BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Dirgantara

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. tentang kemampuan relating siswa, kemampuan experiencing siswa, kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gadingrejo yang

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian Lampiran 1.1. RPP Matematika Berbantuan GeoGebra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kelas Problem Based Learning (PBL) Satuan Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF. : SMP Pasundan 4 Bandung

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemahaman siswa sebelum maupun sesudah diterapkannya strategi Everyone

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

CATATAN LAPANGAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN STRATEGI TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEBERANIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA

LAMPIRAN I SURAT KETERANGAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting yaitu sebagai proses untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

AlokasiWaktu : 2 x 40 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP-1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATA OBSERVASI SEBELUM TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

49 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I, II, DAN III

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun ruang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu.

Siklus 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SD Negeri 01 Sumogawe Getasan. : Sifat-sifat Bangun Ruang Sederhana

32 LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga dan menggunakannya. dalam pemecahan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar siswa dan pemberian tes kemampuan koneksi matematis siswa di kelas VIII I SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo. Kegiatan observasi pratindakan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2016. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sebelum diberikan tindakan adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada saat itu guru matematika sedang mengajarkan materi luas permukaan dan volume kubus. Dalam proses pembelajarannya guru menjelaskan materi dengan metode ceramah, setelah selesai menjelaskan materi lalu guru memberikan contoh soal. Selama guru menyampaikan materi maupun memberikan contoh permasalahan, hanya sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang sedang dipelajari. Ketika guru yang memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pengetahuannya, siswa justru bertanya kepada teman semeja dan tidak menjawab pertanyaan dari guru. Saat itu guru bertanya kepada siswa bagaimana mencari panjang diagonal bidang pada kubus. Namun tidak ada siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru menjelaskan bagaimana cara mencari panjang diagonal bidang pada kubus yaitu dengan rumus phytagoras. Banyak siswa yang tidak mengingat bagaimana penerapan rumus phytagoras. Setelah itu guru memberikan beberapa soal kepada siswa. Selama proses pengerjaan soal latihan yang diberikan guru, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dan mereka tidak mau bertanya kepada guru. Siswa terlihat lebih suka menunggu jawaban siswa lain yang mengerjakan soal tersebut di depan kelas atau menyalin pembahasan yang ditulis guru di papan tulis. 48

49 Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada proses pembelajaran sebelum penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT, peneliti memperoleh beberapa kelemahan dari proses pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut : 1. Siswa cenderung pasif dan kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Dalam proses pembelajaran terlihat guru lebih mendominasi pembelajaran dan proses pembelajaran terlihat monoton. 3. Siswa tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang materi yang diajarkan pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Siswa kesulitan ketika menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan materi yang telah diperoleh sebelumnya. Kondisi awal aktivitas belajar siswa dilihat dari hasil observasi aktivitas belajar sebelum diberikan tindakan seperti pada Tabel 4.1 dan secara lengkap tercantum pada Lampiran 45. Tabel 4.1. Ringkasan Aktivitas Belajar Siswa Sebelum Tindakan No Kegiatan yang Diamati Banyak Siswa Persentase 1. Kegiatan Visual a. Memperhatikan ketika guru menjelas- 22 68,75% kan materi. b. Memperhatikan ketika ada siswa lain 19 59,375% bertanya atau memberikan pendapat. Rata-rata kegiatan visual 64,063% 2. Kegiatan Lisan a. Bertanya kepada guru ketika 3 9,375% pembelajaran berlangsung. b. Memberikan jawaban atas pertanyaan 5 15,625% yang diberikan guru. c. Memberikan pendapat atau tanggapan atas jawaban siswa lain. 1 3,125% d. Berdiskusi dalam memecahkan 0 0% permasalahan yang diberikan pada kelompok. Rata-rata kegiatan lisan 7,031%

50 No Kegiatan yang Diamati 3. Kegiatan Menulis a. Mengerjakan permasalahan yang diberikan dalam kelompok (LKK) b. Membuat rangkuman terkait dengan materi yang telah dipelajari. Banyak Siswa 0 0% Persentase 22 68,75% Rata-rata kegiatan menulis 34,375% 4. Kegiatan Emosional a. Siap ketika diminta menjawab 4 12,5% pertanyaan dari guru. b. Bersedia ketika diminta oleh guru presentasi maupun mengerjakan soal di depan kelas. 3 9,375% Rata-rata kegiatan emosional 10,938% Tabel 4.1 menunjukkan ringkasan aktivitas belajar siswa berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah diisi oleh observer pada setiap indikator dalam proses pembelajaran sebelum diterapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT. Pada tabel terlihat bahwa rata-rata persentase kegiatan visual 64,063%, ratarata persentase kegiatan lisan 7,031%, rata-rata persentase kegiatan menulis 34,375%, dan rata-rata persentase kegiatan emosional 10,938%. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan koneksi matematis siswa sebelum penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT diberikan tes prasiklus yang dapat mengukur kemampuan koneksi matematis siswa. Pemberian tes prasiklus dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2016 dengan materi kubus dan balok. Soal yang digunakan dalam tes awal dibuat dengan menyesuaikan indikator kemampuan koneksi matematis. Hasil dari tes prasiklus secara lengkap tercantum pada Lampiran 46. Adapun ringkasan kemampuan koneksi matematis siswa sebelum penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT seperti pada Tabel 4.2.

51 Tabel 4.2. Ringkasan Kemampuan Koneksi Matematis Prasiklus Bentuk Kemampuan Koneksi Matematis Mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika. Memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh. Level Keterangan Persentase 0 1 2 0 1 2 Siswa tidak mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban kemudian menghubungkan dengan ide baru. Siswa mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban kemudian menghubungkan dengan ide baru tetapi salah. Siswa mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban kemudian menghubungkan dengan ide baru dengan benar dan tepat. Siswa tidak mampu membentuk keterkaitan ide-ide matematika sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh. Siswa mampu membentuk keterkaitan ide-ide matematika sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh tetapi salah.. Siswa mampu membentuk keterkaitan ide-ide matematika sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh dengan benar dan tepat. 0% 62,5% 37,5% 12,5% 78,125% 9,375%

52 Bentuk Kemampuan Koneksi Matematis Mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata. Level Keterangan Persentase 0 1 2 Siswa tidak mampu mengkoneksikan antara kejadian yang ada pada kehidupan nyata ke dalam model matematika. Siswa mampu mengkoneksikan antara kejadian yang ada pada kehidupan nyata ke dalam model matematika tetapi salah. Siswa mampu mengkoneksikan antara kejadian yang ada pada kehidupan nyata ke dalam model matematika dengan benar dan tepat. 81,25% 9,375% 9,375% Berdasarkan hasil kemampuan koneksi matematis siswa pada Tabel 4.2 terlihat bahwa bentuk kemampuan koneksi matematis siswa yaitu mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika yang telah mencapai level skor 2 sebanyak 37,5% siswa, pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh yang telah mencapai level skor 2 sebanyak 9,375% siswa, dan pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata yang telah mencapai level skor 2 sebanyak 9,375% siswa. Pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika sebanyak 62,5% siswa hanya mencapai level 1. Hal ini kemungkinan dikarenakan siswa tidak bisa mengkoneksikan antara materi yang baru saja dipelajari dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya. Siswa kesulitan ketika mengingat materi yang telah diperoleh sebelumnya. Contoh pekerjaan siswa seperti pada Gambar 4.1.

53 Soal: Diketahui sebuah kubus panjang diagonal bidangnya adalah Hitunglah luas permukaan kubus tersebut. cm. Gambar 4.1. Contoh Pekerjaan Siswa Tes Prasiklus Soal Nomor 1 Berdasarkan Gambar 4.1 siswa kesulitan dalam menggunakan materi yang telah dimiliki. Seharusnya siswa mencari panjang sisi kubus terlebih dahulu, setelah itu mencari luas permukaan kubus. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kesulitan dalam mengkoneksikan antara materi yang baru saja dipelajari dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya Pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh sebanyak 78,125% siswa hanya mencapai level 1. Hal ini kemungkinan karena siswa tidak dapat mengkoneksikan berbagai ide yang telah diperoleh dalam penyelesaian soal sehingga membentuk suatu keterkaitan untuk menyelesaikan soal. Contoh pekerjaan siswa seperti pada Gambar 4.2. Soal : Sebuah kubus panjang setiap rusuknya 2 m. Kubus tersebut tersusun dari kubus-kubus kecil dengan panjang setiap rusuknya 20 cm. Tentukan berapa banyak kubus kecil sehingga tersusun kubus besar. Gambar 4.2. Contoh Pekerjaan Siswa Tes Prasiklus Soal Nomor 2

54 Berdasarkan Gambar 4.2 siswa tidak dapat megkaitkan antara volume kubus besar dan volume kubus kecil sehingga diperoleh banyaknya kubus kecil yang menyusun kubus besar. Hal ini menunjukkan siswa tidak dapat menghubungkan berbagai ide yang telah diperoleh untuk menyelesaikan soal. Pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata sebanyak 81,25% siswa hanya mencapai level 0. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat memahami maksud soal sehingga kesulitan dalam membuat model matematika dan tidak dapat mencari penyelesaiannya. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes awal sebelum tindakan, maka dilakukan tindakan dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan koneksi matematis siswa melalui model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT. Model pembelajaran tersebut akan diterapkan pada materi prisma dan limas. 2. Hasil Tindakan Siklus I a. Perencanaan Berdasarkan keadaan siswa yang telah diketahui sebelumnya melalui pengamatan kegiatan pembelajaran dan hasil tes, diketahui bahwa diperlukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan koneksi matematis siswa. Guru dan penulis menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT sebanyak dua pertemuan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan tes akhir siklus. Pada pembelajaran pertemuan pertama mempelajari materi luas permukaan prisma dan kegiatan pembelajaran peretemuan kedua mempelajari volume prisma. Penulis menyusun RPP sesuai dengan model pembelajaran dan strategi yang digunakan kemudian menyusun instrumen pembelajaran yang diperlukan. Berdasarkan RPP yang menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT, kegiatan awal

55 pembelajaran yaitu review, guru mengingatkan kembali materi yang telah diperoleh siswa yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari (relating). Pada tahap selanjutnya yaitu kegiatan inti, pada langkah pengembangan guru menyampaikan materi dengan melakukan tanya jawab kepada siswa. Pada langkah kerja kooperatif guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diberi suatu permasalahan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKK) agar diselesaikan secara diskusi dengan teman kelompoknya (cooperating). LKK yang diberikan dibuat sedemikian sehingga mengandung komponen experiencing dan applying. Setelah itu pada langkah kerja mandiri, siswa diberi tes individu terkait materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan penutup siswa diberi pekerjaan rumah sebagai bentuk langkah penugasan. Soal yang diberikan sebagai tugas mengandung komponen transferring. Dalam serangkaian langkah pembelajaran model pembelajaran Missouri Mathematics Project tersebut memuat komponen REACT yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring. Pada tahap perencanaan ini, penulis juga menyusun lembar observasi kegiatan pembelajaran di kelas dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Sebelum dipergunakan lembar observasi divalidasi terlebih dahulu oleh validator yaitu Ibu Getut Pramesti, S.Si., M.Si., Bapak Mujiyana, S.Pd dan Ibu Surami, S.Pd. Instrumen terakhir yang disiapkan oleh penulis adalah tes akhir siklus untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa. Soal tes disusun berdasarkan materi yang direncanakan akan disampaikan kepada siswa yaitu luas permukaan dan volume prisma. Selanjutnya penulis membuat kisi-kisi soal dan dilanjutkan dengan penyusunan soal. Kemudian penulis mengajukan uji validitas soal tersebut kepada validator yaitu Ibu Getut Pramesti, S.Si., M.Si. Soal yang diajukan kepada Ibu Getut Pramesti, S.Si., M.Si. dapat digunakan tetapi setelah beberapa revisi. Selanjutnya penulis mengajukan uji validitas soal kepada Ibu Surami, S.Pd dan Bapak Mujiyana, S.Pd. Soal yang diajukan kepada kedua validator

56 tersebut dapat digunakan tanpa revisi. Dengan demikian ketiga validator menyatakan hal yang sama yaitu soal yang diajukan untuk divalidasi dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa dengan adanya revisi. b. Pelaksanaan Pelaksana tindakan yaitu Suhartini Rochmawati (peneliti) sebagai guru yang memberikan tindakan. Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga pertemuan, yaitu dua pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I, dimulai pada hari Sabtu 26 Maret 2016 dan berakhir pada hari Sabtu 2 April 2016. Materi yang digunakan pada siklus I adalah luas permukaan dan volume prisma. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Maret 2016 selama 2 x 40 menit sejak pukul 10.10 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB dengan materi luas permukaan prisma. Pada langkah pertama diawali guru masuk kelas dan menyiapkan kondisi kelas. Kemudian membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan siswa yang tidak hadir. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran akan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT dan menjelaskan langkah-langkahnya. a) Review Pada langkah ini, guru meninjau ulang materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu luas permukaan kubus dan balok dengan melakukan tanya jawab kepada siswa. Guru bertanya kepada siswa bagaimana bentuk jaring-jaring kubus dan balok serta bagaimana menentukan luas permukaan kedua bangun tersebut. Karena tidak ada siswa yang menjawab secara sukarela pertanyaan dari guru maka guru menunjuk dua orang siswa untuk menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok di depan kelas.

57 Ketika guru bertanya bagaimana rumus luas permukaan kedua bangun tersebut siswa menjawabnya secara serempak. Guru menyampaikan kepada siswa apabila akan menjawab pertanyaan agar tunjuk jari sehingga tidak akan muncul jawaban serempak oleh siswa. Kemudian guru menunjuk dua orang siswa untuk menjawab secara mandiri. Guru membangkitkan motivasi siswa dengan menyampaikan manfaat materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari misalnya apabila akan membungkus kado yang berbentuk prisma maka dapat mengetahui berapa luas kertas yang dibutuhkan. b) Pengembangan Pada langkah ini, guru menjelaskan materi tentang luas permukaan prisma. Dengan bantuan alat peraga yaitu sebuah bangun prisma dan jaring-jaring prisma, siswa diajak untuk menemukan rumus luas permukaan prisma. Untuk merangsang pengetahuan siswa, guru melakukan tanya jawab dengan siswa agar ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Namun hanya beberapa siswa saja yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti. Beberapa siswa bertanya kepada guru terkait materi luas permukaan prisma. c) Kerja Kooperatif Pada langkah ini, guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok diberikan permasalahan dalam bentuk Lembar Keja Kelompok (LKK). Siswa diminta menyelesaikan permasalah yang ada dengan diskusi bersama teman kelompoknya. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan. Karena keadaan kelas menjadi kurang kondusif dan siswa gaduh maka diskusi tidak

58 selesai sesuai waktu yang direncanakan sehingga perlu adanya tambahan waktu. Karena waktu yang terbatas, tidak ada kegiatan presentasi oleh siswa terkait hasil diskusi. Guru hanya memberikan klarifikasi dan penguatan terkait hasil diskusi siswa. d) Kerja Mandiri Karena jam pelajaran matematika hampir selesai maka tidak ada waktu untuk melakukan tes individu. Sehingga langkah kegiatan kerja mandiri tidak terlaksana. e) Penugasan Sebelum memberikan pekerjaan rumah, guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru meminta siswa untuk membuat rangkuman terkait materi yang telah dipelajari. Beberapa siswa tidak membuat rangkuman. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada hal yang ingin ditanyakan. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu volume prisma dan meminta siswa untuk mempelajari di rumah. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 29 Maret 2016 selama 2 x 40 menit sejak pukul 09.15 WIB sampai dengan pukul 10.35 WIB dengan materi volume prisma. Pada langkah pertama diawali guru masuk kelas dan menyiapkan kondisi kelas. Kemudian membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan siswa yang tidak hadir. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran akan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT dan menjelaskan langkah-langkahnya.

59 a) Review Guru bersama siswa membahas pekerjaan rumah. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Kemudian guru memberikan klarifikasi. Langkah selanjutnya guru meninjau ulang materi yang telah dipelajari yaitu volume kubus dan balok dengan melakukan tanya jawab kepada siswa. Guru bertanya kepada siswa bagaimana rumus volume kubus dan balok. Beberapa siswa berani tunjuk jari dan siap menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu menemukan rumus volume prisma dan menerapkan konsep volume prisma untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Guru membangkitkan motivasi siswa dengan menyampaikan manfaat materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari misalnya dapat menghitung volume air dalam akuarium yang berbentuk prisma. b) Pengembangan Pada langkah ini, guru menjelaskan materi tentang volume prisma. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk merangsang pengetahuan siswa dalam menemukan rumus volume prisma. Beberapa siswa siap menjawab pertanyaan dari guru dengan tunjuk jari. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti. Hanya sedikit siswa yang berani bertanya terkait hal yang belum dimengerti. c) Kerja Kooperatif Pada langkah ini, guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok diberikan permasalahan dalam bentuk Lembar Keja Kelompok (LKK). Siswa diminta menyelesaikan permasalah yang ada dengan diskusi bersama teman kelompoknya. Guru mengawasi jalannya diskusi dan

60 memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan. Pada pembelajaran kali ini kegiatan diskusi lebih kondusif sehingga dapat terlaksana sesuai alokasi waktu yang direncanakan. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan. Beberapa siswa bertanya kepada kelompok yang presentasi. Guru memberikan penguatan atau umpan balik terkait hasil diskusi siswa. d) Kerja Mandiri Guru memberikan tes individu kepada setiap siswa agar dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa. Setelah selesai mengerjakan tes individu, guru dan siswa membahas soal tersebut. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil pekerjaan siswa. e) Penugasan Sebelum memberikan pekerjaan rumah, guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru meminta siswa untuk membuat rangkuman terkait materi yang telah dipelajari. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada hal yang ingin ditanyakan. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes dengan materi luas permukaan dan volume prisma. Guru meminta siswa untuk belajar di rumah. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

61 3) Tes Akhir Siklus I Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu 2 April 2016. Guru membuka kelas dengan salam, kemudian guru mengecek kehadiran siswa dan seluruh siswa masuk, sehingga tes diikuti oleh 32 siswa. Sebelum tes dimulai, guru dan siswa membahas pekerjaan rumah terlebih dahulu. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di depan kelas. Guru memberikan klarifikasi terhadap pekerjaan rumah yang telah dikerjakan siswa. Selanjutnya guru membagikan soal tes dan lembar jawab kepada setiap siswa. Setelah selesai membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa, guru mempersilakan untuk mulai mengerjakan soal tes. Waktu yang diberikan adalah 60 menit. Setelah 60 menit waktu berjalan, semua siswa mengumpulkan lembar jawabnya kepada guru. Selanjutnya guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu luas permukaan limas. Para siswa diharapkan mempelajari materi tersebut. c. Data Hasil Observasi dan Tes 1) Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran Dari hasil pengamatan selama siklus I yang dilakukan oleh peneliti dan tiga orang rekan peneliti sebagai observer yang dilihat dari lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut : a) Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi yaitu meninjau ulang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait dengan materi yang telah diperoleh. Pada pertemuan pertama, ketika guru memberikan pertanyaan tidak ada siswa yang siap untuk menjawab pertanyaan dari guru dengan tunjuk jari sehingga guru perlu menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan. Pada pertemuan berikutnya, kesiapan siswa untuk merespon pertanyaan

62 dari guru mulai meningkat. Beberapa siswa siap menjawab pertanyaan dari guru dengan tunjuk jari terlebih dahulu. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa terkait materi yang akan dipelajari. Namun pada pertemuan pertama guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. b) Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan melakukan tanya jawab kepada siswa untuk merangsang pengetahuan siswa. Beberapa siswa siap menjawab pertanyaan dari guru dengan tunjuk jari. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti. Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok diberikan permasalahan dalam bentuk Lembar Keja Kelompok (LKK). Siswa diminta menyelesaikan permasalah yang ada dengan diskusi bersama teman kelompoknya. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan bimbingan apabila ada siswa yang mengalami kesulitan ketika menyelesaikan permasalahan. Ketika diskusi, masih banyak siswa yang ramai dan mengganggu siswa lain sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Kegiatan pembelajaran menjadi tidak kondusif ketika diskusi. Waktu untuk berdiskusi pun tidak sesuai dengan yang direncanakan sehingga perlu ada tambahan waktu. Setelah diskusi selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Namun pada pertemuan pertama kegiatan presentasi tidak terlaksana karena keterbatasan waktu. Setelah presentasi, guru memberikan kesempatan siswa dari kelompok lain untuk bertanya atau memberikan tanggapan. Kemudian guru memberikan klarifikasi dan penguatan terhadap hasil diskusi siswa.

63 Guru memberikan soal tes kepada siswa agar dikerjakan secara individu untuk melihat sejauh mana penguasaan materi oleh siswa. Pada pertemuan pertama tes individu tidak terlaksana karena terbatasnya waktu. Pada pertemuan kedua tes individu terlaksana. Setelah selesai mengerjakan tes individu, guru dan siswa membahas soal tersebut. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil pekerjaan siswa. c) Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup, guru dan siswa membuat kesimpulan terkait materi yang telah dipelajari. Kemudian guru meminta siswa membuat rangkuman di buku masing-masing terkait materi yang telah dipelajari. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Observasi aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dilakukan oleh enam rekan peneliti sebagai observer. Namun aktivitas belajar setiap siswa diamati oleh tiga observer sehingga setiap observer mengamati 16 orang siswa. Berikut hasil observasi pada siklus I. a) Pertemuan Pertama Data mengenai aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan pertama terdapat dalam Lampiran 49. Adapun ringkasan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan observasi pada siklus I pertemuan pertama akan disajikan dalam Tabel 4.3.

64 Tabel 4.3. Ringkasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama No Kegiatan yang diamati 1. Kegiatan Visual a. Memperhatikan ketika guru menjelaskan materi. b. Memperhatikan ketika ada siswa lain bertanya atau memberikan pendapat. Banyak Siswa Persentase 23 71,875% 22 68,75% Rata-rata kegiatan visual 70,313% 2. Kegiatan Lisan a. Bertanya kepada guru ketika 8 25% pembelajaran berlangsung. b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru. c. Memberikan pendapat atau tanggapan atas jawaban siswa lain. d. Berdiskusi dalam memecahkan permasalahan yang diberikan pada kelompok. 11 34,375% 5 15,625% 19 59,375% Rata-rata kegiatan lisan 33,594% 3. Kegiatan Menulis a. Mengerjakan permasalahan yang 19 59,375% diberikan dalam kelompok (LKK) b. Membuat rangkuman terkait dengan 23 71,875% materi yang telah dipelajari. Rata-rata kegiatan menulis 65,625% 4. Kegiatan Emosional a. Siap ketika diminta menjawab pertanyaan dari guru. 10 31,25% b. Bersedia ketika diminta oleh guru presentasi maupun mengerjakan soal di depan kelas. 11 34,375% Rata-rata kegiatan emosional 32,813% b) Pertemuan Kedua Data mengenai aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua siklus I terdapat dalam Lampiran 49. Adapun ringkasan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan observasi pada pertemuan kedua siklus I akan disajikan dalam Tabel 4.4.

65 Tabel 4.4. Ringkasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua No Kegiatan yang diamati 1. Kegiatan Visual a. Memperhatikan ketika guru menjelaskan materi. b. Memperhatikan ketika ada siswa lain bertanya atau memberikan pendapat. Banyak Siswa Persentase 26 81,25% 26 81,25% Rata-rata kegiatan visual 81,25% 2. Kegiatan Lisan a. Bertanya kepada guru ketika pembelajaran berlangsung. 9 28,125% b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru. c. Memberikan pendapat atau tanggapan atas jawaban siswa lain. d. Berdiskusi dalam memecahkan permasalahan yang diberikan pada kelompok. 14 43,75% 6 18,75% 26 81,25% Rata-rata kegiatan lisan 42,969% 3. Kegiatan Menulis a. Mengerjakan permasalahan yang 24 75% diberikan dalam kelompok (LKK) b. Membuat rangkuman terkait dengan 26 81,25% materi yang telah dipelajari. Rata-rata kegiatan menulis 78,125% 4. Kegiatan Emosional a. Siap ketika diminta menjawab pertanyaan dari guru. 16 50% b. Bersedia ketika diminta oleh guru presentasi maupun mengerjakan soal di depan kelas. 15 46,875% Rata-rata kegiatan emosional 48,438% Kemudian dari observasi terhadap aktivitas belajar siswa saat pembelajaran pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I dapat dicari rata-ratanya untuk setiap kegiatan. Dari rata-rata dua pertemuan tersebut sebagai hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I seperti yang disajikan pada Tabel 4.5.

66 Tabel 4.5. Ringkasan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Persentase Kegiatan yang Pertemuan Pertemuan diamati Pertama Kedua Rata-rata 1 Kegiatan Visual 70,313% 81,25% 75,782% 2 Kegiatan Lisan 33,594% 42,969% 38,282% 3 Kegiatan Menulis 65,625% 78,125% 71,875% 4 Kegiatan Emosional 32,813% 48,438% 40,626% Berdasarkan data Tabel 4.5 diperoleh bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT untuk aktivitas belajar siswa dalam kegiatan visual sebesar 75,782%, aktivitas belajar siswa dalam kegiatan lisan sebesar 38,282%, aktivitas belajar siswa dalam kegiatan menulis sebesar 71,875%, aktivitas belajar siswa dalam kegiatan emosional sebesar 40,626%. Dari hasil tersebut, tingkat aktivitas belajar siswa masih di bawah target sehingga indikator kinerja belum tercapai. 3) Data Hasil Tes Siklus I Hasil tes siklus I dalam persentase hasil capaian skor tes siklus I siswa setelah penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa. Hasil dari tes siklus I secara lengkap tercantum pada Lampiran 50. Adapun ringkasan kemampuan koneksi matematis siswa setelah penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT seperti Tabel 4.6.

67 Tabel 4.6. Ringkasan Kemampuan Koneksi Matematis Siklus I Bentuk Kemampuan Koneksi Matematis Mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika. Memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh. Level Keterangan Presentase 0 1 2 0 1 2 Siswa tidak mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban kemudian menghubungkan dengan ide baru. Siswa mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban kemudian menghubungkan dengan ide baru tetapi salah. Siswa mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban kemudian menghubungkan dengan ide baru dengan benar dan tepat. Siswa tidak mampu membentuk keterkaitan ide-ide matematika sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh. Siswa mampu membentuk keterkaitan ide-ide matematika sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh tetapi salah.. Siswa mampu membentuk keterkaitan ide-ide matematika sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh dengan benar dan tepat. 0% 46,875% 53,125% 21,875% 37,5% 40,625%

68 Bentuk Kemampuan Koneksi Matematis Mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata. Level Keterangan Persentase 0 1 2 Siswa tidak mampu mengkoneksikan antara kejadian yang ada pada kehidupan nyata ke dalam model matematika. Siswa mampu mengkoneksikan antara kejadian yang ada pada kehidupan nyata ke dalam model matematika tetapi salah. Siswa mampu mengkoneksikan antara kejadian yang ada pada kehidupan nyata ke dalam model matematika dengan benar dan tepat. 25% 50% 25% Berdasar-kan hasil kemampuan koneksi matematis siswa pada Tabel 4.6 terlihat bahwa pada bentuk kemampuan koneksi matematis siswa yaitu mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika yang telah mencapai level skor 2 sebanyak 53,125% siswa, memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh yang telah mencapai level skor 2 sebanyak 40,625% siswa, dan mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata yang telah mencapai level skor 2 sebanyak 25% siswa. Pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika sudah tidak ada siswa yang hanya mencapai level 0. Sebanyak 40,625% siswa telah mencapai level 2. Permasalahan yang dialami siswa adalah kesulitan mengkoneksikan antara materi yang baru saja dipelajari dengan materi yang telah dimiliki sebelumnya. Siswa kesulitan ketika harus mengingat materi yang telah diperoleh sebelumnya. Contoh pekerjaan siswa seperti pada Gambar 4.3.

69 Soal : Sebuah prisma tegak dengan alas berbentuk belah ketupat diketahui salah satu diagonalnya 16 cm dan panjang sisinya 10 cm. Jika tinggi prisma tersebut adalah 90 cm, hitunglah luas permukaan prisma. Gambar 4.3. Contoh Pekerjaan Siswa Tes Siklus I Soal Nomor 1 Pada Gambar 4.3 merupakan contoh siswa tidak mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban sehingga tidak dapat menghubungkan dengan ide baru. Pada bentuk kemampuan koneksi yaitu memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh masih banyak siswa yang hanya mencapai level 0. Beberapa siswa tidak mampu membentuk menghubungkan ide-ide matematika yang diperlukan dalam penyelesaian soal sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh. Beberapa siswa yang lain hanya mampu menuliskan ideide yang diperlukan, tetapi tidak dapat membentuk suatu keterkaitan yang menyeluruh. Contoh pekerjaan siswa seperti pada Gambar 4.4.

70 Soal : Sebuah balok berukuran 9 dm 8 dm 12 dm. Balok tersebut tersusun dari beberapa prisma tegak segitiga. Alas prisma tersebut adalah segitiga siku-siku yang memiliki ukuran sisi tegak 4 dm dan 3 dm. Tinggi prisma adalah 6 dm. Berapa banyak prisma tegak segitiga yang dapat menyusun balok tersebut? Gambar 4.4. Contoh Pekerjaan Siswa Tes Siklus I Soal Nomor 2 Berdasarkan Gambar 4.4 siswa mampu menuliskan salah satu ide tetapi salah menuliskan ide yang lain sehingga siswa kesulitan menggunakan keterkaitan antar ide tersebut. Pada bentuk kemampuan koneksi yaitu mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata, hanya 25% siswa yang telah mencapai level 2. Hal ini terjadi karena banyak siswa yang tidak memahami maksud dari soal cerita yang diberikan sehingga siswa tidak mampu membuat model matematika dan tidak dapat mencari penyelesaiannya. Contoh pekerjaan siswa seperti pada Gambar 4.5. Soal : Pak Ramdan memiliki sebuah kolam yang berbentuk prisma tegak segiempat. Dasar kolam tersebut berbentuk trapesium dengan ukuran seperti pada gambar. 3 m 2 m

71 Kolam tersebut memiliki volume 16 m 3 dan kedalaman kolam adalah 2 m. Namun kolam tersebut hanya berisi air setinggi 1,5 m. Berapa bagian volume air yang mengisi kolam tersebut? Gambar 4.5. Contoh Pekerjaan Siswa Tes Siklus I Soal Nomor 3 Berdasarkan Gambar 4.5 siswa dapat memahami maksud dari soal cerita yang diberikan dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, tetapi siswa kesulitan ketika membentuknya ke dalam model matematika sehingga tidak dapat melanjutkan ke dalam penyelesaian soal tersebut. d. Refleksi Berdasarkan lembar observasi pembelajaran dan catatan lapangan serta hal-hal yang dirasakan oleh guru, penulis dan guru berdiskusi untuk melakukan refleksi terkait kegiatan pembelajaran pada siklus I. Dari hasil diskusi penulis dengan Ibu Surami, S.Pd. mengenai pelaksanaan siklus I, terdapat beberapa hal sebagaimana disajikan pada tabel 4.7 terkait hasil tindakan pembelajaran pada siklus I.

72 Tabel 4.7. Refleksi Tindakan pada Siklus I Tindakan Review Pengembangan Kerja Kooperatif Kerja Mandiri Penugasan Refleksi Guru meninjau ulang materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk merangsang pengetahuan siswa. Beberapa siswa tidak fokus terhadap pelajaran dan tidak memperhatikan guru. Beberapa siswa tidak siap menjawab pertanyaan dari guru. Guru mengawasi jalannya diskusi dan membimbing siswa yang kesulitan dalam mengerjakan LKK. Beberapa siswa gaduh karena mengganggu siswa dari kelompok lain.. Beberapa siswa tidak melakukan diskusi tetapi mengganggu teman yang lain. Kegiatan diskusi tidak sesuai dengan alokasi waktu sehingga perlu tambahan waktu. Kegiatan presentasi tidak terlaksana karena terbatasnya waktu. Guru memberikan tes individu kepada siswa. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Beberapa siswa tidak membuat rangkuman. Data menunjukkan bahwa pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT belum terlaksana dengan baik. Kegiatan yang dilakukan belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Aktivitas belajar siswa juga belum mencapai target atau indikator kinerja yang diharapkan. Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa dalam kegiatan visual meningkat menjadi 75,782%, rata-rata aktivitas belajar siswa dalam kegiatan lisan meningkat menjadi 38,282%, rata-rata aktivitas belajar siswa dalam kegiatan menulis meningkat menjadi 71,875%, rata-rata aktivitas belajar siswa dalam kegiatan emosional meningkat menjadi 40,626%. Berdasarkan data tersebut terjadi

73 peningkatan pada setiap kegiatan aktivitas belajar siswa tetapi belum mencapai target atau indikator kinerja yang diharapkan setelah tindakan. Penulis dan guru juga melakukan refleksi terkait pencapaian siswa dalam memunculkan kemampuan koneksi matematis berdasarkan hasil tes siklus I. Pada kegiatan ini, penulis dan guru menyimpulkan pencapaian siswa seperti yang dituangkan pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Pencapaian Setiap Bentuk Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siklus I Bentuk Kemampuan Pencapaian Siswa Koneksi Matematis Mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika. Memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang menyeluruh. Mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata. Sebanyak 53,125% siswa berhasil memunculkan bentuk kemampuan koneksi matematis ini dengan baik (telah mencapai skor 2) Beberapa siswa tidak mampu menuliskan ide-ide matematika yang mendasari jawaban sehingga tidak dapat menghubungkan dengan ide baru. Sebanyak 40,625% siswa telah mampu memunculkan bentuk kemampuan koneksi matematis ini dengan baik (telah mencapai skor 2) Beberapa siswa tidak dapat menuliskan ide-ide matematika yang diperlukan dalam penyelesaian soal. Hanya 25% siswa yang mampu memunculkan indikator ini dengan baik (telah mencapai skor 2) Banyak siswa yang tidak mengetahui maksud dari soal sehingga kesulitan dalam membuat model matematika dari soal cerita yang diberikan. Bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu mengenal dan menggunakan hubungan antara ide-ide matematika meningkat menjadi sebesar 53,125%, pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu memahami keterkaitan ide-ide matematika dan membentuk ide satu dengan yang lain sehingga menghasilkan suatu keterkaitan yang

74 menyeluruh meningkat menjadi 40,625% dan pada bentuk kemampuan koneksi matematis yaitu mengenal dan menerapkan matematika dalam kehidupan nyata meningkat menjadi 25%. Berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan pada setiap bentuk kemampuan koneksi matematis tetapi belum mencapai target atau indikator kinerja yang diharapkan setelah tindakan. Oleh karena itu, peneliti masih perlu melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT pada siklus I. Sehingga diperlukan tindakan lanjutan berupa penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT pada siklus II. 3. Hasil Tindakan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka perencanaan tindakan untuk siklus II mengalami beberapa perubahan seperti yang tertera pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9. Hasil Refleksi Siklus I untuk perbaikan Siklus II Refleksi pada Siklus I Terkait kemampuan koneksi matematis masih banyak siswa yang kesulitan mencapai bentuk kemampuan koneksi matematis. Beberapa siswa tidak fokus pada pembelajaran. Beberapa siswa tidak siap menjawab pertanyaan dari guru. Tindakan pada Siklus II Guru lebih memberikan penguatan pada komponen relating dengan mengingatkan kembali tentang materi-materi yang telah dimiliki sebelumnya misalnya tentang luas bangun datar. Guru lebih memberikan penguatan pada komponen transferring agar siswa mampu membuat model matematika dan memcari penyelesaian dari soal yang berkaitan dengan kehidupan nyata misalnya dengan membahas kembali soal tes kemampuan koneksi matematis pada siklus I. Guru lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui tanya jawab sehingga siswa dapat menyiapkan diri apabila diberi pertanyaan oleh guru.

75 Refleksi pada Siklus I Kegiatan diskusi tidak terlaksana sesuai de-ngan alokasi waktu karena beberapa siswa gaduh dengan meng-ganggu teman yang lain Beberapa siswa tidak melakukan diskusi. Karena terbatasnya waktu tidak ada kegiatan presentasi Tindakan pada Siklus II Guru mampu mengkondisikan siswa agar kegiatan diskusi dapat terlaksana dengan baik dan sesuai alokasi waktu Guru lebih memantau setiap kelompok agar masing-masing anggota kelompok berdiskusi. Apabila kegiatan diskusi sesuai dengan alokasi waktu maka kegiatan presentasi dapat terlaksana. Pada siklus II, proses pembelajaran direncanakan berlangsung dengan dua pertemuan dan dilanjutkan dengan tes siklus II. Pada tahap perencanaan siklus II, penulis menyusun rancangan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT dengan perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus I serta membuat instrumen pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa tidak mengalami perubahan sehingga tidak perlu mengajukan validasi. Instrumen terakhir yang disiapkan oleh penulis adalah tes akhir siklus untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa. Soal tes disusun berdasarkan materi yang direncanakan akan disampaikan kepada siswa yaitu luas permukaan dan volume limas. Selanjutnya penulis membuat kisi-kisi soal dan dilanjutkan dengan penyusunan soal. Kemudian penulis mengajukan uji validitas soal tersebut kepada Ibu Getut Pramesti, S.Si., M.Si. Soal yang diajukan kepada Ibu Getut Pramesti, S.Si., M.Si. dapat digunakan tetapi setelah beberapa revisi. Selanjutnya penulis mengajukan uji validitas soal kepada Ibu Surami, S.Pd dan Bapak Mujiyana, S.Pd. Soal yang diajukan kepada kedua validator tersebut dapat digunakan tanpa revisi. Dengan demikian ketiga validator menyatakan hal yang sama yaitu soal yang diajukan untuk

76 divalidasi dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa dengan adanya revisi. b. Pelaksanaan Pelaksana tindakan yaitu Suhartini Rochmawati (peneliti) sebagai guru yang memberikan tindakan. Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga pertemuan, yaitu dua pertemuan pembelajaran dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II, dimulai pada hari Selasa 5 April 2016 dan berakhir pada hari Selasa 12 April 2016. Materi yang digunakan pada siklus II adalah luas permukaan dan volume limas. 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa 5 April 2016 selama 2 x 40 menit sejak pukul 09.15 WIB sampai dengan pukul 10.35 WIB dengan materi luas permukaan limas. Pada langkah pertama diawali guru masuk kelas dan menyiapkan kondisi kelas. Kemudian membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan siswa yang tidak hadir. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran akan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT dan menjelaskan langkah-langkahnya. a) Review Pada langkah ini, guru meninjau ulang materi yang telah dipelajari yaitu luas permukaan prisma dengan melakukan tanya jawab kepada siswa. Guru bertanya kepada siswa bagaimana bentuk jaring-jaring prisma serta bagaimana menentukan luas permukaannya. Ketika guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang tunjuk jari dan siap menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu menemukan rumus luas permukaan limas dan menerapkan konsep luas permukaan limas untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Guru membangkitkan motivasi

77 siswa dengan menyampaikan manfaat materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari misalnya apabila akan topi yang berbentuk limas dari karton maka dapat mengetahui berapa luas karton yang dibutuhkan. b) Pengembangan Pada langkah ini, guru menjelaskan materi tentang luas permukaan limas. Dengan bantuan alat peraga yaitu sebuah bangun limas dan jaring-jaring limas, siswa diajak untuk menemukan rumus luas permukaan limas. Untuk merangsang pengetahuan siswa, guru melakukan tanya jawab dengan siswa agar ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang siap menjawab pertanyaan dari guru. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti. Beberapa siswa berani bertanya kepada guru terkait materi yang dipelajari. c) Kerja Kooperatif Pada langkah ini ini, guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok diberikan permasalahan dalam bentuk Lembar Keja Kelompok (LKK). Siswa diminta menyelesaikan permasalah yang ada dengan diskusi bersama teman kelompoknya. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan. Pada pembelajaran kali ini kegiatan diskusi lebih kondusif sehingga dapat terlaksana sesuai alokasi waktu yang direncanakan. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan. Beberapa siswa bertanya kepada anggota kelompok yang presentasi. Kemudian guru memberikan penguatan atau umpan balik terhadap hasil diskusi siswa.

78 d) Kerja Mandiri Guru memberikan tes individu kepada setiap siswa agar dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi siswa. Setelah selesai mengerjakan tes individu, guru dan siswa membahas soal tersebut. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Banyak siswa yang bersedia mengerjakan di papan tulis dengan tunjuk jari, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil pekerjaan temannya di papan tulis. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil pekerjaan siswa. e) Penugasan Sebelum memberikan pekerjaan rumah, guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru meminta siswa untuk membuat rangkuman pada buku masing-masing. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada hal yang belum dimengerti. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu volume limas dan meminta siswa untuk mempelajari di rumah. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu 9 April 2016 selama 2 x 40 menit sejak pukul 10.10 WIB sampai dengan pukul 11.20 WIB dengan materi volume limas. Pada langkah pertama diawali guru masuk kelas dan menyiapkan kondisi kelas. Kemudian membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan siswa yang tidak hadir. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa

79 kegiatan pembelajaran akan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan strategi REACT dan menjelaskan langkah-langkahnya. a) Review Guru bersama siswa membahas pekerjaan rumah. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Kemudian guru memberikan klarifikasi. Langkah selanjutnya guru meninjau ulang materi yang telah dipelajari yaitu volume prisma dengan melakukan tanya jawab kepada siswa. Guru bertanya kepada siswa bagaimana rumus volume prisma. Ketika guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang tunjuk jari dan siap menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu menemukan rumus volume limas dan menerapkan konsep volume limas untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Guru membangkitkan motivasi siswa dengan menyampaikan penerapan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan nyata misalnya piramida di mesir berbentuk limas. b) Pengembangan Pada langkah ini, guru menjelaskan materi tentang volume limas. Untuk merangsang pengetahuan siswa, guru melakukan tanya jawab dengan siswa agar ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang siap menjawab pertanyaan dari guru dengan tunjuk jari. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal yang belum dimengerti. Beberapa siswa bertanya kepada guru terkait materi yang dipelajari. c) Kerja Kooperatif Pada langkah ini, guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Setiap kelompok diberikan permasalahan dalam bentuk Lembar Keja Kelompok (LKK). Siswa diminta

80 menyelesaikan permasalah yang ada dengan diskusi bersama teman kelompoknya. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan. Kegiatan diskusi terlaksana dengan baik. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan. Beberapa siswa bertanya kepada anggota kelompok yang presentasi. Kemudian guru memberikan penguatan atau umpan balik terhadap hasil diskusi siswa. d) Kerja Mandiri Guru memberikan tes individu kepada setiap siswa agar dikerjakan secara individu untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa. Setelah selesai mengerjakan tes individu, guru dan siswa membahas soal tersebut. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Beberapa siswa bersedia mengerjakan di papan tulis dengan tunjuk jari, kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan terhadap hasil pekerjaan temannya di papan tulis. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil pekerjaan siswa. e) Penugasan Sebelum memberikan pekerjaan rumah, guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru meminta siswa untuk membuat rangkuman terkait materi yang telah dipelajari. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada hal yang ingin ditanyakan. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa yang akan dibahas