BAB I Pendahuluan Latar BelakangMasalah

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara

Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Besar Penelitian Tanaman Padi, tikus sawah merupakan hama utama penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Persamaan diferensial sangat penting dalam pemodelan matematika khususnya

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

KESTABILAN POPULASI MODEL LOTKA-VOLTERRA TIGA SPESIES DENGAN TITIK KESETIMBANGAN ABSTRACT

APLIKASI METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PENDAHULUAN

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup sendiri, karena setiap organisme tersebut membutuhkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Asumsi yang digunakan dalam sistem mangsa-pemangsa. Dimisalkan suatu habitat dimana spesies mangsa dan pemangsa hidup

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI

KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING II DAN WAKTU TUNDA

ANALISIS KESTABILAN HELICOVERPA ARMIGERA

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

Model Mangsa-Pemangsa dengan Dua Pemangsa dan Satu Mangsa di Lingkungan Beracun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 15. Interaksi antar dua spesies (Model Kerjasama)

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS

Lebih khusus, dalam skripsi ini persamaan differensial tundaan yang dipelajari mempunyai bentuk umum sebagai berikut :

BIFURKASI HOPF MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA NI NYOMAN SURYANI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Agus Suryanto dan Isnani Darti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Interaksi Antara Predator-Prey dengan Faktor Pemanen Prey

ANALISIS DINAMIK SKEMA EULER UNTUK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN EFEK ALLEE KUADRATIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Populasi adalah kumpulan individu dari suatu spesies yang sama yang

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

DINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi)

MODEL PREDATOR-PREY DENGAN DUA PREDATOR

Waktu Optimal Dalam Diversifikasi Produksi Sumber Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan dengan Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI

II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

BIFURKASI HOPF PADA MODIFIKASI MODEL PREDATOR-PREY LESLIE GOWER DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

Prediksi Skenario Kompetisi dalam Kompetisi Interspesifik Dua Spesies Menggunakan Metode Euler

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH

SKEMA NUMERIK PERSAMAAN LESLIE GOWER DENGAN PEMANENAN

ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, dan Kus Prihantoso Krisnawan,M.

KESTABILAN MODEL SATU MANGSA DUA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING III DAN PEMANENAN

I. PENDAHULUAN. kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini

MODIFIKASI SISTEM PREDATOR-PREY: DINAMIKA MODEL LESLIE-GOWER DENGAN DAYA DUKUNG YANG TUMBUH LOGISTIK

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

ANALISIS MODEL MANGSA PEMANGSA PADA PENANGKAPAN IKAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONSERVASI

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR. Yuliani, Marwan Sam

KESTABILAN MODEL POPULASI SATU MANGSA-DUA PEMANGSA DENGAN PEMANENAN OPTIMAL PADA PEMANGSA

Pengantar Persamaan Differensial (1)

BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM DAN SOLUSI MODEL INTERAKSI PEMANGSA-MANGSA MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

MODEL DINAMIK INTERAKSI DUA POPULASI (Dynamic Model Interaction of Two Population)

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK MODEL LOTKA-VOLTERRA PUTRI TSANIYA KARIMA

Karena v merupakan vektor bukan nol, maka A Iλ = 0. Dengan kata lain, Persamaan (2.2) dapat dipenuhi jika dan hanya jika,

Pengaplikasian Solusi Persamaan Diferensial Biasa pada Lotka Volterra dan Goodwin Model

TINJAUAN PUSTAKA. Model Matematika. Model Pertumbuhan Tumor Tanpa Perlakuan

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis bifurkasi pada model predator-prey dengan dua

ANALISA KESEIMBANGAN INTERAKSI POPULASI TERUMBU KARANG, SIPUT DRUPELLA DAN PREDATORNYA MELALUI PHASE PORTRAIT

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan kajian untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana prosesproses

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

ANALISIS SOLUSI NUMERIK MODEL PREDATOR-PREY DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT DAN GILL SKRIPSI. Oleh. Prian Peisesa Putri NIM

Friska Erlina, Yuni Yulida, Faisal

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS DINAMIK MODEL POPULASI MANGSA PEMANGSA DENGAN WILAYAH RESERVASI DAN PEMANENAN PEMANGSA Aidil Awal 1*), Syamsuddin Toaha 2), Khaeruddin 2)

ANALISIS KESTABILAN MODEL MUTUALISME DUA SPESIES SKRIPSI

BIFURKASI HOPF PADA MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA DAN TINGKAT PEMANENAN KONSTAN LOLA OKTASARI

ANALISIS MODEL MATEMATIKA TENTANG PENGARUH TERAPI GEN TERHADAP DINAMIKA PERTUMBUHAN SEL EFEKTOR DAN SEL TUMOR DALAM PENGOBATAN KANKER SKRIPSI

ANALISIS MODEL MATEMATIKA RANTAI MAKANAN TIGA TINGKAT DENGAN ADANYA MANGSA TERINFEKSI SKRIPSI

Local Stability of Predator Prey Models With Harvesting On The Prey. Abstract

ANALISIS KESTABILAN DAN LIMIT CYCLE PADA MODEL PREDATOR - PREY TIPE GAUSE SKRIPSI

Department of Mathematics FMIPAUNS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh: M. Julkarnain NIM

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah

UNNES Journal of Mathematics

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

PERBANDINGAN MODEL MALTHUS DAN MODEL VERHULST UNTUK ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN

PERILAKU SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LOGISTIK DENGAN PEMBERIAN DELAY

T 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic

SISTEM DINAMIK KONTINU LINEAR. Oleh: 1. Meirdania Fitri T 2. Siti Khairun Nisa 3. Grahani Ayu Deca F. 4. Fira Fitriah 5.

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERILAKU SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LOGISTIK DENGAN PEMBERIAN DELAY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Matematika adalah uraian secara matematika (sering kali menggunakan

J M A. Journal of Mathematics and Its Applications. Volume 14, No. 2 December 2015 ISSN: X

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HOLLING-TANNER TIPE II INTAN SELVYA

PERTEMUAN XIII: POPULASI DAN KOMUNITAS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

BAB 2 PDB Linier Order Satu 2

ANALISIS SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL MODEL PREDATOR-PREY DENGAN PERLAMBATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persamaan diferensial sebagai model matematika terbentuk karena

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar BelakangMasalah Model matematika merupakan representasi masalah dalam dunia nyata yang menggunakan bahasa matematika. Bahasa matematika yang digunakan dalam pemodelan meliputi persamaan diferensial, sistem dinamika, statistik, aljabar, analisis, teori permainan, dan lain sebagainya. Adapun salah satu yang menarik dipelajari adalah persamaan diferensial. Sampai saat ini, teori mengenai persamaan diferensial terus dikembangkan, metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah persamaan diferensial pun bermacam-macam, tergantung dari jenis persamaan diferensial yangdipelajari. Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan turunanturunan dari satu atau beberapa fungsi yang tidak diketahui. Persamaan diferensial biasa hanya melibatkan suatu fungsi yang tidak diketahui dan turunan-turunannya yang semuanya dievaluasi pada saat yang sama, yaitu pada saat t. Waktu tunda (time delay) penting dalam pemodelan masalah nyata sebab keputusan biasanya dibuat berdasarkan informasi pada keadaan sebelumnya. Hal ini penting untuk dipertimbangkan dalam memodelkan pertumbuhan populasi karena laju pertumbuhan populasi tidak hanya bergantung pada jumlah populasi pada waktu sekarang t tetapi juga bergantung pada jumlah populasi pada waktu sebelumnya atau pada waktu (t α) (Haberman, 1998). Dalam masalah biologi, sering digunakan model matematika dengan waktu tunda, yang sering disebut dengan persamaan diferensial tunda. Banyak sistem interaksi yang berlangsung dalam ekosistem alami, salah satunya adalah sistem interaksi mangsa-pemangsa (predator-prey). Pemangsa merupakan spesies yang pada umumnya ukurannya lebih besar dibandingkan dengan mangsa, sedangkan mangsa adalah spesies yang dimangsa yang pada umumnya ukurannya lebih kecil dari pada pemangsa (William, 2008). Pemangsa mengontrol ledakan populasi mangsa, dan sebaliknya naik 1

2 turunnya populasi hewan mangsa mengontrol populasi pemangsa. Pengontrolan populasi itu menyebabkan ekosistem selalu berada dalam keadaan seimbang. Hubungan antara mangsa dan pemangsa misalnya dalam populasi hewan, yaitu antara cicak-nyamuk, singa-kancil, serta ular-tikus. Para ahli dinamika populasi telah mengembangkan banyak model matematika untuk menghitung kecepatan pertumbuhan populasi, baik pertumbuhan yang hanya dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Model-model itu antara lain, model pertumbuhan eksponensial, model pertumbuhan logistik, model interaksi predator-prey, model interaktif kompetitif. Salah satu persamaan matematik yang telah dikembangkan adalah persamaan model Lotka-Volterra (Susanto,2000). ModelLotka Volterra pertama kali diperkenalkan oleh VitoVolterra (1860 1940) dan Alfred J. Lotka (1880 1949). Vito Volterra adalah seorang matema- tikawan Italia di bidang matematika murni di awal 1920. Humberto D Ancona anak dari Vito Volterra yang merupakan ahli biologi, mendalami populasi berbagai spesies ikan di Laut Adriatik. Pada tahun 1926, ia melakukan studi statistik jumlah setiap spesies ikan yang dijual di pasar ikan dari tiga pelabuhan: Fiume, Trieste, dan Venice. Dia melihat bahwa selama Perang Dunia I, jumlah pemangsa di laut Adriatik meningkat sementara jumlah mangsa jauh berkurang. Dia menyimpulkan bahwa ini merupakan konsekuensi berkurangnya nelayan karena peperangan yang terjadi antara Italia dan Austria. Ia penasaran mengapa hal itu bisa terjadi didaerah itu. Ia berpikir mungkin Volterra bisa menemukan sebuah model matematika yang mungkin bisa menjelaskan situasi ekologi untuk fenomena itu. Setelah beberapa bulan, Volterra mengembangkan serangkaian model untuk interaksi dua atau lebih spesies. Semenjak itu, Volterra mengembangkan penelitiannya tentang model- modelekologi. Sementaraitu,AlfredJ.Lotka(1880 1949),seorang ahli matematika biologi berkebangsaan Amerika merumuskan banyak model yang sama seperti Volterra. Ia menerbitkan sebuah buku berjudul Elements of Physical Biology. Contoh utamanya dari sistem mangsa-pemangsa yaitu populasi tanaman (sebagai mangsa) dan hewan herbivora (sebagai pemangsa) yang tergantung pada tanaman sebagai makanannya. Model ini yang sekarang dikenal sebagai model Lotka-Volterra (Saputra,2008). Jika dimisalkan x(t) adalah kepadatan populasi mangsa pada saat t dan y(t) adalah kepadatan populasi pemangsa pada saat t. Maka model Lotka-Volterra dapat

3 dikembangkan sebagai berikut: dx dt dy dt = αx βxy = γy +δxy (1.1) Walaupun model Lotka-Volterra tidak dapat menggambarkan secara kompleks hubungan antar spesies seperti kejadian nyata di alam, tetapi model sederhana tersebut merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku hubungan antara mangsa dan pemangsa dari sudut pandang matematika. Karena modelnya yang cukup sederhana menyebabkan model ini banyak digunakan sebagai dasar bagi pengembangan model yang lebih realistis. Berbagai asumsi digunakan untuk memodifikasi model interaksi persamaan Lotka-Volterra dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh atas pertumbuhan masingmasing spesies mangsa dan pemangsa yang berinteraksi. Salah satu pengembangan lain dari model Lotka Volterra adalah model yangdilakukan oleh Syafruddin (2015) dan Ritania (2014). Dimana Syafruddin Sidemenyelesaikan persamaan Lotka-Volterra dengan metode transformasi diferensial.dan Ritania membahas kestabilan populasi pada model Lotka-Volterra tiga spesies. Metode numerik merupakan suatu metode untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan cara operasi hitungan. Metode numerik juga mampu menyelesaikan suatu sistem persamaan diferensial yang besar, non linear, dan sangat kompleks dengan syarat awal yang telah diketahui. Pencarian dengan menggunakan metode numerik menghasilkan nilai perkiraan atau pendekatan dari penyelesaian analitik sehingga penyelesaian tersebut memuat nilaikesalahan. Dalam Penelitian ini direncanakan menggunakan metode numerik untuk menganalisismodeldenganwaktutunda.analisisuntukmodeldenganwaktutunda biasanya lebih kompleks dan metode yang telah ditemukan masih sangat sedikit. Simulasi numerik biasanya digunakan untuk menyelesaikan model dengan waktu tundayangkompleks,danfasilitasyangadapadasoftwarematlab,dapatmembantu untuk memvisualisasikan solusi dari model persamaan diferensial dengan waktu tunda (Toaha,2008). Matlab merupakan suatu program komputer yang dapat membantu

4 memecahkan berbagai masalah matematis yang kerap kita temui dalam bidang teknis. Kita bisa memanfaatkan kemampuan Matlab untuk menemukan solusi dari berbagai masalah numerik secara cepat, mulai hal yang paling dasar hingga kompleks. Salah satu aspek yang sangat berguna dari Matlab ialah kemampuannya untuk menggambarkan berbagai jenis grafik, sehingga kita dapat memvisualisasikan data dan fungsi yang kompleks (Widiarsono,2005). 1.2. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana perilaku solusi persamaan Lotka-Volterra dengan menambahkan faktor tunda pada interaksi mangsa danpemangsa? 2. Dengan pendekatan numerik akan dilihat apakah keadaan keseimbangan persamaan Lotka-Volterra tanpa waktu tunda, sama dengan keadaan keseimbangan persamaan Lotka-Volterra dengan waktutunda? 1.3. BatasanMasalah Penelitian ini difokuskan pada perilaku solusi sistem persamaan Lotka- Volterra dengan waktu tunda pada interaksi mangsa dan pemangsa khususnya dilihat pada keadaan seimbangnya. 1.4. TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku solusi sistem persamaan Lotka-Volterra dengan waktu tunda pada interaksi mangsa dan pemangsa. 1.5. ManfaatPenelitian Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti : merupakan media belajar dalam meneliti perilaku solusi sistem persamaan Lotka-Volterra dengan waktu tunda dan memberikan

5 sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah. 2. Bagi pembaca : memberikan informasi tentang perilaku solusi sistem persamaan Lotka-Volterra dengan waktu tunda.