BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada tahun 1977 dengan biaya INPRES di atas tanah kas desa seluas 1500 m 2. SD Negeri Ampel 03 sudah mengalami empat kali perbaikan dengan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK), sehingga menjadikan SD Negeri Ampel 03 mempunyai ruangan yang cukup lengkap. Sarana yang ada di SD Negeri Ampel 03 diantaranya 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS dan koperasi, 1 gudang, 1 kantin, 2 WC siswa dan 2 WC guru. Setiap ruangan memiliki keadaan yang cukup baik, terdapat ventilasi yang memadai, penerangan yang cukup dan suasana yang nyaman. Selain itu, halaman SD Negeri Ampel 03 cukup luas yang biasanya digunakan untuk upacara bendera dan kegiatan sekolah lainnya. Letaknya yang berada di pedesaan menjadikan suasana SD Negeri Ampel 03 masih asri serta tenang dan nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Buku pembelajaran yang dimiliki SD Negeri Ampel 03 kurang mencukupi, karena jumlahnya lebih sedikit dari jumlah siswa. Untuk alat peraga pembelajaran cukup lengkap, hanya saja penggunaannya masih kurang maksimal. Tenaga pengajar di SD Negeri Ampel 03 ada 9 terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 penjaga sekolah. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Ampel 03 sebanyak 127 siswa. Siswa yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Seluruh siswa berasal dari penduduk sekitar SD Negeri Ampel 03, yaitu para penduduk dukuh Ngaduman. Sebagian besar mata pencaharian orang tuanya adalah petani dan buruh. Kesadaran belajar siswa SD Negeri Ampel 03 pada umumnya masih rendah. Hanya sebagian kecil siswa kelas IV yang mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran. 51

52 4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu penulis melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui suasana pembelajaran dan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ampel 03 sebelum dilaksanakan penelitian pada semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 menunjukkan hasil belajar siswa yang masih rendah. Terlihat dari nilai ulangan harian Ilmu Pengetahuan Alam materi perubahan lingkungan masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 70. Adapun data hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Ampel 03 sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Kondisi Awal No Nilai Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Prosentase (%) 1 38-46 4 15,4 2 47-55 10 38,5 3 56-64 3 11,5 4 65-73 5 19,2 5 74-82 2 7,7 6 83-91 2 7,7 Jumlah 26 100 Rata-rata 59,6 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 40 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 38-46 sebanyak 4 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 47-55 sebanyak 10 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 56-64 sebanyak 3 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65-73 sebanyak 5 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 74-82 sebanyak siswa, dan siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 83-91 sebanyak 2 siswa. Nilai ratarata siswa pada kondisi awal sebelum tindakan yaitu 59,6. Nilai terendah pada kondisi awal adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90.

53 Untuk lebih jelasnya, rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA sebelum diberikan tindakan disajikan dalam diagram 4.1 berikut: 69,2% 30,8% Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Mengacu pada kriteria ketuntasan minimal yaitu 70, maka prosentase keseluruhan siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan maupun belum, disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Sebelum Tindakan No Nilai Prosentase Keterangan Jumlah Siswa (%) 1 70 18 69,2 Belum Tuntas 2 70 8 30,8 Tuntas Jumlah 26 100 Rata-rata 59,6 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 40 Berdasarkan tabel prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SDN Ampel 03 sebelum tindakan, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 18 siswa atau 69,2% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 8 siswa atau 30,8% dari total keseluruhan siswa.

54 Ada beberapa pengaruh yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Tingkat pemahaman siswa terhadapa materi yang disajikan masih rendah. Hal ini dikarenakan model pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, mencatat apa yang ditulis atau disampaikan guru, kemudian mengerjakan soal di buku tugas. Guru kurang mempunyai keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan selalu menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode konvensional secara terus menerus akan mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang bermakna, siswa merasa jenuh dan kurang termotivasi untuk belajar yang berakibat hasil belajar siswa kurang maksimal. Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas IV di SDN Ampel 03 Kecamatan Ampel Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, penulis akan melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble pada mata pelajaran IPA guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus akan terdiri dari tiga pertemuan. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I 4.2.2.1 Tahap Perancanaan Tindakan Siklus I Tindakan siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3. Masing-masing pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Sebelum melaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, antara lain: a. Bersama dengan guru pengajar memeriksa kembali RPP yang telah disusun dan mencermati setiap butir yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan. b. Menyiapakan alat peraga dan sarana lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan. c. Mengecek kembali kelengkapan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati bersama dengan guru pengajar.

55 4.2.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya. Pada pertemuan pertama terdapat empat indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan pengertian sumber daya alam, mengidentifikasi jenis sumber daya alam menurut manfaatnya, mengidentifikasi jenis sumber daya alam menurut ketersediaannya, dan mengidentifikasi jenis sumber daya alam menurut jenisnya. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan pertama: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru pengajar meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum masuk ke materi guru memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan kepada siswa, Sebutkan nama-nama barang yang ada di atas meja kalian? Sekarang sebutkan bahan dasar barang-barang tersebut. Siswa diminta menyebutkan bahan dasar barang-barang yang ada di atas meja masing-masing. Setelah apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat mempelajari materi pembelajaran yang akan berlangsung yaitu pengertian dan jenis sumber daya alam. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam model pembelajaran scramble. Kemudian guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang heterogen, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Tiap kelompok diminta memberi nama kelompoknya dengan nama tokoh kartun. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru melibatkan siswa dalam memberikan informasi awal atau penjelasan materi secara ringkas tentang pengertian sumber daya alam. Lebih lanjut guru bersama siswa melakukan kegiatan

56 tanya jawab mengenai jenis-jenis sumber daya alam. Kemudian siswa dalam kelompok dibagikan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang jenis SDA menurut manfaatnya, ketersediaannya, dan jenisnya beserta contoh-contohnya. Dari kartu soal siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menyususun menemukan kartu jawaban dengan cepat dan tepat. Selama kegiatan tersebut berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang jenis-jenis sumber daya alam beserta contohnya. Meskipun siswa berkelompok, pertama kali mereka bekerja sendiri-sendiri. Setelah mendapat pengarahan dari guru, kemudian mereka berpikir dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang jenis-jenis sumber daya alam beserta contohnya. Jawaban yang sudah tersusun atau ditemukan kemudian ditulis di kartu yang telah dibagikan sebelumnya. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Suasana yang tercipta pada tahap ini sangat gaduh, karena siswa yang belum mendapatkan giliran untuk berpresentasi justru sibuk sendiri. Namun, hal tersebut dapat segera diatasi oleh guru ketika siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil presentasi kelompok. Setelah mempresentasikan, kartu jawaban ditempel di tempat yang telah disediakan. Selama kegiatan inti berlangsung, guru melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa. Untuk memantapkan siswa mengenai materi yang dipelajari, guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa dalam menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang materi jenis sumber daya alam. Guru dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti model pembelajaran scramble. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

57 c) Kegiatan Penutup Guru bersama siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang jenis-jenis sumber daya alam beserta contohnya yang telah dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran model scramble. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Guru juga menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungannya. Pada pertemuan kedua terdapat tiga indicator, menggolongkan benda yang berasal dari tumbuhan, menggolongkan benda yang berasal dari hewan dan menggolongkan benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan apersepsi, guru melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, Bagian hewan apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kita?. Setelah apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat mempelajari materi pembelajaran yang akan berlangsung yaitu kelompok benda berdasarkan asalnya. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam model pembelajaran scramble. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang heterogen, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.

58 b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru melibatkan siswa dalam memberikan penjelasan materi secara ringkas tentang kelompok benda berdasarkan asalnya. Lebih lanjut guru bersama siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai benda yang berasal dari tumbuhan, hewan dan bahan alam tak hidup. Kemudian siswa dalam kelompok dibagikan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang macam benda yang berasal dari tumbuhan, yaitu bahan pangan, bahan sandang, peralatan rumah tangga dan produk kesehatan, dari hewan yaitu bahan pangan, bahan sandang dan produk kesehatan dan dari bahan alam tak hidup yaitu bahan bangunan dan peralatan rumah tangga. Dari kartu soal tersebut siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menyususun menemukan kartu jawaban dengan cepat dan tepat. Selama kegiatan tersebut, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang macam benda yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan bahan alam tak hidup. Jawaban yang sudah tersusun atau ditemukan kemudian ditulis di kartu yang telah dibagikan sebelumnya. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Suasana pada tahap ini juga lebih terkendali dari pada pertemuan pertama. Lebih banyak siswa yang memberikan tanggapan dan komentar hasil presentasi. Hal ini dikarenakan hasil yang mereka temukan memang bervariasi. Selama kegiatan inti berlangsung, guru melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa. Setelah mempresentasikan, kartu jawaban ditempel di tempat yang telah disediakan. Dari kartu-kartu tersebut guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses dalam menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang macam benda yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan bahan alam tak hidup. Guru dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti model pembelajaran scramble. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

59 c) Kegiatan Penutup Guru bersama siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang macam benda yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan bahan alam tak hidup yang telah dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran model scramble. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut dan materi pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. Pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Mei 2014. Pada pertemuan ketiga ini dilakukan evaluasi akhir siklus. Guru pengajar menjelaskan pada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru membagikan soal evaluasi pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama siswa mencocokkan hasil pekerjaaan siswa dan langsung mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa. 4.2.2.3 Tahap Observasi Tindakan Siklus I Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang mengacu pada kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil observasi akan dianalisis untuk memantau sejauh mana pengaruh upaya tindakan perbaikan terhadap tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dari observasi ini dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator yang merupakan guru kelas V. Berdasarkan observasi, guru telah menerapkan model pembelajaran scramble dengan baik. Guru dapat mengatur serta mengendalikan proses belajar mengajar. Pada awal pembelajaran scramble ada beberapa siswa yang bingung, tetapi guru dapat mengantisipasi hal tersebut dengan cara menjadi fasilitator yang baik dan membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan.

60 No Observasi yang dilakukan juga meliputi observasi respon siswa dengan cara mengamati aktifitas setiap siswa dan menyesuaikan dengan indikator respon siswa. Berdasarkan pengamatan respon siswa menunjukkan siswa memberikan yang respon positif dalam mengikuti pembelajaran. Namun, masih ada siswa yang bingung walaupun siswa sudah turut serta dalam tugas belajarnya. Terdapat siswa yang perlu teguran agar memperhatikan guru ketika menjelaskan materi. Hasil observasi model pembelajaran scramble dapat dilihat pada tabel 4.3, sedangkan respon siswa dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.3 Hasil Observasi Model Pembelajaran Scramble Siklus I Uraian kegiatan guru dan siswa Keterlaksanaan Pertemuan 1 2 1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? 3 Apakah guru meminta siswa untuk membentuk kelompok? 4 Apakah guru menjelaskan materi secara singkat? 5 Apakah guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa? 6 Apakah siswa diberikan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya sesuai materi? 7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masing-masing? 8 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? 9 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? 10 Apakah guru berkeliling untuk memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? 11 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya? 12 Apakah secara berkelompok siswa dapat menemukan hasil pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban tersebut? 13 Apakah perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas? 14 Apakah kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari kelompok yang presentasi didepan kelas? 15 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? 16 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? - - 17 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya? 18 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dalam kelompok dan mencocokan kartu soal dengan kartu jawaban - yang acak hurufnya? 19 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada pembelajaran scramble? - - 20 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran?

61 Pada tabel 4.3 tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan model pembelajaran scramble karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan ( 16 langkah dari semua langkah). Berarti pada siklus I ini, variabel tindakan telah mencapai indikator keberhasilan. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua, langkah-langkah model pembelajaran scramble telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada hasil observasi respon siswa, indikator keberhasilan juga telah dicapai dalam pelaksanaan model pembelajaran scramble. Hasil observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4. No Tabel 4.4 Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Respon Siswa Keterlaksanaan Pertemuan 1 2 1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? 3 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya? 4 Apakah siswa dapat menemukan hasil pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban tersebut? 5 Apakah siswa bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok? 6 Apakah siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas? 7 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? 8 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran? - -

62 4.2.2.4 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu 3 Mei 2014 didapatkan hasil belajar 26 siswa setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Ampel 03, adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus I No Nilai Siklus I Jumlah Siswa Prosentase (%) 1 56-64 3 11,5 2 65-73 8 30,8 3 74-82 7 26,9 4 83-91 7 26,9 5 92-100 1 3,8 Jumlah 26 100 Rata-rata 78,1 Nilai Tertinggi 95,5 Nilai Terendah 59,1 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran scramble menunjukkan bahwa perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) adalah sebanyak 22 siswa atau 84,6 % sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa atau 15,4%. Kondisi ini mengalami perubahan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum tindakan. Pada kondisi setelah siklus I, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 56-64 sebanyak 3 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65-73 sebanyak 8 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 74-82 sebanyak 7 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 83-91 sebanyak 7 siswa, dan siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 92-100 sebanyak 1 siswa. Nilai rata-rata siswa meningkat, pada kondisi awal sebelum tindakan 59,6 menjadi 78,1 pada siklus I. Nilai terendah pada siklus I adalah 59,1 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 95,5. Untuk lebih jelasnya mengenai data ketuntasan hasil belajar siklus I dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:

63 84,6% 15,4% Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Berdasarkan data perolehan hasil belajar dan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siklus I No Nilai Prosentase Keterangan Jumlah Siswa (%) 1 70 4 15,4 Belum Tuntas 2 70 22 84,6 Tuntas Jumlah 26 100 Rata-rata 78,1 Nilai Tertinggi 95,5 Nilai Terendah 59,1 Berdasarkan tabel prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ampel 03 siklus I, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 4 siswa atau 15,4% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 22 siswa atau 84,6% dari total keseluruhan siswa. 4.2.2.5 Tahap Refleksi Siklus I Tahapan ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Refleksi siklus I ini untuk mengatasi kekurangan-

64 kekurangan yang terdapat pada siklus I, sehingga tidak terulang lagi pada siklus II. Kegiatan refleksi dilakukan bersama antara penulis, guru pengajar, guru kolaborator (observer) dan perwakilan beberapa siswa. Berdasarkan hasil observasi, terdapat kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran model scramble. Pembelajaran IPA kelas IV pada materi hubungan sumber daya alam dengan lingkungan pada siklus I ini telah berhasil sesuai kriteria yang ditentukan, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 80%. Nilai yang diperoleh pada siklus I ini dengan nilai terendah 59,1 dan nilai tertinggi 95,5 dengan rata-rata 78,1. Hal ini dapat tercapai karena kelebihan pada model pembelajaran scramble diantaranya adalah pembelajaran disajikan seperti kompetisi sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal yang disediakan. Seluruh siswa terlibat dalam kegiatan belajar. Siswa lebih aktif dan mempunyai semangat dalam pembelajaran serta mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Meskipun telah berhasil sesuai kriteria yang diharapkan, namun tetap ada kelemahan selama pembelajaran. Hasil diskusi penulis, pengajar dengan guru kolaborator mengungkapkan kelemahan yaitu pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali ketika siswa bekerja dalam kelompok dan saat presentasi di depan kelas. Pada awal pertemuan, siswa belum memahami langkah-langkah model pembelajaran scramble dengan benar. Pada siklus I dijumpai kondisi pembelajaran yang belum memunculkan sikap toleransi dan apresiatif saat kegiatan presentasi. Hal ini ditunjukkan dengan terdapat beberapa siswa yang berbicara dengan teman ketika ada kelompok yang presentasi. Mengacu pada kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran, penulis memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II yaitu guru lebih membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran scramble. Guru mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang presentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi tersebut. Memberikan penguatan kepada siswa yang menjawab benar baik secara individu maupun kelompok.

65 4.2.3 Pelaksanaan Siklus II 4.2.3.1 Tahap Perancanaan Tindakan Siklus II Pada tahap perencanaan tindakan siklus II ini, penulis bersama guru pengajar memperbaiki skenario pembelajaran model scramble yang akan dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer dan refleksi siklus I, maka guru pengajar melakukan upaya perbaikan pembelajaran, membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran, mengarahkan siswa untuk memperhatikan dan memberikan komentar terahadap hasil presentasi siswa lain dan memberikan penguatan kepada siswa yang menjawab dengan benar. Selain itu guru pengajar juga menyiapkan kembali lembar kerja siswa, lembar evaluasi, rubrik penilaian dan alat peraga. 4.2.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II ini sama dengan tindakan siklus I, pembelajaran dilaksanakan tiga pertemuan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: Pertemuan I Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 6 Mei 2014 dengan kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Pada pertemuan pertama terdapat empat indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menjelaskan hubungan sumber daya alam dan teknologi, mengidentifikasi teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya tumbuhan, mengidentifikasi teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya hewan, dan mengidentifikasi teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya tanah. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus II pertemuan pertama: a) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi.

66 Kegiatan apersepsi dilakukan dengan memberi pertanyaan kepada siswa, Pakaian seragam yang kamu pakai terbuat dari apa?. Setelah apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat mempelajari materi pembelajaran yang akan berlangsung yaitu hubungan sumber daya alam dengan teknologi. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam model pembelajaran scramble. Kemudian guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang heterogen, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru melibatkan siswa dalam memberikan informasi awal atau penjelasan materi secara ringkas tentang hubungan sumber daya alam dengan teknologi. Lebih lanjut guru bersama siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai proses pembuatan bahan sandang berasal dari kapas, wol, dan sutera. Kemudian siswa dalam kelompok dibagikan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya tumbuhan: pengolahan padi menjadi beras, pengolahan ubi menjadi kerupuk, mesin pembuat kertas untuk mengolah kayu menjadi kertas, mesin pemintal untuk mengolah kapas menjadi benang. Dari kartu soal siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menyususun menemukan kartu jawaban dengan cepat dan tepat. Selama kegiatan tersebut berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya tumbuhan: pengolahan padi menjadi beras, pengolahan ubi menjadi kerupuk, mesin pembuat kertas untuk mengolah kayu menjadi kertas, mesin pemintal untuk mengolah kapas menjadi benang. Jawaban yang sudah tersusun atau ditemukan kemudian ditulis di kartu yang telah dibagikan sebelumnya. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pembelajaran pada siklus II ini lebih kondusif dan siswa sudah terbiasa dengan alur model pembelajaran scramble. Saat menanggapi atau

67 mengomentari hasil presentasi temannya, juga lebih kondusif dan aktif. Selama kegiatan inti berlangsung, guru melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa. Setelah mempresentasikan, kartu jawaban ditempel di tempat yang telah disediakan. Dari kartu-kartu tersebut guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses dalam menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya tumbuhan: pengolahan padi menjadi beras, pengolahan ubi menjadi kerupuk, mesin pembuat kertas untuk mengolah kayu menjadi kertas, mesin pemintal untuk mengolah kapas menjadi benang. Guru dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti model pembelajaran scramble. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami. c) Kegiatan Penutup Guru bersama dengan siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang teknologi yang digunakan untuk mengolah sumber daya tumbuhan yang telah dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran model scramble. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut. Guru juga menyampaikan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 Mei 2014 dengan kompetensi dasar yang masih sama yaitu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Pada pertemuan kedua terdapat dua indikator pembelajaran yang disampaikan yaitu menyebutkan contoh benda yang termasuk bahan baku dan menyebutkan contoh benda yang termasuk bahan jadi. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran pada Siklus II pertemuan kedua: a) Kegiatan Awal Guru membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen dan melakukan apersepsi. Sebelum melakukan kegiatan apersepsi, guru

68 melakukan kegiatan prasyarat dengan menanyakan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan apersepsi dilakukan dengan menujukan beberapa bahan jadi seperti kemoceng, kertas dan permen. Kemudian memberi pertanyaan kepada siswa, Sebutkan bahan semula dari benda tersebut?. Setelah apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat mempelajari materi pembelajaran yang akan berlangsung yaitu bahan baku dan bahan jadi. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan cara belajar yang ditempuh dalam model pembelajaran scramble. Kemudian guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang heterogen, dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, guru melibatkan siswa dalam memberikan informasi awal atau penjelasan materi secara ringkas tentang bahan baku dan bahan jadi. Lebih lanjut guru bersama siswa melakukan kegiatan tanya jawab mengenai bahan baku dan bahan jadi. Kemudian siswa dalam kelompok dibagikan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang bahan baku dan bahan jadi. Dari kartu soal siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menyususun menemukan kartu jawaban dengan cepat dan tepat. Selama kegiatan tersebut berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa untuk menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang bahan baku dan bahan jadi. Pada pembelajaran kali ini alokasi waktu pada kegiatan inti lebih pendek dari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Hal ini dikarenakan akan adanya evaluasi atau tes pada akhir pembelajaran. Jawaban yang sudah tersusun atau ditemukan kemudian ditulis di kartu yang telah dibagikan sebelumnya. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Suasana pada pertemuan kali ini berjalan sangat kondusif dan siswasiswa aktif dalam mengomentari hasil presentasi temannya. Selama kegiatan inti berlangsung, guru melakukan penilaian proses. Penilaian yang dilakukan menyangkut penilaian afektif dan psikomotor siswa. Setelah

69 mempresentasikan, kartu jawaban ditempel di tempat yang telah disediakan. Dari kartu-kartu tersebut guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap proses dalam menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya tentang tentang bahan baku dan bahan jadi. Guru dan siswa melakukan refleksi dalam mengikuti model pembelajaran scramble. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. c) Kegiatan Penutup Guru bersama siswa membuat penegasan atau kesimpulan tentang bahan baku dan bahan jadi yang telah dipelajari oleh siswa dalam pembelajaran model scramble. Guru memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut dan materi pertemuan sebelumnya, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. Pertemuan III Pertemuan terakhir dari penelitian tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Mei 2014. Pada pertemuan terakhir ini dilakukan evaluasi akhir siklus. Guru pengajar menjelaskan pada siswa tentang peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru membagikan soal evaluasi pada setiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama siswa mencocokkan hasil kerja siswa dan langsung mengumumkan hasil nilai tes kepada siswa. 4.2.3.3 Tahap Observasi Tindakan Siklus II Sama halnya pada siklus I, pada siklus ini kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator meliputi kegiatan guru dan siswa dalam model pembelajaran scramble serta respon siswa.

70 Berdasarkan pengamatan pembelajaran model scramble pada siklus II lebih kondusif dan terkendali. Sebagian besar siswa telah memberikan respon positif dalam pembelajaran model scramble. Hanya ada dua siswa yang masih kurang aktif dalam pembelajaran. Hasil observasi model pembelajaran scramble siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7, sedangkan respon siswa siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8. No Tabel 4.7 Hasil Observasi Model Pembelajaran Scramble Siklus II Uraian kegiatan guru dan siswa Keterlaksanaan Pertemuan 1 2 1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? 3 Apakah guru meminta siswa untuk membentuk kelompok? 4 Apakah guru menjelaskan materi secara singkat? 5 Apakah guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa? 6 Apakah siswa diberikan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya sesuai materi? 7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masing-masing? 8 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? 9 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? 10 Apakah guru berkeliling untuk memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? 11 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya? 12 Apakah secara berkelompok siswa dapat menemukan hasil pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban tersebut? 13 Apakah perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas? 14 Apakah kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari kelompok yang presentasi didepan kelas? 15 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? 16 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? 17 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya? 18 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dalam kelompok dan mencocokan kartu soal dengan kartu jawaban yang acak hurufnya? 19 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada pembelajaran scramble? 20 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran?

71 Sama halnya dengan siklus I, pada tabel 4.7 tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan model pembelajaran scramble karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Berarti pada siklus II ini, variabel tindakan telah mencapai indikator keberhasilan. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua, semua langkah model pembelajaran scramble telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada hasil observasi respon siswa, indikator keberhasilan juga telah dicapai dalam pelaksanaan model pembelajaran scramble. Hasil observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8. No Tabel 4.8 Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II Respon Siswa Keterlaksanaan Pertemuan 1 2 1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? 3 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang acak hurufnya? 4 Apakah siswa dapat menemukan hasil pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban tersebut? 5 Apakah siswa bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok? 6 Apakah siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas? 7 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? 8 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran?

72 4.2.3.4 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Siklus II I. Paparan Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu 10 Mei 2014 didapatkan hasil belajar setelah pelaksanaan tindakan siklus II pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Ampel 03, adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siklus II No Nilai Siklus II Jumlah Siswa Prosentase (%) 1 65-73 2 7,7 2 74-82 5 19,2 3 83-91 13 50 4 92-100 6 23,1 Jumlah 26 100 Rata-rata 86,5 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 65 Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar (KKM=70) pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran scramble mencapai 96,2% atau sebanyak 25 siswa yang tuntas. Dan hanya 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau 3,8%. Kondisi ini mengalami peningkatan dari hasil tindakan siklus I. Pada kondisi setelah siklus I, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65-73 sebanyak 2 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 74-82 sebanyak 5 siswa, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 83-91 sebanyak 13 siswa, dan siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 92-100 sebanyak 6 siswa. Nilai rata-rata siswa juga meningkat, pada siklus I yaitu 78,1 menjadi 86,5 pada siklus II. Nilai terendah pada siklus II adalah 65 dan nilai tertinggi yang dicapai adalah 100. Untuk lebih jelasnya mengenai data ketuntasan hasil belajar siklus II dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut:

73 96,2% Tuntas Belum Tuntas 3,8% Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Berdasarkan data perolehan hasil belajar dan mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) dapat disajikan dalam tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siklus II No Nilai Prosentase Keterangan Jumlah Siswa (%) 1 70 1 3,8 Belum Tuntas 2 70 25 96,2 Tuntas Jumlah 26 100 Rata-rata 86,5 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 65 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 1 siswa atau 3,8% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan siswa yang nilainya telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 25 siswa atau 96,2% dari total keseluruhan siswa. Dengan hasil ini membuktikan bahwa penelitian tindakan yang dilakukan sebanyak 2 siklus telah berhasil karena telah melebihi batas ketuntasan yaitu 80%. II. Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Pencapaian hasil belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

74 No Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah Siswa Prosent ase (%) Jumlah Siswa Prosent ase (%) Jumlah Siswa Prosent ase (%) 1 Tuntas 8 30,8 22 84,6 25 96,2 2 Belum Tuntas 18 69,2 4 15,4 1 3,8 Jumlah 26 100 26 100 26 100 Rata-rata 59,6 78,1 86,5 Nilai Tertinggi 90 95,5 100 Nilai Terendah 40 59,1 65 Berdasarkan tabel 4.11, penelitian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran scramble ini telah meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan kriteria minimal (KKM=70) sebanyak 8 siswa dari 16 siswa atau 30,8%. Nilai rata-rata yang diperoleh pada kondisi awal adalah 59,6 dengan pencapaian nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I mendapatkan hasil peningkatan yang signifikan, yaitu sebanyak 22 siswa telah memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal, jika dalam prosentase siswa yang telah tuntas sebanyak 84,6%. Nilai rata-rata yang dicapai juga meningkat menjadi 78,1 dengan pencapaian nilai tertinggi 95,5 dan nilai terendah 59,1. Berdasarkan hasil tersebut penelitian tindakan pada siklus I ini telah berhasil karena telah mencapai kriteria keberhasilan dalam penelitian ini, yaitu ketuntasan klasikal sebesar 80%. Peningkatan tersebut cukup besar, dari ketuntasan 30,8% menjadi 84,6% atau meningkat sebesar 53,8%, dari rata-rata 59,6 menjadi 78,1. Meskipun siklus I telah berhasil, penelitian tindakan ini tetap masih dilanjutkan ke siklus II. Hasil dari penelitian tindakan siklus II juga mengalamai peningkatan lagi, dengan ketuntasan belajar menjadi 96,2%. Sebanyak 25 siswa yang mencapai nilai lebih dari KKM, dan hanya 1 siswa yang tidak tuntas setelah penelitian tindakan siklus II ini. Nilai rata-rata yang dicapai setelah siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya

75 yaitu 86,5 dengan pencapaian nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 65. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran scramble dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA materi sumber daya alam siswa kelas IV SDN Ampel 03 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2013/2014. Hasil tersebut disajikan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II berikut: 84,6% 96,2% 69,2% 30,8% Tuntas Belum Tuntas 15,4% 3,8% Kondisi Awal Siklus I Siklus II Diagram 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II 4.2.3.5 Tahap Refleksi Siklus II Pada tahap refleksi kali ini, penulis membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan indikator keberhasilan tersebut, sampai pada siklus II ini penelitian sudah berhasil. Untuk variabel tindakan dikatakan berhasil apabila 80% ( 16 langkah) langkah-langkah model pembelajaran scramble dilaksanakan oleh guru. Padahal pada siklus I dan siklus II 20 langkah berhasil dilakukan oleh guru. Dan untuk variabel hasil belajar, pencapaian nilai KKM=70 pada 80% siswa. Padahal pada siklus I siswa yang telah mencapai ketuntasan hasil belajar sebanyak 84,6 % dan siklus II sebanyak 96,2%. Berdasarkan hasil yang telah mencapai indikator keberhasilan tersebut, maka penelitian ini sampai pada siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

76 4.3 Pembahasan Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Ampel 03 dengan menerapkan model pembelajaran scramble. Model pembelajaran scramble dilaksanakan dengan langkah-langkah: guru menyampaikan materi pembelajaran secara singkat, guru membagi siswa menjadi kelompok heterogen yang terdiri dari 3-5 siswa, siswa bekerja dalam kelompok untuk mencocokkan kartu soal dengan kartu jawaban yang terdiri dari kata dengan huruf acak, penyampaian dan pembahasan hasil kerja siswa, pemeriksaan dan penilaian hasil kerja siswa. Melalui model pembelajaran ini siswa dituntut untuk berkonsentrasi, berpikir cepat dan tepat sehingga siswa akan terlibat secara aktif dan nantinya akan lebih mudah mengingat. Jika suasana belajar yang menyenangkan sudah tercipta, maka dengan sendirinya pola pandang mereka terhadap pelajaran IPA akan berubah menjadi positif. Proses pembelajaran tidak dirasakan sebagai beban tapi dapat dirasakan sebagai suatu pengalaman belajar yang menyenangkan. Dalam pembelajaran ini siswa belajar secara kelompok sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok. Siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaiaannya di depan kelas dan siswa lain memberi komentar atau tanggapan. Dominasi guru dalam model pembelajaran scramble menjadi berkurang sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui kegiatan diskusi dan presentasi. Pada pertemuan terakhir guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Rober B. Taylor (dalam Huda, 2013: 303), Scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Untuk menyusun kembali jawaban yang masih acak, membutuhkan konsentrasi yang tinggi dari siswa. Membutuhkan kecepatan dalam berpikir, karena siswa akan berkompetisi untuk mendapatkan jawaban yang benar secara cepat. Sejalan dengan pendapat Huda (2013: 304) model scramble mempunyai kelebihan sebagai model pembelajaran,

77 yaitu: melatih siswa berpikir cepat dan tepat, mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal dengan jawaban acak, dan melatih kedisiplinan siswa. Sebelum diadakan tindakan di kelas IV SDN Ampel 03 menunjukkan hasil belajar yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan belajar siswa dari 26 siswa hanya 8 siswa yang tuntas atau mencapai KKM (70) dengan persentase 30,8% dan 18 siswa belum tuntas dengan persentase 69,2%. Selain itu, rata-rata nilai siswa yang diperoleh hanya 59,6. Hal ini disebabkan, pembelajaran yang bersifat konvensional, dimana metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran, siswa kurang didorong untuk aktif atau cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik dan membosankan yang mengakibatkan tingkat pemahaman siswa menjadi rendah dan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan, dengan ketuntasan klasikal yang telah mecapai 84,6% dan perolehan nilai rata-rata 78,1. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan pada siklus I telah mengalami keberhasilan karena sudah mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 80%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah merata, hanya saja pada awal pertemuan banyak siswa yang masih bingung dalam mengikuti langkah model pembelajaran scramble. Terdapat dua siswa yang terlihat belum aktif dalam pembelajaran, salah satunya disebabkan karena meraka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat. Kerjasama antar siswa juga sudah nyata dalam diskusi kelompok dan saat mempresentasikan hasil kerja. Meskipun siklus I telah berhasil, penelitian tetap dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki dan lebih mengoptimalkan pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi. Perbaikan tersebut diantaranya guru lebih memberikan bimbingan kepada siswa selama langkah-langkah pembelajaran, siswa lebih diarahkan untuk memperhatikan siswa yang sedang presentasi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi tersebut, dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang menjawab benar baik secara individu maupun berpasangan.

78 Dari observasi terhadap pembelajaran yang terjadi pada siklus II, siswa menjadi lebih aktif, partisipatif dan disiplin. Siswa lebih paham dalam mengikuti langkah-langkah model pembelajaran scramble. Hasil ketuntasan belajar 26 siswa pada siklus II ini meningkat lagi menjadi 96,2% dan dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 80%. Sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II, hanya satu siswa yang belum mencapai nilai tuntas. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut kurang memiliki motivasi dalam pembelajaran. Berdasarkan dokumen nilai, siswa tersebut memang tergolong siswa dengan kemampuan akademik rendah. Hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Febri Belandina (2012) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Madyopuro 4 Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Keberhasilan penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurbaety (2012) yang menyatakan bahwa melalui model pembelajaran scramble yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Blotongan 1 Kecamatan Blotongan Kota Salatiga. Dari pemaparan hasil tersebut menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran scramble ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Ampel 03 pada mata pembelajaran IPA materi sumber daya alam semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan uraian pembahasan tersebut maka dapat dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi ilmu pengetahuan. Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran scramble yang telah disesuaikan dengan standar proses dalam mata pelajaran IPA. Implikasi praktis berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi sekolah, guru dan siswa. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah guru dapat mengembangkan dan melaksanakan model pembelajaran scramble dalam mata pelajaran IPA sedangkan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal dan mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai juga meningkat.