Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

dokumen-dokumen yang mirip
Primary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

PANDUAN SKRINING PASIEN RSU BUNDA JEMBRANA

PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER

KUESIONER PENELITIAN

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT REFRESHER* )

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015

Pusat Hiperked dan KK

Pathway. Paksaan : Jatuh, benda tumpul, kompresi, dll. Benda tajam : Pisau, peluru, ledakan, dll

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

LAPORAN KASUS BEDAH PLASTIK

Training BTLS Held In Samarinda on 2008 INITIAL ASSESMENT

BAB I PENDAHULUAN. Definisi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

PEMERIKSAAN FISIK. Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

RJPO. Definisi. Indikasi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas : TK Panglima Angkasturi, Medan : SD Negeri , Medan

PATIENT ASSESSMENT [ Primary-Secondary ass.] Dr. Ugi Sugiri,Sp.EM

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

BAB III LAPORAN KASUS

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

Ditetapkan Tanggal Terbit

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

By Ns. Yoani M.V.B.Aty

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.

Fraktur Mandibula. Oleh : Uswatun Hasanah Radinal. Pembimbing : dr. Irzal. Supervisor : dr. John Pieter. Jr, Sp.B(K) Onk

PANDUAN ASESMEN PASIEN

c. Gagal napas d. Pneumonia e. Syok hemoragik

SEJARAH CPR. Bermula di Baltimore, Amerika pada tahun Teknik mulut ke mulut ditemui oleh Dr. James Elam & Peter Safar

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

Universitas Sumatera Utara

PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital *

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Patofisiologi Tulang yang mengalami fraktur biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya, seperti di ligamen, otot tendon, persarafan dan pembulu

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

3. Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Visus) dan Buta Warna. Pemeriksaan HBs Ag Malaria (untuk daerah endemis malaria)

TRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C

pemeriksaan system syaraf, pemeriksaan alat gerak,

PEMERIKSAAN FISIK (PHYSICAL ASSESMENT) Ulfatul Latifah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. WHO (1957) mendefinisikan sehat dengan suatu keadaaan sejahtera sempurna. merawat kesehatan (Adisasmito, 2007).

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

RESUSITASI JANTUNG PARU. sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Data Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK BLOK REPRODUKSI

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

BAB III TINJAUAN KASUS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

Universita Sumatera Utara

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK RESUSITASI NEONATUS. Tim Penyusun

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

BANTUAN VENTILASI PADA KEGAWATDARURATAN

Pemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

2. a. Bagaimana mekanisme berkeringat dingin pada kasus ini?

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH. : Trauma thorax. : Hemopneumothoraks. Tujuan pembelajaran

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

CHECKLIST KELUHAN UROGENITAL. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. PERFUSI PARU - PARU

Cedera Spinal / Vertebra

Transkripsi:

KELOMPOK 9

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan dan tidak hilang pada penanganan awal. Pada pemeriksaan ditemukan fraktur tertutup pada paha sebelah kanan.

- Kepala : Mulut berdarah karena gigi depannya rontok - Conjungtiva anemis - Leher : Tidak ada pembesaran dileher trakea lurus, JVP tidak meninggi - Thorak : Tidakbada jejas di daerah dada - Jantung : Takikardi, Napas takipnoe - Abdomen : Tidak ada kelainan - Ekstremitas : Tungkai bawah kanan : Ada jejas di 1/3 tengah paha, bengkak, nyeri tekan +, nyeri lepas +, krepitasi +, tidak ada luka terbuka - Lain lain dalan batas normal

Masalah hipotesis 1. Tekanan darah 70/50 mmhg Shock hipovolemik. Disebabkan adanya kehilangan cairan masif sehingga perfusi darah ke organ organ vital menjadi berkurang. Apabila penyebab shock adalah perdarahan disebut Syok Hemoragik. 1 1. Nadi 132x permenit Takikardia. Merupakan suatu proses kompensasi jantung untuk memenuhi supply dan demand ke organ-organ seluruh tubuh. 2 1. Penurunan Kesadaran Somnolen atau sopor atau soporkoma atau koma. Disebabkan oleh perfusi darah ke jaringan otak yang berkurang menyebabkan penurunan kesadaran. Cedera kepala ringan berat. Dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan perubahan status mental. 3 1. Suara Nafas serak seperti ada cairan Trauma pada thorax misalnya trauma tumpul atau trauma tajam sehingga menyebabkan darah terakumulasi pada rongga thorax atau pada paru. 4

Pemeriksaan Kesadaran menurun Interpretasi Kesadaran yang menurun dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti adanya trauma pada kepala yang menyebabkan adanya perdarahan dan rusaknya jaringan pada otak Tekanan darah 70/50mmHg Normal tekanan darah adalah 120/80 mmhg. Pada pasien ini menandakan adanya hipotensi. Hipotensi dapat terjadi karena kehilangan cairan/ darah dalam jumlah yang banyak. Denyut nadi: 132 kali/menit Normal denyut nadi adalah 60-100 kali/ menit. Pada pasien ini 132 kali/menit menandakan adanya kompensasi dari tubuh untuk mencukupi perfusi ke jaringan. Kompensasi ini terjadi sebagai akibat dari hilangnya banyak darah dari tubuh

Pemeriksaan Respirasi rate: 32 kali/menit Interpretasi Normal respiratory rate 16-20 kali/menit. Peningkatan frekuensi napas sebagai mekanisme kompensasi dari kehilangan banyak darah, kemungkinan adanya suara mengorok menyebabkan pasien susah untuk bernapas sehingga pasien meningkatkan frekuensi napasnya Suara mengorok dan seperti ada cairan dan tidak hilang pada penanganan awal Kepala: - Mulut berdarah karena gigi depan rontok - Konjungtiva anemis Adanya sumbatan pada jalan napas. Mulut berdarah karena gigi depan rontok sebagai akibat dari trauma yang dialaminya yang mengenai daerah wajah. Tetap harus dianjurkan untuk pemeriksaan daerah kepala juga. Konjungtiva anemis sebagai akibat dari perdarahan

Leher: - Tidak ada pembesaran di leher - Trakea lurus - JVP tidak meninggi Normal tapi tetap harus ada pemasangan collar neck Thorax: - Tidak ada jejas di daerah dada Normal. Tetap dianjurkan untuk pemeriksaan inspeksi, perkusi, palpasi, auskultasi dan pemeriksaan penunjang lainnya. Abdomen : Tidak ada kelainan Normal. Tetap harus dianjurkan untuk pemeriksaan penunjang Ekstremitas: Menunjukkan adanya fraktur tertutup os femur - Tungkai bawah kanan ada jejas di 1/3 tengah paha, bengkak, nyeri tekan +, nyeri lepas +, krepitasi+, tidak ada luka terbuka

Hb 7 gr%: Adanya kehilangan darah yang banyak sebagai indikasi untuk dilansanakan transfuse darah Leukosit 11.000: leukositosis dapat terjadi karena adanya proses peradangan.

Pemeriksa hendaknya memakai proteksi diri seperti masker, sarung tangan, baju lengan panjang kedap air dan sepatu kedap air untuk melindungi diri dari kemungkinan penularan penyakit

Perlu pemasangan pulseoxymeter untuk mengetahui denyut nadi dan saturasi oksigen sebagai monitor keberhasilan tindakan yang akan dilakukan. 1. Airways 2. Breathing 3. Circulation 4. Dissability 5. Exposure

Penilaian airway dilakukan dengan menilai jalan nafas bebas atau tidak Tindakan yang dapat dilakukan pada pengelolaan airways 1. Chin lift /jaw trust 2. Head tilt 3. Suction bila terdapat cairan pada jalan nafas 4. Tindakan jari menyapu apa bila tidak ada suction 5. Pemasangan oropharyngeal tube (geudel) atau NGT 6. Intubasi trakea 7. Needle 8. Tracheostomi

Breathing ditujukan untuk mengenali adanya gangguan ventilasi seperti : 1. Tension Pneumothoraks 2. Flail Chest 3. Massive Hemopthoraks 4. Contusio paru

Pengelolaan breathing : 1. Inspeksi : Apakah terdapat sianosis, luka tembus dada tulang iga,flail chest, gerakan oto nafas pernafasan. 2. Palpasi pada trakea, iga 3. Perkusi lihat ada tanda pneumothoraks 4. Listen : Bunyi jantung, paru,usus

Masalah sirkulasi pada pasien trauma sering kali diakibatkan oleh pendarahan yang sampai mengakibatkan syok. Apabila terjadi syok perlu perbaikan sirkulasi yang adekuat. Pengelolaan sirkulasi : 1. Pasang IV kateter besar 2. Ambil darah contoh 3. Berikan Ringer laktat/ Nacl hangat 4. Hindari cairan glukosa 5. Monitor urin

Dissabily menilai kesadaran dengan cepat apakah pasien sadar, hanya dengan respon nyeri, atau sama sekali tidak sadar. Metode AVPU dapat menjabarkan level kesadaran pasien A ( Awake / alert ) V (verbal) respon bicara P ( Pain ) respon nyeri U (Unrespons ) tidak ada respons

Pasien harus melepas baju dan penutup tubuh tanpa membuat hipotermia untuk memfasilitasi pemeriksaan selanjutnya untuk menentukan apakah ada cidera dibagian tubuh lainnya. Hipotermia, terbakar,dan kemungkinan terpajannya bahan kimia dan radioaktif harus dievaluasi dan dirawat sebagai prioritas ke lima dalam primary survey. Pada akhir dari primary survey, sebelum melanjutkan ke secondary survey ABCDE harus di evaluasi ulang dan dikonfirmasi. 5

Pengertian Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi lebih gawat dan mengancam jiwa apabila tidak segera diatasi dengan pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe) Tujuan Untuk mendeteksi penyakit atau trauma yang diderita pasien sehingga dapat ditangani lebih lanjut Peralatan Stetoskop, tensi meter, jam, lampu pemeriksaan/senter, gunting, thermometer, catatan, alat tulis

Prosedur Anamnesis Riwayat AMPE yang harus diingat yaitu : A : Alergi M : Medikasi (obat yang diminum sebelumnya) P : Past illness (penyakit sebelumnya)/pregnancy (hamil) E : Event/environment (lingkungan yang berhubungan dengan kegawatan)

Setelah tanda vital pasien stabil, pemeriksaan berlanjut ke secondary survey untuk mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang menjadi lebih gawat dan mengancam jiwa apabila tidak segera diatasi dengan pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe). Bila saat pemeriksaan secondary survey ABC kembali terganggu, tindakan kembali ke primary survey.

Pemeriksaan tambahan yang diperlukan adalah: Pemeriksaan roentgen vertebra Pemeriksaan roentgen kepala Pemeriksaan roentgen thoraks Oxi pulsemeter