DAFTAR PUSTAKA. Aak Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius, Yogyakarta.

dokumen-dokumen yang mirip
Pendapatan Rata-Rata Peternak Sapi Perah Per Ekor/Bulan

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Syarat Mutu Lada Putih Mutu I dan Mutu II. binatang

IV. METODE PENELITIAN. Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

3.5 Teknik Pengumpulan data Pembatasan Masalah Definisi Operasional Metode Analisis Data

VI. ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA USAHATANI JAMBU BIJI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang. jagung per musim tanam yang, diukur dalam satuan ton.

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF BERAS SOLOK ORGANIK Mardianto 1, Edi Firnando 2

VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM DEDDY FISH FARM

Volume 12, Nomor 1, Hal ISSN Januari - Juni 2010

IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS KENTANG

III. METODE PENELITIAN

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009)

ANALISIS DAYA SAING APEL JAWA TIMUR (Studi Kasus Apel Batu, Nongkojajar dan Poncokusumo)

IV. METODE PENELITIAN. Fish Farm) dilaksanakan di lokasi usaha yang bersangkutan yaitu di daerah

DAMPAK HARGA SUSU DUNIA TERHADAP HARGA SUSU DALAM NEGERI TINGKAT PETERNAK : Kasus Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Jawa Barat

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP JERUK SIAM

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Terhadap Beras Organik Ekspor (Suatu Kasus di Gapoktan Simpatik Kabupaten Tasikmalaya)

STUDI KELAYAKAN BISNIS ( Domestic Resource Cost )

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Penting yang Memengaruhi Dayasaing Suatu Komoditas

BAB IV METODE PENELITIAN

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harga Gula Domestik

ANALISIS SENSITIVITAS

DAYA SAING USAHA TERNAK SAPI RAKYAT PADA KELOMPOK TANI DAN NON KELOMPOK TANI (suatu survey di Kelurahan Eka Jaya)

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 Juni 2008)

TINJAUAN PUSTAKA Pembagian Skala Usahaternak Sapi Perah

VII. ANALISIS DAYA SAING USAHATANI JAGUNG

Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Flores Timur

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING SERTA DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP INDUSTRI TEMPE DI KABUPATEN BOGOR

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KOMODITAS BAWANG MERAH DI KABUPATEN KEDIRI

VIII. DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KEUNTUNGAN DAN DAYA SAING RUMPUT LAUT

IV. METODE PENELITIAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil analisis, maka pada penelitian ini

DAYA SAING USAHATANI LADA DI LAMPUNG

MACAM-MACAM ANALISA USAHATANI

Susu : Komoditi Potensial Yang Terabaikan

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2

DAFTAR PUSTAKA. Brown World Fish Farming. Cultivation and Economics. Edition AVI Publishing Company, INC Westport. Connecticut.

sesuaian harga yang diterima dengan cost yang dikeluarkan. Apalagi saat ini,

DAYA SAING KEDELAI DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS DAYA SAING AGRIBISNIS BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI DESA SINGOSARI, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI

III METODE PENELITIAN. Daya saing adalah suatu konsep yang menyatakan kemampuan suatu produsen

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN FLORES TIMUR

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PRODUKSI KAKAO DI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. peneliti menggunakan konsep dasar dan batasan oprasional sebagai berikut:

DAMPAK KEBIJAKAN PEMBATASAN IMPOR BAWANG MERAH TERHADAP USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional dan konsep dasar ini mencakup semua pengertian yang

Keunggulan Komparatif dan Kompetitif dalam Produksi Padi di Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

KEUNGGULAN KOMPARATIF KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 12 No. 2, Agustus 2007 Hal: namun sering harganya melambung tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh nelayan. Pe

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Statistik Perkebunan Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT

KERANGKA PEMIKIRAN Struktur Biaya Produksi Usahaternak Sapi Perah

DAMPAK KRISIS MONETER DAN KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH TERHADAP DAYA SAING AGRIBISNIS AYAM RAS PEDAGING DI JAWA BARAT

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

Analisis Daya Saing Usahatani Jagung pada Lahan Kering di Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

KEBIJAKAN EKONOMI INDUSTRI AGRIBISNIS SAPI PERAH DI INDONESIA

DAYA SAING DAN PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING KOMODITI KAKAO DI SULAWESI TENGAH

ANALISIS DAYA SAING KOPI ARABIKA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN KALISAT-JAMPIT

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

VII. DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PADA USAHATANI JAMBU BIJI

PROSPEK AGRIBISNIS 2001 DAN EVALUASI PEMBANGUNAN PERTANIAN 2000

I. PENDAHULUAN. mempunyai peranan dalam memanfaatkan peluang kesempatan kerja.

EFISIENSI DAN DAYA SAING SISTEM USAHATANI PADI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 2

DAYA SAING USAHA BUDI DAYA IKAN PATIN DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU ABSTRACT ABSTRAK

KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

Transkripsi:

DAFTAR PUSTAKA Aak. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Kanisius, Yogyakarta. Atien, P., W. Rindayati dan G. A. J. Rumagit. 2004. Dampak Kebijakan Industri Susu Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Penelitian Peternakan WARTAZOA, 3(3):257-268. Badan Litbang Departemen Perdagangan. 2009. Kebijakan Tarif Bea Masuk dan Non Tarif Komoditas Susu Indonesia. Litbang Departemen Perdagangan, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2008. Jawa Barat dalam Angka Tahun 2008. BPS Jawa Barat, Bandung. Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Perdagangan Luar Negeri Semester I Tahun 2009. www.bps.go.id. Bank Indonesia. 2009. Kurs Nilai Tengah Rupiah terhadap Mata Uang Asing. www.bi.go.id. Budiono. 2001. Indonesia Menghadapi Ekonomi Global. Seri Perekonomian Indonesia No. 1. Badan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Daryanto, A. 2007. Peningkatan Daya Saing Industri Peternakan. PT. Permata Wacana Lestari, Jakarta.. 2009. Dinamika Daya Saing Industri Peternakan. IPB Press, Bogor. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2009. Statistik Peternakan Provinsi Jawa Barat 2008. Disnak Provinsi Jawa Barat, Bandung. Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Statistik Peternakan 2007. Departemen Pertanian, Jakarta. Ditjen Bina Produksi Ternak Departemen Pertanian. 2008. Populasi dan Perkembangan Usaha Peternakan Indonesia. Departemen Pertanian, Jakarta.. 2009. Populasi dan Produksi Ternak Indonesia. Departemen Pertanian, Jakarta. Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian. 2009. Kebijakan dan Strategi Pemasaran Persusuan Dalam Negeri. Makalah

155 pada Lokakarya Persusuan yang dilaksanakan oleh Dewan Persusuan Nasional. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo. Djohan, D. 2008. Renungan Hari Koperasi 2008. sumber: indonesia.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=59&ite mid. Emilya. 2001. Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Serta Dampak Kebijakan Pemerintah Pada Pengusahaan Komoditas Tanaman Pangan di Provinsi Riau. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Erwidodo dan F. Hasan. 1993. Evaluasi Kebijakan Industri Persusuan Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Bogor, Bogor. Erwidodo. 1998. Dampak Krisis Moneter dan Reformasi Ekonomi terhadap Industri Persusuan di Indonesia. Prosiding. Departemen Pertanian, Jakarta. Firman, A. 2007. Manajemen Agribisnis Sapi Perah: Suatu Telaah Pustaka. Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran, Bandung. Gittinger, J. P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi II. UI Press, Jakarta. GKSI. 2007. Perkembangan Populasi Ternak Sapi Perah di Indonesia. GKSI Pusat, Jakarta.. 2008. Harga Susu Sapi Perah Segar Tingkat Peternakan dan Koperasi Susu di Jawa Barat. GKSI Pusat, Jakarta.. 2009. Peningkatan Posisi Tawar Peternak Terhadap IPS Melalui Negosisasi Harga. GKSI Jawa Barat, Bandung. Gonzales, L. 2004. The Theory Of Comparative Advantage. http://www.freerepublic.com/focus/f-news/1101717/posts. Handerson, D. R. 2008. P. Krugman s Nobel Prize. The Future of Freedom Fondation. www.fff.org. Hutagaol, M. P. dan F. W. Karo-Karo. 2008. Analisis Daya Saing Koperasi di Era Globalisasi: Studi Kasus Pada Koperasi Susu di Jawa Barat. Penelitian Kerjasama antara Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI dan Institut Pertanian Bogor. Deputi Penelitian dan Sumberdaya, Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI, Jakarta. Ilham, N. dan D. K. S. Swastika. 2001. Analisis Daya Saing Susu Segar Dalam Negeri Pasca Krisis Ekonomi dan Dampak Kebijakan Pemerintah

156 terhadap Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 19(1):19-43. International Dairy Product Prices. 2009. Full Cream Milk Powder Prices. http://future.aae.wisc.edu/data/weekly_values/by_area/1705. Kadariah. L. Karlina dan C. Grey. 1978. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Edisi I. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. UI Press, Jakarta. Karo-Karo, F. W. 2007. Liberalisasi Pertanian: Menguntungkan (Siapa)?. Makalah Seminar Dampak Perdagangan Bebas Terhadap Produk Pertanian oleh BEM Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Koerdianto. 2008. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditas Sayuran Unggulan: Kasus Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung dan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara. 2006. 35 Years of KPSBU. KPSBU Lembang, Bandung. Kotler. P. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhallindo, Jakarta. Krugman, P. and A. J. Venables. 1996. Integration Spesialization and Adjusment. Eruropean Economic Review Journal, 40: 959-967. Krugman, P. 2002. Development, Geography and Economics Theory. Massachusetts London, The MIT Press, England. Kuncoro, M. 2002. Analisis Spasial dan Regional. Yogyakarta. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Kuraisin, V. 2006. Analisis Daya Saing dan Dampak Perubahan Kebijakan Pemerintah terhadap Komoditi Susu Sapi (Kasus di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor, Bogor. Lipsey, R. P. O. 1985. Pengantar Makroekonomi. Erlangga, Jakarta. Mandaka, S. dan M. P. Hutagaol. 2005. Analisis Fungsi Keuntungan, Efesiensi Ekonomi dan Kemungkinan Skema Kredit Bagi Pengembangan Skala Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kelurahaan Kebon Pedes, Kota Bogor. Jurnal Agro Ekonomi, 23(2):191-208. McCann, R. dan R Mudambi, 2004. The Location Behavior Of The Multinational Enterprise: Some Analytical Issues. Journal of Growth And Change, Vol. 35 No. 4: 491-524.

157 Monke, E. A. and S. R. Pearson. 1989. The Policy Analysis Matriks for Agriculture Development. Cornell University Press, London. Pakpahan, A. 2004. Petani Menggugat. Max Havelar Indonesia Fondation, Jakarta. Pearson, S. dan C. Gotsch. 2004. Aplikasi Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia. Terjemahan. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Porter, M. E, 1990. Clusters And The New Economics Of Competition. Harvad University Review and working Paper, Vol. 76, Issue 6, Harvard.. 2008. Building the Microeconomic Fondation of Prosperity: Findings from the Business Competitivesness Index. The Global Competitiveness Report 2008-2009. Editor: Porter M. E. And K. Schwab. World Economic Forum. www.weforum.org/pdf. PSE-KP Litbang Deptan RI. 2009. Kebijakan Tarif dan Non Tarif Produk Persusuan Mendukung Pengembangan Persusuan Nasional yang Berkelanjutan. Tidak dipublikasikan. Badan Litbang Departemen Pertanian, Jakarta. Salvator. 1994. Ekonomi Internasional. Penerbit Erlangga, Jakarta. Saptana. 1999. Dampak Krisis Moneter dan Kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Profitabilitas dan Dayasaing Sistem Komoditi Ayam Ras di Jawa Barat. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Saragih, B. 1998. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pusat Studi Pembangunan, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Schmidt, G. H., L. D. Van Vleck dan M. F. Hutjuers. 1998. Principles of Dairy Science. Second Edition. Prentice-Hall, Englewood Cliffs. Simanjuntak, S. 1992. Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Simatupang, P. 1995. Industrialiasi Pertanian Sebagai Strategi Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era Globaliasasi. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang, Departemen Pertanian, Bogor. Siregar, A. R. 2009. Kebijakan Agribisnis dalam Tataniaga Susu. Makalah pada Lokakarya Persusuan yang dilaksanakan oleh Dewan Persusuan Nasional. Tidak dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo.

158 Siregar, M. dan N. Ilham. 2003. Upaya Peningkatan Efisiensi Usaha Ternak Ditinjau dari Aspek Agribisnis yang Berdaya Saing. Jurnal Agro Ekonomi, 1(2):34-43. Squire, L. dan G. Van der Tak. 1982. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pembangunan. UI Press, Jakarta. Sudaryanto, T. dan P. Simatupang. 1993. Arah Pengembangan Agribisnis: Suatu Catatan Kerangka Analisis dalam Prosiding Perspektif Pengembangan Agribisnis di Indonesia. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Depertemen Pertanian, Bogor. Sudono, A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Insitut Pertanian Bogor, Bogor. Sukirno, S. 1998. Pengantar Teori Makroekonomi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sumantri. B., N. Nufus dan A. Andani. 2005. Keragaan Finansial Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Jawa Barat. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 7(2):125-132. Suryana, A. 1980. Keuntungan Komparatif dalam Produksi Ubi Kayu dan Jagung di Jawa Timur dan Lampung dengan Analisa Penghematan Biaya Sumberdaya Domestik. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasajana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sutardi, T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanan. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Swastika, D. K. S. 2005. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Prospek Pengembangan Peternakan Sapi Perah. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Yusdja, Y. 2001. Analisis Kebijakan Industri Persusuan Dalam Negeri. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 3(3):257-268.. 2005. Kebijakan Ekonomi Industri Agribisnis Sapi Perah di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 3(3):256-267.

LAMPIRAN

160 Lampiran 1. Perhitungan Standar Convertion Factor dan Shadow Price Exchange Rate, Tahun 2009 Uraian Nilai (US$ Juta) Nilai (Rp juta) Total Ekspor (Xt) 59 722 656 942 000 Total Impor (Mt) 50 063 550 695 200 Penerimaan Pajak Ekspor (TXt) 520 700 Penerimaan Pajak Impor (TMt) 11 600 000 Nilai Tukar Rp/US$ (OER) 9 993.59 Xt+Mt 1 207 637 200 Xt-TXt 656 421 300 Mt+TMt 562 295 200 SCFt 0.99 SER (Rp/US $) 10 094.54 Sumber BPS (2009) dan www.bi.go.id (2009). Metode Perhitungan SER dan SCF SER OER SCF Dimana, SER OER SCF : Nilai Tukar Bayangan (Rp.US$) : Nilai Tukar Resmi (Rp/US$) : Faktor konversi Standar Nilai faktor konversi standar yang merupakan rasio dari nilai impor dan eskpor ditambah pajaknya dapat ditentukan sebagai berikut: SCF Xt Mt ( Xt Txt ) ( Mt Tmt ) Dimana, SCFt Xt Mt Txt Tmt : Faktor konversi stadar untuk tahun ke-t : Nilai ekspor Indonesia untuk tahun ke-t (Rp) : Nilai impor Indonesia untuk tahun ke-t (Rp) : Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor untuk tahun ke-t (Rp) : Penerimaan pemerintah dari pajak impor untuk tahun ke-t (Rp)

161 Lampiran 2. Harga Full Cream Milk Powder Juli-September 2009 Bulan Harga FCMP (US $/Kg) Harga FCMP (Rp/Kg) Harga FCMP+Freight and Insurance (Rp/Kg) Harga Susu Dalam Negeri 1 2 3 = 2*SER 4 5 = 4/8 liter susu Jul 2.65 26 750.52 28 088.04 3 511.01 Agt 2.72 27 444.52 28 816.74 3 602.09 Sep 2.89 29 211.06 30 671.61 3 833.95 Rata-rata susu 3 649.02 Nilai SER yang digunakan adalah sebesar Rp. 10 094.54/US Dollar. Untuk menghasilkan satu kilogram susu jenis Full Cream Milk Powder (FCMP) dibutuhkan delapan liter susu murni, atau dengan kata lain nilai delapan liter susu lokal segar setara dengan satu kilogram susu jenis FCMP. Lampiran 3. Perhitungan Harga Bayangan/Sosial Komoditas Susu Harga Rata-rata Setara Dalam Negeri 2.5% Biaya Tataniaga Harga Sosial Susu Di Tingkat Peternak 1 2 = 2.5%*1 3 = 1+2 3 649.02 91.23 3 740.24 Lampiran 4. Alokasi Biaya Input dan Output dalam Komponen Domestik dan Asing No Uraian Domestik (%) Asing (%) Pajak (%) 1 Penerimaan Susu Segar 100 0 0 Kotoran Sapi (Basah) 100 0 0 2 Biaya Produksi Sewa Lahan 100 0 0 Pakan Ternak 75 15 10 Obat-obatan 78.45 15.62 5.93 Biaya Air 100 0 0 Tenaga Kerja 100 0 0 Penyusutan Peralatan 100 0 0 Penyusutan Kandang 100 0 0 Bunga Modal 100 0 0 Sumber : Kuraisin (2006).

162 Lampiran 5. Proporsi Komponen Biaya Usahaternak di Tiga Lokasi Penelitian. No Keterangan Persentase Komponen Biaya Usahaternak Sapi Perah (%) Kec. Lembang Kec. Pangalengan Kec. Cikajang 1 Sewa Lahan 1 17 0 2 Pakan Ternak Konsentrat 28 27 18 Hijauan 15 8 23 Dedak 14 1 1 Ampas Singkong 10 14 5 Persentase Pakan*) 67 49 47 3 Obat-obatan Mineral 1 1 1 Vaseline 3 2 0 Speciorlac 1 0 0 Obat Celup Puting 0 0 0 4 Tenaga Kerja Pemeliharaan dan pemerahan 10 12 32 Pencarian Pakan Hijauan 6 7 8 5 Biaya Air 0 0 0 6 Penyusutan Peralatan 2 4 2 Kandang 2 2 0 9 Pajak 0 0 1 10 Biaya Modal 0 0 0 11 Biaya Tata Niaga Transportasi susu 5 4 5 Transportasi pakan 3 3 4 Total Biaya 100 100 100 *) Merupakan penjumlahan dari pakan konsentrat, pakan hijauan, ampas, dan dedak

163 Lampiran 6. Rincian Penerimaan dan Biaya Pengusahaan Susu Segar dalam Komponen Domestik dan Asing di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat Analisis Finansial Analisis Ekonomi No Keterangan Domestik Asing Total Domestik Asing Total A. Penerimaan 1 Susu 3 117.5 3 117.5 3 740.2 3 740.2 2 Kotoran Sapi 16.9 16.9 16.9 16.9 Total Penerimaan 3 134.4 3 757.2 B Biaya 1 Sewa Lahan 28.9 28.9 28.9 28.9 2 Pakan Ternak Konsentrat 529.8 176.6 706.4 574.2 101.3 675.5 Hijauan (15 Hari) 372.5 372.5 372.5 372.5 Dedak 346.1 346.1 346.1 346.1 Ampas Singkong 257.8 257.8 257.8 257.8 3 Obat-obatan Mineral 22.9 6.3 29.2 22.9 4.6 27.5 Vaseline 50.4 13.8 64.2 50.4 10.0 60.4 Speciorlac 9.9 2.7 12.7 9.9 2.0 11.9 Obat Celup Putting 0.9 0.3 1.2 0.9 0.2 1.1 4 Tenaga Kerja Pemeliharaan dan pemerahan 261.4 261.4 209.1 209.1 Pencarian Pakan Hijauan 143.9 143.9 115.2 115.2 5 Biaya Air 4.7 4.7 4.7 4.7 6 Penyusutan 0.0 0.0 0.0 Peralatan 42.0 42.0 42.0 42.0 Kandang 58.4 58.4 58.4 58.4 9 Pajak 0.7 0.7 0.0 0.0 10 Biaya Modal 0.0 0.0 0.0 0.0 11 Biaya Tataniaga Transportasi susu 98.3 17.4 115.7 104.1 11.6 115.7 Transportasi pakan 67.0 11.8 78.8 70.9 7.9 78.8 Total Biaya 2 295.7 228.9 2 524.6 2 268.0 137.5 2 405.5

164 Lampiran 7. Nilai PAM Pengusahaan Susu Segar di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat Uraian Penerimaan Output Biaya Input Tradable Domestik Keuntungan Nilai Finansial 3 134.4 228.9 2 295.7 609.9 Nilai Ekonomi 3 757.2 137.5 2 268.0 1 351.6 Dampak Kebijakan dan Distorsi Pasar -622.8 91.3 27.7-741.8 Indikator Daya Saing Nilai Keuntungan Privat 609.90 Keuntungan Sosial 1 351.60 Transfer Output -622.80 Transfer Input utk input Tradable 91.30 Transfer Faktor utk Non Tradable 27.70 Trasnfer Bersih -741.80 Rasio biaya privat (PCR) 0.79 Rasio biaya sumberdaya domestik (DRC) 0.63 NPCO 0.80 NPCI 1.70 EPC 0.80 PC 0.50 SRP -0.20

165 Lampiran 8. Rincian Penerimaan dan Biaya Pengusahaan Susu Segar dalam Komponen Domestik dan Asing di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Analisis Finansial Analisis Ekonomi No Keterangan Domestik Asing Total Domestik Asing Total A. Penerimaan 1 Susu 3 223.0 3 223.0 3 833.7 3 833.7 2 Kotoran Sapi 5.2 5.2 5.2 5.2 Total Penerimaan 3 228.2 3 839.0 B Biaya Produksi 1 Sewa Lahan 505.0 505.0 505.0 505.0 2 Pakan Ternak Konsentrat 611.3 203.8 815.0 677.9 119.6 797.5 Hijauan (15 Hari) 231.0 231.0 231.0 231.0 Dedak 18.0 18.0 18.0 18.0 Ampas Singkong 425.0 425.0 425.0 425.0 3 Obat-obatan Mineral 13.7 3.8 17.5 13.7 0.6 14.4 Vaseline 47.4 13.0 60.4 47.4 2.2 49.5 Speciorlac 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Obat Celup Putting 1.1 0.3 1.4 1.1 0.1 1.1 4 Tenaga Kerja Pemeliharaan dan pemerahan 357.0 357.0 285.6 285.6 Pencarian Pakan Hijauan 226.0 226.0 180.8 180.8 5 Biaya Air 8.0 8.0 8.0 8.0 6 Penyusutan Peralatan 120.0 120.0 120.0 120.0 Kandang 60.0 60.0 60.0 60.0 9 Pajak 7.0 7.0 7.0 7.0 10 Biaya Modal*) 1.0 1.0 1.0 1.0 11 Biaya Tataniaga Transportasi Susu 102.4 18.0 119.8 107.8 12.0 119.8 Transportasi Pakan 72.1 12.6 84.3 75.9 8.4 84.3 Total Biaya 2 806.0 251.5 3 056.4 2 765.2 142.9 2 908.1

166 Lampiran 9. Nilai PAM Pengusahaan Susu Segar di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Uraian Penerimaan Biaya Input Keuntungan Output Tradable Domestik Nilai Finansial 3 228.2 251.5 2 806.0 170.8 Nilai Ekonomi 3 839.0 142.9 2 765.2 930.9 Dampak Kebijakan dan Distorsi Pasar -610.7 108.6 40.8-760.1 Indikator Daya Saing Nilai Keuntungan Privat 170.78 Keuntungan Sosial 930.90 Transfer Output -610.75 Transfer Input utk input Tradable 108.58 Transfer Faktor utk Non Tradable 40.79 Trasnfer Bersih -760.12 Rasio biaya privat (PCR) 0.94 Rasio biaya sumberdaya domestik (DRC) 0.75 NPCO 0.8 NPCI 1.8 EPC 0.8 PC 0.2 SRP -0.2

167 Lampiran 10. Rincian Penerimaan dan Biaya Pengusahaan Susu Segar dalam Komponen Domestik dan Asing di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Analisis Finansial Analisis Ekonomi No Keterangan Domestik Asing Total Domestik Asing Total A. Penerimaan 1 Susu 2 889.3 2 889.3 3 833.7 3 833.7 2 Kotoran Sapi 0.0 0.0 0.0 0.0 Total Penerimaan 2 889.3 3.833.7 B Biaya Produksi 1 Sewa Lahan 4.2 4.2 4.2 4.2 2 Pakan Ternak Konsentrat 359.0 119.7 478.6 317.3 105.8 423.0 Hijauan (15 Hari) 601.5 601.5 601.5 601.5 Dedak 17.4 17.4 17.4 17.4 Ampas Singkong 128.3 128.3 128.3 128.3 3 Obat-obatan Mineral 10.3 2.8 13.1 10.3 0.4 10.7 Vaseline 1.1 0.3 1.4 1.1 0.0 1.1 Speciorlac 0.0 0.0 0.0 Obat Celup Putting 0.0 0.0 0.0 4 Tenaga Kerja Pemeliharaan dan pemerahan 834.8 834.8 667.8 667.8 Pencarian Pakan Hijauan 207.1 207.1 165.7 165.7 5 Biaya Air 4.1 4.1 4.1 4.1 6 Penyusutan Peralatan 39.7 39.7 39.7 39.7 Kandang 3.8 3.8 3.8 3.8 9 Pajak 14.4 14.4 0.0 0.0 10 Biaya Modal 10.0 10.0 0.0 0.0 Transportasi Susu 113.5 19.9 132.7 119.4 13.3 132.7 Transportasi Pakan 79.2 13.9 92.6 83.3 9.3 92.6 Total Biaya 2 428.3 156.6 2 583.7 2 164.0 128.8 2 292.7

168 Lampiran 11. Nilai PAM Pengusahaan Susu Segar di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut Penerimaan Output Biaya Input Keuntungan Uraian Tradable Domestik Nilai Finansial 2 889.3 156.6 2 428.3 304.4 Nilai Ekonomi 3 833.7 128.8 2 164.0 1 541.0 Dampak Kebijakan dan Distorsi Pasar -944.5 27.8 264.3-1 236.6 Indikator Daya Saing Nilai Keuntungan Privat 304.44 Keuntungan Sosial 1 541.0 Transfer Output -944.5 Transfer Input utk input Tradable 27.8 Transfer Faktor utk Non Tradable 264.3 Trasnfer Bersih -1 236.8 Rasio biaya privat (PCR) 0.89 Rasio biaya sumberdaya domestik 0.58 (DRC) NPCO 0.75 NPCI 1.22 EPC 0.74 PC 0.20 SRP -0.32.