Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP **) Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS BERAS DI PT B CAUSE OF RICE DECREASE QUALITY ANALYSIS IN PT B

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tribolium castaneum Herbst.

TINJAUAN PUSTAKA. dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Resistensi

PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Tribolium castaneum (Herbst)

Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

IDENTIFIKASI SERANGGA YANG BERASOSIASI DENGAN BERAS DALAM SIMPANAN

Oleh : Sri Emilia Mudiyanti Kepala Sub Divisi Regional Kedu Magelang, 20 Maret 2018

TINJAUAN PUSTAKA AIP + 3 H 2 O PH 3 + AI(OH) 3. Mg 3 P H 2 O 2 PH Mg(OH) 2

Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Seperti yang terlihat pada

IDENTIFIKASI KADAR AIR BIJI JAGUNG DAN TINGKAT KERUSAKANNYA PADA TEMPAT PENYIMPANAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh

PENGARUH MACAM MEDIA DAN JENIS ISOLAT Beauveria bassiana TERHADAP PRODUKSI SPORA KERING KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI)

PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU

Pengaruh Kepadatan Populasi Sitophilus oryzae (L.) terhadap Pertumbuhan Populasi dan Kerusakan Beras

Pendahuluan Latar Belakang Beras adalah bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pemerintah melalui Bulog selalu berusaha

Evaluasi daya repelensi daun Nimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap hama gudang Sitophilus oryzae L. (Coleoptera : Curculionidae)

MODIFIKASI ATMOSFER DENGAN KONSENTRASI CO 2 TERHADAP PERKEMBANGAN Sitophilus zeamais SELAMA PENYIMPANAN JAGUNG

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

SKRIPSI. Oleh : SAMIWAHYUFIRANALAH F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Kuperseinbahlian untuk Ayah, Ibu, Abang-abar~g clan Adili-adililcu tercirztci.

SKRINING KETAHANAN 35 AKSESI PLASMANUTFAH JAGUNG TERHADAP SERANGAN HAMA KUMBANG BUBUK Sitophilus zeamais Motsch.

Yang termasuk persyaratan umum adalah hama/penyakit, bau apek atau asing, bahan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Galung Tropika, 3 (2) Mei 2014, hlmn ISSN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KEANEKARAGAMAN HAMA GUDANG PADA TEPUNG TERIGU DI PASAR TRADISIONAL KOTA SEMARANG

TINJAUAN PUSTAKA. Permasalahan Hama Sitophilus zeamais. Arti Penting Hama

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Periode Penyimpanan Beras terhadap Pertumbuhan Populasi Sitophilus oryzae (L.) dan Kerusakan Beras

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN POPULASI Sitophilus zeamais Motsch. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA EMPAT KULTIVAR BERAS MARYANA JAYANTI PASARIBU

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Gudang Lasioderma serricorne (Coleoptera: Anobiidae)

1 Muhammad Syaifullah Hiola, , Rida Iswati, Fahria Datau, Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

PENGARUH PERLAKUAN DAYA DAN WAKTU OVEN GELOMBANG MIKRO TERHADAP MORTALITAS SERANGGA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mortalitas. biopestisida berpengaruh nyata terhadap tingkat mortalitas Tribolium castaneum

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

METODOLOGI PENELITIAN

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menghasilkan tingkat penolakan yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DESAIN FUNGSIONAL, STRUKTURAL DAN KONDISI IKLLM MIKRO PADA LUMBUNG PAD1 TRADISIONAL. Oleh : BUD1 SEPTIAWAN F

PERKEMBANGAN Sitophilus oryzae LINNAEUS (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) PADA BERBAGAI JENIS PAKAN

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

BAB I PENDAHULUAN. petani melakukan pencampuran 2 6 macam pestisida dan melakukan

TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.))

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

IDENTIFIKASI ARTHROPODA HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA GUDANG BERAS PERUM BULOG DAN GUDANG GABAH MITRA KERJA DI KABUPATEN JEMBER

Segera!!!...Potong Tunggul Kelapa Yang Mati

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI FTI-2 TERHADAP BEBERAPA JENIS HAMA GUDANG

MANAJEMEN HAMA GUDANG

PENGARUH EMPAT JENIS EKSTRAK DAN SERBUK TANAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENELURAN Sitophilus zeamais Motsch. (Coleoptera: Curculionidae)

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KONSENTRASI DAN WAKTU PEMAPARAN FUMIGAN FOSFIN TERHADAP MORTALITAS LARVA DAN IMAGO Tribolium castaneum (Herbst) (COLEOPTERA: TENEBRIONIDAE)

I. PENDAHULUAN. Kepik hijau (Nezara viridula L.) merupakan salah satu hama penting pengisap

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

BAB III GANGGUAN OLEH SERANGGA HAMA

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan beralih fungsinya lahan pertanian di Indonesia menjadi perumahan,

Teknologi Penyimpanan Jagung Oleh : Sri Sudarwati PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

USAHA PERBAIKAN PASCAPANEN SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF DALAM RANGKA PENGELOLAAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA JAGUNG DAN SORGUM

Transkripsi:

GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR FISIK PENYIMPANAN BERAS, IDENTIFIKASI DAN UPAYA PENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG (Studi di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang) Adelia Luhjingga Pitaloka *), Ludfi Santoso **), Rully Rahadian ***) *) Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP **) Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***) Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPAUNDIP ABSTRAK Penyimpanan beras di gudang Bulog rentan terhadap serangan hama-hama gudang, khususnya serangga hama gudang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat serangan serangga hama gudang, menilai beberapa faktor fisik penyimpanan beras yang terdiri dari iklim mikro, bahan simpan (beras) dan kondisi fisik gudang terhadap keberadaan serangga hama gudang, serta menilai upaya pengendalian serangga hama gudang di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua serangga yang terdapat pada seluruh karung beras di Gudang Bulog Baru (GBB) B. Sampel diambil secara acak sebanyak 3 kg dengan masing-masing 1 kg dari tiap bagian tumpukan. Analisis data menggunakan metode analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga hama gudang yang ditemukan adalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum dan Rhyzopertha dominica dengan kategori tingkat serangan berat. Iklim mikro gudang dengan suhu ratarata 34, kelembaban udara 59% dan aerasi gudang yang baik masih memungkinkan keberadaan dan perkembangan serangga hama gudang. Selama 1,5 bulan masa penyimpanan beras dalam gudang terjadi beberapa perubahan komponen kualitas dan kuantitas beras. Kondisi fisik gudang di GBB B Gudang Bulog 103 Demak sebanyak 71,43% telah sesuai dengan ketentuan dari Perum Bulog. Upaya pengendalian serangga hama gudang menggunakan sistem PHGT yaitu melalui kegiatan pencegahan, monitoring dan pengendalian. Kata kunci: Penyimpanan beras, serangga hama gudang, upaya pengendalian, Gudang Bulog 103 Demak PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan pangan nasional beras perlu diimbangi dengan penanganan pascapanen yang baik. Penyimpanan merupakan salah satu mata rantai penanganan pascapanen yang sangat penting. 1 Institusi di Indonesia yang diberi mandat menyimpan beras secara besar-besaran adalah Badan Urusan Logistik (Bulog).Beras disimpan di gudang Bulog yang dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan modern. 1,2 1

Dalam masa penyimpanan ini perubahan atau kerusakan pada beras sering timbul.kerusakanberas di tingkat penyimpanan umumnya disebabkan oleh serangan hama-hama gudang, seperti serangga, tungau, tikus, burung, dan kapang. 3 Serangga menyebabkan kerusakan bahan pangan terbesar, berupa penurunan kualitas dan kuantitas beras yang disimpan. Hal ini disebabkan serangga hama gudang mempunyai kemampuan berkembang biak yang cepat, mudah menyebar dan dapat mengundang pertumbuhan kapang dan jamur. 4 Menurut Morallo Rejesus (1978)dalam Wahyuningsih (2000), di Indonesia secara keseluruhan kerusakan yang ditimbulkan oleh hama serangga mencapai 5 10% dari bahan pangan yang disimpan di gudang. 5 Serangga hama gudang yang umum menyerang komoditas simpananberas adalah kumbang (Coleoptera) dan ngengat (Lepidoptera), sisanya dari golongan Orthoptera dan Psocoptera. Serangga hama tersebut dapat menyebabkan kerusakan atau kerugian, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung bagi beras. Kerusakan langsung berupa pengurangan berat komoditas, berkurangnya daya simpan, penurunan nilai gizi dan kandungan nutrisi. Kerusakan tidak langsung seperti perpindahan kelembaban nisbi, pemanasan internal, pertumbuhan cendawan, serta kontaminasi terhadap bahan pangan yang disimpan. 6,7 Secara prinsip terdapat 3 faktor yang memengaruhi komoditas bahan pangan yang disimpan terhadap keberadaan hama gudang, yaitu keadaan komoditas atau bahan simpan, kondisi gudangdan iklim mikrogudang yang memengaruhi laju kerusakan komoditas yang disimpan. 8,9 Berdasarkan uraian di atas, keberadaan serangga hama gudang pada penyimpanan komoditas beras menjadi suatu permasalahan serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serangga hama yang menyerang komoditas beras, mengkaji beberapa faktor fisik penyimpanan beras (iklim mikro, bahan simpan / beras dan kondisi fisik gudang) terkait keberadaan serangga hama gudang, serta upaya pengendalian serangga hama gudang di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang. MATERI DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan

metode survey dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Gudang Bulog 103 Demak. Populasipenelitianadalah semua serangga yang terdapat pada karung beras di Gudang Bulog Baru (GBB) B 103 Demak.Sampel penelitianadalah serangga yang ditemukan pada sampel beras dari GBB B103 Demak. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 16 April 2012secara random pada tumpukan beras dari1,5 bulan masa simpan dengan±12.600 karung atau 189.000 kg beras (Berdasarkan ketentuan Bulog tahun 1996, jumlah karung untuk contoh 30 buah).diambil 3 sampel kerja, masingmasing sampel terdiri dari 1 kg beras yang diperoleh dari tiap bagian tumpukan (atas, tengah dan bawah). Pengukuran suhu, kelembaban dan intensitas cahaya menggunakan multilevelmeter.penilaian aerasi gudangmenggunakan lembar check list observasikegiatan aerasi gudang. Penilaian kualitas dan kuantitas beras menggunakan sampel analisis 0,1 kg. Pendataan kondisi fisik gudangmenggunakan lembar check list observasikeadaan fisik gudang di GBB B, serta penilaian upaya pengendalian serangga hama gudang menggunakan lembar check list PHGT. Penelitian ini menggunakan metode analisis univariat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, diagram, grafik dan narasi sebagai bahan informasi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SpesiesSerangga Hama Gudang yang Ditemukan di Gudang Bulog 103 Demak Pengidentifikasianserangga hama gudang dikhususkan pada serangga dewasa (imago) dengan mengamati morfologinya melaluimikroskop binokuler disekting, kemudian dicocokkan dengan kunci identifikasiserangga hama gudang. Serangga hama gudang yang ditemukanadalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum dan Rhyzopertha dominica. Tabel 1. Jenis dan Jumlah Imago Serangga Hama Gudang dari Tiga Sampel Kerja @ 1 kg di Gudang Bulog 103 Demak Tanggal 16 April 2012 Sampel Sampel B Sampel C Total Jenis Serangga A(Atas) (Tengah) (Bawah) Hidup Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Sitophilus oryzae 2-1 1-1 3

Tribolium castaneum 3-4 3-2 7 Rhyzopertha dominica 1 1 3-5 - 9 Jumlah Total 19 1. Sitophilus oryzae (Linnaeus) S.oryzaetermasukOrdo Coleoptera, Famili Curculionidae. Dikenal sebagai rice weevil (kumbang bubuk beras).termasuk hama primer dan internal feeder karenamenyerang beras utuh. butir Ciri khususs.oryzae adalah moncong (weevil)yang panjang dan ramping. Imago berwarna coklat kemerahan hingga kehitaman, berukuran 2 4 mm. Gambar1.Dorsal S. oryzae (Perbesaran 1,4 10 4) 2. Tribolium castaneum (Herbst) T.castaneum termasuk Ordo Coleoptera, Famili Tenebrionidae. Dikenal sebagai The Rust Red Flour Beetle (kumbang tepung). Termasuk hama sekunder dan eksternal feeder karena hanya mampu menyerang butir beras yang sebelumnya telah rusak. Ciri khusus T. castaneumadalahruas leher yang lebar.imago panjangnya kurang dari 5 mm dengan warna coklat kemerahan. Gambar 2.Dorsal T. castaneum (Perbesaran 1,3 10 4) 3. Rhyzopertha dominica (Fabricius) R.dominica termasukordo Coleoptera, Famili Bostrichidae. Dikenal sebagai Lesser Grain Borer (kumbang bubuk gabah).termasuk hama primer dan internal feeder. Ciri khusus R.dominicaadalah pronotum seperti helm yang menutupi kepalanya dan mulut menghadap ke bawah dengan rahang yang kuat. Imago berwarna cokelat tua / hitam, panjang ± 3 mm.

Gambar 3.Dorsal R. dominica (Perbesaran 2 10 4) B. Tingkat Serangan Serangga Hama Gudang pada Beras Tingkat serangan serangga hama gudang di Gudang Bulog 103 Demak termasuk kategori berat, karena rata-rata imago hidup yang ditemukan pada sampel per kilogram adalah 7 ekor (kategori tingkat serangan berat karena jumlah serangga hidup rata-rata per kilogram contoh 6 10 ekor). Hal ini dikarenakan tingkat populasi serangga hama yang tinggi dan beragam akan berakibat pada beratnya tingkat serangan dan tingginya kerusakan beras. C. Penilaian Keberadaan Serangga Hama Gudang Berdasar Beberapa Faktor Iklim Mikro di GBB B Iklim mikro yang berperan terhadap keberadaan serangga hama gudang pada tempat penyimpanandiantaranya suhu, kelembaban, cahaya dan aerasi gudang. Kondisipenyimpanan beras Gudang Bulog 103 Demak memiliki suhu relatif tinggidengan tingkat kelembaban udara rendah atau kering, diketahui suhu minimum 31, suhu maksimum 37 dengan suhu rata-rata 34 dan kelembaban ruangan 59%. Ternyata nilai tersebut berpotensi terhadap keberadaan dan perkembangan optimum serangga hama gudang perusak beras yang ditemukan dengan jeniss. oryzae,t. castaneum danr. dominica. Intensitas cahaya yang masuk dalam GBB B berkisar antara 13 79lux.Hal ini menunjukkan beras dalam gudang penyimpanan selalu dalam keadaan sejuk dan ternyata masih memungkinkan perkembangan optimum serangga hama gudang. GBB B Demak termasuk gudang penyimpanan beras dengan aerasi yang baik, edaran udara yang lancar, dalam kondisi kering (tidak lembab) dan kegiatan aerasi gudang yangdijalankan hampir sesuai dengan standar

Bulog ternyata masih memungkinkan keberadaan dan perkembangan serangga hama gudang. D. Penilaian Keberadaan Serangga Hama Gudang Berdasar Beberapa Faktor Bahan Simpan (Beras) di GBB B Beberapa faktor bahan simpanberasyang berperan terhadap keberadaan serangga hama gudang pada tempat penyimpanan GBB B103 Demak diantaranya umur simpan, kadar air, serta kualitas dan kuantitas beras. Jenis beras yang disimpan adalah beras IR. Menurut Anggara (2011), umumnya infestasi serangga hama gudang mulai terjadi setelah beras disimpan selama 1 bulan. Pada 1,5 bulan masa penyimpanan di GBB B telah terdapat beberapa serangga hama gudang yang merusak beras diantaranyas. oryzae,t. castaneum danr. dominicadalam kategori serangan berat. Daya simpan beras sangat bergantung pada kondisi kualitas awal beras sebelum masuk gudang penyimpanan.persyaratan kualitas beras di lingkungan Perum Bulog menyangkut persyaratan kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari beberapa komponen mutu beras. Komponen beras yang sesuai untuk perkembangan serangga hama gudang diantaranya, derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir utuh, butir patah dan butir menir.pemeriksaan ini menggunakan sampel analisis ± 0,1kgyang diambil dari seluruh sampel kerja yang telah dicampur. Tabel 2. Pemeriksaan Kualitas dan Kuantitas Beras Sampel di GBB B Gudang Bulog 103 Demak Tanggal 5 Maret 2012 dan 16 April 2012 No Komponen Mutu Pemeriksaan Awal (5 Maret 2012) Pemeriksaan Penelitian (16 April 2012) Perubahan 1 Derajat Sosoh 95% 95% - 2 Kadar Air 12,30% 12,33% 0,03% 3 Beras Kepala 78,2% 78% 0,2% 4 Butir Utuh 39,8% 37,4% 2,4% 5 Butir Patah 20% 20% - 6 Butir Menir 1,8% 2% 0,2%

Selama penyimpanan beras 1,5 bulan terjadi beberapa perubahan pada komponen mutu beras, namun ini masih memenuhi ketentuan Bulog. Serangga hama gudang yang ditemukan mempunyai kemampuan adaptasi yang besar terhadap keadaan kering sehingga dapat berkembang baik pada kondisi beras yang disimpan dengan kadar air relatif rendah. Serangan S. oryzae, T. castaneum dan R.dominica secara nyata menurunkan persentase beras utuh dan meningkatkan persentase beras kepala, beras patah dan menir. Keberadaan T. castaneum pada beras yang terserang S. oryzae dan R.dominica akan memperparah kerusakan beras dan mempercepat penurunan kualitas dan kuantitas beras, serta berpengaruh terhadap laju pertumbuhan populasi ketiganya.keberadaan S. oryzae dan R.dominica dapat meningkatkan ketersediaan pakan bagi T. castaneum karena S. oryzae dan R. dominica adalah hama primer, yang akibat serangannya butirbutir utuh beras hancur menjadi butir patah dan menir yang disukai oleh T. castaneum. E. Penilaian Keberadaan Serangga Hama Gudang Berdasar Beberapa Faktor Kondisi Fisik Gudang GBB B Kondisi fisik gudang yang berperan terhadap infestasi serangga hama gudang pada komoditas simpanan diantaranya atap, lantai, dinding, ventilasi, pintu, saluran drainase, fasilitas MCK dan lampu penerangan dalam gudang. GBB B memiliki ukuran panjang 48 m, lebar 30 m dan tinggi 7 m. Berdasarhasil observasi, kriteria kondisi fisik gudang yang telah sesuai dengan ketentuan Perum Bulog sebanyak 71,43% dan sisanya sebanyak 28,57% kurang sesuai dengan ketentuan tersebut. Kondisi atap, dinding, pintu, fasilitas MCK dan lampu penerangan dalam gudang telah sesuai standar Bulog karenaterbuat dari bahan yang kuat, kondisi yang baik dan dalam keadaan bersih.

Lain halnya dengan kondisi lantai gudang, ventilasi dan saluran drainase yang kurang sesuai dengan standar Bulog. Pada beberapa sudut lantai terdapat celah atau retakan yang cukup lebar, hal ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung serangga hama gudang dengan ukurannya yang relatif kecil. Selain itu juga terlihat ceceran beras di lantai gudang yang dapat mengundang serangga perusak beras. Pada beberapa ventilasi terlihat dalam kondisi rusak dan kotor oleh gumpalan debu dan ceceran beras. Aliran air pada saluran drainase tidak mengalir lancar dan menggenang, serta terlihat beberapa sampah tergenang. Adanya genangan air di saluran drainase sekitar gudang tersebut akan berpengaruh pada kelembaban relatif di dalam gudang yang akhirnya dapat meningkatkan kadar air komoditas simpanan beras. F. Penilaian Penerapan Upaya Pengendalian Serangga Hama Gudang Gudang Bulog 103 Demak menerapkan sistem Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT). Komponen PHGT meliputi kegiatan pencegahan, monitoring dan pengendalian. Kegiatan Pencegahan Pencegahan bertujuan untuk mencegah serangga hama gudang menginfestasi komoditas simpanan beras dan mencegah serangga hama berkembangbiak di gudang penyimpanan. Beberapa komponen kegiatan pencegahan diantaranya pemeriksaan kualitas awal komoditas, sanitasi gudang dan lingkungan, pemeliharaan fisik gudang, kegiatan aerasi gudang dan pengosongan gudang. Kegiatan Monitoring Menerapkan sistem monitoring 15 harian, oleh Tim PQC (Pest Quality Control). Parameter kegiatan monitoring meliputi monitoring serangan serangga hama gudang, kualitas komoditas simpanan beras, serta

monitoring sanitasi gudang dan lingkungan. Kegiatan Pengendalian Melalui kegiatan spraying dan fumigasi. Dikerjakan oleh Tim PQC.Pelaksanaan spraying dilakukan rutin setiap 1 bulan sekali atau saat tingkat serangan hama skala ringan. Insektisida yang digunakan adalah Fentron 500 EC dan Tribola 500 EC. Pelaksanaan fumigasi dilakukan rutin setiap 2 atau 3 bulan sekali / saat tingkat serangan hama skala sedang hingga berat. Fumigan yang digunakan adalah Shenphos 57T. SIMPULAN 1. Serangga hama gudang yang ditemukanadalah Sitophilus oryzae, Tribolium castaneum dan Rhyzopertha dominica dengan tingkat serangankategori berat. 2. Iklim mikro Gudang Bulog 103 Demak ternyata memungkinkan keberadaan dan perkembangan serangga hama gudang. 3. Keadaan beras dengan masa simpan 1,5 bulan ternyata cocok bagi perkembangan serangga hama gudang. 4. Kondisi fisik gudang GBB B yang kurang sesuai standarternyata rawankeberadaan hama gudang. serangga 5. UpayaPHGT ternyata masih memungkinkan serangga hama gudang. SARAN Bagi Instansi Bulog keberadaan 1. Lebih menjaga kebersihan gudang dan rutin melakukan perawatan komponen gudang. 2. Disediakan alat pengukur suhu dan kelembaban dalam gudang. 3. Kegiatan monitoring PHGT sebaiknya lebih dimaksimalkan. 4. Tim PQC hendaknya menggunakan APD lengkap. Bagi penelitian selanjutnya 1. Menggunakan beberapa jenis perangkap serangga untuk penelitian mendalam. 2. Melakukan identifikasi telur serangga hama gudang. 3. Menilai dampak paparan bahan kimia pengendali hama. DAFTAR PUSTAKA 1. Anggara, A dan Sudarmaji. Hama Pascapanen Padi dan Pengendaliannya. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. (www.litbang.deptan.go.id/specia l/padi/bbpadi_2009_itp_17.pdf, diakses tanggal 12 Mei 2011).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2003, Tentang Pendirian Perusahaan Umum (Perum) Bulog. (http://www.bulog.co.id, diakses pada tanggal 12 Mei 2011). Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor, 1982. 3. Winarno, F. G. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya. M-Brio Press, Bogor, 2006. 4. Halid, H dan Yudawinata. Jenisjenis Hama Gudang Penyimpanan BULOG dan Usaha Pengendaliannya. Makalah Disampaikan pada Kongres Entomologi II, 24-26 Januari 1983, di Jakarta, 1983. 5. Wahyuningsih, S. Kajian Daya Insektisida dari Biji Paria dan Ekstrak Biji Mengkudu terhadap Perkembangan Serangga Sitophilus zeamais Motsch. Skripsi. FATETA. Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2000. 6. Kartasapoetra, A. G. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Rineka Cipta, Jakarta, 1991. 7. Sigit, S dan Kesumawati, U. Hama Permukiman Indonesia, Pengenalan Biologi dan Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2006. 8. Dadang. Monitoring Populasi Serangga Hama Gudang. Di dalam: Pengelolaan Hama Gudang Terpadu. KLH, UNINDO, SEAMEO BIOTROP, Jakarta, 2006. 9. Soekarna, D. Masalah Hama Gudang dan Pengendaliannya.