BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Antibodi pada Mukus Ikan. Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2011, hlm ISSN

BAB HI. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Ikan Fakultas

I. PENDAHULUAN. masamo (Clarias gariepinus >< C. macrocephalus) merupakan lele varian baru.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Teori yang Relevan. Ichthyophthirius multifiliis adalah parasit dari golongan protozoa yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ternak. Darah terdiri dari dua komponen berupa plasma darah dan bagian padat yang

SISTEM PEREDARAN DARAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1 Rata-rata Jumlah Sel Darah Putih Ikan Lele Dumbo Setiap Minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7. Bakteri Bacillus Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ilmu Pengetahuan Alam

Tabel 1 Nilai (rataan ± SD) PBBH, FEC, dan gambaran darah domba selama masa infeksi Parameter Amatan Domba

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

PEMBAEIASAN. leukosit, jenis leukosit, nilai indeks fagositik serta adanya perbedaan tingkat

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hemoglobin. Hemoglobin Burung Merpati Jantan dan Betina sebelum dan sesudah Dilatih Terbang

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

GAMBARAN DARAH IKAN II (SDP, AF DAN DL)

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

BAB I PENDAHULUAN. di Jawa Tengah (Purwanti et al., 2014). Lele dumbo merupakan jenis persilangan lele

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji LD-50 merupakan uji patogenitas yang dilakukan untuk mengetahui

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

Eritrosit Vertebrata

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

Tingkat Kelangsungan Hidup

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adanya perubahan kondisi kesehatan ikan baik akibat faktor infeksi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan cekaman panas yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Struktur dan Fungsi Hewan Tujuan Instruksional Khusus

Tabel 3 Tingkat prevalensi kecacingan pada ikan maskoki (Carassius auratus) di Bogor

Makalah Sistem Hematologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

Hasil Penelitian. setelah 100%. Percobaan ke-ii. 38 dan C. Hasil. Sintasan (%) ntasan (%)

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

PENGARUH KITOSAN DALAM MENINGKATKAN RESPON IMUN NON-SPESIFIK PADA IKAN PATIN SIAM Pangasius hypophthalmus YANG DI INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila

I. PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah back to nature (Sari, 2006). Namun demikian,

Transkripsi:

21 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Antibodi pada Mukus Ikan Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh tidak dapat disajikan pada laporan ini karena sampai saat ini masih dilakukan pengujian. Pertama kendala yang dihadapi adalah kesulitan dalam mendapatkan anti catfish namun di akhir penelitian setelah dilakukan berulangkali diinduksi ke kelinci akhiraya setelah dilakukan uji AGPT didapatkan adanya garis presipitasi, adanya garis ini menunjukkan adanya homolog antara antigen yang diberikan kekelinci dengan antibodi yang dihasilkan (untuk lebih jelasnya disajikan pada Gambar 3). Kedua kesulitan dalam purifikasi Ich yang akan dijadikan sebagai i- antigen. Gambar 3. Basil Uji AGPT Keterangan: Tanda panah pada Gel Uji AGPT menunjukkan adanya garis presipitasi Hasil uji AGPT menunjukkan adanya garis presifitasi artinya adanya garis homolog antara antigen yang diberikan kekelinci yaitu serum dari ikan lele dan

22 setelah diuji dengan serum kelinci melalui uji AGPT maka didapatkan garis homolog, halini membuktikan bahwa anticatfish dapat dihasilkan dari kelinci. 4.2. Kadar Glukosa dalam Darah Hasil pengukuran kadar glukosa dalam darah ikan uji selama penelitian pada perlakuan Al(suhu 24 C) cendrung meningkat'sampai akhir penelitian, pada perlakuan A2 (suhu 28 C) pada pengamatan kedua terjadi penurunan dan tetap sampai akhir, sedangkan pada perlakuan A3 (suhu 32 C) pada pengamatan kedua meningkat dan kemudian menurun pada akhir pengamatan. Untuk lebih jelasnya data kadar glukosa ikan uji selama penelitian disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel.l. Rata-rata Kadar glukosa dalam plasma (mg/dl) Perlakuan PENGAMATAN I II III Al 146,00 148.98 192.96 A2 147,25 138.77 138.12 A3 148,45 168.37 127.23 Keterangan: Al = Perlakuan pemeliharaan pada suhu 24 C A2 = Perlakuan pemeliharaan pada suhu 28 C A3 = Perlakuan pemeliharaan pada suhu 32 C Pengamatan 1,11, dan III pada hari 1,15, dan 30 Terjadinya peningkatan maupun penurunan kadar glukosa di dalam plasma mengindikasikan bahwa ikan mengalami stres. Salah satu indikasi ikan stres adalah meningkatnya kadar glukosa dalam plasma. Konsentrasi glukosa dalam plasma yang beredar tergantung pada produksi glukosa dan cepatnya hilang dalam predaran darah.tingginya kadar glukosa pada perlakuan Al

23 mengindikasikan bahwa ikan uji mengalami stres, ikan yang mengalami stres membutuhkan energi yang banyak. Salah satu indikator yang sering terlihat dari efek metabolik akibat stres adalah meningkatnya kadar glukosa di dalam plasma (Evans dan Claiborne 2006). Suhu mempengaruhi kadar glukosa darah, urea, uric acid, dan kadar protein, tetapi polanya tidak konsisten (Adam dan Agab, 2005). Meningkatnya kadar glukosa dalam plasma darah ikan selama stres kemungkinan disebabkan oleh aksi katekolamin pada pusat glikogen dalam hati dan jaringan (da Rocha et al, 2004 dalam Svobodova et al, 2006). 4.3. Kadar Hematokrit Hasil pengukuran kadar hematokrit dari ketiga kali pengamatan, terlihat bahwa hasil pengamatan kedua cendrung meningkat namun pada pengamatan terakhir kembali menurun dan mendekati kondisi awal. Untuk lebih jelasnya data yang diperoleh disajikan pada label 2 (Lampiran 1) dan data tersebut diturunkan ke dalam bentuk diagram batang seperti pada Gambar 4 berikut ini. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam maka kadar hematokrit antar perlakuan dan antar pengamatan tidak berpengaruh nyata (p < 0,05). Terjadinya peningkatan kadar hematokrit pada pengamatan kedua terutama pada perlakuan Al dan A3, diduga karena ikan uji mengalami stres dan beradaptasi dengan perlakuan yang diberikan seperti suhu. Suhu pada perlakuan Al(suhu 24 C) merupakan suhu kritis untuk ikan jambal siam, begitu juga dengan perlakuan A3(32 C). Suhu optimum untuk ikan jambal siam adalah 27-29 C (Roberts dan Vidthayanon,1991 dalam Hardjamulia, 1998). Pada pengamatan ketiga kadar hematokrit kembali mendekati normal atau sama dengan nilai pada

24 awal pengamatan, hal ini kemungkinan ikan uji setelah dua minggu pemeliharaan (pengamatan kedua) kembali beradaptasi dengan suhu Imgkungannya. Pada umumnya hewan mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, demikian juga dengan ikan. ie so,* o Al 0) X»A3 Pengamatan Gambar 4.Diagram kadar hematokrit Hematokrit menggambarkan proporsi besarnya jumlah sel eritrosit dalam darah ikan, dan jika dihubungkan dengan jumlah eritrosit maka nilai hematokrit juga dapat menggambarkan kondisi sel eritrosit. Nilai hematokrit dapat menggambarkan naik dan turunnya jumlah eritrosit dan hemoglobin dalam darah. Menurunnya kadar hematokrit dapat dijadikan sebagai indikator rendahnya kandungan protein dalam pakan, defisiensi vitamin atau ikan menderita infeksi, sedangkan meningkatnya kadar hematokrit dan eritrosit menunjukkan bahwa ikan dalam keadaan stres (Klontz 1994 dalam Johni et al. 2004).

25 4.4. Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin selama penelitian mengalami fluktuasi dari setiap perlakuan. Pada perlakuan Al(suhu 24 C) polanya cendrang meningkat, sedangkan pada A2(suhu 28 C) terjadi peningkatan pada pengamatan kedua dan pada pengamatan ketiga menurun, demikian juga pada perlakuan A3(suhu 32 C) hasil pengukuran kedua dan ketiga relatif sama.untuk lebih jelasnya data hasil pengukuran hemoglobin di tampilkan pada Tabel 3(Lampiran3) dan diturunkan dalam bentuk diagram seperti terlihat pada Gambar 5 berikut ini. 12,00 10±P 9+0,3* 10,00 8±4 00 7T 8,00» 6,00 J 6±lb E r I mm. 3±1* 4,00 «A3 2,00 0,00 ~ (I! Pengamatan Gambar 5. Diagram kadar Hemoglobin Hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh. Hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida. Banyaknya oksigen yang diterima oleh jaringan tergantung pada kadar dan fungsi hemoglobin yang tersedia. Tingginya kadar hemoglobin pada perlakuan Al erat kaitannya dengan total eritrosit yang ada pada tubuh ikan, namun tingginya kadar hemoglobin pada perlakuan Al masih dalam kisaran

26 normal. Nilai rata-rata hemoglobin ikan tilapia berkisar antara 7.0-9.8 (Hrubec, Cardinale, dan Smith, 2000). Kadar hemoglobin secara statistik tidak berbeda nyata dari setiap perlakuan jadi efek suhu yang berbeda dari setiap perlakuan tidak berpengaruh terhadap kadar hemoglobin, namun pada perlakuan pengamatan ketiga berdeda nyata (p< 0,05) A1 (suhu 24 C) pada dengan hasil pengamatan sebelumnya. Walaupun demikian nilai atau kadar hemoglobin pada perlakuan tersebut masih dalam batas normal, nilai ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, usia, kelamin, sistem pemijahan dan makanan (Teixeira 2000). 4.5. Total Sel Darah Merah (Eritrosit) Pemeriksaan total entrosit bertujuan untuk mengetahui status kesehatan ikan, hasil pengukuran rata-rata total entrosit selama penelitian disajikan pada label 4 (Lampiran 5) dan diturunkan pada Gambar 6 berikut ini. Hasil analisis sidik ragam dari total eritrosit pada perlakuan A2 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata apabila dibandingkan dengan perlakuan Al dan A3, 945±73b <giooo I- 90 8 800 o o in 700 833±188a..] «500 1 400 563±338a a 211±l42 381±176a SA1 360±121«SA2 99±174» 'SfXlL 3 I 1 200 1 100 o 0 Pengamatan 1A3 \

27 terutama pada pengamatan kedua sedangkan pada pengamatan ketiga untuk semua perlakuan tidak berbeda nyata, hal ini diduga setelah dua minggu maka ikan uji telah mulai beradaptasi dengan lingkungan terutama dengan suhu media pemeliharaan. Selain telah beradaptasi juga diduga karena vaksin yang diberikan dapat mencegah terjadinya stres. Tingginya total eritrosit pada pengamatan minggu kedua dari perlakuan Al dan A3 adalah disebabkan ikan uji mengalami proses adaptasi dengan suhu pemeliharaan selain itu juga stres akibat pemberian vaksin. Rendahnya total eritrosit pada perlakuan Al diduga karena ikan mengalami stres dan berusaha untuk beradaptasi sehingga ikan membutuhkan energi yang tinggi, sedangkan nafsu makannya menurun. Meningkatnya total eritrosit per unit volume darah kemungkinan disebabkan oleh defisitnya kandungan oksigen selama aklimatisasi (Homatowska et al. 2002). 4.6. Total Sel Darah Putih (Lcukosit) Hasil pengukuran total Jeukosit sejama penelitian disajilcan pada label 5(Lampiran 7) dan diturunkan pada Gambar 7, berdasarkan hasil uji analisis sidik ragam adanya perbedaan yang nyata pada hasil pengukuran ketiga pada perlakuan A2. Terjadinya peningkatan total leukosit pada perlakuan ini diduga karena adanya pemberian vaksin ke ikan uji, Peningkatan total leukosit disebabkan oleh meningkatnya aktivitas pembelahan sel akibat adanya vaksin yang bersifat mitogenik, senyawa mitogenik ini mengaktivasi sel pertahanan untuk berdiferensiasi dengan demikian terjadi sintesa DNA pada sel limfosit yang berakibat meningkatnya populasi leukosit (Baba et al. dalam Syawal dan Riauwati 2006).

28 Riauwati 2006). E E 337±211 b o o CL ial A3 ill Pengamatan Gambar 7. Diagram total leukosit selama penelitian Peningkatan ini menunjukkan bahwa sel leukosit berperan aktif dalam mengenal dan melawan antigen yang masuk ke dalam tubuh, selain itu juga mengindikasikan adanya infeksi dan stres. 4.7. Jenis Leukosit Hasil penghitungan persentse jenis leukosit selama penelitian ditampilkan pada Tabel 6. Dari hasil penghitungan jenis leukosit dari ketiga kali pengamatan terlihat bahwa limfosit cendrung menurun, sedangkan monosit hanya pada perlakuan Al yang menurun diakhir penelitian, demikian juga dengan neutrofil mengalami peningkatan. Monosit berjumlah sedikit dari populasi sel darah putih kecuali ada infeksi di jaringan atau aliran darah (Moyle dan Chech 1988). Bersama dengan makrofag-makrofag jaringan setempat, monosit memfagositir sisa-sisa jaringan yang hancur dan penyebab-penyebab penyakit (Nabib dan Pasaribu 1989).

29 Neutrofil yaitu sel darah putih yang dapat meninggalkan pembuluh darah, mengandung vakuola yang berisi lisozim untuk menghancurkan organisme yang dimakannya (Chinabut et al 1991). Tabel 2. Persentase jenis leukosit selama penelitian Perlakuan Al A2 A3 Jenis leukosit Limfosit Monosit Neutrofil Basofil Eusinofil Limfosit Monosit Neutrofil Basofil Eusinofil Limfosit Monosit Neutrofil Basofil Eusinofil Pengamatan I II III 45,7±6,0 33,7±3,2 13,3±4,6 4,0±4,0 3,3±3,1 46,0±2,6 27,7±0,6 17,0±0,0 7,0±2,6 2,3±0,6 56,3±9,7 24,7±4,2 12,7±4,5 4,7±0,6 1,7±1,5 45,0±6,2 35,3±5,0 14,7±6,1 6,0±2,0 3,7±2,1 46,0±2,6 27,7±0,6 16,7±0,6 7,0±2,6 2,3±0,6 56,3±9,7 24,7±4,2 12,7±4,5 4,7±0,6 1,7±1,5 30,7±22,8 22,0±9,2 34,3±23,0 8,0±2,6 5,0±1,7 46,3±H,1 41,0±6,0 9,3±3,2 0,0±0,0 0,0±0,0 49,7±2,1 36,3±4,0 14,0±4,4 0,0±0,0 0,0±0,0 4.8. Kualitas Air Hasil pengukuran kualitas air dari setiap perlakuan disajikan pada Tabel 7 berikut ini. Kualitas air relatif aman untuk kehidupan ikan uji, hal ini terlihat dari kelulusan hidup ikan uji yaitu 100 % untuk semua perlakuan. Hal ini diduga walaupun ikan uji dipelihara pada suhu rendah atau di bawah suhu optimum dan sebaliknya di atas suhu optimum tetap bisa bertahan hidup karena ikan uji sudah diberi vaksin. Sehingga ikan uji tidak lagi mengalami stres yang berkepanjangan. Hal yang sama juga dikemukan Syawal et al 2008, bahwa ikan jambal siam yang telah diberi vaksin Ich dosis 3ml yang diberikan secara perendaman selama 15 menit telah dapat meningkatkan kelulusan hidup hingga

30 100% walaupun terjadi fluktuasi suhu yang tinggi antara siang dan malam yaitu >5 C. label 7. Rata-rata kualitas air dari setiap perlakuan selama penelitian Perlakuan Parameter ph O2 (mg/ TAN(mg/L) NO2(mg/L) Al(suhu24 C) 7,12 4.09 0.53 0.53 A2(suhu 28 C) 7.03 3.94 0.55 0.18 A3(suhu 32 C) 7.19 3.68 0.44 0.43