PS) sebesar Rp. 10.769.491,- (memiliki keunggulan komparatif) secara ekonomi atau perekonomian secara keseluruhan penggunaan sumberdaya domestik efisien. b. Hasil analisis dampak kebijakan pemerintah berupa kebijakan output yaitu ditunjukkan nilai NPCO<1 (0,84), menunjukkan tidak adanya kebijakan 182

pemerintah berupa proteksi output, hal ini berarti tidak ada subsidi output sehingga menyebabkan harga social lebih tinggi dari harga privat. c. Nilai kebijakan input NPCI < 1 (0,86), menunjukkan pemerintah melakukan proteksi terhadap harga input (input tradable), dan produsen (petani) menerima subsidi atas input asing sehingga produsen (petani) mengeluarkan biaya untuk pemakaian input asing dengan harga yang lebih murah sebesar 86% dari yang seharusnya. d. Kebijakan input-otput yang dilakukan pemerintah terhadap komoditi jagung dilihat dari nilai EPC yang diperoleh yaitu 0,84 (EPC<1) menggambarkan efektifitas kebijakan pemerintah terhadap output maupun subsidi input belum atau kurang efektif dalam mendukung produksi jagung lokal untuk dikembangkan kearah perdagangan ekspor. Berdasarkan nilai PC yang diperoleh yaitu 0,79 < 1, menunjukkan bahwa intervensi pemerintah belum efektif dalam mendukung peningkatan produksi usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa. Nilai SRP bernilai negatif, yakni sebesar -0,14, menunjukkan bahwa secara umum kebijakan pemerintah atas distorsi pasar yang ada belum atau kurang memberikan dampak yang menguntungkan bagi petani jagung di Kabupaten Sumbawa dalam berproduksi. 8.2. Implikasi Kebijakan Berdasarkan Hasil pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini maka yang dapat disarankan adalah : 1. Peningkatan produksi dan pendapatan usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa dapat dilakukan dengan peningkatan pendidikan petani khususnya tentang usahatani jagung dari pra tanam sampai penanganan hasil/produksi lewat penyuluhan yang intensif, pelatihan-pelatihan terutama pada ketua kelompok tani, sehingga akan diharapkan akan meningkatkan efisiensi, produksi dan pendapatan. 2. Tingkat efisiensi usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengalaman petani, maka peningkatan efisiensi dapat ditempuh: (1) meningkatkan efisiensi teknis petani dengan cara meningkatkan kemampuan manajerial petani dalam mengelolah 183

usahataninya dengan pengendalian dan alokasi sumberdaya yang optimal, oleh karena itu sangat diperlukan peran dinas pertanian untuk selalu memberi pelatihan dan pendidikan pada ketua kelompok tani/gapoktan dalam mengadopsi dan menyalurkan kemampuan teknis dan manajerial usahataninya kepada kelompoknya masing-masing agar lebih efektif disamping bantuan penyuluh lapangan (2) untuk meningkatkan efisiensi alokatif diperlukan dukungan kebijakan subsidi input untuk tetap diberikan terutama pupuk dan benih. 3. Dayasaing usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, sehingga perlu dukungan pemerintah untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan komoditi jagung melalui kebijakan-kebijakan di bidang pertanian yang mendukung petani atau merangsang petani untuk terus mempertahankan dan meningkatkan produktivitas jagung melalui peran PPL yang efektif bekerjasama dengan ketua gapoktan atau koptan, sehingga tercapai program swasembada jagung dan program PIJAR yang terus berkelanjutan. Perlu adanya ransangan iklim usaha yang kondusif bagi investor untuk bergerak dalam agroindustri jagung di daerah. Sehingga kedepannya pemerintah daerah dan pusat bisa menarik investor untuk mendirikan pabrik pakan di Kabupaten Sumbawa dan diharapkan akan mampu menciptakan kepastian pasar bagi petani produsen dan ketersediaan produksi bagi konsumen. 4. Berkaitan dengan produksi dan pendapatan petani, (1) perlu adanya sentra-sentra industri pengolahan jagung di daerah melalui kelompok tani dan atau masyarakat lainnya, supaya komoditi jagung mempunyai nilai tambah (added value) sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian daerah serta dapat memacu petani untuk terus meningkatkan produktivitas jagung, (2) perlu adanya pembinaan petani penangkar benih di sentra-sentra produksi jagung untuk menerapkan teknologi sesuai anjuran sehingga dapat menyediakan benih unggul berkualitas dan tersedia pada saat dibutuhkan. 5. Dalam rangka PIJAR sebaiknya tidak sekedar pada peningkatan produktivitas tetapi juga pada aspek pasca panen dan perbaikan sarana transportasi. Aspek pasca panen diperlukan penyediaan alat pemipil, alat 184

pengecek kadar air, lantai jemur dan gudang serta alat pengering (silo jagung) bagi kelompok tani/gapoktan. 6. Perlu adanya kebijakan pemerintah: (1) menentukan harga dasar jagung tingkat petani, sehingga dapat melindungi petani sebagai produsen. (2) Penguatan modal petani/gapoktan melalui penyediaan kredit lunak dengan persyaratan dan prosedur yang dapat dipenuhi petani (3) Sosialisasi pola kemitraan yang berkelanjutan bagi petani/gapoktan dengan pengusaha bidang agribisnis jagung untuk pemasaran hasil (4) Sentralisasi penggunaan varietas yang cocok untuk dikembangkan di lahan kering dan varietas yang cocok dikembangkan di lahan sawah. 7. Arah pengembangan jagung di Kabupaten Sumbawa baik pada lahan kering maupun di lahan sawah difokuskan pada penambahan luas areal tanam, peningkatan pengetahuan petani (manajerial pengelolaan usahatani) pada bidang teknologi budidaya dan pengelolaan pasca panen serta penerapan pola kemitraan gapoktan dengan pengusaha jagung dan akses modal usaha melalui kebijakan kredit lunak dengan syarat yang dapat dijangkau petani. 8. Pemantapan program dan pelayanan penyuluhan dengan menambah jumlah penyuluh yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi (sarjana pertanian), mempunyai ketrampilan bidang pertanian, dan mempunyai kredibilitas tinggi sehingga bisa menjadi konsultan pemandu usahatani, fasilitator juga mediator bagi petani. 185