II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah
|
|
- Teguh Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminologi Pasca Panen Padi Kegiatan pascapanen padi perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan pengemasan (Patiwiri, 2006). Padi biasanya dipanen pada kadar air sekitar 20-27% (Patiwiri, 2006). Alat panen yang digunakan umumnya adalah sabit. Perontokan gabah sebagian besar dilakukan langsung di sawah setelah panen dengan cara menggebot (membanting) ke atas kayu atau bambu, dan menggunakan power thresher, kemudian dilanjutkan dengan pengeringan. Proses pengeringan gabah bertujuan untuk menurunkan kadar air gabah agar dicapai tingkat kadar air yang aman untuk disimpan atau untuk penggilingan. Kadar air yang baik untuk penyimpanan adalah 14%. Pengeringan gabah biasanya masih dilakukan dengan cara penjemuran. Setelah dikeringkan gabah dapat langsung digiling atau disimpan. Penggilingan gabah yang telah dikeringkan adalah usaha untuk memisahkan kulit gabah (sekam) dan dedak dari butir gabah untuk diolah menjadi beras sosoh (polish rice). Selama penanganan proses pascapanen berlangsung terjadi penyusutan hasil padi. Besarnya penyusutan tergantung penanganan petani dari mulai panen sampai pengangkutan/penjualan. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1996, menyimpulkan bahwa tingkat kehilangan hasil panen padi di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebesar 20.42%. Kehilangan tersebut secara terinci terjadi pada saat panen (9.5%), perontokan (4.8%), penggilingan (2.2%), pengeringan (2.1%), penyimpanan (1.6%), dan pengangkutan (0.2%) (Rachmat, 2007). Kualitas fisik gabah ditentukan oleh kadar air dan kemurnian gabah (Patiwiri, 2006). Yang dimaksud dengan kadar air gabah adalah jumlah kandungan air dalam butiran gabah yang biasanya dinyatakan dalam satuan persen (%) dari berat basah (wet basis). Sedangkan tingkat kemurnian gabah merupakan persentase barat gabah bernas terhadap berat keseluruhan campuran gabah. Makin banyak benda asing atau gabah hampa atau rusak di dalam campuran gabah maka tingkat kemurnian gabah makin rendah. Kualitas gabah yang baik akan berpengaruh pada tingginya rendemen giling. Rendemen giling adalah persentase berat beras sosoh terhadap berat gabah yang digiling seperti ditunjukan pada persamaan 1. Rendemen giling = x 100%...(1) Berat sosoh yang dimaksud adalah gabungan beras kepala, dan beras patah besar. Selain dipengaruhi oleh kualitas gabah, rendemen giling juga dipengaruhi oleh varietas padi dan kinerja mesin-mesin yang dipakai dalam proses penggilingan. Kadar air gabah yang optimal untuk melakukan penggilingan adalah 13-15% (Patiwiri, 2006). Gabah pada kadar air optimum ini disebut gabah kering giling (GKG). Pada kadar air yang lebih tinggi, gabah akan sulit dikupas, sedangkan pada kadar air yang lebih rendah, butiran gabah menjadi mudah patah. Kemurnian gabah dipengaruhi oleh adanya butir yang tidak bernas seperti butir hampa, muda, berkapur, gabah yang telah terkelupas (beras pecah kulit), gabah patah, dan benda asing atau kotoran yang tidak tergolong gabah, seperti debu, butir-butir tanah, batu-batu, kerikil, potongan kayu, potongan logam, tangkai padi, biji-biji lain, bangkai serangga hama, serat karung, dan sebagainya. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi ketidakmurnian butiran gabah adalah sebagai berikut : A. Kualitas Fisik Gabah Kualitas fisik gabah sangat mempengaruhi ketidakmurnian gabah. Kondisi gabah yang umumnya terjadi antara lain butir hampa, butir kuning/rusak, butir hijau/mengapur, butir merah (Patiwiri, 2006). Butir hampa adalah butir gabah yang tidak berkembang sempurna atau akibat serangan hama, penyakit atau sebab lain sehingga tidak berisi butir beras walaupun kedua tangkup sekamnya tertutup maupun terbuka. Butir gabah setengah 3
2 hampa tergolong butir hampa. (Patiwiri, 2006). Butir kuning adalah butir gabah yang ditumbuhi jamur pada kulitnya. Butir hijau adalah butir gabah yang berisi cairan berwarna putih seperti kapur disebabkan karena proses pemasakan yang belum sempurna. Butir merah adalah butir gabah yang masih basah. (Kasno, 2009). B. Kematangan Butiran Beras Padi yang dipanen terlalu awal sebelum matang akan memberikan jumlah gabah muda yang tinggi. Gabah muda cenderung mudah patah pada saat digiling dan menghasilkan banyak butiran berkapur, sebaliknya gabah yang dipanen lewat matang akan mudah rontok di lahan dan mudah pecah pada saat digiling. Gabah muda mengandung lebih banyak sekam daripada gabah matang. Porsi sekam pada gabah muda sekitar 35%, sedangkan porsi sekam pada gabah matang sekitar 20%. Dengan demikian, rendemen giling yang dihasilkan pada penggilingan gabah muda akan lebih rendah daripada gabah matang. Adanya butiran gabah muda tidak dapat dihindari namun dapat diperkecil, yaitu dengan melakukan pemanenan tepat waktu dan melakukan pembersihan sebelum penggilingan. Dengan usaha ini rendemen giling dapat ditingkatkan. C. Keseragaman Varietas Gabah Di dalam campuran gabah bisa terdapat butiran-butiran varietas lain. Apabila jumlahnya cukup besar maka proses penggilingan akan terganggu terutama apabila varietas-varietas yang tercampur tersebut memerlukan penyetelan mesin yang berbeda. Disamping mengganggu proses penggilingan, beras sosoh yang berisikan campuran beberapa varietas dapat mengurangi selera konsumen serta membuka peluang persentase beras patah lebih banyak. D. Kerusakan Gabah Gabah rusak dapat berupa gabah yang terfermentasi, gabah berjamur, atau gabah yang terserang serangga. Gabah dapat mengalami fermentasi apabila mengalami kontak dengan air dalam waktu cukup lama. Kontak dengan air juga dapat mengundang tumbuhnya jamur pada gabah yang ditandai dengan adanya warna kehitaman pada permukaan gabah Proses Penggilingan Padi Menurut Patiwiri (2006), penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen yang terdiri dari rangkaian beberapa proses untuk mengolah gabah menjadi beras siap konsumsi. Gabah yang dimasukan pada proses penggilingan padi adalah gabah kering giling (GKG) dan hasilnya berupa beras sosoh berwarna putih yang siap dikonsumsi. Menurut Esmay et al. (1979), operasi penggilingan yang baik akan menghasilkan kualitas beras yang baik, susut rendah dan biaya pengolahan yang rendah pula. Berat biji padi akan berkurang sedikit demi sedikit selama proses penggilingan akibat dari pengelupasan dan penyosohan. Dari proses penggilingan padi akan dihasilkan beras kepala (head rice), beras patah (broken rice), dan menir (Luh, 1980). BULOG memberikan klasifikasi ukuran yang berbeda, yaitu menir memliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati lubang ayakan 2.0 mm, beras patah memiliki ukuran 2/10 sampai 6/10 bagian beras utuh, sedangkan beras kepala memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Hasil utama proses penggilingan padi adalah beras sosoh, yaitu beras kepala dan beras patah besar. Beras patah kecil atau menir disebut sebagai hasil sampingan karena tidak dikonsumsi sebagai nasi. Jadi hasil samping proses penggilingan padi berupa sekam, bekatul, dan menir. Hasil samping ini masih memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sekam dipakai sebagai bahan bakar atau media tumbuh tanaman hidroponik, bekatul dipakai sebagai bahan pakan ternak, dan menir biasanya diolah lebih lanjut menjadi tepung beras atau pakan ternak. Pada gambar 1 ditunjukan diagram alir perubahan bobot butiran padi pada tahap-tahap proses penggilingan padi. Nilai-nilai di dalam diagram alir dapat berbeda-beda tergantung pada 4
3 varietas padi yang digiling serta system penggilingan padi yang dipakai. Nilai-nilai yang ditunjukan pada gambar 1 adalah nilai-nilai untuk padi yang berasal dari Amerika yang berbutir panjang (Long grain). Gambar 1. Diagram Alir Perubahan Bobot Butiran Padi (sumber Patiwiri, 2006) Persentase sekam dan bekatul semata-mata disebabkan oleh perbedaan varietas padi, sedangkan persentase beras patah dan beras kepala banyak dipengaruhi oleh kinerja mesin yang dipakai. Semakin baik kinerja mesin penggilingan padi semakin sedikit persentase beras patah sedangkan persentase beras kepala semakin besar. Untuk menjalankan rangkaian penggilingan padi diperlukan rangkaian mesin/alat yang keselurahannya disebut sistem penggilingan padi. Rangkaian mesin-mesin tersebut berfungsi mengupas kullit gabah (sekam), memisahkan gabah yang belum terkupas dengan beras yang telah terkupas (beras pecah kulit), melepaskan lapisan bekatul dari beras pecah kulit dan terakhir memoles beras hingga siap dikonsumsi dan memiliki penampakan yang menarik. Terdapat dua sistem kerja panggilingan padi, yaitu one pass dan two pass. One pass yaitu sistem penggilingan padi yang menggunakan satu alat yang berfungsi ganda yaitu memecah kulit sekaligus sebagai alat penyosoh, sedangkan two pass adalah sistem penggilingan padi dengan menggunakan dua alat yang terdiri dari alat pemecah kulit dan alat penyosoh (Kobarsih et al, 2006) Mesin-mesin yang dipakai dalam sistem penggilingan padi dapat berupa rangkaian yang lengkap atau hanya rangkaian beberapa buah mesin. Kelengkapan rangkaian mesin akan mempengaruhi kualitas akhir penggilingan. 5
4 A. Pemecahan Kulit (Husking, Hulling, Shelling) Pemecahan atau pengelupasan kulit bertujuan untuk melepaskan kulit gabah dengan kerusakan sekecil mengkin pada butiran beras. Bagian-bagian yang akan dilepaskan adalah palea, lemma dan glume atau keseluruhannya disebut sekam. Mesin yang dipakai adalah husker, huller atau sheller. Sebagian besar gabah yang dimasukan ke dalam mesin pemecah kulit akan terkelupas dan masih ada sebagian kecil yang belum terkelupas. Butiran gabah yang terkelupas akan terlepas menjadi dua bagian, yaitu beras pecah kulit dan sekam. Gabah yang belum terkelupas dapat berupa gabah utuh atau gabah yang telah pecah kulitnya, namun sekam belum terlepas dari butiran berasnya. Selanjutnya butiran gabah yang belum terkelupas harus dipisahkan dari beras pecah kulit dan sekam untuk dimasukan kembali ke dalam mesin pemecah kulit. B. Pemisahan Sekam Pemisahan sekam dilakukan setelah pemecahan kulit. Tujuan pemisahan sekam adalah memisahkan sekam dari beras pecah kulit dan gabah utuh yang belum terkupas selama proses pemecahan kulit. Sekam harus dipisahkan karena penyosohan tidak akan berfungsi baik apabila beras pecah kulit masih bercampur sekam. Disamping itu, tanpa pemisahan sekam persentase beras patah pada penyosohan akan lebih tinggi dan kualitas beras sosoh akan menjadi rendah. Mesin yang digunakan untuk pemisahan ini disebut husk aspirator atau aspirator. Prinsip pemisahan sekam sangat sederhana, yaitu memisahkan sekam dari beras pecah kulit dan gabah utuh berdasarkan perbedaan berat jenisnya. Pada umumnya mesin pemisah sekam dilengkapi dengan kipas yang berfungsi mengisap sekam dan debu. Beras pecah kulit dan gabah akan tetap mengalir ke bawah karena tidak terisap oleh kipas akibat gaya beratnya. C. Pemisahan Gabah dan Beras Pecah Kulit Setelah proses pemecahan kulit dan pemisahan sekam akan dihasilkan campuran beras pecah kulit dan gabah yang masih utuh. Beras pecah kulit dan gabah utuh harus dipisahkan karena memerlukan penanganan yang berbeda. Beras pecah kulit akan diteruskan ke mesin penyosoh, sedangkan gabah utuh akan dikirim kembali ke mesin pemecah kulit. Mesin yang digunakan adalah paddy separator atau separator. Semakin tinggi effiensi mesin pemecah kulit maka semakin tinggi jumlah beras pecah kulit yang dihasilkan dan semakin rendah jumlah gabah utuh yang tidak terkelupas (Partiwi, 2006). D. Penyosohan Beras pecah kulit yang dihasilkan pada proses pemecahan kulit (husking) masih mengandung lapisan bekatul yang membuat beras berwarna gelap kecoklatan dan tidak bercahaya. Disamping penampakannya yang kurang menarik, adanya bekatul pada beras juga membuat rasa nasi kurang enak meskipun bekatul memiliki nilai gizi tinggi. Untuk membuang lapisan bekatul dari butiran beras dilakukan suatu tahap kegiatan yang disebut penyosohan. Tahap ini disebut juga tahap whitening atau polishing. Disebut whitening karena tahap ini berfungsi merubah beras menjadi beras putih, sedangkan disebut polishing karena permukaan beras digosok untuk membuang lapisan bekatul sehingga didapat beras putih. Hasil dari tahap ini adalah beras sosoh yang berwarna putih dan hasil sampingan berupa dedak dan bekatul. Untuk mendapatkan hasil yang baik, tahap ini biasanya dilakukan beberapa kali, baik pada mesin yang sama atau mesin yang berbeda. Mesin-mesin yang dipakai dalam kegiatan penyosohan disebut whitener atau polisher dan dapat ditambah dengan mesin pengkilap serta pencuci (refiner) yang berfungsi mengkilapkan dan mencuci permukaan beras. Proses penyosohan dapat dilakukan sekali atau beberapa kali bergantung pada kualitas beras sosoh yang diinginkan. Makin sering proses penyosohan dilakukan, 6
5 maka beras sosoh yang dihasilkan makin putih dan beras patah yang dihasilkan makin banyak (Partiwi, 2006). E. Pemisahan Beras Berdasarkan Ukuran Beras hasil penyosohan berupa campuran butiran beras yang memiliki berbagai ukuran. Adanya berbagai ukuran tersebut disebabkan oleh adanya butiran-butiran beras yang patah selama pemecahan kulit dan penyosohan. Untuk memisahkan beras kepala dan beras patah diperlukan proses tersendiri yang disebut grading. FAO membedakan ukuran beras berdasarkan panjang butirannya menjadi tiga, yaitu menir, beras patah, dan beras kepala. Menir adalah beras yang ukuran butirannya dapat melewati lubang ayakan 1.4 mm. Beras patah adalah beras yang ukuran butirannya antara 3/8 sampai 6/8 bagian beras utuh. Sedangkan beras kepala adalah beras yang ukuran butirannya lebih besar dari 6/8 bagian butiran panjang butir beras utuh. Keseragaman ukuran beras yang keluar dari mesin polisher sangat bervariasi meliputi campuran beras kepala, beras patah, dan menir. Porsi beras kepala, beras patah dan menir pun dapat bervariasi. Untuk mendapatkan keseragaman ukuran beras yang sesuai dengan keinginan, beras sosoh perlu dipisahkan terdahulu menurut ukuran-ukuran partikelnya dan kemudian dicampur kembali sesuai dengan keseragaman yang diinginkan. 2.3.Sistem Pengilingan Padi Sistem pengilingan padi merupakan rangkaian mesin-mesin yang berfungsi melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap dikonsumsi (Patiwiri, 2006). Sistem penggilingan padi yang dikenal di Indonesia biasa disebut pabrik penggilingan padi. Pada umumnya system penggilingan padi terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu husker, separator, dan polisher. Bagian lainnya hanya merupakan pendukung agar dapat memperoleh hasil akhir yang lebih baik. Berdasarkan tingkat teknologi, penggilingan padi dapat dikelompokan menjadi lima, yaitu: A. Penggilingan Padi Sederhana Penggilingan padi sederhana (PPS) adalah unit peralatan teknik yang berfungsi sebagai mesin pengolah gabah menjadi beras, baik merupakan satu unit tersendiri maupun merupakan gabungan dari beberapa mesin dimana proses satu dengan yang lain dihubungkan oleh proses pemindahan bahan dengan menggunakan tenaga manusia. Mesin yang digunakan pada penggilingan padi sederhana adalah huller, separator, dan polisher. B. Penggilingan Padi Kecil Penggilingan padi kecil (PPK) adalah unit peralatan teknik yang merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi kesatuan utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih kecil dari dua ton gabah kering giling per jam. System penggilingan padi kecil dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu tipe sederhana dan tipe lengkap. Tipe sederhana umumnya hanya melalui proses pemecahan kulit secara sederhana dan proses pemutihan beras, sedangkan tipe lengkap terdapat proses pembersihan gabah, proses pemecahan kulit gabah, proses pemisahan kulit gabah dengan gabah pecah kulit, dan proses pemutihan beras pecah kulit, serta pemindahan bahan antar mesin menggunakan elevator. C. Penggilingan Padi Besar Penggilingan padi besar (PPB) adalah unit peralatan teknik yang merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi suatu kesatuan utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih besar dari dua ton gabah kering giling per jam. Sistem penggilingan ini minimum harus melalui empat proses utama, yaitu proses pembersihan gabah, proses pemecahan kulit gabah, proses pemisahan kulit gabah dengan 7
6 gabah pecah kulit, dan proses pemutihan beras pecah kulit secara berulang dua sampai empat kali. Bahkan umumnya penggilingan padi besar dilengkapi dengan peralatan tambahan berupa elevator, pemisah batu (destoner), pemisah menir (sifter), pengelompokan kualitas beras (grader), bek penampungan beras berdasarkan tingkat kepatahan, pengepakan dan siklon sebagai tempat penampungan bekatul. D. Penggilingan Padi Terpadu Penggilingan padi terpadu (PPT) adalah unit peralatan teknik yang merupakan gabungan dari unit proses pembersihan awal, pengeringan, penyimpanan, penggilingan, pengepakan yang satu sama lain dihubungkan dengan elevator serta memiliki kapasitas besar E. Country Elevator Country elevator (CE) adalah penggilingan padi terpadu yang berlokasi di tengah sentra produksi padi serta terintegrasi dengan areal persawahan skala besar sehingga hasil panen padi langsung dibawa ke tempat pengolahan tersebut. Ciri khas country elevator adalah skalanya yang besar dan memiliki system transportasi berupa elevator yang juga skala besar. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Terminologi Pascapanen Padi Pengertian pascapanen padi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh petani dan juga oleh lembaga tata niaga atau swasta, setelah padi dipanen sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi Umumnya alat pengolahan padi terdiri dari berbagai macam mesin, yaitu mesin perontok padi, mesin penggiling padi, mesin pembersih gabah, mesin penyosoh beras,
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DAN KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KELURAHAN SITU GEDE, KECAMATAN BOGOR BARAT SKRIPSI ABDUL HAFIZH INDRAJAYA F
ANALISIS BIAYA DAN KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KELURAHAN SITU GEDE, KECAMATAN BOGOR BARAT SKRIPSI ABDUL HAFIZH INDRAJAYA F14061953 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011-1
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI. Disusun oleh: Kelompok 3
LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI Disusun oleh: Kelompok 3 Arya Widura Ritonga Najmi Ridho Syabani Dwi Ari Novianti Siti Fatimah Deddy Effendi (A24051682) (A24051758)
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN ACARA V PENGENALAN RICE MILL UNIT Disusun Oleh: Nama : Arif Ardiawan NIM : A1L008062 Rombongan : B Kelompok : 4 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL
Lebih terperinciPerhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014
Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia Yogyakarta, 5-6 September 2014 PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN TINGKAT KECERAHAN BERAS GILING (ORYZA SATIVA L.) PADA BERBAGAI PENGGILINGAN BERAS Budidarmawan Idris 1, Junaedi
Lebih terperinciMETODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian
15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan dimulai dari Februari sampai April 2013 yang berlokasikan di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Alat dan Bahan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: padi, konfigurasi penggilingan, susut penggilingan, rendemen giling PENDAHULUAN
Konfigurasi Mesin Penggilingan Padi Untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling (Rice Milling Machine Configuration to Reduce Losses and Increase Milling Yield) Rokhani Hasbullah, Anggitha Ratri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan komoditas pangan unggulan Provinsi Lampung. Produksi padi yang dihasilkan di Provinsi Lampung secara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - April 2014 di Kabupaten Pringsewu dan Laboratorium Rekayasa dan Bioproses Pascapanen, Jurusan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Rantai Pasok Rantai pasok adalah sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasi pemasok, manufaktur, gudang, jasa transportasi, pengecer,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROSES PENGOLAHAN BERAS PRATANAK Gabah yang diperoleh dari petani masih bercampur dengan jerami kering, gabah hampa dan kotoran lainnya sehingga perlu dilakukan pembersihan.
Lebih terperinciBEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH
BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH SNI 6128:2015 BERAS Ruang lingkup : SNI ini menetapkan ketentuan tentang persyaratan mutu, penandaan dan pengemasan semua jenis beras yang diperdagangkan untuk konsumsi.
Lebih terperinciUNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1
UNJUK KERJA MESIN PENGGILING PADI TIPE SINGLE PASS 1 Hanim Zuhrotul A 2, Nursigit Bintoro 2 dan Devi Yuni Susanti 2 ABSTRAK Salah satu faktor yang mengakibatkan kehilangan hasil pada produk pertanian tanaman
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang kerap kali menjadi masalah. Masalah yang dihadapi adalah pertumbuhan
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan bahan pangan terutama beras, banyak ditemui problematika yang kerap kali menjadi masalah. Masalah yang dihadapi adalah pertumbuhan jumlah penduduk yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN Tinjauan Pustaka Menurut Tharir (2008), penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia,
Lebih terperinciII. MENEKAN KEHILANGAN HASIL
II. MENEKAN KEHILANGAN HASIL 1. Faktor-faktor penyebab kehilangan hasil panen Selama waktu panen, susut dapat terjadi karena ada gabah yang rontok di lahan akibat cara panen yang tidak benar atau akibat
Lebih terperinciJl. Ciptayasa KM. 01 Ciruas Serang-Banten 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.
Pengukuran Rendemen Beras dengan Penjemuran Sistem Oven Dryer pada Usaha Penggilingan Padi di Kabupaten Serang (Studi Kasus pada Gapoktan Harapan Makmur Desa Singarajan Kecamatan Pontang Kabupaten Serang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kilang Padi Bersama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan padi menjadi beras atau penggilingan padi (Rice Milling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya. konsumsi untuk seluruh penduduk di Indonesia (Adiratma, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara agraris maka sebagian besar penduduknya hidup dari pertanian. Bahan makanan seperti padi atau beras dan jagung hanya diproduksi oleh pertanian
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa dari 13 (tiga belas) desa yang terdapat di kecamatan Ciampea, dan wilayahnya masuk dalam Kabupaten
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN MESIN PENGGILING MOBILE TERHADAP MUTU BERAS UNTUK BEBERAPA VARIETAS PADI DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
JRPB, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, Hal. 53-59 DOI: https://doi.org/10.29303/jrpb.v6i1.72 ISSN 2301-8119, e-issn 2443-1354 Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id/ KAJIAN PENGGUNAAN MESIN PENGGILING MOBILE
Lebih terperinciKARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH
KARAKTERISASI MUTU GABAH, MUTU FISIK, DAN MUTU GILING BERAS GALUR HARAPAN PADI SAWAH Zahara Mardiah dan Siti Dewi Indrasari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRAK Permintaan beras berkualitas
Lebih terperinciYang termasuk persyaratan umum adalah hama/penyakit, bau apek atau asing, bahan
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Gudang BULOG 206 Rembang. Gudang ini berada di Desa Kedungrejo Kabupaten Rembang. Tepatnya adalah di Jalan Raya Rembang- Blora
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengangkutan Pengangkutan adalah kegiatan memindahkan padi setelah panen dari sawah atau rumah ke Pabrik Penggilingan Padi (PPP). Tingkat kehilangan hasil dalam tahapan pengangkutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar merupakan komoditas pertanian yang paling
Lebih terperinciJember, Juli, 2011 [PROSIDING SEMINAR NASIONAL PERTETA 2011] Rokhani Hasbullah 1), Riska Indaryani 1) Abstrak
Penggunaan Mesin Perontok untuk Menekan Susut dan Mempertahankan Kualitas Gabah (The Use of Power Thresher to Reduce Losses and Maintain Quality of Paddy) Rokhani Hasbullah 1), Riska Indaryani 1) 1) Departemen
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Mekar Tani, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang dan Balai Besar Penelitian dan
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DAN KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI
ANALISIS BIAYA DAN KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ADHITYA YUDHA PRADHANA F14063458 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sulit diperoleh. Di Indonesia kondisi ini masih diperburuk dengan adanya kendala
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di sebagian besar Negara Asia, beras mempunyai nilai politik strategis, yang mempunyai implikasi, pemerintahan akan labil jika beras harganya tidak stabil
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP
Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP Ir. Linda Yanti M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBI 2 0 1 7 1 Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP
Lebih terperinciPENGGILINGAN GABAH KERING Oleh : M Mundir BP3K Nglegok
PENGGILINGAN GABAH KERING Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi II. TUJUAN Setelah
Lebih terperinciKAJIAN KONFIGURASI MESIN PENGGILINGAN UNTUK MENINGKATKAN RENDEMEN DAN MENEKAN SUSUT PENGGILINGAN PADA BEBERAPA VARIETAS PADI
KAJIAN KONFIGURASI MESIN PENGGILINGAN UNTUK MENINGKATKAN RENDEMEN DAN MENEKAN SUSUT PENGGILINGAN PADA BEBERAPA VARIETAS PADI OLEH: ANGGITHA RATRI DEWI F14051034 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciTeknik Penanganan Pascapanen Padi untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling
A R T I K E L Teknik Penanganan Pascapanen Padi untuk Menekan Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling Rokhani Hasbullah a dan Anggitha Ratri Dewi b a Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPROSES PENGGILINGAN PADI MENGGUNAKAN RICE MILLING UNIT DI PT. MERTJUBUANA KAB. SUMEDANG-JAWA BARAT ELRADHIE NOUR AMBIYA SI
PROSES PENGGILINGAN PADI MENGGUNAKAN RICE MILLING UNIT DI PT. MERTJUBUANA KAB. SUMEDANG-JAWA BARAT ELRADHIE NOUR AMBIYA SI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN POLITEKNIK AGROINDUSTRI SUBANG 2011 PROSES
Lebih terperinciPENYIMPANAN GABAH KERING Oleh : M Mundir BP3K Nglegok
PENYIMPANAN GABAH KERING Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG II. TUJUAN Kegiatan penyimpanan gabah kering merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah kering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak
Lebih terperinciLaporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani
84 Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani Pascapanen Upaya pemerintah untuk mencapai swasembada beras ditempuh melalui berbagai cara, salah
Lebih terperinciALAT DAN MESIN PANEN PADI
ALAT DAN MESIN PANEN PADI Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi tahap berkembang sesuai dengan
Lebih terperinciKeywords : Paddy, postharvest, steps postharvest, loss
KAJIAN PENANGANAN PASCAPANEN PADI UNTUK MENGURANGI SUSUT MUTU BERAS (Paddy Postharvest Handling to Decrease Rice Quality Loss) Desy Nofriati Dan Yenni Yusriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
Lebih terperinciTabel 1. Standar Mutu Beras Berdasarkan SNI
Model Penggilingan Padi Terpadu untuk Meningkatkan Nilai Tambah Penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong terbesar di Indonesia, yang mampu menyerap lebih dari 10 juta tenaga kerja,
Lebih terperinciKinerja Penggilingan Padi Kecil di Lahan Kering Kecamatan Lempuing. Small Milling Performances In Lempuing Jaya District Dry Land
Kinerja Penggilingan Padi Kecil di Lahan Kering Kecamatan Lempuing Small Milling Performances In Lempuing Jaya District Dry Land Yeni E Maryana 1*), Budi Raharjo 2) 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN PEMBERSIHAN, SORTASI, DAN GRADING BAHAN HASIL PERTANIAN. Oleh :
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN PEMBERSIHAN, SORTASI, DAN GRADING BAHAN HASIL PERTANIAN Oleh : Nama : Wendi Irawan Dediarta NPM : 150310080137 Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 20 April
Lebih terperinciSTUDI UNJUK KERJA MESIN PENGGILINGAN PADI DI KANDANGHAUR, INDRAMAYU, JAWA BARAT NURUL RIZQIYYAH
STUDI UNJUK KERJA MESIN PENGGILINGAN PADI DI KANDANGHAUR, INDRAMAYU, JAWA BARAT NURUL RIZQIYYAH DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN
Lebih terperinciCARA PENGUJIAN MUTU FISIK GABAH DAN BERAS
CARA PENGUJIAN MUTU FISIK GABAH DAN BERAS FAUZIAH AR, NOORTASIAH DAN TAZRIN NOR Balai Peneitian Tanaman Pangan Lahan Rawa, ii Kebun Karet, Loktabat, Banjarbaru 70712 RINGKASAN Mutu gabah dan beras yang
Lebih terperinciRENDEMEN GILING DAN MUTU BERAS PADA BEBERAPA UNIT PENGGILINGAN PADI KECIL KELILING DI KABUPATEN BANYUWANGI ROSIANA ULFA
RENDEMEN GILING DAN MUTU BERAS PADA BEBERAPA UNIT PENGGILINGAN PADI KECIL KELILING DI KABUPATEN BANYUWANGI ROSIANA ULFA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS
Lebih terperinciSTATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH
ht tp :// yo gy ak ar ta.b ps.g o.id Katalog BPS : 7103005.34 STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA .id ps.g o ta.b ar
Lebih terperinciPertemuan ke-14. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-14 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian 2. Khusus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman pertanian. Padi termasuk genus oryza L yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asal Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman pertanian. Padi termasuk genus oryza L yang meliputi kurang lebih 25 species yang tersebar di seluruh daerah tropik dan subtropik
Lebih terperinciMenurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) tujuan. pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat
I. PENANGANAN PANEN A. Kriteria Panen Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura (1999) tujuan pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal,
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan (gramineae) yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia sejak lama. Beras merupakan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara Agraris dimana sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Hal ini di dukung dengan kenyataan bahwa di Indonesia tersedia
Lebih terperinciOLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI
OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya
Lebih terperinciPengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Mutu Fisik Beberapa Beras Aromatik
Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Mutu Fisik Beberapa Beras Aromatik Beras aromatik adalah beras yang popular saat ini baik di dalam dan luar negeri karena mutu yang baik dan aroma yang wangi. Banyak
Lebih terperinciANALISIS MODEL PENGOLAHAN PADI (Studi Kasus di Kabupaten Lombok Timur, NTB)
Jurnal Enjiniring Pertanian ANALISIS MODEL PENGOLAHAN PADI (Studi Kasus di Kabupaten Lombok Timur, NTB) (Analysis of Rice Processing Models) (Case Study in Est. Lombok, West Nusa Tenggara) Sigit Nugraha
Lebih terperinciMahasiswa Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universita Lampung 2,3
Artikel Ilmiah Teknik Pertanian Lampung: 7-12 ANALISIS MUTU BERAS PADA MESIN PENGGILINGAN PADI BERJALAN DI KABUPATEN PRINGSEWU THE ANALYSIS OF RICE QUALITY PRODUCED BY COMMUTING RICE MILLING MACHINE IN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai media untuk menanam padi. memprihatinkan, dimana negara Indonesia yang memiliki lahan yang cukup luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, sehingga padi termasuk tanaman prioritas. Hampir diseluruh
Lebih terperinciJurnal Galung Tropika, 3 (2) Mei 2014, hlmn ISSN
Jurnal Galung Tropika, 3 (2) Mei 2014, hlmn 89-96 ISSN 2302 4178 STUDI LAMA PENYIMPANAN GABAH ORGANIK TERHADAP MUTU BERAS ORGANIK DI PPLH SELOLIMAN MOJOKERTO STUDY THE INFLUENCE OF LONG STORAGE OF GRAIN
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, peningkatan ketahanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia, yang mampu menyerap lebih dari sepuluh juta tenaga kerja, menangani
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka meningkatkan pendapatan petani dan untuk peningkatan ketahanan pangan serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP DI DESA MESJID BARO KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH SAFRIZAL 07C
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP DI DESA MESJID BARO KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH SAFRIZAL 07C20101193 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciISSN eissn Online
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 17 (1):66-76 http://www.jptonline.or.id ISSN 1410-5020 eissn Online 2047-1781 Evaluasi Kualitas Beras Giling Beberapa Galur Harapan Padi Sawah (Oryza Sativa L.)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemanenan, pengolahan, sampai dengan hasil siap konsumsi (Hasbi, 2012:187). Sedangkan penanganan pascapanen adalah
Lebih terperinciSKRIPSI EKA NOVIANTI H
KELAYAKAN INVESTASI USAHA PENGGILINGAN PADI PADA KONDISI RISIKO (Studi Kasus di Penggilingan Padi Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat) SKRIPSI EKA NOVIANTI H 34077016 DEPARTEMEN
Lebih terperinci4 PEMBANGUNAN MODEL. Gambar 13. Diagram sebab-akibat (causal loop) antar faktor sediaan beras. Bulog Jumlah penduduk. Pedagang pengumpul
4 PEMBANGUNAN MODEL Deskripsi Model Berdasarkan studi literatur dan observasi lapangan dapat dikenali beberapa pelaku utama yang berperan dalam pendistribusian beras dari tingkat petani sampai ke konsumen.
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH LADA
PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah
Lebih terperinciIr. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Bagi Indonesia kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas yang sangat diharapkan peranannya sebagai sumber penghasil devisa di luar sektor minyak dan gas bumi. Disamping sebagai sumber
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciBISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT
KARYA ILMIAH BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Asmorojati Kridatmaja NIM : 10.11.3641 Kelas : SI-TI 2B SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciMETODE MENEKAN KEHILANGAN HASIL PADI. Sigit Nugraha dan tim. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Jl. Tentara Pelajar 12 Kampus Cimanggu, Bogor
METODE MENEKAN KEHILANGAN HASIL PADI Sigit Nugraha dan tim Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian Jl. Tentara Pelajar 12 Kampus Cimanggu, Bogor ABSTRAK Usaha untuk meningkatkan produksi telah berhasil
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS
TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI Oleh: Ir. Nur Asni, MS Jagung adalah komoditi penting bagi perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dan beras adalah salah satu hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara agraris dan beras adalah salah satu hasil pertaniannya utamanya. Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, produksi beras dalam negeri
Lebih terperinciDukat Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon
PENGARUH UMUR PANEN DAN KULTIVAR PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP MUTU FISIK BERAS GILING Dukat Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon ABSTRAK Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh interaksi umur panen
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinciUJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI
UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh: ANTRI
Lebih terperinciPANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI
PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PANEN DAN PENGELOLAAN PASCAPANEN PADI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi 11: PANEN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebar dari Sabang dari Merauke dengan bermacam-macam jenis pangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara agraris sangat kaya tanaman pangan yang tersebar dari Sabang dari Merauke dengan bermacam-macam jenis pangan khas bagi daerah masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami berbagai tanaman komoditas pangan sehingga dapat menghasilkan bermacammacam produk pangan.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Lokasi Penggilingan Padi Kelurahan Situ Gede adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data monografi Kelurahan Situ Gede pada
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial 6.1.1. Aspek Pasar Pengkajian aspek pasar merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah studi kelayakan, karena pasar berperan penting untuk menentukan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Penanganan pascapanen padi perlu diperhatikan dengan baik. Pemanenan, perontokan, penjemuran, dan penggilingan
Lebih terperinciANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB)
FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK
Lebih terperinciPENYULUHAN PERAWATAN MESIN PENGGILING PADI DI DESA WIRABANGUN KECAMATAN SIMPANG PEMATANG KABUPATEN DATI II MESUJI (Pengabdian Masyarakat)
PENYULUHAN PERAWATAN MESIN PENGGILING PADI DI DESA WIRABANGUN KECAMATAN SIMPANG PEMATANG KABUPATEN DATI II MESUJI (Pengabdian Masyarakat) Oleh : Nama : Ir. NAJAMUDIN, MT NIDN : 02 191162 01 UNIVERSITAS
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PANEN DAN PASKA PANEN KEDELAI A.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman jagung Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini, lalu teknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Fisik Gabah dan Beras Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) merupakan salah satu jenis tanaman bijibijian yang berasal dari benua Asia. Biji padi disebut gabah, dan gabah
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KUALITAS NATA DARI BAHAN BEKATUL (NATA DE KATUL) DENGAN STARTER BAKTERI Acetobacter xylinum SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidian Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Masalah...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...xiii ABSTRAK...xiv
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani
Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Tim Koordinasi
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI
2012, No.909 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 52/Permentan/OT.140/9/2012 TANGGAL 4 September 2012 PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN KOPI I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu
Lebih terperinciMEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PADA SISTEM PENYIMPANAN DAN PENGOLAHAN GABAH/BERAS DI GUDANG BULOG BARU 306 MOJOLABAN, SUKOHARJO, JAWATENGAH
SELAMAT DATANG. MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PADA SISTEM PENYIMPANAN DAN PENGOLAHAN GABAH/BERAS DI GUDANG BULOG BARU 306 MOJOLABAN, SUKOHARJO, JAWATENGAH Balairung AMN, 7 Desember 2006 Oleh : Ali Parjito
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di laboratorium LBP (Lingkungan dan Bangunan Pertanian) dan
Lebih terperinci