BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya,

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU)

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dilakukan penghitungan perencanaan pajak atas pajak penghasilannya yang dijelaskan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ABS INDUSTRI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB IV. EVALUASI PERENCANAAN PPh pasal 23 dan PPh BADAN PT PATRA JASA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK SEBAGAI METODE UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN. (Studi Kasus pada Perum Pegadaian Pusat)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pajak Pertambahan Nilai-nya sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT MMS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

KUP PELAPORAN DAN PENYETORAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. salah satunya perlakuan akuntansi pajak atas sewa dan imbalan jasa. Oleh sebab

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT. RKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Bulan September Desember 2014

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

ABSTRAK. Kata Kunci : Laba Bersih, Koreksi Fiskal, Perencanaan Pajak

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi atas pemotongan, penyetoran, dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor dengan tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : NPWP : Alamat :

Abstrak. Kata-kata kunci: PPh Pasal 21, gross up, PPh terutang. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara. Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Nilai PT TCI. Maka penulis memberi simpulan sebagai berikut:

Comprehensive Tax Planning 2014

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan pajak penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian ini penulis mendapatkan beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Dalam menerapkan perencanaan pajak, PT Bank MAJU belum sepenuhnya melaksanakan perencanaan secara optimal, bahkan cenderung tidak melakukan perencanaan pajak. Hal ini terbukti dari belum dilakukannya pembukuan secara fiskal, akibatnya banyak akun-akun yang harus dikoreksi, baik koreksi positif maupun koreksi negatif. Selama ini dalam menghitung jumlah pajak terutang PT Bank MAJU hanya berdasarkan laporan keuangan komersil. Dari hasil rekonsiliasi antara laporan keuangan komersil dan laporan secara fiskal sebelum perencanaan pajak, jumlah pajak terutang yang seharusnya dibayar sebesar Rp 45.468.891.504, sedangkan jumlah pajak terutang yang ditanggung PT Bank MAJU berdasarkan perhitungan laporan komersil sebesar Rp 49.384.253.600. Maka artinya PT Bank MAJU mengalami pemborosan sumber daya sebesar Rp3.915.362.096, hal ini jelas sangat merugikan perusahaan. 2. PT Bank MAJU mempunyai account representative pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana perusahaan tersebut terdaftar, jadi apabila ada kesalahan atau kekeliruan atas SPT (baik SPT Masa maupun SPT Tahunan) yang disampaikan maka akan langsung diberitahukan oleh pihak KPP. 90

3. PT Bank MAJU belum memiliki unit/divisi khusus yang menangani masalah perpajakan. padahal dari hasil evaluasi dan wawancara yang dilakukan penulis banyak terdapat masalah tentang perpajakan, diantaranya, selama ini PT Bank MAJU hanya mempunyai satu orang pegawai yang menangani perpajakan dan perusahaan tidak mengizinkan untuk menggunakan jasa konsultan pajak eksternal. Selain itu, pegawai yang menangani masalah perpajakan masih belum betul-betul tahu dan memahami tentang peraturan perpajakan, sebab masih ada pos-pos yang dianggap sebagai grey area, akibatnya dapat berpotensi kesalahan dalam melaporkan jumlah pajak terutang. Perusahaan juga sering mengalami keterlambatan dalam melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan), hal ini mengakibatkan perusahaan dikenakan sanksi administrasi. 4. Dalam hal pemakaian jasa pihak ketiga yang terkait dengan kewajiban memotong PPh Pasal 23 terhadap jasa yang digunakan, seperti jasa konsultan manajemen, jasa konsultan hukum dan jasa pemeliharaan gedung dan ruangan kantor, pihak PT Bank MAJU belum melakukan pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa yang dipakai. Hal ini terlalu beresiko apabila dilakukan pemeriksaan oleh petugas pajak perusahaan dapat dikenakan sanksi administrasi sebesar 2% sebulan dan atau 100% dari jumlah pokok pajak sesuai dengan Pasal 13 Undang-undang Pajak Penghasilan. 5. PT Bank MAJU telah menanggung PPh Pasal 21 atas karyawannya sebesar pajak yang harus dibayar karyawan tersebut. Tanggungan PPh Pasal 21 tersebut diberikan dalam bentuk Tunjangan PPh Pasal 21, hal ini merupakan salah satu perencanaan pajak yang baik. 6. PT Bank MAJU melaporkan pendapatan atas sewa ruangan sebesar Rp 312.395.212 sebagai penghasilan yang belum dikenakan pajak, padahal berdasarkan Kep- 91

227/PJ./2002 penghasilan atas sewa tanah dan bangunan merupakan penghasilan yang dikenakan pajak final, oleh karena itu penghasilan tersebut tidak perlu dilaporkan kembali ke dalam SPT Tahunan dan merupakan koreksi negatif. 7. Terdapat beberapa biaya yang harus dikoreksi positif karena bukan merupakan pengeluaran yang dapat dijadikan biaya, seperti beban representasi pihak ketiga, beban keanggotaan olahraga, beban HUT/peresmian/perayaan serta beban lain-lain 8. Beban Kendaraan Bermotor sebesar Rp 7.531.126.070 yang didalamnya termasuk biaya perolehan serta perawatan mobil sedan yang digunakan oleh direksi hanya dapat dijadikan biaya sebesar 50% dari jumlah pengeluaran untuk perolehan dan perawatan mobil sedan tersebut sesuai ketentuan dalam Kep-220/PJ./2002. 9. Beban Representasi pihak ketiga sebesar Rp 730.625.580 tidak dapat dijadikan biaya karena tidak ada bukti nominatif didalam SPT, sebab sesuai dengan SE- 27/PJ.22/1986 biaya representasi dapat dibebankan apabila dibuat daftar nominatif. 10. PT Bank MAJU memberikan fasilitas berupa membership lapangan golf bagi para pejabat perusahaan. Fasilitas tersebut tidak dapat dibiayakan karena termasuk natura atau kenikmatan yang diberikan perusahaan. 11. Dari hasil perencanaan pajak yang telah dimaksimalkan, menunjukkan bahwa sebenarnya PT Bank MAJU dapat melakukan penghematan beban pajak sebesar Rp4.768.097.147. V.2. Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap PT Bank MAJU, maka penulis mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan 92

dan masukan yang bermanfaat bagi PT Bank MAJU untuk menerapkan perencanaan pajak secara maksimal, antara lain: 1. PT Bank MAJU agar selalu membuat laporan keuangan fiskal yang bertujuan sebagai sarana untuk mengetahui jumlah pajak terutang dan tidak menggunakan laporan keuangan komersil dalam menghitung besarnya pajak terutang. 2. PT Bank MAJU sebaiknya merekrut pegawai yang benar-benar mengetahui dan memahami serta dapat menerapkan peraturan perpajakan yang berlaku. Pegawai tersebut harus memiliki background akuntansi perpajakan yang baik, jika perlu pernah mengikuti dan memiliki sertifikat pelatihan perpajakan Brevet A, B dan C. Perusahaan juga perlu memberikan pelatihan ataupun seminar (berkala) tentang perpajakan agar para pegawai setidaknya mengerti tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP). 3. Dalam hal pemotongan PPh Pasal 23 atas jasa yang digunakan, PT Bank MAJU tidak selalu melakukan pemotongan pajak atas jasa tersebut, hal ini dapat berpotensi dikenakan sanksi administrasi. Untuk perencanaan pajaknya, PT Bank MAJU dapat menggunakan metode gross up dalam menghitung PPh Pasal 23 yang harus disetor. 4. Untuk penghasilan yang diterima dan telah dikenakan PPh final, seperti penghasilan dari sewa ruangan ataupun sewa tanah, tidak perlu dihitung kembali ke dalam SPT Tahunan. 5. Pada beban representasi pihak ketiga perusahaan tidak membuat atau mencantumkan daftar nominatif biaya-biaya tersebut ke dalam SPT Tahunan, akibatnya beban tersebut tidak dapat dianggap sebagai biaya. Untuk selanjutnya perusahaan harus membuat atau melampirkan daftar nominatif tersebut ke dalam SPT Tahunan agar dapat diperhitungkan sebagai biaya. 93

6. Fasilitas keanggotaan olahraga bagi para pejabat yang dibebankan perusahaan tidak dapat dijadikan biaya, solusinya yaitu dengan cara memberikan tunjangan olahraga bagi para pejabat perusahaan. Dengan begitu tunjangan tersebut dapat dibiayakan dan menjadi objek PPh Pasal 21 terhadap penghasilan pejabat perusahaan yang bersangkutan. 7. PT Bank MAJU agar lebih memaksimalkan perencanaan pajaknya. Sebagai bahan pertimbangan bahwa sebenarnya perusahaan dapat lebih menghemat beban pajak contohnya seperti perencanaan pajak yang telah penulis lakukan. 8. Perusahaan dapat melakukan evaluasi berkala (bulanan/triwulan) atas semua pembukuan, pemenuhan perpajakan dan pelaksanaan perencanaan pajaknya. Hal tersebut bertujuan untuk perbaikan, pembetulan dan penyesuaian yang diperlukan. 94