BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik Skema 1. Kerangka konsep peran keluarga dan gaya belajar 3.2 Definisi Operasional 1 Peran keluarga adalah cara keluarga dalam menjalankan perannya pada belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung dengan memberikan peran yang baik dalam pendidikan anak sebagai penyedia fasilitas belajar, pendidik, pembimbing dan model atau teladan kehidupan.
2. Gaya belajar adalah penilaian keluarga tentang cara anak untuk menyerap dan mengolah informasi yang tertangkap oleh indra anak usia sekolah dengan menggunakan segala pengalaman yang telah dimiliki anak yang menekankan pada semua alat indranya terkait aspek visual, auditorial, dan kinestetik pada keluarga yang mempunyai anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung..
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak usia sekolah di Lingkungan 7 Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung dengan jumlah populasi 791 kepala keluarga 4.2.2 Sampel Berdasarkan populasi di atas, penentuan jumlah sampel dilakukan menurut Arikunto (2002) yaitu apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah besar dapat diambil antara 10-15 %. Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 10 % dari populasi yaitu 79 keluarga. Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling yaitu pengambilan sampel untuk tujuan tertentu dan didasarkan pada
satu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Keluarga (ayah, ibu, kakak, nenek atau yang lain ) yang mempunyai hubungan darah dan satu rumah dengan anak usia sekolah (6 tahun sampai 12 tahun). 2 Bersedia menjadi responden penelitian. 4.3 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah dengan pertimbangan bahwa di Lingkungan 7 Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung ini memungkinkan untuk mendapatkan sampel yang memadai sesuai dengan kriteria penelitian dan penelitian ini juga belum pernah dilakukan di daerah tersebut. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 10 Oktober 2011. 4.4 Pertimbangan Etik Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksaan penelitian. Lembar persetujuan diberikan kepada responden, bila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik risiko fisik maupun psikologis, kerahasiaan catatan
mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. 4.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep teori yang ada pada tinjauan pustaka. Kuesioner penelitian ini terdiri dari tiga bagian. Pertama, kuesioner data demografi mencakup data mengenai hubungan dengan anggota keluarga, pendidikan terakhir, suku, agama, pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bula. Kedua, kuesioner tentang peran keluarga yang terdiri dari dua puluh pernyataan (nomor 1-20) dengan jawaban tidak pernah (TP) dengan nilai 1, kadang-kadang (KK) dengan nilai 2, sering (S) dengan nilai 3, sangat sering (SS) dengan nilai 4. Kuesioner ini terdiri dari lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai penyedia fasilitas belajar (nomor 1-5), lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai pendidik (nomor 6-10), lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai pembimbing (nomor 11-15), dan lima pernyataan tentang peran keluarga sebagai media atau teladan hidup (nomor 16-20). Ketiga, kuesioner tentang gaya belajar anak usia sekolah yang terdiri dari 12 pertanyaan. Empat pertanyaan tentang gaya belajar secara visual (nomor 1-4), empat pertanyaan tentang gaya belajar secara auditorial (nomor 5-8), empat pertanyaa tentang gaya belajar secara kinestetik (nomor 9-12).
Penilaian peran keluarga dilakukan dengan menggunakan kuesioner dibagi dalam tiga kelas, yaitu kurang, cukup, dan baik. Peran keluarga diidentifikasi dengan 20 pertanyaan dengan nilai tertinggi adalah 4 20 dan nilai terendah adalah 1 20. Penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik (Sudjana, 1992) : ( nilaiterti nggi nilaiterendah) Panjang kelas = banyakkelas 1 kurang = 20-40 2 Cukup = 41-60 3 Baik = 61-80 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan oleh Dosen yang ahli dalam bidang Keperawatan Keluarga Fakultas Keperawatan. Uji reliabilitas instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsistensi sasaran yang diukur. Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas yang diperoleh dengan cara menganalisis data yang dilakukan pada 10 orang. Responden untuk uji reliabilitas adalah keluarga yang bertempat tinggal di Lingkungan 9 Kelurahan Indra kasih Kecamatan Medan Tembung. Uji reliabilitas mengenai peran keluarga pada proses belajar anak usia sekolah dilakukan dengan menggunakan komputerisasi
untuk analisis Cronchbach Alpha. Untuk instrumen baru dikatakan reliabel jika memiliki reliabilitas lebih dari 0,70 (Polit & Hungler, 1995). Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner peran keluarga adalah 0,83. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian adalah reliabel. Sedangkan uji reliabilitas untuk gaya belajar dilakukan dengan menggunakan KR- 21 karena instrumen terdiri dari pertanyaan genap.. Hasil uji reliabilitas terhadap gaya belajar adalah 0,68. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah reliabel. 4.7 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah mengikuti langkah-langkah pengumpulan data yaitu: (1) mengajukan permohonan izin pelaksanaan kepada institusi pendidikan (Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan ), (2) mengirimkan permohonan izin yang diperoleh kepada kepala Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung, (3) setelah mendapat izin dari kepala Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian, (4) menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian, (5) calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar persetujuan, (6) menjelaskan kepada responden tentang prosedur pengisian kuesioner, (7) responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembar kuesioner yang diberikan oleh peneliti sesuai dengan petunjuk pada masingmasing bagian. Selama pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami, (8) setelah diisi,
kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapanya, apabila ada yang tidak lengkap diselesaikan di saat itu juga, (9) pengolahan dan analisa data dilakukan setelah data terkumpul sesuai dengan keperluan. 4.8 Analisa Data Setelah data terkumpul kemudian analisa data dilakukan melalui tahapan editing untuk mengecek dan memastikan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk. Kemudian dilanjutkan dengan koding dan memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah dalam menganalisa data. Selanjutnya peneliti memasukan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Dimana data peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Bagian ini menguraikan tentang peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah, yang diperoleh melalui pengumpulan dengan menggunakan kuesioner terhadap 79 orang responden yaitu keluarga yang bertempat tinggal di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. 5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil tentang karakteristik responden yaitu berdasarkan hubungan dengan keluarga, sebanyak 42 responden (53,2%) yaitu ibu. Berdasarkan pendidikan terakhir keluarga yaitu sebanyak 54 responden (68,4%) adalah berpendidikan SMU. Berdasakan suku yaitu 47 responden (59,5%) suku jawa, dan 23 responden (29,1%) suku batak. Berdasarkan agama yaitu sebanyak 63 responden (79,7%) adalah islam dan 12 responden (15,2%) adalah protestan. Berdasarkan pekerjaan yaitu 20 responden (25,3%) wiraswasta. Berdasarkan penghasilan keluarga yaitu sebanyak 42 rsponden (53,2%) mempunyai penghasilan keluarga Rp.1.500.000-2.500.000/bulan dan 21 responden (26,6%) mempunyai penghasilan <Rp. 1.500.000. Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung (N=79) Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (n) 1 Hubungan dengan keluarga Ayah Ibu Kakak Lain-lain 11 42 22 4 13,9 53,2 27,8 5,1 2 Pendidikan terakhir SMP/sederajat SMU/sederajat Perguruan tinggi/diploma atau sarjana 3 Suku Batak Jawa Melayu Aceh Minang Lain-lain 4 Agama Islam Protestan Katolik 5 Pekerjaan PNS Pegawai Swasta Ibu rumah tangga Wiraswasta Lain-lain 7 54 18 23 47 3 1 3 2 63 12 4 16 16 15 20 12 8,9 68,4 22,8 29,1 59,5 3,8 1,3 3,8 2,5 79,7 15,2 5,1 20,3 20,3 19,0 25,3 15,2 6 Penghasilan <Rp 1.500.000 Rp 1.500.00 2.500.000 >Rp 2.500.000 21 42 16 26,6 53,2 20,3
5.1.2 Peran Keluarga Peran keluarga dalam pendidikan anak antara lain peran keluarga sebagai penyedia fasilitas belajar, pendidik, pembimbing dan model atau teladan hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga pada anak usia sekolah mayoritas responden telah melakukan peran keluarga dengan baik yaitu sebanyak 57 responden (72,2%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan peran keluarga di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung (n=79) Peran Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%) 1 Baik 2 Cukup 57 22 72,2 27,8 5.1.3 Gaya Belajar Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar yang paling banyak digunakan yaitu gaya belajar visual 41 responden (36,7%). Dan yang menggunakan gaya belajar auditorial 7 responden (8,9%), sedangkan gaya belajar kinestetik sebanyak 5 responden (6,3%), gaya belajar visual dan auditorial sebanyak 12 responden (15,2%), gaya belajar visual dan kinestetik sebanyak 4 responden (5,1%), gaya belajar auditoril dan kinestetik sebanyak 2 responden (2,5%), gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik sebanyak 8 responden (10,0%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel.
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan gaya belajar anak di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung (n=79) Gaya Belajar Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Visual 41 51,9 2. Auditorial 7 8,9 3. Kinestetik 5 6,3 4. Visual dan auditorial 12 15,2 5. Visual dan kinestetik 4 5,1 6. Auditorial dan kinestetik 2 2,5 7. Visual, auditorial dan 8 10,1 kinestetik. 5.2 Pembahasan Dalam pembahasan ini peneliti mencoba untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. 5.2.1 Peran Keluarga Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 57 responden (72,2%) diperoleh hasil bahwa peran keluarga berada dalam kategori baik. Menurut penelitian Hasbullah (1999) lingkungan keluarga sebagai lingkungan yang utama karena di lingkungan inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan yang sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah didalam keluarga. Cara mendidik dalam keluarga mempengaruhi reaksi anak terhadap lingkungan. Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh pada pola pikir dan orientasi pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki orang tua
maka akan memperluas dan melengkapi pola berfikir dalam pendidikan anak. Sehingga dapat mengantarkan anak pada tahap perkembangan sesuai dengan pertambahan usia dan tugas perkembangan secara optimal (Arysetyono, 2009). Perhatian yang diberikan oleh keluarga pada anak akan memberikan semangat terhadap masa depan anak. Sehingga anak dapat memperoleh suatu harapan untuk mencapai tujuan hidupnya dalam melaksanakan apa yang menjadi keinginanya (Suraji, 2006 dalam penelitian Wahyuningtias, 2010). Menurut Sandoro (2005) kepedulian orang tua terhadap perilaku belajar anak bahwa perilaku belajar yang baik dapat ditempuh dengan meningkatkan kepedulian orang tua terhadap anak. Peranan orang tua yang sangat tinggi menentukan pretasi belajar anak, dalam hal ini orang tua yang selalu memperhatikan pendidikan anak akan memenuhi kebutuhan belajar anak. Perhatian tersebut dapat berbentuk penyedia fasilitas belajar, bimbingan belajar dirumah baik secara langsung atau tidak langsung. Orang tua yang memberikan perhatian tinggi pada kebutuhan pendidikan anak akan mencapai prestasi belajar yang baik (Tilaar, 1999). Orang tua harus menyediakan waktu untuk mendampingi anak-anaknya. Pada waktu yang demikian anak-anak diberikan pengarahan dan nasehat, yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi untuk belajar lebih giat dan lebih semangat. Menurut penelitian Nugraha (2011) pengalaman belajar yang terjadi dalam keluarga merupakan pengalaman yang paling utama dan paling penting bagi anak. Pengalaman belajar yang nyaman dan menyenangkan, dan aman sehingga anak merasa bahwa belajar adalah hal yang menyenangkan dan
membawa manfaat bagi dirinya. Setiap anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda sehingga keluarga sangat berarti bagi perkembangan anak. Peran yang dapat diberikan oleh keluarga dalam proses belajar anak sehingga berkembang secara optimal yaitu memberi kasih sayang, perhatian, memberi semangat dan dorongan, memfasilitasi, memberi rasa hormat, mengenalkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak. Peran keluarga sebagai penyedia fasilitas belajar salah satunya adalah keluarga membelikkan buku dan alat tulis untuk belajar anak, dan menyediakan ruangan untuk belajar anak. Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar anak sehingga kebutuhan anak akan terpenuhi. Anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan internal terpenuhi salah satunya adalah kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat dan kesehatan sehingga anak dapat belajar secara optimal. Oleh karena itu pengertian keluarga dapat memotivasi anak agar belajar dan menanyakan kesulitan yang dialami anak selama di sekolah (Slameto, 2003). 5.2.2 Gaya belajar Gaya belajar adalah cara yang dilakukan untuk menyerap informasi dengan mudah, mengatur dan mengelolah informasi tersebut. Sehingga dapat mengambil langkah-langkah untuk membantu agar belajar lebih cepat dan mudah (Deporter, 2000). Gaya belajar menurut Kolb (1984, dalam penelitian Dianrafika, 2009) adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dalam lingkungannya dan memproses informasi. Karena belajar membutuhkan
konsentrasi maka situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Apabila setiap individu dapat mengelola pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana gaya belajarnya, maka belajar akan lebih efektif dan efisien sehingga prestasi belajar lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tentang gaya belajar bahwa sebanyak 41 responden (51,9%) dengan gaya belajar visual. Anak dengan gaya belajar visual lebih mudah mengingat dengan hal-hal yang dapat dilihat, anak belajar dengan variasi warna dan gambar untuk membantu anak dalam menerima dan mengelolah informasi yang diperoleh anak. Menurut Levie (2004, dalam penelitian Bulkis, 2008) mengatakan bahwa belajar melalui gaya belajar visual memberikan hasil yang lebih baik untuk mengingat, mengenali dan menghubungkan fakta dengan konsep. Selain itu menurut Arsyad (2004) mengatakan bahwa peroleh hasil melalui gaya belajar visual 75%, dari yang didengar 13%, dan melaui indra lainya 12%. Menurut penelitian Balitbang Diknas (2008) mengatakan bahwa kita belajar melalui yang dibaca sebanyak 10%, 20% dari mendengar, 30% dari yang dilihat, 95% dari mengucapkan apa yang sedang dilakukan dan mengajarkan pada orang lain. Menurut Deporter (2000) ada faktor-faktor yang mempengaruhi cara belajar seseorang. Antara lain faktor fisik, emosional, sosiologis, baik dengan cahaya yang terang, selain itu ada yang memilih figur otoriter seperti orang tua, guru atau lebih memilih mengerjakannya sendiri yang paling efektif, menggunakan musik dan lebih suka dengan ruangan yang rapi.
Menurut Sugianto (2009) setiap keluarga dapat berpartisipasi dalam mengamati gaya belajar masing-masing anak. Sehingga memberikan kontribusi yang besar terhadap keberhasilan anak dalam menerima materi pelajaran secara optimal. Keluarga dapat melakukan modifikasi gaya belajar anak agar mudah diterima anak. Menurut Handayani (2004, dalam penelitian Dianrafika, 2009) bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan keluarga agar anaknya memiliki prestasi yang baik adalah dengan menemukan gaya belajar anak dan menerima anak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Menurut Emirina (2009) kemunculan gaya belajar ditentukan oleh stimulus yang diberikan oleh keluarga pada masing-masing indra anak. Anak yang sejak kecil terbiasa dibacakan dongeng akan terbiasa untuk mengasa kemampuan pendengaranya dan cepat merespon ucapan. Sehingga anak akan cenderung pada gaya belajar auditorial. Sedangkan anak seorang pelukis yang sebagian waktunya lebih terfokus mengamati detail-detail gambar orang tuanya akan memiliki gaya belajar visual. Menurut Deporter (2003) terdapat tiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, kinestetik. Gaya belajar visual belajar melalui apa yang dilihat, gaya belajar auditorial dengan cara mendengar dan gaya belajar kinestetik belajar dengan gerak, bekerja, dan menyentuh. Selain ketiga gaya belajar tersebut ada gaya belajar campuran misalnya visual dan auditorial, visual dan kinestetik atau gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik Meskipun sebagian besar orang memiliki potensi untuk memberdayakan ketiga gaya belajar tersebut, tetapi
hampir setiap orang memiliki kecenderungan utama terhadap salah satu gaya belajar yang berperan sebagai filter dalam pembelajaran
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga dalam proses belajar anak usia sekolah yang paling banyak yaitu peran keluarga dalam kategori baik (72,2 %). 6.1.2 Penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar yang banyak dipilih anak usia sekolah adalah gaya belajar visual (51,9%). 6.2 Saran 6.2.1 Bagi Praktek Keperawatan Diharapkan dalam praktek keperawatan dapat mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak. Sehingga perlu memberikan penyuluhan dan konseling untuk meningkatkan peran keluarga sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak dan asuhan keperawatan yang komrehensif dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. 6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian dapat digunakan pendidikan keperawatan untuk mengetahui peran keluarga dan gaya belajar anak sehingga dapat meningkatkan keterlibatan keluarga secara optimal dalam proses belajar anak. Kepada pendidikan
keperawatan diharapakan dapat memberikan informasi baik dalam bentuk penyuluhan berupa media cetak seperti leflet. 6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya tentang hubungan peran keluarga dan gaya belajar terhadap prestasi belajar anak. Penelitian selanjutnya juga perlu melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi anak untuk membantu mengoptimalkan peran keluarga sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.