BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
|
|
- Ridwan Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini dibahas mengenai analisis hasil penelitian yang telah dilakukan untuk kemudian menentukan alternatif yang paling baik untuk maintenance pada PT. Pertamina Lubricant Production Unit Gresik. 5.1 ANALISIS INTERVAL MAINTENANCE HASIL SIMULASI MONTE CARLO Pada subbab ini dilakukan analisis mengenai interval maintenance hasil simulasi Monte Carlo yang dilakukan pada bab sebelumnya. Hasil dari simulasi Monte Carlo yang telah dilakukan menunjukkan nilai interval maintenance yang berbeda-beda untuk setiap mesin. Hal ini yang menjadi dasar usulan alternatif pertama yaitu interval maintenance yang dilakukan sesuai hasil simulasi sehingga tercapai keandalan minimal yaitu 85% sesuai standar yang telah ditetapkan (Dal, 2000). Jika dilihat pada Tabel 4.26 sampai Tabel 4.29, setiap mesin yang digunakan memiliki interval maintenance yang berbeda-beda. Interval maintenance mesin meliputi 0,03125 hari, 0,25 hari, 0,5 hari, 0,75 hari, 1,25 hari, dan 2,5 hari. Hal ini menjadi dasar usulan alternatif kedua yaitu interval maintenance yang disamakan setiap mesin pada setiap lini sehingga mampu mengurangi biaya kerugian yang timbul akibat melakukan maintenance pada saat jam kerja serta meminimalkan biaya maintenance dalam sehari untuk beberapa mesin yang seharusnya melakukan lebih dari 1 kali maintenance. Kegiatan maintenance pada alternatif ini dilakukan 2 kali setiap harinya yaitu pada jam istirahat dan jam kerja selesai sehingga tidak mengganggu proses produksi. Selain itu maintenance tiap mesin dilakukan secara bersamaan secara serentak. Dengan interval maintenance yang cukup sering pada alternatif pertama dan kedua maka pada usulan alternatif ketiga dilakukan corrective maintenance untuk meminimalkan biaya maintenance yang timbul, karena maintenance hanya dilakukan jika diperlukan. Dari ketiga alternatif yang disarankan untuk menjadwalkan maintenance yang sesuai untuk mesin-mesin pada proses filling V-1
2 lithos, masing-masing alternatif akan dibandingkan berdasarkan biaya yang muncul akibat kegiatan maintenance antara lain biaya maintenance dan biaya kerugian akibat melakukan maintenance serta perubahan keandalan tiap mesin sebelum dan sesudah maintenance. 5.2 ANALISIS USULAN ALTERNATIF MAINTENANCE Pada subbab ini akan dibahas analisis terhadap ketiga alternatif interval maintenance yang diusulkan serta biaya maintenance dan kerugian yang timbul. Rincian biaya untuk sekali melakukan maintenance terhadap tiap mesin dapat dilihat pada Tabel 5.1. Sedangkan untuk biaya kerugian yang timbul akibat melakukan maintenance pada saat jam kerja berlangsung sehingga perlu untuk menghentikan lini produksi adalah sebesar Rp per menit. Biaya kerugian ini didapatkan dari harga jual produk yang seharusnya dapat diproduksi tiap waktunya, dengan kecepatan produksi adalah sebanyak 10 unit per menit. Tabel 5.1 Biaya Tiap pada Proses Filling Lithos Biaya sekali Labelling Rp 10,000 Filling Rp 58,000 Cappering Rp 9,500 Sensor Volume - Pemanas - Induction seal - Laser Rp 122,000 Robotic Rp 9,000 Carton erector Rp 23,000 Caron selaer Rp 48,000 Palletizing Rp 12, Alternatif 1 Pada alternatif 1 diterapkan preventive maintenance dengan kegiatan maintenance yang dilakukan sesuai dengan interval maintenance hasil simulasi Monte Carlo yang telah dilakukan serta menambahkan adanya kemungkinan terjadi corrective maintenance. Ketika melakukan maintenance terhadap mesin maka lini akan diberhentikan dan tidak dapat melakukan proses produksi untuk sementara V-2
3 waktu sampai mesin selesai dilakukan maintenance. Pada Tabel 5.2 sampai Tabel 5.4 dapat dilihat hasil perhitungan total biaya maintenance dan kerugian yang dikeluarkan serta keandalan yang dicapai dari tiap mesin dan lini produksi. Tabel 5.2 Total Biaya Kerugian untuk Alternatif 1 pada Tiap pada Lini Proses Filling Lithos ALTERNATIF 1 Lini Downtime per tahun (menit/tahun) Biaya Kerugian (Rp/menit) Total Biaya Kerugian Lini Rp 310,000 Rp 31,331,311,001 Lini Rp 310,000 Rp 22,060,888,430 Lini Rp 310,000 Rp 50,479,583,871 Lini Rp 310,000 Rp 21,003,557,647 Pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa penerapan alternatif 1 pada tiap lini produksi mengeluarkan biaya kerugian terendah untuk lini 4 yaitu sebesar Rp dan biaya tertinggi untuk lini 3 yaitu sebesar Rp Pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa tiap mesin pada tiap lini proses filling lithos mengalami peningkatan keandalan menjadi lebih dari 85% sesuai dengan standar yang ada (Dal, 2000) Tabel 5.3 Tiap pada Lini Proses Filling Lithos dengan Alternatif 1 Lini 1 ALTERNATIF 1 Lini 2 Lini 3 Lini 4 Labelling Filling Cappering Sensor Volume Pemanas Induction Seal Laser Robotic Carton erector Carton sealer Palletizing V-3
4 Labelling 90,000 Filling 116,000 Cappering 28,500 Tabel 5.4 Total Biaya untuk Alternatif 1 pada Tiap pada Lini Proses Filling Lithos Lini 1 ALTERNATIF 1 Lini 2 Pada Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa penerapan alternatif 1 mengeluarkan biaya maintenance terendah untuk lini 2 yaitu sebesar Rp dan biaya tertinggi untuk lini 1 yaitu sebesar Rp Rp Rp Rp Rp Rp 5,376,000 Rp 100,000 Rp 13,440,000 Rp 100,000 Rp 53,760,000 Rp 50,000 26,880,000 Rp Rp 62,361,600 Rp 406,000 Rp 155,904,000 Rp 232,000 Rp 77,952,000 Rp 232,000 38,976,000 Rp Rp 5,107,200 Rp 76,000 Rp 25,536, Rp 19,000 4,256,000 Sensor Volume Pemanas Induction Seal Laser Rp 244,000 Rp 262,348, Rp 244,000 Rp 51,240,000 Rp 610,000 Rp 163,968,000 Robotic Rp 171,000 Rp 38,707,200 Rp 126,000 Rp 24,192,000 Rp 99,000 Rp 48,384,000 Rp 153,000 Rp 24,192,000 Carton erector Rp 92,000 Rp 24,729,600 Rp 92,000 Rp 30,912,000 Rp 161,000 Rp 61,824,000 Rp 69,000 Rp 9,660,000 Carton sealer Rp 144,000 Rp 17,203, Rp 96,000 Rp 21,504,000 Rp 144,000 Rp 21,504,000 Palletizing Rp 36,000 Rp 4,300,800 Rp 36,000 Rp 16,128,000 Rp 48,000 Rp 5,376, Total Biaya Rp421,055,900 Rp266,948,000 Rp321,020,000 Rp290,713,000 Lini 3 Lini 4 V-4
5 5.2.2 Alternatif 2 Pada alternatif 2 diterapkan preventive maintenance dengan kegiatan maintenance yang dilakukan pada saat jam istirahat dan jam kerja telah selesai sehingga tidak mengganggu proses produksi serta menambahkan adanya kemungkinan terjadi corrective maintenance. tiap mesin dilakukan secara bersamaan sebanyak 2 kali sehari. Pada Tabel 5.5 sampai Tabel 5.7 dapat dilihat hasil perhitungan total biaya maintenance dan kerugian yang dikeluarkan serta keandalan yang dicapai dari tiap mesin dan lini produksi. Tabel 5.5 Total Biaya Kerugian untuk Alternatif 2 pada Tiap pada Lini Proses Filling Lithos ALTERNATIF 2 Lini Downtime per tahun (menit/tahun) Biaya Kerugian (Rp/menit) Total Biaya Kerugian Lini Rp 310,000 Rp - Lini Rp 310,000 Rp - Lini Rp 310,000 Rp - Lini Rp 310,000 Rp - Pada Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa penerapan alternatif 2 pada tiap lini produksi tidak mengeluarkan biaya kerugian. Pada Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa dengan penerapan alternatif 2 keandalan tiap mesin pada tiap lini proses filling lithos mengalami peningkatan. Tabel 5.6 Tiap pada Lini Proses Filling Lithos dengan Alternatif 2 ALTERNATIF 2 Lini 1 Lini 2 Lini 3 Lini 4 Labelling Filling Cappering Sensor Volume Pemanas Induction Seal Laser Robotic Carton erector Carton sealer Palletizing V-5
6 Labelling 90,000 Filling 116,000 Cappering 28,500 Tabel 5.7 Total Biaya untuk Alternatif 2 pada Tiap pada Lini Proses Filling Lithos ALTERNATIF 2 Lini 1 Lini 2 Lini 3 Lini 4 Rp Rp 6,720,000 Rp 100,000 Rp 6,720,000 Rp 100,000 Rp 6,720,000 Rp 50,000 Rp 26,880,000 Rp Rp 38,976,000 Rp 406,000 Rp 38,976,000 Rp 232,000 Rp 38,976,000 Rp 232,000 Rp 38,976,000 Rp Rp 6,384,000 Rp 76,000 Rp 6,384, Rp 19,000 Rp 4,256,000 Sensor Volume Pemanas Induction Seal Laser Rp 244,000 Rp 81,984, Rp 244,000 Rp 81,984,000 Rp 610,000 Rp 163,968,000 Robotic Rp 171,000 Rp 6,048,000 Rp 126,000 Rp 6,048,000 Rp 99,000 Rp 6,048,000 Rp 153,000 Rp 24,192,000 Carton erector Rp 92,000 Rp 15,456,000 Rp 92,000 Rp 15,456,000 Rp 161,000 Rp 15,456,000 Rp 69,000 Rp 9,660,000 Carton sealer Rp 144,000 Rp 32,256, Rp 96,000 Rp 32,256,000 Rp 144,000 Rp 21,504,000 Palletizing Rp 36,000 Rp 8,064,000 Rp 36,000 Rp 8,064,000 Rp 48,000 Rp 8,064, Total Biaya Rp196,809,500 Rp82,484,000 Rp190,484,000 Rp290,713,000 Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa penerapan alternatif 2 mengeluarkan biaya maintenance terendah untuk lini 2 yaitu sebesar Rp dan biaya tertinggi untuk lini 4 yaitu sebesar Rp V-6
7 5.2.3 Alternatif 3 Pada alternatif 3 diterapkan corrective maintenance dengan kegiatan maintenance yang dilakukan ketika mesin mengalami breakdown dan lini produksi yang memiliki mesin dalam kondisi breakdown akan dihentikan sementara sehingga tidak dapat melakukan proses produksi sampai mesin selesai dilakukan maintenance. Pada Tabel 5.8 sampai Tabel 5.10 dapat dilihat hasil perhitungan total biaya maintenance dan kerugian yang dikeluarkan serta keandalan yang dicapai dari tiap mesin dan lini produksi. Tabel 5.8 Total Biaya Kerugian untuk Alternatif 3 pada Tiap pada Lini Proses Filling Lithos ALTERNATIF 3 Lini Downtime per tahun (menit/tahun) Biaya Kerugian (Rp/menit) Total Biaya Kerugian Lini Rp 310,000 Rp 1,577,900,000 Lini Rp 310,000 Rp 1,497,300,000 Lini Rp 310,000 Rp 2,038,250,000 Lini Rp 310,000 Rp 2,053,750,000 Tabel 5.9 Tiap pada Lini Proses Filling Lithos dengan Alternatif 3 ALTERNATIF 3 Lini 1 Lini 2 Lini 3 Lini 4 Labelling Filling Cappering Sensor Volume Pemanas Induction Seal Laser Robotic Carton erector Carton sealer Palletizing V-7
8 Tabel 5.10 Total Biaya untuk Alternatif 3 pada Tiap pada Lini Proses Filling Lithos ALTERNATIF 3 Lini 1 Lini 2 Lini 3 Lini 4 Labelling Rp 600,000 Rp 700,000 Rp 720,000 Rp 350,000 Filling Rp 928,000 Rp 3,016,000 Rp 1,624,000 Rp 1,566,000 Cappering Rp 218,500 Rp 560,500 - Rp 161,500 Sensor Volume Pemanas Induction Seal Laser Rp 2,318,000 - Rp 1,952,000 Rp 4,270,000 Robotic Rp 1,161,000 Rp 864,000 Rp 711,000 Rp 1,071,000 Carton erector Rp 713,000 Rp 621,000 Rp 1,081,000 Rp 552,000 Carton sealer Rp 1,104,000 - Rp 864,000 Rp 1,056,000 Palletizing Rp 300,000 Rp 276,000 Rp 348,000 - Total Biaya Rp7,342,500 Rp6,037,500 Rp7,300,000 Rp9,026,500 Pada Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa penerapan alternatif 3 pada tiap lini produksi mengeluarkan biaya kerugian terendah untuk lini 2 yaitu sebesar Rp dan biaya tertinggi untuk lini 4 yaitu sebesar Rp Pada Tabel 5.9 dapat dilihat bahwa keandalan yang dicapai tiap mesin pada tiap lini tidak mengalami peningkatan. Pada Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa penerapan alternatif 3 mengeluarkan biaya maintenance terendah untuk lini 2 yaitu sebesar Rp dan biaya tertinggi untuk lini 1 yaitu sebesar Rp ANALISIS PERBANDINGAN KETIGA ALTERNATIF INTERVAL MAINTENANCE YANG DIUSULKAN Pada subbab ini dibahas mengenai analisis perbandingan biaya dan keandalan dari ketiga alternatif interval yang disarankan. Pada Gambar 5.1 dapat dilihat hasil perbandingan biaya maintenance dan biaya kerugian ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 1. Pada Gambar 5.2 dapat dilihat hasil perbandingan keandalan yang dapat dicapai ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 1. V-8
9 Biaya Rp35,000,000,000 Rp30,000,000,000 Rp25,000,000,000 Rp20,000,000,000 Rp15,000,000,000 Rp10,000,000,000 Rp5,000,000,000 Rp- Biaya Biaya Kerugian Total Biaya Gambar 5.1 Grafik Perbandingan Biaya yang Dikeluarkan untuk pada Lini 1 Proses Filling Lithos Gambar 5.2 Grafik Perbandingan oleh Tiap Alternatif pada Lini 1 Proses Filling Lithos Pada Gambar 5.3 dapat dilihat hasil perbandingan biaya maintenance dan biaya kerugian ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 2. Pada Gambar 5.4 dapat dilihat hasil perbandingan keandalan yang dapat dicapai ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 2. V-9
10 Biaya Rp25,000,000,000 Rp20,000,000,000 Rp15,000,000,000 Rp10,000,000,000 Rp5,000,000,000 Rp- Biaya Biaya Kerugian Total Biaya Gambar 5.3 Grafik Perbandingan Biaya yang Dikeluarkan untuk pada Lini 2 Proses Filling Lithos Gambar 5.4 Grafik Perbandingan oleh Tiap Alternatif pada Lini 2 Proses Filling Lithos Pada Gambar 5.5 dapat dilihat hasil perbandingan biaya maintenance dan biaya kerugian ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 3. Pada Gambar 5.6 dapat dilihat hasil perbandingan keandalan yang dapat dicapai ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 3. V-10
11 Biaya Rp60,000,000,000 Rp50,000,000,000 Rp40,000,000,000 Rp30,000,000,000 Rp20,000,000,000 Rp10,000,000,000 Rp- Biaya Biaya Kerugian Total Biaya Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Biaya yang Dikeluarkan untuk pada Lini 3 Proses Filling Lithos Gambar 5.6 Grafik Perbandingan oleh Tiap Alternatif pada Lini 3 Proses Filling Lithos Pada Gambar 5.7 dapat dilihat hasil perbandingan biaya maintenance dan biaya kerugian ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 4. Pada Gambar 5.8 dapat dilihat hasil perbandingan keandalan yang dapat dicapai ketiga alternatif yang dilakukan pada proses filling lithos lini 4. V-11
12 Biaya Rp25,000,000,000 Rp20,000,000,000 Rp15,000,000,000 Rp10,000,000,000 Rp5,000,000,000 Rp- Biaya Biaya Kerugian Total Biaya Gambar 5.7 Grafik Perbandingan Biaya yang Dikeluarkan untuk pada Lini 4 Proses Filling Lithos Gambar 5.8 Grafik Perbandingan oleh Tiap Alternatif pada Lini 4 Proses Filling Lithos 5.4 PENENTUAN ALTERNATIF TERPILIH Pada subbab ini dibahas mengenai analisis penentuan alternatif terpilih. Pada Tabel 5.11 ditampilkan hasil rekap rata-rata keandalan mesin pada tiap lini serta total biaya yang dikeluarkan dalam melakukan setiap alternatif usulan. V-12
13 Tabel 5.11 Rekapitulasi dan Biaya yang Diperlukan Tiap Usulan Alternatif Alternatif Lini Rata-Rata Biaya Biaya Kerugian (Rp/menit) Total Biaya (Rp/menit) (a) (b) (a)+(b) Lini Rp 421,055,900 Rp 31,331,311,001 Rp 31,752,366,901 Lini Rp 266,948,000 Rp 22,060,888,430 Rp 22,327,836,430 Lini Rp 321,020,000 Rp 50,479,583,871 Rp 50,800,603,871 Lini Rp 290,713,000 Rp 21,003,557,647 Rp 21,294,270,647 Lini Rp 196,809,500 Rp - Rp 196,809,500 Lini Rp 82,484,000 Rp - Rp 82,484,000 Lini Rp 190,484,000 Rp - Rp 190,484,000 Lini Rp 189,101,000 Rp - Rp 189,101,000 Lini Rp 7,342,500 Rp 1,577,900,000 Rp 1,585,242,500 Lini Rp 6,037,500 Rp 1,353,150,000 Rp 1,359,187,500 Lini Rp 7,300,000 Rp 2,038,250,000 Rp 2,045,550,000 Lini Rp 9,026,500 Rp 2,053,750,000 Rp 2,062,776,500 Berdasarkan analisis keandalan yang dilakukan pada subbab sebelumnya, alternatif 1 memiliki tingkat keandalan yang dicapai setiap mesin memiliki nilai di atas 85% yang artinya melebihi batas minimal keandalan sesuai dengan standar dunia (Dal, 2000) dengan nilai rata-rata keandalan tiap mesin minimal 91%. Pada alternatif 2, tingkat keandalan yang dicapai setiap mesin mengalami peningkatan yang cukup besar dengan rata-rata keandalan tiap mesin minimal 87%. Sedangkan pada alternatif 3, tingkat keandalan yang dicapai setiap mesin tidak mengalami perubahan yaitu tetap berada di bawah 85% dengan rata-rata keandalan tiap mesin maksimum adalah 58%. Jika dilihat berdasarkan tingkat keandalan mesin yang mampu dicapai tiap alternatif maka yang dikategorikan layak adalah alternatif 1 dengan nilai keandalan di atas standar (Dal, 2000) dan alternatif 2 dengan nilai kendalan mesin yang meningkat dari sebelumnya. Sedangkan alternatif 3 dianggap tidak layak karena tidak mampu meningkatkan dan menjaga keandalan mesin menjadi minimal 85%. Berdasarkan analisis biaya yang timbul akibat kegiatan maintenance tiap alternatif yang disarankan, alternatif 1 memiliki nilai biaya yang paling besar dibandingkan alternatif yang lainnya. Sedangkan alternatif 2 memiliki nilai biaya yang paling rendah dibandingkan alternatif lainnya. Pada alternatif 3 nilai biaya yang timbul relatif lebih banyak dibandingkan biaya yang timbul karena menerapkan alternatif 2, tetapi masih berada di bawah biaya yang timbul karena menerapkan alternatif 1. V-13
14 Jika dilihat dari kedua aspek, baik itu keandalan mesin yang mampu dicapai maupun biaya yang timbul akibat kegiatan maintenance, maka alternatif terpilih adalah alternatif 2 yaitu melakukan kegiatan preventive maintenance sebanyak 2 kali setiap harinya pada saat jam istirahat dan jam kerja telah selesai serta mempertimbangkan kemungkinan adanya corrective maintenance. Dengan menerapkan alternatif 2 maka perusahaan dapat meningkatkan tingkat keandalan mesin dengan biaya maintenance yang relatif lebih rendah serta biaya kerugian yang lebih kecil jika dibanding alternatif 1 dan alternatif 3. V-14
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi
Lebih terperinciDiagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)
60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, proses produksi yang dilakukan pada berbagai industri menggunakan mesin-mesin. Namun, mesin-mesin tersebut tidak selamanya dapat beroperasi. Oleh karena
Lebih terperinciOPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT.
OPTIMASI PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN PSO (PARTICLE SWARM OPTIMIZATION) PADA SEMI LEAN SOLUTION PUMP 107-JC DI PABRIK I PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Widdhi Purwo Pudyastuti 2410 100 040 Pembimbing : Ir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembuatan suatu produk diperlukan mesin produksi sebagai alat pendukung guna terlaksananya proses produk tersebut. Suatu mesin dalam proses produksi tidak
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. RPM Extruder, Speed Cartepillar, Suhu Air, dan Pressure merupakan faktor - faktor
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Data Perbaikan Mesin Salah satu data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data penggantian komponen mesin. Data kerusakan ini diambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan kelancaran kegiatan
Lebih terperinciOPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X
OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya
Lebih terperinciI. BAB I PENDAHULUAN
I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai macam barangbarang untuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini, manusia menggunakan mobil sebagai alat transportasi
Lebih terperinciPERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN
PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN PERTEMUAN #1 TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan tidak akan lepas dari persaingan yang timbul di pasar. Persaingan tersebut adalah berasal dari perusahaan lain yang juga menghasilkan produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk yaitu Upper dan Full Shoe.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi dua jenis produk yaitu Upper dan Full Shoe. Produk Upper merupakan bagian atas sepatu, sedangkan full shoe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan dengan perusahaan manufaktur lainnya, maka diperlukan kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini perusahaan manufaktur akan menghadapi persaingan dengan perusahaan manufaktur lainnya, maka diperlukan kebijakan untuk bersaing
Lebih terperinciANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.
ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. Dalam industri manufakfur di tuntut suatu usaha bagaimana memproduksi barang
BAB I PENDAHULUHAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam industri manufakfur di tuntut suatu usaha bagaimana memproduksi barang dengan kualitas dan kuantitas yang baik dalam waktu tepat. Produksi akan berjalan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terduhulu Acuan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan beberapa penelitian tentang maitenance managament yang sudah ada. Penjelasan tentang penelitian
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. 5.1 Analisis Pengaruh Interval Waktu Perawatan Efektif (TP) Terhadap Keandalan Pada Komponen Pentagon Knife
Laju Keandalan 120 BAB V ANALISA DATA 5.1 Analisis Pengaruh Interval Waktu Perawatan Efektif (TP) Terhadap Keandalan Pada Komponen Pentagon Knife 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 Komponen Pentagon
Lebih terperinciSTRATEGI PERAWATAN PADA MESIN LAS MIG DI INDUSTRI KAROSERI KENDARAAN NIAGA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (Studi Kasus: PT. Adi Putro Wirasejati Malang)
STRATEGI PERAWATAN PADA MESIN LAS MIG DI INDUSTRI KAROSERI KENDARAAN NIAGA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (Studi Kasus: PT. Adi Putro Wirasejati Malang) MAINTENANCE STRATEGIES ON MIG WELDING MACHINE IN COMMERCIAL
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran produk dan informasi antar negara menjadi hal yang umum. Seluruh dunia telah
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP
Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Dari sifat masalah penelitian dari uraian latar belakang masalah dapat dikategorikan kedalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Usman
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagaiberikut :
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah terdiri dari empat langkah yaitu : latarbelakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta studiliteratur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perawatan memiliki peranan yang penting dalam mendukung berjalannya suatu sistem agar berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya kegiatan perawatan yang tepat
Lebih terperinciObjek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah mesin pendukung sistem boiler yang berbahan bakar batu bara di PT Indo Pusaka Berau. 3.2 Jenis Penelitian Dalam penelitian
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawatan terbagi atas dua yaitu preventive maintenance dan corrective
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 Pemeliharaan atau maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai
Lebih terperinciSKRIPSI PENENTUAN JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS PT. XYZ) Disusun oleh: Ardhi Kuntum Mashruro ( )
SKRIPSI PENENTUAN JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS PT. XYZ) Disusun oleh: Ardhi Kuntum Mashruro (5303012031) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebelum mengambil keputusan. Baik keputusan untuk mengganti atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut adanya suatu analisa dan evaluasi yang baik, serta penggunaan waktu yang efisien sebelum mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada
Lebih terperinciANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA
ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA TUGAS AKHIR Oleh Aryo Suyudi 1000876833 Ericknes 1000877911 Yosua Christhoper Alexander Rumawas
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CORRUGATING dan MESIN FLEXO di PT. SURINDO TEGUH GEMILANG Sandy Dwiseputra Pandi, Hadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Sangat cepatnya perkembangan tersebut tidak lepas karena dukungan dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sangat cepatnya perkembangan tersebut tidak lepas karena dukungan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau. memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemeliharaan atau maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK
BAB IV SIMULASI PEMBANDINGAN PERILAKU PENDUGA FUNGSI INTENSITAS LOKAL PROSES POISSON PERIODIK DENGAN BANDWIDTH OPTIMAL DAN BANDWIDTH OPTIMAL ASIMTOTIK Pada bagian ini dilakukan simulasi untuk membandingkan
Lebih terperinciAnalisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang
Petunjuk Sitasi: Mustikasari, A., & Pangestuti, D. E. (2017). Analisis Kebijakan Maintenance pada Transformator di PT. PLN (Persero) Area Semarang. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C8-13). Malang:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN...
DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Dalam kondisi nyata, proses produksi pada suatu perusahaan sering mengalami kendala dalam bentuk tidak bekerjanya sistem yang disebabkan adanya kerusakan pada mesin
Lebih terperinciTUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh WILBERT NIM
PERANCANGAN PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DENGAN MENGAPLIKASIKAN GREY FMEA PADA PT. KHARISMA ABADI SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
PERENCANAAN PERAWATAN PENCEGAHAN KOMPONEN KRITIS MESIN SHEETER MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III KEBUN RANTAU PRAPAT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
34 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Diagram alir merupakan diagram yang bertujuan untuk mengevaluasi langkah-langkah proses dalam situasi yang lebih jelas agar dapat
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam suatu waktu tertentu dalam kondisi operasi yang telah ditetapkan
DAFTAR ISTILAH Availability Consequence Assesment Corrective Maintenance Downtime Failure function Failure Rate Maintainability Maintenance : Probabilitas suatu sistem beroperasi sesuai fungsinya dalam
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciPENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW
PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW Bahtiar S. Abbas 1 ; Edi Steven 2 ; Harry Christian 3 ; Tedy Sumanto 4 1,2,3,4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciPENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA
PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT. ADINA MULTI WAHANA TUGAS AKHIR Oleh EDI STEVEN 1000837113 HARRY CHRISTIAN 1000868030 TEDY SUMANTO 1000856831 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN
Lebih terperinciSimulasi Montecarlo pada Penjadwalan Preventive Maintenance Komponen Kritis Mesin Breaker dan Mesin Hammermill
Simulasi Montecarlo pada Penjadwalan Preventive Maintenance Komponen Kritis Mesin Breaker dan Mesin Hammermill Wresni Anggraini 1, Arfan Aditia 2 1, 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciMempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma. Disusun Oleh : Fazri Akbar ( )
Mempelajari Manajemen Pemeliharaan Mesin Filling Betadine Pada PT Mahakam Beta Farma Disusun Oleh : Fazri Akbar (32411755) Latar Belakang Kelancaran Proses Produksi Mesin Manajemen Pemeliharaan Perumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era ini, industri menggunakan mesin-mesin untuk melakukan proses produksi. Namun, setiap mesin memiliki umur masing-masing. Mesin-mesin tersebut tidak selamanya
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya persaingan pada bidang manufaktur, maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi dan semakin cepatnya informasi maka semakin cepat pula perkembangan hidup manusia saat ini. Perkembangan dunia industri maupun teknologi
Lebih terperinciPENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO
PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN SUB UNIT SINTESA UNIT UREA DI PT X MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Winy Febrianti 1) dan Bobby Oedy P. Soepangkat 2) Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI Didalam sebuah industri dan perdagangan terdapat beberapa faktor yang sangat penting untuk diperhatikan guna meningkatkan kinerja didalam sebuah industri yaitu: 1. Kelancaran dalam
Lebih terperinciAnalisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang
JATI UNIK, 07, Vol., No., Hal. 4-9 ISSN : 597-657 (Print) ISSN : 597-7946 (Online) Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang Hariyanto *, Sri Rahayuningsih,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kebijakan manajemen produksi dalam usaha pengoptimalan jumlah mesin
Lebih terperinciPertumbuhan Kendaraan Bermotor
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Pertamina (Persero) Unit Produksi Pelumas Jakarta (UPPJ) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi, distribusi dan pemasaran produk pelumas. Pelumas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Untuk meningkatkan persaingan dalam dunia industri, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktifitas merupakan salah satu tolak ukur sebuah perusahaan manufaktur dan jasa dalam menilai apakah kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Bagaimana perusahaan
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL
E.8 PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL DAN ANALISIS PENGADAAN MESIN STANDBY PADA MESIN HOIST CURING UTARA DAN SELATAN PLANT I-8 (STUDI KASUS PT. WIJAYA KARYA BETON BOGOR) Susatyo Nugroho W P *, Rani Rumita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era kompetisi global saat ini, kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen dengan kualitas yang bersaing sangatlah penting. Karena itu, proses produksi
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri dan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK
Lebih terperinciBAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.
BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut. 1.1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangmya ilmu dan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Kendaraan bermotor merupakan sarana transportasi yang sangat menunjang
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Semester Genap tahun 2008/2009 IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA Wahyudi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu
Lebih terperinci*
PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL DAN ANALISIS PENGADAAN MESIN STANDBY PADA MESIN HOIST CURING UTARA DAN SELATAN PLANT I-8 (STUDI KASUS PT. WIJAYA KARYA BETON BOGOR) Aditya Wiratama Putra, Susatyo Nugroho
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Kelancaran proses produksi akan sangat dipengaruhi oleh kondisi mesin. Mesin sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam industri manufaktur. Kelancaran proses produksi akan sangat dipengaruhi oleh kondisi mesin. Mesin sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengikutkan konsep dasar, seperti kapasitas dan kesesuaian. Syarat-syarat yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perencanaan sistem suatu struktur, hampir semua teknik mengikutkan konsep dasar, seperti kapasitas dan kesesuaian. Syarat-syarat yang harus dipenuhi struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen perawatan sangatlah diperlukan dan mempunyai peran yang sangat vital bagi sebuah perusahaan, mengingat dalam dunia industri kegiatan produksi tak
Lebih terperinciPerancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX
Petunjuk Sitasi: Sembiring, N., & Nst, A. H. (2017). Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX. Prosiding SNTI dan SATELIt 2017 (pp. C229-235). Malang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan produksi secara terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia yang semakin meningkat memaksa perusahaan melakukan produksi secara terus menerus. Mesin-mesin merupakan komponen utama dalam bidang manufaktur
Lebih terperinciSTUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)
Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan secara kontinu karena mesin memiliki batas umur dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk menghasilkan suatu produk diperlukan mesin yang mendukung terlaksananya proses produksi. Pada proses produksi suatu mesin tidak dapat digunakan secara
Lebih terperinciSKRIPSI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGINTEGRASIKAN PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS DI PT X )
1 SKRIPSI PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MENGINTEGRASIKAN PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS DI PT X ) Disusun oleh : STEPHANNUS FERRY WIBISONO (5303005019) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciUSULAN PENGADAAN MOTOR HOIST STANDBY YANG OPTIMAL UNTUK MENGATASI TINGGINYA TINGKAT BREAKDOWN PADA PT. X
USULAN PENGADAAN MOTOR HOIST STANDBY YANG OPTIMAL UNTUK MENGATASI TINGGINYA TINGKAT BREAKDOWN PADA PT. X Yuanita Sesariana, Rani Rumita, S.T., M.T. *) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciUsulan Jadwal Perawatan pada Mesin Electric Arc Furnace 5 dengan Simulasi Monte Carlo
Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.352-357 ISSN 2302-495X Usulan Jadwal Perawatan pada Mesin Electric Arc Furnace 5 dengan Simulasi Monte Carlo Eva Listiana Putri 1, Achmad Bahauddin
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.
USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.KDL Ratna Ekawati, ST., MT. 1, Evi Febianti, ST., M.Eng 2, Nuhman 3 Jurusan Teknik Industri,Fakultas Teknik Untirta Jl.Jend.Sudirman
Lebih terperinciSeminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur
Perencanaan Perawatan pada Mesin Extruder dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) di PTPN XI Rosela Baru Surabaya Ir. Endang P W, MMT Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim Abstract
Lebih terperinciUsulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.02 Vol. 02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri
Lebih terperinci