102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme tubuh, terutama metabolisme lemak tubuh. Selain itu gaya hidup orang dewasa mengarah ke gaya hidup yang konsumsi makanan berenergi tinggi dan kurang aktivitas fisik (Muchtadi 2005). Kegemukan pada orang dewasa dapat dilihat berdasarkan karakteristiknya yang meliputi umur, jenis kelamin, besar keluarga, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan pengeluaran per kapita. Karakteristik akan mempengaruhi perilaku konsumsi, kebiasaan melakukan aktivitas fisik, dan kondisi mental emosional. Ketiga faktor yang dipengaruhi tersebut berhubungan langsung dengan asupan (intake) zat gizi sampel serta secara tidak langsung akan berhubungan dengan kegemukan pada sampel. Perilaku konsumsi dalam penelitian ini mencakup konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan berlemak, konsumsi jeroan, konsumsi makanan manis, konsumsi minuman beralkohol, dan merokok dapat berhubungan terhadap kegemukan. Kebiasaan melakukan aktivitas fisik dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik berat. Aktivitas fisik berat dapat membantu pembakaran lemak dan melancarkan metabolisme tubuh. Gaya hidup kurang gerak (sedentary lifestyle) pada orang dewasa akan mempengaruhi peningkatan simpanan lemak tubuh yang ber-output kepada kegemukan. Peran dan tanggung jawab orang dewasa akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur (Hurlock E 1980). Hal tersebut dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap kondisi mental emosional orang dewasa. Efek negatif terhadap kondisi mental emosional dapat mengakibatkan terganggunya kondisi mental emosional, sehingga muncul kecemasan, stres dan depresi, yang dapat mempengaruhi kejadian kegemukan pada seseorang.
103 Karakteristik Sampel : Umur Jenis Kelamin Besar keluarga Perkawinan Pendidikan Pekerjaan Pengeluaran Perkapita Perilaku Konsumsi: 1. Minum Alkohol 2. Merokok 3. Konsumsi Buah dan Sayur 4. Konsumsi makanan manis 5. Konsumsi makanan berlemak 6. Konsumsi jeroan Aktivitas Fisik Mental Emosional Intik Zat Gizi Kegemukan Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti diteliti
104 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). Oleh karena itu, desain penelitian ini secara keseluruhan mengacu pada desain Riskesdas yang menggunakan desain cross sectional study. Wilayah penelitian ini terdiri dari 3 provinsi yaitu Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. Tiga provinsi ini dipilih secara purposive karena memiliki prevalensi kegemukan tertinggi di Indonesia berdasarkan hasil survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2007. Pengumpulan data survei Riskesdas dilakukan awal Agustus 2007 hingga Januari 2008. Pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2009 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel Jumlah keseluruhan sampel dihitung dari jumlah kuesioner individu Riskesdas 2007 yaitu 30.150 jiwa. Keseluruhan sampel tersebut terdiri dari 3 wilayah pengumpulan yaitu provinsi Sulawesi Utara (10 436 jiwa), DKI Jakarta (12 316 jiwa), dan Gorontalo (7 398 jiwa). Setelah proses editing dan cleaning data jumlah sampel akhir data keseluruhan adalah 9 646 jiwa untuk provinsi Sulawesi Utara, 27 979 jiwa yang terdiri dari 11 411 jiwa untuk provinsi DKI Jakarta, dan 6 922 jiwa untuk provinsi Gorontalo. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Puslitbangkes RI), koreksi sampel asli dapat ditolerir maksimal sebesar 10%. Pengambilan data Riskesdas dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia meliputi 438 kabupaten dan kota di 33 provinsi di mana pada setiap kabupaten/kota yang masuk dalam kerangka sampel diambil sejumlah blok sensus (BS) yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupaten/kota tersebut (probability proportional to size). Blok sensus Riskesdas 2007 berbasis pada Susenas 2007 yang dilakukan BPS, penarikan sampel rumah tangga yang dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) menjadi 16 rumah tangga pada setiap blok sensus. Seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih dari kedua proses penarikan sampel diambil sebagai sampel individu.
105 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dianalisis adalah data sekunder Riskesdas 2007. Penelitian ini menggunakan beberapa data yang memungkinkan dalam analisis mengenai kejadian kegemukan di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data individu anggota rumah tangga dewasa yang dikumpulkan dengan wawancara kepada anggota rumah tangga dan menggunakan bantuan kuesioner. Data yang digunakan meliputi: jenis kelamin, umur, antropometri (tinggi badan dan berat badan), status perkawinan, wilayah tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran rumah tangga, besar keluarga, kebiasaan aktivitas fisik berat, perilaku konsumsi (kebiasaan merokok, minum alkohol, konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan manis, berlemak, jeroan, dan kondisi mental emosional. Pengumpulan data antropometri sampel dilakukan dengan pengukuran sampel secara langsung. Berat badan sampel diukur dengan timbangan digital yang memiliki presisi 0.1 kg sedangkan tinggi badan diukur dengan microtoise yang memiliki presisi 0.1 cm. Timbangan digital yang digunakan selalu dikalibrasi sebelum digunakan dan baterai yang digunakan segera diganti jika habis sehingga didapat keakuratan yang optimal. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dan terkumpul kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2003 dan SPSS 13.0 for Windows. Tahap pengolahan data yang pertama adalah editing dan cleaning data yang sudah ada kemudian dipilih berdasarkan variabel yang akan diteliti. Pengategorian dirujuk sesuai laporan hasil Riskesdas tahun 2007. Uraian variabel-variabel yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4 Pengategorian variabel No. Kode Kuesioner Variabel Kategori Skala 1 u1, u2a Indeks Massa Tubuh (IMT) 2 b4k4 Jenis kelamin 1= Laki-laki 2= Perempuan 3 b4k5 Umur 1= 15-24 tahun 2= 25-34 tahun 3= 35-44 tahun 4= 45-54 tahun 5= 55-64 tahun 6= 65-74 tahun 7= 75 tahun 4 b4k6 Status perkawinan 1= belum menikah 2= menikah
106 No. Kode Kuesioner Variabel Kategori Skala 5 b4k7 Pendidikan 1= Tidak sekolah 2= Tamat SD 3= Tamat SLTP 4= Tamat SLTA 5= Tamat PT 6 b1r5 Wilayah 1= perkotaan 2= perdesaan 1= Tidak kerja 2= Ibu Rumah Tangga 3= Sekolah 7 b4k8 Pekerjaan 4= Pegawai 5= Wiraswasta 6= Petani/Nelayan/Buruh 7= Lainnya 1= 1-2 orang 8 jartssn Jumlah Anggota Keluarga (ART) 2= 3-4 orang 3= 5-6 orang 4= >6 orang 1= Ya, setiap hari 2= Ya, kadang-kadang 9 d11 Kebiasaan merokok 3= Tidak, sebelumnya pernah 4= Tidak sama sekali 10 d18 Kebiasaan minum alkohol 1= Minum 2= Tidak minum 11 d23 Kebiasaan melakukan aktivitas 1= Ya fisik berat 2= Tidak 12 d31 s.d d34 Kecukupan konsumsi sayur dan 1= Kurang buah 2= Cukup 13 d35a Kebiasaan konsumsi makanan 1= jarang manis 2= sering 14 d35c Kebiasaan konsumsi makanan 1= jarang 15 d35d berlemak Kebiasaan konsumsi jeroan dan sejenisnya 16 Neko_kpi Pengeluaran rumah tangga 17 f01 s.d. f20 Kondisi mental emosional 2= sering 1= jarang 2= sering 1= kuintil 1 2= kuintil 2 3= kuintil 3 4= kuintil 4 5= kuintil 5 1= Terganggu 2= Tidak terganggu Kategori data penelitian ini terdiri dari variabel dependen (kejadian kegemukan) dan variabel independen (karateristik demografi, keadaan sosialekonomi, perilaku konsumsi, kebiasaan melakukan aktivitas fisik, dan kondisi mental emosional). Selanjutnya, data diolah dengan tiga pendekatan analisis yaitu : analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel baik variabel dependen dan independen dengan gambaran distribusi frekuensinya bentuk statistik deskriptif dalam bentuk jumlah dan persentase karena sebagian besar data berupa data kategorik. Status gizi penduduk yang
107 mengalami kegemukan di Indonesia dengan usia dewasa 15 tahun ke atas ditentukan dengan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut Depkes tahun 1998. Sampel dikatakan gemuk apabila memiliki IMT 25 yang terdiri dari kategori BB lebih dan obese sedangkan dikatakan tidak gemuk apabila sampel memiliki IMT < 25 yang terdiri dari kategori normal dan kurus. Gambaran distribusi sampel dibagi menjadi karakteristik demografi, keadaan sosialekonomi, gaya hidup (perilaku konsumsi, aktivitas fisik), dan kondisi mental emosional. Analisis Bivariat Analisis bivariat selanjutnya digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu variabel dependen dengan salah satu independen. Uji kemaknaan variabel nominal jenis tabel 2x2 menggunakan Chi-square dan nilai Odds Ratio (OR) dengan dependen variabel berupa kategori gemuk dan tidak gemuk (kategorik). Uji kemaknaan dengan variabel yang skala ordinal diolah dengan Korelasi Spearman dengan dependen variabel Indeks Massa Tubuh (IMT) sampel. Kriteria tingkat kemaknaan statistik yang dianjurkan adalah p<0.05 disesuaikan umum digunakan pada studi gizi dan kesehatan masyarakat. Jenis variabel yang dianalisis berjenis kategorik, baik variabel dependen atau independen. Analisis Multivariat Selain kedua analisis tersebut digunakan pula analisis multivariat. Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui nilai faktor risiko atau Odds Ratio (OR) variabel independen terhadap variabel dependen. Seluruh variabel independen dianalisis bersama-sama untuk mengetahui variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis ini menggunakan model binary logistic regression dengan metode backward wald. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: ( x) e 0 1x1 2 x2 3x3... n xn x x x... x 1 e Keterangan: л (x) = Peluang terjadinya gemuk (0 = tidak gemuk, 1 = gemuk) e = eksponensial β 0 - β 1 = koefisien regresi x 1 = jenis kelamin sampel [0= laki-laki, 1= perempuan] 0 1 1 2 2 3 3 n n
108 x 2 x 3 x 4 x 5 x 6 x 7 = umur [0= 15-19 tahun atau 40 tahun ke atas, 1= 20-39 tahun] = umur [0= 15-39 tahun atau 60 tahun ke atas, 1= 40-59 tahun] = umur [0= 15-59 tahun, 1= 60 tahun ke atas] = perkawinan [0= belum menikah, 1= menikah] = besar keluarga [0= > 4 ART, 1= 4 ART] = wilayah tinggal [0= perdesaan, 1= perkotaan] = pendidikan [0= tidak sekolah atau tamat SLTA & PT, 1= tamat SD dan SLTP] = pendidikan [0= tidak tamat SLTA, 1 = tamat SLTA & PT] = pekerjaan [0= bekerja, 1= tidak bekerja] x 8 = pengeluaran rumah tangga [0= kuintil 1 s.d. 2, 1= kuintil 3 s.d. 5] x 9 x 10 x 11 x 12 x 13 x 14 x 15 x 16 = kebiasaan minum alkohol [0= tidak minum, 1= minum] = kebiasaan merokok [0= bukan perokok, 1= perokok] = kebiasaan merokok [0= bukan perokok, 1= mantan perokok] = kecukupan konsumsi sayur dan buah [0=cukup, 1=kurang] = kebiasaan konsumsi makanan manis [0= jarang, 1= sering] = kebiasaan konsumsi makanan berlemak [0= jarang, 1= sering] = kebiasaan konsumsi jeroan dan sejenisnya [0= jarang, 1=sering] = kebiasaan melakukan aktivitas fisik berat [0= ya, 1= tidak] = kondisi mental emosional [0= tidak terganggu, 1= terganggu]
109 Definisi Operasional Kegemukan adalah keadaan gemuk yang ditandai oleh adanya penimbunan lemak yang berlebihan tercermin pada berat badan yang berlebih dari normal, penggolongan kegemukan sampel didasarkan pada Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut Depkes tahun 1998 di mana sampel gemuk memiliki IMT 25.00 dan tidak gemuk memiliki IMT< 25.00. Risiko Kegemukan adalah peluang seseorang untuk berisiko menjadi gemuk. Faktor yang mempengaruhi risiko kegemukan adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau pun menurunkan risiko kegemukan pada sampel. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah alat ukur atau indikator status gizi yang diukur berdasarkan berat badan dan tinggi badan sampel. Demografi adalah karakteristik sampel meliputi jenis kelamin, umur, perkawinan, dan besar keluarga. Sosial-ekonomi adalah keadaan sampel yang dinilai berdasarkan pendidikan, pekerjaan, pengeluaran rumah tangga, dan wilayah tempat tinggal sampel yang dapat berpengaruh terhadap gaya hidup seseorang. Pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh sampel yang dikategorikan menjadi tidak pernah sekolah; tidak tamat SD; tamat SD; tamat SLTA; dan tamat Perguruan Tinggi. Wilayah adalah wilayah tempat tinggal sampel yang digolongkan menjadi wilayah perkotaan dan perdesaan di setiap provinsi. Pekerjaan adalah jenis aktivitas yang mendatangkan penghasilan utama yang dikategorikan menjadi tidak bekerja; sekolah; ibu rumah tangga; pegawai (TNI/Polri, PNS, pegawai BUMN/swasta); wiraswasta (wiraswasta/pedagang/pelayanan jasa); petani/nelayan/buruh; dan lainnya. Pengeluaran adalah pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan dalam rumah tangga digolongkan menjadi beberapa tingkatan berupa 5 kuintil ditetapkan secara nasional oleh Badan Pusat Statistik Nasional, semakin besar kuintil maka semakin besar pengeluaran rumah tangga rumah tangga sampel. Kuintil 1 Rp. 160 000,00; kuintil 2 Rp. 219 000, 00; kuintil 3 Rp. 272 000,00; kuintil 3 Rp. 344 000,00; dan kuitil 5 Rp. 555 000,00. Gaya hidup adalah kebiasaan hidup seseorang yang terdiri dari perilaku konsumsi dan kebiasaan beraktivitas fisik.
110 Perilaku konsumsi adalah kebiasaan makan sampel yang meliputi kebiasaan merokok, minum alkohol, konsumsi buah dan sayur, makanan berlemak, makanan manis, dan kebiasaan makan jeroan. Konsumsi buah dan sayur adalah kebiasaan makan buah dan sayur pada sampel yang dinilai berdasar frekuensi dan porsinya selama satu minggu. Sampel dikatakan kurang konsumsi sayur dan buah adalah sampel yang mengkonsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi/hari selama 7 kali dalam seminggu. Konsumsi makanan berlemak adalah kebiasaan seseorang makan makanan berlemak yang dinilai berdasar frekuensinya selama satu hari, satu minggu dan satu bulan. Konsumsi makanan manis adalah kebiasaan seseorang mengkonsumsi makanan/minuman manis yang dinilai berdasarkan frekuensinya selama satu hari, satu minggu dan satu bulan. Konsumsi jeroan adalah kebiasaan seseorang mengkonsumsi, bagian organ hewan ternak selain otot, daging dan tulang seperti usus, ampela, hati, lidah, jantung, otak, paru dan sebagainya yang dinilai berdasar frekuensinya selama satu hari, satu minggu dan satu bulan. Aktivitas fisik adalah kegiatan tubuh setiap harinya yang terkait dengan pekerjaan, waktu senggang, dan transportasi pada sampel. Aktivitas fisik dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik berat yang dilakukan minimal selama 10 menit per hari secara terus-menerus. Kebiasaan merokok adalah kebiasaan merokok atau mengunyah tembakau pada sampel dalam 1 bulan terakhir. Konsumsi minuman beralkohol adalah kebiasaan sampel minum alkohol selama 12 bulan terakhir. Gangguan mental emosional, suatu keadaan yang mengindikasikan sampel mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut, penggolongan sampel yang mengalami gangguan emosional dan tidak mengalami gangguan emosional diukur dengan memberikan 20 pertanyaan kepada sampel dengan jawaban ya dan tidak, apabila seseorang menjawab minimal 6 pertanyaan dengan jawaban ya, seseorang dikatakan mengalami gangguan emosional.