BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan perencanaan penelitian yang telah dirancang, maka pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Peneltian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 dengan jumlah 31 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Sebelum siklus I dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal di SDN Tegaron 02 yang dilakukan pada hari rabu tanggal 30 maret 2016 jam 07.00-09.00 dengan tujuan untuk mengetahui keadaan belajar siswa dan bagaimana cara guru menyampaikan pembelajaran, melalui hal tersebut peneliti mengetahui bagaimana keadaan awal pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil belajar IPA siswa yaitu sebagai berikut: Tabel 9 Data Hasil Belajar Pra Siklus No Ketuntasan Belajar Nilai Pra Siklus Banyak Siswa Presentase 1 Siswa Tidak Tuntas 12 39% 2 Siswa Tuntas 19 61% Jumlah 31 100% Melaluai penelitian yang telah dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA telah meningkatkan hasil belajar siswa. 4.2 Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian disajikan dengan deskripsi secara rinci mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian siswa disajikan mulai dari tahap pra tindakansamapai dengan akhir siklus. Sebelum dideskripsikan hasil penelitian dan pembahasan, terlebih dahulu di 48

49 deskripsikan bagaimana keadaan siswa pada kegiatan pembelajaran sebelum adanya tindakan, yakni pada tahap pra tindakan atau pra siklus. 4.2.1 Pelaksanaan Siklus I 4.2.1.1 Tahap Perencanaan Tindakan Setelah memperoleh data mengenai hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 pada kondisi awal, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melanjutkan dengan pelaksanaan siklus 1. Dalam siklus 1 peneliti melakukan 3 kali pertemuan kegiatan belajar mengajar, atas kesepakatan guru kelas 4 dengan peneliti pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tersebut akan dilaksanakan setiap hari rabu, jumat dan sabtu. Sebelum mulai kegiatan belajar mengajar peneliti menyiapkan semua perlengkapan yang diperlikan pada saat mengajar yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, menyiapkan soal tes dan lembar observasi. Lembar observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilaukan oleh peneliti. Hasil observasi tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pertemuan berikutnya. 4.2.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 6 April 2016 hari rabu dengan kompetensi dasar 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Indikatornya menyebutkan tiga perubahan fisik yang disebabkan oleh angin, hujan, matahari, dan gelombang laut, menjelaskan lingkungan fisik yang disebabkan oleh angin, hujan, matahari, dan gelombang laut, mendeskripsikan pengaruh pengaruh angin dan hujan terhadap daratan. Adapun kegiatan pembelajaran mengucapkan salam pembuka, berdoa, absensi, menyiapkan siswa secara fisik dan pisikis, pada apersepsi guru bertanya kepada siswa, guru menanyakan pembelajaran yang kemarin, guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang perubahan lingkungan. Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran, guru memperlihatkan gambar perubahan lingkungan, siswa mengamati gambar dan menyebutkan perubahan lingkungan pada gambar yang di perlihatkan guru. Selanjutnya guru menjelaskan tentang model pembelajaran

50 kooperatif tipe jigsaw, yang akan digunakan selama proses belajar mengajar IPA berlangsung, dimana siswa dapat menyampaikan materi secara bergantian setiap kelompok tentang materi yang sudah disediakan oleh guru. Sebelum guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai tentang materi perubahan lingkungan, setelah itu guru menyajikan garis-garis bersar materi salah satunya menyebutkan contoh perubahan lingkungan fisik melalui gambar yang diperlihatkan guru, meminta siswa untuk menjelaskan contoh perubahan lingkungan fisik melalui gambar yang diperlihatkan guru, guru membimbingsiswa saat menjelaskan contoh perubahan lingkungan fisik pada gambar. Guru membentuk kelompok belajar siswa, guru memberikan lembar kerja siswa tentang perubahan lingkungan fisik, setiap kelompok mendapatkan materi yang berbeda dari kelompok lainnya. Setiap kelompok mempresentasikan materi yang sidah dibagikan oleh guru, setelah selesai diskusi guru mengadakan kuis, setiap kelompok yang dapat meteri yang dibacakan oleh guru tidak boleh menjawab pertanyaan, yang boleh menjawab kelompok lain, setiap kelompok yang bisa menjawab mendapat hadiah dari guru. Setelah selesai kuis, guru kembali menjelaskan materi yang disajikan tentang perubahan lingkungan fisik seperti angin, hujan, matahari, dan gelombang laut. Guru melakukan umpan balik kepada siswa tentang materi pembelajaran yang dijelaskan masing-masing kelompok, setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaranan yang telah dipelajari. Sebelum mengakhiri pembelajaran guru memberikan PR kepada siswa pembahasan pembelajaran pertemuan kedua, kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selama proses belajar mengajar berlangsung, observasi merekam jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang disediakan.dari rekaman tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 April 2016 pada jam pertama. Pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Guru melanjutkan materi dengan kompetensi dasar yang sama yaitu 10.1

51 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Pertemuan kedua dengan indikator menyebutkan langkah-langkah dalam menyusun laporan perubahan lingkungan fisik, membuat laporan berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman pribadi atau laporan surat kabar / media lain tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung melletus, tsunami, puting beliung, tanah longsor, menjelaskan isi laporan berdasarkan hasil pengamatannatau pengalaman pribadi serta surat kabar / media lain tentang peristiwa alam misalnya banjir, gempa bumi, gunung melletus, tsunami, puting beliung, tanah longsor. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam, berdoa, absensi, menyiapkan siswa secara fisik dan pisikis. Apersebsi: guru bercerita sekilas terjadinya perubahan lingkungan yang disebabkan angin, dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memgingatkan pembelajaran minggu lalu kepada siswa, selanjutnya menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yang akan digunakan selama proses belajar mengajar IPA berlangsung. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai tentang materi perubahan lingkungan fisik yaitu membuat laporan tentang perubahan lingkungan fisik. Guru memberikan lembar kerja siswa tentang perubahan fisik yaitu membuat laporan tentang perubahan lingkungan fisik, secara berkelompok siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelompok lainnya, guru membimbing siswa saatmenjelaskan, kemudian guru menerangkan semua materi merefleksi pembelajaran dengan melakukan umpan balik tentang materi yang belum dipahami, setelah itu guru dan siswa membuat kesimpulan bersama, selanjutnya guru memberi penguatan dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam. Pertemuan ketiga siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 9 April 2016 pada hari sabtu jam pertama. Pada pertemuan ketiga pembelajaran dilakukan dengan singkat, hanya ada beberapa materi yang akan dibahas, tetapi masih mengenai kompetensi dasar yang sama mengenai pembahasan tentang perubahan lingkungan fisik seperti angin, hujan, matahari, dan gelombang laut, karena pada akhirnya pembelajaran akan dilakukannya evaluasi maka menyampaikan pembelajaran dilakukan dengan singkat. Berikut langkah-langkah pembelajaran

52 yang akan disampaikan. Seperti biasa guru mengucapkan salam pembuka, doa serta mengabsen kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa pada pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, serta memotivasi keingintahuan siswa tentang materi perubahan lingkungan fisik guru memperlihatkan gambar tentang dampak perubahan lingkungan fisik, siswa mengamati gambar yang ditempelkan di depan kelas. Guru meminta siswa untuk menjelaskan kepada kelompok lain bagimana keadaan yang ada pada gambar, dan menyebutkan contoh dampak perubahan lingkungan seperti angin, hujan, matahari, dan gelombang laut, setiap kelompok memberikan pendapat masing-masing kepada kelompok yang sudah menjelaskan, secara bergiliran. Setelah itu guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran, guru memberikan penguatan tentang materi yang sudah dijelaskan, kembali guru mengulas tentang materi yang disajikan pada pertemuan 1 dan 2, kemudian guru memberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. Selanjutnya guru membagikan soal evaluasi yaitu melihat hasil belajar siswa pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga. 4.2.1.3 Observasi Pada pertemuan pertama siklus 1 hasil observasi yang diperoleh guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan runtut, sudah menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya melalui gambar, serta melibatkan siswa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Akan tetapi pada saat berlangsungnya pembelajaran, masih kurang pengontrolan, masih banyak siswa yang sibuk sendiri tidak mendengarkan penjelasan temannyasehingga suasana kelas menjadi ribut. Penjelasan materi yang dijelaskan guru masih kurang tepat, ada materi yang terlewatkan yaitu penjelasan tentang materi yang tidak dijelaskan kepada siswa. Pengamatan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, belum sesuai dengan yang diharapkan peneliti yaitu mewujudkan siswa yang cakep berbicara menjelaskan pembelajaran dan menciptakan rasa ketertarikan pada diri siswa untuk mengemukakan ide atau pendapat. Siswa masih membaca teks tanpa menjelaskandengan pendapat atau ide

53 sendiri jadi siswa masih fokus pada bacaan. Kemungkinan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran tersebut sehingga siswa merasa canggung. Hasil observasi dari pertemuan kedua siklus 1 adalah sebagai berikut: pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan belajar mengajar terlihat sudah baik anak-anak mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan cara guru memotivasi siswa juga sudah mulai terlihat lebih baik dan membuat siswa mulai lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar. Namun masih ada beberapa kekurangan yang dilihat dari siswa, yaitu keaktifan dalam belajar siswa belum menunjukkan sebagaimana mestinya, masih ada siswa yang malu bertanya materi yang belum dimengerti. Masih ada siswa yang menertawakan temannya jika salah menjelaskan atau berbicara pada saat mempresentasikan hasil kerja di depan teman lainnya. Hal ini membuat siswa yang menjelaskan materi menjadi kurang percaya diri. Observasi yang diperoleh pada pertemuan 2 yang dilakukan oleh observasi dapat disimpulkan bahwa pertemuan 2 pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh guru, sedikit peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan guru telah menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, secara maksimal walaupun masih ada sebagian siswa yang bercanda dan berbicara sendiri dengan temannya saat guru menjelaskan pelajaran. Sedangkan observasi siswa yang dilakukan oleh guru observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan 2 pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh siswa sudah baik, hal ini sudah cukup meningkat dari pertemuan sebelumnya, siswa sudah memahami pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe jigsaw sehingga siswa tidak merasa canggung lagi, saat diminta untuk maju menjelaskan pelajaran siswa mau maju melakukan hal tersebut, walaupun saat menjelaskan terkadang siswa merasa tidak percaya diri dengan penjelasan yang disampaikannya. Observasi yang diperoleh pada pertemuan 3 yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pertemuan 3 pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh guru. Pada pertemuan ketiga ini guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan berlangsung dengan

54 maksimal, guru melibatkan siswa pada pembelajaran dengan memberikan tanya jawab pada siswa untuk memotivasi siswa mengemukakan pendapat masingmasing. Sedangkan observasi siswa yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan 3 pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang diterapkan oleh siswa sudah sesuai, karena pada pertemuan ketiga kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah baik dan terlaksana sesuai dengan sintak model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Tabel 10 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Siklus 1 Pertemuan Hasil Observasi Guru Siswa Keterlaksanaan Keterlaksanaan Ya Tidak Ya Tidak 1 25 2 8 3 2 27-10 1 3 27-11 - Untuk memperbaiki kesalahan yang ditemukan pada siklus 1 tersebut, diharapkan pada siklus 2 dapat memberikan perubahan yang sangat baik pada sikap anak saat melaksanakan pembelajaran dan melakukan kegiatan sesuai dengan sintak yang diharapkan sesuai dengan model kooperatif tipe jigsaw. 4.2.1.4 Refleksi Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus 1, diketahui bahwa selama guru mengajar siswa sudah mulai aktif, meskipun ada beberapa siswa yang tingkat keaktifannya masih kurang, yaitu pada saat diminta untuk menjelaskan pembelajaran didepan siswa lainnya,siswa masih malu untuk berbicara/mengemukakan pendapat, ada beberapa siswa terkesan kaku dan saat mempresantasikan hasil belajar ada yang membaca tanpa adanya penjelasan yang diucapkan secara spontan, sehingga kesan siswa tersebut tidak rileks seakan takut berbicara. Hal tersebut disebabkan karena siswa kurang yakin dan percaya diri apa

55 yang disampaikan pada saat menjelaskan pelajaran, apalagi saat menjelaskan siswa lain menertawakan. Begitu juga saat menyampaikan materi, guru harus mampu memanfaatkan waktu agar pada saat jam pelajaran berakhir materi sudah tersampaikan dengan baik, sehingga apa yang dirancangkan pada pelaksanaan pembelajaran sudah dapat terlaksana, dan saat menjelaskan materi guru harus bisa mengontrol dan menguasai kelas agar siswa dapat fokus pada penjelasan tidak sibuk kegiatan masing-masing sehingga membuat suasana kelas menjadi ribut. Guru juga harus bisa mendekati siswa dan memotivasi siswa untuk dapat menumbuhkanrasa berani pada diri siswa berbicara mengemukakan pendapat di depan siswa lainnya sehingga siswa dapat melaksanakan tindakan tersebut tanpa dipaksa dan tidak takut mengemukakan pendapat, tidak merasa malu dan penuh percaya diri. Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 dapat memberikan perubahan pada hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan pra siklus. Tabel 11 Instrumen lembar observasi aktivitas siswa Siklus 1 pertemuan 1, 2, dan 3. No Keterlaksanaan Sintak Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 1 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 2 8 2 10 1 11-4.2.1.5 Pelaksanaan Siklus II Sebelum melaksanakan siklus II peneliti perlu melakukan persiapan yang matang agar saat proses pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dilaksanakan dengan baik dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

56 4.2.1.6 Perencanaan Siklus II Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan siklus II, terlebih dahulu dilakukan persiapan. Persiapan dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaan tindakan pada pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan yang dilakukan pada siklus II ini pertama-tama peneliti mempersiapkan instrumen berupa RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menyesuaikan indikator dan tujuan serta kegiatan pembelajarannya, materi ajar yang sesuai dengan SK, KD, alat dan bahan yang diperlukan seperti gambar pada saat pembelajaran berlangsung dan sumbersumber lain (buku) untuk KBM agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. 4.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 April 2016. Guru melanjutkan materi dengan kompetensi dasar 10.2 Mendeskripsikan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Dengan indikator menjelaskan tentang kerusakan lingkungan, menjelaskan pengaruh perubahan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Kondisi tanah terhadap bahaya erosi melakukan percobaan sesuai dengan prosedur yang ada mengenai ketahanan tanah, menyimpulkan hasil dari percobaan. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, doa, mengabsen siswa, serta mempersiapkan kelengkapan belajar siswa. Guru mengajak siswa menyanyikan sebuah lagu yang berjudul tik-tik-tik bunyi hujan dari lagu yang dinyanyikan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran saat itu. Guru memperlihatkan beberapa gambar pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan erosi, abrasi, banjir, dan longsor, siswa mengamati gambar yang diperlihatkan guru. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab melalui gambar, guru mengarahkan pemahaman siswa

57 pada materi, setelah itu guru menjelaskan pengaruh lingkungan fisik terhadap daratan seperti erosi, abrasi, banjir, dan longsor. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan lembar kerja kelompok, setiap kelompok mendapatkan lembar kerja yang berbeda, setelah itu setiap kelompok masuk ke kelompok lain untuk mempresentasikan materi yang dibagikan oleh guru, setelah selesai presentasi ke kelompok lain, semua kelompok kembali ke kelompok asal, kemudian guru kembali menerangkan materi yang disajikan saat itu, guru melakukan umpan balik kepada siswa melalui pertanyaan dan memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan kesempatan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan setelah itu guru menutup pelajaran dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Pertemuan kedua siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 15 April 2016. Pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan siklus II. Guru melanjutkan materi dengan kompetensi dasar yang sama yaitu 10.2 Mendeskripsikan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, doa, mengabsen kehadiran siswa, serta mempersiapkan perlengkapan siswa untuk belajar dan melakukan apersepsi yaitu: guru bertanya kepada siswa anak-anak apa yang akan terjadi apa bila membuang sampah sembarangan secara terus-menerus? Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai saat itu, selanjutnya menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru menyampaikan garis besarmateri yang akan disampaikan, setelah itu, guru menugaskan siswa untuk membaca materi yang akan diajarkan, guru menstimulus siswa agar dapat mengeluarkan pendapatnya dengan melakukan tanya jawab mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini (contohnya tanya jawab mengenai banjir) anak-anak, coba siapa yang tahu bencana alam yang sering terjadi akhir-akhir ini apa? anak-anak menyebutkan berbagai macam bencana alam dan salah satunya adalah banjir

58 mengapa banjir bisa terjadi?, tanya bu guru siswa memberi tanggapan mengenai masalah kerusakan lingkungan tersebut (masalah banjir). Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksperimen secara berkelompok mengenai ketahanan kondisi tanah terhadap bahaya erosi. Guru menjelaskan bagaimana langkah kerjannya ada adal lembar kegiatan siswa, setelah itu menugaskan siswa untuk mengisi lembar kerja yang telah disediakan tentang hasil eksperimen,. Siswa melakukan percobaan, guru membimbing dalam melkukan percobaan, setelah selesai melakukan percobaan, siswa melakukan diskusi atas pertanyaan yang ada dalam lembar kerja dengan melihat hasil percobaan dan menyimpulkan hasil diskusi tentang percobaan yang telah dilakukan, siswa dengan bimbingan guru membahas dan menyimpulkan hasil dari percobaan yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami, kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan bersama, dan memberikan kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan selanjutnya guru menutup pelajaran dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam penutup. Pada pertemuan ketiga siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 16 April pada jam pertama. Pada pertemuan ketiga, disini guru hanya memberikan soal evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus II. Sebelum guru mengulas kembali secara singkat tentang pembahasan materi pada pertemuan sebelumnya, setelah itu guru membagikan soal ealuasi. Siswa terlihat penuh konsentrasi mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. 4.3.1 Observasi Dari hasil observasi siklus II dapat diketahui bahwa bagaimana keterlaksanaannya sintak pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Dalam menyampaikan pembelajaran guru sudah menguasai materi dengan baik serta dapat menumbuhkan motivasi bagi siswa sehingga siswa dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan sintak model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan baik dan maksimal. Saat kegiatan belajar berlangsung siswa terliahat antusias dan mengikuti pembelajaran dengan tertib. Pada saat guru meminta siswa

59 untuk menjelaskan pelajaran di depan siswa lainnya, sudah ada siswa yang berani mengacungkan tangan tanpa adanya paksaan dari guru untuk maju menjelaskan pelajaran di depan siswa lainnya dengan pendapat masing-masing sesuai ide dan pemahaman siswa, saat menjelaskan pembelajaran sudah sesuai dengan harapan yang diinginkan peneliti. Pada pertemuan kedua siklus II kegiatan belajar mengajar sudah cukup memuaskan, siswa sudah terbiasa berbicara di depan siswa lainnya dengan menguangkapkan ide dan pendapat masing-masing. Siswa semakin aktip untuk menjelaskan pelajaran dikarenakan oleh dorongan dan motivasi guru pada siswa. Saat menyampaikan pembelajaran gurunmelakukannya dengan semangatnpula dan memberikan pendekatan kepada siswa dan khususnya melakukan kesibukan sendiri saat guru menjelaskan, dan guru melibatkan siswa tersebut untuk berpendapat menjelaskan pembelajaran pada siswa lainnya. Suasana kelas menjadi hidup karena siswa aktip terlibat, saat menjelaskan materi guru guru dapat menyajikan semua materi sampai terselesaikan. Pada pertemuan ketiga guru dapat melakukan evaluasi dengan baik dan semua siswa terlibat melaksanakan tugas tersebut. Tabel 12 Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Siklus 2 Pertemuan Hasil Observasi Guru Siswa Keterlaksanaan Keterlaksanaan Ya Tidak Ya Tidak 1 27-10 1 2 27-11 - 3 27-11 -

60 4.3.2 Refleksi Terlihat dari observasi yang ada pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga pada siklus II, pembelajaran sudah dikatakan baik dan kondusif sesuai yang diharapkan peneliti. Siswa dalam belajarnya dapat dikatakan baik karena keterlaksanaan sintak pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dikatakan lebih baik karena adanya peningkatan pada hasil belajar siswa dibandingkan sebelumnya. Tabel 13 Lembar instrumen lembar observasi aktivitas siswa Siklus 2 pertemuan 1, 2, dan 3. No Keterlaksanaan Sintak Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 1 Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 2 10 1 11-11 - 4.4 Deskripsi Data Siklus I Pada hasil penelitian akan disajikan deskripsi data dan analisis data, dimana akan dijelaskan mengenai hasil pelaksanaan yang telah dilakukan baik itu berupa hasil observasi saat kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa, berikut akan diuraikan : 4.4.1 Deskripsi Data Siklus I Distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I siswa kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 Semester 2 2015/2016, disajikan pada tabel 13 sebagai berikut: jangkauan (J) = nilai tertinggi nilai terendah = 82 60 = 22 banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31

61 panjang kelas = 1+ 3,3 (1,49) = 1 + 4,92 = 5,92 (dibulatkan menjadi 6) = J/K = 22/6 = 3,67 (dibulatkan menjadi 4) Tabel 14 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa kelas 4 SD Negeri Tergaron 02 Semester 2 2015/2016 No Interval Frekuensi Presentase 1 60 63 3 10% 2 64 67 1 3% 3 68 71 13 42% 4 72 75 9 29% 5 76 79 3 10% 6 80 83 2 6% Jumlah 31 100% Rata-rata 71,3 Nilai tertinggi 82 Nilai terendah 60 4.4.2 Data Siklus II Distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus II siswa kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 Semester 2 2015/2016, disajikan pada tabel 14 sebagai berikut: jangkauan (J) = nilai tertinggi nilai terendah = 95 60 = 35 banyak kelas (K) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 31 = 1+ 3,3 (1,49) = 1 + 4,92

62 panjang kelas = 5,92 (dibulatkan menjadi 6) = J/K = 35/6 = 5,83 (dibulatkan menjadi 6) Tabel 15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa kelas 4 SD Negeri Tergaron 02 Semester 2 2015/2016 No Interval Frekuensi Presentase 1 60 65 1 3% 2 66 71 1 3% 3 72 77 2 6% 4 78 83 8 26% 5 84 89 12 39% 6 90 95 7 23% Jumlah 31 100% Rata-rata 84 Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 60 4.4.3 Analisis Data Pada analisis data dilakukan 2 tahap, yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparetif. Analisis ketuntasan dilakukan untuk membandingkan antara hasil belajar siswa terhadap KKM yang dilakukan. Bila dari hasil pembandingan itu hasil belajar siswa berada di atas KKM kelas, maka hasil belajar siswa tuntas, dan sebaliknya jika berada di bawah KKM kelas, maka hasil belajar siswa tidak tuntas. Analisis komparratif akan dilakukan untuk menyajkan data dari pra siklus, siklus I dan siklus II, berikut akan disajikan analisis ketuntasan dan analisis komparatif.

63 4.4.3.1 Analisis Ketuntasan Analisis Ketuntasan Siklus I Setelah pembelajaran menggunakan kooperatif tipe jigsaw yang terdiri dari tiga kali pertemuan pada siklus I diperoleh hasil belajar pada siklus I pada pertemuan ketiga seperti pada tabel berikut: Tabel 16 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 No Ketuntasan Frekuensi Presentase 1 Tuntas 26 84% 2 Tidak tuntas 5 16 % Rata-rata 71,3 Nilai Tertinggi 60 Nilai Terendah 82 Tabel 16 menunjukkan bahwa setiap siswa yang mencapai KKM sebanyak 26 siswa, sedangkan siswa belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa. Berdasarkan analisis tentang ketuntasan belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siklus I pada siswa SDN Tegaron 02 kelas 4 yang sudah tuntas atau mencapai KKM sebanyak 26 siswa atau 84% tuntas, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa atau 16% tidak tuntas. Pada siklus I nilai rata-rata mencapai 71,3 sedangkan nilai minimum 60 dan nilai maksimum 82. Analisis Ketuntasan Siklus II Berdasarkan hasil belajar IPA pada siklus II masih ada siswa yang belum mencapai KKM (70). Berikut akan disajikan hasil belajar IPA SDN Tegaron 02 pada siswa kelas 4 melalui tabel ketuntasan siklus II.

64 Tabel 17 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 No Ketuntasan Frekuensi Presentase 1 Tuntas 30 97% 2 Tidak tuntas 1 3% Rata-rata 84 Nilai Tertinggi 60 Nilai Terendah 95 Berdasarkan tabel 4 pada hasil belajar IPA siklus II yang dilaksanakan di SDN Tegaron 02 bahwa siswa yang sudah mencapai nilai KKM sebanyak 30 siswa dari 31 siswa, sedangkan yang KKM ada 1 siswa. Jadi dapat disimpulkan pada pelaksanaan siklus II siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 97% atau 30 anak yang tuntas sedangkan siswa yang KKM mencapai 3% atau 1 anak yang belum tuntas. 4.4.3.2 Analisis Komparatif Tabel 18 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 Semester 2 2015/2016 No Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II F % f % F % 1 Tuntas 19 61% 26 84% 30 97% 2 Tidak tuntas 12 39% 5 16% 1 3% Rata-rata 68,4 71,3 84 Nilai Tertinggi 80 82 95 Nilai Terendah 47 60 60 Dari tabel 5 tentang analisis komparatif hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I, dan siklus Iidapat dibandingkan hasil belajar siswa pada kondisi awal

65 dengan adanya tindakan yang dilakukan peneliti yaitu menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw. Ada perubahan yang terjadi pada hasil belajar siswa, sebelum menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw, dapat dilihat pada nilai rata-rata siswa mencapai 68,4 dengan nilai minimum 47 dan nilai maksimum 80. Pada pembelajaran awal atau pra siklus masih banyak siswa yang belum tuntas pada hasil belajar IPA yaitu sebanyak 12 siswa atau 39%, sedangkan yang tuntas sebanyak 19 anak atau 61%. penelitian melakukan tindakan pada siklus I dengan menerapkan model Kooperatif tipe jigsaw guna eningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I hasil belajar IPA kelas 4 di SD Negeri Tegaron 02 tersebut mengalami peningkatan, yaitu dengan nilai rata-rata 71,3 walaupun masih ada siswa yang belum mencapai KKM (70) yaitu dengan nilai minimum 60 sebanyak 5 siswa dengan presentase 16% KKM, sedangkan siswa yang KKM (70) dengan nilai maksimal 82 sebanyak 26 siswa atau 84% dikatakan tuntas. Dari hasil belajar IPA pra siklus dan siklus I ada perubahan yang meningkat pada hasil belajar siswa, tetapi masih ada nilai siswa yang belum tuntas atau KKM (70). Untuk melakukan pemantapan peneliti melanjutkan ke siklus II. Setelah dilakukannya siklus II, peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan walaupun masih ada siswa yang belum tuntas pada hasil belajar IPA. Pada siklus II tersebut siswa yang KKM mendapat nilai 60 atau 3%, sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 30 siswa atau 97% tuntas dengan nilai rata-rata 84. Mulai siklus II hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN Tegaron 02 mengalami peningkatan. Untuk lebih lelas peneliti menyajikan dalam bentuk diagram batang analisis komparatif hasil belajar IPA dari pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

66 30 25 20 15 10 5 0 30 26 19 12 5 1 pra siklus Siklus I siklus II Tuntas Tidak tuntas Gambar diagram batang analisis komparatif hasil belajar IPA dari pra siklus, siklus I dan siklus II Jadi melalui penelitian yang dilakukan di SD Negeri Tegaron 02 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 dengan adanya perbandingan yang meningkat pada hasil belajar IPA. 4.5 Pembahasan Dari hasil observasi sebelum tindakan (pra siklus) yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri tegaron 02 bahwa hasil belajar IPA siswa masih rendah, hal ini disebabkan pemahaman siswa mengenai materi masih kurang perlu adanya bimbingan dan penggunaan metode yang tepat saat menyampaikan pelajaran. Proses pembelajaran sebelum tindakan (pra siklus) menunjukkan siswa masih pasif selama pembelajaran, yang aktif hanya guru. Siswa lebih cenderung mendengarkan ceramah dari guru sehingga pembelajaran terkesan membosankan, ketika guru bertanya dan minta pendapat dari siswa banyak yang tidak bisa mengemukakan ide atau pendapat mereka. Siswa keliru memanfaatkan waktu, saat belajar, terkadang digunakan siswa untuk bermain-main atau saling berkomunikasi dengan temannya. Ketika guru menjelaskan pembelajaran, banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka sibuk dengan kegiatan sendiri ada yang berbicara dengan temannya ada juga yang sibuk dengan aktifitas sendiri, sehingga apa yang dijelaskan guru tidak didengar apalagi untuk memahami pelajaran dan ikut aktif berpendapat saat diberikan kesempatan. Siswa

67 terlihat jenuh karena proses pembelajaran seakan menoton karena guru hanya berceramah dan terfokus pada buku paket, sehingga hasil belajar siswa rata-rata masih rendah khususnya pada materi perubahan lingkungan fisik. Hasil belajar siswa dalam rata-rata sebelum tindakan adalah 68,4. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM 70) hanya 19 siswa atau 61%, sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa atau 39%. Nilai tertinggi yang berhasil didapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 80 sedangkan nilai terendah 47. Ada perbandingan yang cukup erata di kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 antara jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sudah dapat menerima materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan metode ceramah saja, karena ke-19 siswa ini memang mempunyai daya tangkap materi pembelajaran yang lebih dibandingkan teman-teman yang lain walaupun guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah saja, sebaliknya 12 siswa yang lain belum bisa menerima materi pembelajaran yang disajikan oleh guru menggunakan metode ceramah karena 12 siswa dalam hal penguasaan materi pembelajaran masih rendah jika guru hanya menggunakan meyode ceramah saja, sehingga diperlukan suatu tindakan yaitu bagaimana guru harus menekankan aktifitas siswa di kelas agar tidak hanya mengandalkan metode konvensional (ceramah) yang sedikit membosankan dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar yang masih dalam tahap operasional konkrit (7-11 tahun) dan keadaan siswa yang suka berkomunikasi dengan teman sebangku atau sibuk sendiri saat guru menjelaskan pelajaran. Siswa akan lebih dapat menguasai materi jika dihadapkan pada suatu yang konkrit dan sesuai dengan keadaan kelas maka pelajaran yang menyenangkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang berarti serta siswa dapat terlihat aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memperbanyak pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa, seperti yang dikemukakan oleh Adam dan Mbirimujo (1990:20) dalam Prasetyo. Pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

68 meningkatkan penguasaan akademik. Melalui model pembelajaran tersebut dapat memotivasi siswa aktif dalam keterlibatan pembelajaran, siswa menguasai materi dan aktif mengemukakan pendapat melalui ide-ide, sehingga siswa terlihat berbicara dan memiliki kemampuan berpendapat di depan siswa lainnya. Pendapat yang dikemukakan oleh ahli mengenai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di atas juga selaras dengan apa yang peneliti terapkan pada saat melaksanakan tindakan di kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa tidak lagi terlihat pasif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, siswa terlihat aktif, melakukan interaksi melalui kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan ide atau pendapat siswa masing-masing. Sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa. Peningkatan hasil belajar IPA didapatkan dari hasil perolehan nilai siswa siklus I dan siklus II. Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM =70) sebanyak 26 siswa atau 84% tuntas, dimana ketuntasan hasil belajar IPA pada siklus I sudah mendekati indikator kinerja yaitu 90% dan masih ada 5 siswa yang KKM dengan presentase 16%. Nilai rata-rata siswa adalah 71,3 sedangkan nilai maksimum 82 dan nilai minimum 60. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, sudah terlaksana dengan baik walaupun masih ada siswa belum tuntas, peneliti berusaha mencari faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Setelah diselidiki melalui observasi yang dilakukan, ternyata masih ada beberapa diantara siswa yang belum fokus pada penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga itu membuat siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan. Pada saat guru memberikan tugas melalui kelompok, ada beberapa siswa yang tidak aktif mengerjakan hanya melibatkan beberapa siswa saja yang fokus pada kegiatan tersebut, sehingga saat dilakukan evaluasi pada siklus I masih ada 5 siswa yang mendapat nilai KKM, dan 26 siswa yang sudah mencapai KKM itu semua disebabkan karena saat pembelajaran berlangsung siswa tidak fokus, sehingga tidak menyimak apa yang disampaikan dan otomatis siswa tersebut tidak memahami materi yang disampaikan. Walaupun pada siklus I masih

69 ada hasil belajar IPA KKM, dapat diketahui bahwa siklus I lebih baik dari keadaan pra siklus. Sebelum adanya tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw atau pra siklus ketuntasan siswa mencapai 61% dengan jumlah siswa 19, dan siswa yang belum tuntas 39% dengan jumlah 12 siswa yang belum mencapai KKM. Sehingga dapat disimpulkan siklus I meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan siklus II peneliti berharap hasil belajar dapat lebih baik dari siklus I, peneliti juga mengarahkan guru untuk mengontrol siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga siswa dapat memperhatikan penjelasan guru serta mau ikut serta pada saat diberikan kesempatan untuk menjelaskan pelajaran yang sudah direncanakan. Saat siklus II dilaksanakan, peneliti melihat bahwa ada perubahan yang baik pada siswa, karena saat guru menjelaskan siswa menyimak dengan baik dan tertib, ketiga guru memberikan kesempatan kepada siswa hampir semua siswa mau menjelaskan/mengemukakan pendapat tentang pelajaran di depan siswa lainnya. Sehingga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II, didapat hasil belajar siswa yang memuaskan. Siswa yang memiliki kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) sebanyak 30 siswa atau 97%, walaupun masih ada siswa yang belum tuntas KKM dengan presentase 3%. Nilai rata-rata adalah 84 sedangkan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah adalah 60. Pelaksanaan siklus II memberikan perubahan yang sangat baik bagi hasil belajar siswa, presentase yang dicapai 97% sudah melebihi indikator kinerja yang menjadi acuan pada penelitian ini. Pelaksanaan yang sudah dilakukan peneliti mulai 2 siklus, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA dimana siswa dapat dilihat untuk menjelaskan pembelajaran menggunakan ide atau pendapat siswa masing-masing. Penelitian ini diperkuat oleh adanya penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh penelitipeneliti lainnya yang dapat membuktikan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil penelitian tersebut diantaranya: (1) Agus Wiyanto (2009) dengan judul penelitian, penggunaan Cooperatif Learning Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 5 SD Negeri Gandu I Kecamatan

70 Bogorejo Kabupaten Blora. Model Pembelajaran, tanggal 16 Januari 2009, hasil penelitiannya adalah penggunaan model pembelajaran kooperatip tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA yaitu peningkatan keaktifan bertanya dan keaktifan menyampaikan pendapat. Pada hasil penelitian Agus Wiyanto pada kondisi awal perangkat pembelajaran yang dikembangkan kooperatif tipe jigsaw memiliki presentase rata-rata sebesar76,27%, kemudian pada langkah berikutnya dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran meningkat dengan presentase 79,39% termasuk dalam kategori baik. Penelitian yang dilakukan Agus Wiyanto dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Gandu 1 Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. (2) Lutfi Rahmawati (2009) menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan kesimpulan bahwa model pebelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan aktifitas dan kemampuan siswa dalam belajar kelompok serta nebingkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Lutfi Rahmawati yang dilakukan melalui 3 siklus, yaitu siklus I dengan rata-rata69,48 dengan presentase ketuntasan klasikal 71,88%, siklus II dengan rata-rata 71,41 dengan presentase 84,38%, dan siklus III dengan rata-rata 76,56 presentase 87,50%, disimpulkan secara berturut-turut dari pelaksanaan siklus I,II, dan III mengalami peningkatan pada hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 SDN 2 Bajur Tahun pelajaran 2009. Adapun kendala-kendala yang ditemukan peneliti saat pelaksanaan penelitian adalah: a. Adanya sikap siswa yang berbeda saat merespon pembelajaran, ada siswa yang tidak aktif dan sebagian siswa aktif saat berlangsungnya pembelajaran. b. Sebagian siswa masih malu saat diminta untuk menjelaskan pelajaran di depan siswa lainnya. c. Saat siswa menjelaskan di depan kelompok, sebagian siswa menertawakan temannya sehingga menggangu konsentrasi siswa yang menjelaskan di depan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

71 meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dibuktikan dari hasil belajar siswa pada pra siklus siswa tuntas belajar berjumlaj 19 siswa dengan presentase 61%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 26 anak yang tuntas dengan presentase 84% dan pada pelaksanaan siklus II semakin meningkat lagi menjadi 30 anak yang tuntas dari 31 siswa seluruhnya dengan presentase 97%. Sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 90% ketuntasanbelajar siswa, maka dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil. Keberhasilan pada peningkatan hasil belajar siswa dikerenakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu model pembelajaran yang lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam mengungkapkan pendapat serta menjelaskan pelajaran dengan menggunakan ide siswa itu sendiri, sehingga pada akhirnya siswa lebih mudah memahami materi serta menguasai materi pelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan Fisik yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Tegaron 02 semester 2 tahun ajaran 2015/2016.