BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

Bab 4. Simpulan dan Saran. maka bisa disimpulkan bahwa penggunaan partikel kashira dan kana dalam manga yang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB IV KESIMPULAN. pergeseran joseigo dalam lagu berbahasa Jepang adalah sebagai berikut: 1. Pola pikir feminisme yang mempengaruhi gaya bahasa yang

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

Bab 5. Ringkasan. Bahasa itu sendiri mempunyai dua pengertian, pertama menyatakan alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi. Oleh karena itu, bahasa

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB 5 RINGKASAN. memanggil atau menyebut lawan bicara yang sudah kita kenal ataupun yang belum kita

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

JENDER, WANITA, DAN BAHASA JEPANG Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

Penyimpangan Penggunaan Danseigo dan Joseigo Terhadap Shuujoshi dalam Serial Animasi Kantai Collection SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian terpenting dalam berkomunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain, tetapi hanya ditujukan pada diri sendiri, seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan maupun dalam hati. Akan tetapi, yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat dan keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2009 : 2-4). Penyampaian bahasa secara tepat merupakan suatu keterampilan untuk berkomunikasi. Dalam Tarigan (1986 : 1) dikatakan bahwa, setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil sesorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperolah dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir. 1

2 Menguasai berbagai bahasa merupakan suatu keterampilan yang luar biasa. Karena banyak bahasa di dunia yang sulit dipelajari. Bahasa yang cukup sulit untuk dipelajari salah satunya adalah bahasa Jepang. Karena bahasa Jepang memiliki berbagai varian. Baik ragam bahasa, huruf, dan sebagainya. Bahasa Jepang memiliki berbagai varian bahasa sebagaimana dengan bahasa-bahasa lain di dunia. Salah satunya adalah bahasa yang digunakan menurut gender atau jenis kelamin penuturnya, yaitu bahasa pria dan bahasa wanita. Keberadaan bahasa laki-laki dan bahasa perempuan dalam bahasa Jepang merupakan bagian dari bahasa lisan. Sedangkan dalam bahasa resmi, tidak terdapat perbedaan antara keduanya. Namun pembahasan dalam skripsi ini hanya mencakup bahasa lisan. diantaranya : Penggunaan bahasa lisan dipengaruhi oleh bermacam-macam hal, 1. Jenis kelamin Bahasa pria berbeda dengan bahasa wanita. 2. Umur Bahasa anak-anak berbeda dengan bahasa orang dewasa. 3. Kedudukan pembicara dan lawan bicara 4. Keadaan Bahasa ketika marah berbeda dengan bahasa merayu. (Mansoer Pateda, 1992 : 34).

3 Selain hal tersebut di atas, bahasa juga dipengaruhi oleh lokasi pembicaraan, bentuk bahasa lisan (contohnya pada waktu ceramah, seminar, dan sebagainya), isi pembicaraan, hubungan kekeluargaan, jabatan, status, ekonomi, status pendidikan, waktu, dan tingkat kekraban. Pemakaian bahasa dipengaruhi oleh budaya tempat tinggalnya (Mansoer Pateda, 1992 : 18). Setiap bahasa masing-masing mempunyai keistimewaan. Keistimewaan tersebut yang mengendalikan cara penggunaan bahasa itu sendiri. Berkembangnya bahasa disesuaikan dengan masing-masing faktor yang ada didalamnya, seperti yang diuraikan di atas. Perbedaan bahasa pria dan bahasa wanita ini merupakan salah satu keistimewaan dari bahasa Jepang, karena belum tentu setiap bahasa memiliki fenomena bahasa seperti ini, seperti dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pemakaian bahasa pria dan bahasa wanita didasari oleh keinginan pemakai bahasa untuk menunjukkan jati dirinya sebagai pria atau sebagai wanita. Bahasa wanita yang bersifat halus dan lembut menggambarkan kehalusan dan kelembutan dari sosok seorang wanita. Sedangkan bahasa pria yang bersifat tegas dan kuat, melukiskan sosok pria yang maskulin. Oleh karena itu, eksistensi bahasa pria dan bahasa wanita dalam bahasa Jepang dapat dipakai sebagai salah satu cara untuk mengenali identitas penuturnya, dalam hal ini gender atau jenis kelaminnya.

4 Di dalam bahasa Jepang, penulis sering menemukan ragam bahasa yang biasa dipakai oleh laki-laki dan perempuan, tetapi dari sekian banyak ragam bahasa yang dipakai penulis memilih ragam bahasa laki-laki sebagai tema penelitian, karena materi mengenai ragam bahasa laki-laki tidak semuanya dipelajari secara spesifik di dalam kegiatan belajar mengajar baik dilihat dari makna, partikel akhir, pronomina, kandoushi, verba, adjektiva, dan nomina yang digunakan. Alasan lain dipilihnya ragam bahasa laki-laki tersebut yaitu bagi orang Indonesia keberadaan bahasa pria/laki laki (danseigo) terkadang menjadi salah satu kesulitan pada waktu mempelajari bahasa Jepang, karena di Jepang ragam bahasa ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, bahkan wanita sekarang pun dalam situasi informal sering memakai ragam bahasa pria dalam melakukan percakapan dengan sesama lawan bicaranya. Danseigo adalah bahasa yang kuat sekali kecenderungannya dipakai oleh penutur pria. Kata-kata yang termasuk danseigo di dalam bahasa Jepang antara lain ore, oyaji, ofukuro, partikel-partikel yang biasa dipakai pada bagian akhir kalimat (shuujoshi) seperti partikel zo, ze, dan sebagainya. Danseigo dipakai pada situasi tidak formal, sedangkan pada situasi formal hampir tidak ada perbedaan pria-wanita dalam pemakaian bahasa (Sudjianto dan Ahmad Dahidi, 2007 : 204). Danseigo dapat dilihat dari berbagai aspek kebahasaan yang mempengaruhinya seperti :

5 1. Adjektiva-i (i-keiyooshi) Pada ragam bahasa laki-laki, akhiran ~ii pada kata sifat i sering diucapkan menjadi ~ee. Contoh : (1) 宮城の友達 : つええ!! 強すぎる!! Miyagi no tomodachi : Tsuee!! Tsuyosugiru!! Teman Mitsui : Kuatnya!! Kuat sekali!! (Slam Dunk volume 8, nomor data 58) Kata tsuyoi pada kalimat di atas berubah menjadi tsuee. 2. Nomina (meishi) Pada ragam bahasa laki-laki, nomina yang digunakan untuk memanggila ayah dan ibu digunakan kata oyaji dan ofukuro. 3. Pronomina persona (daimeishi) Pada pronomina persona, sering digunakan kata-kata ore atau boku sebagai pronominal persona pertama (ichininshoo atau jishoo), kimi atau temee sebagai pronominal persona kedua (nininshoo atau taishoo) dan aitsu atau koitsu sebagai pronominal persona ketiga (sanninshoo atau tashoo). Contoh ichininshoo/jishoo : (2) 桜木 : そしてこっからは俺のぶん Sakuragi : Soshite kokkara wa ore no bun.

6 Sakuragi : Dan sekarang balasan dariku. (Slam Dunk volume 8, nomor data 1) Contoh nininshoo/taishoo : (3) 三井 : 関係ねえだろてめえてめえには!! Mitsui Mitsui : Kankeinee daro temee ni wa!! : Tak ada hubungannya dengan kamu!! (Slam Dunk volume 8, nomor data 28) Contoh sanninshoo/tashoo : (4) 三井の友達 : あいつは強すぎる! Mitsui no tomodachi : Aitsu wa tsuyosugiru! Teman Mitsui : Dia terlalu kuat! (Slam Dunk volume 8, nomor data 44) 4. Interjeksi (kandoushi) Interjeksi yang sering digunakan pada ragam bahasa laki-laki yaitu seperti oi, hora, oya. Kata-kata ini digunakan ketika hendak memanggil seseorang. Sedangkan pada saaat hendak mengawali atau mengakhiri suatu gerakan atau perbuatan biasanya digunakan kata yoshi. Contoh : (5) 水戸 : さあ二度と来ないと言えよ 首班!!

7 Mito Mito : saa.. ni do to konai to ie yo.. Shuhan!! : ayo.. janji bahwa kalian tak akan pernah dating kesini lagi! Heh provokator!! (Slam Dunk volume 8, nomor data 144) (6) 先生たち : こらあ!! 俺たちは湘北の教師だぞ お!!Senseitachi : Koraa!! Oretachi wa Shouhoku da zoo!! Himitsu ni suru kotonai daro~ ga!? Para guru : Hei!! Kita ini kan guru Shouhoku! Kenapa (Slam Dunk volume 8, nomor data 145) kalian merahasiakan sesuatu dariku!? Kata saa dan kora merupakan salah satu dari contoh dari kandoushi. 5. Verba (dooshi) Verba dalam danseigo berbeda dengan verba ragam bahasa lainnya. Terkadang melenceng dari arti dari verba yang sebenarnya dan lebih tegas. Contoh : (7) 先輩 : たぶんおまえらよりうまいうまいぞ! ハハハ Senpai Kakak kelas : Tabun omaera yori umai zo! Hahaha.. : Mungkin dia lebih hebat dari kalian lho! Hahaha..

8 (Slam Dunk volume 8, nomor data 39) Kata umai pada kalimat di atas mempunyai arti hebat, namun biasanya kata umai dalam danseigo mempunyai arti enak. Pria jarang menggunakan kata oishii dalam mengungkapkan rasa enak, lebih sering menggunakan kata umai yang sering diucapkan umee. 6. Partikel akhir (shuujoshi) Pada kalimat akhir yang diucapkan sering menggunakan partikel akhir zo, ze sebagai bentuk penegasan. Contoh : (8) 三井 : 甘いぜ 赤木! Mitsui : Amai ze, Akagi! Mitsui : Lamban kau, Akagi! (Slam Dunk volume 8, nomor data 108) (9) 小暮 : 赤木はドリブル根が手だぞ!! Kogure : Akagi wa doriburu negate da zo!! Kogure : Akagi tak bisa mendribel bola!! (Slam Dunk volume 8, nomor data 117) Penulis menganalisis danseigo yang terdapat dalam manga atau komik berbahasa Jepang. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga

9 membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri (http://id.wikipedia.org/wiki/komik). Selain sebagai media hiburan, komik pun bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Seperti media pembelajaran menggambar tokoh, membuat alur cerita yang menarik dan juga bahasa yang digunakan dalam komik tersebut. Yang penulis bahas adalah sebagai media pembelajaran bahasa. Bahasa yang digunakan dalam komik biasanya jarang yang memakai bahasa sopan atau teratur (keigo). Karena biasanya tokoh komik merupakan anak-anak muda maka bahasa yang digunakan kebanyakan adalah bahasa anak muda atau wakamonogo. Atau ada juga yang memakai bahasa menurut gender. Bahasa pria atau danseigo. Bahasa wanita atau joseigo. Komik yang dijadikan sebagai objek penelitian oleh penulis adalah komik Slam Dunk volume 8. Penulis memilih komik Slam Dunk sebagai objek penelitian karena dalam komik Slam Dunk, sebagian besar tokoh-tokohnya merupakan laki-laki yang menggunakan danseigo. Dengan dilatar belakangi oleh hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis bermaksud meneliti kebahasaan dengan judul skripsi Analisis Danseigo dalam Komik Slam Dunk volume 8 (Analisis Deskriptif Danseigo dalam Komik Slam Dunk volume 8 ).

10 B. Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang dapat dirumuskan, yaitu: 1. Apa ciri-ciri danseigo secara umum? 2. Aspek-aspek kebahasaan apa yang digunakan dalam danseigo pada komik Slam Dunk volume 8? 3. Bagaimanakah penggunaan danseigo dalam komik Slam Dunk volume 8? Agar tidak terjadi penyimpangan yang terlalu jauh, dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya meneliti ciri-ciri danseigo secara umum 2. Penelitian ini hanya meneliti aspek-aspek kebahasaan yang mempengaruhi danseigo dalam komik Slam Dunk volume 8. 3. Penelitian ini hanya meneliti danseigo yang terdapat di dalam komik Slam Dunk volume 8. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mendeskripsikan ciri-ciri danseigo secara umum.

11 2. Untuk mendeskripsikan aspek-aspek kebahasaan yang mempengaruhi danseigo. 3. Untuk mendeskripsikan pemakaian danseigo yang terdapat dalam komik Slam Dunk volume 8. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu : 1. Mengetahui ciri-ciri danseigo secara umum 2. Mengetahui aspek-aspek kebahasaan yang mempengaruhi danseigo secara umum. 3. Mengetahui pemakaian danseigo dalam komik Slam Dunk volume 8. E. Metodologi Penelitian Metodologi Penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian mulai dari perencanaan, pengumpulan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan dengan berdasarkan pada tipe dan jenis penelitiannya. (Sutedi, Dedi. 2004 : 22) 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode analisis deskriptif. Metode ini dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu

12 fenomena yang terjadi saat ini dengan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Pada penelitian ini penulis menggunakan cara menghimpun, meneliti, dan mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, seperti buku-buku, majalah, artikel, jurnal maupun internet yang berisi teori-teori maupun hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan yang akan dibahas. 2. Teknik Pengolahan Data Penelitian ini akan dilakukan dengan cara menganalisis kalimatkalimat percakapan yang terdapat dalam komik Slam Dunk volume 8. Kemudian mendata kalimat tersebut, mengklasifikasikan sesuai dengan partikel yang digunakan diakhir kalimat. Langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan adalah : a. Studi Literatur Mencari dan mengumpulkan buku-buku referensi dan literatur yang relevan tentang ragam bahasa laki-laki (danseigo). b. Studi Pustaka Membaca komik Slam Dunk volume 8 dan menganalisis ciriciri danseigo yang terdapat dalam komik tersebut.

13 c. Observasi Menganalis penggunaan ragam bahasa pria (danseigo) dalam komik Slam Dunk volume 8. d. Teknik Analisis Data 1. Mengumpulkan kalimat-kalimat percakapan yang terdapat dalam komik Slam Dunk volume 8 dengan cara menganalisis setiap kalimat yang diucapkan dengan danseigo. 2. Mengidentifikasikan dan mengkaji aspek-aspek kebahasaan pada setiap kalimat yang mengandung danseigo. 3. Mengklasifikasikan kalimat-kalimat percakapan tersebut sesuai dengan daimeishi (pronomina), shuujoshi (partikel di akhir kalimat), keiyooshi (ajektiva-i), kandooshi (interjeksi), dan lainlain sebagai bagian dari ciri danseigo. 4. Mengkaji kalimat-kalimat yang telah diklasifikasikan tersebut untuk diteliti termasuk ciri yang manakah kalimat tersebut dalam danseigo. 5. Membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh setelah semua proses pengolahan data selesai dilakukan.

14 F. Definisi Istilah 1. Analisis a. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam (http://id.wikipedia.org/wiki/analisis). b. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (Poerwadarminta, 1976 : 39). 2. Deskriptif Istilah deskriptif itu menyarankan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang dikatakan sifatnya seperti potret : paparan seperti apa adanya (Sudaryanto, 1992 : 62). 3. Analisis deskriptif Para analisis bahasa mengumpulkan sampel-sampel bahasa yang diteliti dan berusaha untuk menguraikan struktur bahasa itu menurut struktur yang digunakan sehari-hari, bukannya menurut pandangan bagaimana bahasa seharusnya digunakan (Cahyono, 1994 : 165).

15 4. Aspek Aspek adalah sebuah kategori tatabahasa yang menunjukkan lama, keadaan atau jenis kata kerja (http://id.wikipedia.org/wiki/aspek). 5. Komik Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri (http://id.wikipedia.org/wiki/komik). 6. Danseigo Danseigo adalah bahasa yang kuat sekali kecenderungannya dipakai oleh penutur pria. Danseigo dipakai pada situasi tidak formal, sedangkan pada situasi formal hampir tidak ada perbedaan pria-wanita dalam pemakaian bahasa (Sudjianto dan Ahmad Dahidi, 2004 : 204).