BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL (JOSHI) BAHASA JEPANG. joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan interaksi diantara dua

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FUNGSI, MAKNA DAN PARTIKEL SHUUJOSHI YO. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi fungsi dalam linguistik adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

Pergi kemana? どこへ行きますか

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB II PENGERTIAN JOSHI DAN RAGAM BAHASA PRIA ( DANSEIGO ) DALAM BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

PARTIKEL GA DI DALAM NOVEL KITCHEN KARYA YOSHIMOTO BANANA

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

Bab 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESALAHANBERBAHASA DALAM TUGASSAKUBUN

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan kata dengan kata dan turut menentukan makna inti sebuah kalimat.

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 2 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan

Pendahuluan. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) 2.1 Pengertian Partikel (Joshi) Di dalam gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata yang disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui berarti penggolongan, klasifikasi, kategori, dan pembagian. Jadi hinshi bunrui dapat berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara gramatikal. Secara garis besar kelas kata yang telah diklasikasikan tersebut terbagi dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo. Jiritsugo adalah kelompok kelas kata yang bisa berdiri sendiri dan membentuk kalimat. Ada pula yang bisa membentuk kalimat tanpa bantuan kata lain dan bisa dimengerti maknanya. Misalnya kalimat: doko iku. Tanpa menggunakan kata e setelah kata doko, bisa dipahami maksudnya untuk mengetahui tujuan kepergian. Sedangkan fuzokugo adalah kelompok kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain untuk membentuk kalimat. Kata-kata ini harus mengikuti kata lain yang bisa berdiri sendiri untuk membentuk kalimat, kemudian barulah jelas maknanya. Kelas kata yang termasuk ke dalam fuzokugo adalah joshi dan jodoushi. Contoh : 私はあしたパソコンをかう watashi wa ashita pasokon o kau. Saya akan membeli laptop besok. 4

Dalam kalimat tersebut ada enam kata, watashi, wa, ashita, pasokon, o, dan kau. Namun hanya ada empat bagian kalimat, yakni watashi wa, ashita, pasokon o, dan kau. Kata wa dan o tidak bisa menjadi bagian kalimat bila tidak mengikuti kata lain. Juga tidak bisa menunjukkan makna bila tidak mengikuti kata watashi dan pasokon. Inilah yang dimaksud dengan fuzokugo. Sedangkan watashi, ashita, pasokon, dan kau termasuk ke dalam jiritsugo. Istilah joshi ditulis dengan dua buah kanji; pertama yang dibaca jo dapat dibaca juga tasukeru yang berarti bantu, membantu, atau menolong, sedangkan kedua yang dibaca shi memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang menerjemahkan joshi dengan istilah kata bantu. Penerjemahan seperti ini tidak salah dan dapat diterima. Namun ada juga yang menerjemahkan joshi ke dalam bahasa Indonesia dengan isitilah postposisi. Pemakaian istilah postposisi ini berdasarkan pada letak joshi pada kalimat yang selalu menempati posisi (di belakang) setelah kata yang lain. contoh : 私は昨日友達とジャカルタへ行きました Watashi wa kinou tomodachi to jakaruta e ikimashita. Saya pergi ke Jakarta bersama teman kemarin. Contoh di atas terdiri dari lima bunsetsu yakni watashi wa, kinou, tomodachi to, jakaruta e, ikimashita. Di antara bunsetsu-bunsetsu itu ada yang mengandung joshi yakni watashi wa, tomodachi to, dan jakaruta e. Joshi wa 5

menempati posisi setelah nomina tomodachi, dan joshi tidak hanya dipakai setelah nomina, tapi dapat dipakai juga setelah verba, adjektiva-i, adjektiva-na, atau setelah joshi yang lainnya. Jadi, pemakaian istilah postposisi sebagai hasil terjemahan kata joshi pun bisa diterima walaupun pemakaiannya masih jarang bila dibandingkan dengan pemakaian istilah kata bantu. Selain dengan istilah kata bantu dan postposisi, ada juga yang menerjemahkan joshi dengan istilah partikel. Pemakaian istilah partikel ini tampaknya ada kaitannya dengan penerjemahan joshi ke dalam bahasa Inggris. Sebab dalam kamus Jepang-Inggris, istilah joshi sering diterjemahkan menjadi particle yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi partikel. Dalam gramatika bahasa Indonesia pun dipakai istilah partikel. Namun partikel dalam gramatika bahasa Indonesia tidak sama dengan partikel dalam gramatika bahasa Jepang. Dalam gramatika bahasa Indonesia, partikel merupakan salah satu jenis kata tugas. Berdasarkan peranananya dalam frasa atau kalimat, kata tugas dibagi menjadi lima kelompok: (1) preposisi, (2) konjungsi. (3) interjeksi, (4) artikel, dan (5) partikel (Menurut Sudjianto dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 : 230). Di dalam gramatika bahasa Indonesia terdapat empat partikel yakni partikel kah, -lah, -tah, dan pun (Menurut Sudjianto dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 : 247) Jumlah partikel dalam bahasa Jepang jauh lebih banyak. Di antara partikel-partikel bahasa Jepang ada yang sama dengan preposisi, konjungsi, dan partikel bahasa Indonesia. Sebagai contoh, partikel ni,de,o dalam bahasa Jepang sepadan dengan preposisi di dalam bahasa Indonesia, partikel to bahasa Jepang 6

sepadan dengan konjungsi koordinasi dan dalam bahasa Indonesia. Hal-hal seperti ini menyebabkan partikel bahasa Jepang sulit disepadankan dengan partikel bahasa Indonesia. 2.2 Jenis- jenis Partikel Masih ada perbedaan pendapat dalam pengelompokan jenis partikel. Ada yang mengelompokkan partikel menjadi empat jenis dan ada juga yang mengelompokkannya menjadi enam jenis. Para ahli yang mengelompokkan partikel menjadi empat jenis yakni kakujoshi, setsuzokujoshi, fukujoshi, dan shuujoshi sebagai jenis-jenis partikel. Sedangkan para ahli yang mengelompokkan partikel menjadi enam jenis menambahkan kantoujoshi dan kakarijoshi sebagai jenis partikel selain keempat jenis (kakujoshi,setsuzokujoshi, fukujoshi, dan shuujoshi) tersebut. Bahkan selain jenis-jenis partikel tersebut ada satu lagi yang sering dikatakan sebagai jenis partikel yakni heiritsujoshi. Namun diantara berbagai pendapat tentang klasifikasi tersebut, yang paling banyak ditemukan adalah klasifikasi partikel yang menjadi empat kelompok seperti yang disebutkan di atas, yakni kelompok fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi dan shuujoshi. Dengan catatan, partikel-partikel yang termasuk kantoojoshi seperti ne,sa dan yo termasuk ke dalam kelompok shuujoshi. Partikelpartikel yang termasuk kakarijoshi seperti wa, mo, dan koso dimasukkan ke dalam kelompok fukujoshi. Sedangkan heiritsujoshi ka dimasukkan ke dalam kelompok setsuzokujoshi, dan heiritsujoshi no, ya, dan to dimasukkan ke dalam kelompok kakujoshi. 7

1. Kakujoshi 格助詞 Kakujoshi ialah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat (bunsetsu) dengan bunsetsu lainnya (Tadasu, 1989 : 48). Partikel ini biasanya digunakan setelah taigen. Ada juga yang digunakan untuk menyatakan hubungan nomina yang ada sebelumnya dengan predikat pada kalimat tersebut. Partikel yang termasuk ke dalam kelompok kakujoshi ialah de, e, ga, kara, ni, no, o, to, ya, dan yori. Contoh kalimat: 1. 私は台所でご飯を食べる Watashi wa daidokoro degohan wo taberu. Saya makan nasi didapur. 2. 生徒会長は教室にいる Seitokaichou wa kyoushitsu ni iru. Ketua osis ada di ruang kelas. 3. 私はりんごとみかんが好きです Watashi wa ringo to mikan ga suki desu. Saya suka jeruk dan apel. 2. Setsuzokujoshi 接続助詞 Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat. Umumnya dipakai setelah yoogen. Bagian kalimat sebelum setsuzokujoshi memiliki hubungan dengan bagian kalimat setelah 8

setsuzokujoshi, dan hubungan ini diperjelas dengan keberadaan joshi diantaranya yang termasuk ke dalamnya adalah partikel ba, ga, kara, keredomo,nagara, node, noni, shi, tari, temo dan to. Di antara salah satunya partikel nagara yang tergolong dalam setsuzokujoshi ini memiliki penjelasan yaitu, partikel nagara yaitu sebuah partikel yang mempunyai arti sambil, sembari, seraya yang dipakai setelah verba untuk menyatakan dua aktivitas (yang utama) yang ada setelah partikel nagara dilakukan bersamaan dengan aktivitas (tambahan) yang ada sebelum partikel nagara. Contoh kalimat: 1. 音楽を聞きながら 歩いている Ongaku wo kikinagara, aruiteiru. Berjalan sambil mendengarkan musik. 2. 空の星を見ながら いろいろなことを考えます Sora no hoshi wo minagara, iroiro na koto wo kangaemasu. Memikirkan berbagai hal sambil melihat bintang dilangit. 3. ふざけながら 仕事するな Fuzakenagara, shigoto suru na. Jangan bekerja sambil bercanda! 3. Shuujoshi 終助詞 Partikel zo seperti dalam kalimat iku zo dan partikel-partikel na, naa, yo, tomo, sa, ne, dan sebagainya dalam kelas kata partikel pada gramatika bahasa Jepang modern disebut shuujoshi. Shuujoshi dipakai pada akhir kalimat (bunsetsu) untuk menyatakan perasaan pembicara ialah partikel 9

yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti rasa haru, keragu-raguan, harapan, rasa heran, larangan, dan lainnya (Tadasu, 1989 : 143-144). Fungsi ini juga dimiliki oleh kelas kata interjeksi, sehingga ada yang menyebutnya dengan isitilah kandooshi. Yang termasuk kedalam kelompok kata ini adalah partikel ka, kke, ne, na, no, sa, tomo, wa, yo, ze, dan zo. Contoh kalimat: 1. トバ湖の景色はすばらしいですね Toba-ko no keshiki wa subarashii desu ne. Pemandangan danau toba bagus ya. 2. 教室にだれもいないよ Kyoushitsu ni daremo inai yo. Di kelas tidak ada siapapun loh. 3. 二度とそんなことをしてはいけないぞ Nidoto sonna koto wo shite wa ikenai zo. Jangan mengulangi lagi perbuatan seperti itu. 4. Fukujoshi 副助詞 Fukujoshi ialah partikel yang bisa menambah arti dari kata lain yang ada sebelumnya. Perannya sama dengan adverbia, untuk menghubungkan kata-kata yang ada sebelumnya dengan kata-kata yang ada pada bagian berikutnya.yang termasuk ke dalam kelompok ini ialah partikel bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, kurai, gurai, made, mo, nado, nomi, sae, 10

shika, wa, dan yara. Contoh kalimat : 1. 悪いのは私だけじゃありません Warui no wa watashi dake ja arimasen. Yang salah bukan hanya saya saja. 2. 今度こそ失敗しません Kondo koso shippai shimasen. Kali ini tidak akan gagal lagi. 3. 金さえあれば何だってできます Kane sae areba nandatte dekimasu Asalkan ada uang apa saja bisa dilakukan. 2.3 Ciri-ciri Joshi Menurut Situmorang (2015 : 50) Joshi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tidak bisa berdiri sendiri. Joshi harus digabungkan dengan kata lain sehingga bisa jelas maknanya. 2. Tidak berkonjugasi 3. Dalam kalimat tidak menjadi subjek, predikat, objek dan keterangan. 4. Selalu mengikuti kata lain atau berada di belakang kata lain. 5. Ada yang mempunyai arti sendiri, tetapi ada juga yang memberi arti pada kata lain. 11