254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Oleh NRP :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

PROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PANDAN ARUM - PACET STA STA KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR

BAB 2 PENAMPANG MELINTANG JALAN

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Diajukan Oleh : ADI SISWANTO

Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Tanjung Perak Perhitungan Intensitas Maksimum Stasiun Sampang...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR SRENGAT STA SAMPAI STA DENGAN METODE AASHTO TUGAS AKHIR

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

NOTASI ISTILAH DEFINISI

BAB III METODE ANALISIS

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANJUNG MANIS NILAS KECAMATAN SANGKULIRANG

PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

Perencanaan Geometrik Jalan

BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

Oleh : FERRY DWI TRISTANTO (NRP ) RAKHMAD RAHARJO (NRP ) Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

BAB IV METODE PENELITIAN

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RUANG LINGKUP PENULISAN Mengingat luasnya perencanaan ini, maka batasan masalah yang digunakan meliputi :

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN ALTERNATIF ARTERI PORONG

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

Kelandaian maksimum untuk berbagai V R ditetapkan dapat dilihat dalam tabel berikut :

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

BAB II LANDASAN TEORI

5/11/2012. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Source:. Gambar Situasi Skala 1:1000

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERANCANGAN PENINGKATAN JALAN SELATAN-SELATAN CILACAP RUAS SIDAREJA - JERUKLEGI

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN PEMBANGUNAN JALAN RUAS ONGGORAWE MRANGGEN PROPINSI JAWA - TENGAH

PROYEK AKHIR. PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB III METODE PERENCANAAN. 1. Metode observasi dalam hal ini yang sangat membantu dalam mengetahui

PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN BLITAR - SRENGAT (STA STA ) DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5.3. Perencanaan Geometrik Jalan 1. Alinyemen Horisontal Spiral-Circle-Spiral

BAB III LANDASAN TEORI. Kendaraan rencana dikelompokan kedalam 3 kategori, yaitu: 1. kendaraan kecil, diwakili oleh mobil penumpang,

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN SIDOARJO - KRIAN (LINK 172) STA DENGAN METODE PERKERASAN LENTUR DAN PERKUATAN GEOTEKSTIL TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN GARENDONG-JANALA

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

BAB II KOMPONEN PENAMPANG MELINTANG

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

TINJAUAN GEOMETRIK JALAN PADA RUAS JALAN AIRMADIDI-TONDANO MENGGUNAKAN ALAT BANTU GPS

xxi DAFTAR DEFINISI, ISTILAH DAN SIMBOL Ukuran kinerja umum NOTASI ISTILAH DEFINISI

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

Volume 5 Nomor 1, Juni 2016 ISSN

BAB II LANDASAN TEORI

Perencanaan Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN BATAS KABUPATEN TAPANULI UTARA SIPIROK (SECTION 2)

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Fitria Yuliati

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN CONGOT JALI WAWAR SISI SELATAN JAWA TENGAH. Disusun Oleh : Semarang, Nopember 2010

Analisis Drainase Bandara Muara Bungo Jambi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ( Suryadarma H dan Susanto B., 1999 ) bahwa di dalam

EVALUASI TIKUNGAN DI RUAS JALAN BOKONG SEMAR - NGEMBES JL. JOGJA-WONOSARI, KABUPATEN BANTUL - GUNUNG KIDUL TUGAS AKHIR

4.1.URAIAN MATERI 1: MERENCANA ALIGNEMEN VERTICAL JALAN

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL

No. Klasifikasi Medan Jalan Raya Utama 1 Datar (D) 0 9,9 % 2 Perbukitan (B) 10 24,9 % 3 Pegunungan (G) >24,9 %

PERENCANAAN JALAN AKSES PELABUHAN. : I Gusti Putu Yoga Putra Perdana

Modul 3 ANALISA HIDROLOGI UNTUK PERENCANAAN SALURAN DRAINASE

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

B2 STA STA KM

LEMBAR PENGESAHAN. TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LINGKAR SELATAN SEMARANG ( Design of Semarang Southern Ringroad )

BAB IV ANALISA DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA IV - 1

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan manusia adalah salah satunya dengan menyediakan

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN UNGARAN - CANGKIRAN. (Design Increasing Ungaran Cangkiran of Road)

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB V PENUTUP I FC 30 20, '1" II FC 50 17, '7" III FC 50 66, '1" IV FC 50 39, '6" V FC 50 43, '8"

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam perencanaan lapis perkerasan suatu jalan sangat perlu diperhatikan, bahwa bukan cuma karakteristik

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN POMPA AIR JEMURSARI TERHADAP SISTEM DRAINASE WONOREJO

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

Transkripsi:

4.3. Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Dalam memperhitungkan daerah kebebasan samping, kita harus dapat memastikan bahwa daerah samping/bagian lereng jalan tidak menghalangi pandangan pengemudi. Dalam perhitungannya berupa, jarak pandang yang telah kita sesuaikan dengan kebutuhan perencanaan geometric, yang nantinya dibandingkan dengan hasil perhitungan JPH dan JPM. Dasar perencanaan untuk perhitungan adalah jari-jari lengkung dan panjang lengkung total dari perhitungan alinyemen horizontal sebelumnya. Setelah itu hasil perhitungan ini diplotkan ke gambar potongan jalan berdasarkan tinggi kritis mata pengemudi. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengetahui lereng jalan yang berada dikiri maupun kanan jalan mengahalangi pandangan bagi pengemudi atau tidak saat mengendarai kendaraan. Dan berikut ini adalah contoh perhitungannya untuk PI Direncanakan : R (jari-jari tikungan) = 409 m Lt (panjang lengkung total) = 63,0 m Lebar lajur = 3.5 m Perhitungan : Radius jalan sebelah dalam : R = R ½ (L lajur) = 409 ½ (3.5) = 407,5 m jarak pandangan henti JPH V JPH = 0.78 x V x t + 54xfm JPH = 0.78H x 80 x.5 + JPH = 40 m < Lt = 63,0m, sehingga menggunakan rumus: E = 8.65 S R ' cos R' 80 54x 0.3 Maka rumus kebebasan samping yang berlaku adalah : E= 8.65 S R ' cos R' 8.6540 = 407,5 cos 407,5 = 6,00 m Berikut ini adalah perhitungan daerah kebebasan sampingi, menggunakan program Microsoft Excel, yang dapat dilihat di Tabel 4.4 Tabel 4.4 Perhitungan Daerah Kebebasan Samping 4.4. Perencanaan Pelebaran Perkerasan Perhitungan pelebaran perkerasan tikungan disesuaikan dengan kriteria perencanaan geometrik jalan,. Data-data untuk kecepatan rencana dan jari-jari lengkung diambil dari perhitungan alinyemen horisontal sebelumnya. Kendaraan rencana menggunakan kendaraan sedang (menurut TPGJAK 997),dengan spesifikasi sebagai berikut : a. Tonjolan depan kendaraan (A) =. m b. Jarak gandar kendaraan (L) = 7.6 m c. Lebar kendaraan rencana (μ) =.6 m Asumsi lebar kebebasan samping kiri kanan kendaraan (C) = m (Sukirman 999, untuk jalan dengan lebar jalur 7m). Di bawah ini adalah contoh perhitungan untuk PI. Dasar perencanaan : a. Kecepatan rencana, VD = 80 km/jam b. Jari-jari lengkung horisontal rencana, RD = 409 m c. Lebar perkerasan per lajur, L = 3.5 m d. Lebar perkerasan jalur lurus, Bn = 7 m e. Jumlah lajur (N) = lajur Perhitungan : Z = = 0,05 0,05 = 0,45 m Vd R 80 409 U R R L

=,67 m.6 409 409 7.6 Fa R A L A R x7.6.) 409 409 (.x = 0.044 m tergenang hujan dalam waktu yang cukup lama sehingga tidak terjadi kerusakan pada konstruksi jalan. Dalam perencanaan saluran tepi jalan ini direncanakan menggunakan saluran dari lempung padat berbentuk trapesium. Data hujan yang digunakan adalah data hujan harian maksimum selama 5 tahun secara berturut-turut. Dari data hujan yang tersedia, dilakukan analisa perhitungan hujan harian maksimum seperti yang terdapat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7. Wc N U C N Fa Z,67 x0,044 0, 45 x = 7,80 m Wc Wn 7,80 7 0,8 m m Jadi, pada tikungan ( PI-) untuk perencanaan jalan ini dibutuhkan pelebaran jalan sebesar,0 m. Dan untuk lengkapnya, perhitungan pelebaran perkerasan jalan ini, menggunakan program Microsoft Excel, yang dapat dilihat di Tabel 4.5 Tabel 4.5. Perhitungan Pelebaran Perkerasan Jalan Sumber : BPS Propinsi Papua Barat Tahun Ri (mm) R^ (mm) Ri - R^ (Ri - R^) 005 600 66,00 37970,440 006 39 335,00 359,040 007 49 983,800-49,800 4867,40 008 60-38,800 4577,40 009 906-77,800 605,840 S 999 88575,800 Tabel 4-6 Curah Hujan Maksimum Rata-rata Pertahun Sehingga nilai standar deviasi dari data diatas adalah : ^ R R 88575,800 σn = 470,57 mm n 5 Dan Tabel Gumbel untuk data hujan selama 5 tahun bisa dilihat pada Tabel 4-7. 4.5. PERENCANAAN SALURAN TEPI JALAN Saluran tepi jalan dibuat untuk mengendalikan air permukaan akibat hujan. Tujuannya agar jalan tidak Ranking P Y Y 0.667-0.583 0.340 0.3333-0.0940 0.0088 3 0.5000 0.3665 0.343 4 0.6667 0.907 0.849 5 0.8333.700.8967 Σ.940 4.949 Tabel 4-7 Tabel Gumbel untuk data hujan selama 5 tahun. m Dengan : P dan Y Ln Ln n p Sehingga : Y.94 Yn n 5 =0,459

Y Yn Y 4.949 0.459.94 Sn n 5 =0,68 Direncanakan periode ulang sesuai dengan umur rencana jalan, yaitu T = 0 tahun sehingga : T 0 Y 0 Ln Ln Ln Ln =,504 T - 0 - Dan tinggi hujan rencana selama 0 tahun adalah : Y0 Yn R0 R n Sn,504 0,459 983,800 470, 57 0,68 R 0 = 335,97 mm. Data perencanaan : Perhitungan waktu konsentrasi (Kerby) n d to,44 L i Tinggi hujan rencana adalah, R = 335,97 mm Kemiringan melintang jalan, s a = % Kemiringan melintang bahu, s b = 4% Panjang saluran, L = 800 m (STA 0+00 s/d STA +000) Kemiringan memanjang jalan, g = 4% Jenis material jalur jalan direncanakan menggunakan aspal, n d = 0,03 Lapis permukaan bahu jalan adalah lapangan dengan rumput jarang, ladang permukaan cukup kasar, n d = 0, Jenis material pembentuk saluran direncanakan menggunakan lempung padat, sehingga pada perencanaan kali ini kecepatan air rencana adalah, Vsal =, m/dt. (Sumber : Tabel, Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan). Lebar jalan lajur, Wj = 3,5 m Lebar bahu sisi, Wb = m Perhitungan inlet time : Perhitungan Inlet Time Jalan (to jalan) w = wj = 3.5 m g 4% x w 3. 5 = 7 m s % L x w 7 3.5 Δhg xg 7 4% = 0,8 m Δhs ws 3,5 % Δh Δhg Δhs 0,8 0, 07 Δh i L 0,35 = 0,045 7,86 = 0.07 m = 7,86 m = 0,35 m 0,03 toaspal,44 7,86 =,03 0,045 menit Perhitungan Inlet Time Bahu Jalan (to bahu) 3 w = wb = m g 4% x w s 4% = m L x w Δhg xg,00 4,00% Δhs ws 4% Δh Δhg Δhs Δh i L =,88 m = 0,08 m = 0.08 m 0,08 0, 08 = 0,86 m 0,06 = 0,0567,88 tobahu,44,88 0, 0,057 Perhitungan Inlet Time Lereng (to lereng) L lereng = 03 m w = wj + wb = 5,5 m g 4% x w 5, 5 = 5,5 m s 4% L x w 5,5 5,5 =,56 menit = 7,778 m Δhg xg 5,5 4% = 0, m Δhs ws 5,5 4% = 0, m Δh Δhg Δhs 0, 0, = 0,44 m Δh 0,44 i = 0,056 L 7,778 0,8 tolereng,4403 0,056 = 40,397 menit Perhitungan waktu konsentrasi : Inlet time to jalan+bahu =,03 +,56 =,58 menit to lereng = 40,397 menit karena to jalan+bahu < to lereng, maka yang dipakai untuk perencanaan adalah to lereng. Waktu pengaliran di saluran L 800 tf = 7,73 menit 60 v 60. Waktu konsentrasi tc to tf = 40,397 + 7,73 = 67,67 menit =,8 jam Perhitungan debit saluran : Intensitas hujan rencana (Mononobe) R I 4 4 4 mm/jam tc 3 3 335,97 4 = 063,940 4,8 Luas daerah pengaliran A aspal = Wj x L = 3,5 x 800 = 6300 m = 0,0063km

A bahu = Wb x L = x 800 = 3600 m = 0,0036 km A aspal+bahu = A Total = 0,0063+ 0,0036 = 0,0099 km Dapat diketahui dari peta bahwa kondisi geografis yang ada menyebabkan aliran air yang terjadi mengalir dari sebelah kanan jalan rencana menuju sebelah kiri jalan rencana. Kondisi geografis pada sebelah kanan jalan rencana adalah berupa pegunungan atau dataran tinggi, sedangkan kondisi geografis pada sebelah kiri jalan rencana berupa sungai atau dataran rendah. Maka dalam penghitungan luas catchment area atau lereng diambil dari sebelah kanan jalan saja. Koefisien pengaliran Permukaan aspal, C = 0.7 Bahu jalan asumsi tanah berbutir kasar C = 0. Bagian luar jalan pegunungan (lereng) C 3 = 0.75 Koefisien pengaliran gabungan : C Aspal A Aspal C Bahu A Bahu C Gab. AT otal = 0.7 0,0063 0. 0,0036 0,0099 = 0,48 Debit yang masuk ke saluran tepi jalan dari : Aspal dan bahu Q CIA 3.6 Q 0,48 063,940 0,0099 =,40 m 3 /dt 3.6 Perhitungan dimensi saluran tepi jalan : Saluran tepi jalan ini direncanakan dibentuk dengan menggunakan material lempung padat, maka penampang saluran yang direncanakan berbentuk trapesium. Kecepatan saluran yang diijinkan. m/dt. Luas penampang saluran rencana Q,40 F =,8 m v. Dengan kemiringan talud :, maka direncanakan lebar saluran b = 0,8h. Tinggi muka air (h) : F=h(b+m.h) = h(0.3h+.h) = 0.8h +h =,8h Sehingga : F,8 h = 0,84 m 0,9 m,8,8 Lebar b = 0,8h = 0,8. 0,84 = 0,67 m 0,7 m Tinggi jagaan (w) w 0,5h 0,50, 9 = 0,67m Tinggi total saluran (h total ) = h+w = 0,9+ 0,67 =,57 m,6 m Lebar atas saluran (b atas ) = b pakai +(. m. h pakai ) = 0,7+ (.. 0,9) 4 =,5 m Luas penampang total saluran (A) : A b pakai batas h pakai A 0,7,5 0, 9 = 0,79 m w = 0,67 m h = 0,9 m,5 m b = 0,7 m Gambar 4.5.Dimensi Saluran Tepi Untuk mempernudah dalam pelaksanaan di lapangan, maka dimensi saluran tepi jalan pada sebelah kiri dan kanan jalan dibuat sama. Untuk selengkapnya, perhitungan saluran tepi per segmen jalan dengan menggunakan program Microsoft Excel dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Perhitungan Saluran Drainase.6. PERHITUNGAN GALIAN DAN TIMBUNAN JALAN Untuk menghitung volume galian dan timbunan jalan, dalam Tugas Akhir ini jalan dibagi menjadi beberapa segmen yaitu per 00 meter, sesuai dengan gambar potongan melintang jalan yang juga diambil setiap 00 meter. Untuk bagian lereng diambil kelandaian :

dengan asumsi menggunakan tanah asli sesuai dengan Spesifikasi Penguatan Tebing (NO. /S/BNKT/ 99, Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota). Dan untuk perhitungan luas galian dan timbunan ini diambil dari pengukuran luas dari gambar dalam program AutoCAD. Dan berikut ini adalah perhitungan galian dan timbunan untuk segmen (STA 0+00 s.d 0+300). Pada gambar pot. melintang STA 0+00, didapat : Luas galian = 0,00 m aktual Luas Timbunan = 0,00 m aktual Pada gambar pot. melintang STA 0+300, didapat : Luas galian = 0.00 m aktual Luas Timbunan = 40,00 m aktual Perhitungan galian : Luas galian rata-rata segmen (STA 0+00 s.d 0+300) 0 0 A rata -rata = 0,00 m Volume galian segmen (STA 0+00 s.d 0+300) Vol A L 000 = 0,00 m 3 galian rata rata Perhitungan timbunan : Luas timbunan rata-rata segmen (STA 0+00 s.d 0+300) 0,00 40,00 A rata -rata = 0,00 m Volume timbunan segmen (STA 0+00 s.d 0+300) Vol timbunan Arata rata L 0,0000 = 000,00 m 3 Untuk selengkapnya, perhitungan volume galian dan timbunan per segmen jalan dengan menggunakan program Microsoft Excel dapat dilihat pada 4.7. PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN Perhitungan biaya pekerjaan didapat dari volume pekerjaan dikalikan dengan harga satuan masing-masing pekerjaan. Perhitungan biaya ini dihitung berdasarkan daftar harga satuan yang didapatkan dari PT.Mitra Mandiri Konsultama. Adapun berikut ini urutan pekerjaan dan langkah-langkah perhitungannya.. Pekerjaan Tanah Galian Tanah Galian tanah dilakukan pada tanah eksisting untuk mendapatkan elevasi tanah sesuai dengan elevasi rencana. Dan dari hasil perhitungan galian dan timbunan didapatkan volume galian sebesar 7894,4 m 3. Timbunan Tanah Di samping pekerjaan galian tanah, untuk mendapatkan elevasi tanah sesuai dengan elevasi rencana, juga dilakukan pekerjaan timbunan dengan menggunakan tanah pilihan. Dan dari hasil perhitungan galian dan timbunan didapatkan volume timbunan sebesar 7548,98 m 3.. Pekerjaan Perkerasan Jalan Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Sirtu Kelas A Sesuai dengan perencanaan tebal perkerasan, pada perencanaan jalan ini digunakan lapis pondasi bawah berupa sirtu kelas A setebal 0 cm. Volume dari lapis pondasi bawah ini adalah sebagai berikut : Volume = Tebal sirtu x Lebar jalur x Panjang Jalan = 0.09 x 7 x 3000 = 4490 m 3 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A Sesuai dengan perencanaan tebal perkerasan, pada perencanaan jalan ini digunakan lapis pondasi bawah berupa batu pecah kelas A setebal 0 cm. Volume dari lapis pondasi bawah ini adalah sebagai berikut : Volume = Tebal batu pecah xlebar jalur x Panjang Jalan = 0.0 x 7 x 3000 = 300 m 3 Pekerjaan Lapis Permukaan Laston MS 590 Sesuai dengan perencanaan tebal perkerasan, pada perencanaan jalan ini digunakan lapis permukaan berupa Laston MS 744 kg setebal 0cm. Volume dari lapis pondasi bawah ini adalah sebagai berikut : Volume = Tebal laston x Lebar jalur x Panjang Jalan = 0,0x 7 x 3000 = 600 m 3 3. Pekerjaan Drainase Saluran samping jalan ini menggunakan saluran yang terbuat dari tanah asli, dengan bentuk trapesium sepanjang 3 km. Volume galian untuk saluran drainase adalah : Ruas kiri : Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran = 0, x 3000 = 5060 m 3 Ruas kanan : Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran = 0, x 3000 = 5060 m 3 Volume total =5060 m 3 + 5060 m 3 = 00 m 3. Dari perhitungan volume pekerjaan diatas, dapat ditentukan anggaran biaya tiap-tiap pekerjaan dengan mengalikan masing-masing volume pekerjaan dengan masing-masing harga satuan pekerjaan. 5

6