BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: 1. Pasar semen di Indonesia mengalami pergeseran struktur dari oligopoli menuju monopsoni, karena angka pasokan bergerak melebihi permintaan. Beberapa faktor eskternal yang mempengaruhi adalah pembangunan ekonomi, kebijakan pemerintah, dan peluang investasi. 2. Dengan Jawa sebagai fokus pemasaran saat ini, berdasarkan Kotler dan Keller (2012) HIL menduduki posisi sebagai market challenger. 3. Kekuatan persaingan internal industri semen tinggi, dan profitabilitas para pelaku di dalam industri. Indikasi kekuatan ini adalah jumlah pesaing dalam industri yang meningkat pesat dalam kurun waktu 5 tahun, produk yang diedarkan ke pasar dipersepsikan homogen, tingginya biaya tetap yang dibebankan pada pelaku industri, adanya kelebihan kapasitas dan pasokan, serta biaya pengunduran dari industri yang tinggi. 4. Ancaman potensi masuknya pendatang baru dalam industri semen di Indonesia rendah, dengan tingginya hambatan masuk dan kebijakan pemerintah. Hambatan masuk industri tercipta dari pengkinian teknologi, serta naiknya standar kepatuhan terhadap pembangunan berkelanjutan dan keselamatan yang ditetapkan oleh perusahaan semen multinasional. Hal ini 105

2 sekaligus meningkatkan intensitas persaingan bagi pelaku industri, dan mengancam pemain lokal. 5. Pemasok pada industri semen di Indonesia, dalam hal ini penyedia jasa angkutan untuk distribusi produk, memiliki posisi tawar yang tinggi terutama bagi perusahaan semen yang tidak memiliki armada sendiri untuk kegiatan ini distribusi. 6. Pihak pembeli pada pasar semen di Indonesia memiliki kekuatan tawar yang tinggi terhadap profitabilitas pelaku industri semen. Intensitas persaingan pasar semen di Indonesia memberikan insentif bagi pembeli, dalam hal ini adalah ritel atau toko bangunan. 7. Kekuatan produk pengganti dan pelengkap memiliki pengaruh tinggi terhadap industri semen di Indonesia. Para pelaku industri semen perlu mengantisipasi perubahan pola kebutuhan jasa konstruksi dari penggunaan semen konvensional dengan produk teknologi terbaru. 8. Ada kesesuaian visi dan misi perusahaan dengan keunggulan bersaing yang diidentifikasi pada analisis Five Porter model Porter. 9. Mengacu pada Thompson et al (2012), strategi yang diunggulkan HIL adalah Focused Differentiation Strategy. 10. Berdasarkan klasifikasi strategi pemasaran kompetitif yang diusung Treacy dan Wiersema (1993) dalam Kotler dan Amstrong (2013), HIL mengunggulkan strategi pemasaran Product Leadership dengan kombinasi Customer Excellence. HIL mengedepankan solusi berbasis inovasi dan kemitraan kepada segmen rumah tinggal yang menjadi target. 106

3 5.2. Implikasi Manajerial Implikasi Teoritis Plunkett et al (1997) menyatakan bahwa industri semen di Indonesia bersifat oligopoli, didukung oleh Suwarma dan Pramudiana (2013) dengan studi pada industri semen di Indonesia pada kurun waktu menunjukkan ratarata rasio konsentrasi pasar (CR3) 89,94% menghasilkan kesimpulan yang sama bahwa industri semen di Indonesia bersifat oligopoli ketat (tight oligopoly). Di mana pasar oligopoli umumnya ditandai dengan jumlah perusahaan yang terbatas, lebih dari 2 dan kurang dari 10. Dengan adanya perubahan industri semen di Indonesia sejak tahun 2013, yang tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan pasokan di pasar tetapi secara signifikan menambah juga pemain yang tersebar di seluruh area di Indonesia, diperlukan pengkinian teori mengenai struktur industri semen di Indonesia Implikasi Praktis dan Rekomendasi Pada analisis Five Forces Porter dan diulas strategi HIL terkait variabel variabel yang membentuk kekuatan tersebut, HIL telah melakukan strategi bersaing yang cukup baik atas masing masing kekuatan. Namun perbaikan tetap perlu dilakukan untuk mengantisipasi situasi persaingan di industri dan pasar semen di Indonesia. Berikut adalah implikasi manajerial dan rekomendasi penulis berdasarkan rekomendasi Kotler dan Keller (2012) dan hasil analisis Five Forces Porter untuk PT HIL: 107

4 1. Tawarkan proposisi nilai yang paling menarik. Konsisten dalam inovasi produk dengan mengedepankan nilai tambah yang ditawarkan kepada pelanggan. Keluar dari jebakan perang harga di pasar semen konvensional di Indonesia yang mengandalkan layanan standar. Fokus pada pengembangan produk diferensiasi yang sudah diluncurkan, inovasi menerus membuat keunikan produk dan layanan yang ditawarkan tidak mudah ditiru oleh pesaing. Hal ini dikuatkan oleh Thompson (2012) sebagai hal yang perlu diperhatikan pada perusahaan yang menjalankan strategi fokus diferensiasi. 2. Sesuaikan produk yang ditawarkan. Selain melakukan integrasi horisontal dengan merger dan akuisisi, HIL perlu meninjau peluang melakukan integrasi vertikal. Beberapa industri yang berpotensi selain mortar instan adalah papan partikel, keramik, bahan kimia tambahan konstruksi, roofing, dan kertas; sebagai strategi mengamankan jalur pemasaran semen sebagai bisnis inti. 3. Lihat peluang untuk meningkatkan investasi. a. HIL perlu melakukan penelitian dan pengembangan, untuk mengantisipasi kemajuan teknologi konstruksi terutama dalam 3D Printing Construction sehingga saat teknologi ini sudah masuk ke Indonesia, produk dan layanan yang dimiliki HIL sudah siap merespon. b. Dengan adanya peluang pertumbuhan pasar di Indonesia Timur, dan menurunnya pertumbuhan pasar di Jawa sebagai fokus 108

5 pemasaran HIL, perlu dilakukan studi kelayakan investasi untuk ekspansi di area tersebut. Terutama karena persaingan masih belum jenuh dan potensi pembangunan infrastuktur tinggi. 4. Semakin dekat dengan pelanggan, dan fokus pada strategi. HIL perlu fokus untuk disiplin menjalankan kombinasi strategi yang ditetapkan yaitu Product Leadership dengan kombinasi Customer Excellence., tidak memecah fokus untuk menjalankan semua strategi sehingga dapat menghindari best at none. 5. Meningkatkan keterlibatan karyawan. David (2011) meenegaskan pentingnya merangsang manajer dan karyawan di segenap organisasi untuk bekerja dengan rasa bangga dan antusias demi mencapai tujuan melalui strategi yang telah ditetapkan. Terus libatkan karyawan secara aktif dalam budaya fokus kepada pelanggan, sehingga turut mendukung pola pikir inovasi. Keterlibatan karyawan juga dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab sehingga berpengaruh positif terhadap alokasi anggaran perusahaan Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Fokus pada penelitian ini adalah jalur pemasaran semen kantong, di mana produk yang beredar di pasar dipersepsikan homogen. 2. Karakteristik pasar semen di Indonesia bersifat oligopoli dengan monopoli pada beberapa wilayah, sehingga bahasan tidak bisa digenerealisasi untuk 109

6 semua area, dan kesimpulan mengenai pasar tidak mewakili gambaran pasar secara keseluruhan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya Untuk semakin mempertajam alternatif strategi yang diambil oleh HIL, beberpa penelitian berikut dapat dilakukan: 1. Studi diidentifikasi area area mana saja yang menjadi fokus pemasaran dan dilakukan analisis strategi yang berbeda sesuai dengan posisi di area tersebut. 2. Studi kelayakan investasi dan return on investment jika dilakukan ekspansi ke wilayah Indonesia Timur. 3. Studi kepuasan pelanggan dan faktor faktor yang mempengaruhi pelanggan dalam pengambilan keputusan penggunaan semen yang digunakan untuk konstruksi, baik pengguna akhir maupun influencer untuk menciptakan aktivitas pemasaran yang efektif dan efisien. 110