Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh : Rini Subekti

dokumen-dokumen yang mirip
Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Oleh : Retno Giyanti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS XI.IPA MAN 1 KOTA BENGKULU

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Rinendah Sihwinedar 16

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Oleh : Drs. Widarto Guru PAI SMP Negeri 1 Kasreman, Kec. Kasreman, Kab. Ngawi, Jawa Timur, Indonesia

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 0710 ALIAGA IV

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

Bambang Supriyanto 36

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

ENDANG SARINI

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Dasar Tentang Jual Beli Melalui Metode Diskusi Untuk Pelajaran IPS Di Kelas V SD Inpres 2 Kasimbar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI PADA SISWA KELAS IV

Oleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Bab II Landasan Teori

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN 55 Kota Bima

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman dalam menentukan pokok

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Oleh: Soejiati SDN 1 Wonoanti Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kasreman Dengan Metode Investigasi Kelompok

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 1 Kabupaten Ngawi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN SOAL OPEN ENDED MENANTANG SISWA BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Endah Ekowati 1 dan Kukuh Guntoro 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

Transkripsi:

Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 Kasreman Oleh : Rini Subekti ABSTRAK Pada studi pendahuluan, diketahui prestasi hasil belajar siswa kelas V memiliki rata-rata nilai 59,50 dan ketuntasan belajarnya baru mencapai 66,67% atau atau baru ada 8 siswa dari 12 siswa yang tuntas belajar. Hal ini masih jauh dari harapan, karena guru mengharapkan bahwa kelas dikatakan tuntas apabila telah mencapai indeks ketuntasan lebih dari sama dengan 85 % (ketuntasan > 85%) sedangkan individu siswa dikatakan tuntas belajar jika telah mencapai nilai lebih dari sama dengan 70. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) untuk mengetahui proses pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan metode Drill pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015; 2) untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar operasi hitung bilangan bulat dengan Matode Drill pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Penggunaan metode Drill terbukti dapat meningkatkan proses pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan proses pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus dengan baik, 2) Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Drill terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya nilai rata-rata dan ketuntasan belajar dari siklus I kesiklus II. Pada siklus I nilai rata-rata baru mencapai 70,83, dan ketuntasan belajarnya juga baru 83,33%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata sudah mencapai 75 dan ketuntasan belajarnya telah mencapai 91,67%. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dengan metode Drill dalam mata pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 telah tercapai. Kata Kunci: Proses belajar; prestasi belajar; Matematika; metode drill. PENDAHULUAN Mata pelajaran Matematika membutuhkan ketelitian dan konsentrasi yang baik dalam penyelesaian soalnya. Tak khayal jika siswa pandai bisa salah dalam mengerjakan soal yang biasanya mudah, hanya karena kurang teliti di dalam menjawab soal. Dalam Matematika biasa dikenal operasi bilangan bulat, dimana operasi ini melibatkan berbagai macam bentuk operasi seperti kurang, tambah, kali, dan bagi yang memerlukan beberapa teknik untuk menyelesaikan soalnya. Dalam operasi bilangan bulat inilah, siswa kelas V SDN Karangmalang 1 masih mengalami beberapa kesalahan JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 70

penempatan tanda kurung ataupun bagian mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan nilai Matematika pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat menjadi rendah. Pada studi pendahuluan, diketahui prestasi hasil belajar siswa kelas V memiliki ratarata nilai 59,50 dan ketuntasan belajarnya baru mencapai 66,67%atau atau baru ada 7 siswa dari 12 siswa yang tuntas belajar Hal ini masih jauh dari harapan, karena guru mengharapkan bahwa kelas dikatakan tuntas apabila telah mencapai indeks ketuntasan lebih dari sama dengan 85 % (ketuntasan > 85%) sedangkan individu siswa dikatakan tuntas belajar jika telah mencapai nilai lebih dari sama dengan 70. Dengan metode Drill ini diharapkan dapat memperbaiki prestasi hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti menentukan pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat sebagai bahan uji strategi. Berdasarkan beberapa sebab di atas maka penulis merumuskan judul: Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Metode Drill pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disampaikan rumusan masalah sebagai berikut ini: 1. Bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan metode Drill pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimanakah peningkatan prestasi hasil belajar operasi hitung bilangan bulat dengan metode Drill pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2014/2015? Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan metode Drill pada siswa kelas V SDN Karang malang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar operasi hitung bilangan bulat dengan Matode Drill pada siswa kelas V SDN Karang malang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah Bagi Kepala Sekolah diharapkan menjadikan bahan pertim bangan tentang pembuatan kebijak sanaan yang berkaitan dengan metode belajar Matematika. Bagi Guru Kelas diharapkan dapat memberikan referensi serta alternatif pilihan tentang metode belajar mana yang sesuai dengan perkembangan anak. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Jika Pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat dilaksanakan dengan Matode Drill, maka proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Karang malang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 71

Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat. KAJIAN PUSTAKA Proses Belajar Menurut Sutomo (1993) Proses belajar adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau menunjukkan tingkah laku tertentu, dalam kondisi khusus, atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Sementara proses belajar menurut Sunarya (1989), adalah suatu kegiatan agar proses belajar seseorang atau kelompok orang dapat terjadi. Untuk keperluan tersebut seorang guru seharusnya membuat suatu sistem lingkungan sedemikian rupa sehingga proses belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Proses belajar juga diartikan suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab I Pasal 1 Ayat 20). Pengertian Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Pengertian Belajar Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar adalah sebagai berikut : 1. Udin S. Winataputra (1995:2) mengemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. 2. Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3. Thursan Hakim (2000:1) mengemu kakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampil an, daya pikir, dll. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 72

dikerjakan. (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:700). Sedangakan menurut Winkel dalam Max Darsono (2000: 55) prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah suatu keberhasilan yang dapat dicapai oleh seseorang atas usaha yang telah dikerjakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mempunyai arti kurang lebih prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979 : 251) Winkel (1996:226) mengemuka kan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Hakikat Matematika Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat, namun demikian dapat dikenal melalui karakteristiknya. Sedangkan karakteristik matematika dapat dipahami melalui hakekat matematika. Hudoyo (1979:96) mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsepkonsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika dipandang sebagai struktur dari hubunganhubungan maka simbol- simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi di dalam struktur-struktur. Sedang Soedjadi (1985:13) berpendapat bahwa simbol-simbol di dalam matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga dapat diberi arti sesuai dengan lingkup semestanya. Berdasarkan uraian di atas, agar supaya simbol itu berarti maka kita harus JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 73

memahami ide yang terkandung di dalam simbol tersebut. Karena itu, hal terpenting adalah bahwa ide harus dipahami sebelum ide itu sendiri disimbolkan. Misalnya simbol (x, y) merupakan pasangan simbol x dan y yang masih kosong dari arti. Apabila konsep tersebut dipakai dalam geometri analitik bidang, dapat diartikan sebagai kordinat titik, contohnya A(1,2), B(6,9), titik A (1,2) titik A terletak pada perpotongan garis X = 1 dan y = 2 titik B( 6, 9) artinya titik B terletak pada perpotongan garis X = 6 dan y = 9. Hubungan hubungan dengan simbolsimbol dan kemudian mengaplikasikan konsep-konsep yang dihasilkan kesituasi yang nyata. Soedjadi (2000: 1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau pengertian Matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai berikut. 1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr secara sistematik 2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi 3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 4. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic. 6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Metode Drill Metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat bergantiganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang membutuhkan waktu cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 74

dengan pengertian dasar. Drill wajar digunakan untuk: 1. Kecakapan motoris, misalnya: menggunakan alat-alat (musik, olahraga, menari, pertukangan dan sebagainya). 2. Kecakapan mental, misalnya: Menghafal, menjumlah, menggali kan, membagi dan sebagainya. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. Selingilah latihan agar tidak membosankan. Perhatikan kesalahankesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara klasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula. Kelebihan dan kelemahan: 1. Kelebihan: a. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang. b. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan. 2. Kelemahan: a. Siswa cenderung belajar secara mekanis. b. Dapat menyebabkan kebosanan. METODE PENELITIAN Setting dan Subjek Penelitian Setting Penelitian Tempat Penelitian adalah SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpul kan data penelitian. Berdasarkan dari teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, maka yang bertindak sebagai instrumen penelitian adalah teman sejawat, karena dalam pelaksanaan penelitian ini kolaburasi dengan teman sejawat. Dalam mengumpulkan dan menganalis is data penelitian, peneliti menggunakan alat bantu yang berupa, pedoman observasi, penugasan, dan catatan data lapangan. Sedangkan instrumen pendamping untuk memperlancar penelitian adalah (1) silabus, (2) rencana pembelajaran, dan (3) lembar evaluasi. Hasil selanjutnya ditranskripkan dalam bentuk paparan bahasa. Sumber Data dan Metode Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini maka analisis yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Angket Respon Siswa Analisis hasil angket siswa dianalisis setelah semua angket telah terkumpul dan diisi oleh siswa sebagai responden. Data angket siswa diolah JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 75

dengan menggunakan persentase jumlah pemilih dibagi dengan jumlah total responden (siswa) kemudian dikalikan 100%. 2. Program Rencana Pembelajaran Program rencana pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah operasi hitung bilangan bulat. Disusun berdasarkan kurikulum pembelajaran Matematika kelas V SD. 3. Lembar Soal Lembar soal yang dimaksud adalah lembar soal evaluasi yang terdiri dari 10 soal berkaiatan dengan pengolahan. a. Untuk menilai ulangan atau tes evaluasi Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X Dengan : X Σ X Σ N X N = Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa b. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70%. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan penelitian tindakan kelas dipilih karena (1) penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas tersebut, (2) penelitian dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran di kelas menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat, (3) dalam pelaksanaannya, penelitian ini membutuhkan keterlibatan guru secara kolaburatif yaitu peneliti sebagai pelaksana penelitian berkolaburasi dengan teman sejawat. Prosedur penelitian dalam siklus pembelajaran dilaksanakan seperti pada bagan berikut. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 76

Perencanaan Refleksi Pelaksanaan Observasi Gambar 1 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Data Per Siklus Siklus I Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti memper siapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS 1, Soal Evaluasi, dan Media Pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga mempersiapkan lembar observasi dan lembar pengolahan Metode Drill. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I dilaksanakan di kelas V Tabel 1 Hasil Evaluasi Siklus I dengan jumlah siswa 12 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pelaksana karena dalam penelitian ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat penelitian. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disiapkan. Sedangkan hasil Evaluasi pada siklus 1 adalah sebagai berikut. No Nama Nilai Ket 1. Guruh Nur M. 60 Tt 2. Heri 70 T 3. Lia Fatimatun N. 60 Tt 4. Usnaqin Asmara 70 T 5. Fina Fijayatin 70 T 6. Ella Citra K. 80 T 7. Ika Fitriani 70 T 8. Muhtar Efendi 80 T 9. Miftakul Huda 80 T 10. Purweny H. 70 T JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 77

11. Julliegy R.P. 70 T 12. Shifa Aulia M. 80 T Jumlah 850 Rata-Rata 70,83 Presentase Ketuntasan 83,33 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak tuntas Jumlah Siswa yang tuntas : 10 Jumlah siswa yang tidak tuntas : 2 Klasikal : Belum tuntas Observasi Observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar. Sebagai pelaksana penelitian maka penulis berdiskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat untuk membahas hasil pengamatan serta masukan dari siswa. Hasil pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut. Berdasarkan kriteria penilaian di atas bahwa kegiatan guru dalam memotivasi dan membimbing siswa dalam pembelajaran telah berhasil dengan baik. Pada kriteria menyampaikan tujuan pembelajaran, mendiskusikan langkah kegiatan, memberi kesempatan pada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, memberi kesempatan pada kelompok untuk memberikan tanggapan, memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab, membimbing siswa membuat kesimpulan hasil diskusi, pengelolaan waktu, dan keaktifan guru berhasil dengan cukup baik. Sedangkan kriteria membimbing siswa dalam menjawab soal dengan metode Drill, memberikan refleksi dan evaluasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang. Hal-hal yang masih kurang dan belum baik merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. Oleh karena itu akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran dan hasil observasi dalam proses belajar mengajar pada siklus I peneliti mengadakan refleksi bersama dengan teman sejawat sedangkan hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut: 1. Pada pelaksanaan pembelajaran bahwa dengan menerapkan metode Drill diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70,83 dan ketuntasan belajar mencapai 83,33% atau ada 10 siswa dari 12 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 70 hanya sebesar 83,33% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan merupakan metode Drill. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 78

2. Pada kegiatan pengamatan atau observasi pada proses belajar mengajar aktivitas guru yang paling dominan, berdasarkan hasil pengamatan cara guru memotivasi siswa sudah baik namun dalam memberikan motivasi, guru terlalu banyak berbicara, banyak penjelasan-penjelasan yang disampaikan guru. Sebaiknya guru tidak perlu banyak memberi penjelasan cukup dalam menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, disampaikan secara jelas, sehingga siswa akan lebih mengerti apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya perbaikan untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Hal-hal yang masih perlu diperbaikan untuk siklus berikutnya adalah: 1. Guru perlu lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajar an, agar siswa mengerti target pembelajaran yang akan dicapai. 2. Guru harus memberikan keleluasaan pada siswa untuk mengutarakan pendapat meskipun dalam penyampaiannya masih ragu-ragu atau malu-malu. 3. Guru harus lebih terampil dalam mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, karena dengan siswa aktif kegiatan belajar mengajar akan lebih bergairah dan menyenangkan. 4. Guru harus senantiasa memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep pembelajaran yang berawal dari kehudupan seharihari. Siklus II Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajar an yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, LKS 2, Soal Evaluasi, dan Media Pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga mempersiapkan lembar observasi dan lembar pengolahan Metode Drill. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan di kelas V dengan jumlah siswa 12 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pelaksana karena dalam penelitian ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai pengamat penelitian. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disiapkan. Sedangkan hasil Evaluasi pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 3 Nilai Evaluasi Siklus II No Nama Nilai 1. Guruh Nur M. 60 2. Heri 70 3. Lia Fatimatun N. 70 4. Usnaqin Asmara 70 JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 79

5. Fina Fijayatin 70 6. Ella Citra K. 80 7. Ika Fitriani 80 8. Muhtar Efendi 80 9. Miftakul Huda 90 10. Purweny H. 70 11. Julliegy R.P. 70 12. Shifa Aulia M. 90 Jumlah 900 Rata-Rata 75 Presentase Ketuntasan 91,67 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak tuntas Jumlah Siswa yang tuntas : 11 Jumlah siswa yang tidak tuntas : 1 Klasikal : tuntas Observasi Observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar. Sebagai pelaksana penelitian maka penulis berdiskusi dengan teman sejawat sebagai pengamat untuk membahas hasil pengamatan serta masukan dari siswa. Hasil pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut. Berdasarkan kriteria penilaian di atas bahwa kegiatan guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi, mendiskusikan langkah kegiatan, membimbing siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan pada siswa untuk tanya jawab, pengelolaan waktu, dan keaktifan guru telah berhasil dengan baik. Pada kriteria membimbing siswa dalam menemukan jawaban dengan metode Drill, memberi kesempatan pada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, memberi kesempatan pada kelompok untuk memberikan tanggap an, membimbing siswa dalam mendiskusikan hasil kegiatan tiap kelompok, membimbing siswa mem buat kesimpulan hasil diskusi, memberikan refleksi dan evaluasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran berhasil dengan cukup baik. Proses belajar mengajar pada siklus II telah mengalami kemajuan dibandingkan dengan proses pembelajaran pada siklus yang sebelumnya Refleksi Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran dan hasil observasi dalam proses belajar mengajar pada siklus II peneliti mengadakan refleksi bersama dengan teman sejawat sedangkan hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut. 1. Pada pelaksanaan pembelajaran bahwa dengan menerapkan Metode Drill diperoleh nilai rata-rata prestasi JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 80

belajar siswa adalah 75 dan ketuntasan belajar mencapai 91,67 % atau ada 11 siswa dari 12 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 70 adalah 91,67% lebih besar dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. 2. Pada kegiatan pengamatan atau observasi pada proses belajar meng ajar aktivitas guru sudah tidak terlalu dominan dan kegiatan pembelajaran dengan metode Drill telah dilaksanakan dengan hasil yang cukup baik meskipun masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi standar ketuntasan min nimum pembelajaran Matematika. Pembahasan Tanggapan Siswa dalam Pelaksanaan Metode Drill Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode Drill maka peneliti memberikan angket sejumlah 12 siswa. Angket yang diberikan siswa, setelah siswa melaksanakan proses pembelajar an siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah siswa tersebut melakukan 2 kali pembelajaran terhadap penggunaan metode Drill. Berdasarkan hasil angket siswa diperoleh hasil sebagai berikut. Berdasarkan angket siwa menunjukkan bahwa tanggapan siswa terhadap metode Drill adalah positif. Hal ini didasarkan atas prosentase yang diperoleh menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran memakai metode Drill yang sangat setuju 16,66% yang setuju 75%, dan tidak setuju 8,33%, materi yang diajarkan dengan metode Drill yang sangat setuju 8,33% yang setuju 75%, dan tidak setuju 16,66%, kegiatan belajar kelompok dalam metode Drill yang sangat setuju 8,33% yang setuju 75%, dan tidak setuju 8,33%, dan dan sangat tidak setuju 8,33%, dan tentang penggunaan LKS dalam metode Drill yang sangat setuju 8,33%, yang setuju 83,33%, dan tidak setuju 8,33. Sedangkan berdasarkan tabel di atas keseluruhan prosentase penggunaan metode Drill yang sangat setuju 10,41%, yang setuju 77,08%, tidak 10,41%, dan sangat tidak setuju hanya 2,08%. Ketuntasan Keberhasilan Belajar Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa metode Drill memiliki dampak yang positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin baiknya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Dari hasil penelitian mulai pra tindak, siklus I, dan siklus II dapat dijabarkan dalam bentuk grafik di bawah ini. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 81

100 80 60 40 20 Nilai rata-rata Ketintasan Belajar 0 Pra Tindak Siklus I Siklus II Dari grafik di atas dapat dijabarkan sebagai berikut.pada pelaksanaan pembelajaran Pra Tindak nilai rata-rata baru mencapai 59,50, sedangkan ketuntasan belajarnya baru mencapai 66,57%. Pada siklus I nilai rata-rata baru mencapai 70,83, sedangkan ketuntasan belajarnya adalah 83,33%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 75 dan ketuntasan belajarnya sudah mencapai 91,67%. Dengan melihat nilai rata-rata maupun ketuntasan belajarnya, maka pelaksanaan pembelajaran dengan metode Drill pada mata pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 telah tercapai. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penggunaan metode Drill terbukti dapat meningkatkan proses pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan proses pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus dengan baik. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode Drill terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya nilai rata-rata dan ketuntasan belajar dari siklus I kesiklus II. Pada siklus I nilai rata-rata baru mencapai 70,83, dan ketuntasan belajarnya juga baru 83,33%. Sedangkan pada siklus II, nilai ratarata sudah mencapai 75 dan ketuntasan belajarnya telah mencapai 91,67%. Dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dengan metode Drill dalam mata pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kasreman Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 telah tercapai. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 82

SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, saran-saran yang berkaitan dengan penggunaan metode Drill dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut. 1. Untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif diperlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru akan lebih mampu menentukan atau memilih topik yang sesuai, sehingga akan diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan baru, konsep dan keterampilan yang dimiliki dirinya sendiri sehingga siswa mampu dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. DAFTAR PUSTAKA Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Malang: IKIP Malang. Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar. (online) (http://sunartombs. wordpress.com/2009/01/05/pengertia n-prestasi-belajar/. Diunduh 28 agustus 2010) Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Sutomo.1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya. Usaha Nasional. S. Winataputra, Udin. 2005. Sejarah dan hakikat Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wiriaatmadja, Rochiati.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Poerwodarminto. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-issn 2503-2550 83