BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Sebelum membangun sebuah program perangkat lunak, dilakukan suatu analisa dan perancangan sistem yang akan diterapkan pada perangkat lunak tersebut. Sehingga pada saat pembuatan perangkat lunak tersebut akan semakin cepat dan terstruktur rapi, karena di dalam perancangan akan dibahas tentang persiapan pembuatan perangkat lunak dan menyiapkan kebutuhan untuk sistem yang akan dibangun sesuai dengan metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan, termasuk menganalisa kebutuhan-kebutuhan yang ada. 3.1 Analisa Sistem Analisa sistem meliputi analisa persyaratan sistem, analisa kebutuhan sistem, analisa metode fuzzy, juga disertai dengan pengumpulan data serta pengetahuan yang diperlukan untuk membangun sistem diet seimbang. Sistem diet seimbang diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Sistem diet seimbang yang dirancang sebagai perangkat lunak ini disebut rancang bangun aplikasi diet seimbang dengan metode fuzzy logic, bertujuan untuk membantu user mengontrol asupan gizi ang masuk kedalam tubuh melalui makanan yang dimakan oleh user tersebut Analisa Permasalahan Kurangnya akan pengetahuan yang cukup dalam penanganan asupan gizi secara umum dialami oleh semua masyarakat awam. Hal ini mengakibatkan sebagian masyarakat umum tidak dapat mengetahui apakah mereka sudah mendapatkan asupaan gizi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga banyak sekali masyarakat yang gampang terkena penyakit dikarenakan asupan gizi yang tidak sesuai, atau bahkan harus repot ke ahli gizi untuk mengontrol asupan gizinya. Dalam hal komunikasi pun sering terjadi kesulitan antara masyarakat dengan pakar/dokter. Kebanyakan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai nilai gizi yang terdapat pada setiap makanan yang dimakan, sehingga 15

2 mengalami kesulitan dalam mengatur gizi yang sesuai dengan kebutuhan masingmasing orang Sumber Informasi Data mengenai nilai gizi, pengkalsifikasian diet berdasarkan nilai gizi dan informasi mengenai makanan dan saran untuk user didapat dari seorang pakar yang memberikan bimbingan dan pengarahan Identifikasi Masalah Langkah pertama dalam pembangunan sistem ini adalah mengidentifikasi permasalahan yang akan di kaji, dalam hal ini dengan mengklasifikasikan diet berdasarkan makanan ang dimakan oleh user, adapun masalah masalah yang akan diambil dalam pembangunan sistem diet seimbang ini adalah makanan makanan yang dimakan oleh user yang ingin mengatur diet seimbang Konseptualisasi Identifikasi nilai gizi yang dibutuhkan untuk setiap orang membutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang cermat. Oleh karena itu diperoleh suatu konsep untuk mengembangkan sistem diet ini, yaitu proses identifikasi jenis diet yang cocok untuk digunakan user. Dimana dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai gizi tiap makanan yang dimakan oleh user Representasi Pengetahuan Sistem perhitungan yang akan dibuat adalah sistem perhitungan rata-rata. Pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan IF-THEN. Sistem perhitungan bekerja untuk mendapatkan hasil diet yang cocok berdasarkan makanan yang dikonsumsi. Representasi pengetahuan yang digunakan yaitu tabel makanan dan tabel jenis diet. a. Tabel makan Tabel makanan adalah tabel yang berisikan makanan dan kode makanan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel

3 Tabel 3.1 Makanan Kode Nama Makanan Kode Nama Makanan Makanan Makanan M01 Nasi M26 Buah pisang M02 Daging ayam M27 Buah apel M03 Daging sapi M28 Buah semangka M04 Daging kambing M29 Buah jeruk M05 Daging kelinci M30 Buah papaya M06 Ikan laut M31 Buah nangka M07 Ikan lele M32 Buah jambu M08 Belut M33 Buah melon M09 Tahu M34 Buah nanas M10 Tempe M35 Buah bengkuang M11 Jeroan M36 Buah mangga M12 Sup ayam M37 Teh tawar M13 Sup sapi M38 Teh manis M14 Sup kambing M39 Teh susu M15 Telur ayam M40 Susu vanilla M16 Telur puyuh M41 Susu cokelat M17 Telur bebek M42 Kopi hitam M18 Bayam M43 Kopi susu M19 Kangkung M44 Jamur M20 Toge M45 Ketimun M21 Wortel M46 Selada air M22 Buncis M47 Cabai merah M23 Kacang panjang M48 Cabai hijau M24 Brokoli M49 Tomat M25 Sawi M50 Bawang b. Tabel jenis Diet Tabel jenis Diet adalah tabel yang berisikan jenis Diet dan kode jenis Diet yang digunakan oleh user. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel

4 Kode Diet D1 D2 D3 D4 Tabel 3.2 Jenis Diet Jenis Diet Diet Seimbang Diet Tidak Seimbang Overnutrisi Malnutrisi 3.2 Perancangan Proses Pengolahan Data Dalam pengolahan data ini dibutuhkan sebuah variabel yang digunakan sebagai input. Variabel yang digunakan adalah nilai kalori, karbohidrat, protein dan lemak berikut penjelasan integrasi fuzzy dengan keempat variabel tersebut sehingga menghasilkan klasifikasi yang sesui dengan tujuan penelitian. Rancangan integrasi disajikan dalam gambar. START Parameter (Kalori, Karbohidrat, Protein & Lemak) Fungsi Keanggotaan Fuzzifikasi Rule Base System Defuzifikasi Hasil Diagnosa END Gambar 3.1 Integrasi Fuzzy Dengan Nilai Kalori, Karbohidrat, Protein, lemak dan Diagnosa Diet 18

5 berikut Variabel parameter penelitian yang digunakan antara lain sebagai K = Kalori (Kurang, Ideal, dan Lebih) Ka = Karbohidrat (Kurang, Ideal, dan Lebih) P = Protein (Kurang, Ideal, Lebih) L = Lemak (Kurang, Ideal, Lebih) H = Hasil Fuzzy (Malnutrisi, Overnutrisi, Tidak Seimbang, Seimbang Variabel K, Ka, P, dan L adalah variabel yang diproses dengan logika fuzzy dan menghasilkan nilai keluaran fuzzy H. Pada penelitian ini, parameter Kalori, Karbohidrat, Protein dan Lemak yang dihasilkan berbentuk tegas/nyata (crisp). Fuzzifikasi diperlukan untuk mengubah masukan tegas/nyata (crisp input) yang bersifat bukan fuzzy kedalam himpunan fuzzy menjadi nilai fuzzy dalam interval antara 0 dan 1 (Sutejo, dkk., 2011) Setelah proses fuzzifikasi, langkah selanjutnya adalah pembentukan rule base system. Empat parameter K, Ka, P,dan L dengan 3 fungsi, sehingga terdapat 81 basis pengetahuan (rule base system). Tiap-tiap rule selalu berhubungan dengan relasi fuzzy. Selanjutnya proses pencarian nilai output fuzzy dengan menggunakan fungsi MIN metode Sugeno. Fungsi MIN ini digunakan untuk mendapatkan nilai α predikat hasil implikasi dengan cara memotong output himpunan fuzzy sesuai dengan derajat keanggotaan terkecil. Penerapan fuzzy ke dalam hasil diagnosa klasifikasi memerlukan bobot konstanta tegas, maka dari itu digunakanlah defuzzifikasi model Sugeno. Dalam metode Sugeno, output fuzzy berupa persamaan linear dengan rumus weight average. Rumus weight average adalah 19

6 Dimana: W Z predikat = weight average = fuzzy output tiap-tiap rule = nilai MIN pada tiap-tiap rule predikat di dapatkan dari fungsi MIN pada tiap-tiap rule. Kemudian masing-masing nilai predikat digunakan untuk menghitung keluaran hasil masing-masing rule (sutejo, dkk.,2011) Data Penelitian Pada penelitian ini data yang diambil langsung dari ali gizi berupa rumus perhitungan kandungan gizi. Untuk menghitung kalori yang dibutuhkan tiap orang dalam sehari menggunakan rumus : Laki-laki: Kebutuhan Energi= ((22,5 x (Tinggi Badan dalam m) 2 ) x 30) + Faktor aktifitas - Faktor koreksi umur Perempuan: Kebutuhan Energi= ((21 x (Tinggi Badan dalam m) 2 ) x 25) + Faktor aktifitas - Faktor koreksi umur Untuk nilai kalori yang ideal untuk dikonsumsi dalam sehari adalah 90%- 119% dari total kalori tiap orang. Lalu setelah ketemu kalori yang dibutuhkan dalam sehari, dapat dicari kadar gizi ideal yang harus dikonsumsi, seperti Karbohidrat, Protein serta Lemak. Untuk perhitungan Karbohidrat ideal di dapat dari 50%-65% total kalori, Protein ideal didapat dari 10%-20% total kalori, sementara Lemak ideal didapat dari 20%-30% total kalori Fungsi Keanggotaan Kalori Pada keanggotaan kalori terdapat 3 himpunan yaitu KURANG, IDEAL, LEBIH. Nilai maksimal yang dimiliki himpunan KURANG adalah 90, himpunan IDEAL adalah dan himpunan LEBIH

7 Himpunan Fuzzy KURANG memiliki domain [0, 90], dengan derajat keanggotaan KURANG tertinggi (=1) terletak pada 90. Himpunan Fuzzy IDEAL memiliki domain [90-119], dengan derajat keanggotaan IDEAL tertinggi (=1) terletak pada Himpunan Fuzzy LEBIH memiliki domain [119, 209], dengan derajat keanggotaan LEBIH tertinggi (=1) terletak pada 119. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Ideal Kurang Lebih Gambar 3.2 Keanggotaan Kalori µ Kurang (N) = µ IDEAL (N) = µ Lebih (N) = Fungsi Keanggotaan Karbohidrat Pada keanggotaan karbohidrat terdapat 3 himpunan yaitu KURANG, IDEAL, LEBIH. Nilai maksimal yang dimiliki himpunan KURANG adalah 50, himpunan IDEAL adalah dan himpunan LEBIH 65. Himpunan Fuzzy KURANG memiliki domain [0, 50], dengan derajat keanggotaan KURANG tertinggi (=1) terletak pada 50. Himpunan Fuzzy IDEAL memiliki domain [50-65], dengan derajat keanggotaan IDEAL tertinggi (=1) terletak pada

8 Himpunan Fuzzy LEBIH memiliki domain [65, 115], dengan derajat keanggotaan LEBIH tertinggi (=1) terletak pada 65. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Ideal Kurang Lebih Gambar 3.3 Keanggotaan Karbohidrat µ Kurang (N) = µ IDEAL (N) = µ Lebih (N) = Fungsi Keanggotaan Protein Pada keanggotaan protein terdapat 3 himpunan yaitu KURANG, IDEAL, LEBIH. Nilai maksimal yang dimiliki himpunan KURANG adalah 10, himpunan IDEAL adalah dan himpunan LEBIH 20. Himpunan Fuzzy KURANG memiliki domain [0, 10], dengan derajat keanggotaan KURANG tertinggi (=1) terletak pada 10. Himpunan Fuzzy IDEAL memiliki domain [10-20], dengan derajat keanggotaan IDEAL tertinggi (=1) terletak pada Himpunan Fuzzy LEBIH memiliki domain [20, 30], dengan derajat keanggotaan LEBIH tertinggi (=1) terletak pada 20. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

9 1 Ideal Kurang Lebih Gambar 3.4 Keanggotaan Protein µ Kurang (N) = µ IDEAL (N) = µ Lebih (N) = Fungsi Keanggotaan Lemak Pada keanggotaan lemak terdapat 3 himpunan yaitu KURANG, IDEAL, LEBIH. Nilai maksimal yang dimiliki himpunan KURANG adalah 20, himpunan IDEAL adalah dan himpunan LEBIH 30. Himpunan Fuzzy KURANG memiliki domain [0, 20], dengan derajat keanggotaan KURANG tertinggi (=1) terletak pada 20. Himpunan Fuzzy IDEAL memiliki domain [20-30], dengan derajat keanggotaan IDEAL tertinggi (=1) terletak pada Himpunan Fuzzy LEBIH memiliki domain [30, 50], dengan derajat keanggotaan LEBIH tertinggi (=1) terletak pada 30. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Ideal Kurang Lebih Gambar 3.5 Keanggotaan Lemak 23

10 µ Kurang (N)= µ IDEAL (N)= µ Lebih(N)= 3.4. Rule Base System Setelah proses pembuatan fungsi keanggotaan, dilakukan pembuatan rule base system. Sebelum membuat rule base system tentukan dulu nilai diagram fuzzy output (H).Diagram Fuzzy output disajikan dalam Gambar 3.6 Menurut penelitian Girona (2013), diagram output fuzzy sugeno nilainya ditentukan secara manual dengan nilai range 0 sampai dengan 100. Tetapi pembuatan output fuzzy pada penelitian ini menggunakan range yang telah disesuikan dengan fungsi keanggotaan menjadi Gambar 3.6 Diagram Fuzzy Output (H) Langkah selanjutnya pembentukan rule base System. Rule base system didapatkan dari keempat parameter masing-masing memiliki keempat variabel parameter. Sedangkan untuk fungsi implikasi, fungsi yang digunakan adalah fungsi AND. Sehingg didapatkan rule base sistem tersaji dalam tabel 3.3, setelah itu dilakukan defuzzifikasi dengan proses weighted average. 24

11 Tabel 3.3 Rule Base System IF Kalori Karbohidrat Protein Lemak Output R1 Kurang Kurang Kurang Kurang Malnutrisi R2 Ideal Kurang Kurang Kurang Tidak Seimbang R3 Lebih Kurang Kurang Kurang Overnutrisi R4 Kurang Ideal Kurang Kurang Malnutrisi R5 Ideal Ideal Kurang Kurang Tidak Seimbang R6 Lebih Ideal Kurang Kurang Overnutrisi R7 Kurang Lebih Kurang Kurang Malnutrisi R8 Ideal Lebih Kurang Kurang Tidak Seimbang R9 Lebih Lebih Kurang Kurang Overnutrisi R10 Kurang Kurang Ideal Kurang Malnutrisi R11 Ideal Kurang Ideal Kurang Tidak Seimbang R12 Lebih Kurang Ideal Kurang Overnutrisi R13 Kurang Ideal Ideal Kurang Malnutrisi R14 Ideal Ideal Ideal Kurang Tidak Seimbang R15 Lebih Ideal Ideal Kurang Overnutrisi R16 Kurang Lebih Ideal Kurang Malnutrisi R17 Ideal Lebih Ideal Kurang Tidak Seimbang R18 Lebih Lebih Ideal Kurang Overnutrisi R19 Kurang Kurang Lebih Kurang Malnutrisi R20 Ideal Kurang Lebih Kurang Tidaak Seimbang R21 Lebih Kurang Lebih Kurang Overnutrisi 25

12 R22 Kurang Ideal Lebih Kurang Malnutrisi R23 Ideal Ideal Lebih Kurang Tidak Seimbang R24 Lebih Ideal Lebih Kurang Overnutrisi R25 Kurang Lebih Lebih Kurang Malnutrisi R26 Ideal Lebih Lebih Kurang Tidak seimbang R27 Lebih Lebih Lebih Kurang Overnutrisi R28 Kurang Kurang Kurang Ideal Malnutrisi R29 Ideal Kurang Kurang Ideal Tidak Seimbang R30 Lebih Kurang Kurang Ideal Overnutrisi R31 Kurang Ideal Kurang Ideal Malnutrisi R32 Ideal Ideal Kurang Ideal Tidak Seimbang R33 Lebih Ideal Kurang Ideal Overnutrisi R34 Kurang Lebih Kurang Ideal Malnutrisi R35 Ideal Lebih Kurang Ideal Tidak Seimbang R36 Lebih Lebih Kurang Ideal Overnutrisi R37 Kurang Kurang Ideal Ideal Malnutrisi R38 Ideal Kurang Ideal Ideal Tidak Seimbang R39 Lebih Kurang Ideal Ideal Overnutrisi R40 Kurang Ideal Ideal Ideal Malnutrisi R41 Ideal Ideal Ideal Ideal Seimbang R42 Lebih Ideal Ideal Ideal Overnutrisi R43 Kurang Lebih Ideal Ideal Malnutrisi 26

13 R44 Ideal Lebih Ideal Ideal Tidak Seimbang R45 Lebih Lebih Ideal Ideal Overnutrisi R46 Kurang Kurang Lebih Ideal Malnutrisi R47 Ideal Kurang Lebih Ideal Tidak Seimbang R48 Lebih Kurang Lebih Ideal Overnutrisi R49 Kurang Ideal Lebih Ideal Malnutrisi R50 Ideal Ideal Lebih Ideal Tidak Seimbang R51 Lebih Ideal Lebih Ideal Overnutrisi R52 Kurang Lebih Lebih Ideal Malnutrisi R53 Ideal Lebih Lebih Ideal Tidak Seimbang R54 Lebih Lebih Lebih Ideal Overnutrisi R55 Kurang Kurang Kurang Lebih Malnutrisi R56 Ideal Kurang Kurang Lebih Tidak Seimbang R57 Lebih Kurang Kurang Lebih Overnutrisi R58 Kurang Ideal Kurang Lebih Malnutrisi R59 Ideal Ideal Kurang Lebih Tidak Seimbang R60 Lebih Ideal Kurang Lebih Overnutrisi R61 Kurang Lebih Kurang Lebih Malnutrisi R62 Ideal Lebih Kurang Lebih Tidak Seimbang R63 Lebih Lebih Kurang Lebih Overnutrisi R64 Kurang Kurang Ideal Lebih Malnutrisi R65 Ideal Kurang Ideal Lebih Tidak Seimbang 27

14 R66 Lebih Kurang Ideal Lebih Overnutrisi R67 Kurang Ideal Ideal Lebih Malnutrisi R68 Ideal Ideal Ideal Lebih TIdak Seimbang R69 Lebih Ideal Ideal Lebih Overnutrisi R70 Kurang Lebih Ideal Lebih Malnutrisi R71 Ideal Lebih Ideal Lebih Tidak Seimbang R72 Lebih Lebih Ideal Lebih Overnutrisi R73 Kurang Kurang Lebih Lebih Malnutrisi R74 Ideal Kurang Lebih Lebih Tidak Seimbang R75 Lebih Kurang Lebih Lebih Overnutrisi R76 Kurang Ideal Lebih Lebih Malnutrisi R77 Ideal Ideal Lebih Lebih Tidak Seimbang R78 Lebih Ideal Lebih Lebih Overnutrisi R79 Kurang Lebih Lebih Lebih Malnutrisi R80 Ideal Lebih Lebih Lebih Tidak Seimbang R81 Lebih Lebih Lebih Lebih Overnutrisi 3.5 Perancangan Tabel Tabel merupakan tempat penyimpanan informasi dari sebuah aliran data dalam sebuah sistem. Berikut ini merupakan struktur dari beberapa tabel sistem yang akan dibangun. 1. Tabel Makanan Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data nama makanan sebagai bahan yang diajukan untuk konsultasi user. 28

15 Tabel 3.4 Tabel Makanan No Field Type Size Keterangan 1 Id-makanan Int - Primary key 2 Namamakanan Varchhar 300 Notnull 2. Tabel jenis diet Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data jenis diet yang digunakan user. Tabel 3.5 Tabel jenis diet No Field Type Size Keterangan 1 Id-jenis Int - Primary key 2 Nama-jenis Varchhar 300 Notnull 3. Tabel hasil identifikasi Tabel ini berfungsi sebagai laporan atas konsultasi yang telah dilakukan. Berupa tampilan hasil konsultasi. Tabel 3.6 Tabel hasil identifikasi No Field Type Size Keterangan 1 Id-konsul Int - Autoincrement, Primary key 2 Id-jenisdiet Int - Foreing key reference tabel jenis diet 3 Saran-akhir Varchar 300 Notnull 4 Nama Varchar 300 Notnull 4. Tabel relasi Tabel ini berfungsi untuk menghubungkan tabel makanan dengan tabel jenis diet berupa aturan produksi pada proses sistem aplikasi diet seimbang. 29

16 Tabel 3.7 Tabel relasi No Field Type Size Keterangan 1 Id-makakan Int - Foreing key tabel makanan 2 Id-jenisdiet Int - Foreing key tabel jenis diet 3 Rataan Int Notnull 5. Tabel diagnosa Tabel ini berisi kode jenis diet dan kode makanan yang bersangkutan hanya ketika user melakukan konsultasi. Tabel 3.8 Tabel diagnosa No Field Type Size Keterangan 1 Id-makanan Int - Foreing key tabel makanan 2 Id-jenisdiet Int - Foreing key tabel jenis diet 3.6 Perancangan Desain Antar Muka Perancangan desain antar muka ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang aplikasi yang akan dibangun, sehingga dapat mempermudah untuk mengimplementasikan aplikasi serta akan memudahkan pembangunan aplikasi yang memenuhi prinsip perancangan antarmuka yang baik. Perancangan ditunjukan untuk mempermudah user dalam menggunakan aplikasi ini. Perancangan aplikasi diet seimbang yang akan dibangun adalah sebagai berikut: 30

17 1. Tampilan perancangan muka halaman utama user. Pada halaman ini user dapat menemukan pilihan dalam mengakses data makanan serta aplikasi diet. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.7 : Gambar 3.7 Halaman Utama User 2. Tampilan perancangan muka halaman konsultasi pada user. Pada menu ini user dapat melakukan konsultasi dengan menginputkan nama, umur, berat, tinggi, dan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.8: Gambar 3.8 Halaman Konsultasi User 3. Tampilan perancangan muka halaman detail makanan Pada menu ini user dapat melihat informasi dari tiap makanan yang tersedia. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.9 : 31

18 Gambar 3.9 Halaman Detail Makanan 4. Tampilan perancangan muka halaman tambah makanan Pada menu ini user dapa menambahkan makanan yang belum terdaftar di aplikasi ini. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.10 : Gambar 3.10 Halaman Tambah Makanan 5. Tampilan perancangan muka Kebutuhan gizi ideal user. Pada menu ini user dapat melihat gizi ideal yang dibutuhkan user. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.11: 32

19 Gambar 3.11 Halaman kebutuhan gizi ideal User 6. Tampilan perancangan muka halaman inputan makanan. Pada menu ini user dapat melihat daftar inputan makanan, maka sistem akan menampilkan tampilan seperti gambar 3.12: Gambar 3.12 Halaman inputan makanan 7. Tampilan perancangan muka halaman Hasil dan kesimpulan. Pada menu ini, user akan mendapatkan hasil akhir dari konsultasi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.13: 33

20 Gambar 3.13 Halaman Hasil dan kesimpulan 34

Analisis Sistem Pakar Cara Diet Berdasarkan Golongan Darah

Analisis Sistem Pakar Cara Diet Berdasarkan Golongan Darah Analisis Sistem Pakar Cara Diet Berdasarkan Golongan Darah Aldi Sudarto Nugraha, Iyan Sugianto, Tri Ferga Prasetyo Abstrak Saat ini perkembangan teknologi begitu pesat, begitu pesatnya hingga muncul kecerdasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan pemilihan menu diet bagi penyandang Diabetes Mellitus dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Permasalahan Penjurusan di SMA dilakukan pada saat siswa berada di kelas X (sepuluh) dan akan naik ke kelas XI (sebelas). Masalah yang sering

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Instrument / Angket Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP POLA KONSUMSI SISWA Petunjuk pengerjaan: Para siswa yang terhormat, dengan kerendahan hati dimohon keihklasan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR CARA DIET BERDASARKAN GOLONGAN DARAH (Studi Kasus : Masyarakat Majalengka)

APLIKASI SISTEM PAKAR CARA DIET BERDASARKAN GOLONGAN DARAH (Studi Kasus : Masyarakat Majalengka) APLIKASI SISTEM PAKAR CARA DIET BERDASARKAN GOLONGAN DARAH (Studi Kasus : Masyarakat Majalengka) Aldi Sudarto Nugraha 1, Iyan Sugianto 2, Tri Ferga Prasetyo 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 PENALARAN FUZZY Digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan tunggal / crisp saat defuzzifikasi Penggunaan akan bergantung

Lebih terperinci

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO

PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO PENGATUR POLA MENU MAKANAN BALITA UNTUK MENCAPAI STATUS GIZI SEIMBANG MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI FUZZY METODE SUGENO Rosida Wachdani 1, Zainal Abidin 2, M. Ainul Yaqin 3 Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak Rizky Ria Kumaladewi, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika Universitas islam Indonesia Jl. Kaliurang km 14 Yogyakarta 55510 Telp (0274)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan ideologi bangsa Pancasila dan UUD 1945 maka setiap rakyat indonesia sangat mengidamkan negara yang sejahtera. Hal ini dikarenakan, negara yang sejahtera

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY FUZZY EXPERT SYSTEM FUZZY INFERENCE SYSTEM FUZZY REASONING Toto Haryanto MATA KULIAH SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY Domain Masalah Fuzzifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah PT. Intraco Agro Industry merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak. Masalah yang dihadapi PT. Intraco Agro Industry pada saat ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit BAB IV PEMBAHASAN A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Aplikasi fuzzy logic untuk pengambilan keputusan pemberian kredit

Lebih terperinci

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta LAMPIRAN 74 Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Daftar bahan makanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian diagnosa penyakit asma dengan menggunakan metode fuzzy Tsukamoto, dibutuhkan data mengenai gejala penyakit dari seorang pakar atau

Lebih terperinci

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Lampiran 1: Kuesioner KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Nomor Responden : Tanggal Wawancara : / / A. Identitas Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nya, khususnya perkembangan pada teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. nya, khususnya perkembangan pada teknologi informasi dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dalam beberapa tahun ini, membuat masyarakat membangun berbagai macam peralatan sebagai alat bantu. Dalam menjalankan

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA

APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA BALITA Rosida Wachdani, Zainal Abidin, M. Ainul Yaqin Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN TAHUN 2012

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

LAMPIRAN 1. Tanda tangan, LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN CAIRAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA VEGETARIAN DI PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYAWIRA Saya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 November :38 - Terakhir Diubah Senin, 07 Februari :05

Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 November :38 - Terakhir Diubah Senin, 07 Februari :05 Setiap tipe darah akan mengidentifikasikan unsur-unsur asing yang masuk ke dalam tubuh dan menandainya sebagai teman atau musuh. Begitu juga dengan makanan yang diidentifikasi melalui lektin (protein yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Saat ini, dalam melakukan seleksi penerimaan petugas Sensus Ekonomi pada kantor Badan Statistik Aceh Tamiang masih dilakukan dengan tidak terbuka.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN. penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga penelitian yang dilakukan

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN. penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga penelitian yang dilakukan 33 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Diagram alir dan Penjelasannya Sebelum menyelesaikan masalah dalam didalam penelitian ini, maka tahapantahapan penelitian harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penjelasan dari salah satu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI DIET SEIMBANG DENGAN METODE FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR. Oleh: YOGI FERDIAN

RANCANG BANGUN APLIKASI DIET SEIMBANG DENGAN METODE FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR. Oleh: YOGI FERDIAN RANCANG BANGUN APLIKASI DIET SEIMBANG DENGAN METODE FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR Oleh: YOGI FERDIAN 201110130311028 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy Company LOGO Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2011 www.company.com

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III. Analisis Masalah Sistem yang dibuat pada studi kasus pemilihan spesifikasi komputer ini, ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Judul Penelitian : Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

Makanan yang berbahaya untuk golongan darah O adalah sebagai berikut

Makanan yang berbahaya untuk golongan darah O adalah sebagai berikut Makanan yang berbahaya untuk golongan darah O adalah sebagai berikut Makanan dari jenis daging dan ikan seperti : Daging asap : Pemberian berbagai zat aditif dalam pembuatan daging asap yang membahayakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 58

LAMPIRAN 1 58 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 58 LAMPIRAN 2 59 LAMPIRAN 3 60 LAMPIRAN 4 61 62 63 64 Lampiran 5 FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN FOOD RECALL A. Identitas Responden Nama : Alamat : Tempat, Tanggal Lahir : Umur : Telepon/Hp

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. 2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem merupakan tahapan dimana sistem yang telah dirancang sebelumnya dapat berjalan dan dioperasikan. Implementasi sistem

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. Saudara. Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. Saudara. Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Kepada Yth, Saudara Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, bersama dengan ini memohon kesediaan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Jumlah Produksi

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Status Gizi Balita Menggunakan Metode Fuzzy Inferensi Sugeno (Berdasarkan Metode Antropometri)

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Status Gizi Balita Menggunakan Metode Fuzzy Inferensi Sugeno (Berdasarkan Metode Antropometri) Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Status Gizi Balita Menggunakan Metode Fuzzy Inferensi Sugeno (Berdasarkan Metode Antropometri) Alfian Romadhon 1, Agus Sidiq Purnomo 2 1 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Penelitian. 1.1 Observasi. 1.2 Angket. 1.3 Wawancara. 1.4 Dokumentasi. 1.5 Tes

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Penelitian. 1.1 Observasi. 1.2 Angket. 1.3 Wawancara. 1.4 Dokumentasi. 1.5 Tes lx DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 Observasi 1.2 Angket 1.3 Wawancara 1.4 Dokumentasi 1.5 Tes Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas 2.1 Validitas 2.2 Reliabilitas Lampiran 3. RPP

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon BAB IV PEMBAHASAN BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian yaitu klasifikasi logika fuzzy hasil pembahasan analisis pengujian model fuzzy dan visualisasi model fuzzy pada perhitungan cadangan hidrokarbon

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE SUGENO DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPRIBADIAN SISWA BERDASARKAN PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI MI MIFTAHUL ULUM GONDANGLEGI MALANG) Wildan Hakim, 2 Turmudi, 3 Wahyu H. Irawan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan memaparkan proses konsultasi

Lebih terperinci

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali 67 Lampiran 1 : Kuesioner Food Frekuesi (FFQ) Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif Nama : Umur : Jenis kelamin : Tanggal wawancara : No. Sampel : Bahan Makanan Berapa kali konsumsi per... Porsi tiap

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Pada PT.TUV Rheinland sistem yang berjalan sekarang ini masih menggunakan aplikasi microsoft excel dalam penginputan hasil audit spbu

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Bayi adalah anak dari manusia atau hewan yang masih berusia sangat muda. Ketika bayi sudah mulai berjalan, disebut dengan balita. Umumnya istilah

Lebih terperinci

*SAMA SEKALI TIDAK BOLEH DIKONSUMSI SELAMA PROGRAM*:

*SAMA SEKALI TIDAK BOLEH DIKONSUMSI SELAMA PROGRAM*: *DIET PEMBAKARAN LEMAK* Untuk orang-orang yang butuh menghilangkan berat badan dalam waktu singkat. Diet ini diberikan oleh salah satu Rumah Sakit di Maryland USA untuk para pasien jantung yang perlu menurunkan

Lebih terperinci

Written by Dr. Brotosari Saturday, 19 September :24 - Last Updated Sunday, 06 August :16

Written by Dr. Brotosari Saturday, 19 September :24 - Last Updated Sunday, 06 August :16 Anda termasuk golongan yang nduttt dan gampang lapar? Coba yang berikut ini: 1. Air Putih Minumlah air putih sebanyak-banyaknya sebelum makan, karena air adalah penekan lapar alami. Air putih dapat mempercepat

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 26 Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Pengembangan Sistem 3.1.1 Pembahasan Metode Prototyping Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah prototyping model. Seringkali

Lebih terperinci

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 LAMPIRAN 104 105 LAMPIRAN I HUBUNGAN PEMBERIAN MPASI LOKAL, FREKUENSI PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS WAIPARE, KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Valentine Ponsel dalam melakukan pemilihan perangkat Android masih dilakukan secara manual berdasarkan model dan merk. Cara seperti ini menyebabkan

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Hari VIP Kelas Ruangan I Pagi Pagi Pagi Ikan acar kuning Telur dadar Telur dadar Tempe goreng Tempe goreng Tempe goreng Tumis bayam Tumis bayam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan. Perancangan dapat didenifisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Analisis bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terdapat pada sistem serta menentukan kebutuhan-kebutuhan dari sistem

Lebih terperinci

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem 5 akuisisi pengetahuan untuk pengambilan keputusan berdasarkan gejala klinis dan gejala yang bersifat fuzzy, serta pembuatan fuzzy inference system (FIS). Dalam pembutan FIS, dinakan representasi fungsi

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No., (203) 2337-3520 (230-928X Print) Perancangan Sistem Pakar Fuzzy Untuk Pengenalan Dini Potensi Terserang Stroke Berbasis Web Harmuda Pandiangan, M Isa Irawan dan

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN RESPONDEN Judul : Pengaruh Stres terhadap Pola Makan Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) Peneliti : Emma Marhama Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) Andrian Juliansyah ( 1011287) Mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang relative kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang relative kekurangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan suatu gangguan kronis yang ditandai dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang relative kekurangan insulin. Diabetes mellitus yang utama

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL FUZZY UNTUK SISTEM PAKAR PENDETEKSI TINGKAT KESUBURAN TANAH DAN JENIS TANAMAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL FUZZY UNTUK SISTEM PAKAR PENDETEKSI TINGKAT KESUBURAN TANAH DAN JENIS TANAMAN ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL FUZZY UNTUK SISTEM PAKAR PENDETEKSI TINGKAT KESUBURAN TANAH DAN JENIS TANAMAN Amiril Mukminin 1, Heru Agus Santoso 2, Catur Supriyanto 3 123 Pascasarjana Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

Himpunan Tegas (Crisp)

Himpunan Tegas (Crisp) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Suatu cara untuk merepresentasikan dan menangani masalah ketidakpastian (keraguan, ketidaktepatan, kekuranglengkapan informasi, dan kebenaran yang bersifat sebagian). Fuzzy System

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Pola makan dan status (Metriyani) 1 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA THE DIETARY HABITS AND NUTRITIONAL STATUS OF GRADE X STUDENTS OF THE CULINARY SERVICES

Lebih terperinci

NOMOR : PL /019.2/521112/2011 TANGGAL : 27 Januari 2011

NOMOR : PL /019.2/521112/2011 TANGGAL : 27 Januari 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN RI RUMAH SAKIT PARU Dr HA ROTINSULU PANITIA PENGADAAN BARANG-JASA BELANJA RUPIAH MURNI JL BUKIT JARIAN NO40 BANDUNG 40141 TELP 2034446,2031427 FAX2031427 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN/

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis Aisyah Dzulqaidah /00 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Jenis Budidaya Ikan Dengan Mengukur Kualitas Air Menggunakan Metode Fuzzy Tsukamoto (Studi Kasus : Balai Benih Ikan di Pengujan Kabupaten Bintan) Rima Ayuningtyas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT

IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT IMPLEMENTASI FUZZY TSUKAMOTO DALAM PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KARET DAN KELAPA SAWIT Maya Yusida 1, Dwi Kartini 2, Andi Farmadi 3, Radityo Adi Nugroho 4, Muliadi 5 123Prodi Ilmu Komputer

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH 68 REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH Septiani Nur Hasanah 1, Nelly Indriani Widiastuti 2 Program Studi Teknik Informatika. Universitas Komputer Indonesia. Jl.

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : L/P (coret yang tidak perlu) Pekerjaan : Alamat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 7 terboboti dari daerah output fuzzy. Metode ini paling dikenal dan sangat luas dipergunakan. First of Maxima (FoM) dan Last of Maxima (LoM) Pada First of Maxima (FoM), defuzzifikasi B( y) didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III1 Analisa Masalah Analisa masalah bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang terjadi dalam pemilihan bibit jambu madu terbaik Adapun permasalahan

Lebih terperinci

BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN BAHAN PANGAN BERDASARKAN KANDUNGAN NUTRIEN

BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN BAHAN PANGAN BERDASARKAN KANDUNGAN NUTRIEN BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN BAHAN PANGAN BERDASARKAN KANDUNGAN NUTRIEN Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jl. Kaliurang Km 14,5 Yogyakarta email : cicie@fti.uii.ac.id

Lebih terperinci