4.3. Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Dalam memperhitungkan daerah kebebasan samping, kita harus dapat memastikan bahwa daerah samping/bagian lereng jalan tidak menghalangi pandangan pengemudi. Dalam perhitungannya berupa, jarak pandang yang telah kita sesuaikan dengan kebutuhan perencanaan geometric, yang nantinya dibandingkan dengan hasil perhitungan JPH dan JPM. Dasar perencanaan untuk perhitungan adalah jari-jari lengkung dan panjang lengkung total dari perhitungan alinyemen horizontal sebelumnya. Setelah itu hasil perhitungan ini diplotkan ke gambar potongan jalan berdasarkan tinggi kritis mata pengemudi. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui lereng jalan yang berada dikiri maupun kanan jalan mengahalangi pandangan bagi pengemudi atau tidak saat mengendarai kendaraan. Dan berikut ini adalah contoh perhitungannya untuk PI Direncanakan : R (jari-jari tikungan) = 409 m Lt (panjang lengkung total) = 63,0 m Lebar lajur = 3.5 m Perhitungan : Radius jalan sebelah dalam : R = R ½ (L lajur) = 409 ½ (3.5) = 407,5 m jarak pandangan henti JPH V JPH = 0.78 x V x t + 54xfm JPH = 0.78H x 80 x.5 + JPH = 40 m < Lt = 63,0m, sehingga menggunakan rumus: E = 8.65 S R ' cos R' 80 54x 0.3 Maka rumus kebebasan samping yang berlaku adalah : E= 8.65 S R ' cos R' 8.6540 = 407,5 cos 407,5 = 6,00 m Berikut ini adalah perhitungan daerah kebebasan sampingi, menggunakan program Microsoft Excel, yang dapat dilihat di Tabel 4.4 Tabel 4.4 Perhitungan Daerah Kebebasan Samping 4.4. Perencanaan Pelebaran Perkerasan Perhitungan pelebaran perkerasan tikungan disesuaikan dengan kriteria perencanaan geometrik jalan,. Data-data untuk kecepatan rencana dan jari-jari lengkung diambil dari perhitungan alinyemen horisontal sebelumnya. Kendaraan rencana menggunakan kendaraan sedang (menurut TPGJAK 997),dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Tonjolan depan kendaraan (A) =. m b. Jarak gandar kendaraan (L) = 7.6 m c. Lebar kendaraan rencana (μ) =.6 m Asumsi lebar kebebasan samping kiri kanan kendaraan (C) = m (Sukirman 999, untuk jalan dengan lebar jalur 7m). Di bawah ini adalah contoh perhitungan untuk PI. Dasar perencanaan : a. Kecepatan rencana, VD = 80 km/jam b. Jari-jari lengkung horisontal rencana, RD = 409 m c. Lebar perkerasan per lajur, L = 3.5 m d. Lebar perkerasan jalur lurus, Bn = 7 m e. Jumlah lajur (N) = lajur Perhitungan : Z = = 0,05 0,05 = 0,45 m Vd R 80 409 U R R L
=,67 m.6 409 409 7.6 Fa R A L A R x7.6.) 409 409 (.x = 0.044 m tergenang hujan dalam waktu yang cukup lama sehingga tidak terjadi kerusakan pada konstruksi jalan. Dalam perencanaan saluran tepi jalan ini direncanakan menggunakan saluran dari lempung padat berbentuk trapesium. Data hujan yang digunakan adalah data hujan harian maksimum selama 5 tahun secara berturut-turut. Dari data hujan yang tersedia, dilakukan analisa perhitungan hujan harian maksimum seperti yang terdapat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7. Wc N U C N Fa Z,67 x0,044 0, 45 x = 7,80 m Wc Wn 7,80 7 0,8 m m Jadi, pada tikungan ( PI-) untuk perencanaan jalan ini dibutuhkan pelebaran jalan sebesar,0 m. Dan untuk lengkapnya, perhitungan pelebaran perkerasan jalan ini, menggunakan program Microsoft Excel, yang dapat dilihat di Tabel 4.5 Tabel 4.5. Perhitungan Pelebaran Perkerasan Jalan Sumber : BPS Propinsi Papua Barat Tahun Ri (mm) R^ (mm) Ri - R^ (Ri - R^) 005 600 66,00 37970,440 006 39 335,00 359,040 007 49 983,800-49,800 4867,40 008 60-38,800 4577,40 009 906-77,800 605,840 S 999 88575,800 Tabel 4-6 Curah Hujan Maksimum Rata-rata Pertahun Sehingga nilai standar deviasi dari data diatas adalah : ^ R R 88575,800 σn = 470,57 mm n 5 Dan Tabel Gumbel untuk data hujan selama 5 tahun bisa dilihat pada Tabel 4-7. 4.5. PERENCANAAN SALURAN TEPI JALAN Saluran tepi jalan dibuat untuk mengendalikan air permukaan akibat hujan. Tujuannya agar jalan tidak Ranking P Y Y 0.667-0.583 0.340 0.3333-0.0940 0.0088 3 0.5000 0.3665 0.343 4 0.6667 0.907 0.849 5 0.8333.700.8967 Σ.940 4.949 Tabel 4-7 Tabel Gumbel untuk data hujan selama 5 tahun. m Dengan : P dan Y Ln Ln n p Sehingga : Y.94 Yn n 5 =0,459
Y Yn Y 4.949 0.459.94 Sn n 5 =0,68 Direncanakan periode ulang sesuai dengan umur rencana jalan, yaitu T = 0 tahun sehingga : T 0 Y 0 Ln Ln Ln Ln =,504 T - 0 - Dan tinggi hujan rencana selama 0 tahun adalah : Y0 Yn R0 R n Sn,504 0,459 983,800 470, 57 0,68 R 0 = 335,97 mm. Data perencanaan : Perhitungan waktu konsentrasi (Kerby) n d to,44 L i Tinggi hujan rencana adalah, R = 335,97 mm Kemiringan melintang jalan, s a = % Kemiringan melintang bahu, s b = 4% Panjang saluran, L = 800 m (STA 0+00 s/d STA +000) Kemiringan memanjang jalan, g = 4% Jenis material jalur jalan direncanakan menggunakan aspal, n d = 0,03 Lapis permukaan bahu jalan adalah lapangan dengan rumput jarang, ladang permukaan cukup kasar, n d = 0, Jenis material pembentuk saluran direncanakan menggunakan lempung padat, sehingga pada perencanaan kali ini kecepatan air rencana adalah, Vsal =, m/dt. (Sumber : Tabel, Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan). Lebar jalan lajur, Wj = 3,5 m Lebar bahu sisi, Wb = m Perhitungan inlet time : Perhitungan Inlet Time Jalan (to jalan) w = wj = 3.5 m g 4% x w 3. 5 = 7 m s % L x w 7 3.5 Δhg xg 7 4% = 0,8 m Δhs ws 3,5 % Δh Δhg Δhs 0,8 0, 07 Δh i L 0,35 = 0,045 7,86 = 0.07 m = 7,86 m = 0,35 m 0,03 toaspal,44 7,86 =,03 0,045 menit Perhitungan Inlet Time Bahu Jalan (to bahu) 3 w = wb = m g 4% x w s 4% = m L x w Δhg xg,00 4,00% Δhs ws 4% Δh Δhg Δhs Δh i L =,88 m = 0,08 m = 0.08 m 0,08 0, 08 = 0,86 m 0,06 = 0,0567,88 tobahu,44,88 0, 0,057 Perhitungan Inlet Time Lereng (to lereng) L lereng = 03 m w = wj + wb = 5,5 m g 4% x w 5, 5 = 5,5 m s 4% L x w 5,5 5,5 =,56 menit = 7,778 m Δhg xg 5,5 4% = 0, m Δhs ws 5,5 4% = 0, m Δh Δhg Δhs 0, 0, = 0,44 m Δh 0,44 i = 0,056 L 7,778 0,8 tolereng,4403 0,056 = 40,397 menit Perhitungan waktu konsentrasi : Inlet time to jalan+bahu =,03 +,56 =,58 menit to lereng = 40,397 menit karena to jalan+bahu < to lereng, maka yang dipakai untuk perencanaan adalah to lereng. Waktu pengaliran di saluran L 800 tf = 7,73 menit 60 v 60. Waktu konsentrasi tc to tf = 40,397 + 7,73 = 67,67 menit =,8 jam Perhitungan debit saluran : Intensitas hujan rencana (Mononobe) R I 4 4 4 mm/jam tc 3 3 335,97 4 = 063,940 4,8 Luas daerah pengaliran A aspal = Wj x L = 3,5 x 800 = 6300 m = 0,0063km
A bahu = Wb x L = x 800 = 3600 m = 0,0036 km A aspal+bahu = A Total = 0,0063+ 0,0036 = 0,0099 km Dapat diketahui dari peta bahwa kondisi geografis yang ada menyebabkan aliran air yang terjadi mengalir dari sebelah kanan jalan rencana menuju sebelah kiri jalan rencana. Kondisi geografis pada sebelah kanan jalan rencana adalah berupa pegunungan atau dataran tinggi, sedangkan kondisi geografis pada sebelah kiri jalan rencana berupa sungai atau dataran rendah. Maka dalam penghitungan luas catchment area atau lereng diambil dari sebelah kanan jalan saja. Koefisien pengaliran Permukaan aspal, C = 0.7 Bahu jalan asumsi tanah berbutir kasar C = 0. Bagian luar jalan pegunungan (lereng) C 3 = 0.75 Koefisien pengaliran gabungan : C Aspal A Aspal C Bahu A Bahu C Gab. AT otal = 0.7 0,0063 0. 0,0036 0,0099 = 0,48 Debit yang masuk ke saluran tepi jalan dari : Aspal dan bahu Q CIA 3.6 Q 0,48 063,940 0,0099 =,40 m 3 /dt 3.6 Perhitungan dimensi saluran tepi jalan : Saluran tepi jalan ini direncanakan dibentuk dengan menggunakan material lempung padat, maka penampang saluran yang direncanakan berbentuk trapesium. Kecepatan saluran yang diijinkan. m/dt. Luas penampang saluran rencana Q,40 F =,8 m v. Dengan kemiringan talud :, maka direncanakan lebar saluran b = 0,8h. Tinggi muka air (h) : F=h(b+m.h) = h(0.3h+.h) = 0.8h +h =,8h Sehingga : F,8 h = 0,84 m 0,9 m,8,8 Lebar b = 0,8h = 0,8. 0,84 = 0,67 m 0,7 m Tinggi jagaan (w) w 0,5h 0,50, 9 = 0,67m Tinggi total saluran (h total ) = h+w = 0,9+ 0,67 =,57 m,6 m Lebar atas saluran (b atas ) = b pakai +(. m. h pakai ) = 0,7+ (.. 0,9) 4 =,5 m Luas penampang total saluran (A) : A b pakai batas h pakai A 0,7,5 0, 9 = 0,79 m w = 0,67 m h = 0,9 m,5 m b = 0,7 m Gambar 4.5.Dimensi Saluran Tepi Untuk mempernudah dalam pelaksanaan di lapangan, maka dimensi saluran tepi jalan pada sebelah kiri dan kanan jalan dibuat sama. Untuk selengkapnya, perhitungan saluran tepi per segmen jalan dengan menggunakan program Microsoft Excel dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Perhitungan Saluran Drainase.6. PERHITUNGAN GALIAN DAN TIMBUNAN JALAN Untuk menghitung volume galian dan timbunan jalan, dalam Tugas Akhir ini jalan dibagi menjadi beberapa segmen yaitu per 00 meter, sesuai dengan gambar potongan melintang jalan yang juga diambil setiap 00 meter. Untuk bagian lereng diambil kelandaian :
dengan asumsi menggunakan tanah asli sesuai dengan Spesifikasi Penguatan Tebing (NO. /S/BNKT/ 99, Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota). Dan untuk perhitungan luas galian dan timbunan ini diambil dari pengukuran luas dari gambar dalam program AutoCAD. Dan berikut ini adalah perhitungan galian dan timbunan untuk segmen (STA 0+00 s.d 0+300). Pada gambar pot. melintang STA 0+00, didapat : Luas galian = 0,00 m aktual Luas Timbunan = 0,00 m aktual Pada gambar pot. melintang STA 0+300, didapat : Luas galian = 0.00 m aktual Luas Timbunan = 40,00 m aktual Perhitungan galian : Luas galian rata-rata segmen (STA 0+00 s.d 0+300) 0 0 A rata -rata = 0,00 m Volume galian segmen (STA 0+00 s.d 0+300) Vol A L 000 = 0,00 m 3 galian rata rata Perhitungan timbunan : Luas timbunan rata-rata segmen (STA 0+00 s.d 0+300) 0,00 40,00 A rata -rata = 0,00 m Volume timbunan segmen (STA 0+00 s.d 0+300) Vol timbunan Arata rata L 0,0000 = 000,00 m 3 Untuk selengkapnya, perhitungan volume galian dan timbunan per segmen jalan dengan menggunakan program Microsoft Excel dapat dilihat pada 4.7. PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN Perhitungan biaya pekerjaan didapat dari volume pekerjaan dikalikan dengan harga satuan masing-masing pekerjaan. Perhitungan biaya ini dihitung berdasarkan daftar harga satuan yang didapatkan dari PT.Mitra Mandiri Konsultama. Adapun berikut ini urutan pekerjaan dan langkah-langkah perhitungannya.. Pekerjaan Tanah Galian Tanah Galian tanah dilakukan pada tanah eksisting untuk mendapatkan elevasi tanah sesuai dengan elevasi rencana. Dan dari hasil perhitungan galian dan timbunan didapatkan volume galian sebesar 7894,4 m 3. Timbunan Tanah Di samping pekerjaan galian tanah, untuk mendapatkan elevasi tanah sesuai dengan elevasi rencana, juga dilakukan pekerjaan timbunan dengan menggunakan tanah pilihan. Dan dari hasil perhitungan galian dan timbunan didapatkan volume timbunan sebesar 7548,98 m 3.. Pekerjaan Perkerasan Jalan Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Sirtu Kelas A Sesuai dengan perencanaan tebal perkerasan, pada perencanaan jalan ini digunakan lapis pondasi bawah berupa sirtu kelas A setebal 0 cm. Volume dari lapis pondasi bawah ini adalah sebagai berikut : Volume = Tebal sirtu x Lebar jalur x Panjang Jalan = 0.09 x 7 x 3000 = 4490 m 3 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A Sesuai dengan perencanaan tebal perkerasan, pada perencanaan jalan ini digunakan lapis pondasi bawah berupa batu pecah kelas A setebal 0 cm. Volume dari lapis pondasi bawah ini adalah sebagai berikut : Volume = Tebal batu pecah xlebar jalur x Panjang Jalan = 0.0 x 7 x 3000 = 300 m 3 Pekerjaan Lapis Permukaan Laston MS 590 Sesuai dengan perencanaan tebal perkerasan, pada perencanaan jalan ini digunakan lapis permukaan berupa Laston MS 744 kg setebal 0cm. Volume dari lapis pondasi bawah ini adalah sebagai berikut : Volume = Tebal laston x Lebar jalur x Panjang Jalan = 0,0x 7 x 3000 = 600 m 3 3. Pekerjaan Drainase Saluran samping jalan ini menggunakan saluran yang terbuat dari tanah asli, dengan bentuk trapesium sepanjang 3 km. Volume galian untuk saluran drainase adalah : Ruas kiri : Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran = 0, x 3000 = 5060 m 3 Ruas kanan : Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran = 0, x 3000 = 5060 m 3 Volume total =5060 m 3 + 5060 m 3 = 00 m 3. Dari perhitungan volume pekerjaan diatas, dapat ditentukan anggaran biaya tiap-tiap pekerjaan dengan mengalikan masing-masing volume pekerjaan dengan masing-masing harga satuan pekerjaan. 5
6