KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR, TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

PELAKSAANAN SISTEM FIRST IN FIRST OUT (FIFO) DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG FINISHED GOODS

PENGARUH WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS INDOMIE DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PENENTUAN REJECT FINISHED GOODS DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. harus mengoptimalkan kinerja dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PENGAWASAN MUTU PRODUK MIE INSTANT PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI JENIS MIE KERING PADA PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai produsen penghasil mie terbesar. Dalam Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS KADAR AIR TERKAIT UMUR SIMPAN BUMBU PADA PRODUK INDOMIE DAN POPMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menambah wawasan serta pengetahuan yang lebih luas tentang bidang produksi yang dijalankan dari Pihak Instansi terkait.

PROSES PENGOLAHAN BIHUN JAGUNG DI PT. TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO-JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB I PENDAHULUAN 5, , , , ,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan pelopor produsen mie instan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN NUGGET

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

PENGOLAHAN DAGING NUGGET. Materi 6b TATAP MUKA KE-6 Semester Genap

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

KETERANGAN PERS / PRESS RELEASE TENTANG KEMASAN MAKANAN STYROFOAM NOMOR: KH TANGGAL 14 JULI 2009

RAHASIA FORMULIR PENDAFTARAN PRODUK PANGAN

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

GAMBARAN UMUM Sejarah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MIE BERBAHAN DASAR GEMBILI

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

PRARENCANA PABRIK MIE KERING DARI TEPUNG UBI JALAR UNGU KAPASITAS 3750 KG/HARI. Diajukan Oleh : Filia Irawati Halim NRP :

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PABRIK PENGOLAHAN MIE KERING DAN MIE INSTAN DI PT. SURYA PRATISTA HUTAMA SIDOARJO

METODE. Materi. Rancangan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

Resep Kastengel Bawang Merah

Pembagian Tugas & Tanggung Jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada

terhadap lingkungan (Khomsan, 2003). Kemasan polistirena foam atau Styrofoam

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. anti nyamuk bakar, PT FK mengutamakan kualitas dari

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN. produk, teknologi, pemasaran, namun juga input yang cukup penting yaitu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERENCANAAN UNIT PENGGUDANGAN PADA PABRIK PENGOLAHAN BISKUIT MANIS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2,0 TON TEPUNG TERIGU/HARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

Transkripsi:

KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Fitri Annisa Brillianti NIM : 14.I1.0165 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

HALAMAN PENGESAHAN KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK DIVISI NOODLE SEMARANG Oleh : FITRI ANNISA BRILLIANTI NIM : 14.I1.0165 PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada Semarang, 9 Januari 2017 Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan Dr.R. Probo Y. Nugrahedi, S.TP., Msc Kartikarini DP Dekan Fakultas Mengetahui, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. Despan Rajagukguk BPDQCM i

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-nya penulis telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul Karakteristik Kemasan Mi Instan Cup Pop Mie di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang. Laporan kerja praktek ini ditulis karena merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Selama penulisan laporan kerja praktek ini, penulis menemukan berbagai hambatan dan kesulitan. Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing penulis. 3. Bapak Albertus Adrian Sutanto ST, MT, MSc. sebagai Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 4. Bapak Adi selaku HRD PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang sangat membantu dan mengerahkan banyak pengarahan tentang peraturan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang untuk penulis sebelum penulis melakukan kerja praktek. 5. Bapak Despan Rajagukguk selaku Branch Process Development and Quality Control Manager yang berkenan untuk membantu dan memberikan arahan bagi penulis dalam menyusun laporan. 6. Ibu Kartikarini DP selaku Process Development and Quality Control Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang mendampingi dan mengarahkan penulis selama melakukan kerja praktek. 7. Bapak A. Irdiana selaku Quality Control Analyst Raw Material Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang memberi petunjuk selama penulis melakukan kerja prakek. ii

8. Bapak Bangun Widi selaku Quality Control Analyst Raw Material Section Supervisor PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan pengetahuan bagi penulis selama kerja praktek. 9. Bapak Amal, Bapak Asmuni, Mas Radith selaku Quality Control Analyst Finished Good PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang memberikan informasi mengenai produk akhir kepada penulis selama melakukan kerja praktek. 10. Bapak Nathan, Bapak Boshido, Bapak Usman, Bapak Marno B, dan Bapak Aris selaku Quality Control Analyst di laboratorium PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang mau berbagi ilmu dan pengalaman. 11. Bapak Sumarno A, Bapak Budi Utomo, dan segenap karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang bagian gudang tepung yang telah memberikan banyak ilmu dan memberi arahan kepada penulis selama melakukan kerja praktek. 12. Bapak Ardhito, Bapak Himawan dan Bapak Budi selaku Quality Control Analyst Proses Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang dengan baik hati mau memberikan informasi bagi penulis dan memberikan wawasan ilmu yang luas selama penulis melaksanakan kerja praktek. 13. Mas Dharu dan Ibu Ambar selaku Quality Control Analyst bagian seasoning PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang, beserta Mas Waskito, Mas Nunung dan Bapak Mur yang banyak memberikan ilmu dan informasi bagi penulis selama melakukan kerja praktek. 14. Segenap karyawan dan staf PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. 15. Orang tua dan keluarga yang banyak memberikan doa, masukan pengetahuan, semangat dan motivasi kepada penulis selama kerja praktek hingga penyusunan laporan kerja praktek. 16. Lilian Vanesa dan Herliansa yang merupakan teman seperjuangan penulis yang melakukan kerja praktek periode Agustus 2016 dan telah banyak membantu, memberikan masukan dan mendukung penulis selama kerja praktek serta dalam penyusunan laporan kerja praktek. iii

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktek ini jauh dari kata kesempurnaan, karena keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu dengan senang hati penulis bersedia menerima segala kritik serta saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan laporan kerja praktek ini. Penulis juga memiliki harapan supaya laporan kerja praktek ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semarang, 9 Januari 2017 Penulis iv

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TABEL...x 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek... 1 1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan... 2 2. PROFIL PERUSAHAAN... 3 2.1. Sejarah Perusahaan... 3 2.2. Lokasi Perusahaan... 3 2.3. Struktur Organisasi Perusahaan... 4 2.3.1. Branch Human Resources Manager (BHRM)... 4 2.3.2. Purchasing Officer... 4 2.3.3. Factory Manager (FM)... 4 2.3.4. Branch Process Development and Quality Control Manager (BPDQCM) 5 2.3.5. Finance & Accounting Manager (FAM)... 5 2.3.6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM)... 6 2.4. Ketenagakerjaan... 6 2.5. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan... 6 2.5.1. Visi Perusahaan... 6 2.5.2. Misi Perusahaan... 6 2.5.3. Nilai Perusahaan... 7 2.6. Logo Perusahaan... 7 3. SPESIFIKASI PRODUK... 8 3.1. Jenis Produk... 8 3.1.1. Indomie... 8 v

3.1.2. Supermi... 9 3.1.3. Sarimi... 10 3.1.4. Pop Mie... 11 3.1.5. Mi Telur Cap 3 Ayam... 12 3.1.6. Pop Bihun... 13 3.2. Kode Produksi... 14 3.2.1. Lid Seal... 14 3.2.2. Karton... 14 4. PROSES PRODUKSI MI INSTAN... 16 4.1. Bahan Baku... 16 4.1.1. Tepung Terigu... 16 4.1.2. Air... 16 4.1.3. Larutan Alkali... 16 4.1.4. Minyak Goreng... 17 4.2. Proses Produksi... 17 4.2.1. Pengayakan Tepung... 17 4.2.1. Mixing (Pencampuran)... 17 4.2.2. Pressing (Pembentukan Lembaran Adonan)... 18 4.2.3. Slitting dan Waving... 18 4.2.4. Steaming (Pengukusan)... 18 4.2.5. Cutting (Pemotongan) dan Folding (Pelipatan)... 18 4.2.6. Frying (Penggorengan)... 18 4.2.7. Cooling (Pendinginan)... 19 4.2.8. Packing (Pengemasan)... 19 5. PENGAWASAN MUTU... 21 5.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku (Incoming Quality Control)... 21 5.1.1. Tepung... 21 5.1.2. Larutan Alkali... 22 5.1.3. Bumbu dan Bahan Pelengkap... 22 5.1.4. Minyak Goreng... 22 5.1.5. Pengemas... 23 5.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi (Process Quality Control)... 23 vi

5.3. Pengawasan Mutu Produk Akhir (Outgoing Quality Control)... 24 6. PROSES PRODUKSI KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE... 25 6.1. Bahan Baku... 25 6.1.1. Beads... 25 6.1.2. N-Pentana... 25 6.2. Proses Produksi Kemasan Mi Instan Cup Pop Mie... 25 6.2.1. Mixing... 25 6.2.2. Expander Beads... 26 6.2.3. Moulding Cup... 26 6.2.4. Pemeriksaan Kemasan Cup Pop Mie... 26 6.2.5. Stacking... 27 6.2.6. Packing... 27 6.3. Proses Printing Kemasan Mi Instan Cup Pop Mie... 27 6.3.1. Lifting... 27 6.3.2. Printing... 27 7. KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE... 30 7.1. Pengawasan Mutu Kemasan cup Pop Mie... 30 7.1.1. Kehalalan Produk... 31 7.1.2. Fisik... 31 7.1.3. Validasi... 31 7.1.4. Cetakan (Printing)... 32 7.1.5. Spesifikasi... 32 8. KESIMPULAN DAN SARAN... 34 8.1. Kesimpulan... 34 9. DAFTAR PUSTAKA... 35 10. LAMPIRAN... 37 10.1. Hasil Pengamatan... 37 10.2. SNI... 38 10.3. BPOM... 38 10.4. Info POM... 38 10.5. SDS (Safety Data Sheet)... 38 10.6. MSDS (Material Safety Data Sheet)... 38 vii

10.7. Plagscan... 38 viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Logo PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.... 7 Gambar 2. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Indomie...9 Gambar 3. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Supermi....10 Gambar 4. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Sarimi....11 Gambar 5. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Pop Mie......12 Gambar 6. Macam Jenis Mi Instan Cap 3 Ayam....13 Gambar 7. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Pop Bihun....13 Gambar 8. Kode Produksi pada Kemasan Cup Pop Mie....14 Gambar 9. Kode Produksi pada Karton Pop Mie.....15 Gambar 10.Diagram Alir Proses Produksi Mi Instan....20 Gambar 11.Diagram Alir Proses Produksi Kemasan Cup Pop Mie....29 ix

DAFTAR TABEL Tabel 1. Spesifikasi Kemasan Cup Pop Mie Mini dan Jumbo....32 x

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata membekali mahasiswanya dengan pengetahuan tentang pengolahan pangan, baik dari makanan itu sendiri hingga alat dalam pembuatan makanan, tidak hanya pengetahuan pengolahan pangan skala kecil, tetapi juga skala industri. Selama pembelajaran di kelas, mahasiswa diajarkan secara teori dan diberikan penjelasan melalui gambar dan video. Tentunya dengan cara teori, via gambar dan video mahasiswa akan merasa kurang faham tentang sistem kerja yang ada di dalam industri pangan. Sehingga mahasiswa dianjurkan untuk terjun langsung ke dalam industri pangan. Perusahaan pangan yang penulis pilih yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang. Penulis memilih PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang karena perusahaan industri pangan ini sudah terkenal hingga luar negeri. Saat penulis melakukan kerja praktek, penulis tertarik untuk fokus pada karakteristik kemasan mi instan cup Pop Mie sebagai bahan untuk pembuatan laporan kerja praktek. 1.2. Tujuan Kerja praktek ini mempunyai tujuan untuk mengetahui proses pembuatan kemasan mi instan cup Pop Mie, serta karakteristik dari kemasan mi instan cup Pop Mie. 1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek Kerja praktek dalam PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang menggunakan metode pengamatan langsung ke lokasi dengan pembimbing lapangan dan tanya jawab dengan pembimbing lapangan. Kegiatan penulis selama melakukan kerja praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang yaitu: Orientasi industri pangan (peraturan yang berlaku dalam PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang, alat pelindung diri yang wajib digunakan penulis selama di dalam pabrik, dan tugas penulis selama masa kerja praktek). 1

2 Terjun langsung dengan divisi Quality Control (raw material, pengemas, seasoning, shelf life, out going, dan laboratorium). Studi Pustaka (pengumpulan hasil pengamatan dan data, serta dibandingkan dengan pustaka) 1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Industri pangan yang dipilih oleh penulis yaitu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yang terletak di Jalan Tambak Aji II Nomor 8, Ngaliyan, Semarang. Kerja praktek yang dilakukan oleh penulis yaitu selama 20 hari kerja dimulai dari tanggal 1 Agustus 2016 hingga 23 Agustus 2016. Pada hari Senin hingga hari Jum at penulis memulai kerja praktek pada pukul 08:00 WIB dan berakhir pada pukul 16:00 WIB. Namun, pada hari Sabtu penulis memulai kerja praktek pada pukul 07:00 WIB dan berakhir pada pukul 12:30 WIB. Jam kerja yang diberlakukan dari hari Senin hingga Jumat yaitu 7 jam kerja.

2. PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang merupakan salah satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group. Pada tanggal 27 April 1970 PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle didirikan di Jakarta bernama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. Pada tanggal 31 Oktober 1987 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd membuka cabang di Semarang yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian yaitu Ir. Hartanto dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan Indofood group bergabung menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Tanggal 1 Oktober 2009 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berganti nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 2.2. Lokasi Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle telah mempunyai cabang pabrik yang tersebar di 15 kota yaitu Jakarta, Medan, Palembang, Lampung, Pekanbaru, Tangerang, Cibitung, Bandung, Surabaya, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Jambi, dan Manado. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle mempunyai cabang perusahaan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terdapat cabang yang tersebar di luar negeri. Cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang ada di luar negeri yaitu Filipina, Beijing, Saudi Arabia, Siria, Malaysia, dan Afrika Selatan. Cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang ada di Semarang terletak di Jl. Tambak Aji II No. 08, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan. Secara geografis PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang dibatasi oleh perusahaan lain yaitu di bagian utara merupakan PT. Lautan Luas, di bagian selatan adalah PT. WOI, di bagian timur adalah PT. Guna Mekar Industri, dan di bagian barat adalah PT. Apollo. Produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang didistribusikan ke wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah. Merek mi instan yang diproduksi yaitu 3

4 Indomie, Supermi, Sarimi, Pop Mie, Mi Telur Cap 3 Ayam, Pop Bihun, Sakura, dan Nikimiku. 2.3. Struktur Organisasi Perusahaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang dipimpin oleh branch manager yang mempunyai tugas memimpin dan mengarahkan kegiatan perusahaan yang berfungsi untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan menjaga sistem pengendalian mutu produk dan dilaksanakan secara konsisten. Branch manager membawahi departemen: 2.3.1. Branch Human Resources Manager (BHRM) BHRM mempunyai tugas memimpin departemen human resources. Departemen Human Resources mempunyai tugas yaitu merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan sumber daya manusia yang terdiri dari hubungan industrial, administrasi kepegawaian dan pengupahan, jaminan sosial dan pelayanan umum yang berfungsi mendukung pencapaian sasaran perusahaan. 2.3.2. Purchasing Officer Purchasing officer mempunyai tugas untuk memimpin purchasing department yang berfungsi melakukan pengadaan barang-barang yang diperlukan masing-masing departemen. Barang-barang yang disediakan tentunya barang-barang yang menunjang kerja dari perusahaan. 2.3.3. Factory Manager (FM) FM mempunyai tugas untuk memimpin manufacturing department serta merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan manufacturing yang meliputi: a. Production Planning and Inventory Control (PPIC) Karyawan PPIC dipimpin oleh PPIC Supervisor. PPIC mempunyai tugas untuk menyusun jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) dan menguasai kendali tingkat kesediaan raw material dan finished goods.

5 b. Teknik Karyawan teknik mempunyai pimpinan yaitu teknik supervisor. Karyawan teknik ini mempunyai tugas yaitu merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan dalam bidang teknik, baik dalam perawatan maupun perbaikan mesin. Sehingga mempunyai fungsi untuk menjamin kelancaran operasional mesin produksi beserta sarana penunjangnya. c. Production Karyawan bagian produksi mempunyai pimpinan yang bernama production supervisor. Production supervisor membawahi production shift supervisor yang mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan aktivitas produksi sesuai persyaratan standar yang telah ditetapkan. Karyawan bagian produksi mempunyai tugas untuk menjaga kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan bahan baku yang terbuang. d. Warehouse Karyawan bagian warehouse mempunyai tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan pergudangan sehingga beberapa target seperti jumlah barang yang akurat, keutuhan, dan keamanan barang. Karyawan bagian warehouse mempunyai pimpinan yaitu Warehouse Supervisor yang terdiri dari warehouse supervisor. 2.3.4. Branch Process Development and Quality Control Manager (BPDQCM) BPDQCM mempunyai kewenangan untuk memimpin departemen PDQC (Process Development Quality Control). BPDQCM berfungsi untuk mengendalikan mutu baik incoming quality control, process quality control, outgoing quality control dan market audit. 2.3.5. Finance & Accounting Manager (FAM) FAM mempunyai kewenangan untuk memimpin finance and accounting department. FAM berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan keuangan,

6 menyajikan laporan serta menganalisis keuangan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. 2.3.6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM) ASPM mempunyai kewenangan untuk memimpin marketing department. ASPM berfungsi untuk merencanakan dan mengkoordinasi strategi kegiatan promosi, serta penjualan terhadap semua produk yang dihasilkan. 2.4. Ketenagakerjaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang mempunyai karyawan berjumlah kurang lebih 800 orang. Jumlah karyawan tersebut dapat berubah pada setiap bulannya, karena berdasarkan turn over karyawannya. Waktu kerja karyawan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang pada umumnya 6 hari seminggu dengan jumlah jam kerja 7 jam sehari dan 40 jam seminggu yang dilakukan dalam dinas normal maupun bergilir (shift). PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang juga memberlakukan 5 hari kerja seminggu dengan jam kerja selama 8 jam. 2.5. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 2.5.1. Visi Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang berpegang teguh pada visi perusahaan yaitu menjadi produsen barang-barang konsumsi yang terkemuka. 2.5.2. Misi Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang berpegang teguh pada misi perusahaan yaitu: Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi. Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi.

7 Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan dan lingkungan secara berkelanjutan. Meningkatkan stakeholder s value secara berkesinambungan. 2.5.3. Nilai Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang berpegang teguh pada nilai perusahaan yang berisi Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan. 2.6. Logo Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang mempunyai logo yang menggunakan dua warna dasar. Warna dasar yang dipilih yaitu warna merah dan biru, serta menggunakan pencitraan grafis huruf dan warna. PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang menggunakan warna merah sebagai warna dasar karena merah melambangkan semangat, serta warna biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan. Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Sumber:http://kimivatama.com/wp-content/uploads/2014/10/indofood-cbp.png)

3. SPESIFIKASI PRODUK 3.1. Jenis Produk Merek produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yang sering dikenal oleh masyarakat adalah Indomie, tetapi pada kenyataannya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle juga memproduksi mi dengan merek lain. Merek lain yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle yaitu Supermi, Sarimi, Mie Sakura, Pop Bihun, Pop Mie, dan Mie Telur Cap 3 Ayam. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle memiliki pengelompokan wilayah menurut nilai ekonomi masing-masing daerah tersebut. Ketujuh merek tersebut mempunyai spesifikasi masing-masing yaitu: 3.1.1. Indomie Indomie merupakan salah satu merek mi yang muncul tahun 1972 dengan rasa Indomie kuah rasa kaldu ayam dan sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Pada tahun 1982 dikeluarkan rasa baru yaitu Indomie kuah rasa kari ayam, karena semakin banyaknya permintaan pasar. Pada tahun 1983 dikeluarkan Indomie dengan varian rasa yang baru yaitu Indomie goreng. Varian rasa pada Indomie goreng sudah sangat beragam yaitu mi goreng ayam bawang, mi goreng soto, mi goreng iga penyet, mi goreng cabe ijo, mi goreng rendang, mi goreng spesial, mi goreng pedas, dan lain-lain, sedangkan varian rasa pada Indomie kuah yaitu mi rasa ayam spesial, mi rasa soto mie, mi rasa soto spesial, mi rasa kaldu ayam, mi rasa ayam bawang, mi rasa kari ayam, mi rasa kaldu ayam, dan lain-lain. Macam-macam rasa merek Indomie dapat dilihat pada Gambar 2. 8

9 Gambar 2. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Indomie (Sumber: http://www.indomie.com/product/category/1) 3.1.2. Supermi Pada tahun 1968, Supermie muncul terlebih dahulu sebelum Indomie. Pada tahun 1976 terdapat varian rasa baru yaitu Supermi rasa kaldu ayam. Pada tahun 2008 muncul Supermie goreng bawang, Supermie goreng soto, dan Supermie goreng kari, sedangkan Supermi rasa ayam spesial muncul pada tahun 2013. Berbagai macam varian rasa Supermie yaitu: mi rasa sop buntut, mi rasa semur ayam, mi rasa ayam bawang, mi rasa kaldu ayam, mi rasa semur ayam pedas, mi rasa sup sayuran, mi goreng rasa ayam, rasa baso sapi, mi goreng, rasa soto, dan rasa kari ayam. Macam-macam rasa mi instan merek Supermi dapat dilihat pada Gambar 3.

10 Gambar 3. Macam Rasa dari Mi instan Merek Supermi (Sumber: http://www.indofood.com/product/supermi) 3.1.3. Sarimi Sarimi muncul tahun 1982. Pada tahun 2012 muncul maskot Sarimi dan kemasan yang berbeda dari sebelumnya. Sampai saat ini varian rasa dari Sarimi yaitu mi rasa sate ayam, mi rasa pecel, mi isi 2 rasa ayam bawang, mi isi 2 rasa baso sapi, mi rasa soto koya jeruk nipis, dan mi rasa soto koya pedas. Macam-macam rasa dari merek Sarimi dapat dilihat pada Gambar 4.

11 Gambar 4. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Sarimi (Sumber: http://www.indofood.com/product/sarimi) 3.1.4. Pop Mie Tahun 1987 merupakan tahun awal produksi Pop Mie. Pop Mie merupakan mi instan dalam kemasan yang praktis. Kemasan Pop Mie terbuat dari styrofoam. Pop Mie dimasak dengan cara diseduh menggunakan air panas dan didiamkan ± 5 menit. Macam produk dari Pop Mie yaitu Pop Mie kuah, Pop Mie goreng, dan Pop Mie mini. Macammacam rasa Pop Mie kuah yaitu rasa ayam spesial, rasa kari ayam, rasa ayam, rasa baso, rasa soto ayam, rasa ayam bawang, dan rasa baso spesial. Macam-macam rasa Pop Mie goreng yaitu mi goreng spesial, mi goreng pedas, rasa sosis bakar pedas, dan rasa sosis spesial dapat dilihat pada Gambar 5.

12 Gambar 5. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Pop Mie (Sumber: http://www.popmie.com/product) 3.1.5. Mi Telur Cap 3 Ayam Mi Telur Cap 3 Ayam mempunyai keunggulan yaitu dapat diolah pada berbagai olahan makanan. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Mi Telur Cap 3 Ayam sangat berkualitas tinggi dan proses penggorengan Mi Telur Cap 3 Ayam menggunakan suhu yang tinggi sehingga menghasilkan mi dengan kadar air yang rendah. Terdapat dua produk dari Mi Telur Cap 3 Ayam yaitu Mi Telur Cap 3 Ayam bungkus yang berwarna kuning dan Mi Telur Cap 3 Ayam bungkus yang berwarna merah. Bungkus Mi Telur

13 Cap 3 Ayam berwarna kuning menandakan bahwa jenis mi adalah mi keriting, sedangkan pada bungkus Mi Telur Cap 3 Ayam berwarna merah menandakan bahwa jenis mi tersebut bukan mi keriting (bulat). Mi telur Cap 3 Ayam dengan bungkus berwarna merah dan kuning terdapat pada Gambar 6. Gambar 6. Macam Jenis Mi Instan Cap 3 Ayam (Sumber: http://www.indofood.com/product/mie-telur-cap-3-ayam/product) 3.1.6. Pop Bihun Bahan baku utama Pop Bihun yaitu beras pilihan. Inovasi dari pop bihun yaitu memasak bihun dengan cara yang lebih praktis. Varian produk dari Pop Bihun yaitu Pop Bihun spesial dan Pop Bihun. Pop Bihun spesial mempunyai macam-macam rasa yaitu rasa kari ayam pedas, rasa soto ayam, dan rasa ayam bawang. Pop Bihun mempunyai macam-macam rasa yaitu Pop Bihun goreng, Pop Bihun rasa soto ayam, dan Pop Bihun rasa ayam bawang yang terdapat pada Gambar 7. Gambar 7. Macam Rasa dari Mi Instan Merek Pop Bihun (Sumber: http://www.indofood.com/product/pop-bihun/product)

14 3.2. Kode Produksi 3.2.1. Lid Seal Pada Gambar 8 terdapat kode produksi yaitu 07 03 17 dan SMG C21807 6 17:18. Kode produksi tersebut mempunyai arti yaitu: 1. Kode 07 03 17 yaitu tanggal expired atau tanggal terakhir Pop Mie dapat dikonsumsi. 2. Kode SMG merupakan wilayah di mana produk tersebut diproduksi. 3. Kode C2 menunjukkan grup C dari shift 2. 4. Kode nomor 18 menunjukkan nomor mesin pengemas. 5. Kode angka 07 menunjukkan tanggal produksi. 6. Kode angka 6 menunjukkan umur simpan produk, yaitu 6 bulan. 7. Kode 17:18 menunjukkan jam diproduksinya Pop Mie. Gambar 8. Kode Produksi pada Kemasan Cup Pop Mie 3.2.2. Karton Pada Gambar 9 terdapat kode produksi yaitu 07 MAR 17 dan SMG C2 09 07 6. Kode produksi tersebut mempunyai arti yaitu: 1. Kode 07 MAR 17 merupakan tanggal expired atau tanggal terakhir Pop Mie dapat dikonsumsi. 2. Kode SMG adalah lokasi atau wilayah produksi. 3. Kode C2 menunjukkan grup C dan shift 2. 4. Kode 09 menunjukkan nomor jalur atau line produksi. 5. Kode 07 merupakan tanggal produksi. 6. Kode angka 6 menunjukkan umur simpan atau shelf life produk, yaitu 6 bulan.

Gambar 9. Kode Produksi pada Karton Pop Mie 15

4. PROSES PRODUKSI MI INSTAN 4.1. Bahan Baku Terdapat 4 bahan baku yang dapat ditambahkan dalam setiap pembuatan mi instan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle menggunakan bahan baku seperti tepung terigu, air, larutan alkali, dan minyak goreng. Keempat bahan baku dijelaskan sebagai berikut. 4.1.1. Tepung Terigu Tepung terigu merupakan bahan baku utama dalam pembuatan mi instan. Tepung terigu yang digunakan untuk produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle berasal dari Bogasari. Menurut Suyanti (2008) di dalam tepung terigu terdapat gluten, yang menyebabkan mi mempunyai sifat elastis (tidak patah saat proses produksi). Suyanti (2008) menambahkan terdapat 3 jenis tepung terigu yaitu tepung terigu dengan gluten 12-13% (protein tinggi), tepung terigu dengan kadar gluten 9,5-11% (protein sedang), dan tepung terigu dengan kadar gluten 7-8,5% (protein rendah). Pembuatan mi instan dapat mengkombinasikan tepung terigu dengan kadar gluten tinggi, tepung terigu dengan kadar gluten sedang, maupun tepung terigu dengan kadar gluten rendah. 4.1.2. Air Air menurut Gracia et al (2009) berfungsi untuk melarutkan dan mencampurkan semua bahan menjadi satu supaya tercampur secara merata. Air yang digunakan dalam proses produksi mi instan telah ditinjau dari segi keamanan terhadap keberadaan mikroorganisme, jenis bahan kimia yang terkandung dalam air, serta kenampakan fisik air. Jumlah air yang ditambahkan akan mempengaruhi kadar air yang ada di dalam mi instan sehingga akan mempengaruhi umur simpan dari mi instan. Menurut Tien & Sugiyono (2014) air yang ditambahkan dalam pangan dapat menimbulkan pertumbuhan mikroorganisme dan akan mempengaruhi umur simpan. 4.1.3. Larutan Alkali Menurut Suyanti (2008) larutan alkali berperan untuk meningkatkan kekenyalan, mengikat air, menghambat tumbuhnya jamur dalam adonan, serta menghambat reaksi 16

17 enzimatis. Larutan alkali mengandung kuning telur, air dan mentega. Suyanti (2008) menambahkan bahwa kuning telur mampu mempertahankan kualitas adonan mi instan, menambah rasa, warna, dan kelembutan adonan mi instan. 4.1.4. Minyak Goreng Minyak kelapa sawit menurut Pahan (2006) tergolong minyak nabati semi padat. Menurut Habsari (2002) minyak goreng padat berfungsi untuk jenis penggorengan deep fat frying. Habsari (2002) menambahkan ciri dari minyak goreng padat yaitu mempunyai titik didih 180 0 C dan mi instan yang digoreng menggunakan minyak padat teksturnya lebih renyah. Menurut Khomsan & Faishal (2008) komposisi minyak sawit yaitu asam lemak tidak jenuh, asam lemak jenuh dan komponen aktif. Khomsan & Faishal (2008) menambahkan bahwa minyak kelapa sawit mengandung beta karoten atau pro-vitamin A dan vitamin E. 4.2. Proses Produksi 4.2.1. Pengayakan Tepung Tepung terlebih dahulu dianalisa oleh analis QC bagian Raw Material sebelum pengayakan tepung. Tepung yang lolos dari analisa diperbolehkan oleh analis QC untuk dibongkar dari truk dan diayak. Proses pengayakan menggunakan alat screw conveyor dengan pengayak 20 mesh selama ± 11-15 menit. Tujuan dari proses pengayakan tepung yaitu menghindari adanya kontaminan pada mi instan. Contoh dari kontaminan yaitu batu, kutu, serangga, sekam, dan bahan lain yang tidak diharapkan dalam pembuatan mi instan. Apabila proses pengayakan tidak dilakukan dengan benar maka akan mempengaruhi kualitas mi instan yang dihasilkan. 4.2.1. Mixing (Pencampuran) Proses mixing yaitu pencampuran semua bahan baku mi instan menjadi satu. Proses pencampuran bahan baku dilakukan ±15 menit. Bahan baku yang dicampurkan yaitu tepung dan air alkali. Air alkali terlebih dahulu dilewatkan pada saringan atau filter supaya terhindar dari kontaminan yang tidak diharapkan. Air alkali yang telah disaring kemudian dicampur dengan tepung.

18 4.2.2. Pressing (Pembentukan Lembaran Adonan) Mesin pressing dinamakan roll press. Adonan yang telah melewati mesin roll press akan berbentuk seperti lembaran. Proses pressing tersebut tidak hanya memakai satu mesin roll press, tetapi 4-5 mesin roll press. Proses pressing dilakukan bertahap supaya terbentuk lembaran adonan dengan ketebalan yang sesuai standar. 4.2.3. Slitting dan Waving Lembaran adonan yang dibuat menjadi untaian-untaian dinamakan proses slitting. Setiap brand mi instan terdapat perbedaan jumlah untaian mi. Adonan yang telah berbentuk untaian, kemudian dilewatkan pada mesin wave conveyor. Mesin wave conveyor berfungsi untuk membuat untaian adonan menjadi bergelombang. 4.2.4. Steaming (Pengukusan) Proses steaming atau pengukusan mi instan menggunakan mesin steam box. Fungsi dari steam box adalah untuk mematangkan mi dengan waktu ± 68 detik. Mi dikukus dalam steam box dengan air mendidih suhu 100 o C. Keseimbangan antara uap air yang masuk dan uap air yang keluar sangat diharapkan saat proses steaming. Uap air yang masuk dan keluar yang tidak seimbang menyebabkan mi tidak matang. Steam box mempunyai tekanan uap sebesar ± 0,2-0,3 kgf/cm 2. 4.2.5. Cutting (Pemotongan) dan Folding (Pelipatan) Proses pemotongan mi dan dilipat menjadi 2 tumpukan dinamakan cutting dan folding. Proses pemotongan dan pelipatan mi berfungsi untuk membentuk balok mi. Proses pemotongan memakai mesin yang bernama cutter, sedangkan mesin yang digunakan untuk pelipatan dinamakan folder. Mesin cutter mempunyai kecepatan ± 48-63 rpm. Setiap satu menit mesin cutter menghasilkan ± 63 potong mi. 4.2.6. Frying (Penggorengan) Mi ditiriskan terlebih dahulu sebelum masuk dalam proses frying, supaya kadar air yang ada di dalam mi menurun. Proses penggorengan mi menggunakan metode penggorengan deep fat frying. Menurut Tien & Sugiyono (2014) deep fat frying merupakan metode penggorengan dengan menggunakan minyak goreng yang melimpah

19 sehingga seluruh permukaan mi yang digoreng akan terendam dengan minyak goreng. Tien & Sugiyono (2014) menambahkan bahwa frying mempunyai tujuan untuk mengurangi kadar air mi menjadi ± 3 % dari kadar air mi mula-mula. Kadar air yang rendah mengakibatkan mi dapat bertahan dalam jangka waktu 6-8 bulan. Proses penggorengan mi membutuhkan waktu ±71-77 detik. Suhu minyak saat proses penggorengan yaitu ± 110-160 o C. 4.2.7. Cooling (Pendinginan) Mi didinginkan dengan menggunakan kipas angin yang ada pada kotak pendingin. Kotak pendingin juga terdapat blower di dalamnya. Fungsi dari blower yaitu untuk menyerap keluar udara panas yang ada di dalam kotak. Tujuan dari cooling yaitu untuk mendinginkan mi instan yang awal mulanya bersuhu tinggi menjadi bersuhu ruang. 4.2.8. Packing (Pengemasan) Pengemasan dilakukan setelah mi instan diberi bumbu yang sesuai dengan jenis mi instan dan merek mi instan. Pengemas primer mi instan menggunakan kemasan etiket atau cup (Pop Mie). Menurut Thomas (2014) fungsi kemasan yaitu melindungi dan memperpanjang umur simpan produk, identitas produk, memberikan efisiensi dan daya tarik konsumen, serta sebagai sarana informasi dan iklan. Diagram alir proses produksi mi instan terdapat pada Gambar 10.

20 Larutan Alkali Pengayakan Tepung Terigu Penyaringan Pencampuran Pressing Slitting dan Waving Steaming Pemotongan dan Pelipatan Minyak Goreng Frying Cooling Bahan Pelengkap Packing Pengemas Mi Instan Gambar 10. Diagram Alir Proses Produksi Mi Instan

5. PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu menurut Afrianto (2008) yaitu kegiatan yang berfungsi untuk mengukur syarat mutu produk tersebut supaya sesuai dengan standar mutu. Menurut Raharja (2012) pengawasan mutu dalam industri pangan mempunyai tujuan untuk menjamin keamanan produk yang diproduksi. Pengawasan mutu dilakukan mulai dari bahan baku, proses produksi, dan produk jadi yang akan didistribusikan kepada konsumen. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang melakukan pengawasan mutu dalam proses produksi yang berpedoman pada SOP (Standar Operational Procedure). SOP merupakan kebijakan dari perusahaan yang berpegang teguh pada SNI 01-3551-2000. Pengawasan mutu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang dibedakan menjadi 3 bagian yaitu pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality Control, pengawasan mutu proses produksi / Process Quality Control, dan pengawasan mutu produk akhir / Outgoing Quality Control. 5.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku (Incoming Quality Control) Pengawasan mutu bahan baku dan pengemas merupakan tugas dari analis Quality Control bagian Raw Material. Pengawasan mutu bahan baku sangat penting karena kondisi bahan baku dan bahan pengemas yang kurang baik akan mengakibatkan penurunan kualitas produk yang dihasilkan. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang meliputi tepung, larutan alkali, bumbu dan bahan pelengkap, minyak, serta pengemas. 5.1.1. Tepung Pengawasan mutu pada tepung oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang menggunakan dua analisa yaitu analisa fisik dan analisa kimia. Analis Quality Control bagian Raw Material bertugas untuk menganalisa fisik tepung. Pertama dilakukan pengecekan berat tepung, jika tiga dari lima sampel tepung yang diambil beratnya kurang dari 25 kg akan dilakukan penolakan dan dikembalikan kepada 21

22 supplier. Tepung diayak secara manual berfungsi untuk mengamati adanya kontaminan, jika terdapat tiga dari lima tepung yang diambil terkontaminasi maka seluruh tepung yang ada di dalam truk tidak dibongkar dan dikembalikan kepada supplier. Tepung yang sudah lolos analisa fisik akan dianalisa secara kimia di laboratorium. Dalam analisa kimia, dilakukan pemeriksaan tepung terhadap iron spot, kadar abu dan kadar gluten. SNI 01-3751-2009 menerangkan bahwa mutu tepung terigu yang baik yaitu berwarna putih terigu, berbentuk serbuk, berbau terigu, tidak tercemar serangga atau potongan kayu, mempunyai kadar air maksimal 14,5%, kadar abu maksimal 0,7%, kadar Fe minimal 50 mg/kg, serta kadar protein minimal 7%. 5.1.2. Larutan Alkali Pengawasan mutu pada larutan alkali sangat penting karena jika mutu dari larutan alkali menurun maka akan menyebabkan kegagalan produk yang dihasilkan dan mempengaruhi kualitas dari mi instan yang dihasilkan. Pengawasan mutu pada larutan alkali meliputi pemeriksaan terhadap ph, viskositas, dan warna. Larutan alkali yang mempunyai kualitas mutu yang baik yaitu berwarna kuning dan memiliki ph yang basa. 5.1.3. Bumbu dan Bahan Pelengkap Pengawasan mutu bumbu dan bahan pelengkap dibagi menjadi 2 analisa yaitu analisa fisik dan analisa kimia. Pada analisa fisik bumbu dan bahan pelengkap dilakukan pengukuran lebar dari ujung ke ujung per kemasan bumbu pelengkap, kemudian juga dilakukan penimbangan terhadap bumbu tersebut. Berat bumbu yang tidak memenuhi standar akan ditolak dan dikembalikan kepada supplier. Analisa kimia dilakukan oleh analis Quality Control bagian laboratorium. Pada analisa kimia dilakukan pengujian sampel bumbu dan bahan pelengkap terhadap kadar air, FFA (Free Fatty Acid), dan organoleptik. 5.1.4. Minyak Goreng Minyak goreng yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Semarang yaitu minyak goreng dalam bentuk pasta. Pasta minyak tersebut disimpan dalam tangki dan dipanaskan. Pemanasan minyak berfungsi untuk mengubah pasta minyak menjadi minyak yang cair. Pengawasan mutu minyak goreng dilakukan

23 dengan analisa kimia. Analisa kimia minyak goreng yaitu uji FFA (Free Fatty Acid), jika persentase FFA yang dihasilkan melebihi standar FFA yang telah ditentukan maka minyak goreng akan ditolak. Menurut SNI 7709-2012 standar persentase FFA (free fatty acid) minyak goreng yang mempunyai mutu yang baik yaitu maksimal sebesar 0,3%. 5.1.5. Pengemas Pengemas terdiri dari etiket, karton dan cup yang terbuat dari polystyrene. Analisa fisik etiket yaitu mengukur ketebalan etiket, mengukur jarak pita yang berwarna hitam dari tepi ujung hingga tepi dalam, serta memastikan warna etiket tidak tumpang tindih. Analisa kimia pada etiket meliputi analisa terhadap residu solvent tiap 1 tahun sekali. Analisa fisik pada karton meliputi pengukuran panjang, lebar, tinggi, dan dilakukan pengamatan terhadap barcode, nomor MD (Makanan / Minuman / Obat / Kosmetik Dalam Negeri), nomor SNI, dan lambang halal. Kekuatan karton diuji dengan cara diberi beban ±70 kg selama ± 5-8 menit, jika karton yang diuji rubuh sebelum 5 menit maka karton tersebut akan ditolak dan dikembalikan pada supplier. Karton juga diamati adanya kontaminan. Contoh kontaminan yang biasa terjadi pada karton yaitu pencemaran bahan haram, terdapat noda, dan tercemar bau asing. Selama pengawasan mutu etiket dan karton jika terdapat kejanggalan yang terkait dengan standar mutu, maka akan ditolak dan dikembalikan kepada supplier. Analisa fisik cup yang terbuat dari polystyrene yaitu pengukuran terhadap diameter, tinggi, lebar bibir, tebal dinding, dan berat, kemudian cup tersebut diuji secara visual terhadap kehalalan, keretakan, penyok, dan kebocoran. 5.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi (Process Quality Control) Pengawasan mutu pada proses produksi berfungsi untuk mengontrol segala sesuatu yang ada pada proses produksi. Pengawasan mutu pada produksi dilaksanakan oleh analis Quality Control bagian proses pada semua shift. Analis Quality Control akan memeriksa dari proses pengayakan tepung, mixing, pressing, slitting dan waving, pengukusan, cutting dan folding, proses penggorengan, cooling, serta pengemasan. Analis Quality Control bagian produksi juga bertugas untuk mengumpulkan beberapa

24 sampel mi instan pada setiap shift, kemudian diserahkan kepada analis Quality Control bagian Shelf Life. Analis Quality Control bagian shelf life akan menyimpan mi instan disuhu ruang dan pada kurun waktu 6-8 bulan. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh analis Quality Control bagian shelf life yaitu menganalisa kimia dan organoleptik. Analisa kimia yang dilakukan analis Quality Control bagian shelf life yaitu uji FFA (Free Fatty Acid) minyak bumbu. Analisa organoleptik terdiri dari uji aroma, uji bau, uji kerenyahan mi, uji kelembapan bumbu, uji warna mi instan dan saos bumbu, uji kekentalan kecap, uji kelembapan bubuk cabe dan bumbu, dan uji kerenyahan bawang goreng. 5.3. Pengawasan Mutu Produk Akhir (Outgoing Quality Control) Mi instan yang telah dikemas dengan menggunakan karton disimpan di dalam gudang finished goods untuk dilakukan Quality Control Finished Goods. Mi instan dipasarkan menggunakan sistem first in first out. Sistem first in first out berfungsi untuk mengontrol umur simpan hingga didistribusikan ke konsumen. Analis Quality Control bagian Finished Goods mempunyai tugas untuk mengambil sampel mi instan yang telah dikemas karton, memastikan karton tidak terkontaminasi oleh hama dan tidak terjadi kerusakan karton akibat benda tajam, mengawasi jumlah tumpukan karton mi instan dan kondisi palet kayu. Palet kayu yang sudah tidak layak pakai akan diganti dengan palet kayu yang baru.

6. PROSES PRODUKSI KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE Kemasan menurut Thomas (2014) memberikan perlindungan terhadap produk supaya terhindar dari kerusakan, pencemaran dari kotoran maupun bakteri yang dapat mengurangi kualitas suatu produk dan memperpanjang umur simpan produk. Kemasan mi instan cup Pop Mie menurut BPOM (2009) nomor KH.00.02.1.55.2888 tergolong kemasan polystyrene yang tidak mengandung CFC (Chloro Fluoro Carbon). Sulchan & Endang (2007) menambahkan bahwa polystyrene bersifat tidak mempunyai bentuk (amorf), susah bila ditembus gas, namun sangat mudah ditembus oleh air. 6.1. Bahan Baku 6.1.1. Beads Beads atau Polystyrene menurut SDS (Safety Data Sheet) nomor 9003-53-6 mempunyai karakteristik berbentuk padat, berupa butiran, tidak berwarna (bening), dan sedikit berbau. Pekerja diwajibkan untuk memakai alat pelindung diri seperti masker, baju berlengan panjang dan sarung tangan selama proses pembuatan kemasan cup Pop Mie. Alat pelindung diri berfungsi untuk meminimalkan kontak pada mata dan hidung, serta berfungsi untuk meminimalkan kontak terhadap kulit untuk mencegah luka bakar yang berasal dari mesin dan bahan pembuat kemasan cup Pop Mie. Beads atau Polystyrene yang digunakan untuk produksi kemasan cup Pop Mie menurut Info POM (2008) berbentuk padat dengan konsentrasi 90-95%. 6.1.2. N-Pentana N-pentana menurut MSDS (Material Safety Data Sheet) nomor 100000014541 mempunyai karakteristik berbentuk cair, tidak berwarna, dan berbau tajam. N-pentana mempunyai sifat mudah terbakar. N-pentana yang digunakan untuk produksi kemasan cup Pop Mie menurut Info POM (2008) berbentuk gas dengan konsentrasi 5-10%. 6.2. Proses Produksi Kemasan Mi Instan Cup Pop Mie 6.2.1. Mixing Beads dimasukkan kedalam hopper, kemudian beads masuk ke dalam bak penampung. Beads dimasukkan kedalam screw setelah dari bak penampung. Fungsi screw yaitu 25

26 mendorong beads untuk masuk ke dalam barrel, kemudian ditambahkan dengan n- pentana, angin, dan uap air yang selanjutnya akan dikeringkan menggunakan bak pengering. 6.2.2. Expander Beads Beads yang sudah dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam silo 1 dan didiamkan sesaat (aging). Silo 1 berfungsi untuk menghilangkan uap air pada beads. Pada silo 1 beads akan menjadi besar dan menggembung, kemudian beads diukur densitasnya. Beads dengan berat dan volume tertentu akan masuk kedalam silo 2, kemudian beads akan didiamkan sesaat (aging). Beads kemudian diayak menggunakan mesin sifter. Beads yang berukuran sedang akan ditampung dalam silo 3. Silo 3 berfungsi sebagai wadah penampung sementara beads, selanjutnya beads akan masuk ke dalam proses moulding cup. 6.2.3. Moulding Cup Mesin pembuat kemasan cup Pop Mie disebut moulding cup yang terdiri dari dua cetakan. Cetakan pertama terletak pada bagian atas disebut dengan female, berfungsi untuk mematangkan (pre-heat). Cetakan kedua berada pada bagian bawah disebut dengan male, berfungsi sebagai pemanas (steam). Kemasan cup Pop Mie yang telah dibentuk kemudian disemprotkan uap air dan angin. Angin yang disemburkan pada kedua cetakan tersebut berfungsi untuk melepaskan kemasan cup Pop Mie yang sudah terbentuk pada cetakan. Untuk merapikan kemasan cup Pop Mie dibutuhkan proses yang bernama unscramble. Proses unscramble hanya bisa dilewati oleh satu jalur sehingga membuat kemasan cup Pop Mie tersebut berbaris secara teratur, kemudian kemasan cup Pop Mie masuk ke dalam proses inspector. 6.2.4. Pemeriksaan Kemasan Cup Pop Mie Mesin pemeriksaan kemasan cup Pop Mie disebut dengan mesin inspector. Mesin inspector berfungsi untuk mendeteksi kerusakan pada kemasan cup Pop Mie. Kerusakan yang dimaksud yaitu kerapuhan dan kebocoran pada kemasan cup Pop Mie. Prinsip dari mesin inspector yaitu menyemburkan angin kedalam kemasan cup Pop Mie, jika terjadi kerusakan maka kemasan cup Pop Mie tersebut akan jatuh

27 ketempat yang telah disediakan. Kemasan cup Pop Mie yang mengalami kerusakan akan dilakukan pemeriksaan ulang oleh analis Quality control. 6.2.5. Stacking Kemasan cup Pop Mie yang tidak mengalami kerusakan dimasukkan kedalam mesin stacking. Mesin stacking berfungsi untuk merapikan kemasan cup Pop Mie dan mengelompokkan kemasan cup Pop Mie menjadi tumpukan. Kemasan cup Pop Mie jumbo berisi ± 21 tumpukan kemasan cup. Kemasan cup Pop Mie Mini berisi ± 26 tumpukan kemasan cup, selanjutnya masuk kedalam proses packing. 6.2.6. Packing Kemasan cup Pop Mie dikemas menggunakan karton. Packing berfungsi untuk melindungi cup dari kontaminan. Kemasan cup Pop Mie kemudian didiamkan (aging) selama ± 2 hari, proses pendiaman (aging) dilakukan untuk mencegah supaya tinta printing tidak pecah atau rusak. 6.3. Proses Printing Kemasan Mi Instan Cup Pop Mie 6.3.1. Lifting Mesin yang digunakan untuk lifting disebut dengan lifter. Mesin lifter berfungsi untuk membuat kemasan cup Pop Mie tersusun rapi. Bentuk dari mesin lifter hampir sama seperti escalator. Mesin lifter juga berfungsi menghantarkan kemasan cup Pop Mie untuk masuk kedalam mesin printing. 6.3.2. Printing Mesin yang digunakan untuk printing disebut dengan printer. Fungsi dari mesin printer yaitu untuk memberi warna dan tulisan pada kemasan cup Pop Mie supaya tercantum identitas merek dan identitas rasa pada kemasan cup Pop Mie. Mesin printer diawasi oleh analis Quality Control yang bertugas untuk mengawasi kemasan cup Pop Mie dari monitor.

28 6.3.3. Packing Kemasan cup Pop Mie yang telah dicetak kemudian dikemas menggunakan karton. Kemasan cup Pop Mie yang telah siap pakai disimpan di dalam gudang, jika stok kemasan cup Pop Mie yang ada di dalam produksi mulai menipis maka kemasan cup Pop Mie yang ada di dalam gudang akan dipakai. Proses pengemasan dilakukan secara manual menggunakan tenaga kerja manusia. Diagram alir proses produksi kemasan cup Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 11.

29 Mixing Bahan baku + angin + uap air Expander Beads Moulding Cup Pemeriksaan Kemasan Cup Stacking Selama ± 2 hari Packing Aging Pengemas Lifting Printing Packing Pengemas Kemasan Cup Pop Mie Gambar 11. Diagram Alir Proses Produksi Kemasan cup Pop Mie

7. KARAKTERISTIK KEMASAN MI INSTAN CUP POP MIE Menurut Suharto (2000) kemasan yang digunakan suatu produk harus mempunyai syarat keamanan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle memiliki kriteria khusus terhadap kemasan cup Pop Mie yang akan digunakan. Pemilihan kemasan cup Pop Mie yang perlu diperhatikan yaitu faktor keamanan bagi konsumennya. Kemasan cup Pop Mie terbuat dari bahan polystyrene. Menurut Trubus (2010) kemasan polystyrene mempunyai sifat yang kaku, mudah patah, buram, akan berubah bentuk pada suhu 95 o C, serta mudah larut dalam lemak maupun pelarut lain. Kemasan polystyrene mengandung senyawa styrene yang mempunyai sifat karsinogen dan akan mengganggu sistem hormon manusia. BPOM (2009) nomor KH.00.02.1.55.2888 mengungkapkan bahwa pada hasil uji kemasan makanan polystyrene, kemasan cup Pop Mie termasuk dalam kemasan polystyrene yang tidak berbahaya karena di dalam kemasan cup Pop Mie tidak ditemukan kandungan residu stiren. Menurut BPOM (2007) nomor HK.00.05.55.6497 ambang batas monomer stiren yaitu maksimal 5000 ppm. BPOM (2011) nomor HK.03.1.23.07.11.6664 menjelaskan bahwa ambang batas maksimal residu total monomer stiren pada kemasan dalam produk yang mengandung air, minyak atau lemak bebas, dan mengandung garam yaitu maksimal 0,5% berat, sedangkan kandungan stiren pada kemasan cup Pop Mie maksimal 0,1%. Disimpulkan bahwa PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle sangat memperhatikan faktor keamanan kemasan bagi konsumennya. 7.1. Pengawasan Mutu Kemasan cup Pop Mie Proses pengawasan mutu kemasan cup Pop Mie dilakukan oleh analis Quality Control bagian Raw Material Field, namun kesempatan kali ini penulis melakukan proses pengawasan mutu kemasan cup Pop Mie dengan mengambil sampel kemasan cup Pop Mie sebanyak 13 sampel. Pengawasan mutu kemasan cup Pop Mie terdiri dari kehalalan produk, fisik, validasi, printing, serta spesifikasi. Pengawasan mutu kemasan cup Pop Mie dilakukan dengan cara mengambil sampel kemasan cup Pop Mie dan dibandingkan dengan standar mutu yang telah ditetapkan. 30

31 7.1.1. Kehalalan Produk Analisa kehalalan produk dilakukan dengan pengamatan langsung kemasan cup Pop Mie. Kemasan cup Pop Mie dianalisa terhadap adanya kontaminasi dengan bahan haram. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal pasal 18 menerangkan bahwa barang yang haram yaitu bangkai, darah, babi, dan hewan lain yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Kemasan cup Pop Mie yang terkontaminasi dengan bahan haram akan ditolak dan dilakukan peninjauan kembali pada proses produksi dan tempat penyimpanan kemasan cup Pop Mie. Kemasan cup Pop Mie yang tidak terkontaminasi dengan barang haram akan lolos analisa kehalalan produk. Tiga belas sampel yang dianalisa oleh penulis tidak terdeteksi kontaminasi barang haram, sehingga sampel tersebut lolos untuk uji kehalalan produk. 7.1.2. Fisik Analisa fisik yang dilakukan pada kemasan cup Pop Mie dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kemasan cup Pop Mie. Analisa fisik pada kemasan cup Pop Mie berfungsi untuk menjaga kualitas produk hingga ke tangan konsumen. Analisa fisik kemasan cup Pop Mie meliputi analisa terhadap keretakan, kebocoran, terdapat penyok atau tidak, dan bau pada kemasan cup Pop Mie. Kemasan cup Pop Mie yang tidak lolos analisa fisik akan ditolak, jika kemasan cup Pop Mie lolos analisa fisik maka dapat dilakukan analisa selanjutnya. Tiga belas sampel yang diambil oleh penulis tidak terdapat penyimpangan fisik, sehingga lolos uji fisik dan dapat dilanjutkan dengan analisa lain. 7.1.3. Validasi Validasi merupakan analisa terhadap kesesuaian nomor MD dari BPOM, logo halal, dan nama PT yang memproduksi, karena nomor MD, logo halal, dan nama PT yang memproduksi penting untuk identitas produk. Analisa validasi dilakukan dengan cara membandingkan sampel kemasan cup Pop Mie dengan kemasan cup Pop Mie yang menjadi arsip analis Quality Control. Tiga belas sampel kemasan cup Pop Mie yang dianalisa oleh penulis menunjukkan kesesuaian nomor MD, logo halal dan nama PT yang memproduksi dengan kemasan cup Pop Mie yang menjadi arsip analis Quality Control.