DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

dokumen-dokumen yang mirip
LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

Rencana Kerja (Renja) Perubahan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2017

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. KaruniaNya kami dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Bapelkes Cikarang pada

BAB II PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

L A P O R A N K I N E R J A

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA SAMBUTAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN SDM KESEHATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

RPJMN dan RENSTRA BPOM

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. frame foto kegiatan BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Administrasi Kepegawaian. Meningkatnya Pelayanan Administrasi Kepegawaian di Lingkungan Kementerian Kesehatan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

Rencana Aksi Kegiatan

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

L A P O R A N K I N E R J A

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TUNJANGAN PROFESI GURU Oleh : Kasubbag Renkeu Kanwil Kemenag

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KECAMATAN MODO

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT DATA DAN INFORMASI TAHUN

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Ikhtisar Eksekutif. vii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) - CILOTO

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

L A P O R A N K I N E R J A

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Revisi ke 03 Tanggal : 31 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

K A T A P E N G A N T A R

RENCANA KERJA (RENJA)

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Surakarta, 24 Januari 2017 Direktur Poltekkes Surakarta. Satino, SKM. M.Sc.N. NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014

Kata Pengantar. Batam, Januari Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Batam. Drs. Suherman, M.Kes

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

RENCANA KINERJA TAHUNAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Transkripsi:

IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam bidang pelatihan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Masyarakat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BBPK Makassar melaporkan capaian kinerja tahun 2015 dikaitkan dengan Rencana Program dan Kegiatan BBPK Makassar dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015 serta diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran secara lengkap mengenai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi BBPK Makassar selama Tahun 2015 Berdasarkan penetapan kinerja BBPK Makassar Tahun 2014 yang dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran strategis, BBPK Makassar menyusun rencana kinerja tahunan yang berisi sasaran strategis dan indikatornya yang akan dilaksanakan dalam satu tahun. Pada Tahun 2015 untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut disediakan anggaran sebesar Rp. 21.703.580.000,- (Dua Puluh Satu Milyar Tujuh Ratus Tiga Juta Lima Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) yang berasal dari DIPA BBPK Makassar Tahun Anggaran 2015 dengan realisasi sebesar Rp. 19.596.472.242 atau sebesar 90.31 %. Hasil pengukuran kinerja BBPK Makassar tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya untuk 3 (tiga) indikator yaitu pada Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional, penjenjangan mengalami peningkatan sebanyak 43,79%; jumlah SDM yang dikembangkan kapasitasnya melalui diklat mengalami peningkatan sebanyak 4%; dan Jumlah sarana dan prasarana penunjang diklat yang dikembangkan mengalami peningkatan sebanyak 50%

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN Halaman BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja 7 B. Penetapan Kinerja 8 AKUNTABILITAS KINERJA A. Sumber Daya Manusia 10 B. Capaian Kinerja 12 C. Realisasi Anggaran 19 BAB IV PENUTUP 21

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan merupakan hak azasi manusia dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis, sehingga berdaya saing global. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kesinambungan pembangunan kesehatan, baik yang melibatkan lintas program maupun lintas Kementerian/Lembaga, Pusat maupun Daerah, termasuk masyarakat luas. Pembangunan kesehatan pada tahun 2015-2019 telah diamanahkan di dalam Kepmenkes Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Renstra Kemenkes RI tahun 2015. Terdapat 12 sasaran strategis yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan antara lain meningkatkan jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan dengan indikator 56.910 SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar menunjang pencapaian indikator tersebut di atas dengan menyelenggarakan pelatihan kesehatan yang terakreditasi bagi SDM Kesehatan Pusat dan Daerah. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia mengacu pada Visi Kementerian Kesehatan yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 1

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 2

Sesuai dengan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 2009 tentang Akuntabilitas Kerja Instansi Pemerintah, setiap Satuan Kerja (Satker) Instansi Pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja akhir tahun anggaran. Laporan dimaksud merupakan pertanggungjawaban capaian kinerja Satker sesuai dengan kaidah-kaidah dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Kinerja yang dilaporkan merupakan akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan atas pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis dan perencanaan kinerja diawal tahun. Petunjuk lebih lanjut mengenai penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merujuk pada Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP menyajikan informasi yang komprehensif, valid dan up to date terhadap pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja. LAKIP BBPK Makassar Tahun 2015 ini memberikan data dan informasi terkait dengan capaian kinerja pada Tahun berjalan dilengkapi dengan evaluasi kinerja atas penggunaan Sumber Daya di lingkungan BBPK Makassar, termasuk akuntabilitas atas penggunaan anggaran Tahun 2015. Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor: 2361/MENKES/PER/XI/2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Unit Laksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan dinyatakan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDM Kesehatan), dengan tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Masyarakat. Dalam rangka mewujudkan SDM Kesehatan yang berkualitas BBPK Makassar mempunyai core bussines menyelenggarakan pelatihan kesehatan yang terakreditasi. 3

B. TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2361/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan, BBPK Makassar mempunyai tugas yaitu melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat yang meliputi Diklat Kesehatan dan Non Kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual SDM Kesehatan dan Masyarakat. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, BBPK Makassar mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan rencana program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; b. Pelaksanakan kerjasama nasional maupun internasional di bidang pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; c. Pelaksanaan advokasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; d. Pengembangan metode dan teknologi pelatihan, pemantauan, evaluasi sistem informasi dan penyusunan laporan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat; e. Penyiapan pengembangan kemitraan; f. Pengkajian dan pengendalian mutu pelatihan; dan g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBPK Makassar, secara administrasi berkoordinasi dengan Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan dan secara teknis fungsional berkoordinasi dengan Pusat Pendidikan dan pelatihan Aparatur dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan yang saat ini berubah nomenklatur menjadi Pusat Pelatihan SDM Kesehatan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut di atas, BBPK Makassar dipimpin oleh Kepala yang dalam menjalankan 4

tugas pokok dan fungsinya dibantu oleh 3 (tiga) pejabat setingkat eselon III. Adapun sususan organisasi BBPK Makassar sebagai berikut: a. Bagian Tata Usaha, yang membawahi 2 (dua) Sub Bagian yaitu Sub Bagian Umum dan Sub Bagian Keuangan b. Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu, yang membawahi 2 (dua) Seksi, yaitu Seksi Pengkajian dan Pengembangan, dan Seksi Pengendalian Mutu c. Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan, yang membawahi 2 (dua) Seksi, yaitu Seksi Perencanaan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan, dan Seksi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan. Adapun susunan pejabat di Lingkungan BBPK Makassar sebagai berikut: Kepala BBPK Makassar Laode Musafin, SKM, M.Kes Bagian Tata Usaha Masrida Baharuddin, SKM, M.Pd Kasubbag. Umum Tabrang, S.Kom, SKM, M.Kes Kasubbag. Keuangan Hj. Kartini Yunus, S.Psi Bidang Pengembangan & Pengendalian Mutu Dra. Hj. Lenny Suaib Bidang Penyelenggaraan Diklat Mappeasse Toro, SKM, M.Pd Kasubbid Pengkajian & Pengembangan Kasubbid Pengendalian Mutu Kasubbid Perencanaan & Evaluasi Diklat Kasubbid Pelaksanaan Diklat Drs. Wahyuddin, MSi Agussalim, S.Kom, MSi St. Astuti Azis, SKM, M.Kes Armita Muchtar, SKM, M.Kes Instalasi Kelompok Widyaiswara 5

C. SISTEMATIKA Sistematika penulisan LAKIP 2015 ini terdiri dari: a. Bab I. Pendahuluan: menyajikan tujuan penyusunan LAKIP yang dilengkapi dengan tugas pokok, fungsi, dan struktur organisasi BBPK Makassar b. Bab II. Perencanaan dan perjanjian kinerja: menyajikan tentang Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan relevansinya dengan Rencana Aksi Kegiatan dan penetapan Kinerja Tahun 2015 c. Bab III. Akuntabilitas kinerja: menjelaskan tentang capaian kinerja serta sumber daya yang digunakan, hambatan dan permasalahan yang dihadapi serta solusi perbaikannya, mulai pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. d. Bab IV. Penutup: menjelaskan tentang kesimpulan atas capaian kinerja serta rekomendasi tindak untuk perbaikan kinerja pada Tahun 2016. LAMPIRAN LAMPIRAN a. Perjanjian Kinerja b. Penetapan Kinerja c. Rencana Kinerja Tahunan 6

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Kinerja BBPK Makassar mendukung tercapainya Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 yang terkait dengan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan. Sesuai dengan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 2019, BBPK Makassar mendukung indikator kinerja kegiatan yaitu tercapainya jumlah aparatur yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi. Sesuai dengan RKP Tahun 2015, target kinerja yang dicapai oleh Kementerian Kesehatan sebanyak 45.000 Orang. Adapun Rencana Kinerja Tahunan BBPK Makassar pada Tahun 2015 secara detail disajikan pada tabel di bawah ini. Rencana Kinerja BBPK Makassar Tahun 2015 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan Jumlah a + b 2. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bagi tenaga kesehatan 3. pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bagi masy. a. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional, penjenjangan. b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan prajabatan Jumlah 1 + 2 + 3 Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional a. Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan bidang kesehatan 1.078 orang 582 orang 1.660 orang 40 orang - 1.700 orang 7

Target rencana kinerja BBPK Makassar tersebut di atas bertujuan untuk mendukung tercapainya program prioritas Kementerian Kesehatan, khususnya dalam meningkatkan kualitas SDM Kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Dalam rangka mendukung tercapainya indikator pelatihan yang terakreditasi yang diselenggarakan di Institusi pelatihan terakreditasi, BBPK Makassar menjalankan beberapa kegiatan yang mendukung tercapainya indikator kinerja tersebut, antara lain melalui upaya : a. Menyelenggarakan pelatihan yang bermutu bagi aparatur kesehatan meliputi pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan. b. Menyelenggarakan pelatihan teknis yang bermutu bagi tenaga kesehatan (non aparatur). c. Melaksanakan kajian standarisasi, akreditasi, sertifikasi dan upaya pengembangan mutu pelatihan lainnya. d. Menciptakan pola kemitraan dengan sesama institusi pelatihan kesehatan, Dinas Kesehatan, Organisasi Profesi dan mitra strategis lainnya atas dasar prinsip saling menguntungkan, khususnya di Kawasan Timur Indonesia. e. Mengembangkan metodologi dan teknologi kediklatan. f. Mengembangkan sistem informasi dan teknologi penyelenggaraan pelatihan. g. Meningkatkan jumlah laboratorium pembelajaran kelas dan lapangan. h. Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM BBPK Makassar. i. Meningkatkan mutu sarana dan prasarana kediklatan untuk mewujudkan pelayanan yang bermutu serta meningkatkan kepuasan pelanggan. B. PENETAPAN KINERJA Untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan efektif serta berorientasi kepada pencapaian target indikator kinerja, maka komitmen rencana kinerja Tahun 2015 tersebut di atas diperkuat dengan pernyataan penetapan kinerja 8

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Makassar Tahun 2015 oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan kepada Kepala BBPK Makassar. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN MAKASSAR No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan a. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional, penjenjangan. b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan prajabatan 1.078 orang 582 orang Jumlah a + b 2. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bagi tenaga kesehatan 3. pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bagi masy. Jumlah 1 + 2 + 3 Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan bidang kesehatan 1.660 orang 40 orang - 1.700 orang Adapun jumlah anggaran yang disediakan untuk mendukung tercapai indikator tersebut sebesar Rp. 21.703.580.000. Dari jumlah anggaran tersebut yang terkait langsung dengan pencapaian Indikator tersebut di atas sebesar Rp. 9.384.871.000. Jumlah tenaga yang dilatih tahun 2015 sebanyak 1970 orang, dengan rincian sebagai berikut : a. Pelatihan teknis dan manajemen : 1020 orang b. Pelatihan jabatan fungsional : 629 orang c. Pelatihan Penjenjangan : 30 Orang d. Pelatihan Prajabatan Gol. II dan III : 291 Orang 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah pegawai seluruhnya 98 orang terdiri dari 79 PNS dan 19 tenaga kontrak. Pendidikan PNS tertinggi S2 dan terendah SD. PNS tersebut terdiri dari pejabat struktural 10 orang, pejabat fungsional (widyaiswara) 18 orang, 51 orang staf dan untuk PNS terdiri dari Golongan IV sebanyak 9 orang, Golongan III sebanyak 51 orang, Golongan II 15 orang, dan Golongan I hanya 4 orang sedangkan SDM berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki laki 45 orang (57%) dan perempuan sebanyak 34 orang (43%) Adapun klasifikasi pegawai BBPK Makassar Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel, grafik, dan diagram berikut ini: No Klasifikasi SDM Berdasarkan Pendidikan BBPK Makassar Tahun 2015 Jumlah Status Kepegawaian Klasifikasi Pendidikan ( orang) 1 S2 Kesehatan 13 2 S2 Non Kesehatan 5 3 S1/ DIV Kesehatan 22 4 S1/ DIV Non Kesehatan 12 5 DIII Kesehatan 2 6 DIII Non Kesehatan 3 7 SMA 16 8 SMP 4 9 SD 2 PNS 10 S1 Kesehatan 2 NON PNS 11 S 1 Non Kesehatan 5 12 D1 Non Kesehatan 1 13 SMA 18 14 SMP 1 15 SD 2 Sumber: Data SIMKA 10

Klasifikasi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin BBPK Makassar Tahun 2015 Laki Laki Perempuan 43% 57% Sumber: Data SIMKA Jumlah Sumber Daya Manusia Berdasarkan Golongan 51 9 15 4 Sumber: Data SIMKA Gol IV Gol III Gol II Gol I 11

B. CAPAIAN KINERJA Didasarkan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan dan pada hasil evaluasi diri BBPK Makassar, maka di dapatkan 5 (lima) isu strategis utama sebagai berikut: 1. Pengembangan Sumber Daya Diklat Aparatur dan Tenaga Kesehatan tidak berdasarkan evidence based. 2. Pelayanan belum berorientasi terhadap kepuasan pelanggan, hal ini antara lain disebabkan belum dilaksanakannya secara konsisten Standar Prosedur Operasional di hampir setiap pelayanan yang ada di BBPK Makassar. 3. Pengendalian mutu Pelatihan Kesehatan melalui standarisasi, akreditasi, sertifikasi dan evaluasi, serta akreditasi institusi diklat belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai kaidah/pedoman yang ada. 4. Sistem Informasi Diklat belum optimal sebagai dasar perencanaan pengembangan SDM kesehatan. 5. Kerjasama lintas sektor dan lintas program tentang kediklatan belum optimal. Salah satu pondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin peningkatan pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai capaian kinerja termasuk keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran capaian kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberi reward/ punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. 12

1. Perbandingan antara target dan realisasi pelaksanaan pelatihan tahun 2015 No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Realisasi % 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan 2. pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bagi tenaga kes. 3. pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bagi masyarakat a. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional, penjenjangan. b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan prajabatan 1.078 orang 582 orang 1.679 orang 291 orang 155.75 Jumlah a + b 1660 orang 1970 orang 118.67 Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan bidang kesehatan 40 orang - - 50 - - - Jumlah 1 + 2 + 3 1700 orang 1970 115.88 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2014 s.d. 2015 Sasaran strategis 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjengangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan 2. Pelaksanaan pelatihan teknis bagi tenaga kesehatan 3. Pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan bagi masyarakat Indikator Kinerja a. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis, fungsional, penjenjangan. b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti prajabatan. Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan di bidang kesehatan 2014 2015 Capaian Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi % 468 orang 160 orang 524 orang 158 orang 1.078 orang 582 orang 1.679 orang 291 orang 1546 orang 742 orang 2203 orang 449 orang 142.49 - - - - - - - 60.51 - - - - - - - 13

3. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yan dipercayakan kepadanya dalam rangka mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan melalui media pertanggungjawaban secara periodik. Berdasarkan pengukuran kinerja yang disesuaikan dengan Rencana Kegiatan BBPK Makassar Tahun 2015, maka penilaian dan analisis terhadap program dan kegiatan, yaitu : a. Terlaksananya Pelatihan Teknis, Jabatan Fungsional, dan Penjenjangan, Bagi Aparatur Kesehatan a.1. Target aparatur kesehatan yang akan mengikuti pelatihan teknis, fungsional, dan penjenjangan untuk tahun 2015 yang direncanakan sebanyak 1.078 orang mengalami peningkatan 155,75 atau 1.679 orang. Hal ini menunjukkan bahwa minat aparatur untuk mengikuti diklat fungsional ini sangat tinggi karena sangat bermanfaat sedangkan realisasi sebanyak 1.679 orang atau 155.75%. Hal ini menunjukkan bahwa minat aparatur untuk mengikuti diklat fungsional ini sangat tinggi karena sangat bermanfaat dalam meningkatkan SDM yang bersangkutan. Adapun yang dilakukan untuk mengikuti pelatihan jabatan fungsional ini melalui web site atau surat tugas dari Instansi yang bersangkutan. a.2. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan prajabatan dengan target 582 orang dan realisasi hanya 291 orang. Hal ini menunjukkan bahwa capaian untuk Diklat Prajabatan hanya 50%, ini dikarenakan sebagian calon peserta untuk K1 dan K2 yang diusulkan tidak menerima SK pengangkatan dari Biro Kepegawaian dan adanya kebijakan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kesehatan yang mengalihkan pelaksanaan Pelatihan Prajabatan Gol. II dan III yang semula BBPK Makassar di ubah ke Balai Pelatihan Kesehatan Manado. 14

a.3. Pelaksanaan pelatihan teknis bagi tenaga kesehatan yang direncanakan 40 orang tidak terealisasi dikarenakan tidak adanya calon peserta yang mendaftar walaupun pihak BBPK Makassar sudah menawarkan ke seluruh Instansi Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dengan alasan tidak adanya alokasi dana untuk peningkatan SDM melalui pelatihan. b. Pelaksanaan Pengendalian Mutu Diklat Jumlah pelatihan yang terakreditasi dengan pencapaian kinerja 62.5% yaitu dari target 24 pelatihan yang tercapai 15 pelatihan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 2361/Menkes/Per/XI/2011 Tahun 2011 Tentang Organisasi Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan, Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu mempunyai Tugas melaksanakan Penyusunan rencana Program, Pengembangan dan Pengendalian Mutu, Pengkajian dan Analisa Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Masyarakat serta Evaluasi dan Pelaporan. Adapun Indikator Kinerja Utama (IKU) Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar tahun 2015 terdiri dari 3 indikator utama dan 4 indikator penunjang yang terdiri dari 2 kegiatan penunjang pada Bidang Pengembangan dan pengendalian Mutu (Bangdalmut) dan 2 (dua) kegiatan pada Bagian Tata Usaha. 2 (dua ) kegiatan penunjang dalam pencapaian Kinerja Utama Organisasi (BBPK) Makassar yang berasal dari Bidang Bangdalmut adalah : 1. Jumlah Pelatihan yang terakreditasi dan 2. Jumlah kegiatan kemitraan a) Jumlah pelatihan yang terakreditasi - Pelatihan Teknis - Pelatihan Fungsional - Pelatihan Manajemen b) Jumlah kegiatan kemitraan 15

Perbandingan antara target dan realisasi pelaksanaan pengendalian mutu Tahun 2015 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Pelaksanaan pengendalian mutu diklat Jumlah Pelatihan yang terakreditasi 24 Pelatihan 15 Pelatihan 62,5 % 2. Pelaksanaan pengembangan diklat kesehatan Jumlah kegiatan kemitraan 2 Kegiatan 2 Kegiatan Pada tabel diatas pada poin 1 terlihat bahwa hanya 15 (62,5 %) pelatihan yang terealisasi karena : 1. Ada beberapa pelatihan yang terakreditasi nasional yaitu : a. Pelatihan PONED b. Pelatihan BCLS c. Pelatihan ACLS d. Pelatihan manajemen Puskesmas 2. Pelatihan yang terakreditasi/ diakreditasi yaitu : a. Pembinaan manasik haji terpadu bagi pengelola haji b. Tim penilai angka kredit jabatan fungsional kesehatan c. KIA-KB Terpadu bagi tenaga kesehatan DBK dan DTPK d. ANC Perencanaan Persalinan e. Manajemen Mutu Pelayanan Puskesmas f. Jabatan Fungsional Bidan Ahli g. Jabatan Fungsional Adminkes Ahli h. Jabatan Fungsional Nutrisionis Ahli i. Jabatan Fungsional Sanitarian Ahli j. Jabatan Fungsional Epidemiologi k. Jabatan Fungsional Promosi Kesehatan Ahli 3. Ada beberapa pelatihan yang tdk jadi dilaksanakan sehingga target tidak terpenuhi Kegiatan Kemitraan : 1. Pertemuan koordinasi program diklat BBPK Makassar tahun 2015 16

2. Kegiatan evaluasi & koordinasi penyelenggaraan diklat di wilayah mitra BBPK Makassar tahun 2015. Salah satu fungsi Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu berdasarkan PERMENKES 2361 tahun 2011 adalah persiapan pengembangan kemitraan dimana wilayahnya terdiri dari 8 Provinsi yaitu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara. Untuk tahun anggaran 2015 kegiatan kemitraan dilaksanakan 2 (dua) kali yaitu Pertemuan koordinasi program diklat BBPK Makassar tahun 2015 yang dilaksanakan diawal tahun 2015 dan Kegiatan evaluasi & koordinasi penyelenggaraan diklat di wilayah mitra BBPK Makassar tahun 2015 yang dilaksanakan diakhir tahun 2015. Pelaksanakan kegiatan kemitraan ini terealisasi 100% oleh karena kegiatan ini mendapatkan dukungan dana/ anggaran yang dialokasikan pada DIPA BBPK Makassar TA. 2015. Kegiatan ini juga mendapat respon yang positif dari wilayah mitra BBPK Makassar. Hal ini terlihat dari kehadiran peserta, dari 8 (delapan) wilayah mitra yang diundang semuanya hadir. c. Pelayanan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan a) Jumlah Pencapaian kinerja pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan tercapai 100% yaitu BBPK Makassar telah mengembangkan 1 sistem informasi sesuai target berbasis website. b) Jumlah Pencapaian kinerja pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan tercapai 100% yaitu telah tersedia 1 dokumen media informasi IPTEK yang dikembangkan informasi berbasis buletin. d. Pengembangan Sumber Daya Kesehatan a) Pengembangan sumber daya kesehatan di BBPK Makassar sangat diperlukan untuk meningkatkan profesionalisme pengelola kediklatan. Untuk tahun 2015, pengembangan sumber daya manusia melalui diklat direncanakan sebanyak 69 orang dan realisasi sebanyak 79 orang (114%). 17

Hal ini dikarenakan terdapat penambahan SDM sebanyak 10 orang atau 14% dari perencanaan sebelumnya yang terdiri dari rekruitmen CPNS sebanyak 8 (delapan) orang dan perpindahan dari instansi lain sebanyak 2 (dua) orang. Pengembangan sumber daya kesehatan di BBPK Makassar dilakukan melalui pendidikan formal yang diikuti 3 (tiga) orang pegawai dan pelatihan-pelatihan yang diikuti 76 orang pegawai. Adapun hal yang mendukung pencapaian kinerja tersebut adalah tersedianya dana dari Pustanserdik SDMK (Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan) untuk pendidikan formal dan dana dari DIPA BBPK Makassar untuk pelatihan dan peningkatan SDM. Selain itu, adanya dukungan dari pimpinan dan motivasi SDM untuk meningkatkan dirinya sendiri. c) Jumlah sarana dan prasarana penunjang diklat yang ingin dicapai tahun 2015 sebanyak 154 unit dengan capaian 236 unit (150%). Hal ini dikarenakan adanya revisi DIPA untuk menunjang pelaksanaan kegiatan di BBPK Makassar, sehingga jumlah sarana dan prasarana ditambah dan melebihi target 50% dari perencanaan sebelumnya. Adapun hal yang mendukung pencapaian tersebut adanya koordinasi yang baik dengan pihak terkait, kerjasama dengan internal dari semua bidang juga sangat harmonis serta pada revisi anggaran di Kanwil DJA pusat sangat singkat. Perbandingan Pencapaian Kinerja Tahun 2014 dan 2015 No SASARAN STRATEGIS 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan 2. Pelaksanaan pel. teknis bidang kes. bagi tenaga kes. INDIKATOR KINERJA a. Jumlah aparatur kes. yang mengikuti pel. teknis, fungsional, penjenjangan. b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan prajabatan Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional Tahun 2014 2015 111.96 155.75 % % 98.75 % 50 % Ket. Meningkat 43.79 % Menurun 48.75 - - - 18

3. pelaksanaan pel. teknis bidang kes. bagi masy. 4. Pelaksanaan pengendalian mutu diklat 5. Pelaksanaan Pengembangan diklat kesehatan 6. Pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi kes. 7. Pengembangan sumber daya kesehatan Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan bidang kesehatan Jumlah pelatihan yang terakreditasi 0% 0% - 100 % 62.5 % Menurun 37.5 Jumlah kegiatan kemitraan 200 % 100 % Menurun 100 % a. Jumlah media informasi IPTEK berbasis Website b. Jumlah media informasi IPTEK berbasis Buletin a. Jumlah SDM yang dikembangkan kapasitasnya melalui diklat b. Jumlah laboratorium pembelajaran yang dikembangkan c. Jumlah sarana dan prasarana penunjang diklat yang dikembangkan 100 % 100 % 110 % - 100 % 100 % 100 % 114 % - 150 % - - Meningkat 4 % - Meningkat 50 % C. REALISASI ANGGARAN Untuk melaksanakan kegiatannya pada tahun 2015, BBPK Makassar mendapat anggaran sebesar Rp. 21.703.580.000,- (Dua Puluh Satu Milyar Tujuh Ratus Tiga Juta Lima Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah) melalui pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Pengesahan Nomor: SP DIPA 024.12.2.257240/2015 tanggal 14 November 2014 Anggaran DIPA tahun 2014 yang dialokasikan untuk BBPK Makassar bersumber: a. Anggaran Rupiah Murni : Rp. 18.775.801.000,- b. Anggaran PNBP : Rp. 2.927.779.000,- Dengan Realisasi: a. Anggaran Rupiah Murn i : Rp. 17.442.569.742,- (92,92%) b. Target PNBP : - Penerimaan : Rp. 3.217.340.000,- - Penggunaan : Rp. 3.194.192.321,- 19

Realisasi Anggaran BBPK Makassar Tahun 2014 s.d. 2015 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 2014 2015 Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp) 1. Pelaksanaan pelatihan teknis, jabatan fungsional, penjenjangan, dan prajabatan bagi aparatur kesehatan a. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pel. teknis, fungsional, penjenjangan. b. Jumlah aparatur kesehatan yang mengikuti pelatihan prajabatan 3.011.975.000 603.799.000 2.952.249.750 519.973.400 7.418.580.000 1.677.434.000 6.129.819.900 1.656.454.000 2. pelaksanaan pel. teknis bidang kesehatan bagi tenaga kes. 3. pelaksanaan pel. teknis bidang kes. bagi masy. Jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan teknis fungsional Jumlah masyarakat yang mengikuti pelatihan bidang kesehatan - - - - - - - - 20

BAB IV PENUTUP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggung jawaban dalam pencapaian misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance. Laporan akuntabilitas ini disusun berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2015. Namun demikian disadari bahwa selama tahun 2015 masih ditemui berbagai permasalahan dan hambatan yang secara umum adalah adanya kebijakan pemerintah pusat menyangkut penggunaan keuangan negara yang menuntut adanya peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas layanan diklat. Sekaitan dengan hal tersebut, BBPK Makassar, dari waktu ke waktu senantiasa melakukan berbagai langkah untuk terus memperbaiki kinerja pelayanan publik, baik melalui reformasi/ perubahan pada tataran birokrasi, perbaikan sistem pengalokasian anggaran dan percepatan setiap pelaporan. Akuntabilitas kinerja merupakan pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah atas pelaksanaan tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BBPK Makassar ini kami buat, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat kasih sayangnya sehingga dapat melanjutkan tugas dan fungsi di tahun berikutnya. Makassar, 27 Januari 2016 Kepala, Laode Musafin NIP. 197109171997031004 21

LAMPIRAN Pernyataan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Perjanjian Kinerja Tahun 2015