AMALDO FIRJARAHADI TANE

dokumen-dokumen yang mirip
AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

AMALDO FIRJARAHADI TANE

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2016

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

AMALDO FIRJARAHADI TANE

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

Sulistyani, M.Si.

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

PREDIKSI UJIAN NASIONAL 2011 KIMIA

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2006

PAKET UJIAN NASIONAL 11 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

MODUL SEL ELEKTROLISIS

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat!

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

D. beta dan alfa E. alfa dan beta

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2004 CALON TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

D. 8 mol S E. 4 mol Fe(OH) 3 C. 6 mol S Kunci : B Penyelesaian : Reaksi :

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

PAKET UJIAN NASIONAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)


Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Reaksi dalam larutan berair

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SMK SE-KABUPATEN CIAMIS TP. 2013/2014


SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim ( JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH

STOIKIOMETRI Konsep mol

Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Kimia Kelas X Wacana berikut digunakan untuk menjawab soal no 1 dan 2. Ditentukan 5 unsur dengan konfigurasi

D kj/mol E kj/mol

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

KIMIA SMA/MA PROGRAM STUDI IPA Waktu 120 menit. Berdasarkan Lampiran Permendiknas Nomor 77 Tahun 2008 Tanggal 5 Desember 2008

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur,

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron

REAKSI REDOKS dan ELEKTROKIMIA

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

11. Mata Pelajaran Kimia Untuk Paket C Program IPA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA JAWABAN (DOKUMEN NEGARA) UjianTeori. Waktu: 100 menit

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

Berdasarkan data di atas yang merupakan larutan non elektrolit adalah nomor A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5

STANDAR KOMPETENSI. 1.Menjelaskan sifat- sifat

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

SIMULASI UJIAN NASIONAL 3

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN KIMIA

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

SAP DAN SILABI KIMIA DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Pembahasan Soal Multiplechoice OSK Kimia Tahun 2014 Oleh Urip

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

Transkripsi:

DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 1

1. 2. MATERI: STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR Di soal diketahui bahwa unsur Q memiliki nomor atom 22. Ingat, bahwa jumlah neutron suatu unsur dan ionnya bernilai sama, yang membedakannya hanyalah nomor atom (Z) atau jumlah proton atau jumlah elektron. Ion Q 4+ punya 18 elektron dalam bentuk kation (ion positif) karena suatu unsur dalam bentuk ion positif melepas elektron sebanyak faktor valensi ion yang ditangkapnya. Sebanyak 4 elektron yang dilepas dari unsur Q berada pada tingkat subkulit terendah, yaitu subkulit s. Jadi, konfigurasi elektron ion Q 4+ kekurangan 4 elektron pada subkulit s terakhirnya (terluar): 22 Q = 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 4s 2 3d 2 22 Q 4+ = 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 6 JAWABAN: D MATERI: KIMIA ORGANIK Dalam senyawa organik untuk membentuk suatu orbital hibrida dibentuk oleh dua buah ikatan kimia, yaitu ikatan sigma (σ) dan ikatan pi (π). Materi ini biasanya ada di bagian stereokimia kimia organik. Ikatan sigma adalah ikatan kimia yang paling sering terdapat pada atom senyawa organik berikatan tunggal. Biasanya berbentuk tetrahedral (AX 4 ) dengan sudut 109,5. Ikatan ini terbentuk akibat tumpang tindih orbital-orbital di sekelilingnya PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 2

sehingga jika ditinjau akan tergambar secara horizontal seperti pada gambar di samping. Berbeda dengan ikatan pi, yaitu ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom yang berlektron tunggal bertumpang tindih dengan dua cuping orbital atom lainnya yang juga berelektron tunggal. Hanya terdapat satu bidang simpul dari orbital yang melewati dua inti atom. Pada gambar di samping, ikatan pi memiliki bidang tegak lurus dengan atom yang terikat sehingga tergambarkan secara vertikal. Senyawa di soal memiliki gugus fungsi keton ( CO), yang terstruktur pada gambar di bawah ini: Di dalam molekul di atas, ikatan pi hanya membutuhkan orbital p untuk berikatan sehingga menghasilkan dua pasang tunggal, yaitu 2s dan 2p. Dalam alkena (C=C), ikatan rangkapnya kurang reaktif dibandingkan dengan ikatan rangkap pada gugus karbonil ( CO) akibat adanya atom O yang mempunyai keelektronegatifan yang lumayan tinggi. Sepasang elektron atom oksigen akan terletak di 2s dan yang lainnya terletak di 2p dengan posisi tegak lurus terhadap orbital pi. Di bawah ini menjelaskan hibridisasi (pembastaran) atom C yang melekat pada atom O, di mana warna merah melambangkan posisi tempat melekat atom C yang lainnya; warna biru tempat melekat atom O; dan warna hijau tempat ikatan rangkap antara atom C dan O. PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 3

3. Dikarenakan pada pembastaran di atas terikat pada sebuah subkulit s dan dua buah subkulit p (yaitu p x dan p y ), maka tipe hibridisasinya adalah sp 2. JAWABAN: B MATERI: STOIKIOMETRI Di soal diketahui dan ditanya data: Volume Cl 2 STP = 56 L Massa M = 35 gram A r M =? Untuk mendapatkan nilai massa atom relatif M bisa didapatkan dari konsep mol, yaitu membagi massa M yang terbentuk dengan mol M yang terbentuk. Nilai A r unsur M bisa kita dapatkan dengan reaksi stoikiometri setara di bawah ini, lalu membandingkan koefisiennya: M (s) + 2Cl 2 (g) MCl 4 (l) Mol Cl 2 STP = 56 L/22,4 = 2,5 mol Mol M (ditanya) = koefisien M (ditanya) x mol Cl 2 (diketahui) Koefisien Cl 2 (diketahui) = 1 x 2,5 mol 2 = 1,25 mol MI Dalam 35 gram unsur M dengan jumlah mol 1,25 mol bisa dipastikan dengan konsep mol bahwa massa atom relatif (A r ) unsur tersebut adalah 28. Dalam sistem periodik unsur, unsur M yang dimaksud adalah Si. JAWABAN: B PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 4

4. MATERI: STOIKIOMETRI Di soal diketahui dan ditanya data: Volume Na 2 CO 3 = 50 ml [Na 2 CO 3 ] = 0,5 M Volume Ba(NO 3 ) 2 = 75 ml [Ba(NO 3 ) 2 ] = 0,2 M [Na 2 CO 3 ] akhir = M? Untuk mendapatkan konsentrasi garam natrium karbonat setelah reaksi, kita dapat menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Nantinya pasti ada senyawa bagian reaktan yang bertindak sebagai pereaksi pembatas. Perhatikan skema reaksi berikut! n Na 2 CO 3 = 50 ml x 0,5 M = 25 mmol n Ba(NO 3 ) 2 = 75 ml x 0,2 M = 15 mmol Na 2 CO 3 (aq) + Ba(NO 3 ) 2 (aq) BaCO 3 (s) + 2NaNO 3 (aq) M 25 mmol 15 mmol - - B -15 mmol -15 mmol +15 mmol 30 mmol S 10 mmol - 15 mmol 30 mmol Tersisa sebanyak 10 mmol natrium karbonat (Na 2 CO 3 ) pada label S, sehingga banyaknya konsentrasi natrium karbonat setelah reaksi adalah konsentrasi dalam volume total reaktan yang digunakan: [Na 2 CO 3 ] akhir = n Na 2 CO 3 akhir volume reaktan = 10 mmol. (50 + 75) ml = 0,08 M JAWABAN: D PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 5

5. MATERI: STOIKIOMETRI Di soal diketahui dan ditanya data: Jenis tabung = isokhorik (volume tetap) dan isotermis (suhu tetap) m H 2 = 6 gram P o = 12 atm P 1 = 40 atm Massa gas total = gram? Gas yang dimaksud di soal mungkin adalah jenis gas ideal. Berdasarkan persamaannya di bawah ini, nilai V adalah konstan sehingga bisa dihilangkan, begitu juga dengan nilai R karena sebuah tetapan, dan nilai T juga konstan karena suhu pada soal tidak berubah sehingga disebut juga kondisi isotermis. PV = nrt P = n Tekanan = jumlah mol Perbandingan tekanannya bukanlah tekanan awal dan akhir (tekanan total), tetapi perbandingan tekanan sebelum di tambah gas Ne dan saat tekanan setelah ditambah gas Ne atau dengan kata lain tekanan masing-masing gas. Tekanan total = tekanan awal + tekanan akhir 40 atm = 12 atm + tekanan akhir Tekanan akhir = tekanan gas Ne = 28 atm Cukup perbandingan antara tekanan banding mol, yang nantinya didapatkan massa gas Ne yang ditambahkan, sebagai berikut. P o gas H 2 = n H 2 P t gas Ne n Ne 12 atm = 6 gram/2 n Ne = 7 mol 28 atm n Ne Dalam 7 mol gas Ne (A r = 20) terdapat massanya 140 gram Jadi, massa gas totalnya adalah 140 gram (Ne) + 6 gram (H 2 ) atau 146 gram JAWABAN: D PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 6

6. MATERI: TERMOKIMIA Di soal diketahui dan ditanya data: m Zn = 3,27 gram m larutan = m ZnCl 2 = 750 gram ΔH (1 mol Zn) = -240 kj ΔT = (27,5 23,5) C = 4,0 C c ZnCl 2 = J/g. C? Di soal tertera bahwa kalorimeter sederhana tersebut kapasitas kalornya diabaikan, artinya kalorimeter tersebut berjenis kalorimeter yang terbuat dari styrofoam dengan kondisi isobarik. Jenis kalorimeter ini nilai kalor kalorimeter (q kal ) dianggap nol karena tidak menyerap panas. Besarnya harga entalpi bisa ΔH h dianggap sama dengan negatif kalor larutan (q lar ): ΔH f = - (q lar + q kal ) ΔH f = - (q lar + 0) ΔH f = - q lar = - (m lar. c lar. ΔT) Nilai entalpi reaksi Zn dengan HCl bernilai -240 kj untul 1 mol Zn, namun kita memerlukan ΔH-nya untuk 3,27 gram! n Zn = 3,27 gram/65,4 = 0,05 mol ΔH Zn (1) = n Zn (1) ΔH Zn (2) n Zn (2) -240 kj = 1 mol. x 0,05 mol x = -12 kj = -12000 J Cari nilai kalor jenis ZnCl 2! ΔH h = - q lar = - (m lar. c lar. ΔT) -12000 J = - (750 gram. c lar. (4 C)) c lar = 4,0 J/g. C (pembulatan) JAWABAN: D PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 7

7. MATERI: LAJU & ORDE REAKSI DAN PELURUHAN RADIOAKTIF Soal ini bisa dikerjakan 2 buah cara. Pertama, dengan konsep laju dan orde reaksi satu; dengan bantuan kalkulator. Kedua, dengan konsep peluruhan radioaktif; tanpa kalkulator. Ingat, bahwa peluruhan radioaktif tergolong laju reaksi orde satu karena hanya bergantung pada jumlah nuklida radioaktif yang bereaksi. Ada hal yang menipu di soal, yaitu pemakaian kata meluruh. Ingat, dalam kimia fisika bab radioaktif, meluruh berbeda dengan tersisa. Meluruh berarti banyaknya zat total yang hilang dari zat awal atau dengan kata lain selisih antara zat awal dengan zat akhir. Sementara tersisa adalah massa akhir yang didapatkan suatu zat setelah mengalami peluruhan. Meluruh = zat awal zat akhir Sisa = zat akhir Jadi, apabila 93,20 gram massa unsur Pa meluruh sebanyak 81,55 gram, artinya ada sejumlah 11,65 gram unsur Pa yang tersisa setelah peluruhan berhenti. Massa Pa meluruh = massa Pa awal (A 0 atau N 0 ) massa Pa akhir (A t atau N t ) 81,55 gram = 93,20 - N t N t = A t = 11,65 gram CARA 1 (Konsep laju dan orde reaksi): 1) Dalam laju reaksi orde satu dikenal persamaan kimia yang didapatkan dari pengintegralan matematis hingga akhirnya didapatkan rumus di bawah ini. Nah, penjabaran lengkap dari mana rumus ini berasal bisa kalian cari di internet, ya. In [A] t = In [A] 0 kt (persamaan a) t 1/2 = In 2 (persamaan b) k 2) Dari persamaan (b) di atas kita sudah dapat mencari nilai waktu paruh (t 1/2 ) unsur Pa, dengan mencari terlebih dahulu nilai k (tetapan laju reaksi) pada persamaan (a) sebagai berikut. (In dibaca logaritma natural) PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 8

In [A] t = In [A] 0 kt kt = In [A] 0 In [A] t kt = In [A 0 /A t ] k.(84 hari) = In [93,20/11,65] 84k = In [8] Nilai In 8 sekitar 2,08 84k = 2,08 k = 0,025 3) Cari nilai waktu paruh unsur Pa! t 1/2 = In 2 Nilai In 2 sekitar 0,693 k t 1/2 = 0,693. 0,025 = 28 hari (pembulatan) CARA 2 (Konsep peluruhan radioaktif): 1) Persamaan kimia peluruhan radioaktif adalah sebagai berikut. (N t /N 0 ) = (1/2) t/t1/2 dengan, N t = massa zat akhir N 0 = massa zat awal t = waktu awal reaksi t 1/2 = waktu paruh 2) Cari nilai waktu paruh unsur Pa! (N t /N 0 ) = (1/2) t/t1/2 JAWABAN: D (11,65/93,20) = (1/2) (1/8) = (1/2) t 1/2 = 28 hari 84 hari/t1/2 84 hari/t/12 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 9

8. MATERI: KESETIMBANGAN KIMIA Dalam tabung tertutup bevolume 1 L terjadi reaksi seperti pada soal dengan komposisi konsentrasi masing-masing zat diketahui saat kesetimbangan. Nah, dari sini kita bisa mendapatkan jumlah mol masing-masing zat sebagai berikut. [N 2 O 4 ]= [NO 2 ] = n (N 2 O 4 dan NO 2 ) volume (L) 2 M = n (N 2 O 4 dan NO 2 ) 1 L n (N 2 O 4 dan NO 2 ) = 2 mol Untuk mencari ke arah mana sistem kesetimbangan bergeser, kita dapat mencari data tetapan kesetimbangan kedua (Q c ). Nanti data Q c ini dibandingkan dengan data K c reaksi kesetimbangan awal, yaitu: 1) Jika Q c < K c reaksi bergeser ke arah kanan 2) Jika Q c = K c reaksi tidak bergeser 3) Jika Q c > K c reaksi bergeser ke arah kiri Cari dahulu nilai K c awal reaksi! K c = [NO 2 ] 2. [N 2 O 4 ] = [2] 2. [2] = 2 Nah, mari kita periksa seluruh obsein! a) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 1 mol NO 2 dan 3 mol N 2 O 4 n N 2 O 4 (penambahan) = 2 mol + 3 mol = 5 mol n NO 2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 10

Q c = [NO 2 ] 2. [N 2 O 4 ] = [3] 2. [5] = 1,8 Q c < K c, jadi reaksi bergeser ke kanan. (SALAH) b) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 1 mol NO 2 dan 2 mol N 2 O 4 n N 2 O 4 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol n NO 2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol Q c = [NO 2 ] 2. [N 2 O 4 ] = [3] 2. [4] = 2,25 Q c > K c, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH) c) Tidak akan bergeser jika ditambahkan 1 mol NO 2 dan 1 mol N 2 O 4 n N 2 O 4 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol n NO 2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol Q c = [NO 2 ] 2. [N 2 O 4 ] = [3] 2. [3] = 3 Q c > K c, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH) d) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 2 mol NO 2 dan 4 mol N 2 O 4 n N 2 O 4 (penambahan) = 2 mol + 4 mol = 6 mol n NO 2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol Q c = [NO 2 ] 2. [N 2 O 4 ] = [4] 2. [6] = 2,67 Q c > K c, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH) e) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 2 mol NO 2 dan 5 mol N 2 O 4 n N 2 O 4 (penambahan) = 2 mol + 5 mol = 7 mol n NO 2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol Q c = [NO 2 ] 2. [N 2 O 4 ] PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 11

9. = [4] 2. [7] = 2,286 Q c > K c, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH) JAWABAN: B MATERI: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Besar massa molekul relatif (M r ) senyawa AX 2 dapat dicari menggunakan persamaan kimia tekanan osmosis: Π = MRTi dengan, M = molaritas R = tetapan gas (L.atm/mol.K) T = suhu (K) i = faktor Van t Hoof Cari nilai faktor Van t Hoof! Ingat, bahwa elektrolik kuat terdisosiasi sempurna sehingga nilai derajat ionisasi (α) bernilai 1! AX 2 1A 2+ + 2X - (warna merah = n = banyak ion) i = 1 + (n 1)α i = 1 + (3 1)1 i = 3 Cari nilai M r AX 2! Π = MRTi Π = g. 1000. R. T. i M r. V (ml) 4,1 atm = 7 gram. 1000. 0,082 L.atm/mol.K. (27 + 273) K. 3 M r AX 2. 1000 ml M r AX 2 = 126 JAWABAN: D PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 12

10. MATERI: LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Di soal diketahui dan ditanya data: K a HOBr = 1 x 10-9 ph = 10 [HOBr]/[OBr - ] =? Senyawa asam hipobromit adalah senyawa asam lemah dengan rumus kimia HOBr atau HBrO. Nah, asam lemah ini dalam larutan NaOBr atau NaBrO membentuk suatu sistem larutan penyangga (buffer) karena terdiri dari komponen asam lemah HBrO dan basa konjugasi BrO - yang bersifat basa. Besarnya perbandingan [HOBr] banding [OBr - ] bisa didapatkan dari reaksi ionisasi asam hipobromit karena konsep dasar dari nilai K a atau tetapan ionisasi asam pada larutan adalah kesetimbangan kimia. HOBr (aq) H + (aq) + OBr - (aq) ph = 10 maka, [H + ] = 1 x 10-10 Ingat, dalam kesetimbangan konsentrasi (K c ) yang dimasukkan adalah zat dalam fase larutan dan gas. Pada kondisi reaksi di atas, semua zat dapat dimasukkan ke dalam persamaan tetapan ionisasi asam (K a ) sebagai berikut. K a = [H + ] [OBr - ] [HOBr] 1 x 10-9 = [1 x 10-10 ] [OBr - ] [HOBr] [HOBr] = 1 x 10-1 JAWABAN: D [OBr - ] PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 13

11. MATERI: KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (K sp ) Nilai data K sp dapat memprediksi seberapa banyak maksimum jumlah zat dapat larut dalam sebuah pelarut, dengan pemisalan setiap konsentrasi zat berwujud larutan (aq) dan gas (g) adalah s. Cari besar kelarutan PbSO 4! PbSO 4 (s) 1Pb 2+ (aq) + 1SO 2-4 (aq) Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan: K sp = [Pb 2+ ] [SO 2-4 ] 1,6 x 10-8 = [s] [s] s = 1,265 x 10-4 Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada reaksinya): s = pangkat 10 dari nilai K sp banyak ionnya = -8 2 = -4 Cari besar kelarutan PbI 2! PbI 2 (s) 1Pb 2+ (aq) + 2I - (aq) Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan: K sp = [Pb 2+ ] [I - ] 2 7,1 x 10-9 = [s] [2s] 2 s = 1,922 x 10-3 Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada reaksinya): s = pangkat 10 dari nilai K sp banyak ionnya = -9 3 = -3 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 14

Dari uraian di atas sudah dapat disimpulkan bahwa kelarutan senyawa PbI 2 lebih besar daripada senyawa PbSO 4, dipandang dari kelarutannya pada konsep kesetimbangan maupun rumus cepat. Obsein B memiliki jawaban yang salah karena kelarutan PbSO 4 lebih kecil dibanding kelarutan PbI 2, artinya PbSO 4 sukar larut sementara PbI 2 mudah larut. Jadi, tidak mungkin dong anion SO 4 2- ditambahkan lebih banyak, toh PbSO 4 sudah pasti sukar larut dan kalau ditambahkan lagi malah menjadi lebih sukar larut. Jadi, harus dibutuhkan anion I - lebih banyak agar PbI 2 yang semula mudah larut menjadi sukar larut akibat lewat batas maksimum jumlah zat terlarut PbI 2 yang ditambahkan. JAWABAN: E 12. MATERI: KIMIA ORGANIK 3-metilbutanol adalah senyawa alkohol primer rantai lurus (bukan siklik atau tertutup). Struktur 3-metibutanol digambarkan pada kedua struktur di bawah ini: struktur (a) adalah struktur kerennya sementara struktur (b) struktur umumnya. Ingat, jika sebuah senyawa organik dioksidasi dengan KMnO 4, K 2 Cr 2 O 7, dan CrO 3 maka akan terjadi penambahan atom O pada bagian unsur lebih reaktif yang terikat pada senyawa tersebut. Bisa saja, ada unsur yang memiliki kereaktifan yang hampir sama (misal kereaktifan unsur A dalam wujud logam dan unsur B wujud nonlogam) kedua-duanya sama-sama mengalami oksidasi. PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 15

Perhatikan struktur 3-metilbutanol di atas, skema oksidasinya sebagai berikut. 1) Saat 3-metilbutanol dioksidasi oleh CrO 3 membuat penambahan atom O pada salah satu unsur yang reaktif di strukturnya yang terletak dekat dengan gugus fungsinya utamanya ( OH), yaitu atom H, yang ditunjukkan pada gambar berikut. 2) Senyawa pada bagian produk reaksi (1) di atas mengandung dua buah gugus alkohol ( OH) akibatnya kurang stabil. Untuk mencapai kestabilan, senyawa tersebut harus mengalami reaksi dehidrasi atau pelepasan gugus H 2 O (ditandai dengan coretan cokelat reaksi di bawah). Gambar di bawah ini menunjukkan skemanya. Mengapa atom O yang berikatan rangkap dengan C tetap berada di tempat gugus alkohol ( OH) pada senyawa awalnya dan bukan di tempat gugus alkohol satunya lagi? Hal ini dipengaruhi oleh letak gugus fungsi utama (yaitu alkohol OH) pada senyawa yang akan dioksidasi tadi. Berdasarkan skemanya, oksidasi 3-metilbutanol menghasilkan sebuah senyawa bergugus aldehid yang bernama IUAPC 3-metilbutanaldehid. JAWABAN: A 13. MATERI: REAKSI REDOKS Untuk mencari apakah sebuah reaksi termasuk reaksi redoks atau bukan, dapat dicari melalui biloks tiap-tiap unsur. 1) Fe 3 O 4 + 8HCl 2FeCl 3 + FeCl 2 + 4H 2 O Bilok Fe = +3 (Fe 3 O 4 ) +3 (FeCl 3 ) = bukan reduksi atau oksidasi PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 16

Biloks Fe = +3 (Fe 3 O 4 ) +2 (FeCl 2 ) = reduksi Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH) 2) 4NH 3 + 5O 2 4NO + 6H 2 O Biloks N = -3 (NH 3 ) +2 (NO) = oksidasi Biloks O = 0 (O 2 ) -2 (H 2 O dan NO) = reduksi Merupakan reaksi redoks. (BENAR) 3) H 2 O + SO 2 H 2 SO 3 Biloks O = -2 (H 2 O dan SO 2 ) -2 (H 2 SO 3 ) = bukan reduksi atau oksidasi Biloks S = +4 (SO 2 ) +4 (H 2 SO 3 ) = bukan reduksi atau oksidasi Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH) 4) 2SO 2 + O 2 2SO 3 Biloks S = +4 (SO 2 ) +6 (SO 3 ) = oksidasi Biloks O = 0 (O 2 ) +6 (SO 3 ) = reduksi Merupakan reaksi redoks. (BENAR) JAWABAN: C 14. MATERI: ELEKTROKIMIA Di soal diketahui data: Volume CuSO 4 = 100 ml [CuSO 4 ] = 0,1 M Volume AgNO 3 = 100 ml [AgNO 3 ] = 0,1 M (ralat soal) i = 1 A t = 60 detik Ingat, pada elektrolisis jumlah kuantitas yang sama adalah aliran arus listrik (i) yang digunakan sehingga jumlah elektron (e) yang dibawa tiap satuan waktu (t) bernilai sama di katode maupun anode karena dihubungkan secara seri. PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 17

mol e = i x t. 96500 = 1 A x 60 detik = 0,000622 mol 96500 0,01 mol CuSO 4 serta 0,01 mol AgNO 3 di soal adalah jumlah mol total awal kedua senyawa saat dielektrolisis. Nah, di bawah ini tertera reaksi-reaksi yang terjadi di CuSO 4 dan AgNO 3 : a) CuSO 4 Reaksi ionisasi: CuSO 4 Cu 2+ 2- + SO 4 Reaksi katode: Cu 2+ + 2e Cu Reaksi anode: 2H 2 O 4H + + O 2 + 4e Reaksi elektrolisis: 2Cu 2+ + 2H 2 O 2Cu + 4H + + O 2 b) AgNO 3 Reaksi ionisasi: AgNO 3 Ag + - + NO 3 Reaksi katode: Ag + + e Ag Reaksi anode: 2H 2 O 4H + + O 2 + 4e Reaksi elektrolisis: 4Ag + + 2H 2 O 4Ag + 4H + + O 2 Analisis pernyataannya satu per satu! 1) Massa Cu yang mengendap lebih besar daripada massa Ag Massa Cu yang mengendap 0,01 mol CuSO 4 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Cu 2+ juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sesuai reaksi: CuSO 4 Cu 2+ + 2- SO 4 0,01 mol 0,01 mol Nah, dalam reaksi elektrolisis CuSO 4 di katode terbentuk padatan Cu, maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Cu yang terbentuk menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Cu 2+ + 2e Cu M 0,01 0,000622 B -0,000311-0,000622 +0,000311 S 0,009689-0,000311 Terbentuk 0,000311 mol padatan Cu (A r = 63,5) dengan massa 0,01975 gram Massa Ag yang mengendap 0,01 mol AgNO 3 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Ag + juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sebagai berikut. AgNO 3 Ag + + 2- NO 3 0,01 mol 0,01 mol PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 18

Nah, dalam reaksi elektrolisis AgNO 3 di katode terbentuk padatan Ag, maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Ag yang terbentuk menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Ag + + e Ag M 0,01 0,000622 B -0,000622-0,000622 +0,000622 S 0,009378-0,000622 Terbentuk 0,000622 mol padatan Ag (A r = 108) dengan massa 0,067176 gram Jelas pernyataan ini SALAH karena massa Ag yang mengendap lebih banyak daripada massa Cu yang mengendap. 2) Jumlah atom Cu yang mengendap sama dengan jumlah atom Ag Jumlah atom Cu Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000311 mol padatan Cu, sehingga banyaknya jumlah atom Cu adalah: N = n x L N = n x 6,02 x 10 23 N = 0,000311 x 6,02 x 10 23 N = 18,72 x 10 19 atom Jumlah atom Ag Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000622 mol padatan Ag, sehingga banyaknya jumlah atom Ag adalah: N = n x L N = n x 6,02 x 10 23 N = 0,000622 mol x 6,02 x 10 23 N = 37,44 x 10 19 atom Jelas bahwa pernyataan ini SALAH. 3) Volume gas O 2 yang dihasilkan pada bejana A lebih besar dibandingkan volume gas O 2 pada bejana B Volume gas O 2 berjana A (CuSO 4 ), misalkan pada keadaan STP Volume gas O 2 bisa didapatkan dari reaksi di anode, lalu membandingkan mol elekron (e) dengan mol O 2 sehingga didapatkan jumlah mol oksigen sebesar 0,0001555 mol karena perbandingan koefisien O 2 banding elektron adalah 1 : 4. 2H 2 O 4H + + O 2 + 4e 0,000155 0,000622 Terbentuk 0,000155 mol oksigen jika pada keadaan STP (22,4), maka volumenya adalah 0,0034832 L PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 19

Volume gas O 2 bejana B (AgNO 3 ), misalkan pada keadaan STP Sebenarnya reaksi di anode bejana B sama dengan reaksi di anode bejana A (lihat reaksi-reaksinya kembali!). Jadi, volume gas oksigen di bejana B juga bernilai 0,0034832 liter. Jelas pernyataan ini SALAH. 4) ph larutan dalam bejana A sama dengan ph larutan dalam bejana B ph bejana A (CuSO 4 ) Nilai ph dapat ditentukan oleh konsentrasi [H + ] dan [OH - ]. Nah, di bejana A ion H + maupun OH - hanya ditemukan pada reaksi di anode, yaitu kation H + atau ion proton. Jadi, besarnya mol ion proton tersebut banding mol elektron adalah 0,000622 mol karena perbandingan koefisien keduanya adalah 4 : 4 atau 1 : 1. 2H 2 O 4H + + O 2 + 4e 0,000622 0,000622 Nilai ph dapat ditentukan sebagai berikut. ph = log [H + ] ph = log [0,000622 mol/(0,1 L + 0,1 L)] ph = log [3,11 x 10-3 ] ph = 3 log 3,11 ph = 2,51 Terbukti bahwa ph tersebut berada pada suasana asam (ph < 7) ph bejana B (AgNO 3 ) Nah, ion H + pada reaksi elektrolisis AgNO 3 juga ditemukan pada reaksi di anode. Reaksi di anode elektrolisis AgNO 3 ini sama dengan reaksi di anode elektrolisis CuSO 4 sehingga nilai ph kedua senyawa setelah elektrolisis bernilai sama, yaitu 2,51. Jelas pernyataan ini BENAR. JAWABAN: D 15. MATERI: KIMIA ORGANIK Isomer adalah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda (dapat diibaratkan sebagai sebuah anagram). Isomer secara umum ada dua macam, yaitu PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 20

isomer struktur dan ruang. Di soal hanya ditanyakan tentang isomer struktur, yang terbagi lagi menjadi: Isomer kerangka Rumus molekul sama Gugus fungsi ada yang sama dan beda Rantai induk (panjang rantai) yang berbeda Isomer posisi Panjang rantai induk sama Posisi gugus fungsi (contohnya, gugus fungsi alkohol, eter, dsb) berbeda Rumus molekul sama Isomer gugus fungsi Rumus molekul sama Panjang rantai induk berbeda Gugus fungsi berbeda Sikloheksanol adalah senyawa alkohol beratom karbon siklik (rantai tertutup) yang berjumlah 6 atom C. Jenis senyawa ini adalah alkohol primer, karena sikloheksanol bisa juga diartikan namanya sebagai sikloheksan-1-ol. Gambar di bawah ini menunjukkan struktur sikloheksan-1-ol dengan rumus kimia C 6 H 12 O. Mari cek satu per satu pernyataan di soal! 1) Pernyataan (1) tentang senyawa dipropileter. Bisa dipastikan bahwa senyawa ini mempunyai dua buah gugus alkil propil (C 3 H 7 ) dan sebuah gugus eter ( O ). Sehingga bila ditelaah, senyawa ini mempunyai rumus kimia C 6 H 14 O sesuai strukturnya di bawah ini dan tidak berisomer dengan sikloheksanol: (SALAH) PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 21

2) Etenilbutileter adalah senyawa turunan alkana. Senyawa ini mempunyai ikatan rangkap pada nomor pertama yang berasal dari kata etenil atau yang bergugus fungsi vinil (CH 2 =CH ). Karena eter adalah gugus fungsi utamanya, senyawa ini berisomer gugus fungsi dengan sikloheksanol. Gambar di bawah ini menunjukkan strukturnya dengan rumus kimia C 6 H 12 O. (BENAR) 3) 3-heksanol adalah senyawa alkohol rantai lurus. Senyawa ini adalah jenis alkohol primer karena dari namanya sudah bisa ditebak, yaitu 3-heksan-1-ol. Gambar di bawah adalah struktur senyawa ini dengan rumus kimia C 6 H 14 O sehingga tidak berisomer dengan sikloheksanol. (SALAH) 4) 3-heksen-1-ol adalah senyawa turunan alkana dengan gugus utama berupa alkohol ( OH). Senyawa ini berjenis alkohol primer dan berisomer kerangka dengan sikloheksanol. Gambar di bawah menunjukkan strukturnya dengan rumus kimia C 6 H 12 O. (BENAR) JAWABAN: C #SBMPTN2017 PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 22