Oleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe
|
|
- Erlin Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peningkatan Kemampuan Menjumlahkan Dan Mengurangi Pecahan Dengan Menggunakan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Siswa Kelas IV SDN Setono 5 Kec. Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh Slamet Purwanto SDN Setono 5 Kec. Ngrambe purwantoslamet15@yahoo.co.id Abstrak. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kelipatan bilangan? (b) Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kesamaan kelipatan bilangan? (c) Bagaimanakah peningkatan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK? Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kelipatan bilangan (b) Meningkatkan kemampuan siswa kelas IV SDN Setono 5 pada tahap mencari kesamaan kelipatan bilangan (c) Meningkatkan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Setono 5. Dari data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai III Dari hasil analisis didapatkan bahwa siklus I sampai dengan III hasilnya ketuntasan belajarnya, siklus I (60%), siklus II (70%), siklus III (90%). Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan KPK dalam menyamakan penyebut dalam menjumlahkan dan mengurangi pecahan dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa kelas IV SDN Setono 5 serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Matematika khususnya penjumlahan dan pengurangan pecahan. Kata Kunci: menjumlahkan, mengurangi pecahan, KPK A. PENDAHULUAN Matematika secara umum adalah hal yang abstrak bagi siswa. Oleh sebab itu visualisasi dari konsep-konsep matematika dalam penyajiannya kepada siswa mutlak diperlukan, sehingga penggunaan alat bantu belajar merupakan sesuatu yang perlu disediakan. Karena matematika pada umumnya merupakan konsep yang masih abstrak bagi siswa, terutama di SD. Urutan penyajian materi dari mudah ke sukar, dari sederhana ke kompleks perlu mendapatkan perhatian pendidik secara bijaksana. Karena siswa dalam belajar matematika diharapkan terampil dan mampu berfikir logis dan reflektif, maka tugas guru adalah (1) jeli menggunakan methode mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat kelas dan tingkat perkembangan intelegensi siswa, (2) JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
2 memilih dan menyiapkan materi yang akan disajikan, serta (3) menyiapkan alatalat yang akan digunakan, (Depdikbud, 1995:129). Oleh karena itu guru mampu menggunakan berbagai cara dan methode serta pendekatan mengajar untuk memperkecil kesulitan siswa dalam mempelajari matematika tersebut. Menurut Mas ud (2000:41) menyatakan ciri-ciri pembelajaran matematika adalah (1) menggunakan konteks nyata sebagai awal belajar, (2) Menggunakan model sebagai jembatan antara real dan abstrak, (3) belajar dalam suasana demokratif dan interaktif, dan (4) menghargai jawaban informal siswa sebelum mereka mencapai bentuk formal siswa. Dalam matematika bukan saja siswa paham dan mengerti konsep-konsep yang telah diajarkan, tetapi harus terampil dan mahir. Ada beberapa bagian dari konsep matematika harus dihafalkan sebagai pengetahuan siap. Untuk itu latihan-latihan dan mencongak perlu juga mendapatkan perhatian. Dengan uraian di atas maka dalam mengajar matematika terutama menjumlahkan dan mengurangi pecahan bagi siswa SD kelas IV termasuk pokok bahasan yang sulit, maka seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat untuk mengajarnya. Secara umum, siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe masih banyak siswa yang belum terampil menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Dapat dikatakan karena kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe belum memiliki teknik yang tepat untuk menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Bagi siswa yang belum memiliki teknik yang tepat untuk menjumlahkan dan mengurangi pecahan akan merasa kesulitan mencari hasilnya, maka untuk terampil dan mudah menjumlahkan dan mengurangi pecahan yaitu dengan menyamakan penyebutnya dengan teknik menggunakan KPK. Dengan menjumlahkan dan mengurangi pecahan dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK merupakan teknik yang memungkinkan siswa dapat mengalami suatu proses pembelajaran yang mudah dan menyenangkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa dipandu mulai dari tahap mencari kelipatan bilangan, mencari kesamaan kelipatan, sampai pada menjumlahkan dan mengurangi pecahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan menggunakan KPK untuk menyamakan penyebut dalam pembelajaran menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Penerapan itu diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan proses dan produk pembelajaran menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK. Dengan demikian, masalah umum penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe dengan menyamakan penyebutnya menggunakan KPK? Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
3 dan penelitian selanjutnya. Manfaat bagi guru adalah memberikan masukan dan pertimbangan untuk memilih strategi alternatif dalam pembelajaran matematika sebagai upaya peningkatan kemampuan menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan pengalaman yang menyenangkan untuk menjumlahkan dan mengurangi pecahan. Di samping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi penelitian sejenis sebagai bahan bandingan dan pertimbangan dalam menentukan topik, fokus, atau latar penelitian yang akan dilakukan. B. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Penjumlahan Penjumlahan berasal dari kata dasar jumlah yang berarti bilangan atau sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Menjumlahkan berarti menghitung berapa banyaknya sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Dari pengertian-pengertian itu dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah suatu proses, perbuatan atau cara menghitung berapa banyaknya sesuatu yang dikumpulkan menjadi satu. Pengertian Pengurangan Pengurangan berasal dari kata kurang berarti tidak atau belum cukup lengkap. Sedangkan pengurang berarti bilangan yang dipakai untuk mengurangan. Apabila bilangan yang digunakan untuk mengurangi bilangan lebih kecil maka hasilnya positif, kalau bilangan yang digunakan untuk mengurangi lebih besar, maka hasilnya negatif. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengurangan adalah suatu proses, perbuatan atau cara mengurangan suatu bilangan, apabila bilangan yang digunakan untuk mengurangi bilangan lebih kecil maka hasilnya positif, kalau bilangan yang digunakan untuk mengurangi lebih besar, maka hasilnya negatif. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah pola umum pembelajaran subjek didik yang tersusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, psikologi, didaktik dan komunikasi dengan mengintegrasikan struktur/langkahlangkah pembelajaran, metode, media/alat peraga, pengelolaan kelas, evaluasi dan waktu yang digunakan agar subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Depdikbu:2003) Dalam Model Pembelajaran Matematika SD (2000:19) dalam setiap pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika, harus memenuhi empat pilar pendidikan yaitu (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together in peace and harmony. Pembelajaran matematika harus dapat mengantarkan anak didik untuk memiliki kompetensi matematika. Profil kompetensi matematika mencakup (1) pemahaman konsep, (2) keterampilan menjalankan prosedur, (3) kemampuan berfikir logis dan reflektif, (4) kemampuan merumuskan, menyajikan, dan menyelesaikan masalah matematika, dan (5) memiliki sikap atau merasakan bahwa matematika itu berguna dan akhirnya memiliki kepercayaan diri. Karena siswa dalam belajar matematika diharapkan terampil dan JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
4 mampu berfikir logis dan reflektif, maka tugas guru adalah (1) jeli menggunakan methode mengajar yang tepat sesuai dengan tingkat kelas dan tingkat perkembangan intelegensi siswa, (2) memilih dan menyiapkan materi yang akan disajikan, serta (3) menyiapkan alatalat yang akan digunakan, (Depdikbud, 1995:129). Oleh karena itu guru mampu menggunakan berbagai cara dan methode serta pendekatan mengajar untuk memperkecil kesulitan siswa dalam mempelajari matematika tersebut. Menurut Mas ud (2000:41) menyatakan ciri-ciri pembelajaran matematika adalah (1) menggunakan konteks nyata sebagai awal belajar, (2) Menggunakan model sebagai jembatan antara real dan abstrak, (3) belajar dalam suasana demokratif dan interaktif, dan (4) menghargai jawaban informal siswa sebelum mereka mencapai bentuk formal siswa. Dalam matematika bukan saja siswa paham dan mengerti konsep-konsep yang telah diajarkan, tetapi harus terampil dan mahir. Ada beberapa bagian dari konsep matematika harus dihafalkan sebagai pengetahuan siap. Untuk itu latihan-latihan dan mencongak perlu juga mendapatkan perhatian. Berdasarkan urain di atas maka salah satu cara yang harus dipenuhi agar pembelajaran matematika dapat menumbuh-kembangkan kompetensi siswa adalah pembelajaran harus mampu membantu siswa membangun konsepkonsep dan prisnip-prinsip yang sesuai dengan kemampuan siswa sendiri melalui proses internalisasi, sehingga konsep dan prinsip dapat terbentuk kembali sebagai konsep dan prinsip baru. Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) Kelipatan adalah bilangan hasil perbanyakan bilangan yang lain. Persekutuan adalah bilangan-bilangan yang menjadi kelipatan dari dua atau lebih bilangan. Persekutuan terkecil adalah bilangan terkecil atau terendah, yang merupakan kelipatan dari suatu kumpulan dari bilangan-bilangan yang diberikan. Kelipatan persekutuan kecil (KPK) adalah bilangan bukan nol yang merupakan anggota terkecil dari himpunan kelipatan persekutuan dua atau lebih bilangan itu. Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah bilangan yang nilainya terkecil pada kelipatan persekutuan dari dua bilangan yang diketahui (Sumilih:2003:2). Kemudian dalam Khasanah Pengetahuan Bagi Aank, disebutkan bahwa kalau sebuah bilangan dikalikan dengan bilangan lain, maka akan kita peroleh kelipatan bilangan tadi. Bilangan yang merupakan kelipatan dua bilangan yang berbeda disebut persekutuan dua bilangan itu. Bilangan terkecil di antara kelipatan persekutuan kedua bilangan disebut kelipatan persekutuan terkecil (Depdiknas:1996) Langkah-langkah Penggunaan KPK dalam Menyamakan Penyebut Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menyamakan penyebut menggunakan KPK dilaksanakan dengan tiga langkah. Langkah pertama yang kita tempuh dalam pembelajaran ini adalah mecari kelipatan suatu bilangan, misalnya mencari kelipatan bilangan 3 dan bilangan 5. Kelipatan bilangan 3 adalah: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
5 Kelipatan bilangan 5 adalah: 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, Langkah kedua yang kita tempuh adalah mencari kelipatan persekutuan. Dari hasil kelipatan persekutuan dari dua bilangan pada langkah pertama hasilnya adalah bilangan 15 dan 30. Langkah ketiga adalah mencari kelipatan persekutuan terkecil. Dari hasil kelipatan persekutuan pada langkah kedua, kelipatan persekutuannya adalah bilangan 15 dan 30, maka dari kedua bilangan kelipatan persekutuan tersebut yang merupakan kelipatan persekutuan terkecilnya adalah 15. Dari hasil tersebut, maka apabila penyebut suatu bilangan pecahan tersebut, berpenyebut 3 dan 5, maka persamaan penyebutnya adalah bilangan 15. C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Ran-cangan penelitian tindakan kelas dipilih karena (1) penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas tersebut, (2) penelitian dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran di kelas menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat, (3) bentuk kajian yang dilakukan di kelas yang bersifat reflektif oleh guru untuk meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki praktikpraktik pembelajaran, maka penelitian dilakukan pada kontek alamiah, ialah untuk mengkaji permasalahan faktual dalam pembelajaran, dan (4) dalam pelaksanaannya, penelitian ini membutuhkan keterlibatan guru secara kolaburatif yaitu guru kelas III SDN Setono 5 selama penelitian berlangsung. Menurut Kemmis dan Taggrart (dalam Wiriaatmadja, 2005:66-67) yang menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dimulai dari (1) menyusun perencanaan (plan), (2) melaksanakan tindakan (act), (3) pengamatan (observe), dan (4) refleksi (reflect). Dengan demikian penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memiliki siklus yang bersifat spiral, mulai dari perencanaan, melakukan tindakan, dan penemuan faktafakta untuk melakukan refleksi. Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Semester I tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 10 siswa Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November Penelitian ini dilakukan di SDN Setono 5 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Alasan pemilihan SD tersebut sebagai tempat penelitian karena (1) tindakan kelas tentang upaya peningkatan pembelajaran perlu diadakan dan (2) penelitian tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menyamakan penyebut mengguanakan KPK di sekolah ini belum pernah dilaksanakan, sehingga hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang berharga bagi peningkatan pembelajaran matematika di sekolah ini. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan dari teknik pengumpulan data yang digunakan dalam JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
6 penelitian ini, maka yang bertindak sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Dan dibantu oleh seorang guru yaitu guru kelas III bertindak sebagai kolaburator. Pelaksanaan pembelajarannya dilaksankan oleh kolaburator sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. Dalam mengumpulkan dan menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan alat bantu yang berupa, pedoman observasi, penugasan, dan catatan data lapangan. Sedangkan instrumen pendamping untuk memperlancar penelitian adalah (1) silabus, (2) rencana pembelajaran, dan (3) lembar evaluasi. Hasil selanjutnya ditranskripkan dalam bentuk paparan bahasa. Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh, yaitu dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa, kecuali itu juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap akhir siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar dapat diketahui dengan dua kategori yaitu ketuntasan belajar secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan pedoman ketuntasan belajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar apabila telah mencapai skor 65% atau nilai 6,5 dan kelas dikatakan tuntas belajar apabila dikelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Prosedur Penelitian Pada bagian ini disajikan tentang prosedur pelaksanaan penelitian dalam penelitian tindakan kelas penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan tahapan tersebut adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Hal tersebut disajikan sebagai berikut. Perencanaan Tindakan Siklus I, Siklus II, Siklus III Perencanaan Tahap perencanaan ini peneliti mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta konsep mencari KPK. Kemudian merumuskan permasalahan secara operasional. Pada tahap ini peneliti merumuskan permasalahan yang muncul dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan. Setelah konsep tersebut dipahami langkah berikutnya adalah menyusun perencanaan tindakan. Perencanaan yang dilakukan adalah (1). Menentukan Pokok Bahasan yang akan dijarkan yaitu penjumlahan dan pengurangan memakai metode penyamaan penyebut dengan KPK. (2) Menyusun persiapan pelajaran dan (3) Peneliti menyusun alat pengumpul data berupa : lembar pengamatan, catatan lapangan JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
7 tentang proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi (lembar penilaian) Pelaksanaan Tindakan. Pada pelaksanaan peneliti melakukan langkah-langkah penelitian dan sekaligus membuat satuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas yang akan dilaksanakan oleh kolaburator, langkah pembelajaran tersebut adalah (1). Pendahuluan, dengan apersepsi sesuai pokok pabahasan yang diajarkan yaitu penjumlahan dan pengurangan pecahan ( 2).Inti Pembelajaran dengan langkahlangkah. Guru melakukan pre test tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan, setelah hasilnya dibahas, kegiatan selanjutnya adalah Siswa dikelompokkan dengan masing-masing kelompok 4 anak. Guru menjelaskan cara mencari penyebut yang sama dengan memakai KPK kemudian guru mencoba memberikan soal dan jawab bersama-sama. Setelah dianggap mengerti kemudian setiap kelompok diberi tugas yang sama, yaitu menjawab pertanyaan tersebut dengan cara menjumlahkan dan mengurangi dengan menggunakan KPK Kegiatan selanjutnya yaitu mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok lain menanggapinya. Pada saat diskusi kelas ini guru bertindak sebagai moderaton/fasilitator dengan memberi arahan secukupnya. Kegiatan berikutnya adalah Guru memberi soal serupa dalam bentuk sederhana kepada setiap siswa Jawaban siswa dikumpulkan dan diperiksa, kemudian memberi masukan pada siswa yang membuat kesalahan. (3) Penutup kegiatan akhir pembelajaran siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dan siswa diberi soal yang serupa untuk didalami dan dikerjakan di rumah. Pengamatan. Penelitian ini yang bertindak sebagai pengamatan adalah peneliti sendiri sedangkan kolaborator melakukan proses pembelajaran Pengumpulan data penelitian ini dengan wawancara, analisis dokumen guru, yang mana untuk mengukur peningkatan prestasi belajar siswa, dengan membandingkan nilai awal sebelum pemberian tindakan, dengan perkembangan nilai evaluasi setiap siklus atau setelah pemberian perlakuan tindakan. Refleksi. Peneliti bersama kolaborator mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas prestasi atau dampak dari tindakan yang sudah dilakukan, kemudian merevisi perbaikan untuk digunakan pada siklus kedua, siklus ketiga. D. HASIL PENELITIHAN Hasil Penelitian Siklus I Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan tindakan berupa (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) menyiapkan lembar kerja siswa, (3) menyiapkan format observasi, dan (4) menyiapkan soal-evaluasi. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan tindakan berupa (1) menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) membentuk kelompok, (3) membagi LKS pada masing-masing kelompok, (4) JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
8 menjelaskan secara umum tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama, (5) menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK, (6) diskusi kelompok, (7) melaporkan hasil diskusi, dan (8) melaksanakan evaluasi pembelajaran. Kegiatan menyampaikan tujuan, kegiatan ini guru menjelaskan tujuantujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Kemudian memberikan motivasi agar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat mengikuti dengan baik. Kegiatan membagi LKS, setelah kelompok terbagi, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang hal-hal yang kurang dari LKS tersebut. Kegiatan menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK. Kegiatan ini guru memberikan contoh soal penjumlahan dua bilangan pecahan tidak sejenis atau pecahan yang penyebutnya tidak sama. Keterampilan proses yang diterapkan kepada siswa sudah cukup jelas, yaitu mengamati, menafsirkan, mengklarifikasikan, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan. Tabel 1 : Hasil Evaluasi pada Siklus I Kegiatan diskusi kelompok, setelah siswa sudah mengerti tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda maka siswa mengadakan diskusi tentang soal-soal yang ada pada LKS yang telah dibagikan. Pada waktu diskusi pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Pembelajaran sudah berorientasi pada keaktifan siswa dalam bentuk diskusi kelompok. Kegiatan melaporkan hasil diskusi. Kegiatan melaporkan hasil diskusi diwakili salah satu anggota kelompok untuk mengerjakan di depan kelas. Setiap kelompok dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan melaporkan hasil diskusi masih ada anggota kelompok yang belum dapat menyelesaikan hasil dengan baik, manun juga ada kelompok yang sudah dapat mengerjakan dengan baik. Melihat kenyataan demikian kemudian guru menjelaskan lagi tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama dengan beberapa contoh soal. Kegiatan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan hasilnya adalah sebagai berikut. No Urut Skor Nilai Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas ,67 Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
9 Jumlah 62,68 Rata-rata 6.27 Dari tabel di atas maka siswa yang tuntas 6 siswa dari 10 siswa, apabila diprosentase ketuntasan belajar adalah 60%. Jadi berdasarkan standar ketuntasan belajar maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah belum tuntas. Hasil Penelitian Siklus II Tahap Perencanaan Pada siklus II tahap perencanaan masih sama dengan siklus I yaitu melakukan tindakan berupa (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) menyiapkan lembar kerja siswa, (3) menyiapkan format observasi, dan (4) menyiapkan soal-evaluasi. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan tindakan berupa (1) menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) membentuk kelompok, (3) membagi LKS pada masing-masing kelompok, (4) menjelaskan secara umum tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama, (5) menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK, (6) diskusi kelompok, (7) melaporkan hasil diskusi, dan (8) melaksanakan evaluasi pembelajaran. Kegiatan menyampaikan tujuan, kegiatan ini guru menjelaskan secara singkat tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Kemudian memberikan motivasi agar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat mengikuti dengan baik. Kegiatan membentuk kelompok, pada kegiatan ini guru memilih siswa yang pandai disendirikan dan dijadikan ketua kelompoknya, kemudian siswa yang memilih ketua kelompoknya masingmasing. Setelah terbentuk kelompok, setiap kelompok kumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan membagi LKS, setelah kelompok terbagi, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang hal-hal yang kurang dari LKS tersebut dan guru sedikit memberi penjelasan, agar dalam mengerjakan siswa lebih mengerti konsep yang harus dilakukan dalam mengerjakan LKS tersebut. Kegiatan menjelaskan secara umum tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Kegiatan ini guru menjelaskan tentang konsep-konsep menjumlahkan yang digunakan dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Hal ini dilakukan guru dengan memberikan beberapa contoh. Dari beberapa contoh, agar siswa lebih mengerti dan jelas. Kegiatan menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK. Kegiatan ini guru memberikan beberapa contoh soal penjumlahan dua bilangan pecahan tidak sejenis atau pecahan yang penyebutnya tidak sama. Pada kegiatan ini guru juga mencoba setiap kelompok untuk maju mengerjakan soal yang dibuat oleh guru. Kegiatan ini dilakukan agar siswa lebih terampil dan mengerti. Kegiatan diskusi kelompok, setelah siswa sudah mengerti tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
10 berbeda maka siswa mengadakan diskusi tentang soal-soal yang ada pada LKS yang telah dibagikan. Pada waktu diskusi pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Pembelajaran sudah berorientasi pada keaktifan siswa dalam bentuk diskusi kelompok dan siswa sudah kelihatan berkeja sama sesame anggota kelompoknya. Kegiatan melaporkan hasil diskusi. Kegiatan melaporkan hasil diskusi diwakili salah satu anggota kelompok untuk mengerjakan di depan kelas. Setiap Tabel 2 : Hasil Evaluasi pada Siklus II kelompok dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan melaporkan hasil diskusi berjalan dengan baik, manun juga ada satu kelompok yang masih salh mengerjakannya. Melihat kenyataan demikian kemudian guru menjelaskan lagi tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama dengan beberapa contoh soal. Kegiatan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan hasilnya adalah sebagai berikut. No Urut Skor Nilai Keterangan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah 67,33 Rata-rata 6.73 Dari tabel di atas maka siswa yang tuntas 7 siswa dari 10 siswa, apabila diprosentase ketuntasan belajar adalah 70%. Jadi berdasarkan standar ketuntasan belajar maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah sudah berhasil, namun melihat hasilnya belum dikatakan memuaskan. Tahap Observasi Pada tahap observasi ini tindakan yang dilakukan berupa (1) mengamati kerjasama dalam kelompok dan (2) mencatat hasil kerja dari masing-masing kelompok. Dari hasil kegiatan mengamati kerjasama dalam kelompok, tiap kelompok anggota kelompoknya sudah dapat kerja sama dengan anggota yang lain. Maka kegiatan kelompok sudah dapat dikatakan baik dibanding dengan siklus I, anggota sudah mengerti apa yang harus dikerjakan Kerja sama masing-masing kelompok sudah menunjukkan kekompakan dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, sehingga guru dalam membimbing setiap kelompok mengalami kemudahan. Walupun dari hasil pengamatan, ada beberapa siswa masih menemui kesulitan dalam JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
11 menerapkan konsep yang telah dijelaskan oleh guru, namun dengan penjelasan guru siswa sudah dapat mengerti apa yang dijelaskan guru tersebut. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan berupa (1) menganalisa hasil observasi, (2) menganalisa hasil evaluasi pembelajaran, (3) mengidentifikasi permasalahan, (4) merumuskan permasalahan untuk perbaikan yang akan dilaksankan pada siklus berikutnya. Kegiatan menganalisa evaluasi belajar, berdasarkan hasil LKS maupun hasil evaluasi belajar bahwa tiap kelompok hasilnya sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata nilai pada hasil evaluasi Hasil Penelitian Siklus III Tahap Perencanaan Pada siklus III tahap perencanaan masih sama dengan siklus I dan siklus II yaitu melakukan tindakan berupa (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) menyiapkan lembar kerja siswa, (3) menyiapkan format observasi, dan (4) menyiapkan soal-evaluasi. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan tindakan berupa (1) menyampaikan tujuan pembelajaran, (2) membentuk kelompok, (3) membagi LKS pada masing-masing kelompok, (4) menjelaskan secara umum tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama, (5) menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK, (6) diskusi kelompok, (7) melaporkan menunjukkan 6,73, sedangkan hasil ketuntasan belajar kelas yang dicapai adalah 70 % atau yang tuntas belajar adalah 7 siswa dari 10 siswa yang mengikuti evaluasi. Kegiatan mengidentifikasi permasalahan, dari analisa data yang telah diperoleh, maka dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah ada peningkatan dibandingkan dengan hasil siklus I. Peningkatan itu adalah (1) keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok lebih aktif, (2) Suasana pembelajaran lebih menyenangkan, (3) ada jalinan aktivitas antara guru dan siswa, (4) waktu yang diperlukan untuk memecahkan masalah lebih cepat dibandingkan dengan siklus I. hasil diskusi, dan (8) melaksanakan evaluasi pembelajaran. Kegiatan menyampaikan tujuan, kegiatan ini guru menjelaskan secara singkat tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang akan berlangsung. Kemudian memberikan motivasi agar siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat mengikuti dengan baik. Kegiatan membentuk kelompok,kelompok sama dengan pelaksanaan siklus II. Hal ini dilakukan sama karena kelompok yang telah terbentuk pada siklus kedua sudah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan membagi LKS, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru menanyakan kepada setiap kelompok tentang hal-hal yang kurang dari LKS tersebut dan guru sedikit memberi penjelasan, agar dalam JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
12 mengerjakan siswa lebih mengerti konsep yang harus dilakukan dalam mengerjakan LKS tersebut. Kegiatan menjelaskan cara menyamakan penyebutnya dengan KPK. Kegiatan ini guru memberikan beberapa contoh soal campuran antara penjumlahan dan pengurangan tiga bilangan pecahan tidak sejenis atau pecahan yang penyebutnya tidak sama. Pada kegiatan ini guru juga mencoba setiap kelompok untuk maju mengerjakan soal yang dibuat oleh guru. Kegiatan ini dilakukan agar siswa lebih terampil dan mengerti. Kegiatan diskusi kelompok, setelah siswa sudah mengerti tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda maka siswa mengadakan diskusi tentang soal-soal yang ada pada LKS yang telah dibagikan. Pada waktu diskusi pembelajaran sudah berlangsung dengan baik. Pembelajaran sudah berorientasi pada keaktifan siswa dalam bentuk diskusi kelompok dan siswa sudah kelihatan berkeja sama sesama anggota kelompoknya. Kegiatan melaporkan hasil diskusi. Kegiatan melaporkan hasil diskusi diwakili salah satu anggota kelompok untuk mengerjakan di depan kelas. Setiap kelompok dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Kegiatan melaporkan hasil diskusi berjalan dengan baik. Setiap kelompok sudah dapat mengerjakan sesuai dengan soalnya masing-masing. Melihat kenyataan demikian kemudian guru sudah tidak perlu menjelaskan lagi tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Kegiatan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan hasilnya adalah sebagai berikut. Tabel 3 : Hasil Evaluasi pada Siklus III No Urut Skor Nilai Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Jumlah 75,67 Rata-rata 7.57 Dari tabel di atas maka siswa yang tuntas 9 siswa dari 10 siswa, apabila diprosentase ketuntasan belajar adalah 90%. Jadi berdasarkan standar ketuntasan belajar maka pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah sudah tuntas. Tahap Observasi JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
13 Pada tahap observasi ini tindakan yang dilakukan berupa (1) mengamati kerjasama dalam kelompok dan (2) mencatat hasil kerja dari masing-masing kelompok. Dari hasil kegiatan mengamati kerjasama dalam kelompok, tiap kelompok anggota kelompoknya sudah dapat kerja sama dengan anggota yang lain. Maka kegiatan kelompok sudah dapat dikatakan baik dibanding dengan siklus II, anggota sudah mengerti apa yang harus dikerjakan Kerja sama masing-masing kelompok sudah menunjukkan kekompakan dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, sehingga guru dalam membimbing setiap kelompok mengalami kemudahan. Keaktifan siswapun sudah terlihat dengan baik. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi kegiatan yang dilakukan berupa (1) menganalisa hasil observasi, (2) menganalisa hasil evaluasi pembelajaran, (3) mengidentifikasi permasalahan, (4) merumuskan permasalahan untuk perbaikan yang akan dilaksankan pada siklus berikutnya. Kegiatan menganalisa hasil observasi, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa kerja sama siswa sudah dapat dilaksanakan dengan baik terhadap anggota kelompoknya, maka guru tinggal memberi dorongan dan bimbingan. Hal ini dilakukan agar dalam berdiskusi tiap kelompok dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan menganalisa evaluasi belajar, berdasarkan hasil LKS maupun hasil evaluasi belajar bahwa tiap kelompok hasilnya sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus II. Rata-rata nilai pada hasil evaluasi menunjukkan 7,57, sedangkan hasil ketuntasan belajar kelas yang dicapai adalah 90 % atau yang tuntas belajar adalah 9 siswa dari 10 siswa yang mengikuti evaluasi, maka pada pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus III sudah tuntas sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Kegiatan mengidentifikasi permasalahan, dari analisa data yang telah diperoleh, maka dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sudah meningkat dibandingkan dengan hasil siklus II. Peningkatan itu adalah (1) keaktifan siswa dalam diskusi kelompok lebih aktif, (2) kegiatan sudah berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator, (3) siswa sudah dapat memanfaatkan pengalaman sebelumnya, (4) keterampilan siswa dalam memecahkan masalah meningkat, dan (5) tugas diselesaikan dengan lebih cepat daripada siklus II. Kegiatan yang terakhir, karena pada silus III ini dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran sudah mengalami ketuntasan belajar, maka sudah tidak diperlukan lagi perencanaan untuk kegiatan siklus berikutnya. Pembahasan Berdasarkan standar kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran matematika sebagaimana disebutkan dalam draf final kurikulum KTSP disebutkan bahwa (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
14 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancah model matematika, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) mengomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Merujuk dari standar kompetensi yang harus dikuasi dalam mempelajari matematika tersebut, maka setidaknya ada dua tujuan yang ingin dicapai dalam materi pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan penyebut tidak sama, yaitu (1) dapat memahami konsep dan (2) dapat memecahkan masalah. Hasil penelitian ini juga menunjukkan kulaitas belajar siswa dapat ditingkatkan. Indikator mengenai peningkatan ini adalah kegairahan belajar, tugas-tugas kelompok untuk memecahkan masalah diselesaikan dengan baik dan dapat berhasil. Siswa lebih banyak belajar menemukan sendiri, dan belajar sesame teman dari padadari guru, sehingga dapat menguntungkan siswa itu sendiri. Hal ini apabila dilakukan akan dapat meningkatkan motivasinya untuk belajar dan meningkatkan hasil belajarnya. Keberhasilan ini dapat diindikatorkan dengan adanya ketuntasan belajar siswa dari evaluasi yang dilaksankan pada siklus III. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Penggunaan KPK dalam mencari kesamaan penyebut dari bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama dapat mempermudah dalam menjumlahkan dan mengurangi bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Dengan menggunakan KPK dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menjumlahkan dan mengurangi bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Hal ini, terbukti pada penelitian ini yaitu siswa lebih cepat menyelesaikan dalam menjumlahkan dan mengurangi bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan di atas, saran-saran yang berkaitan dengan penggunaan KPK dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama adalah dikemukakan sebagai berikut. 1. Untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif diperlukan ketekunan dan persiapan yang cukup matang, sehingga guru akan lebih mampu untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi. 2. Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai contoh soal yang sesuai, sehingga siswa dapat terampil dan dapat menemukan JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
15 sendiri pengetahuan baru, konsep yang dimiliki dirinya sendiri sehingga siswa mampu dan berhasil memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Telaah penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan KPK dalam menyamakan penyebut bilangan pecahan yang penyebutnya tidak sama dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan. Untuk itu, perlu diadakan penelitian lain sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan kemampuan siswa SD di jenjang kelas lainnya. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas, Matematika dan Komputer, Khasanah Ilmu Pengetahuan Anakanak, Jakarta Depdiknas, Draf final Kurukulum 2004, Jakarta Mas ud, Matematika Jilid I SMP, Jakarta, Balai Pustaka Sukidin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya, Insan Cendikia Sumilih, Guntur, Konsultasi Pendidikan, Fasilitator edisi 3, Jakarta, Depdiknas JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn
2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai jika ada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran
Lebih terperinciOleh: ENUNG KARNENGSIH NIP
MENINGKATKAN PEMAHAMAN NILAI TEMPAT DALAM OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DEKAK-DEKAK DI KELAS 1 SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 9 Hegarsari Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bagian yang terpenting dalam bidang ilmu pengetahuan, dalam bidang ini matematika termasuk ke dalam ilmu eksakta yang lebih memerlukan
Lebih terperinci2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DI SEKOLAH DASAR NURMI ERITA Guru SD Negeri 004 Toar Kecamatan Gunung Toar nurmierita020@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, penelitian tindakan merupakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Titin Hartanti 1, Desi Tri Widiyanti 2, Safarinah 3, Wahyudi 4, Imam Suyanto 5 PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif, untuk kemantapan rasional dalam pelaksanaan tugas, serta memperbaiki kondisi tempat praktik pembelajaran
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli
Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan formal di Indonesia terdiri dari tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Karakteristik siswa pada pendidikan
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK Heriyanto Nggodulano. A., Dasa Ismaimusa, dan Mustamin Mahasiswa Program
Lebih terperinciImam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 no. 2 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menjumlahkan Pecahan Biasa di Kelas V SDN
Lebih terperinciB. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara
Lebih terperinciDrs. H. Nawawi, M. Si
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KONSEP PEMBAGIAN DAN PERKALIAN MELALUI PENGGUNAAN METODE PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS II SDN CAKUNG BARAT 03 PAGI JAKARTA TIMUR TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 Drs.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut I G A K Wardani dan Kuswaya Wihardit (2009: 1.4), penelitian
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata Moh. Abdi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkenal dengan kehebatan sains dan teknologinya. 1. meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan, karena kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor kemajuan pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan
Lebih terperinciOleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek
50 Katriani, Peningkatan Hasil Belajar Menyelesaikan Soal Cerita... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL SD
Lebih terperinci1130 ISSN:
1130 ISSN: 2338-5340 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 9 PEKANBARU Putri Wahyuni a a
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada pembelajaran
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;
III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Dan Prosedur Penelitian. Dalam penelitian ini akan digunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang terdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.
Lebih terperinciPeningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 1 Kabupaten Ngawi
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 1 Kabupaten Ngawi Oleh: Supini, SPd Guru SDN Babadan 1 Kabupaten Ngawi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada bagian ini peneliti akan membahas beberapa kajian-kajian teori diantaranya ialah tentang hakikat matematika serta pembelajaran matematika dan tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika dalam dunia pendidikan di Indonesia telah dimasukkan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sejak usia dini. Matematika adalah salah satu mata pelajaran
Lebih terperinciLinda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan observasi, perkenalan, dan wawancara kepada guru kelas III MI. Wawancara
Lebih terperinciPENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu pembelajaran terdapat dua aktivitas inti yaitu belajar dan mengajar. Menurut Hermawan, dkk. (2007: 22), Belajar merupakan proses perubahan perilaku
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, penelitian tindakan
34 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A.Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin
Lebih terperinciOleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam menyusun sebuah laporan Penelitian Tindakan Kelas, tentunya penulis tidak dapat hanya mengandalkan pengetahuan pribadi yang dimiliki tanpa bantuan sumber-sumber yang relevan
Lebih terperinciPENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN ZAENUDIN SDN SUKARESMI ABSTRAK
PENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN ZAENUDIN 19680117 199203 1 007 SDN SUKARESMI ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya minat dan hasil
Lebih terperinciDesi Rusnita SDN 08 Kepahiang
PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI LKS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 08 KEPAHIANG TAHUN 2013 Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang Abstrak:
Lebih terperinciOleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAPESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMP NEGERI 21 PEKANBARU Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action
Lebih terperinciAni Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII F DENGAN MENGGUNAKAN LKPD DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 10 SEMARANG SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Ani Wantini SMP N 10 Semarang
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Eryuni, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : eryunisingkawang@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL. Nurkhikmatun
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 3, Juli 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK DALAM MENGERJAKAN SOAL CERITA MELALUI METODE BERMAIN KARTU SOAL SD Negeri Kutamendala
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cimanggu II Kec. Cisalak, Kab.Subang, yang berlokasi di Jalan Raya Patrol Cimanggu
Lebih terperinciJurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:
Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp. 17-23 e-issn: 2406 8659 17 Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswadengan Metode PembelajaranKooperatifTipe Jigsaw pada Materi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sekarang ini sedang digalakan oleh pemerintah. Langkah yang paling penting dilakukan adalah dengan pendidikan.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan hakikatnya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disingkat PTK. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Wina Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MTs AISYIYAH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MTs AISYIYAH Pinta Yuniara Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana UNIMED Email
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1) 1 SDN 18 Lembah Melintang email: arjuni@gmail.com Abstract The problems
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah tempat penulis
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cilamaya I Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang. SDN Cilamaya I merupakan sekolah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Prasiklus Prasiklus dilaksanakan pada minggu 1 dan 2 bulan September 2012 dengan dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat. Dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Research. Kemmis (1983,
Lebih terperinciOleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung
16 Rusmiati, Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SEJARAH HINDU MENERAPKAN MODEL CTL PADA SISWA KELAS V SDN 1 PUNJUL KARANGREJO TULUNGAGUNG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan
Lebih terperincia. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II.
11 a. Kemampuan komunikasi matematika siswa dikatakan meningkat jika >60% siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I dan pertemuan II. b. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dikatakan meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai keberhasilan
Lebih terperinciOleh : Retno Giyanti
Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh : Retno Giyanti Email:
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Sugiyanto (2005:56), Penelitian Tindakan Kelas ini mampu menawarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah memberikan kesempatan pada anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan pada dasarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X-1SMA NEGERI 2 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Hasanudin Guru SMAN 2
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian 1. Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri 3 Jatibaru Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research.
Lebih terperinciLia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Inpres Pandaluk Pada Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Lia Agustin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang mempunyai pemikiran kritis, kreatif, logis, dan sistematis serta mempunyai kemampuan bekerjasama secara efektif sangat diperlukan di
Lebih terperinciOleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek
Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciOleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK SISWA KELAS V SDN NGOMPRO 2 KECAMATAN PANGKUR KABUPATEN NGAWI Anas Masruh Hidayat Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi (2012: 3) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian 3.3.1 Setting Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Banaran, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang. Dipilihnya kelas tersebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada kajian ini, akan diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencakup uraian mengenai metode penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika. Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah adalah mata pelajaran matematika. Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena dengan matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III mendeskripsikan metode, model, subjek penelitian, prosedur, alat instrumen, dan analisis data pada penerapan model cooperative learning tipe Numbered Heads Together
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Menurut jenis penggunaan data, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan Kelas, Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Binangun 01, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada semester 2tahun 2011/2012. Subjek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi Alprida Lembang Mongan, Mestawaty As. A, dan Lestari Alibasyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Furchan dalam Hatimah, I (2007:81) adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngurensiti 02 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada semester I Tahun 2011/2012. Subyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinci