BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA

Universitas Bina Nusantara

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN LEMBAR PENGAKUAN PERSEMBAHAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto

STRATEGI PERAWATAN PADA MESIN LAS MIG DI INDUSTRI KAROSERI KENDARAAN NIAGA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (Studi Kasus: PT. Adi Putro Wirasejati Malang)

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

KETERANGAN SELESAI PENELITIAN...

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagaiberikut :

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEMELIHARAAN KENDARAAN TAKTIS DAN KHUSUS DI SATBRIMOBDA DIY DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM)

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

PERENCANAAN PREVENTIVE MAINTENANCE KOMPONEN CANE CUTTER I DENGAN PENDEKATAN AGE REPLACEMENT (Studi Kasus di PG Kebon Agung Malang)

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. MOON LION INDONESIA SKRIPSI. oleh Ng, Erwin Wiyono

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

BAB 4 ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

ANALISA PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATAKAN REABILITAS MESIN DI PT.SUCACO

Universitas Bina Nusantara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

Studi Keandalan Sistem Kelistrikan Hingga Level Beban Tegangan Menengah di PT.Pupuk Kalimantan Timur Nama : Prita Lukitasari NRP :

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

4.6 Data Waktu Siap Setiap Mesin Pengerjaan Komponenkomponen Screw Conveyor Penentuan Due Date BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

RR. INTANTYA PRANANDINI SASMAYANTI

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

SKRIPSI USULAN PERENCANAAN PERAWATAN PADA MESIN CURING MENGGUNAKAN METODE RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II)

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

USULAN PENYELESAIAN MASALAH PERAWATAN PREVENTIVE PADA WATER TREATMENT PLANT PHASE-1 PT MALIGI PERMATA INDUSTRIAL ESTATE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. a. Start Up, proses dimana mesin mulai melakukan start up setelah mesin mengalami stop produksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA

I. BAB I PENDAHULUAN

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

3 BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI PENENTUAN JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS PT. XYZ) Disusun oleh: Ardhi Kuntum Mashruro ( )

Transkripsi:

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan Jumlah Level & Nilai tiap faktor Identifikasi Kemungkinan adanya Interaksi antar faktor Perhitungan Derajat Kebebasan (DOF) B Preventive Maintenance Penentuan Mesin dan Komponen Kritis Perhitungan TTF & TTR Penentuan Distribusi Data TTF dan TTR Berdasarkan Index of Fit Terbesar Uji Goodness of Fit C Schedulling Gupta Pengumpulan Data Waktu Proses Tiap Mesin & Data pesanan Perhitungan Waktu Proses Tiap Mesin Pada Masing-masing Job Penentuan Pengurutan Kerja Perhitungan Makespan A B C Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 117

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 118

119 Berikut penjelasan langkah-langkah pemecahan permasalahan yang ditunjukkan pada diagram diatas: 3.1 Studi Pendahuluan Pada langkah pertama dilakukan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap perusahaan bertujuan untuk mengenali gambaran jelas kondisi pada PT SUCACO Tbk serta permasalahan yang ada pada perusahaan. 3.2 Identifikasi permasalahan Setelah dilakukan observasi terhadap keseluruhan aspek pada perusahaan, maka penulis melakukan wawancara terhadap pembimbing lapangan pada bagian telephone cable sehingga ditemukan permasalahan yang merupakan kendala bagi perusahaan dan menjadi bahan pembahasan dalam laporan ini. 3.3 Studi Pustaka Langkah selanjutnya dilakukan studi pustaka melalui bacaan literatur, referensi, buku-buku teks dan sumber-sumber pustaka lainnya seperti website yang berkaitan dengan bahasan topik yang berkaitan. Hal ini bertujuan untuk memberikan masukan-masukan teori mengenai topik permasalahan yang dibahas serta dapat menjadi pedoman sebagai pemecahan permasalahan yang ada.

120 3.4 Perumusan Masalah Dengan telah dilakukan langkah identifikasi masalah serta studi pustaka maka dapat dirumuskan permasalahan permasalahan yang dialami oleh perusahaan. Permasalahan tersebut yang akan menjadi bahan pembahasan dalam pengolahan data. 3.5 Pengumpulan Data Data data yang diambil dari perusahaan dapat menjadi informasi berkaitan perusahaan yaitu data-data mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi. Sedangkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi pembahasan dalam skripsi ini yaitu produk yang menjadi topik bahasan, data-data waktu proses, data pesanan terhadap produk. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap pembimbing lapangan dan dapat pula didapat secara langsung berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan kemudian dicatat. 3.6 Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan merupakan langkah sebagai pemecahan terhadap permasalahan yang ada dengan menggunakan beberapa metode yang merupakan ilmu dan teori-teori Teknik Industri yang saling berkaitan sehinga dapat menghasilkan solusi pemecahan bagi perusahaan.

121 3.6.1 Taguchi Tahapan ini merupakan pelaksanaan metode Taguchi dengan langkah-langkah sebagai berikut ini : Penentuan Faktor Tak Bebas Faktor tak bebas adalah variabel yang perubahannya tergantung pada variabel-variabel lain. Faktor tak bebas dari penelitian ini adalah jumlah produk yang cacat yaitu produk indoor cable 10 pair yang memiliki IR (Insulation Resistant) rendah (< 100 MΩ). Berdasarkan faktor tak bebas tersebut, maka karakteristik kualitas yang dipilih dari percobaan ini adalah smaller the better yaitu semakin sedikit jumlah cacat yang terjadi maka akan semakin baik. Identifikasi Faktor Bebas Faktor bebas adalah faktor yang perubahannya tidak tergantung pada variabel lain. Faktor bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat ditentukan nilai atau level yang mempengaruhi faktor tak bebasnya. Faktor faktor tersebut diperoleh berdasarkan hasil brainstorming dengan pihak PT SUCACO Tbk.

122 Penentuan Jumlah Level dan Nilai Tiap Faktor Penentuan jumlah level penting artinya untuk ketelitian hasil percobaan dan biaya pelaksanaan percobaan. Semakin banyak level yang diteliti, maka hasil percobaan akan lebih teliti karena data atau informasi yang diperoleh lebih banyak. Tetapi, banyaknya level akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan biaya percobaan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Identifikasi Kemungkinan Adanya Interaksi Antar Faktor Interaksi antar faktor diperoleh berdasarkan hasil wawancara (tanya jawab) dengan pihak PT SUCACO Tbk. Perhitungan Derajat Kebebasan Perhitungan derajat kebebasan dilakukan untuk menghitung jumlah minimum percobaan yang harus dilakukan, dimana setiap percobaan memiliki kombinasi level dari faktor yang berbeda-beda. Derajat kebebasan ini tergantung dari banyaknya faktor dan banyaknya level tiap faktor.

123 Pemilihan Orthogonal Array (OA) yang Sesuai Pemilihan orthogonal array (OA) ditentukan berdasarkan jumlah derajat kebebasan (dof) dari perhitungan sebelumnya. Penugasan Faktor dan Interaksinya pada Orthogonal Array Penugasan faktor dan interaksi pada orthogonal array dilakukan sesuai dengan tabel Orthogonal Array yang dipilih. Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan Taguchi Tahap persiapan percobaan meliputi penentuan randomisasi (pengacakan) terhadap urutan pelaksanaan percobaan dan juga replikasi (pengulangan kembali perlakuan yang sama suatu percobaan dengan kondisi yang sama untuk memperoleh ketelitian yang lebih tinggi). Sedangkan percobaan yang dilakukan adalah dengan menggunakan level level yang optimum yang telah didapatkan berdasarkan percobaan taguchi. Percobaan yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbaikan kualitas yang cukup signifikan dengan melakukan perhitungan uji hipotesis proporsi.

124 3.6.2 Preventive Maintenance Penentuan Mesin dan Komponen Kritis Penentuan mesin kritis dilakukan dengan melihat frekuensi breakdown yang tertinggi diantara 5 mesin yang ada pada lini produksi indoor cable. Untuk menentukan komponen kritis juga dengan melihat frekuensi breakdown. Perhitungan TTF dan TTR Perhitungan TTF dilakukan dengan menghitung selisih waktu ketika kerusakan pertama selesai diperbaiki dengan waktu kerusakan berikutnya. Sedangkan TTR dilakukan dengan menghitung lamanya proses perbaikan yaitu selisih waktu kerusakan selesai diperbaiki dengan waktu kerusakan. Penentuan Distribusi Data TTF dan TTR Berdasarkan Index of Fit Terbesar Perhitungan index of fit (r) dilakukan untuk masing masing komponen dan masing masing jenis distribusi. Distribusi data ditentukan berdasarkan nilai r terbesar yang paling mendekati 1. Untuk distribusi yang digunakan adalah distribusi weibull, exponential, normal, dan lognormal.

125 Uji Goodness of Fit Hasil perhitungan index of fit hanya memberikan gambaran distribusi yang paling didekati oleh data. Perlu dilakukan Uji Goodness of Fit untuk memastikan data benar mengikuti distribusi tersebut. Untuk Uji Goodness of Fit ini akan dilakukan perhitungan manual, dan juga dengan menggunakan software minitab14. Penentuan Parameter Sesuai Distribusi Setelah didapatkan distribusi untuk masing masing komponen, kemudian ditentukan parameter berdasarkan distribusi yang sesuai. Parameter parameter ini yang akan digunakan pada perhitungan MTTF dan MTTR. Perhitungan MTTF dan MTTR Perhitungan MTTF dan MTTR dilakukan dengan menggunakan parameter untuk masing masing komponen. MTTF merupakan waktu rata rata terjadinya kerusakan (komponen selesai diperbaiki sampai komponen rusak kembali), dan MTTR merupakan waktu rata rata yang diperlukan untuk melakukan perbaikan.

126 Penentuan Interval Waktu Penggantian Komponen Penentuan interval waktu penggantian komponen dilakukan untuk mengetahui waktu yang tepat komponen untuk dilakukan penggantian pencegahan. Penentuan interval waktu penggantian komponen dilakukan berdasarkan downtime minimum dengan menggunakan trial dan error pada beberapa nilai waktu. Penentuan Interval Waktu Pemeriksaan Komponen Interval pemeriksaan komponen dilakukan untuk meminimasi kerusakan (breakdown) mendadak yang terjadi pada komponen komponen tersebut. Pemeriksaan tesebut dilakukan secara keseluruhan dari komponen untuk melihat bagaimana kondisi dari komponen tersebut. Perhitungan Availability Availability atau tingkat ketersediaan merupakan presentase waktu suatu komponen atau sistem dapat beroperasi pada interval waktu tertentu. Perhitungan tingkat availability komponen meliputi tingkat availability jika dilakukan penggantian pencegahan dan pemeriksaan terhadap komponen tersebut.

127 Perhitungan dan Perbandingan Reliability Sebelum dan Sesudah Preventive Maintenance Reliability atau tingkat keandalan merupakan probabilitas dari sebuah mesin atau peralatan untuk tidak mengalami kerusakan selama proses berlangsung. Dari hasil perhitungan tingkat reliability yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui tingkat keandalan dari suatu komponen pada kondisi berjalan dengan tingkat reliability pada kondisi usulan sesudah diterapkan preventive maintenance. Dengan perbandingan reliability tersebut, dapat diketahui kenaikan atau bahkan penurunan keandalan yang terjadi. Perhitungan dan Perbandingan Downtime Sebelum dan Sesudah Preventive Maintenance Perhitungan total downtime yang dilakukan pada saat kondisi berjalan dan saat kondisi usulan sesudah diterapkan preventive maintenance bertujuan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan total downtime yang terjadi.

128 Perhitungan dan Perbandingan Frekuensi Penggantian Sebelum dan Sesudah Preventive Maintenance Dari interval waktu penggantian komponen dapat diketahui frekuensi penggantian sesudah preventive maintenance. Dimana frekuensi penggantian setelah preventive maintenance menjadi lebih banyak atau lebih sering. Perhitungan dan Perbandingan Failure Cost dan Preventive Cost Failure cost terdiri dari biaya kehilangan produksi yang akan dialami akibat produksi berhenti, biaya komponen, dan biaya teknisi untuk memperbaiki. Sedangkan untuk preventive cost terdiri dari biaya komponen dan biaya teknisi. Jika ternyata preventive cost lebih kecil, maka akan ada penghematan biaya, sehingga dapat diusulkan untuk penerapan preventive maintenance pada perusahaan, dan sebaliknya. Root Cause Analysis Dalam menganalisa permasalahan yang ada maka dapat digunakan alat Root Cause Analysis yang merupakan salah satu metode analisa yang digunakan untuk mencari akar penyebab dari terjadinya permasalahan yang disertai dengan worksheet berisikan faktor-faktor yang berkaitan

129 dengan inti permasalahan. Dan biasanya Root Cause Analysis diperoleh melalui wawancara terhadap seorang ahli yang berkaitan dengan komponen kritis berkaitan dengan inti permasalahan. 3.6.3 Wagner Within Estimasi Frekuensi Breakdown Komponen Kritis Dengan Simulasi Monte Carlo Dilakukan Simulasi Monte Carlo terhadap masing-masing komponen kritis untuk mengetahui frekuensi breakdown yang terjadi selama 6 periode ke depan (bulan Maret 2009 September 2009). Perhitungan Wagner Within Komponen Kritis Dengan hasil dari estimasi frekuensi breakdown dengan simulasi Monte Carlo tersebut, perusahaan dapat mengetahui dan menyediakan lebih awal komponen kritis. Dengan metode Wagner Within, maka dapat mengetahui ukuran lot pemesanan komponen-komponen kritis untuk 6 periode ke depan (bulan Maret 2009 September 2009) dengan biaya yang minimum.

130 3.6.4 Penjadwalan Gupta Pengumpulan Data Waktu Proses Tiap Mesin dan Data Pesanan Masukan yang berperan penting dalam perhitungan penjadwalan metode gupta ini yaitu data waktu proses tiap mesin disertai data pesanan dari pelanggan selama periode waktu tertentu. Perhitungan Waktu Proses Tiap Mesin Pada Masing-masing Job Maka dapat dilanjutkan dengan perhitungan waktu proses tiap mesin pada semua jenis job yang akan dikerjakan dengan kuantitas pesanan yang harus diproduksi sehingga dihasilkan total waktu proses yang sesuai dengan pesanan. Penentuan Pengurutan Job Dapat dilakukan pengurutan job berdasarkan nilai Si dimulai dari yang terbesar hingga terkecil. Perhitungan Makespan Setelah diperoleh urutan pengurutan job maka dapat diperhitungkan nilai makespan sebagai total waktu penyelesaian untuk keseluruhan job yang dikerjakan.

131 3.7 Kesimpulan dan Saran Sebagai langkah terakhir dalam penyelesaian skripsi ini yaitu dengan menyimpulkan hasil akhir dari pembahasan terhadap permasalahan yang terjadi dan solusi pemecahan masalah yang dilakukan disertai dengan saran-saran yang dapat penulis berikan sebagai masukan untuk perbaikan bagi perusahaan.