L A P O R A N K I N E R J A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "L A P O R A N K I N E R J A"

Transkripsi

1 L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini adalah media pertanggungjawaban yang menggambarkan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan selama periode tahun 2015 dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai target yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah hasil kerja keras dan peran serta seluruh pegawai, dan kerjasama lintas program dan lintas sektor di lingkungan Kementerian Kesehatan serta dukungan dari maupun Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dan para stakeholder. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak atas dukungan, peran serta dan kerja sama yang telah terjalin dengan baik. Kami menyadari Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya penyusunan Laporan Kinerja ini di masa mendatang. Akhir kata, semoga Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 ini dapat memberikan informasi dan manfaat dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan program dan kegiatan khususnya di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, maupun bagi para stakeholders terkait. Jakarta, 04 Januari 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan sekaligus sebagai alat kendali atas pelaksanaan kegiatan selama tahun 2015 yang merupakan tahun awal pelaksanaan Renstra Kementerian Kesehatan periode Informasi yang tertuang dalam Laporan Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal. Laporan ini berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Laporan Kinerja merupakan sarana bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapaian hal-hal yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang telah dibuat dan ditandatangani di awal tahun serta sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Hasil capaian kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa secara umum Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah memenuhi bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Pencapaian tersebut diukur dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang tertuang di dalam Renstra Kementerian Kesehatan tahun sebagai berikut: Sasaran No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar Target Realisasi Capaian 77% 79,38% 103,09% 55% 57,34% 104,25% Tabel 1. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

4 Sosialisasi yang terus menerus kepada petugas di setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di sepanjang tahun 2015 adalah salah satu faktor yang menunjang keberhasilan pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan, karena indikator kinerja tahun 2015 merupakan indikator baru yang berbeda dengan indikator kinerja periode tahun , baik dari segi definisi operasionalnya, cara perhitungan maupun cara pengumpulan data dan pelaporannya. Untuk itu Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerbitkan buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun yang telah dibagikan kepada seluruh petugas sebagai pedoman dalam melaksanakan pengumpulan, perhitungan dan pelaporan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di daerahnya masing-masing. Selain itu, dikeluarkannya surat keputusan Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan nomor HK.02.04/5/1025/2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang penunjukan panitia pengumpulan dan pengolahan data indikator kinerja kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di 34 memungkinkan terbangunnya koordinasi dan komunikasi dengan daerah yang ikut mendukung pencapaian indikator kinerja kegiatan melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memiliki komitmen yang kuat dalam mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki. Analisis atas pelaksanaan kegiatan di tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka memberikan hasil evaluasi yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Capaian kinerja sebagai hasil yang diperoleh berdasarkan pendayagunaan sumber daya maupun sumber dana yang ada menjadi salah satu kekuatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Sedangkan uraian permasalahan yang dihadapi merupakan sebuah kendala dan tantangan yang harus diatasi dalam upaya peningkatan kinerja yang disusun berdasarkan kemampuan melihat peluang dan tantangan di masa mendatang. Dari hasil analisis tersebut, beberapa strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan masukan dan/atau bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana kinerja di tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilaksanakan advokasi kepada Pemerintah dan Kabupaten/Kota untuk peningkatan alokasi anggaran obat, vaksin dan perbekalan kesehatan. 2. Perlu peningkatan koordinasi internal dan eksternal khususnya dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 3. Melaksanakan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi dan Kabupaten/Kota serta melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara berkesinambungan. 4. Melaksanakan sosialisasi Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun termasuk manfaat yang akan diperoleh maupun Kabupaten/Kota sehingga ketaatan terhadap waktu pelaporan dapat terbangun dan validitas data yang dilaporkan terjamin. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

5 DAFTAR ISI Halaman Sampul.. 1 Kata Pengantar Ikhtisar Eksekutif. 3 Daftar Isi. 5 Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Tugas Pokok dan Fungsi D. Sistematika Penulisan BAB II : Perencanaan Kinerja A. Perencanaan Kinerja.. 13 B. Perjanjian Kinerja BAB III : Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja B. Realisasi Anggaran BAB IV : Penutup.. 31 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

6 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Sasaran, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Capaian Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan 16 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan.. 16 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Realisasi Anggaran per Kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/ Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan 15 Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Tahun Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34 Tahun Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri Farmasi di Jakarta Tahun Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e-catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta tahun Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14 & 15. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Berdasarkan Tahun Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

8 Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tahun 2015 di Semarang, Jawa Tengah 25 Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah. 26 Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun Gambar 19. Piagam Penghargaan Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Lampiran 2. Data Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun Lampiran 3. Data Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis yang tercantum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Penyusunan laporan kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Laporan kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Ikhtisar pencapaian sasaran tersebut menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja kegiatan organisasi, penjelasan atas pencapaian kinerja, serta pembandingan capaian indikator kinerja dengan tahun berjalan terhadap target kinerja lima tahunan yang direncanakan. Laporan kinerja ini juga sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun dan dokumen perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun Laporan kinerja memberikan informasi yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang, serta pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Visi dan Misi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

11 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Tujuan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mendukung tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun , yaitu: 1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2. Meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/MENKES/PER/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang obat publik dan perbekalan kesehatan. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan; 2. Pelaksanaan kegiatan di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang analisis dan standardisasi harga obat, penyediaan dan pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan, serta pemantauan dan evaluasi program obat publik dan perbekalan kesehatan; 4. Penyiapan bahan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan. Bagan struktur organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat dilihat pada gambar 1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

12 DIREKTUR BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIT ANALISIS DAN STANDARDISASI HARGA OBAT SUBDIT PENYEDIAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SUBDIT PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SUBDIT PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROGRAM OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI ANALISIS HARGA OBAT SEKSI PERENCANAAN PENYEDIAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI STANDARDISASI PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI PEMANTAUAN PROGRAM OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI STANDARDISASI HARGA OBAT SEKSI PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI BIMBINGAN DAN PENGENDALIAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES SEKSI EVALUASI PROGRAM OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES KJF Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 D. SISTEMATIKA PENULISAN Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disajikan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini disajikan latar belakang serta maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 berikut penjelasan umum mengenai struktur organisasi pada sub bab tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan. Bab II : Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan mengenai ringkasan/ikhtisar perencanaan dan perjanjian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tahun Bab III : Akuntabilitas Kinerja Pada bab ini disajikan capaian kinerja organisasi beserta analisisnya berikut realisasi anggaran yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi dalam kurun waktu satu tahun. Bab IV : Penutup Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi di masa yang akan datang, serta pemanfaatan laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

13 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 melaksanakan kegiatan Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut: Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2, dan definisi operasional serta cara perhitungan dari indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel 3. No. Indikator Kinerja Target 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas % 80% 83% 86% 90% 2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 55% 60% 65% 70% 75% Tabel 2. Indikator Kinerja dan Target Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

14 NO INDIKATOR KINERJA URAIAN 1 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas Definisi Operasional : Tersedianya obat dan vaksin indikator di Puskesmas untuk program pelayanan kesehatan dasar. Pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator. Perhitungan : Menghitung persentase ketersediaan obat/ vaksin Puskesmas dengan menggunakan rumus berikut: Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) Puskesmas x 100% Jumlah (n) Puskesmas yang melapor x Jumlah total item obat indikator 2 Persentase instalasi farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar Definisi Operasional : Instalasi Farmasi Kab/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar dengan skor minimal 70. Perhitungan : Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin atau manajemen pengelolaan obat sesuai standar (S) dihitung dengan rumus sebagai berikut: Jumlah IF Kab/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar x 100% Jumlah IF Kab/Kota seluruh Indonesia Tabel 3. Definisi Operasional Indikator Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Target ini menjadi komitmen bagi Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk mencapainya dalam kurun waktu tahun No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 1. Tersedianya obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 2. Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 77% 55% Tabel 4. Perjanjian Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan kinerja. Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Untuk mencapai kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan diperlukan dukungan sumber daya manusia. Keadaan pegawai negeri sipil di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan pada tahun 2015 berjumlah 39 orang dengan rincian sebagaimana yang diuraikan pada tabel berikut ini: Keterangan JUMLAH Menurut Jabatan Jabatan Struktural 14 Jabatan Fungsional Tertentu 1 Jabatan Fungsional Umum 24 Jumlah 39 Tabel 5. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan Gambar 2. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jabatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

16 Keterangan JUMLAH Menurut Golongan Golongan II 3 Golongan III 26 Golongan IV 10 Jumlah 39 Tabel 6. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan Gambar 3. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Golongan Keterangan JUMLAH Menurut Pendidikan S2 Non Apoteker 2 S2 dan Apoteker 6 Apoteker 18 Dokter Gigi 1 S1 5 D3 5 SMA 2 Jumlah 39 Tabel 7. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan Gambar 4. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Pendidikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

17 Keterangan JUMLAH Menurut Jenis Kelamin Pria 27 Wanita 12 Jumlah 39 Tabel 8. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin Gambar 5. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Menurut Jenis Kelamin Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung tercapainya kinerja organisasi. Berdasarkan analisis beban kerja, secara ideal jumlah pegawai negeri sipil yang dibutuhkan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan adalah 69 orang. Saat ini jumlah pegawai 39 orang sehingga dengan kondisi yang ada masih diperlukan peningkatan jumlah pegawai di lingkungan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. Secara teknis sumber daya manusia dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di bidangnya. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki mempunyai motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi maka pencapaian kinerja tentunya akan semakin baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan antara lain melalui penugasan pegawai untuk mengikuti kegiatan sebagai berikut: 1. Training program on medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan oleh APEC di Filipina. 2. Workshop on global medical product integrity and supply chain security yang diselenggarakan oleh APEC di Filipina. 3. Peningkatan kinerja pegawai Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan yang dilaksanakan di Sumatera Utara. 4. Sosialisasi elektronik monitoring dan evaluasi katalog obat (e-monev e-katalog) di Jakarta. Analisis capaian kinerja dari indikator kinerja kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

18 1. Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas. a. Kondisi yang dicapai: Realisasi indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 sebesar 79,38%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun yaitu sebesar 77% dengan capaian sebesar 103,09%. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 77% 79,38% 103,09% Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 Gambar 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun Hasil tersebut diperoleh dari periode pelaporan bulan November dimana Jumlah Puskesmas yang melapor sebanyak dari Puskesmas sampel dan terdapat empat yang Puskesmasnya sama sekali tidak mengirimkan laporan (135 Puskesmas), yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Papua Barat. dengan persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tertinggi adalah D.I. Yogyakarta (92,73%). Item obat yang memiliki ketersediaan tertinggi di Puskesmas adalah Parasetamol 500 mg Tablet, sedangkan item obat yang memiliki ketersediaan terendah di Puskesmas adalah Magnesium Sulfat Injeksi 20%. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

19 Gambar 7. Grafik Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas di 34 Tahun 2015 Gambar 8. Grafik Jumlah Item Obat dan Vaksin yang Tersedia di Puskesmas di 34 Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

20 b. Permasalahan: Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2015 menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Laporan yang dikirimkan oleh setiap bulannya tidak lengkap dan tidak tepat waktu seperti yang telah dituangkan di dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun yang sudah disosialisasikan kepada seluruh. 2) Jumlah tenaga kefarmasian yang terbatas dan kompetensi yang belum sesuai di Puskesmas. 3) Seringnya mutasi tenaga kefarmasian yang bertugas di Instalasi Farmasi. 4) Kurangnya koordinasi antara Puskesmas, Kabupaten/Kota dan. c. Upaya Pemecahan Masalah: Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara lain sebagai berikut : 1) Pemberian reward bagi petugas/pengelola data di daerah. 2) Melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di Instalasi Farmasi dan Kabupaten/Kota. 3) Melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara berkesinambungan. 4) Perlu dibangun koordinasi yang baik untuk pelaporan data ketersediaan obat dan vaksin dari unit pelayanan ke instansi penanggung jawab kesehatan di daerah (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan ) d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator: 1) Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi. 2) Pengadaan Obat, Vaksin, dan Perbekalan Kesehatan. 3) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E- Catalogue Tahun ) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional. 5) Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Perbekkes Haji. 6) Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi E-Logistik Sistem. 7) Pemeliharaan Sistem E-Logistik. 8) Pembekalan Penerapan Sistem e-logistik untuk Dinkes. 9) Penyusunan dan Evaluasi Harga Obat. 10) Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga Obat. 11) Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah Sakit. 12) Penerapan E-Catalogue. 13) Penetapan Harga Obat dalam Sistem E-Catalogue. 14) Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat. 15) Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

21 Gambar 9. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Penerapan Katalog Obat Bagi Industri farmasi di Jakarta Tahun 2015 Gambar 10. Dokumentasi Kegiatan Evaluasi Implementasi Pengadaan Obat Berdasarkan e- Catalogue dengan RS Pemerintah, RS Swasta, Industri Farmasi dan Distributor di Jakarta Tahun Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar. a. Kondisi yang dicapai: Sesuai dengan Renstra Kemenkes Tahun , kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat diukur dari realisasi indikator persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

22 sesuai standar (skor minimal 70), dimana target tahun 2015 adalah 55%. Realisasi tahun 2015 diperoleh sebesar 57,34% sehingga capaiannya adalah 104,25%. Indikator Kinerja Target 2015 Realisasi 2015 Capaian 2015 Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar 55% 57,34% 104,25% Tabel 10. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015 Gambar 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun Realisasi tersebut merupakan kontribusi dari 293 IFK yang terdistribusi pada 186 dari 301 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Barat, 81 dari 147 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Tengah, serta 26 dari dari 63 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia Timur. Gambar 12. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

23 Dari 34 yang telah mengumpulkan data capaian skor IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, masih terdapat dua belas yang mempunyai skor rata-rata di bawah 70, yaitu Maluku, Kalimantan Utara, NTT, Banten, Papua Barat, Papua, Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan DKI Jakarta. Gambar 13. Grafik Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar berdasarkan Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

24 b. Permasalahan: Permasalahan terjadi dalam penilaian dan pengiriman data capaian indikator persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, dilihat dari pengumpulan data dan teknik perhitungan skor IFK sebagaimana diuraikan sebagai berikut: 1) Prosedur Pengumpulan Data Dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun telah diatur prosedur pengisian dan penyampaian penilaian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar secara berjenjang. Beberapa permasalahan atau kendala yang ditemukan, antara lain sebagian besar Kabupaten/Kota menyampaikan hasil penilaiannya tidak tepat waktu kepada Dinas Kesehatan sehingga menyebabkan terlambat melakukan rekapitulasi dan menyampaikan hasilnya kepada Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 2) Masih ditemukan Kabupaten/Kota yang menggunakan substansi penilaian IFK sesuai standar periode yang berbeda dengan penilaian IFK sesuai standar periode ) Beberapa Kabupaten/Kota melakukan perhitungan skor sub komponen tidak sesuai dengan prosedur, padahal terkait teknik perhitungan sudah dijelaskan dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun yang sudah dibagikan ke tiap. c. Upaya Pemecahan Masalah: Untuk meningkatkan ketepatan dan kepatuhan Kabupaten/Kota dan dalam melakukan penilaian dan pelaporan, maka dilakukan berbagai upaya antara lain Sosialisasi Penilaian Indikator IFK yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar, khususnya terkait manfaat dan teknik perhitungan/penilaian. d. Kegiatan yang mendukung pencapaian indikator: 1) Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian. 2) Revisi Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 3) Penyusunan Standard Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi Pemerintah. 4) Pemilihan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota. 5) Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Sektor Pemerintah. 6) Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

25 Gambar 14 & 15. Dokumentasi Kegiatan Pemberian Penghargaan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota di Jakarta Tahun 2015 Gambar 16. Dokumentasi Kegiatan Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tahun 2015 di Semarang, Jawa Tengah Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

26 Dalam mencapai sasaran strategis kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan selain melaksanakan kegiatan yang mendukung langsung pencapaian indikator kinerja kegiatan juga melakukan kegiatan dukungan manajemen administrasi perkantoran sebagai berikut: 1. Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun Penyusunan Laporan SAK dan SABMN. 3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Luar Negeri. 4. Peningkatan Kinerja Pegawai Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes. 5. Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran. 6. Pengadaan Sarana Perkantoran. 7. Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 8. Pemantauan Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 9. Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 10. Penyelesaian Administrasi Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes. 11. Biaya Operasional Instalasi Farmasi. 12. Tata Laksana Pengelolaan Obat Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat. 13. Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes. Gambar 17. Dokumentasi Kegiatan Rapat Konsultasi Teknis Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 di Solo, Jawa Tengah B. REALISASI ANGGARAN Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan semula didukung oleh anggaran DIPA tahun 2015 sebesar Rp ,- (satu trilyun empat ratus delapan puluh tiga milyar seratus sembilan puluh dua juta seratus ribu rupiah). Dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan, terjadi revisi DIPA akibat adanya refocusing anggaran sehingga bertambah nilainya menjadi Rp ,- (satu trilyun lima ratus enam belas Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

27 milyar seratus lima juta delapan ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan kemudian mendapatkan tambahan anggaran berupa hibah luar negeri (HLN) GAVI untuk pengadaan vaksin DPT HB-HiB, ADS (Auto Disable Syringe) dan safety box atas permintaan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL), sehingga nilai anggaran DIPA tahun 2015 terakhir menjadi Rp ,- (satu trilyun enam ratus tiga puluh satu milyar enam ratus dua belas juta seratus tiga puluh satu ribu rupiah). Nilai anggaran yang terealisasi sebesar Rp ,- (satu trilyun lima ratus sembilan puluh sembilan milyar enam ratus lima puluh delapan juta enam ratus dua puluh empat ribu enam ratus lima rupiah) dengan persentase sebesar 98,04%. Kegiatan Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Alokasi Realisasi (Rp) Rp % ,04 Tabel 11. Realisasi Anggaran Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Gambar 18. Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 No Kegiatan Pagu Realisasi Prosentase Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas 1 Penerimaan dan Stok Opname Obat dan Perbekkes Haji di Arab Saudi 2 Pengadaan Obat, Vaksin, dan Perbekalan Kesehatan ,93% ,18% 3 Penyediaan Vaksin (GAVI) ,48% 4 Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Pemerintah dalam Rangka Penetapan harga E-Catalogue Tahun ,85% Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

28 5 Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan Nasional 6 Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Perbekkes Haji 7 Bimbingan Teknis Penerapan Aplikasi E-Logistik Sistem ,49% ,09% ,88% 8 Pemeliharaan Sistem E-Logistik ,72% 9 Pembekalan Penerapan Sistem e- Logistik untuk Dinkes 10 Penyusunan dan Evaluasi Harga Obat 11 Pertemuan Evaluasi dan Perencanaan Monitoring Harga Obat 12 Monitoring Harga Obat di Apotek dan Rumah Sakit ,66% ,76% ,25% ,29% 13 Penerapan E-Catalogue ,22% 14 Penetapan Harga Obat dalam Sistem E-Catalogue 15 Aplikasi dan Sosialisasi Elektronik Monitoring dan Evaluasi Katalog Obat 16 Evaluasi Pengadaan dan Penerimaan Obat, Perbekalan Kesehatan dan Vaksin ,35% ,75% ,12% Kegiatan yang Mendukung Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar 1 Revisi Pedoman Tata Laksana Penilaian Tenaga Kefarmasian 2 Revisi Pedoman Supervisi dan Evaluasi Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 3 Penyusunan Standard Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan di Instalasi Farmasi Pemerintah 4 Pemilihan Tenaga Kefarmasian Berprestasi dalam Pengelolaan Obat dan Perbekkes Tingkat dan Kabupaten/Kota 5 Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Sektor Pemerintah 6 Pembekalan Teknis Pengelolaan Obat dan Perbekkes ,91% ,18% ,89% ,42% ,48% ,56% Kegiatan Dukungan Manajemen Administrasi Perkantoran 1 Penyusunan Program dan Rencana Kerja Dit. Bina Obat Publik dan ,75% Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

29 Perbekkes Tahun Penyusunan Laporan SAK dan SABMN 3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Luar Negeri 4 Peningkatan Kinerja Pegawai Dit. Bina Obat Publik dan Perbekes 5 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran ,29% ,42% ,00% ,29% 6 Pengadaan Sarana Perkantoran ,30% 7 Rapat Konsultasi Teknis Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 8 Pemantauan Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 9 Evaluasi Program Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 10 Penyelesaian Administrasi Perbendaharaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes ,93% ,57% ,16% ,86% 11 Biaya Operasional Instalasi Farmasi ,00% 12 Tata Laksana Pengelolaan Obat Program Kesehatan pada Instalasi Farmasi Pusat ,21% TOTAL ,04% Tabel 12. Realisasi Anggaran per-kegiatan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 Dari Tabel 12, tampak bahwa dalam hal penyelesaian kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, kinerja dapat diperoleh melampaui target pencapaian tanpa harus menghabiskan seluruh anggaran. Dengan demikian, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil melakukan penghematan (efisiensi) anggaran. Tahun 2015 Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menerima Piagam Penghargaan dari KPPN Jakarta VII untuk kategori Satuan Kerja dengan Rekonsiliasi dan LPJ Terbaik Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi atas kerja keras Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam melaksanakan rekonsiliasi yang baik, benar, dan tepat waktu. Kategori dan penilaian dititikberatkan pada hasil rekonsiliasi dan kecepatan/ketepatan penyerahan LPJ. Atas prestasi tersebut, selain piagam penghargaan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memperoleh Fasilitas Kartu Apresiasi. Fasilitas tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan fasilitas Rekonsiliasi dan Penyerahan SPM ke Loket Pelayanan tanpa antrian atau menjadi satker prioritas selama 4 bulan (Desember 2015 hingga Maret 2016). Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

30 Gambar 19. Piagam Penghargaan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun 2015 Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

31 BAB IV PENUTUP Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015 dilakukan sesuai tugas dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 dan perubahannya dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang diuraikan secara rinci di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun Laporan kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis/Pedoman Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Laporan kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan kinerja. Sebagai pelaksana kegiatan peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan pada program kefarmasian dan alat kesehatan, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan telah berhasil merealisasikan target yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan. Hal ini tampak pada pencapaian indikator kinerja kegiatan pada tahun 2015 telah mencapai bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas terealisasi sebesar 79,38% dari target 77%. Sementara untuk indikator Persentase IFK yang Melaksanakan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar terealisasi sebesar 57,34% dari target 55%. Dari segi anggaran, Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berhasil mencapai realisasi sebesar 98,04% yaitu Rp ,- dari alokasi Rp ,-. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi dan acuan dalam perencanaan kegiatan pada periode berikutnya, sehingga pelaksanaan kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Untuk pelaksanaan kegiatan di periode mendatang diperlukan penguatan terutama dalam perencanaan penyusunan rencana kebutuhan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan, penyusunan e- katalog obat, koordinasi antara Pusat, dan Kabupaten/Kota dalam hal sosialisasi dan pelaporan indikator kinerja kegiatan, mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian dokumen anggaran sesuai standar yang berlaku, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik. Akhir kata, semoga Laporan kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan ini dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, perbaikan dokumen perencanaan dan peningkatan pelaksanaan program dan kegiatan untuk periode yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dit. Bina Obat Publik dan Perbekkes Tahun

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 5 Februari 2016 Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dra. Maura Linda S, Ph.D NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 5 Februari 2016 Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dra. Maura Linda S, Ph.D NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izin dan karunia-nya dapat diselesaikan. Laporan kinerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan disusun sebagai wujud

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 013 i DAFTAR ISI

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016 KATA PENGANTAR Laporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 Januari 2016 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 Januari 2016 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M

TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU Engko Sosialine M Palu, 31 Maret - 2 April 2015 1 TATA SAJI Fokus Program Pengelolaan Obat dan Perbekkes Indikator Kinerja Kegiatan 2015-2019 Sampling

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruniaNya sehingga kami dapat menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah Pengantar D alam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak merupakan salah satu sasaran pokok pembangunan nasional. Untuk

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1712, 2016 PERRPUSNAS. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH Semarang, 29 Februari 2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP Dinas, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Tahun BAB I PENDAHULUAN Kedudukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang telah diatur dalam Peraturan Bupati Jombang Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto

KATA PENGANTAR. Inspektur Jenderal. M. Sakri Widhianto KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka diperlukan suatu pedoman dan arahan yang jelas sebagai acuan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Pedoman dan arahan dituangkan dalam

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbil alamin serta dengan memanjatkan puji dan

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman. A. Latar Belakang 1 B. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi 5 C. Sistematika 6 IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Makassar merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam bidang pelatihan kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I. PENDAHULUAN. Halaman 1 Halaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang di percayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG No. 930, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENYEDIA DAN PENGELOLA PEMBIAYAAN TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015 KATA PENGANTAR Upaya Peningkatan Kinerja Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dilaksanakan melalui Penilaian Kinerja terhadap Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia telah dimulai tahun 2014 yang lalu.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA Tahun 2016

LAPORAN KINERJA Tahun 2016 LAPORAN KINERJA Tahun 2016 DIREKTORAT PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2017 Direktorat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG SASARAN KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PEJABAT ADMINISTRATOR, PEJABAT PENGAWAS DAN PEJABAT PELAKSANA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) merupakan suatu hal yang penting bagi terselenggaranya tatakelola kinerja yang baik, oleh karenanya, RKT menjadi suatu hal yang cukup kritikal yang harus

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.1486, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Lembaga Diklat Terakreditasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI LEMBAGA PENYELENGGARA

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sasaran Kerja. Penilaian. Evaluasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci