signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data dari Frost &

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja bisnis pada industri jasa kurir yang telah diuraikan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. industri logistik menunjukan dinamika yang relatif meningkat. Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman dan pertumbuhan perekonomian cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks dalam kegiatan pemasaran, sebab dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha

BAB I PENDAHULUAN. Nama resminya adalah PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan menjadi salah. satu perusahaan kurir terbesar di Indonesia.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kuatnya aliran PMA di industri pertambangan akan mendorong pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Layanan yang berdasar pada konsumen menjadi inti dari pemasaran. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis baik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, atau dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. dinamika industri perbankan yang semakin ketat dan harapan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini merupakan era dimana teknologi semakin maju dan. berkembang pesat. Pertumbuhan manusia yang terus bertambah

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan banyak bisnis online yang bermunculan. Seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Globalisasi dan liberalisasi perdagangan dewasa ini di. Indonesia bukan lagi wacana tetapi telah menjadi suatu hal yang

I. PENDAHULUAN. Secara khusus dalam kebijaksanaan Orde Baru, sektor komunikasi dan jasa

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan kondisi yang sesuai dengan keinginan, dalam jumlah yang tepat, pada waktu

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya bisnis perdagangan pada saat ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan di bidang teknologi. informasi dan komunikasi, salah satunya melahirkan internet, yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Swasta dan Koperasi. Tidak ada lagi penugasan kepada PT.Pos

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Industri jasa pengiriman barang di Indonesia, saat ini dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

Sumber : http//. Gambar 1.1Perbandingan Market Share Jasa Kurir Indonesia pada tahun 2010 dan 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang terdiri dari pulau pulau yang terpencar. masyarakat Indonesia menghuni permukiman yang terpencar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BENTUK, BIDANG, DAN PERKEMBANGAN USAHA Bentuk Usaha RPX (FedEx)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Bisnis ritel modern di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lima tahun terakhir, secara umum volume ekspor dan impor nonmigas

PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU PERTAMA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan cukup signifikan, seusai dengan ramalan perkembangan bisnis oleh

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Industri jasa kargo sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebut sebagai waktu. Ungkapan waktu adalah uang atau biasa disebut time is

BAB 1 PENDAHULUAN. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara agraris dan maritim harus memberdayakan potensi dan sumber daya alam

1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan peringkat dari laporan survei Logistics Performance Index (LPI)

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, kecepatan dan ketepatan dalam melakukan sesuatu hal yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dengan baik akan dapat bertahan, namun bagi mereka yang tidak mampu

UPS Berkompetisi Secara Global Menggunakan Teknologi Informasi

I. PENDAHULUAN. Operasional sebuah perusahaan modifikasi otomotif memiliki ciri khas tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

PEMASARAN EKSPOR. PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KE TUJUH BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Kebutuhan dana perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Shelly Iskandar Nehemia Rhema Y Denny Sitorus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, antara lain terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pengiriman barang telah menjadi kebutuhan utama setiap individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 3,32 5,24 7,07 3,6 Konstruksi 6,11 6,97 6,36 5,22 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Industri pos 1 (disebut jasa titipan, jasa kurir, jasa ekspres, atau eskpedisi) merupakan salah satu jenis logistik multimoda yang mengalami pertumbuhan signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data dari Frost & Sullivan (2013), sebagai bagian dari industri logistik, industri transportasi, pergudangan, dan pos pada akhir 2012 mencapai omset sebesar Rp287,4 triliun dan tumbuh sekitar 13,1% pada tahun 2014, angka tersebut mencapai dua kali lipat pertumbuhan PDB tahun 2013 yang diperkirakan sebesar 6,5%. Pada tahun 2014, Industri pos memiliki porsi 7,5% (atau senilai Rp 21,6 triliun) dari pasar transportasi, pergudangan dan pos. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri pos mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan industri pos (dalam bahasan selanjutnya disebut industri jasa kurir), secara umum dipicu oleh pertumbuhan ekonomi nasional. Mobilitas penduduk yang semakin tinggi, perluasan dan perbaikan infrastruktur, peningkatan lalu lintas angkutan darat, laut maupun udara, dan literasi teknologi informasi masyarakat yang semakin tinggi merupakan sejumlah faktor pendorong pertumbuhan industri jasa kurir. Peningkatan jumlah kelompok masyarakat kelas 1 Istilah pos digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan UU No. 38 Tahun 2009 Tentang Pos, yang didalamnya mengatur tentang jasa kurir dan jasa terkait lainnya 1

2 menengah juga meningkatkan kebutuhan akan pengiriman barang dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan industri jasa kurir. Perusahaan jasa kurir di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan sekitar tahun 1995. Kompetisi berjalan ketat, dengan peta sebagai berikut: 1. International Market Players: baik perusahaan multinasional seperti DHL, FedEx, UPS maupun perusahaan nasional yang sudah bermain di arena internasional seperti Elteha, Tiki JNE. 2. Local Market Leaders: seperti Pandu Siwi, Tiki, Tiki JNE, Kerta Gaya Pusaka, dll. 3. Small Players: mengingat bisnis kurir yang tidak membutuhkan biaya investasi besar, banyak pemain-pemain kecil yang tumbuh sehingga menggerogoti pangsa pasar yang sama. (Asperindo 2012), Ditinjau dari proses bisnis, ketiga kelompok perusahaan jasa kurir tersebut di atas melaksanakan tiga kegiatan utama yaitu: collecting (pengumpulan atau penerimaan kiriman dari pelanggan), prosessing (memproses kiriman di kantor asal), transporting (pengangkutan kiriman ke masing-masing kota tujuan) dan delivery (penyampaian kiriman kepada alamat atau penerima). Hal yang membedakan di antara mereka adalah bagaimana pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan dengan harga yang menurut pelanggan wajar sesuai dengan layanan yang diberikan. Besarnya potensi pasar dan tingginya pertumbuhan pasar menjadi daya tarik bagi para pemain baik pemain yang ada untuk ekspansi maupun pemain baru. Selain itu, mudahnya memasuki industri, baik karena regulasi Pemerintah

3 yang telah memberikan kelonggaran untuk mendirikan perusahaan pos maupun karena modal yang diperlukan tidak terlalu besar, merupakan faktor pendorong meningkatnya intensitas persaingan di industri ini. Menurut Asosiasi Perusahaan Ekspres Indonesia (Asperindo) tahun 2013, jumlah perusahaan jasa kurir yang terdaftar di Asperindo, waktu itu adalah sebanyak 935 perusahaan. Sedangkan perusahaan pos yang tidak tergabung dalam Asperindo belum dapat dipastikan jumlahnya mengingat mudahnya berbisnis jasa tersebut. Adapun saat ini, hampir setiap perusahaan jasa transportasi memiliki portofolio bisnis jasa kurir, baik secara resmi maupun tidak resmi, karena adanya kapasitas dari jasa angkutannya. Sebagaimana yang sudah dikemukakan bahwa jasa kurir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Layanan Jasa Logistik. Menurut Frost & Sullivan (dalam Investor Daily, 2011), pendapatan industri logistik Indonesia tahun 2011 diprediksikan tumbuh 8,3% atau Rp 1,414 triliun dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 1.306 triliun dan tahun 2009 sebesar Rp 1.151 triliun. Prediksi itu didasarkan pada perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak stabil tahun ini dimana pertumbuhan pasar logistik sangat terkait dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dengan asumsi saat ini biaya logistik Indonesia sebesar 25% - 30% dari total PDB Nasional yang sekitar Rp 4.000 triliun. Hal tersebut berarti bahwa Indonesia memberikan peluang besar bagi para penyedia jasa logistik karena kebanyakan segmen bisnis telah menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, pertumbuhan ekspor barang dan jasa di Indonesia yang

4 diperkirakan meningkat sekitar 9,7-10,8 persen pada 2011 juga dinilai akan menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan industri logistik dan transportasi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset majalah Swa Edisi 19 September 2011 dengan tegas dinyatakan bahwa salah satu jenis layanan logistik yang paling banyak dibutuhkan adalah layanan kurir dan express, yaitu sebanyak 90% dibandingkan dengan layanan logistik lainnya yaitu: pengiriman udara 60%, pengiriman darat 55%, pengiriman lewat laut 55%, freight forwarding 45% dan warehousing dan distribusi sebanyak 45%. Layanan kurir diposisikan sebagai bagian dari layanan logistik dengan porsi dan pembedaan pada volume dan tonase yang ditangani serta waktu (Lead Time) layanan yang lebih cepat/pendek. Umumnya tonase/berat yang masuk dalam kategori layanan kurir adalah sampai dengan 30 kg, termasuk didalamnya parcel, mail dan first class mail. Layanan kurir sebagai bagian dari layanan logistik pada tahun 2011 diperkirakan mencapai angka sebesar Rp 11,4 triliun dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,4 %, sehingga untuk tahun 2012 besarnya pasar untuk layanan kurir diprediksi mencapai angka Rp 11,9 triliun yang dihasilkan dari segmen business sebesar 77% (Rp 9,2 trilliun) dan household sebesar 23 % ( Rp 2,7 triliun) (Booz&co, 2010). Pasar layanan kurir sebesar 77% dari segmen bisnis tersebut terbagi menjadi B2B (business to business) sebesar 29 % dan B2C (business to customer)

5 sebesar 71%. Sedangkan dari segmen household terbagi menjadi C2B (customer to business ) sebesar 33% dan C2C (customer to customer) sebesar 67%. Sumber: Booz & Co 2010 Grafik 1.1. Ukuran Pertumbuhan Pasar Industri Jasa Kurir Kondisi geografis, distribusi sumber daya dan industri di Indonesia menjadikan tantangan terbesar untuk mengembangkan layanan kurir yang efisien. Hampir 60% populasi penduduk terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan 40% tersebar di luar Jawa (menempati hampir 6.000 pulau). Jawa juga merupakan pusat industri, sedangkan sumber daya tersebar di seluruh wilayah negara ini. Kondisi geografis dan ketersebaran sumber daya, penduduk, sumber daya alam, dan industri sangat menentukan pola traffic barang. Berdasarkan data Asperindo (2013) terdapat 935 perusahaan yang tergabung secara resmi di ASPERINDO, baik sebagai kurir

6 lokal/regional/nasional, pengembangan dari bisnis angkutan/distribusi, maupun mitra lokal yang dibentuk oleh pemain global. Sedangkan perusahaan kurir yang tidak tercatat di ASPERINDO diyakini lebih banyak lagi. Hal ini selain menujukan besarnya potensi pasar layanan kurir di Indonesia, juga tingkat persaingan yang tinggi dalam industri jasa kurir. Posisi persaingan bisnis jasa pos/kurir saat ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Booz & Co 2010): Sumber: Booz & Co 2010 Gambar 1.1 Peta Posisi Pesaing Industri Jasa Kurir Berdasarkan gambar tersebut dapat dipahami bahwa pemain yang sudah terlebih dahulu eksis dalam bisnis kurir memberikan layanan kepada pelanggan dengan mengedepankan kecepatan waktu penyampaian kiriman. Layanan Hari Esok Sampai (next day delivery) sudah menjadi hal biasa dan merupakan faktor

7 keharusan dalam memberikan layanan. Nilai tambah baru akan terjadi untuk layanan yang lebih cepat dari next day, yaitu same day dan time certain. Hal ini sangat dimungkinkan terjadi karena interkoneksi antar kota besar di Indonesia khususnya jalur udara sudah semakin baik dengan banyaknya penerbangan yang terkoneksi. Global player-perusahaan logistik global yang memiliki kantor pusat di luar negeri-yang masuk ke Indonesia (FedEx, DHL, UPS, TNT) juga sudah semakin agresif dalam mengembangkan bisnis kurir dengan cara bermitra dengan para pemain lokal. Sumber: Booz & Co 2010 Gambar 1.2 : Penguasaan Pasar Dari data Booz&Co tahun 2010, pada tahun 2009 besarnya pasar kurir terdeteksi sebanyak Rp 10,4 triliun yang diperebutkan oleh para pemain kurir dengan dominasi Tiki sebesar 14,4%, PT Pos Indonesia sebesar 13,5%, JNE sebesar 6 % dan para pemain lain menguasai sebesar 66,1%. Hal ini menunjukan

8 pangsa pasar yang diperebutkan oleh kurir lokal, regional bahkan global relatif sangat besar. Tabel 1.1. Perkembangan Kinerja Bisnis Industri Jasa Kurir di Indonesia T a h u n No Kinerja Bisnis 2009 2010 2011 2012 2013 1 Target Penjualan 79228 09 97657 86 107480 82 3722508 16814664 2 Realisasi Penjualan 72298 93 85281 46 101879 78 12183745 15025552 Persentase 91.3% 87.3% 94.8% 88.8% 89.4% Ketercapaian Penjualan 3 Target Laba 3 5802 41 7427 75 9373 58 1041448 1170474 4 Realisasi Laba 5442 87 5826 38 8916 83 1058699 1194494 Persentase Ketercapaian Laba 93.8% 78.4% 95.1% 101.7% 102.1% Sumber :Diolah dari Asosiasi (2014) Dari tabel di atas terungkap bahwa pertumbuhan kinerja bisnis jasa kurir di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun cenderung stagnan. Persentase ketercapaian kinerja penjualan masih sulit mencapai target, sedangkan ketercapaian target laba dalam dua tahun terakhir terdapat kenaikan, akan tetapi kenaikan pertumbuhan laba itu relatif kecil. Padahal menurut Wheelen dan

9 Hunger (2012) kinerja bisnis dikatakan optimal apabila perusahaan tersebut memiliki tingkat pertumbuhan sales dan profitabilitas yang tinggi. Berdasarkan hasil observasi awal, rendahnya kinerja bisnis industri jasa kurir di Indonesia, berkaitan dengan adanya kelemahan antara lain produk yang dihasilkan cenderung belum sepenuhnya mengacu kepada tuntutan pasar, belum terciptanya keunikan produk yang lebih kompetitif bila dibandingkan dengan produk pesaing, masih sulitnya menciptakan inovasi produk yang sulit ditiru oleh pihak pesaing, masih belum kuatnya jalinan kerjasama industri dengan berbagai stakeholders terkait, serta masih lemahnya perusahaan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Kelemahan di atas tersebut berkaitan dengan klemahan kreasi nilai. Menurut Kotler & Keller (2012:58) kreasi nilai memiliki tiga langkah penting yakni penciptaan benefit bagi pelanggan, memiliki domain dalam bisnis dan terciptanya kemitraan yang memadai dengan berbagai pihak terkait. Dewasa ini kemampuan umum perusahaan untuk mengevaluasi, mengasimilasi, dan memanfaatkan pengetahuan luar untuk tujuan komersial, relatif beragam, pihak manajemen belum secara optimal mempertimbangkan kondisi dan situasi lingkungan bisnis Menurut Tsai dan Chen (2008) pengembangan absorptive capability dalam perusahaan harus didukung oleh kemampuan perusahaan untuk mengevaluasi, mengasimilasi, dan memanfaatkan pengetahuan luar untuk tujuan komersial. Dalam kontek ini manajemen harus memahami analisis strateginya. Menurut Toften dan Hammervoll (2010:109)

10 Strategic orientation is here understood as the strategic directions implemented by a firm to create the proper behaviours for the continuous superior performance (Gatignon and Xuereb, 1997; Grinstein, 2008; Hitt et al., 1997). Orientasi Strategis dipahami sebagai arah strategis yang diterapkan oleh perusahaan untuk menciptakan perilaku yang tepat untuk kinerja yang unggul terus menerus. Para manajer dituntut untuk berorientasi strategis secara terus menerus dengan upaya-upaya seperti: peningkatan kinerja bisnis, peningkatan pendapatan, efisiensi biaya operasional, inovasi dalam mengatasi keterbatasan, pengembangan usaha secara terintegrasi. Hasil survei menunjukkan bahwa pihak manajemen belum sepenuhnya mampu mengadaptasi dan mengantisipasi kekuatan lingkungan eksternal, yaitu dalam hal mengantisipasi peluang dan ancaman lingkungan eksternal. Faktor yang termasuk dalam lingkungan eksternal yaitu kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, tuntutan pihak buruh, kondisi persaingan. Menurut Wheelen & Hunger (2012) keberlangsungan bisnis sangat ditentukan oleh kemampuan pihak manajemen perusahaan dalam mengadaptasi dan mengantisipasi kekuatan lingkungan eksternal, baik lingkungan makro maupun lingkungan mikro perusahaan. Perusahaan jasa kurir hingga kini juga mengalami permasalahan dalam melakukan pengembangan sumber daya, dimana pada dasarnya sumber daya merupakan aspek input bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan proses bisnis. Rendahnya kemampuan mengelola sumber daya, di dalam industri jasa

11 kurir, diindikasikan dengan masih adanya kelemahan dalam hal kepemilikan aset berwujud, seperti masih belum optimalnya modal kerja, kondisi kepemilikan teknologi yang masih belum memadai, dimana dalam menghadapi proses penyelesaian order kendalanya adalah kurangnya dana investasi, di samping itu kepemilikan aset tidak berwujud juga cenderung memiliki masalah khususnya dalam hal reputasi perusahaan yang relatif belum begitu baik di mata pasar bila dibandingkan dengan perusahaan jasa kurir asing, serta masih lemahnya pengelolaan kapabilitas organisasi khususnya dalam menciptakan budaya kerja yang superior. Padahal menurut Wheelen & Hunger (2012:138), dimana keunikan sumber daya menekankan kepada pemberdayaan sumber daya yang lebih unggul. Dimana sumber daya, menurut Wheelen & Hunger (2012:138 ) Resources are an organization s assets and are thus the basic building block of organization. They include tangible assets, such as its plant, equipment, finances, and location, human assets, in terms of the number of employees, their skill and motivation, and intangible assets, such as its technology (patents and copyrights) culture and reputation. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menilai penting untuk mengkaji dan menganalisis penelitian dengan judul Kreasi Nilai sebagai Strategi Meningkatkan Kinerja Bisnis Industri Jasa Kurir di Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah

12 Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat diungkap rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap Orientasi Strategis di industri jasa kurir di Indonesia? 2. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia? 3. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia? 4. Bagaimana kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan berpengaruh terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia? 5. Bagaimana orientasi strategis berpengaruh terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia? 6. Bagaimana orientasi strategis dan kapabilitas serap berpengaruh terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia? 7. Bagaimana orientasi strategis dan kapabilitas serap berpengaruh terhadap kinerja bisnisdi industri jasa kurir di Indonesia? 8. Bagaimana kreasi nilai berpengaruh terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian

13 Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali data dan informasi sserta menganalisis: 1. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap orientasi strategis di industri jasa kurir di Indonesia 2. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia 3. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia 4. Pengaruh kekuatan lingkungan eksternal dan sumber daya perusahaan terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia 5. Pengaruh orientasi strategis terhadap kapabilitas serap di industri jasa kurir di Indonesia 6. Pengaruh orientasi strategis dan kapabilitas serap terhadap kreasi nilai di industri jasa kurir di Indonesia 7. Pengaruh orientasi strategis dan kapabilitas serap terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia 8. Pengaruh kreasi nilai terhadap kinerja bisnis di industri jasa kurir di Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan operasional. 1.4.1 Kegunaan bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

14 Diharapkan penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan praktis. 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen khususnya manajemen jasa kurir, dalam upaya untuk meningkatkan dan sekaligus menciptakan bisnis jasa kurir yang berkelanjutan dengan memperhatikan faktor kekuatan lingkungan eksternal, sumber daya perusahaan, orientasi strategis, kapabilitas serap dan kreasi nilai. 2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna, referensi, dan motivasi untuk mengadakan penelitian lanjutan berkaitan dengan topik faktor kekuatan lingkungan eksternal,sumber daya perusahaan, orientasi strategis, kapabilitas serap dan kreasi nilaidalam menunjang kinerja bisnis industri pos yang berkelanjutan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: 1. Bagi manajemen perusahaan jasa kurir untuk dijadikan acuan dan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan adaptasi kekuatan lingkungan eksternal, orientasi strategis dalam meningkatkan kapabilitas serap dan kreasi nilai dan memperbaiki kinerja bisnisnya dalam kondisi bisnis jasa kurir yang kompetitif saat ini.

15 2. Bagi pemerintah dan regulator, menjadi masukan untuk penyempurnaan regulasi dan pengawasan lembaga industri jasa kurir. Bagi stakeholde, menjadi salah satu sumber informasi yang berguna bagi semua pihak dalam mencermati pengambilan keputusan-keputusan yang sesuai dengan dinamika perkembangan bisnis industri jasa kurir nasional di Indonesia.