7.1 ISTILAH-ISTILAH DALAM STATISTIKA A.

dokumen-dokumen yang mirip
TEORI STATISTIK BIOSTATISTIK DESKRIPTIF. R. HIDAYAT.M.Cs. Darmais Press-Padangsidimpuan ISBN

King s Learning Be Smart Without Limits NAMA : KELAS :

Penyajian Data dalam Bentuk Tabel

STAND N AR R K OMP M E P T E EN E S N I:

PENYAJIAN DATA. Cara Penyajian Data meliputi :

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA

BAB 1. STATISTIKA. A. PENYAJIAN DATA B. PENYAJIAN DATA STATISTIK C. PENYAJIAN DATA UKURAN MENJADI DATA STATISTIK DESKRIPTIF

STATISTIKA MATEMATIKA KELAS XI MIA

Probabilitas dan Statistika Analisis Data dan Ukuran Pemusatan. Adam Hendra Brata

LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB II STATISTIKA

STATISTIKA. A Pengertian Statistik dan Statistika. B Populasi dan Sampel. C Pengertian Data PENGERTIAN STATISTIKA, POPULASI, DAN SAMPEL

STATISTIKA. Standar kompetensi : Menggunakan aturan statistika, kaidah, pencacahan, dan sifatsifat peluang dalam pemecahan masalah

STATISTIKA. SAMPOERNO, M.Pd. SMA mantan RSBI

STATISTIK 1. PENDAHULUAN

Statistika Pendidikan

STATISTIK. dwipurnama2.blogspot.com

5. STATISTIKA PENYELESAIAN. a b c d e Jawab : b

PENGERTIAN STATISTIK. Tim Dosen Mata Kuliah Statistika Pendidikan 1. Rudi Susilana, M.Si. 2. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si. 3. Dian Andayani, S.Pd.

PENGUKURAN DESKRIPTIF

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Mata Kuliah : Statistika Dasar/PAMA 3226 SKS : 3 SKS Tutorial : ke-1 Nama Tutor : Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd.

C. Ukuran Letak dan Ukuran Penyebaran Data

Pengumpulan & Penyajian Data

PROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

Lampiran 2a SILABUS MATEMATIKA

STATISTIKA 1. Menerapkan aturan konsep statistika dalam pemecahan masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

STATISTIK DAN STATISTIKA

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Tutorial ke : 1 Kode/ Nama Mata Kuliah : PAMA 3225 / Statistika Dasar

STATISTIKA 4 UKURAN LETAK

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

diunduh dari

STATISTIK DAN STATISTIKA

A. PENYAJIAN DATA. Nama Dwi Willi Nita Wulan Dani. Tabel 3.1

Nugroho Soedyarto Maryanto. Matematika. Untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPA. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

SUM BER BELA JAR Menerap kan aturan konsep statistika dalam pemecah an masalah INDIKATOR MATERI TUGAS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Program : XI (Sebelas) Semester : Ganjil

DIAGRAM SERABI S-2 dan S-3 SMU S-1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Statistika Deskriptif & Distribusi Frekuensi

Pengukuran Deskriptif

RANCANGAN AKTIVITAS TUTORIAL (RAT)

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang

Soal, Kartu Soal, Kisi-kisi Soal

Laporan Tugas dan Quiz Statistik Deskriptif. 1. Berikan penjelasan secara singkat apa yang dimaksud dengan:

MODUL STATISTIKA KELAS : XI BAHASA. Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

Peta Konsep. Bab 2 Statistika

SILABUS KEGIATAN PEMBELAJARAN. Membaca sajian data dalam bentuk diagram garis, dan diagram batang.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik. Memahami cara memperoleh data yang baik, menentukan jenis dan ukuran data, serta memeriksa, dan menyusun data.

BAB1 PENgantar statistika

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE : MT308

Distribusi Frekuensi, Penyajian Data Histogram, Polygon dan Kurva Ogive

MODUL 2. STATISTIK BISNIS

BAB V UKURAN LETAK. Statistika-Handout 5 26

Silabus NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Matematika

BAB II DISTRIBUSI FREKUENSI

1.0 Distribusi Frekuensi dan Tabel Silang

Pokok Bahasan: MODUL PERKULIAHAN STATISTIKA BISNIS. Distribusi Frekuensi, Penyajian Data Histogram, Polygon dan Kurva Ogive.

SESI 2 STATISTIK BISNIS

Distribusi Frekuensi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

STATISTIKA. Created By : Aidah Murdikah SEMESTER 5 KELAS B3 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

KHAZANAH. MATEMATIKA 2. UNTUK KELAS XI SMA DAN MA. PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. ROSIHAN ARI Y. INDRIYASTUTI

Bab 3 - Statistika. Diskusi Pembuka

STATISTIKA KELAS : XI BAHASA SEMESTER : I (SATU) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

BAB III METODE PENELITIAN. learning cycle 7-E, learning cycle 5-E dan pembelajaran langsung. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

SILABUS MATERI PEMBELAJARAN. Statistika: Diagram batang Diagram garis Diagram Lingkaran Tabel distribusi frekuensi Histogram dan Ogif

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

Pengertian Statistika (1) Statistika: Ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data menjadi informasi untuk

Khazanah. Matematika 2. untuk Kelas XI SMA dan MA. Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Rosihan Ari Y. Indriyastuti

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

STATISTIKA: UKURAN LOKASI DATA. Tujuan Pembelajaran

PERTEMUAN 2 STATISTIKA DASAR MAT 130

BAB IV PENYAJIAN DATA

Menemukan Pola Data yang Bermakna

Contoh Analisis Kurikulum

SILABUS PEMBELAJARAN

UKURAN LOKASI DAN VARIANSI MEAN:

BAB I DISTRIBUSI FREKUENSI

LAMPIRAN III PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS STANDAR DEVIASI DAN DISTRIBUSIFREKUENSI

STATISTIKA LINGKUNGAN. DISTRIBUSI FREKUENSI DAN NILAI SENTRAL Minggu ke-2

STATISTIKA. Statistika : ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengambil data, mendeskripsikannya, dan menganalisnya untuk mendapatkan kesimpulan.

STATISTIKA LINGKUNGAN

Penyajian Data. Ilham Rais Arvianto, M.Pd Hp : Statistika Pertemuan 2

Satatistik dan Probabilitas. Ir. I Nyoman Setiawan, MT. NIP HP

DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI 2004

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308

DESKRIPSI DATA. sekumpulan data yang sudah dikumpulkan. Ukuran pemusatan dibagi menjadi dua yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang

BAB 2 PENYAJIAN DATA

STATISTIKA 2 UKURAN PEMUSATAN

Ledhyane Ika Harlyan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan & Kelautan Universitas Brawijaya 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III STATISTIKA DAN PELUANG

Transkripsi:

STATISTIKA Dalam statistika, angka dikumpulkan dan diatur sedemikian rupa sehingga orang dapat memahaminya, menarik kesimpulan, dan membuat perkiraan berdasarkan angka angka itu. 7.1 ISTILAH-ISTILAH DALAM STATISTIKA A. Pengertian Statistika, Statistik, Populasi, dan Sampel Agar suatu permasalahan dapat diuraikan, maka diperlukan keteranganketerangan penunjang yang terkait. Keterangan-keterangan tersebut dapat berupa angka atau yang lainnya. Keterangan-keterangan berupa angka disebut data kuantitatif, sedangkan keterangan-keterangan bukan angka disebut data kualitatif. Data kuantitatif itu sendiri dibedakan menjadi 2 macam yaitu, data diskrit dan data kontinu. Data diskrit diperoleh dari hasil penghitungan, sedangkan data kontinu diperoleh dari hasil pengukuran. Permasalahan Data Data Kuantitatif Data Diskrit Data kualitatif Data Kontinu Statistika berkaitan dengan pengumpulan informasi/keterangan, penyajian dalam bentuk daftar, diagram, atau grafik sehingga memudahkan untuk dianalisa selanjutnya disimpulkan dan diambil kesimpulan. Matematika Dasar Page 65

Setiap informasi atau keterangan yang diperoleh disebut datum, dalam bentuk jamak adalah data. Tahap statistika yang melukiskan dan menganalisa kelompok data tanpa menarik kesimpulan disebut statistika deskriptif, sedangkan tahap statistika yang berkaitan dengan kondisi suatu kesimpulan diambil disebut statistika inferensi atau statistika induktif. Definisi : Statistika adalah ilmu pengetahuan tentang metode pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data penelitian. Perhatikan kalimat kalimat berikut ini : a. Lima puluh juta pemirsa TV di Indonesia menyaksikan sinetron Si Doel Anak Sekolahan. b. Delapan dari sepuluh aktris menggunakan pasta gigi X. c. Baterai XYZ tahan lebih lama. Kalimat di atas menyangkut himpunan yang universal, yaitu semua pemirsa TV di Indonesia, semua aktris, dan semua baterai. Dalam statistika, himpunan universal (semesta) dengan karakteristik tertentu disebut populasi. Pada praktiknya, pengamatan terhadap populasi tidak dapat dilakukan sebab membutuhkan waktu yang lama, memerlukan biaya yang besar, ataupun merusak populasi itu sendiri, misalnya mungkinkah kita menanyai semua pemirsa TV di Indonesia? Mungkinkah kita menanyai semua aktris tentang merek pasta gigi yang mereka gunakan? Bagaimanakah jika semua baterai kita tes daya tahannya? Untuk keperluan itu, kita dapat menggunakan atau mengambil contoh yang dipilih dari populasi, yang disebut sampel. Jadi, sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Metode statistika tentang cara mengambil sampel yang tepat disebut teknik sampling. Nilai nilai yang diperoleh dari sampel disebut statistik. Statistik inilah yang digunakan untuk menduga populasi. Nilai nilai populasi disebut parameter. Matematika Dasar Page 66

B. Pengumpulan, Pembulatan, dan Pemeriksaan terhadap Data Usaha untuk memperoleh informasi yang objektif merupakan langkah yang penting dalam suatu penyelidikan (observasi). Hal ini berkaitan dengan tujuan penyelidikan itu sendiri. Sesuai dengan tujuan penyelidikan, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode : 1. Pengamatan (observasi), yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati secara langsung subjek yang diteliti. 2. Penelusuran literatur, yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung. 3. Penggunaan kuesioner (angket), yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap subjek yang teliti.. Wawancara (interview), yaitu cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan Tanya jawab kepada subjek yang diteliti. Data yang diperoleh disebut data mentah. Berdasarkan banyaknya data yang diambil, cara pengumpulan data dibagi atas dua cara, yaitu sebagai berikut: 1. Sensus, yaitu cara pengumpulan data, di mana data diperoleh dari setiap anggota populasi. 2. Sampling, yaitu cara pengumpulan data, di mana hanya sebagian anggota populasi (sampel) saja yang diteliti. Akan tetapi, dari sebagian anggota populasi ini diharapkan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Selanjutnya, setelah data diperoleh, untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang diteliti, peneliti harus melakukan penganalisisan data.untuk pengamatan lebih lanjut, data dibedakan : a. Data Kuantitatif, yaitu data berupa kumpulan angka, misalnya tinggi siswa, banyaknya siswa yang tidak masuk hari ini di suatu sekolah. Matematika Dasar Page 67

Ditinjau dari cara memperolehnya, data kuantitatif dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu. 1. Data Cacahan Data cacahan adalah data yang diperoleh dengan cara mencacah, membilang, atau menghitung banyak objek. Sebagai contoh adalah data tentang banyak petak sawah untuk masing-masing desa di lima desa. 2. Data Ukuran Data ukuran adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur besaran objek. Sebagai contoh data tentang luas petak sawah dan data tentang berat padi gabah kering. b. Data Kualitatif, yaitu data yang diamati berdasarkan atribut, misalnya pendapat siswa terhadap pelajaran Matematika, seperti amat senang- senang-kurang senang-tidak senang. Untuk keperluan perhitungan maupun analisis, sering dikehendaki data kuantitatif dalam bentuk yang lebih sederhana. Untuk menyederhanakan bilangan-bilangan, diadakan aturan pembulatan sebagai berikut : a. Aturan umum, yaitu jika kurang dari 0,5 dihilangkan dan jika sama atau lebih dari 0,5 menjadi 1, Misal : 3,8 dibulatkan menjadi 3 2,5 dibulatkan menjadi 3 8,5678 dibulatkan menjadi 8,6 (sampai dua tempat desimal). b. Aturan genap terdekat, yaitu kurang dari 0,5 dihilangkan, lebih dari 0,5 menjadi 1, dan sama dengan 0,5 dihilangkan jika angka yang mendahului genap atau menjadi 1 jika angka yang mendahului ganjil, Misal : 6,98 dibulatkan menjadi 6,9 (sampai satu tempat desimal) 17,52 dibulatkan menjadi 18,00 Matematika Dasar Page 68

12,50 dibulatkan menjadi 12,00 13,50 dibulatkan menjadi 1,00 Sebelum data diolah lebih lanjut, perlu diadakan pemeriksaan data kembali. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dalam analisa maupun kesimpulan yang diambil. Beberapa data yang dipandang meragukan hendaknya diyakini kebenarannya. Kemungkinan kesalahan terjadi pada alat ukur, kesalahan mengukur, kekeliruan mencatat, instruksi yang tidak jelas, atau kecerobohan dalam mengumpilkan data. Semua kesalahan itu perlu diperhatikan agar diperoleh data yang akurat. 7.2 PEYAJIAN DATA STASTITIKA Data statistik dapat disajikan dalam beberapa bentuk, sesuai dengan jenis data. Data statistik dapat berupa daftar bilangan yang mempunyai satuan yang sama atau disebut data tunggal. Data dapat dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan. A. Daftar Bilangan Data tunggal dapat dituliskan sebagai daftar bilangan sebagaimana contoh berikut. Data nilai matematika 10 anak kelas 2 SD adalah : 60, 75, 65, 80, 95, 7, 88, 87, 76 dan 90. B. Tabel Distribusi Frekuensi Tabel distribusi frekuensi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tabel distribusi frekuensi data tunggal dan tabel distribusi frekuensi data berkelompok. a) Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal Penyajian data tunggal frekuensi dilakukan dengan membuat tabel yang terdiri atas frekuensi dilakukan dengan membuat tabel yang terdiri atas kolom, yaitu kolom nilai (x), kolom turus dan kolom frekuensi (f) Matematika Dasar Page 69

Contoh 7.1 Skor tes matematika dari 50 siswa di suatu kelas adalah 29 25 28 22 2 25 28 26 26 2 23 25 26 21 23 26 27 23 28 30 27 27 2 26 25 25 2 21 25 22 25 25 27 2 23 27 25 26 23 26 23 27 25 2 26 25 2 22 2 26 Sajikan data di atas dalam daftar distribusi frekuensi tunggal! Jawab: Skor Turus Banyak Siswa (Frekuensi) 21 22 23 2 25 26 37 28 29 30 II III IIII I IIII III IIII IIII I IIII IIII IIII I III I I 2 3 6 8 11 9 6 3 1 1 n = f = 50 b) Tabel DistribusiFrekuensi Data Berkelompok Jika sekumpulan data memiliki jumlah dan variasi data yang cukup banyak, maka data tersebut dapat disederhanakan dengan cara mengelompokkannya dalam kelas kelas. Dengan demikian diperoleh tabel distribusi frekuensi data berkelompok. Beberapa istilah yang penting dalam membuat tabel distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut : 1) Kelas Interval Kelas interval adalah kelas kelas yang memuat beberapa data tertentu. Matematika Dasar Page 70

= I = interval Kelas R = jangkauan (data tertinggidata terendah K = banyak kelas 2) Batas Kelas Batas kelas adalah nilai nilai ujung yang terdapat pada suatu kelas interval. 3) Tepi kelas Tepi kelas adalah setengah dari jumlah batas atas dan batas bawah dua kelas interval yang berurutan. Tepi atas kelas (t a ) adalah batas kelas ditambah setengah. Sedangkan tepi bawah kelas (t b ) adalah batas kelas dikurang setengah. ) Panjang Kelas Panjang kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas, yaitu selisih antara tepi atas dan tepi bawah dari tiap kelas dalam kelas interval yang sama 5) Titik Tengah Kelas Nilai titik tengah kelas adalah setengah dari jumlah tepi bawah kelas dan tepi atas kelas. c) Cara Menyusun Tabel Distribusi Kelompok Beberapa langkah yang perlu diperhatiakn dalam menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok adalah sebagai berikut. Menentukan nilai data terbesar (x maks ) dan nilai data terkecil (x min ) kemudian ditentukan jangkauannya (J) dengan rumus : J = x maks x min Menentukan banyaknya kelas interval (k) dari n buah data adalah berdasarkan aturan Sturgess, yaitu : Matematika Dasar Page 71

k = 1 + 3,3 log n Menentukan panjang kelas (c) dengan rumus : = Menentukan daftar distribusi frekuensi dengan menetapkan kelas kelas sehingga nilai statistik minimum termuat dalam kelas interval terendah, tetapi tidak harus sebagai batas bawah kelas. Selanjutnya, menetapkan frekuensi tiap kelas yang dapat dilakukan dengan menggunakan turus atau bisa saja langsung dituliskan. Contoh 7.2 Dari 8 kali pengukuran lembaran kain (ketelitian sampai cm terdekat), diperoleh data sebagai berikut. 5 50 53 5 60 56 62 5 58 65 71 58 58 65 56 58 52 70 7 62 52 62 58 60 70 73 5 60 56 5 52 53 67 5 59 6 57 9 8 56 58 58 60 6 63 68 57 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut! Jawab: Data pengukuran tersebut terdiri dari 8 data, sehingga n = 8 Nilai statistik minimum, x min = 5, dan nilai statistik maksimum, x maks =7 Jangkauan = = 7 5 = 29 Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 +3,3 log 8 = 6,58, dibulatkan ke atas menjadi k=7 Panjang Kelas p = = =,1,, dibulatkan ke atas menjadi tercakup dalam kelas interval. Matematika Dasar Page 72

Tabel distribusi frekuensi : Hasil Pengukuran (dalam cm) 3 7 8 52 53 62 58 62 63 67 68 72 73 77 Titik Tengah (x i ) 5 50 55 60 65 70 75 Frekuensi (f) 1 6 13 16 6 2 f = 8 d) Tabel Distribusi Frekuensi Komulatif dan Frekuensi Relatif Tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat disusun dari tabel distribusi frekuensi berkelompok. Terdapat dua jenis frekuensi kumulatif, yaitu frekuensi kumulatif kurang dari tepi atas f t dan frekuensi kumulatif lebih dari tapi bawah f t Setiap frekuensi (f i ) dalam tabel distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam persentase disebut frekuensi relatif. Frekuensi relatif (f r ) dapat ditentukan dengan rumus : = % Selanjutnya, daftar distribusi frekuensi kumulatif relatif dapat disusun dari daftar distribusi frekuensi kumulatif. Contoh 7.3 Buatlah tabel distribusi frekuensi kumulatif relative berdasarkan tabel Contoh 1.2 Jawab: Berdasarkan tabel pada contoh 1.2 perhatikan perhitungan perhitungan berikut. Dengan cara perhitungan yang sama, akan kita dapatkan tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif berikut. Matematika Dasar Page 73

Hasil Pengukuran (dalam cm) 3 7 8 52 53 57 58 62 63 67 68 72 73 77 Frekuensi (f) 1 6 13 16 6 2 Frekuensi Relatif (f r ) 0,021 0,125 0,271 0,333 0,125 0,083 0,02 Frekuensi Kumulatif Frekuensi Kumulatif Relatif f t f t f t f t 1 8 0,021 1 7 7 0,16 0,979 20 1 0,17 0,85 36 28 0,750 0,583 2 12 0,875 0,250 6 6 0,958 0,125 8 2 1 0,02 7.3 PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK DIAGRAM A. Diagram Batang Dalam penyajian dengan diagram batang, data disajikan dalam bentuk batang persegi panjang yang di gambarkan vertical atau horizontal dengan lebar sama. Disamping diagram batang tunggal, dikenal dua diagram batang yang lain, yaitu: 1. Diagram batang majemuk 2. Diagram batang bertingkat Contoh 7. Sekelompok siswa mengadakan penelitian tentang tayangan swasta. Mereka menanyakan, manakah yang lebih digemari tayangan ABTV atau CDTV kepada teman temannya di sekolah. Daftar di bawah ini menunjukkan hasil penelitian tersebut : Yang Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Menggemari A B C D E F AATV 30 26 26 23 17 11 BBTV 15 18 20 23 18 20 Matematika Dasar Page 7

Diagram batang informasi di atas dapat di gambarkan sebagai berikut : 35 30 25 20 Column1 15 AATV2 10 BBTV2 5 0 A B C D E F B. Diagram Garis Diagram garis digunakan untuk menyajikan data yang menunjukkan perkembangan suatu data dari waktu ke waktu. Selain dibaca dan ditafsirkan, diagram garis juga dipakai untuk memperkirakan suatu nilai yang belum diketahui. Dalam memperkirakan nilai yang belum belu diketahui ini ada dua macam pendekatan, yaitu pendekatan interpolasi linear dan pendekatan ekstrapolasi linear. Diagram garis digambar pada bidang Cartecius. Sumbu X ditempati oleh waktu pengamatan sedangkan sumbu Y ditempati oleh nilai data yang diamati. a. Interpolasi Linear Pendekatan interpolasi linear adalah menafsirkan atau memperkirakan suatu nilai data yang berada di antara dua titik yang berdekatan. b. Ekstrapolasi Linear Pendekatan ekstrapolasi linear adalah menaksir atau memperkirakan suatu nilai data ata yang terletak sesudah titik data terakhir yang diketahui. Ekstrapolasi semacam ini dapat dilakukan dengan cara memperpanjang Matematika Dasar Page 75

garis dalam arah ke kanann atas atau ke kanan bawah tergantung pada kecenderungan nilai nilai data sebelumnya. Contoh 7.5 Data jumlah siswa yang lulus ke Perguruan Tinggi Negeri sepuluh tahun terakhir tahun di Kabupaten Semarang Tahun 2003 200 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Berikut diagram garis dari data di atas : Jumlah siswa yang lulus 150 170 180 165 15 176 190 178 200 210 200 150 100 50 0 2003 200 2005 2006 2007 2008 Jumlah Siswa C. Diagram Lingkaran Diagram lingkaran digunakan untuk menunjukkan perbandingan antaritem data dengan cara membagi lingkaran dalam juring juring lingkaran yang sudut pusatnya sesuai dengan perbandingan tersebut. Contoh 7.6 Daftar jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler menari di setiap kelas VII SMP N 7 Semarang Buatlah diagram lingkaran yang sesuai dengan data di atas Matematika Dasar Page 76

Ekstrakurukuler menari VII A VII B VII C VII D VII E Banyaknya siswa 10 6 8 12 Jawab : Jumlah seluruh siswa= 10 + + 6 + 8 + 12 =0. Perbandingan dan persentase untuk masing-masing kelas adalah : VII A = = 25 %, VII B= = 10 %, VII C= yang = 15 ikut %, VII D= = 20%, VII E= = 30 % Jika diubah dalam ukuran derajat, maka diperoleh sudut pusat sebagai berikut. VII A : 360 = 81 VII B : 360 = 5 VII C : 360 = 5 VII D : 360 = 72 VII E : 360 = 108 VII E 30% VII D 20% Presentase Siswa Ekatrakurikuler Menari VII A 25% VII C 15% VII B 10% D. Histogram Data ukuran (data kontinu) yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi dapat disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram.gambar histogram berbentukdiagram batang di mana antara dua batang yang berdampingan saling berimpit. Langkah langkah untuk membuat histogram suatu data berkelompok adalah sebagai berikut : Menggambar sumbu horizontal (untuk nilai) dan sumbu vertikal (untuk frekuensi) Menggambar persegi panjang untuk setiap interval. Alas persegi panjang menunjukkan panjang kelas (p), yaitu dari tepi bawah kelas sampai tepi atas kelas, sedangkan tinggi persegi panjang menunjukkan frekunsinya. Matematika Dasar Page 77

Di atas tiap persegi panjang dapat ditulis frekuensi masing masing agar histogram mudah dibaca. Contoh 7.7 Gambarlah histogram dari data yang disajikan di bawah ini seperti contoh 1.2 5 50 53 5 60 56 62 5 58 65 71 58 58 65 56 58 52 70 7 62 52 62 58 60 70 73 5 60 56 5 52 53 67 5 59 6 57 9 8 56 58 58 60 6 63 68 57 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut dan buatlah histogramnya TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI Hasil Pengukuran (dalam cm) 3 7 8 52 53 62 58 62 63 67 68 72 73 77 Titik Tengah Frekuensi (f) 5 50 55 60 65 70 75 1 6 13 16 6 2 f = 8 Jawab : Dengan mengikuti langkah langkah membuat histogram suatu data berkelompok, histogram dari data tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah ini: Matematika Dasar Page 78

16 1 12 10 8 6 2 2,5 7,5 52,5 57,5 62,5 67,5 72,5 Nilai E. Poligon Jika titik titik tengah dari sisi atas tiap persegi panjang yang berdekatan pada histogram dihubungkan, maka akan diperoleh grafik garis yang disebut polyangon distribusi frekuensi. Selain dengan cara tersebut, polyangon distribusi frekuensi dapat dibuat dengan langkah langkah sebagai berikut : Menambahkan satu kelas interval sebelum kelas pertama dan satu kelas interval sesudah kelas terakhir. Menentukan titik tengah setiap kelas Menggambar sumbu horizontal dan sumbu vertical Menggambar titik titik dengan titik tengah kelas interval sebagai absis dan frekuensi kelas interval sebagai ordinat Menghubungkan titik titik yang berdekatan dengan suatu aris lurus Contoh 7.8 Gambar polyangon distribusi frekuensi dari data pada contoh 1.2 Dari 8 kali pengukuran lembaran kain (ketelitian sampai cm terdekat), diperoleh data sebagai berikut. 5 50 53 5 60 56 62 5 58 65 71 58 Matematika Dasar Page 79

58 65 56 58 52 70 7 62 52 62 58 60 70 73 5 60 56 5 52 53 67 5 59 6 57 9 8 56 58 58 60 6 63 68 57 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut dan buatlah poligonnya! Hasil Pengukuran (dalam cm) 3 7 8 52 53 62 58 62 63 67 68 72 73 77 Jawab : Titik Tengah Frekuensi (f) 5 50 55 60 65 70 75 1 6 13 16 6 2 f = 8 Poligon distribusi dari data tersebut diperlihatkan oleh gambar di bawah 16 1 12 10 8 2 0 5 50 55 60 65 70 75 80 F. Ogive Tabel distribusi frekuensi kumulatif yang disajikan dalam bentuk kurva, disebut polyangon distribusi frekuensi kumulatif atau ogive. Ogive terdiri dari 2 macam yaitu ogive positif (ogive kurang dari) dan ogive negatif (ogive lebih dari). Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik titik, Matematika Dasar Page 80

dengan tepi atas sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat. Sementara itu, ogive negatif dapat dibentuk dengan cara menghubungkan titik titik, dengan tepi bawah sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat. Contoh 7.9 Gambarlah ogive dari data yang terdapat pada contoh 1.2 Dari 8 kali pengukuran lembaran kain (ketelitian sampai cm terdekat), diperoleh data sebagai berikut. 5 50 53 5 60 56 62 5 58 65 71 58 58 65 56 58 52 70 7 62 52 62 58 60 70 73 5 60 56 5 52 53 67 5 59 6 57 9 8 56 58 58 60 6 63 68 57 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut dan buatlah ogive nya! Jawab : Hasil Pengukuran (dalam cm) 3 7 8 52 53 57 58 62 63 67 68 72 73 77 Perhatikan kembali tabel distribusi kumulatif yang terdapat pada Contoh 1.3 Frekuensi (f) 1 6 13 16 6 2 Frekuensi Relatif (f r ) 0,021 0,125 0,271 0,333 0,125 0,083 0,02 Frekuensi Kumulatif Frekuensi Kumulatif Relatif f t f t f t f t 1 8 0,021 1 7 7 0,16 0,979 20 1 0,17 0,85 36 28 0,750 0,583 2 12 0,875 0,250 6 6 0,958 0,125 8 2 1 0,02 Matematika Dasar Page 81

60 50 0 30 20 10 0 Ogive 0 20 0 60 80 100 ogive positif ogive negatif 7. UKURAN STATISTIK DATA A. Ukuran Pemusatan Data a. Mean (Rataan Hitung) Mean (rataan hitung) didefinisikan sebagai jumlah data kuantitatif dibagi banyaknya data. Atau dapat dinyatakan sebagai jumlah seluruh data dibagi banyaknya data. Notasi atau lambing / symbol untuk sampel dan populasi dibedakan : Data Banyaknya data Rataan Sampel X n x Populasi X N μ Mean x, dari data x, x, x,, x dirumuskan : x = x + x + x + + x n data tunggal : = Data Kelompok : = Matematika Dasar Page 82

Dengan : x i = titik tengah kelas interval f i = frekuensi dari x i k = banyaknya kelas interval Selain menggunkan rumus dan cara di atas, kita dapat menentukan rataan dari sekumpulan data dengan terlebih dahulu menentukan rataan sementaranya. Rataan sementara biasanya diambil dari nilai tengah yang mempunyai frekuensi terbesar. Untuk menghitung rata rata bisa menggunakan rata rata sementara. Kesulitan dalam menghitung rata rata adalah apabila dijumpai bilangan besar atau tidak bulat.untuk mengatasi hal ini, kita menyederhanakan data, yaitu dengan cara memperkirakan nilai rata rata yang disebut rata rata sementara. Caranya adalah sebagai berikut: a) Tetapkan rata rata sementara, x dipilih pada kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dan letaknya di tengah. b) Tentukan simpangan (deviasi) terhadap rata rata sementara, dengan rumus: = c) Tentukan rata rata sesungguhnya, dengan rumus: d) Atau jika dengan memfaktorkan interval kelasnya maka rumusnya menjadi: = + = + Matematika Dasar Page 83

Contoh 7.10 Dua belas orang mengikuti pertandingan menembak pada jarak tertentu, setiap peserta menembak 10 kali. Hasil tembakan yang mengenai sasaran dari tiap tiap peserta adalah, 8, 5, 8, 6,, 7, 7, 2, 3, 5, 7. Tentukan rataan tembakan yang menenai sasaran! Jawab : Data Tunggal Data di atas dipandang sebagai sampel, maka : x = + 8 + 5 + 8 + 6 + + 7 + 7 + 2 + 3 + 5 + 7 = 66 dan n = 12 x = x n = 66 12 = 5,5 Data Kelompok Tentukan Rata rata dari data berikut : Nilai Frekuensi (f i ) Titik Tengah (x i ) (f i x i ) 0 9,5 178 50 59 6 5,5 327 60 69 10 6,5 65 70 79 7,5 298 80 89 8,5 338 90-99 2 9,5 189 = = Jadi, rata ratanya adalah 65,83 b. Modus (Nilai terbanyak) x = f x f = 1975 30 = 65,83 Modus adalah nilai yang paling banyak muncul. Untuk data tunggal, modus sangat mudah ditentukan, yaitu data yang yang mempunyai frekuensi terbanyak. Modus mempunyai kelemahan, yaitu apabila kelompok data yang dimaksud memiliki dua nilai modus (bimodal) atau Matematika Dasar Page 8

lebih, atau tidak memiliki modus, misal : Data 5, 7, 8, 10, 10,12,12 memiliki dua modus yaitu 10 dan 12. Untuk data distribusi frekuensi dalam bentuk kelas kelas interval, nilai modus tidak dapat ditentukan dengan tepat tetapi dengan pendekatan. Ada yang berpendapat nilai modus sama dengan nilai tengah kelas yang mempunyai frekuensi terbanyak. Cara lain yang dianggap lebih tepat, yaitu dengan memperhatikan frekuensi kelas sebelum dan sesudah kelas modus. Rumus Modus : = + + Dengan : b = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjanng kelas modal b 1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal b 2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal. Contoh 7.11 Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahan. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti, dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) Frekuensi (f) Frekuensi Kumulatif (fk) 281 283 28 286 287 289 290 292 293 295 296 298 18 36 82 50 10 22 58 10 190 200 Matematika Dasar Page 85

Langkah langkah mengerjakan modus : a) Kelas modal = kelas keempat b) b = 289,5 c) b 1 = 82 36 = 6 d) b 2 = 82 50 = 32 e) p = 28 281 = 3 b Mo = b + p b + b Mo = 289,5 + 3 Mo = 291,26 c. Median Median adalah nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama banyaknya setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Untuk mendapatkan nilai median dari daftar distribusi frekuensi dapat digunakan rumus median, selain itu didapatkan nilai median menggunakan histogram, yang berarti median membagi histogram menjadi dua bagian yang sama luasnya. Rumus Median : 1 = + 2 Dengan : b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak p = panjang kelas median n = ukuran sampel atau banayak data F = jumlah semua fekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median f = frekuensi kelas median Matematika Dasar Page 86

Contoh 7.12 Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti, dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) Frekuensi (f) Frekuensi Kumulatif (fk) 281 283 28 286 287 289 290 292 293 295 296 298 18 36 82 50 10 22 58 10 190 200 Langkah langkah untuk mengerjakan median : i. n = ii. p = 3 iii. b = 289,5 iv. f = 82 v. F = 58 Me = b + p 200 = 100 Me = 289,5 + 3 = 291,03 B. Ukuran Letak Data a. Kuartil (Q i ) Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi bagian yang sama banyak, setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Terdapat 3 buah kuartil, yaitu kuartil bawah atau kuartil pertama dilambangkan Q 1, kuartil tengah atau kuartil kedua atau median dilambangkan q 2, dan kuartil atas atau kuartil ketiga dilambangkan Q 3. Sama halnya dengan median, maka nilai kuartil dapat dihitung dengan cara : Matematika Dasar Page 87

1. Menentukan kelas dimana kuatrtil itu terletak yaitu n + 1, 2. Gunakan atruran : Q = b + p k f Dengan : n = jumlah data dan i =1,2,3 b = batas bawah kelas Q, ialah kelas interval di mana Q i akan terletak p = panjang kelas Q i F = fk = Jumlah frekuensi dengan tanda f kelas lebih kecil dari tanda kelas Q i = frekuensi Contoh 7.13 Data Tunggal Tentukan Q 1, Q 2, dan Q 3 untuk data berikut! 1. 6, 8,, 2,, 7, 5, 2. 3, 5, 1, 5,, 7, 8,, 2 Jawab: 1. Banyak data, n = 8 Data yang telah diurutkan : 2,,,, 5, 6, 7, 8 Q 1 Q 2 Q 3 Q = 1 2 + = ; Q = 1 2 + 5 =,5 ; Q = 1 6 + 7 = 6,5 2 Jadi, Q 1 = ; Q 2 =,5 ; Q 3 = 6,5. 2. Banyak data, n = 9 Data yang telah diurutkan : 1, 2, 3,,, 5, 5, 7, 8 Q 1 Q 2 Q 3 Matematika Dasar Page 88

Q 1 = 2 + 3 = 2,5 ; Q = ; Q = 5 + 7 = 6 Jadi, Q 1 = 2,5 ; Q 2 = ; Q 3 = 6 Data Berkelompok Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti, dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) Frekuensi (f) Frekuensi Kumulatif (fk) 281 283 28 286 287 289 290 292 293 295 296 298 18 36 82 50 10 22 58 10 190 200 Carilah nilai Q 3 nya! Jawab: a) Dengan i = 3 dan n = 200 b) p = 3 c) 200 = 150 d) b = 292,5 e) f = 190 f) F = 10 = + = 292,5 + 3 = 292,65 10 190 b. Desil (D i ) Desil adalah nilai yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama banyak, setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Untuk menentukan desil degunakan rumus sebagai berikut. - Data Tunggal = + 1 10 Matematika Dasar Page 89

- Data Berkelompok = + Dengan : n = jumlah data dan i =1,2,3 b = batas bawah kelas D i, ialah kelas interval di mana D i akan terletak p = panjang kelas D i F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas D i (frekensi kumulatif) f = frekuensi pada kelas D i Contoh 7.1 Data Tunggal Tentukan nilai desil ke-3 dari data berikut! 7 5 8 7 9 6 6 6 8 5 9 8 6 7 9 Jawab: Data yang telah diurutkan : 5 5 6 6 6 6 7 7 7 8 8 8 9 9 9 Bnayak data, n = 15. Letak Desil ke-3 diurutkan data ke-3 adalah: D 3 terletak pada urutan ke-,8. Sehingga: D 3 = x + 0,8( x 5 x ) = 6 + 0,8 (6-6) = 6 Jadi, nilai D 3 adalah 6 =,8 Data Kelompok Ambil data dari contoh 7.12 Matematika Dasar Page 90

Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti, dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) Frekuensi (f) Frekuensi Kumulatif (fk) 281 283 28 286 287 289 290 292 293 295 296 298 18 36 82 50 10 22 58 10 190 200 Carilah nilai D 2 dari data disamping! Jawab: Dengan i = 2 dan n = 200 2 10 200 = 0 b = 286,5 p = 3 f = 50 F = 22 = + = 286,5 + 3 = 287,58 22 50 c. Persentil (P i ) Dalam hal ini kita juga dapat membagi sekelompok data menjadi seratus bagian yang sama banyak, sehingga terdapat 99 nilai pembagi yang disebut persentil. Untuk menghitung nilai persentil digunakan rumus : P = b + p F f Dengan : n = jumlah data dan i =1,2,3 b = batas bawah kelas P i, ialah kelas interval dimana P i terletak p = panjang kelas P i F = jumlah frekunsi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas P i Matematika Dasar Page 91

f = frekuensi P i Contoh 7.15 Data Berkelompok Gunakan data dari Contoh 7.12 Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti, dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) Frekuensi (f) Frekuensi Kumulatif (fk) 281 283 28 286 287 289 290 292 293 295 296 298 18 36 82 50 10 22 58 10 190 200 Carilah nilai P 3 dari data diatas! Jawab: 3 100 200 = 6 b =283,5 p = 3 f = 18 F = = + = 283,5 + 3 = 283,83 18 C. Ukuran Peyebaran Data Ukuran penyebaran data yang biasa digunakan untuk data tunggal antara lain rentang, hamparan simpangan kuartil, simpangan rata arta, ragam dan simpangan baku. a. Rentang atau jangkauan (J) Definisi : Jangkauan data atau rentang data adalah selisih antara data terbeasar (x maks ) dengan data terkecil (x min ). Matematika Dasar Page 92

J = X X b. Hamparan (H) Definisi : Jangkauan antarkuartil atau hamparan adalah selisih antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama H = Q Q c. Simpangan Kuartil (Q d ) Definisi: Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah kali panjang hamparan. Q = 1 2 Q Q Contoh 7.16 Data Tunggal Diketahui data: 3,,, 5, 7, 8, 9, 9, 10. Tentukan jangkauan, jangkauan antarkuartil, dan simpangan kuartil dari data tersebut Jawab; Data: 3,,, 5 7, 8, 9, 9, 10 Q 1 Q 2 Q 3 Q = 1 2 + = ; Q = 7 ; Q = 1 9 + 9 = 9 2 Jangkauan : x maks x min = 10 3 = 7 Hamparan: = 9 = 5 Simpangan Kuartil: = 9 = 2,5 Matematika Dasar Page 93

Data Berkelompok Daftar berikut menyatakan upah tiap jam untuk 65 pegawai di suatu pabrik. Upah (Rupiah) f 50,00 59,99 8 60,00 69,99 10 70,00 79,99 16 80,00 89,99 1 90,00 99,99 10 100,00 109,99 5 110,00 119,99 2 JUMLAH 65 Tentukanlah hamparan dan simpangan kuartil dari data di atas! Jawab: Q 1 = Rp 68,25 dan Q 3 = Rp 90,75 Maka Hamparan(jangkauan atar Kuartil) Q 3 Q 1 = 90,75 68,25 = Rp 22,50 Simpangan Kuartil: Q = Q Q d. Simpangan Rata rata Q = 90,75 68,25 = Rp 11,25 Simpanagan rata rata atau deviasi rata rata merupakan rata rata jarak suatu data terhadap rataan hitungannya. Nilai simpangan rata rata (SR) untuk data tunggal dapat ditentukan dengan rumus: = 1 Dengan : n = banyaknya data x i = nilai data ke-i x = rataan hitung Contoh 7.17 Tentukan simpangan rata rata dari data:1, 3, 5, 8, 10, 12, 13. Matematika Dasar Page 9

Jawab: Data Tunggal n = 8 x =! = = 7 SR = 1 7 + 3 7 + 7 + 5 7 + 8 7 + 10 7 + 12 7 + 13 7 = 6 + + 3 + 2 + 1 + 3 + 5 + 6 = 30 = 3,75 Jadi, simpangan rata = ratanya adalah 3,75 Data Kelompok Nilai Frekuensi (f i ) Titik Tengah (x i ) 0 9,5 21,17 8,68 50 59 6 5,5 11,17 67,02 60 69 10 6,5 1,17 11,70 70 79 7,5 8,83 35,.32 80 89 8,5 18,83 75,32 90 99 2 9,5 28,83 57,66 SR = =, = 11,06 Jadi, simpangan rata ratanya adalah 11,06 e. Ragam dan Simpangan Baku Misalnya data x 1, x 2, x 3, x n mempunyai rataan, maka ragam atau varians (S 2 ) dapat ditentukan dengan rumus: = Sementara itu, simpangan baku atau deviasi baku (S) dapat ditentukan dengan rumus: = = Dengan: n = banyaknya data x i = nilai data ke-i = rataan hitung Matematika Dasar Page 95

Contoh 7.18 Hitunglah ragam dan simpangan baku dari data: 1, 3,, 5, 8, 10, 12, 13 Jawab: Data Tunggal Data: 1, 3,, 8, 10, 12, 13 n = 8 dan x=7, maka: x x = 1 7 + 3 7 + 7 + 5 7 + 8 7 + 10 7 + 12 7 + 13 7 = 36 + 16 + 9 + + 1 + 9 + 25 + 36 = 136 S = x x = 136 = 17 S = S = 17 =,12 (teliti hingga 2 tempat desimal). Jadi, data tersebut mempunyai ragam, S 2 = 17 dan simpangan baku, S=,12 Data Kelompok Berat Frekuensi (f i ) Titik Tengah (x i ) f i x i x i -x x i -x 2 f i x i -x 2 35 39 1 37 37-18 32 32 0 5 2 210-13 169 85 5 9 7 188-8 6 256 50 5 7 52 36-3 9 63 55 59 19 57 1083 2 76 60 6 1 62 868 7 9 686 f i =50 f i x i =2750 f i x i -x 2 =2250 x= f ix i f i = 2750 50 =55 Karena banyaknya data, n = 50 maka dikatakan sampel berukuran besar (n>30) sehingga S 2 = f i(x i -x) 2 = 2250 n 50 =5 S= 5=6,71 Jadi, data tersebut mempunyai ragam (S 2 ) = 5 dan simpangan baku (S) = 6,71 Matematika Dasar Page 96