BAB I PENDAHULUAN. Eleotridae merupakan suatu Famili ikan yang di Indonesia umum dikenal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki 3 pasang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tropis dan diketahui memiliki level

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Lobster laut merupakan salah satu sumber daya hayati kelautan yang penting,

I. PENDAHULUAN. sekitar tahun silam (Alloway et al., 2004). Danau ini terletak di Sumatera

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia,

I. PENDAHULUAN. Fauna (CITES), P. pruatjan masuk ke dalam daftar Appendix I yang dinyatakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Danau Limboto merupakan danau yang berada di Kabupaten Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. Famili Columbidae merupakan kelompok burung dengan ciri umum tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Burung anggota Famili Columbidae merupakan kelompok burung yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tepi laut hingga dataran tinggi. Familia Pandanaceae terdiri dari

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M

BAB I PENDAHULUAN. Udang merupakan komoditas unggul Indonesia. Udang windu (Penaeus

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbesar di seluruh dunia. Nenek moyang ikan mas diduga berasal dari Laut Kaspia

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN. polifiletik (Pethiyagoda, Meegaskumbura dan Maduwage, 2012). Spesies Puntius

Profil DNA 10 aksesi tanaman obat sambiloto dari Pulau Kalimantan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAMAN GENETIK POPULASI INDUK ABALONE (Haliotis diversicolor) ASAL SELAT BALI DENGAN MENGGUNAKAN PENANDA Random Amplified Polimorphic DNA (RAPD)

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

I. PENDAHULUAN. Jenis kelamin menjadi salah satu studi genetik yang menarik pada tanaman

I. PENDAHULUAN. hayati sangat tinggi (megabiodiversity). Keanekaragaman hayati adalah. kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis),

Tabel 1. Produksi Perikanan Di Danau Tondano pada Tahun Jenis Produksi. Sumber: Dinas Perikanan Kabupaten Minahasa s

1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN. Banteng (Bos javanicus d Alton 1823) merupakan salah satu mamalia

KARAKTERISTIK FENOTIPE MORFOMERISTIK DAN KERAGAMAN GENOTIPE RAPD (RANDOMLY AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA) IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. ikan, sebagai habitat burung-burung air migran dan non migran, berbagai jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERAGAMAN Musa acuminata Colla LIAR DENGAN PENDEKATAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

II. TELAAH PUSTAKA. 6. Warna buah Buah masak fisiologis berwarna kuning (Sumber : diolah dari berbagai sumber dalam Halawane et al.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikembangbiakkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2016a) dan produksi dua jenis udang yaitu Litopenaeus vannamei dan Penaeus

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

AMPLIFIKASI GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I (COI) DARI SAMPEL SIRIP IKAN HIU DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA PASANGAN PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. Gurame merupakan ikan air tawar yang berada di perairan Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. komponen tersuspensi dalam air (filter feeder) dan juga sebagai bioindikator

menggunakan program MEGA versi

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI ISOLAT BAKTERI DARI PANTAI BANDEALIT JEMBER BERDASARKAN SEKUEN DNA PENGKODE 16S rrna SKRIPSI. Oleh Dina Fitriyah NIM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tujuh jenis ikan sidat dari total 18 jenis di dunia, ketujuh jenis

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK BEBERAPA POPULASI IKAN BATAK (Tor soro) DENGAN METODE RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA (RAPD) 1

DESKRIPSI IKAN FAMILI MUGILIDAE DI LIMA MUARA SUNGAI DI SULAWESI UTARA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

II. TINJAUAN PUSTAKA. runcing mendukung burung ini untuk terbang lebih cepat. Burung walet sarang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

PENGEMBANGAN BUKU AJAR TABM BERBASIS PENELITIAN UNTUK MAHASISWA S1 JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS MERAH NAJAWA

BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ekonomi yang tinggi. Ikan mas dibudidayakan untuk tujuan konsumsi, sedangkan

Ikan Kakap merah (Red Snapper), Lutjanus malabaricus, adalah salah satu ikan

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

Karakter Morfologis dan Molekular Macrobrachium spp. dari Sungai Opak Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati utama di

KAJIAN POLA PERTUMBUHAN DAN CIRI MORFOMETRIK-MERISTIK BEBERAPA SPESIES IKAN LAYUR

TINJAUAN PUSTAKA Artemisia annua L.

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

I. PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Hingga saat ini jati masih menjadi komoditas mewah

TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan dampak yang merugikan bagi manusia sendiri (Mulyanto, 2007). bahan organik karena faktor terbawa arus (Widi, 2000).

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1 udang mantis (hak cipta Erwin Kodiat)

TINJAUAN PUSTAKA. Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni

BAB I PENDAHULUAN. organisme laut yang sangat tinggi sehingga menjadikan Indonesia salah satu negara

- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuantitas dan Kualitas DNA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

3 SEBARAN SPASIAL-TEMPORAL IKAN T. sarasinorum DI DANAU MATANO

SISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN

Bandung, Juni Fegaira Almas Saniy

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eleotridae merupakan suatu Famili ikan yang di Indonesia umum dikenal sebagai kelompok ikan bakutut atau belosoh. Secara morfologis, anggota Famili ini mirip dengan anggota Famili Gobiidae. Karakter utama yang membedakan kedua Famili tersebut adalah adanya penyatuan sirip pelvik membentuk disk pada Famili Gobiidae, sebaliknya tidak tampak adanya penyatuan kedua sirip pelvik pada Famili Eleotridae walaupun jarak antar pangkal sirip pelviknya sangat dekat (Kottelat et al., 1993). Karakter pembeda lainnya adalah anggota Famili Gobiidae memiliki pangkal sirip dorsal ke dua yang lebih panjang daripada jarak antara bagian posterior sirip dorsal dan batang ekor, sedangkan anggota Famili Eleotridae memiliki pangkal sirip dorsal ke dua yang lebih pendek atau sama panjang dengan jarak antara bagian posterior sirip dorsal dan batang ekor (Larson & Murdy, 2001). Famili Eleotridae memiliki wilayah penyebaran yang luas di dunia. Anggota Famili ini ditemukan di seluruh perairan tropis maupun subtropis (kecuali daerah Mediterania), mencakup sekitar 40 Genus dan 150 spesies (Larson & Murdy, 2001). Di Sulawesi bagian utara, anggota Famili ini ditemukan hidup di beberapa tempat, di antaranya di Danau Tondano yang berada di Provinsi Sulawesi Utara, serta Danau Limboto, Sungai Tapodu dan Sungai Bolango yang berada di Provinsi Gorontalo. 1

2 Haryono dan Tjakrawidjaja (2004) melaporkan bahwa ada dua spesies anggota Famili Eleotridae yang ditemukan di Danau Tondano yaitu Ophiocara porocephala dan Giuris margaritacea sedangkan di Danau Limboto hanya ditemukan satu spesies yakni Ophiocara porocephala. Di Provinsi Gorontalo, Giuris margaritacea ini memiliki dua nama lokal yang berbeda sesuai dengan fase hidupnya. Juvenil spesies ini disebut Payangga, tetapi fase dewasa spesies ini disebut Hulu u. Berbeda dengan daerah Gorontalo, Giuris margaritacea di Provinsi Sulawesi Utara, memiliki nama lokal yang sama baik pada fase juvenil maupun dewasa yakni Payangka. Ikan anggota Famili Eleotridae merupakan bahan makanan favorit masyarakat di Sulawesi bagian utara. Di Gorontalo, ikan yang biasanya dikonsumsi masyarakat pada fase juvenil ini dijual dengan harga yang mahal karena permintaan pasar yang jauh lebih tinggi daripada jumlah ikan yang tersedia. Empat habitat Famili Eleotridae di Sulawesi bagian utara memiliki kondisi ekologis lingkungan yang berbeda-beda. Arus air Sungai Tapodu dan Sungai Bolango cenderung tidak stabil dan lebih kuat dibanding Danau Tondano dan Danau Limboto. Selain itu, meskipun Danau Limboto dan Danau Tondano merupakan badan air dengan kecepatan arus yang lambat dan stabil, kedua danau ini secara geografis terpisah sangat jauh dan terletak dengan ketinggian yang berbeda dari permukaan laut. Hal ini menyebabkan adanya sedikit perbedaan kondisi fisik lingkungan di kedua danau tersebut. Danau Limboto berada di ketinggian 25 m dpl (Haryono & Tjakrawidjaja, 2004) dengan temperatur rata-

3 rata bulanan 22,2 31,3 C (Akuba et al., 2009). Berbeda dengan Danau Limboto, Danau Tondano memiliki kisaran temperatur bulanan yang lebih rendah antara 19 27 C disebabkan oleh letaknya yang lebih tinggi yakni 620 m dpl (Soeroto, 1988). Kondisi ekologis habitat akan mempengaruhi populasi yang mendiami habitat tersebut. Menurut Motta et al. (1995), organisme memberikan respon terhadap tantangan ekologis lingkungan yang menyebabkan terjadinya variasi morfologi baik dalam tingkatan individu, populasi maupun spesies. Penelitian Aguirre (2009) pada Stickleback Fish di Alaska mendukung pernyataan Motta et al. (1995) ini. Stickleback Fish yang hidup di sungai memiliki tubuh yang lebih ramping dibanding Stickleback Fish yang hidup di danau (Aguirre, 2009). Danau Tondano dan Danau Limboto merupakan daerah dengan kondisi kritis. Pada tahun 1961, luas area Danau Limboto adalah 4250 Ha dengan kedalaman 10 m (Akuba et al., 2009). Tahun 2002, luas area Danau Limboto hanya 3000 Ha dengan kedalaman rata-rata 2 m (Asir, 2010). Kondisi yang hampir sama juga terjadi pada Danau Tondano. Pada tahun 2007, kedalaman ratarata Danau Tondano hanya 15 m dari kedalaman sebelumnya yang mencapai 40 m pada tahun 1934 (Asir, 2010). Selain itu, berdasarkan dampak aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan, Danau Tondano berada pada status konservasi B (Danger) sedangkan Danau Limboto berada pada status konservasi C (Very Danger) (Haryono & Tjakrawidjaja, 2004).

4 Berkurangnya habitat mengakibatkan terjadinya reduksi ukuran populasi (Burkey, 1995). Ukuran populasi ini berpengaruh pada kemampuan organisme untuk bertahan hidup di habitat yang ditempatinya. Reed dan Frankham (2003) menyatakan bahwa dampak langsung dari reduksi ukuran populasi adalah meningkatnya koefisien inbreeding. Jika inbreeding ini terjadi terus-menerus, variasi genetik dalam populasi tersebut akan mengalami penurunan. Lebih lanjut lagi, Frankham et al. (2002) menyatakan bahwa populasi dengan variasi genetik yang rendah cenderung tidak dapat bertahan terhadap tekanan lingkungan dan penyakit. Variasi genetik dapat dianalisis dengan menggunakan teknik Inter-simple Sequence Repeat Polymerase Chain Reaction (ISSR-PCR). Menurut Wang et al. (2008), ISSR adalah lokus polimorfik yang ada pada DNA nukleus dan DNA organela yang mengandung satu sampai enam unit pasangan basa yang berulang. Dari hasil ISSR-PCR diperoleh data profil genetik individu yang berupa fragmen DNA. Profil DNA ini tidak hanya menunjukkan variasi genetik suatu populasi, tetapi juga dapat menggambarkan kemiripan genetik antar populasi maupun antar spesies yang hubungan taksonominya dekat. Berdasarkan uraian di atas, dipandang perlu dilakukan penelitian mengenai variasi morfologis dan genetik anggota Famili Eleotridae di Danau Tondano, Danau Limboto, Sungai Tapodu dan Sungai Bolango Sulawesi bagian utara.

5 B. Rumusan Masalah Permasalahan yang diselidiki dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana variasi morfologis anggota Famili Eleotridae di Danau Tondano, Danau Limboto, Sungai Tapodu, dan Sungai Bolango, Sulawesi bagian utara? 2. Bagaimana variasi genetik anggota Famili Eleotridae dengan penanda ISSR di Danau Tondano, Danau Limboto, Sungai Tapodu, dan Sungai Bolango, Sulawesi bagian utara? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yakni: 1. Mengetahui variasi morfologis anggota Famili Eleotridae di Danau Tondano, Danau Limboto, Sungai Tapodu, dan Sungai Bolango, Sulawesi bagian utara. 2. Mengetahui variasi genetik anggota Famili Eleotridae dengan penanda ISSR di Danau Tondano, Danau Limboto, Sungai Tapodu, dan Sungai Bolango, Sulawesi bagian utara. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah menghasilkan informasi ilmiah mengenai variasi morfologis dan variasi genetik anggota Famili Eleotridae di Danau Tondano, Danau Limboto, Sungai Tapodu, dan Sungai Bolango Sulawesi bagian utara sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan pengelolaan dan sebagai bahan rujukan untuk penelitian lainnya.

6 E. Ruang Lingkup Penelitian Sampel anggota Famili Eleotridae yang diteliti diambil dari 4 lokasi, satu lokasi yakni Danau Tondano berada di Provinsi Sulawesi Utara sedangkan 3 lokasi lainnya yakni Danau Limboto, Sungai Tapodu dan Sungai Bolango berada di Provinsi Gorontalo. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah random purposive sampling. Pengamatan karakter morfologis meliputi 3 hal yakni karakter morfologi, karakter meristik, dan karakter morfometrik. Karakter morfologi berhubungan dengan penampakan morfologi tubuh. Karakter meristik meliputi penghitungan jumlah bagian-bagian tubuh tertentu. Karakter morfometrik meliputi pengukuran bagian-bagian tubuh dan analisis matematika berdasarkan landmark geometri. Pengamatan karakter genetik dilakukan dengan menggunakan penanda molekular ISSR. DNA sampel diisolasi dan kemudian diamplifikasi dengan primer ISSR. Selanjutnya dilakukan visualisasi hasil amplifikasi sekuen DNA dengan sinar UV untuk melihat variasi genetik sampel.