BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

LAMPIRAN 1 58

DAFTAR KONVERSI BERAT MENTAH MASAK

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian. No. Variabel Kategori Pengukuran 1.

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011

KUESIONER PENELITIAN

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Lampiran 1 Denah ruang produksi Katering Pawon Endah

Listing Program : Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Penelitian. 1.1 Observasi. 1.2 Angket. 1.3 Wawancara. 1.4 Dokumentasi. 1.5 Tes

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

BAB IX Spesifikasi Teknis

SIKLUS MENU RUMAH SAKIT RIZANI BULAN JANUARI 2014

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

40. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: 41. Santoso S. SPSS Versi 10. Jakarta: PT.

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

PAKET NASI BAKAR. minimum order 20 box menu lauk utama dan inti dapat disesuaikan dengan selera anda dapat disajikan sesuai dengan keinginan anda

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

2. Apakah anda biasa sarapan pagi?b2 a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

KUESIONER SISWA LAMPIRAN

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF)

SISTEM PAKAR PEMILIHAN MENU MAKANAN BERDASARKAN PENYAKIT DAN GOLONGAN DARAH

Lampiran 1. Gambar dan Peta Lokasi Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta. Gambar. Rumah Sakit RS Royal Taruma dan Peta Lokasi RS

BUKU SEHAT DIABETES MELLITUS

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

FOOD COMBINING. Makanan Tepat Awal Tubuh Sehat: Apa yang perlu diketahui, dipertimbangkan, dan dihindari.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. Saudara. Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jumlah dan jenis pangan contoh PM dan Non PM di sekolah

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat

PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku sehari hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tidakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 11

12 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalams suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (syntesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2007). c. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 1. Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan tingkat pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. 2. Sosial Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

13 3. Informasi dan Teknologi Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak dan mempunyai pengetahuan yang luas. 4. Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. 5. Pengalaman d. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Monk FJ (2009) pengetahuan dapat diperoleh dari : 1. Pendidikan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. 2. Media Massa Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lainnya mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3. Pemberian informasi/ penyuluhan Pemberian informasi mengenai suatu hal dapat menambah wawasan seseorang tentang suatu hal tersebut.

14 4. Lingkungan Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada didalam lingkungan tersebut. 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. B. Perilaku a. Pengertian Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik di sadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Perilaku adalah hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon (Notoatmodjo, 2007). Faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah aspek pengetahuan atau kognitif. Semakin tinggi tingkat tingkat pengetahuan seseorang akan akan dapat mempengaruhi pola fikir bersikap tentang sesuatu hal yang akhirnya akan mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007).

15 b. Faktor faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku 1. Faktor intern, mencakup : pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. 2. Faktor ekstern, mencakup lingkungan sekitar, baik fisik maupun nonfisik (iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2007). Terbentuknya perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau subyek diluarnya. Menurut Skinner, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons. Pasien DM dalam mempraktekkan diet DM berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki pasien tentang diet DM, semakin baik pengetahuan pasien tentang diet DM maka semakin baik pula perilakunya dalam melakukan diet DM. Perilaku diet DM ini menurut Becker (2007), termasuk dalam perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu pengetahuan, motivasi dan emosi. Jadi perilaku pasien DM terhadap diet

16 DM merupakan salah satu faktor perlindungan kesehatan untuk mencegah timbulnya komplikasi/ penyakit lain. Penelitian Heri Pramono (2010), menunjukan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan tentang diet DM dengan perilaku diet penderita DM. Data dilapangan menunjukkan perilaku penderita dengan kategori cukup baik karena adanya informasi formal maupun non formal tentang diet DM, dukungan dari keluarga dan masyarakat, dan faktor lingkungan yang mendukung. Untuk itu upaya untuk merubah perilaku dari cukup menjadi baik dan dari kurang menjadi cukup, tidak lain yaitu menciptakan lingkungan yang mendukung, dan dari pelayan kesehatan hendaknya memberikan penyuluhan kesehatan. Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan sebagai berikut : Pengalaman, Keyakinan, Fasilitas, Sosio-budaya, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Keinginan, Kehendak, Motivasi, dan Niat. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah pelayanan kesehatan harus mampu memberi penyuluhan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan serta merubah perilaku. Dukungan keluarga dan masyarakat juga tidak kalah penting untuk merubah perilaku seseorang..

17 C. Konsep Diet Diabetes Mellitus Pengaturan makan/ diet merupakan pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus, namun penderita diabetes mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut, seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka. Sebenarnya anjuran makan pada penderita diabetes mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita diabetes mellitus. Pengaturan makan/ diet diperlukan bagi semua penderita Diabetes Melitus, baik penderita Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) maupun Diabetes melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI). Pada Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) pengaturan makanan terutama ditujukan untuk menyesuaikan waktu dan jumlah makanan yang diberikan. Untuk penderita Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) pengaturan makanan terutama untuk mengembalikan penderita ke berat badan ideal. Disamping itu, pengaturan makan pada kedua tipe juga untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. (Pranadji, 2006). Menurut Waspadji (2008), faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makan serta komposisi makanan (karbohidrat, lemak dan protein). Jumlah masukan kalori makanan yang berasal dari karbohidrat lebih penting dari pada sumber atau macam karbohidratnya. Gula pasir sebagai bumbu masakan tetap diijinkan pada keadaan kadar glukosa terkendali, masih diperbolehkan

18 untuk mengkonsumsi sukrosa (gula pasir) sampai 5% kebutuhan kalori. Standar yang dianjurkan untuk pasien DM adalah makan dengan komposisi : Karbohidrat : 60-70 %, Protein : 10-15 %, Lemak : 20-25 %. Perencanaan makan pasien DM pada prinsipnya sama dengan perencanaan makan orang sehat, bedanya perencanaan makan orang DM sesuai prinsip 3 yaitu : tepat jumlah, jenis dan jadwal. Hal hal yang penting harus diperhatikan dalam perencanaan makan adalah kebutuhan energi / kalori ditentukan berdasarkan umur, jenis kelamin, berat badan, aktifitas fisik, kehamilan/ menyusui. Penatalaksanaan diet yang harus dilakukan pada penderita diabetes melitus yaitu sebagai berikut : 1. Prinsip Diet Prinsip pemberian makanan bagi penderita Diabetes Melitus adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Saat ini anjuran presentase karbohidrat berkisar antara 60-68% dari total energi makanan dengan anjuran penggunaan karbohidrat kompleks yang mengandung serat. 2. Tujuan Diet Makanan yang dimakan oleh penderita Diabetes Melitus seharihari disusun agar tujuan diet tercapai. Tujuan diet yaitu :

19 a. Memperbaiki kesehatan umum penderita b. Memperbaiki jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal/ normal c. Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan optimal dan aktivitas normal. d. Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita Diabetes Melitus (DM) 3. Komposisi Diet Komposisi diet yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Melitus berulang kali mengalami perubahan. Mula-mula mengacu pada diet Diabetes Melitus di Negara barat dengan komposisi karbohidrat rendah, sekitar 40-% dari total energi. Namun saat ini dianjurkan energi atau disebut juga diet B. Disamping anjuran mengenai karbohidrat, protein dan lemak, dianjurkan pula pemakaian karbohidrat kompleks yang mengandung banyak serat dan rendah kolesterol. Tabel 2. 1 Jumlah kalori yang terkandung dalam zat makanan. Zat Makanan Jumlah Kalori 1g Karbohidrat 4 Kalori 1g Protein 4 Kalori 1g Lemak 9 Kalori Sumber : Konsesus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2008 4. Jenis Diet Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.

20 Tabel 2.2. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Jenis Diet Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g) I 172 43 30 II 192 45 35 III 235 51,5 36,5 IV 275 55,5 36,5 V 299 60 48 VI 319 62 53 VII 369 73 59 VIII 396 80 62 Sumber : Almatsier, 2006. Keterangan: - Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk. - Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi. - Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi. 5. Cara mengatur diet : a. Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai mencapai diet dan porsi yang sesuai. b. Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam daftar diet, terutama bagi penderita yang menggunakan insulin dan obat-obatan anti diabetes. c. Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar penukar. d. Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat. e. Laksanakanlah diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal.

21 Peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Semakin banyak jumlah karbohidrat yang dikonsumsi (dengan kata lain: semakin banyak Anda mengkonsumsi suatu jenis makanan), maka kadar glukosa darah akan semakin meningkat. Sedangkan jenis karbohidrat suatu makanan dapat diketahui berdasarkan indeks glikemik makanan tersebut. Makanan dengan indeks glikemik yang tinggi akan meningkatkan gula darah secara cepat. Jadi, bagi penderita diabetes disarankan untuk memilih makanan dengan indeks glikemik yang rendah. Tabel 2.3 indeks glikemi dalam makanan Jenis Makanan Teh Jamur Brokoli Kopi Kedelai Telur Mentega Kacang hijau Yoghurt Keju Apel Strawberry Jeruk Pir Kacang polong Anggur Pisang Bubur sumsum Madu Papaya Mangga Nanas Jagung Roti tawar Labu Sumber : Karyadi, 2008 Skala GI 10 10 10 16 18 30 30 31 33 33 40 40 40 41 42 43 58 58 58 60 60 66 69 71 75

22 6. Menghitung Kebutuhan Kalori Sebelum menghitung beberapa kalori yang dibutuhkan seorang pasien Diabetes terlebih dahulu harus diketahui berapa berat badan ideal (idaman) seseorang. Yang paling mudah adalah dengan rumus Brocca: Berat Badan Idaman = 90% x (tinggi badan dalam cm ) x 1 kg Catatan : Pada laki-laki dengan tinggi badan <160cm atau perempuan <1cm, berlaku rumus: Berat Badan Ideal (idaman): ( tinggi badan dalam cm ) x 1 kg Tabel 2.4. Daftar Kalori Yang Dikeluarkan Pada Berbagai Aktivitas Ringan Sedang Berat Mengendarai mobil Kerja rumah tangga Aerobic Memancing Bersepeda Memanjat Kerja Lab Bowling Menari Kerja Sekertaris Jalan cepat Lari Mengajar Berkebun Sumber : Pedoman Diet Diabetes Mellitus, 2006. Ada beberapa beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pasien diabetes : a. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan ideal dengan sejumlah kalori : Berat badan ideal dalam kg x 30 Kkal untuk laki-laki Berat badan idaman dalam kg x 25 Kkal untuk perempuan Kemudian ditambah dengan jumlah kalori yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari (lihat tabel 2.3). tampak pada tabel ada tiga jenis kegiatan, dari ringan sampai berat.

23 - Kerja ringan : tambah 10% dari kalori basal - Kerja sedang : tambah 20% dari kalori basal - Kerja berat : tambah 40-% dari kalori basal Tambahkan kalori sekitar 20-30% pada kegiatan sebagai berikut : - Pasien kurus - Pasien masih tumbuh kembang - Ada stres misalnya bila gemuk, hamil atau menyusui Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat kegemukannya. (1) Cara lain yaitu dengan rumus berdasarkan persentase Berat Badan Relatif (BBR) Dengan kriteria : Kurus (underweight) : BBR < 90% Normal (ideal) : BBR 90 110% Gemuk (overweight) : BBR > 110% Obesitas : BBR > 120% (2) Cara lain seperti tertera pada tabel 2.5 yang tampaknya lebih mudah. Tampak pada tabel bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja santai memerlukan 30Kkal/kg BB ideal. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan 40- Kkal/kg BB ideal. Dengan cara ini tidak perlu ditambahtambah lagi.

24 Kurus Normal Gemuk Obesitas : BB x 40-60 kalori : BB x 30 kalori : BB x 20 kalori : BB x 10 15 kalori (3) Untuk lebih mudah lagi, dengan cara menggunakan pegangan sebagai berikut : - Pasien kurus : 2300 20 Kkal - Pasien normal : 1700 2 Kkal - Pasien gemuk : 1300 10 Kkal Tabel 2.5 Kebutuhan Kalori Pada Pasien Diabetes Melitus Dewasa Kkal/ BB Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat Gemuk 20 25 30 35 Normal 30 35 40 Kurus 35 40 40- Sumber : Pedoman Diet Diabetes Melitus, 2006 Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore (25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masingkmasing (10-15 %).

25 Menurut Pranadji (2008) Pada dasarnya diet Diabetes Mellitus diberikan dengan interval waktu 3 jam, meliputi 3 kali makanan utama dan 3 kali makan selingan. 1. Pukul 06.30 = Makan pagi. 2. Pukul 09.30 = Snack atau buah. 3. Pukul 12.00 = Makan siang. 4. Pukul 15.00 = Snack atau buah. 5. Pukul 19.00 = Makan malam 6. Pukul 21.00 = snack atau buah Tabel 2.6. Contoh menu diet untuk penderita Diabetes Melitus (Diet dengan 1900 kalori) Jenis Makanan Berat (g) URT Energi (kalori) Makan Pagi Nasi / penukar(nasi putih) Lauk hewani(ati ayam goreng) Lauk nabati (tempe bacem) Sayuran a (sayur asem) 25 ¼ gls ½ ptg 1 gls 90 98 78,5 88 Jam 10.00 Buah (melon) 240 2 ptg sdg 92 Makan Siang Nasi/ penukar(nasi putih) Lauk hewani(ati ayam goreng) Lauk nabati(tempe bacem) Sayuran (sayur asem ) Buah (melon) 200 ½ gls 1 ptg 1 gls 1 ptg 3 98 157 88 40 Jam 16.00 Buah (melon) 240 2 ptg sdg 92 Makan Malam Nasi/ penukar(kentang rebus) Lauk hewani(bakso) Lauk nabati(keripik tempe) Sayuran B(tumis buncis) Buah(sawo) Sumber : Depkes, 2009 1 25 1bh besar 2 ptg ½ gls 1 gls 125 168 68 52 92

26 Tabel 2.7. kalori makanan Nama Makanan Berat (g) URT Kalori Makanan pokok golongan A Jagung rebus Kentang rebus Ketan putih Ketupat Lontong Nasi putih Roti tawar Singkong rebus Talas rebus Ubi rebus 2 200 120 160 200 2 bj bsr 1/5 gls 1 bj sdg 1 bj bsr ¼ gls 5 bh 1 ptg 1ptg 1 ptg 90,2 166 217 32 38 175 128 146 98 125 Makanan pokok golongan B Bubur Mi instan Nasi uduk 8 sdm 4 sdm 8 sdm 22 168 253 Makanan pokok golongan C Bihun goring Bubur ayam Bubur sum sum Kentang goreng Mi goreng Nasi goreng Soun goreng Tape singkong 1 1 1 10 sdm 8 sdm 8 sdm 3 bj bsr 8 sdm 8 sdm 8 sdm 2 ptg sdg 296 8,5 178 211 160,5 267 263 260 Lauk pauk golongan A Ayam bakar bumbu kuning Ayam panggang Daging panggang Ikan mas pepes Sambal goreng tempe Telur asin rebus Telur ayam rebus Udang rebus 70 200 5 75 60 I bh sdg 1sdm 1bh 1bh 1 gls 129,4 164,3 1 143,5 1,16 138 97 91 Lauk pauk golongan B Ati ayam goreng Bakso daging sapi Ikan bandeng goreng Ikan bawal goreng Ikan kembung goreng Ikan lele goreng 160 120 80 60 1bh 2 bh bsr 1bh sdg sdg ½ bh sdg 1bh kcl 98 260 180,7 113,3 87,65 57,5

27 Ikan patin goreng Ikan teri goreng Ikan tuna goreng Tahu bacem Telur mata sap Tempe goreng Tempe bacem Udang goring 200 60 60 80 sdg 1 gls 3 ptg ½ gls 252,7 66 110 147 40 157 118 68,25 Lauk pauk golongan C Abon sapi Ayam goreng kecap Ayam panggang Sayap ayam Daging balado Dendeng balado Gulai ayam Gulai cumi Gulai limpa Ikan teri Keripik tempe Ayam Kentucky paha atas Perkedel jagung Perkedel kentang Rendang daging Sate ayam Ayam Kentucky sayap Semur ayam Tahu goreng Tahu isi Tahu sumedang Telur dadar 75 80 60 60 25 1 75 1 1 75 1gls sdg 1 gls 5 bj sdg sdg sdg 10 tsk I bh 3 bh 3 bh 5 bh 158 358,8 358,8 63,6 147 338 165,5 183 218,8 213 68 194,5 108 123 285,5 466 116 177,8 111 124 113 188 Sayuran golongan A Bening bayam Sayur asem Sop bayam Sop mutiara jagung Sop telur puyuh ½ mangkuk ½ mangkuk ½ mangkuk ½ mangkuk ½ mangkuk 40 88 160 113 116 Sayuran golongan B Sayur lodeh Tumis kacang panjang Tumis jagung putren Sop oyong telur puyuh Tumis buncis ½ mangkuk 5sdm 7 sdm ½ mangkuk 5 sdm 61 72 59 134 52

28 Tumis daun singkong 120 10 sdm 151 Sayuran golongan C Buntil Gudeg 1 sdg 1 mangkuk 106 132 Buah buahan golongan A Apel Apel merah Belimbing Duku Jambu air Jambu biji Jeruk Pontianak Mangga manalagi Nanas Papaya Pir Pisang rebus Salak Semangka 160 140 160 200 60 320 1 200 200 125 1 1 sdg sdg sdg 20 bj 4 bh sdg bsr ½ bh sdg ½ bh sdg 3 ptg sdg 2 bh 3 ptg sdg 92 82 80 81 35,4 157 67 72 104 46 80 136,5 63,5 48 Buah-buahan golongan B Alpukat Anggur Lengkeng Melon Mangga harum manis Pisang ambon Pisang mas Pisang raja Sirsak Sumber : Karyadi, 2008 125 120 125 1 125 10 bj 10 bj 2 ptg sdg 2 ptg sdg 85 60 79 46 30 74,2 11 126 55 7. Daftar Makanan Pengganti menurut Almatsier (2006) a. Pengganti Nasi dari Beras Nasi dan beras g mengandung 175 kalori yang terdiri dari protein 4g dan karbohidrat 40g. Nasi ini dapat diganti dengan beberapa macam bahan lain seperti ini :

29 g nasi = 400g bubur beras = ⅓ gls = g nasi jagung = ¼ gls = 200g kentang = 4 biji sdg = g singkong = = 200g tales = ½ biji sdg = 1g ubi = 1 biji sdg = 80g roti putih = 1 biji sdg = g mie kering = 1gls direbus b. Pengganti Daging Daging g mengandung 95 kalori yang terdiri dari 10g protein dan lemak 6g. Daftar dibawah ini menunjukan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan untuk pengganti daging. g daging sapi = g daging ayam = = 75 telur ayam biasa = 2 butir = 60g telur ayam bebek = 1 btr = g ikan segar = = 25g ikan asin = = 25g ikan teri = 2 sdm = g bakso daging = 10 biji bsr c. Pengganti Tempe Tempe g mengandung 80 kalori yang terdiri dari protein 6g, lemak 3g, dan karbohidrat 8g. Daftar dibawah ini

30 menunjukan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan unutk mengganti g tempe. g tempe = g tahu = 1 biji = g oncom = 2 ptg sdg = 25g kacang hijau = ½ direbus = 25g kedelai = 2 ½ sdm = 25g kacang merah = 2 ½ sdm = 20g kacang tanah = 2 sdm d. Pengganti Sayuran Sayuran dapat digolongkan menjadi dua. Golongan pertama merupakan sayuran yang mengandung banyak kalori, protein dan karbohidrat. Dalam g sayuran golongan I mengandung g kalori, yang terdiri dari protein 3g dan karbohidrat 10g. Sayuran yang termasuk golongan I adalah sebagai berikut : Bayam, Buncis, Daun melinjo, Daun papaya, Labu siam, Daun ubi jalar, Daun singkong, Jantung pisang, Kacang panjang, Nangka muda, Wortel, Pare. Sayuran golongan kedua mengandung sedikit kalori, protein dan karbohidrat. Sayuran ini dapat digunakan agak bebas tanpa diperhitungkan beratnya, asal dalam jumlah yang wajar. Contoh sayuran golongan II ini sebagai berikut : Kembang kol, Taoge, Mentimun, Rebung, jamur segar, Kol/kubis, Cabai hijau besar, Kecipir, Daun kacang panjang, Terung, Seledri, Pepaya muda, Daun labu siam, Kangkung, Tomat, Sawi

31 e. Pengganti susu Susu 200g mengandung 110 kalori yang terdiri dari protein 7g, lemak 7g dan karbohidrat 7g. Daftar dibawah ini menunjukan jumlah bahan makanan yang tepat digunakan untuk pengganti 200g susu. 200g susu sapi - g susu kental tak bergula = 1 gls - 20g tepung susu sari kedele = 4 sdm D. Pendidikan Kesehatan Melalui Media Poster Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori dari seseorang ke orang lain, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran diri dalam diri individu atau kelompok masyarakat sendiri (Mubarak dan Chayatin, 2009). Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat ( Mubarak dan Chayatin, 2009). Menurut Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 maupun WHO tujuan dari pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi, lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya.

32 Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan suatu proses pendidikan kesehatan dengan menggunakan media karena keberhasilan proses pendidikan kesehatan yang dilakukan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya: kurikulum, sumber bahan ajar, termasuk sarana dan prasarana (Mudjiono, 2009). Media yang dapat digunakan salah satunya yaitu poster. Poster dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Poster umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang isu-isu kesehatan, karena poster memberikan informasi dengan spesifik, dan banyak digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang menghendakinya. Media poster menurut Ewles (2007) memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Klien dapat menyesuaikan diri belajar mandiri. 2. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai. 3. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman. 4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan. 6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah. Manfaat poster sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah : 1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan. 2. Memotivasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain. 3. Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan. 4. Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.

33 5. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Namun ada juga kekurangan dari poster menurut Ewles (2007) yaitu : 1. Tidak dapat menimbulkan efek gerak, efek suara sehingga daya tarik kurang. 2. Mudah terlipat, mudah hilang E. Kerangka Teori Kerangka teori merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap judul yang dipilih sesuai dengan identititas masalahnya (Alimul H, 2009). Bagan 2.1 kerangka teori Konsep diet Pemberian edukasi melalui media poster Perilaku Pengetahuan Praktek diet pasien DM Modifikasi Sumber : Notoatmodjo (2007), Pranadji (2006), Almatsiunita (2007), Smeltzer & Suzanne (2006), Sulaiman (2008), Dan Karyadi (2008)

34 F. Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007). Bagan 2.2 kerangka konsep Variabel Bebas Pemberian edukasi menu diet diabetes melalui media poster Variabel Terikat Praktek diet pasien DM G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian yang akan dilakukan dan kebenarannya akan dibuktikan disaat penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Ada perbedaan perilaku diet diabetes sebelum dan sesudah pemberian edukasi menu diet diabetes melalui media poster pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas I Rakit Banjarnegara.