MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH. : Trauma thorax. : Hemopneumothoraks. Tujuan pembelajaran
|
|
- Ridwan Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH TOPIK JUDUL : Trauma thorax : Hemopneumothoraks Tujuan pembelajaran 1. Kognitif 1. Menjelaskan anatomi dan fungsi paru 2. Menjelaskan penyebab terjadinya hemopneumothorak 3. Menjelaskan diagnosa Hemopneumothorak 4. Menjelaskan penatalaksanaan Hemopneumothorak 5. Menjelaskan komplikasi hemopneumothorak 2. Psikomotorik 1. Melakukan pemeriksaan fisik pada kasus Hemopneumothorak 2. Dapat melakukan rujukan ke RS yang memiliki dokter bedah 3. Attitude 1. Menyediakan waktu untuk melakukan komunikasi dengan keluarga dan pasien 2. Memberikan inform concern pada pasien Hemopneumothorak HEMOPNEUMOTORAKS Anatomi dan Fisisologi Paru dibungkus oleh 2 lapis jaringan pleura, yaitu pleura parietalis dan pleura viseralis. Ruangan potensial antara 2 lapisan pleura ini disebut dengan kavitas pleuralis. Kavitas pleuralis berisi cairan yang minimum yang berungsi untuk mengurangi gesekan antara paru dan dinding dada selama proses pernapasan. Tekanan intra pleura bervariasi antara -2 cmh2o saat ekspirasi, dan - 7 cmh2o saat inspirasi. Adanya lubang di dinding dada atau di pleura viseralis akan menyebabkan udara masuk ke rongga pleura sehingga pleura viseralis terlepas dari pleura parietalis dan paru tidak lagi ikut dengan gerak nafas dinding toraks dan diafragma. Hal ini terjadi pada pneumotoraks. Jika dipasang penyalir 1
2 tertutup yang diberi tekanan negatif, udara ini akan terhisap dan paru dapat dikembangkan lagi. Dada berisi organ vital paru dan jantung. Pernapasan berlansung dengan bantuan gerak dinding dada. Jaringan paru dibentuk oleh jutaan alveolus yang mengembang dan mengempis tergantung pada mengembang atau mengecilnya rongga dada. Inspirasi terjadi karena kontraksi otot pernapasan, yaitu m. Intercostalis dan diafragma, yang menyebabka rongga dada membesar dan paru mengembang sehingga udara terhisap ke alveolus melalui trakea dan bronkus. Sebaliknya, bila m. Intercostalis melemas, dinding dada mengecil kembali dan udara terdorong keluar. Sementara itu, karena tekanan intra abdomen, diafragma akan naik ketika m. Intercostalis tidak berkontraksi. Ketiga faktor ini, yaitu kelenturan dinding toraks, kekenyalan jaringan paru dan tekanan intra abdomen, menyebabkan ekspirasi jika otot intercostal dan diafragma kendur dan tidak mempertahankan keadaan inspirasi. Dengan demikian, ekspirasi merupakan kegiatan yang pasif. Trauma thoraks sering terjadi, terutama setelah terjadinya peningkatan lalu lintas kendaraan bermotor. Angka kematian akibat trauma thoraks berkisar sampai 10 %. Sekitar 15 % kasus memerlukan tindakan operatif. Tindakan bedah paling seringa adalah pemasangan selang thorakostomi ( WSD ). Standar evaluai pada kasus trauma thoraks mengacu pada ATLS ( Advanced Trauma Life Support ). Karena didalam rongga thoraks terdapat organ kardiorespirasi, maka penilaian awal pasien pasca trauma thoraks sangat penting untuk mendeteksi adanya kegawatan yang dapat mengacam nyawa seperti sumbatan pada jalan nafas, pneumothoraks terbuka, tension pneumothorax, flail chest, hematothoraks masif dan tamponade jantung. Survey primer ( primary survey ) harus segera dilaksanakan pada pasien dengan menilai ABC ( airway, breathing, circulatory ; lihat buku manual ATLS ). Walaupun demikian ada beberapa trauma thoraks seperti ruptur diafragma, esofagus atau trakeobronkial, yang pada saat pertama tidak menunjukkan adanya 2
3 kegawatan namun memiliki potensi kematian. Trauma jenis ini biasanya dapat dilihat dengan pemeriksaan radiografi pada survey sekunder. Trauma thoraks harus segera dapat didiagnosis pada setiap pasien trauma. Jalan nafas harus segera dibebaskan dan dijamin bila perlu dengan memakai ETT ( endotracheal tube). Ventilasi efektif harus segera dijamin, pada kasus pneumothoraks dan hematothoraks harus segera dipasang WSD ( water shield drainage ). Bantuan untuk sirkulasi juga harus dijamin dengan memasang infus jarum besar dan cairan Ringer s laktat untuk penatalaksanaan shok hipovokemik yang terjadi. Transfusi darah hanya diberikan pada kasus dengan shok tingkat III atau IV sebagaimana yang ditentukan oleh American College of Surgeons. PNEUMOTORAKS Pneumotoraks adalah masuknya udara pada rongga potensial antara pleura viseral dan parietal akibat trauma dada, luka tusuk bagian dada, dan sebagainya. Pneumotoraks terjadi karena ada hubungan terbuka antara rongga dada dan dunia luar. Hubungan mungkin melalui luka di dinding dada yang menembus pleura parietalis atau melalui luka di jalan nafas yang sampai ke luka viseralis. Jika luka penyebab tetap terbuka, paru akan menguncup karena jaringan paru bersifat elastis dan karena tidak ada tekanan negatif yang menyedotnya (kolaps). Gejala klinis pneumotoraks tergantung pada ada tidaknya pneumotoraks desak dan berat ringannya pneumotoraks. Pasien secara spontan mengeluhkan nyeri dan sesak nafas yang muncul tiba-tiba. Pada pemeriksaan fisik mungkin dada tampak asimetris, suara fremitus menurun atau menghilang, dan pada perkusi hipersonor. Bila ada pneumotoraks desak, akan timbul sianosis, takipneu, dan tanda-tanda hipoksia lain. Foto toraks posisi tegak pada saat ekspirasi membantu menegakkan diagnosis. 3
4 Pneumotoraks ada 2 macam, yaitu: 1. Pneumotoraks simple Udara bisa keluar masuk. Gejala yang ditimbulkan antara lain; sesak nafas, perkusi hipersonor, suara nafas menghilang oleh karena paru sudah terdesak, suara jantung (+). Terapi terbaik pada pneumotoraks adalah dengan pemasangan chest tube pada sela iga ke4 atau ke 5, anterior dari garis mid aksilaris. 2. Pneumotoraks ventil / tension Tension pneumothorax merupakan keadaan gawat darurat yang mengancam nyawa dimana terjadi peningkatan tekanan udara secara progresif dalam rongga pleura. Hal ini terjadi akibat adanya semacam katup pada suatu daerah kebocoran parenkim paru akibat rupturnya bulae emfisema, trauma tumpul thoraks, laserasi paru yang dapat mengalirkan udara kedalam rongga pleura, sedangkan udara dari rongga pleura tidak dapat masuk kembali ke dalam paru akibat mekanisme katup tersebut. Akibatnya tekanan intra pleura akan bertambah progresif setiap penderita bernafas. Keadaan ini ditandai dengan sesak nafas yang makin hebat dan penderita terlihat ketakutan. Pemasangan endotracheal tube dan ventilator tidak akan membantu keadaan karena udara yang terperangkap didalam rongga pleura tidak dapat keluar. Tension pneumothorax akan mengakibatkan penekanan pada parenkim paru, pergeseran mediastinum dan mengganggu aliran balik vena ke jantung karena peningkatan tekanan intra thoraks. Gangguan hemodinamik yang terjadi dapat menimbulkan kematian. Diagnosis semata mata berdasarkan pengamatan klinis. Diagnosis diambil berdasarkan adanya distress respirasi dengan hipotensi, distensi vena jugularis, perkusi hiper-resonan pada hemithoraks dan deviasi trakhea. Dekompresi thoraks dengan memakai jarum dapat merupakan diagnosis dan terapi. Dekompresi dilakukan dengan memasang jarum 4
5 ukuran besar ( G ) pada RIC 2 3 pada daerah yang hiper-resonan tepat di garis midklavikularis. Pada jarum akan keluar udara dengan cepat seiring dengan membaiknya kondisi pasien WSD harus segera dipasang pada saat diagnosis dapat dipastikan. Udara cuma bisa masuk (one way valve / fenomena ventil), kebocoran udara yang berasal dari luar melalui dinding dada, masuk ke dalam rongga pleura dan tidak dapt keluar lagi. Akibat udara yang masuk ke dalam rongga pleura tidak dapat keluar lagi, maka tekanan intrapleura akan meningkat, paru menjadi kolaps, mediastium terdorong ke sisi berlawanan dan menghambat pengembalian darah vena ke jantung (venous return), serta akan menekan paru kontralateral. Biasanya terjadi karena trauma toraks tumpul. Gejala yang ditimbulkan merupakan gabungan dari gejala pneumotoraks simpel dan tanda-tanda pendorongan organ. Penyebab tersering dari pneumotoraks tension adalah komplikasi penggunaan ventilasi mekanik (ventilator) dengan ventilasi tekanan positif pada penderita yang ada kerusakan pada pleura viseral. Selain itu juga dapat terjadi oleh karena komplikasi dari pneumotoraks simple akibat cedera toraks tembus atau tajam dengan perlukaan parenkim paru yang tidak menutup atau setelah salah arah pada pemasangan kateter subclavia atau vena jugularis interna. Pneumotoraks tension juga dapat terjadi pada fraktur tulang belakang toraks yang mengalami pergeseran (dispaced thoracic spine fractures). Resiko pneumotoraks tension yang bisa menimbulkan kematian yaitu : - Paru tergencet sehingga paru tidak mengembang. - Jantung tergencet jika venous return tidak masuk ke atrium kanan sehingga CO2 tinggi di dalam darah dan menyebabkan hipoksia, yang akhirnya dapat menimbulkan kematian. Penatalaksaan : Pneumotoraks tension membutuhkan dekompresi segera dan penanggulangan awal dengan cepat berupa insersi jarum yang berukuran besar pada sela iga 2 garis mid clavicula pada hemi toraks yang terkena. Tindakan ini akan merubah 5
6 pneumotaks tension menjadi pneumotoraks simple. Terapi definitif selalu dibutuhkan dengan pemasangan selang dada (chest tube) pada sela iga ke 5 (setinggi puting susu) di anterior dari garis mid aksilaris. Open Pneumothorax ( pneumothoraks terbuka ) Open pneumothorax disebabkan karena adanya defek pada dinding dada yang besar. Biasanya defek sebesar 2/3 diameter trakhea untuk dapat menimbulkan keadaan ini. Luka pada dinding dada akan menimbulkan fenomena yang disebut dengan Sucking chest wound. Ventilasi menjadi tidak efisien karena pada keadaan ini karena tekanan intra pleura yang negatif tidak dapat dipertahankan. Perbaikan ventilasi sementara dapat dilakukan dengan pemasangan verban untuk menutupi luka secara ketat pada 3 sisinya; hal ini akan membuat semacam katup temporer yang memungkinkan udara keluar dari rongga pleura namun mencegah masuknya udara kedalam rongga pleura. Kondisi ini akan mengubah open pneumothoraks menjadi closed pneumothoraks. Pemasangan WSD harus segera dilakukan untuk mengatasi keadaan patologi yang muncul. Thorakotomi mungkin diperlukan sebagai terapi defenitif. HEMOTORAKS TORAKS Hemotoraks adalah terdapatnya darah dalam rongga pleura. Hemotoraks dapat terjadi karena trauma toraks yang menyebabkan patahnya costae sehingga perdarahan yang dapat masuk ke rongga pleura, yang pada akhirnya menimbulkan hemotoraks. Penyebab utama dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah intercostal atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh cedera tajam atau cedera tumpul. Dislokasi fraktur dari vetebra torakal juga dapat menyebabkan hemotoraks. Hemotoraks tidak menimbulkan nyeri selain dari luka yang berdarah di dinding dada. Luka di pleura viseralis umumnya juga tidak menimbukan nyeri. Di dalam rongga dada dapat terkumpul banyak darah tanpa gejala yang menonjol. 6
7 Kadang gejala dan tanda anemia atau syok hipovolemik merupakan keluhan dan gejala yang pertama muncul. Hemotoraks bisa menimbulkan kematian karena : - Shock, yaitu keadaan dimana hemostasis terganggu ( in adekuat perfusi jaringan): otak (kesadaran menurun), ginjal (anuri), dan jantung (takikardi) - Perdarahan yang ditakutkan adalah kalau > 20% dari jumlah darah(8cc/kgbb) Hemotoraks kecil, yaitu yang tampak sebagai bayangan kurang dari 15% pada foto rontgen, cukup diobservasi dan tidak memerlukan tindakan khusus. Hemotoraks sedang, yaitu tampak bayangan yang menutup % pada foto rontgen, dipungsi dan penderita diberi transfusi. Pada pungsi sedapat mungkin dikeluarkan semua cairan. Jika ternyata terjadi kekembuhan, dipasang penyalir sekat air. Hemotoraks besar yaitu tampak bayangan lebih dari 35 %, dipasang penyalir sekat air dan diberi transfusi. Cedera toraks yang akan mempengaruhi sirkulasi salah satunya adalah hemotoraks masif. Hemotoraks masif yaitu terkumpulnya darah dengan cepat >1500cc didalam rongga pleura. Hal ini sering disebabkan oleh luka tembus yang merusak pembuluh darah sistemik atau pembuluh darah pada hilus paru. Hal ini juga dapat disebabkan cedera tumpul. Kehilangan darah menyebabkan hipoksia. Vena leher dapat kolap (flap) akibat adanya hipovolemia berat, tertapi kadang dapat ditemukan distensi vena leher, jika disertai pneumotorak tension. Diagnosis Hemotoraks ditegakkan dengan adanya syok yang disertai suara nafas yang menghilang dan perkusi pekakpada sisi dada yangmengalami trauma. Terapi Penatalaksanaan awal hemotoraks masif adalah dengan penggantian volume darah yang dilakukan dengan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai 7
8 dengan infus cairan kristaloid secara cepat jarum besar dan kemudian pemberian darah secepatnya. Hematothoraks masif Hematothoraks masif didefenisikan sebagai adanya perdarahan lebih dari 1500 cc darah setelah pemasangan WSD atau lebih dari 200 cc per jam dalam waktu 2 4 jam. Hal ini paling sering disebabkan karena adanya ruptur dari pembuluh darah besar atau ruptur dari pembuluh darah pulmoner yang paling sering disebabkan oleh adanya luka tembus ( luka tusuk ). Pembuluh darah vena pada leher dapat kolaps karena adanya shok hipovelemik atau dapat menjadi distensi akibat peningkatan tekanan intrathoraks akibat akumulasi darah dalam rongga thoraks. Diagnosis harus selalu dicurigai setiap pasien shock dengan adanya perkusi pekak unilateral pada dinding dada dan absen-nya suara nafas pada hemithoraks. Penatalaksanaan harus secara simultan dengan memasang thorax tube ukuran besar ( no 36 F ) dan pemasangan IV catheter ukuran besar untuk memasukkan cairan. Semua pasien dengan hematothoraks masif harus segera dibawa ke kamar operasi untuk menjalani thorakotomi. FLAIL CHEST Flail chest merupakan suatu gerakan pernafasan paradoksal pada sebagian dinding dada biasanya disebabkan karena patah tulang iga lebih dari 2 atau patah tulang sternum pada lebih dari 2 tempat. Dengan kata lain, terdapat satu segmen dengan luasnya yang cukup untuk membuat segmen tersebut tidak stabil sehingga memungkinkan pernafasan paradoks. Flail chest ditandai dengan nyeri, dispnea, hipoksia dan gagal nafas. Dengan adanya gerakan nafas paradoks, pada saat ekspirasi pada dinding dada yang tidak stabil akan mengembang sedangkan pada saat inispirasi segmen ini akan mengecil. Hal ini akan menyebabkan udara dalam paru akan bersirkulasi pada saat ekspirasi udara akan pindah ke sisi yang sakit sedangkan pada saat inspirasi udara pada sisi yang sakit akan masuk ke dalam sisi yang sehat. Hal ini akan menyebabkan peningkatan CO2 pada udara dalam paru yang makin lama makin tinggi dan mengakibatkan gagal nafas. Penatalaksanaan 8
9 kasus ini adalah dengan melakukan stabilisasi dinding dada serta pemasangan ventilator mekanis. TAMPONADE JANTUNG Tamponade jantung dapat disebabkan karena trauma tembus ataupun trauma tumpul. Akibat adanya trauma darah dapat masuk ke dalam rongga perikardial yang kemudian dapat mengganggu pengisian ventrikel dan selanjutnya akan mengurangi cardiac output. Karena struktur perikardium yang kaku, dibutuhkan hanya sedikit darah untuk menimbulkan tamponade jantung ini. Diperkirakan adanya darah sebanyak cc dapat menimbulkan fenomena ini, sedangkan untuk mengatasinya diperlukan pengeluaran darah paling sedikit cc. Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan tanda Trias Beck s yaitu : hipotensi, distensi vena jugularis dan muffled heart sound. Dalam praktek sehari hari trias ini ditemukan hanya pada % kasus. Jadi tamponade jantung harus dicurigai pada kasus trauma thorak dengan hipotensi yang persisten dan ditemukan peningkatan CVP. Hal yang sama juga dapat ditemukan pada kasus tension pneumothorax, menggigil ataupun mengedan. Diagnosis pasti tamponade jantung dibuat berdasarkan perikardiosintesis pada daerah subxiphoid. Penatalaksanaan dengan pemasangan kateter pada perikardium. REFERENSI 1. Buku teks ilmu bedah (diagnosis) Hamilton Bailey 2. Buku teks ilmu bedah Schwarzt 3. Buku teks ilmu bedah Norton 4. Buku teks ilmu bedah Sabiston 5. Atlas teknik operasi Hugh Dudley 6. Buku ajar ilmu bedah Indonesia 7. Scaletta T.: Emergent Management of Trauma, McGraw Hill 2001; 9
10 8. Pearson F.G.: Thoracic Surgery, Churchill Livingstone 2002; 9. Pedoman Diagnosis dan Terapi RSUD Dr. Soetomo1994; 10.Wibowo S,Puruhito, Basuki S.: Pedoman teknis operasi, Airlangga University Press Tugas: 1. Jelaskan tentang :- Indikasi pemasangan,prinsip kerja dan komplikasi WSD 2.Buatlah tabel ringkas perbedaan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan radiologis simple pneumo thorak,ventil pneumo thorak, hemato thorak, pneumo hemato thorak, flail chest dan tamponade jantung. 10
Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka
PNEUMOTHORAX A. Definisi Pneumotoraks adalah suatu kondisi adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price & Willson, 2003). Pneumotoraks terjadi ketika pleura parietal ataupun visceral
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cedera thoraks merupakan salah satu penyebab utama kematian. Banyak penderita meninggal setelah sampai ke rumah sakit, dan banyak diantara kematian ini sebenarnya dapat
Lebih terperinciPrimary Survey a) General Impressions b) Pengkajian Airway
Primary Survey Primary survey menyediakan evaluasi yang sistematis, pendeteksian dan manajemen segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang mengancam kehidupan. Tujuan dari Primary survey adalah
Lebih terperincikematian yang disebabkan oleh trauma adalah disebabkan oleh trauma thoraks.trauma thoraks diperkirakan bertanggung jawab atas kematian 16,000
BAB I PENDAHULUAN Thorax dapat didefinisikan sebagai area yang dibatasi di superior oleh thoracic inlet dan inferior oleh thoracic outlet; dengan batas luar adalah dinding thorax yang disusun oleh vertebra
Lebih terperinciSeorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32
KELOMPOK 9 Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan
Lebih terperinciTRAUMA TORAKS DI SUSUN OLEH : FRIADI NATA
TRAUMA TORAKS DI SUSUN OLEH : FRIADI NATA Pembimbing : dr. Asep Hermana, Sp B abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paruparu,
Lebih terperinciTRAUMA DADA/THORAKS. Ns.Sunardi.,M.Kep.,Sp.KMB. 10/22/08 Ns.Sunardi
TRAUMA DADA/THORAKS Ns.Sunardi.,M.Kep.,Sp.KMB 1 2 TUMPUL - PUKULAN LANGSUNG - KOMPRESI - PUNTIRAN - DESELEASI TAJAM -TUSUKAN - TEMBAKAN -PATAH TULANG IGA, KLAVIKULA -VERTEBRA TORAKAL -LUKA JARINGAN LUNAK
Lebih terperinciPNEUMOTHORAX. Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad 4/16/12
PNEUMOTHORAX Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA 1102006116 Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad PENDAHULUAN Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pneumothorax didefinisikan sebagai suat penyakit yang berbahaya seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pneumothorax didefinisikan sebagai suat penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung, paru-paru, stroke dan kanker banyak dialami oleh orang-orang yang berusia
Lebih terperinciPERTOLONGAN GAWAT DARURAT
PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sela iga. Fraktur iga sering terjadi pada iga IV-X. Dan sering menyebabkan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Trauma Pada Dinding Toraks 2.1.1. Fraktur Iga Fraktur pada iga merupakan kelainan yang sering terjadi akibat trauma tumpul pada dinding toraks. Trauma tajam lebih jarang mengakibatkan
Lebih terperinciSTASE ILMU PENYAKIT PARU TINJAUAN PUSTAKA PNEUMOTORAKS LISTIANA MASYITA DEWI,
STASE ILMU PENYAKIT PARU TINJAUAN PUSTAKA PNEUMOTORAKS LISTIANA MASYITA DEWI, S.Ked J500 06 0013 PEMBIMBING : dr. Agus Suharto Basuki, Sp.P FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 TINJAUAN
Lebih terperinciPROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL
PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang pengukuran tekanan vena sentral, mahasiswa mampu melakukan prosedur pengukuran tekanan vena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau organ intra toraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam. Trauma tumpul toraks
Lebih terperinciModul 4 Bedah TKV PEMASANGAN PIPA INTRATORAKAL ATAU WATER SEAL DRAINASE ( WSD ) ( ICOPIM 8-740)
Modul 4 Bedah TKV PEMASANGAN PIPA INTRATORAKAL ATAU WATER SEAL DRAINASE ( WSD ) ( ICOPIM 8-740) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti seksi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang
Lebih terperinciCHEST TUBE. b. Ruang Lingkup Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan, udara atau gas dari rongga dada
CHEST TUBE a. Definisi Tindakan invasif dengan cara memasukkan selang atau tube kedalam rongga toraks dengan menembus muskulus intercostalis b. Ruang Lingkup Menyalurkan zat baik berupa zat padat, cairan,
Lebih terperinciCEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA
Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik
Lebih terperinci( No. ICOPIM : )
Modul 13 Bedah TKV TORAKOSTOSMI TERBUKA ( No. ICOPIM : 5-340 ) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu untuk menjelaskan anatomi, topografi, dari pleura dan
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK
MONITORING HEMODINAMIK DEFINISI Hemodinamik adalah aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru). Monitoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya penurunan absorbsi cairan. Efusi dapat ditimbulkan oleh berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Efusi pleura adalah terbentuknya akumulasi cairan yang abnormal di dalam cavum pleura yang terjadi karena adanya peningkatan produksi cairan ataupun karena
Lebih terperinciBANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk
Lebih terperinciPANDUANTRIASE RUMAH SAKIT
PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN... Definisi Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada
Lebih terperinciLaporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder
Laporan Kasus Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Martin Leman, Zubaedah Thabrany, Yulino Amrie RS Paru Dr. M. Goenawan
Lebih terperinciEkspertise Efusi Pleura
Ekspertise Efusi Pleura Pembimbing : dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad Oleh : Jayyidah Afifah 2010730055 Identitas : Tn. S/LK/70thn Marker : L Tanggal : 3 Desember 2013 Posisi : PA Jenis foto : Foto polos
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Hemotoraks
Asuhan Keperawatan Hemotoraks BAB I PENDAHULUAN Latar belakang hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma tajam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciKontusio paru A. PENGERTIAN
Kontusio paru A. PENGERTIAN Kontusio paru didefinisikan sebagai cedera fokal dengan edema, perdarahan alveolar dan interstisial. Ini adalah cedera yang paling umum yang berpotensi mematikan. Kegagalan
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciWATER SEAL DRAINAGE (WSD)
WATER SEAL DRAINAGE (WSD) 1. Bullow Drainage / WSD Pada trauma toraks, WSD dapat berarti : a. Diagnostik : Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat ditentukan perlu operasi
Lebih terperinciADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT REFRESHER* )
ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT REFRESHER* ) *) Executive Summary oleh : dr. Maya Setyawati, MKK, Sp.Ok Advanced Trauma Life Support (ATLS) merupakan pelatihan/training yang dikembangkan oleh American College
Lebih terperinciIDENTIFIKASI AWAL DAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA PNEUMOTORAKS EARLY IDENTIFICATION AND BASIC LIFE SUPPORT FOR PNEUMOTHORAX
IDENTIFIKASI AWAL DAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA PNEUMOTORAKS I Wayan Ade Punarbawa 1, Putu Pramana Suarjaya 2 1,2 Bagian /SMF Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/Rumah
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT Tanggal terbit: Disahkan oleh: Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Ns. Hikayati, S.Kep., M.Kep. NIP. 19760220 200212 2 001 Pengertian
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Emboli Cairan Definisi Emboli Cairan Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah jumlah besar cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba
Lebih terperinciPENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)
PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan
Lebih terperinciPENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER
PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER A. Pengertian Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan pada klien oleh perawat yang berkompeten untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ICU atau Intensive Care Unit merupakan pelayanan keperawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cidera dengan penyulit yang mengancam
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KLIEN DENGAN TRAUMA THORAX
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KLIEN DENGAN TRAUMA THORAX OLEH : SGD 4 NI NYOMAN SRI WIDYASTUTI (0802105001) NI PUTU PRIMA WULANDARI (0802105016) NI PUTU EVA JULI W. (0802105019) LUH PUTU JUNIARI LISTUAYU
Lebih terperinciWater Seal Drainage (WSD)
Water Seal Drainage (WSD) Saryono Mahasiswa mampu memasang botol WSD : 1. Mahasiswa mampu mengganti botol WSD jika penuh 2. Mahasiswa mampu melakukan penyedotan (suction) cairan pada LEARNING OBJECTIVE
Lebih terperinciREFERAT WSD. Oleh : Ayu Witia Ningrum Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P
REFERAT WSD ( Water Seal Drainage ) Oleh : Ayu Witia Ningrum 2007730022 Pembimbing : Dr. Fachry, Sp.P Tugas Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Islan Jakarta Utara, Sukapura Stase Ilmu Penyakit Dalam 2012
Lebih terperinciNova Faradilla, S. Ked
Author : Nova Faradilla, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files 1 of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENDAHULUAN Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana
Lebih terperinciDr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI
Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI Mempunyai kekhususan karena : Keadaan umum pasien sangat bervariasi (normal sehat menderita penyakit dasar berat) Kelainan bedah yang
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciRONTGEN Rontgen sinar X
RONTGEN Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya
Lebih terperinciPRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD
PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:
Lebih terperinciPROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT
PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT I. PENGERTIAN Triase (Triage) adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan
Lebih terperinciBANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG
BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG 14.41 No comments BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEMOTORAKS Oleh; Dessy Anggraeni Saputri;
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOTORAKS Oleh; Dessy Anggraeni Saputri; 1206218770 I. Anatomi dan fisiologi Pleura adalah membran serosa yang membungkus paru sebagai kantong dengan dua dinding. Pleura viseralis
Lebih terperinciEMBOLI AIR KETUBAN. Emboli air ketuban dapat menyebabkan kematian yang tiba-tiba sewaktu atau beberapa waktu sesudah persalinan.
EMBOLI AIR KETUBAN A. Pengertian Emboli air ketuban adalah terdapatnya air ketuban dalam aliran darah ibu (Maclean,2003:25). Emboli air ketuban merupakan komplikasi tidak dapat diduga,sangat berbahaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
Lebih terperinciDerajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran
1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Pada saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura adalah keadaan dimana terjadi akumulasi cairan yang abnormal. dalam rongga pleura. (Tierney, 2002)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Efusi pleura adalah keadaan dimana terjadi akumulasi cairan yang abnormal dalam rongga pleura. (Tierney, 2002) Penyebab dari efusi pleura yaitu neoplasma seperti broncogenik
Lebih terperinci2. PERFUSI PARU - PARU
terapi oksigen TAHAPAN RESPIRASI 1. VENTILASI 2. PERFUSI PARU - PARU 3. PERTUKARAN GAS DI PARU-PARU 4. TRANSPORT OKSIGEN 5. EKSTRAKSI ( OXYGEN UPTAKE ) Sumbatan jalan nafas pasien tak sadar paling sering
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengunaan kateter vena sentral (Central venous catheter - CVC) untuk berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh dunia. Pemasangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciSusunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Susunan Peneliti Peneliti a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring b. Pangkat/Gol/NIP : --------------- c. Jabatan Fungsional : ----- d. Fakultas : Kedokteran e. Perguruan Tinggi : Pembimbing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Schwarte yang di sebut juga Penebalan plera adalah penyakit paru yang ditandai dengan jaringan parut, kalsifikasi, dan penebalan pleura (disepanjang paru) sering merupakan konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah
Lebih terperinciTUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014
TUGAS NEONATUS Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014 ELISABETH INDRI N (P2722 4012 193) ELLA MASCHULATUL M ( P 2722
Lebih terperinciPemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P
Pemeriksaan fisik paru (inspeksi dan palpasi) dr. Edi Nurtjahja,Sp.P Penilaian umum Inspeksi Wajah pasien Inspeksi Sikap tubuh Inspeksi leher Inspeksi dada Normal Dada membentuk tong Kifosis Pectus excavatum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini terjadi peningkatan jumlah kasus trauma meningkat tajam. Hal ini diakibatkan oleh meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor yang juga diikuti oleh meningkatnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Airway Management Menurut ATLS (Advance Trauma Life Support) (2008), Airway manajemen merupakan hal yang terpenting dalam resusitasi dan membutuhkan keterampilan yang khusus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks dan atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Trauma toraks 2.1.1. Defenisi Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks dan atau organ intra toraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam.
Lebih terperinciMahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung
Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung
Lebih terperinciSMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciMONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I
MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I Hemodinamik Aliran darah dalam sistem peredaran tubuh kita baik sirkulasi magna/ besar maupun sirkulasi parva/ sirkulasi dalam paru paru. Monitoring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PNEUMOTHORAKS DEXTRA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PNEUMOTHORAKS DEXTRA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh : VINDO DWIKA PRATAMA J 100 010 0 45 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL
1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA EFUSI PLEURA
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA EFUSI PLEURA a. KONSEP DASAR 2. PENGERTIAN 1. Efusi pleura adalah kemampuan cairan dalam cavum atau rongga pleura diantara pleura paritalis dan pleura viseralis
Lebih terperinciPEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM
PEMBEKAPAN Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G 0003181 Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM KEPANITERAAN KLINIK LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciYani Mulyani, M.Si, Apt STFB
Yani Mulyani, M.Si, Apt STFB Kegiatan menginhalasi dan mengekshalasi udara dengan tujuan mempertukarkan oksigen dengan CO2 = bernafas/ventilasi Proses metabolisme selular dimana O2 dihirup, bahan2 dioksidasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan komplikasi pada organ lainnya (Tabrani, 2008).
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal nafas merupakan salah satu kondisi kritis yang diartikan sebagai ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan homeostasis oksigen dan karbondioksida.
Lebih terperinciINSUFISIENSI PERNAFASAN. Ikbal Gentar Alam ( )
1 INSUFISIENSI PERNAFASAN Ikbal Gentar Alam (131320090001) Pendahuluan 2 Diagnosa dan pengobatan dari penyakit penyakit respirasi tergantung pada prinsip dasar respirasi dan pertukaran gas. Penyakit penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS
SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tekanan Intra Abdomen Rongga abdomen dapat dianggap sebagai kotak tertutup dengan dinding yang keras (iga, tulang belakang, dan pelvis) serta dinding yang fleksibel (dinding
Lebih terperinciModul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792)
Modul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, dari
Lebih terperinciPatofisiologi Batuk PENDAHULUAN REFLEKS BATUK. Dr. Tjandra Yoga Aditama
Patofisiologi Batuk Dr. Tjandra Yoga Aditama Bagian Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Unit Paru RS Persahabatan, Jakarta PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap
Lebih terperinciSesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian kompetensi: 4 minggu (facilitation and assessment)
111 Pneumotoraks Waktu Pencapaian kompetensi: Sesi di dalam kelas : 2 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 3 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik dan pencapaian kompetensi:
Lebih terperinciMODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH Topik : Bedah saraf Judul : Cedera Kepala ( 3b) Tujuan pembelajaran Kognitf II. 1. Menjelaskan anatomi kepala 2. Menjelaskan patogenesa cedera kepala 3. Menjelaskan diagnosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma /ruda paksa atau tenaga fisik yang ditentukan
Lebih terperinciBASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas
BASIC LIFE SUPPORT Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa disebabkan karena korban mengalami
Lebih terperinciPertukaran gas antara sel dengan lingkungannya
Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propofol telah digunakan secara luas untuk induksi dan pemeliharaan dalam anestesi umum. Obat ini mempunyai banyak keuntungan seperti mula aksi yang cepat dan pemulihan
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN DEFINISI REFLEKS BATUK
PENDAHULUAN Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada. Batuk adalah refleks normal yang melindungi tubuh kita. Tentu saja bila batuk itu berlebihan, ia akan menjadi amat
Lebih terperinciKELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS
KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Bunuh diri adalah
Lebih terperinci1. Batuk Efektif. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan
MAKALAH BATUK EFEKTIF 1. Batuk Efektif 1.1 Pengertian Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.
Lebih terperinci5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea
1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem pernapasan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA
Lebih terperinci