IMPLEMENTASI FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FUZZY LOGIC SEBAGAI PROGRAM PENGENDALIAN KUALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENYEBAB KECACATAN PADA SAAT PROSES ASSEMBLY PEMASANGAN KOMPONEN MESIN MOTOR BERJENIS K15 DENGAN METODE FMEA PADA PT XYZ

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas


ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

PENERAPAN FUZZY FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FUZZY FMEA) DALAM MENGIDENTIFIKASI KEGAGALAN PADA PROSES PRODUKSI DI PT DAESOL INDONESIA

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN PERBAIKAN. pada define dan hasil pengukuran (measure) pada permasalahan yang telah

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Six Sigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat di Stasiun Kerja Sablon (Studi Kasus: CV. Miracle)

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Analisa Pengendalian Kualitas Produk Jumbo Roll. Dengan Menggunakan Metode FTA (Fault Tree Analysis)

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN

ANALISIS KUALITAS DAN USULAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PADA KAIN GREY DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC (STUDI KASUS DI PT.

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

USULAN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA, FMEA DAN FUZZY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK BOTOL SABUN CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN KEMAMPUAN PROSES MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA PADA PROSES PENCETAKAN PRODUK PAPERBAG (STUDI KASUS PT. X) Abstrak.

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PIRING MELAMIN DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT SEMESTA RAYA ABADI JAYA

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain. Pengertian

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

PENGGUNAAN FUZZY FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FUZZY FMEA) DALAM MENGIDENTIFIKASI RESIKO KEGAGALAN PADA PROSES PRODUKSI DI PT.

Prosiding Teknik Industri ISSN:

USULAN TINDAKAN DALAM UPAYA MENGURANGI POTENSIAL COUSES KEGAGALAN PROSES PRODUKSI PADA CV TRIJAYA MULIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB III METODE PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

PENERAPAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI PRODUK DEFECT PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

PENGENDALIAN KUALITAS PELAYANAN PURNA JUAL MESIN CNC

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2773

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.


ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN (BREAKDOWN) UNTUK PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA SEMI GANTRY CRANE 32 TON DI PT.

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS KECACATAN PRODUK KEMASAN DENGAN METODE DMAIC DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

SKRIPSI USULAN PERENCANAAN PERAWATAN PADA MESIN CURING MENGGUNAKAN METODE RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II)

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK UNTUK MENURUNKAN REWORK DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC DAN FUZZY FMEA DI PT. GOLD COIN

Reduksi Cacat pada Produk Kaca Lembaran dengan Metode Six Sigma

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN PENERAPAN METODE SIX SIGMA

Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

Reduksi Cacat pada Produk Kaca Lembaran dengan Metode Six Sigma

BAB V HASIL DAN ANALISIS. Penyebab dari kegagalan yang dialami oleh APU unable to start atau tak bisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

Transkripsi:

Implementasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... IMPLEMENTASI FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) DAN FUZZY LOGIC SEBAGAI PROGRAM PENGENDALIAN KUALITAS Siti Aisyah, ST., MT. E-mail: cithie@yahoo.com Penulis Siti Aisyah adalah dosen tetap pada Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI). Beliau banyak melakukan penelitian yang sudah dipublikasikan pada beberapa jurnal nasional dalam bidang teknik industri. Bidang peminatan: Total Quality Management. Abstract PT SKF Indonesia which is one of the largest manufacturing companies in Indonesia produced various types of Bearing 6201. There are many failures in the production process that reduces the function of Bearing. To be able to meet consumer desires and to prevent or eliminate failures, companies need to make improvement programs that can minimize the failure rate which is the implementation of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and the use of fuzzy logic. The purpose of this study is to analyze the proportion of defects and process capability in assembly, analyzing potential failures, identify root causes of defects, and calculate the value of the highest RPN. In addition, to create improvement plans based on the highest RPN. The data used based on data occurred during October 2010. Based on the data processing using fuzzy FMEA method, found that the failure rate of occurrence of defects per day amounted to 1.005%. For the Cp value is equal to 1.29 and Cpk of 1.22. Types of failures that occur in the process are Noise, Shoemark, Black Surface and Wedge. RPN values obtained from the results using conventional methods and fuzzy FMEA is basically the same. From the results obtained the highest ranking RPN calculation for this type of failure Noise. To seek improvements in the quality of disability Noise, prepared improvement plans using 5W-1H for the human, material, environment, methods, and machinery. Improvement plans to minimize the amount of noise is to give training to the employees. There is need for the inspection process by sampling the incoming raw materials to add lights at points that are important in the production room, always pay attention when the lamp is die and replace it with a new, in the preparation of OR and IR components must be aligned, sticking posters in the work area that contains the image the correct way up, schedule an examination 1 week once the machine is known engine or not feasible to use, and optimize preventive maintenance. Keywords Vol. 4, No 2, August 2011 Failure Process, Failure Mode and Effect Analysis, fuzzy logic, fuzzy FMEA, RPN 1

PENDAHULUAN Latar Belakang PT Svenska Kugellahar Fabricen (SKF) Indonesia adalah salah satu perusahaan yang bergerak diindustri komponen motor yaitu bearing yang didirikan pada tahun 1985. Perusahaan ini menghasilkan produkproduk yang berupa bearing dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi keinginan konsumen serta mencegah dan mengeliminasi kegagalan dalam proses produksi, PT SKF Indonesia harus melakukan perbaikan dan menerapkan program peningkatan kualitas yang dapat meminimalkan tingkat kegagalan. Salah satu program peningkatan dan pengendalian kualitas adalah dengan menerapkan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penggunaan logika fuzzy. Implementasi Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... STUDI PUSTAKA Definisi Kualitas Berdasarkan beberapa definisi tentang kualitas, dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah sejumlah atribut yang terdapat pada suatu produk atau jasa yang dibuat dengan tujuan tertentu sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk memenuhi harapan konsumen. Metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) FMEA adalah metode untuk mengidentifikasi dan menganalisa potensi kegagalan dan akibatnya yang bertujuan untuk merencanakan proses produksi secara baik dan dapat menghindari kegagalan proses produksi dan kerugian yang tidak diinginkan. Tujuan FMEA Tujuan dari penerapan FMEA adalah mencegah masalah terjadi pada proses dan produk. Jika digunakan dalam desain dan proses manufaktur, FMEA dapat mengurangi atau menekan biaya dengan mengidentifikasi dan memperbaiki produk dan proses secara cepat pada saat proses pengembangan. Pembuatannya relatif mudah serta tidak membutuhkan biaya yang banyak. Hasilnya adalah proses menjadi lebih baik karena telah dilakukan tindakan koreksi dan mengurangi serta mengeliminasi kegagalan (McDermott, 2009). Berikut adalah beberapa tujuan dari penerapan FMEA (Chrysler, 2008): 1. Mengidentifikasi penyebab kegagalan proses dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. 2. Memperkirakan risiko penyebab tertentu yang menyebabkan kegagalan. Vol. 4, No. 2, August 2011 2

Implementasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... 3. Mengevaluasi rencana pengendalian untuk mencegah kegagalan. 4. Melaksanakan prosedur yang diperlukan untuk memperoleh suatu proses bebas dari kesalahan. Tahapan Pembuatan FMEA Prosedur dalam pembuatan FMEA mengikuti sepuluh tahapan berikut ini (McDermott, 2009) : 1. Melakukan peninjauan terhadap proses. 2. Mengidentifikasi potential failure mode (mode kegagalan potensial) pada proses. 3. Membuat daftar potential effect (akibat potensial) dari masing-masing mode kegagalan. 4. Menentukan peringkat severity untuk masing-masing cacat yang terjadi. 5. Menentukan peringkat occurance untuk masing-masing mode kegagalan. 6. Menentukan peringkat detection untuk masing-masing mode kegagalan dan/atau akibat yang terjadi. 7. Menghitung nilai Risk Priority Number (RPN) untuk masing-masing cacat. 8. Membuat prioritas mode kegagalan berdasarkan nilai RPN untuk dilakukan tindakan perbaikan. 9. Melakukan tindakan untuk mengeliminasi atau mengurangi kegagalan yang paling banyak terjadi. 10. Mengkalkulasi hasil RPN sebagai mode kegagalan yang dikurangi atau dieliminas Hal yang Diidentifikasi dalam Process FMEA Berikut ini adalah hal-hal yang diidentifikasi dalam process FMEA yaitu (Besterfield (1995) dalam Ramanda (2007)): 1. Process function requirement 2. Potential failure mode 3. Potential effect of failure 4. Severity 5. Klasifikasi (class) 6. Potential cause 7. Occurence 8. Current process control 9. Detection 10. RPN 11. Recommended Action Vol. 4, No 2, August 2011 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Terdapat beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy antara lain (Kusumadewi, 2002): 3

1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. 2. Logika fuzzy sangat fleksibel. 3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non linier yang sangat kompleks. Implementasi Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) Pada FMEA konvensional penentuan skor S, O dan D dilakukan dengan menggunakan istilah linguistik. Untuk itu penerapan logika fuzzy sangat tepat untuk mengkoordinir masalah yang ditimbulkan dalam FMEA konvensional. Peraturan fuzzy menggambarkan level kritikalitas dari suatu kesalahan untuk masing-masing kombinasi variabel input. Peraturan ini umumnya dirumuskan dalam istilah linguistik dan dinyatakan dalam bentuk If Then. Bagian pertama dari peraturan ini menggambarkan semua kombinasi memungkinkan dari faktor-faktor input. Sebagai contoh, dapat dikatakan bahwa kita menguji peraturan yang berhubungan dengan anggapan: Jika Occurance (O) sedang DAN Detection (D) sangat rendah DAN Severity (S) tinggi. Masalahnya sekarang adalah untuk mendefinisikan bagian kedua dari peraturan tersebut, yakni apa yang harus diaktivasikan oleh fungsi keanggotaan output pada akhirnya. Prosedur otomatis disini diajukan menggunakan fungsi riskiness untuk mengukur sikap risiko subyektif dari staf pemeliharaan. Fungsi ini menghubungkan nilai-nilai RPN yang dicapai oleh setiap kombinasi nilainilai modus masing-masing rangkaian fuzzy (yakni fungsi keanggotaan) untuk masing-masing input yakni Occurance (O), Detection (D), Severity (S) dengan rangkaian linguistik dari evaluasi risiko kesalahan (final/ouput). Rangkaian ini merespon rangkaian fuzzy output secara tradisional: tidak penting, minor, rendah, sedang, penting, sangat penting. Struktur peraturan sistem keputusan adalah tipe: if ((D = Very Low) dan (F = Moderate) dan (S = High)), lalu (RPN = High); ini akan berarti jika Occurance (O) Sedang DAN Detection (D) Sangat Rendah DAN Severity (S) Tinggi untuk sebab kesalahan, kemudian kategori prioritas risiko harus tinggi. Begitu masing-masing dari tiga variabel input dapat diberikan salah satu dari lima kategori atau kelas, kita memiliki sebanyak 125 peraturan pada penyelesaian untuk menetapkan RPC untuk masing-masing sebab kesalahan yang dianalisa dalam FMEA. Nilai Variabel Input Fuzzy FMEA Input yang digunakan dalam logika fuzzy adalah indeks severity, occurance, dan detection yang dikategorikan menjadi 5 tingkat kepentingan bilangan. Kategori untuk variabel input Severity (S), Occurance (O), dan Detection (D) terdapat pada tabel 5. Vol. 4, No. 2, August 2011 4

Implementasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Tabel 5. Kategori Indeks Bilangan Crisp Severity, Occurance, Detection Nilai S O D Kategori 1 1 1 VL 2,3 2,3 2,3 L 4,5,6 4,5,6 4,5,6 M 7,8 7,8 7,8 H 9,10 9,10 9,10 VH Sumber: Puente (2002) Untuk parameter fungsi keanggotaan dan tipe kurva variabel input terdapat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Parameter Fungsi Keanggotaan Variabel Input Kategori Tipe Kurva Parameter VL Trapesium [0 0 1 2.5] L Segitiga [1 2.5 4.5] M Trapesium [2.5 4.5 5.5 7.5] H Segitiga [5.5 7.5 9] VH Trapesium [7.5 9 10 10] Sumber: Puente (2002) Nilai Variabel Output Fuzzy FMEA Nilai output yang dihasilkan berupa Fuzzy Risk Priority Number (FRPN) juga dimasukkan nilai keanggotaannya dengan memasukkan nilai range 1 sampai 1000. Kemudian diisi nilai parameter yang dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Parameter Fungsi Keanggotaan Variabel Output Kategori Tipe Kurva Parameter VL Trapesium [0 0 25 75] VL-L Segitiga [25 75 125] L Segitiga [75 125 200] L-M Segitiga [125 200 300] M Segitiga [200 300 400] M-H Segitiga [300 400 500] H Segitiga [400 500 700] H-VH Segitiga [500 700 900] VH Trapesium [700 900 1000 1000] Sumber: Puente (2002) Setelah itu adalah menentukan urutan berdasarkan peringkat prioritas dari permasalahan yang ada sehingga nantinya akan lebih mudah untuk melakukan penyelesaian masalah. Kategori FRPN dapat dilihat pada tabel 8. Vol. 4, No 2, August 2011 5

Kategori Tabel 8. Kategori untuk Nilai FRPN Kelas Interval Nilai FRPN VL 1-49 VL-L 50-99 L 100-149 L-M 150-249 M 250-349 M-H 350-449 H 450-599 H-VH 600-799 VH 800-1000 Sumber: Puente (2002) Implementasi Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... METODE PENELITIAN Mulai Studi Lapangan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Pengumpulan Data: Data Umum Perusahaan Data Jumlah Cacat bearing Data Jumlah Cacat bearing Tipe 6201 Data Jenis Cacat bearing Tipe 6201 Membuat Diagram Pareto Membuat Peta Kendali P Menghitung Kapabilitas Proses Vol. 4, No. 2, August 2011 6

Implementasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Identifikasi Potential Failure Mode pada Setiap Proses A Identifikasi Efek Kegagalan (failure effect) Identifikasi Penyebab Kegagalan Identifikasi Pengendalian Proses Menentukan Peringkat Severity (S) Menentukan Peringkat Occurance (O) Menentukan Peringkat Detection (D) Melakukan Proses Fuzzifikasi Menentukan Peringkat dan Kategori berdasarkan nilai FRPN Analisa dan Pembahasan: Analisa Pengendalian Proses Statistik Analisa Risk Priority Number (RPN) Membuat Usulan Rencana Perbaikan Membuat Tabel Process Failure Mode and Effect Analysis (PFMEA) Kesimpulan dan Saran Selesai Vol. 4, No 2, August 2011 Analisis dan Pembahasan Menentukan Nilai Severity Setelah mengetahui failure effect, maka langkah selanjutnya adalah menentukan nilai severity. Nilai severity sangat penting untuk mengetahui efek potensial dari setiap jenis kegagalan. Kriteria untuk nilai severity berbeda-beda. Penentuan nilai severity berdasarkan dari identifikasi efek 7

kegagalannya dan berdasarkan kemiripan kriteria-kriteria dengan efek kegagalannya mengacu pada tabel 2.2. Adapun penilaian severity untuk masing-masing efek kegagalan adalah sebagai berikut: 1. Untuk efek kegagalan jika diputar akan menimbulkan gesekan dan bunyi akibat proses pembuatan jalur tidak rata., nilainya adalah 7 karena produk tidak dapat dipakai dan harus diperbaiki (di-rework). Produk 100% dapat di-rework karena kerusakannya tidak terlalu parah dan dapat diperbaiki pada bagian repair. 2. Untuk efek kegagalan bearing menjadi tidak bersih dan pada permukaan outring terdapat bintik-bintik (black surface) nilainya adalah 5 karena produk tidak dapat dipakai dan harus diperbaiki (dirework). Produk 100% dapat di-rework karena kerusakannya tidak terlalu parah dan dapat diperbaiki pada bagian repair. 3. Untuk efek kegagalan komponen menjadi tergores dan tidak dapat digunakan dan harus diperbaiki (di-rework) nilainya adalah 6 karena sebagian dapat dipakai dan sebagian kecilnya menjadi scrap. Sebagian produk dapat dipakai karena goresan yang terdapat pada komponen hanya sedikit dan tidak terlalu terlihat sedangkan sebagian lagi menjadi scrap karena goresannya terlihat jelas. 4. Untuk efek kegagalan maka permukaan sisi kiri dan sisi kanan bergaris seperti nanas, masih bisa diperbaiki nilainya adalah 5 karena produk tidak dapat dipakai dan harus diperbaiki (di-rework). Produk 100% dapat di-rework karena kerusakannya tidak terlalu parah dan dapat diperbaiki pada bagian repair. Implementasi Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Menentukan Nilai Occurance Occurance adalah ukuran yang menunjukkan seberapa sering kemungkinan penyebab kegagalan yang terjadi. Nilai occurance ditentukan berdasarkan diagram sebab-akibat untuk mengetahui akar penyebab masing-masing cacat. Pada Ranking 6,5 dan 4 Sedang: berhubungan dengan proses serupa keproses sebelumnya yang sudah mengalami kegagalan sekali-sekali. Besar nilai occurance terdiri dari ranking 1-10 yang mengacu pada tabel 3. Semakin sering penyebab kegagalan terjadi, semaking tinggi nilai yang diberikan. Nilai occurance untuk masing-masing kegagalan yang terjadi dapat dilihat pada tabel 9. No Tabel 9. Nilai Occurance untuk Masing-Masing Kegagalan Jenis Penyebab Kegagalan Kegagalan 1 Noise Occurance Pekerja mengantuk. 6 Material yang dipakai banyak yang cacat dan berkarat. 6 Kurangnya lampu pada ruang produksi. 6 Disebabkan karena proses pembakaran tidak sempurna. 6 Tidak adanya preventive maintenance. 6 Vol. 4, No. 2, August 2011 8

Implementasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... 2 Shoemark 3 Black Surface 4 Wedge Terlalu banyak lembur. 5 Perusahaan kurang memberikan training. 5 Kurangnya perawatan 5 akibat pergeseran posisi center. 5 Pekerja mengantuk. 4 Material yang dipakai tidak sesuai standar perusahaan. 4 Mesin tidak diperiksa secara berkala. 4 pencampuran gas dan oksigen tidak sempurna 4 Pekerja mengantuk. 4 Perusahaan kurang memberikan training. 4 Kualitas bahan bearing kurang bagus. 4 Mesin tidak diperiksa secara berkala. 4 diakibatkan handel grip outside miring. 4 Sumber: Hasil Pengolahan Data dan Brainstorming Identifikasi Pengendalian Proses Setelah mengetahui nilai occurance, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pengendalian proses. Pengendalian proses merupakan metode kontrol yang dapat mencegah terjadinya penyebab kegagalan potensial atau mendeteksi terjadinya penyebab kegagalan. Identifikasi ini berdasarkan dari kondisi pengontrolan untuk setiap penyebab kegagalan yang terjadi. Pengendalian proses untuk masing-masing penyebab kegagalan dapat dilihat pada tabel 10. Vol. 4, No 2, August 2011 No Jenis Kegagalan 1 Noise 2 Shoemark 3 Black Surface Tabel 10. Pengendalian Proses Penyebab Kegagalan Pekerja mengantuk. Material yang dipakai banyak yang cacat dan berkarat. Kurangnya lampu pada ruang produksi. Disebabkan karena proses pembakaran tidak sempurna. Tidak adanya preventive maintenance. Terlalu banyak lembur. Perusahaan kurang memberikan training. Kurangnya perawatan pada mesin. Akibat pergeseran posisi center. Pekerja mengantuk. Current Control Pengawasan dilakukan secara visual. Pengawasan sifat material. Tidak ada pengawasan Tidak ada pengawasan Pengawasan terhadap maintenance. Pengawasan dilakukan secara visual. Tidak ada pengawasan Tidak ada pengawasan Pengawasan dilakukan secara visual. Pengawasan dilakukan secara visual. 9

4 Wedge Material yang dipakai tidak sesuai standar perusahaan. Mesin tidak diperiksa secara berkala. Pencampuran gas dan oksigen tidak sempurna Pekerja mengantuk. Perusahaan kurang memberikan training. Kualitas bahan bearing kurang bagus. Mesin tidak diperiksa secara berkala. diakibatkan handel grip outside miring. Sumber: Hasil Brainstorming Menentukan Nilai Detection Pengawasan sifat material. Tidak ada pengawasan Tidak ada pengawasan Pengawasan dilakukan secara visual. Pengawasan kemampuan pekerja. Pengawasan sifat material. Pengawasan dilakukan secara visual. Tidak ada pengawasan Detection adalah peringkat yang menunjukkan seberapa telitinya alat deteksi yang digunakan. Detection berupa angka dari 1 sampai 10, dimana 1 menunjukan sistem deteksi dengan kemampuan tinggi atau hampir dipastikan suatu penyebab kegagalan dapat terdeteksi. Sedangkan 10 menunjukan sistem deteksi dengan kemampuan rendah, dimana deteksi tidak efektif atau tidak dapat mendeteksi sama sekali. Sedangkan 6 menunjukan sistem deteksi dengan kemampuan rendah. Sedangkan 5 menunjukan system deteksi dengan kemampuan sedang. Penentuan nilai detection mengacu pada tabel 4. berikut adalah penentuan nilai detection untuk masing-masing penyebab kegagalan. Implementasi Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... No Jenis Kegagalan 1 Noise Tabel 11. Nilai Detection untuk Masing-Masing Penyebab Kegagalan Penyebab Kegagalan Current Control Pekerja mengantuk. Pengawasan dilakukan secara visual. 6 Detec -tion Material yang dipakai banyak yang cacat dan berkarat. Pengawasan sifat material. 6 Kurangnya lampu pada ruang produksi. Tidak ada pengawasan 10 Disebabkan karena proses pembakaran tidak sempurna. Tidak ada pengawasan 10 Tidak adanya preventive maintenance. Pengawasan terhadap maintenance. 6 Terlalu banyak lembur. Pengawasan dilakukan secara visual. 6 Perusahaan kurang memberikan training. Tidak ada pengawasan 10 2 Shoemark Kurangnya perawatan pada mesin. Tidak ada pengawasan 10 akibat pergeseran posisi center. Pengawasan dilakukan secara visual. 6 3 Black Pekerja mengantuk. Pengawasan dilakukan secara visual. 6 Vol. 4, No. 2, August 2011 10

Implementasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Surface Material yang dipakai tidak sesuai standar perusahaan. Mesin tidak diperiksa secara berkala. Proses Heat Treatmean tidak sesuai ketentuan. Pengawasan sifat material. 5 Tidak ada pengawasan 10 Tidak ada pengawasan 10 Pekerja mengantuk. Pengawasan dilakukan secara visual. 6 Perusahaan kurang memberikan training. 4 Wedge Kualitas bahan bearing kurang bagus. Mesin tidak diperiksa secara berkala. diakibatkan handel grip outside miring. Sumber: Hasil Pengolahan data dan Brainstorming Pengawasan kemampuan pekerja. 6 Pengawasan sifat material. 5 Pengawasan dilakukan secara visual. 6 Tidak ada pengawasan 10 Menentukan Peringkat dan Kategori Berdasarkan Risk Priority Number (RPN) dan Fuzzy Risk Priority Number (FRPN) 1. Perbandingan Nilai, Kategori dan Peringkat antara RPN dan FRPN Setelah dilakukan perhitungan nilai menggunakan RPN dan FRPN, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan nilai dan peringkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Nilai, Kategori dan Peringkat RPN dan FRPN No Jenis Cacat Pada Proses S O D RPN Kategori Peringkat FRPN Kategori Peringkat 6 6 252 M 2 787 H-VH 1 6 6 252 M 2 787 H-NH 1 1 Noise 7 6 10 420 H 1 787 H-VH 1 6 10 420 H 1 787 H-VH 1 6 6 252 M 2 787 H-VH 1 5 6 150 L-M 3 535 H 2 2 Shoemark 5 5 10 250 M 2 533 H 2 5 10 250 M 2 533 H 2 5 6 150 L-M 3 535 H 2 4 6 144 L 4 619 H-VH 1 Vol. 4, No 2, August 2011 3 Black Surface 6 4 5 120 L 4 619 H-VH 1 4 10 240 L-M 3 645 H-VH 1 4 10 240 L-M 3 645 H-VH 1 4 Wedge 5 4 6 120 L 4 509 H 2 11

4 6 120 L 4 509 H 2 4 5 100 L 4 509 H 2 Implementasi Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Sumber: Hasil Pengolahan Data 4 6 120 L 4 509 H 2 4 10 200 L-M 3 535 H 2 Rencana Perbaikan Langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan untuk penyebab timbulnya cacat dari cacat atau kegagalan dengan nilai FRPN tertinggi yaitu Noise. Rencana perbaikan dilihat dari 5 faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat yaitu manusia, material, lingkungan, metode, dan mesin. Oleh karena itu akan dilakukan upaya perbaikan terhadap ke-5 faktor tadi. Guna meningkatkan perbaikan kualitas di buat rencana perbaikan dengan menggunakan metode 5W-1H. Metode 5W-1H terdiri dari: What (apa), How (bagaimana), Why (mengapa), Where (dimana), When (bilamana), dan Who (siapa). Dari diagram sebab-akibat (Fishbone), dapat diketahui akar permasalahan untuk cacat Noise. Maka dapat dibuat rencana perbaikan dengan menggunakan metode 5W-1H. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengolahan data dan analisa adalah sebagai berikut: 1. Maka proporsi cacat adalah sebesar 0,010050x100% =1,005%. Untuk nilai Cp sebesar 1,29 maka kapabilitas proses baik dan Cpk sebesar 1,22. Ini menunjukkan kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi sudah cukup baik. 2. Potensial kegagalan untuk masing-masing cacat Bearing 6201 yaitu sebagai berikut: a. Noise Jika Bearing diputar akan menimbulkan gesekan dan bunyi yang kasar. b. Shoemark Permukaan bearingnya baret atau bergaris yang ditimbulkan karena Shoe. c. Black Surface Bearing menjadi bintik-bintik hitam, karena dari proses pembakaran yang tidak sempurna. d. Wedge Maka permukaan sisi kiri dan sisi kanan bearing akan bergaris seperti nanas. 3. Akar penyebab untuk masing-masing kegagalan cacat Noise yaitu sebagai berikut: a. Manusia: Vol. 4, No. 2, August 2011 12

Implementasi Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Vol. 4, No 2, August 2011 1) Perusahaan kurang memberikan trainning. 2) Pekerja mengantuk. 3) Terlalu banyak lembur. b. Material: 1) Bahan baku banyak yang cacat. c. Lingkungan: 1) Kurangnya lampu pada ruang produksi. 2) Tidak dijaga kebersihannya lingkungan. d. Metode: 1) Posisi OR dan IR pada basket miring. 2) Bergeser dari posisis Center. 3) Jalur pada pipa gas mampet. 4) Pelumas handel kering. e. Mesin: 1) Belum optimalnya preventive maintenance. 4. Nilai RPN tertinggi untuk perhitungan menggunakan metode fuzzy FMEA adalah untuk cacat Noise karena semua RPN-nya memiliki peringkat 1 dengan nilai 787, 787, 787, 787, dan 787. 5. Rencana perbaikan yang perlu diupayakan perusahaan untuk meminimasi cacat Noise adalah sebagai berikut: a. Manusia 1) Memberikan trainning atau pelatihan kepada pekerja dengan semaksimal mungkin. 2) Menempelkan SOP pada tempat kerja agar pekerja lebih mudah untuk melihatnya. b. Material 1) Perlu adanya proses penggambilan sampel kepada bahan baku yang masuk. 2) Memperbaiki sistem yang ada pada perencanaan produksi dan pengendalian persediaan. c. Lingkungan 1) Menambahkan lampu pada titik yang penting pada lini produksi. 2) Selalu memperhatikan jika lampu sudah mati dan menggantikannya dengan yang baru. d. Metode 1) Pada penyusunan komponen OR dan IR harus sejajar. 2) Menempel poster pada area kerja yang berisi gambar cara menyusun komponen yang benar. e. Mesin 1) Menjadwalkan pemeriksaan mesin setiap bulan agar mesin bisa berfungsi dengan baik pada saat digunakan dalam proses produksi. 2) Mengoptimalkan preventive maintenance untuk mencegah timbulnya kerusakan pada mesin. 13

DAFTAR PUSTAKA Chrysler, LLC, 2008. Potential Failure Mode and Effect Analysis (FMEA): Reference Manual. Edisi Ke-4. Ford Motor Company. United States of America. Eugene L. Grant, dan Richard Leavenworth, 1988. Pengendalian Mutu Statistik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Feigenbaum, Armand. V, 1996. Kendali Mutu Terpadu, Edisi 3, Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Gaspersz, Vincent, 2002. Total Quality Management. Cetakan 2. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Gaspersz, Vincent, 2002. Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ishikawa, Kaoru, 1989. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Mediyatama. Jakarta. Kusumadewi, Sri, dan Hari Purnomo, 2002. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. Graha Ilmu. Yogyakarta. McDermott, Robin.E, dkk, 2009. The Basics of FMEA. Edisi 2. CRC Press. United States of America. Mutis, Thoby, 2004. Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas & Produktifitas. Universitas Trisakti, Jakarta. Naba, Agus, 2009. Belajar Cepat Fuzzy Logic Menggunakan MATLAB. Cetakan 2. Andi. Yogyakarta. Pande, Peter. S, dkk, 2003. The Six Sigma Way. Cetakan 2. Andi. Yogyakarta. Prawirosentono, Suyadi, 2002. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu. Cetakan Pertama. Bumi Aksara. Jakarta. Puente, Javier, dkk, 2002. Artificial Intelligence Tools for Applying Failure Mode and Effects Analysis (FMEA). International Journal of Quality & Reliability Management, Vol 19. Hal 137-143. Pyzdek, Thomas, 2002. The Six Sigma Handbook. Salemba Empat. Jakarta. Ramanda, Dendi, 2007. Usulan Perbaikan Kualitas Menggunakan Metode Statistical Process Control dan Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis pada Produk Kamera Digital SG 152 di PT Sanyo Jaya Component Indonesia Divisi Disi. Universitas Trisakti. Jakarta. Sinulingga, Sukaria, 2008. Pengantar Teknik Industri. Cetakan 1. Graha Ilmu, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, dan Anastasia Diana, 2001. Total Quality Management. Cetakan 2. Andi. Yogyakarta. Wignjosoebroto, Sritomo, 2003. Pengantar Teknik Dan Manajemen Industri. Edisi 1. ITS. Surabaya Referensi Elektronik www.nwlean.net/shingo%20exerpt.pdf Implementasi Failure Mode Effect And Analysis (FMEA) Dan Fuzzy Logic... Vol. 4, No. 2, August 2011 14