Oleh : Retno Giyanti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Retno Giyanti"

Transkripsi

1 Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2015/2016 Oleh : Retno Giyanti retnogiyanti8@gmail.com ABSTRAK Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: 1) untuk mengetahui aktivias belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2015/2016; 2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1 tahun pelajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan tahapannya terdiri dari: (1) menyusun perencanaan (plan), (2) melaksanakan tindakan (act), (3) pengamatan (observe), dan (4) refleksi (reflect). Penelitian ini dilaksanakan di SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 16 siswa. Hasil penelitian ini adalah: Hasil pada pratindak ketuntasan baru tercapai 56,25%, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, mengalami peningkatan menjadi 75,00%, pada akhir perbaikan pembelajaran siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,50%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat: 1) meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam diskusi dengan anggota kelompoknya; 2) meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1. Hal ini terbukti telah terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar secara signifikan. Nilai rata-rata pada pra tindak sebesar 67, pada siklus I menjadi 77 dan pada siklus II menjadi 85. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal prosentase pada pra tindak sebesar 56,25% pada siklus I menjadi 75,00% dan pada siklus II meningkat secara signifikan menjadi 87,50%. Kata Kunci: hasil belajar, PKn, model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw A. PENDAHULUAN Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

2 sehat jasmani dan rohani. Pendidik harus bisa menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Terdapat anggapan umum bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang mudah sehingga tidak perlu dirisaukan kesanggupan siswa untuk menguasai nya. Namun kenyataan tidak semua siswa menunjukkan hasil belajar yang memuaskan, dan belum mampu menunjukkan sikap kerjasama dalam pergaulan sehari-hari serta berbagai sikap positif seorang warga negara, seperti tolong menolong, taat beribadah dan lain-lain. Hal ini sangat jauh dari tujuan pembelajaran PKn yakni: berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak cerdas dalam kegiatan kemasyararakat an, berbangsa dan bernegara; berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya; berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaat kan teknologi informasi dan komunikasi (Tim Penyusun, 2005:34). Gambaran tersebut menujukkan adanya kesenjangan antara kondisi aktual yang dihadapi di kelas dengan kondisi optimal yang diharapkan. Kesenjangan tersebut terjadi disebab kan oleh beberapa faktor, antara lain, dari sudut pandang siswa: rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi PKn yang bersifat teoritis, kurangnya kemampuan siswa merumus kan contoh-contoh implementasi konsep PKn dalam kehidupan, kurangnya persiapan /motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah. Sedangkan dari sudut pandang guru, belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu kesulitan belajar siswa, kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotivasi belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, perlu dicari strategi baru untuk melibatkan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Penyampaian pembelajaran tidak sekedar ceramah seperti yang selama ini dilakukan dalam pembelajaran. Guru harus merubah proses pembelajaran yang berpusat dari guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu alternatif yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pembelajaran kooperatif (cooperative JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

3 learning) sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatf siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksikomunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masingmasing (Suyatno, 2009:51). Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan pada latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1) bagaimanakah aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2015/2016; 2) bagaimanakah peningkatan hasil belajar PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2015/2016? Mendasar pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui aktivias belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2015/2016; 2) untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1 tahun pelajaran 2015/2016 dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Hasil Belajar Untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran, maka peneliti membutuhkan produk atau hasil belajar yang nyata sehubungan dengan materi yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa. Hasil belajar dapat berupa nilai kognitif ulangan siswa, produk portofolio dan juga hasil laporan siswa tentang eksperimen yang telah dilakukan pada pembelajaran ini. Nana Sudjana (2005: 5) menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalampengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Suratinah Tirtonegoro (2001:43) mengemuka kan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

4 dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilaidalam periode tertentu. Hasil belajar dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa indikator yang mempengaruhi diantaranya adalah : 1)Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapai an daya serap ini biasanya dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM); 2) Perilaku (penilaian sikap dan spiritual) yang telah disepakati pada awal pembelajaran telah dicapai oleh siswa baik secara indidual maupun kelompok. 2. Hakekat Mata Pelajaran PKn Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilainilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah- Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 3. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Model pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda. Salah satunya adalah tipe Jigsaw, dengan sintak sebagai berikut: pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok. Tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

5 bahan belajar tiap kelompok adalah sama sehingga terjadi kerjasama dan diskusi. Kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan, evaluasi, dan refleksi (Suyatno, 2009:53). Model belajar Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan model belajar kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai enam orang secara hiterogen dan bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok adalah bertangggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikannya kepada anggota kelompok yang lainnya. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama anggota kelompok dalam suasana kooperatif dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Model Jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari pemahaman, membaca, maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama. Jenis materi yang paling mudah digunakan untuk pendekatan ini adalah bentuk naratif seperti ditemukan dalam literatur, penelitian sosial membaca, dan ilmu pengetahuan (Isjoni, 2010:58). C. METODE PENELITIAN 1. Setting dan Subjek Penelitian Pada bagian ini disajikan setting dan subjek penelitian. Hal tersebut disajikan sebagai berikut : Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Manisharjo 1 yang beralamatkan di Desa Manisharjo Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi. SDN Manisharjo 1 memiliki letak yang cukup strategis dan mudah dijangkau dari seluruh penjuru wilayah kecamatan Ngrambe. Lokasi ini tepatnya di perbatasan Kecamatan Ngrambe dengan Kecamatan Sine yang memiliki udara sejuk. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama kurang lebih 4 bulan, mulai bulan Maret sampai dengan Juni Subjek Penelitian Yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 16 siswa. Mereka berasal dari keluarga yang mayoritas orang tuanya petani. Seluruh siswa dikenai tindakan karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang mengikuti alur pembelajaran yang sesungguhnya. 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Berdasarkan dari teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, maka yang bertindak sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Dalam mengumpulkan dan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

6 menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan alat bantu yang berupa, pedoman observasi, penugasan, dan catatan data lapangan. Sedangkan instrumen pendamping untuk memperlancar penelitian adalah (1) Silabus, (2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, 3 Lembar Observasidan (3) Lembar Evaluasi. Hasil selanjutnya ditranskripkan dalam bentuk paparan bahasa. 3. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan penelitian tindakan kelas dipilih karena (1) penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang ada di kelas tersebut, (2) penelitian dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran di kelas menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan sejumlah tindakan yang dipandang tepat, (3) bentuk kajian yang dilakukan di kelas yang bersifat reflektif oleh guru untuk meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki praktik-praktik pembelajaran, maka penelitian dilakukan pada kontek alamiah, ialah untuk mengkaji permasalahan faktual dalam pembelajaran, dan (4) dalam pelaksanaannya, penelitian ini membutuhkan keterlibatan guru secara kolaburatif yaitu teman sejawat selama penelitian berlangsung. Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memiliki siklus yang bersifat spiral, mulai dari perencanaan, melakukan tindakan, dan penemuan fakta-fakta untuk melakukan refleksi. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas a. Perencanaan Tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

7 dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuatbuat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan melibatkan rekan kerja/guru kelas lain untuk mengamati aktivitas siswa dan guru ketika pelaksanaan pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. d. Refleksi Pada akhir tindakan setiap tahap pembelajaran, dilakukan kegiatan refleksi dengan mengkaji hasil belajar PKn dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta dengan memperhatikan indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus kedua agar pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik. 4. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari observasi yang dilakukan peneliti bersama pengamat dan hasil evaluasi yang dilakukan siswa. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai data yang diperlukan serta mengetahui kendala yang dihadapi berkaitan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Evaluasi yang digunakan dalam penelitian adalah tes akhir yang dilakukan pada tiap siklus. Soal tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa. 5. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan data kualitatif. Data Kuantitatif berupa nilai evaluasi pada akhir pertemuan dianalisis dengan teknik persentase, kemudian didistribusikan dalam bentuk tabel.. Ketuntasan individual dan klasikal dihitung dengan rumus: Jumlah siswa tuntas Persentase = Jumlah seluruh siswa x100% (Rosadi, 2009: 50). Data kualitatif berupa observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap akhir siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. 6. Indikator Keberhasilan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

8 Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar mengajar digunakan kriteria ketuntasan. Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 2006 (Depdikbud, 2006), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75%. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi awal tentang pembelajaran PKn pada kelas V SDN Manisharjo 1 menunjukkan bahwa : (1) Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi PKn yang bersifat teoritis, (2) Kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh penerapan konsep PKn dalam kehidupan, (3) Kurangnya motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah, (4) Perhatian siswa kurang terfokus pada pembelajaran, (5) Kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotivasi belajar siswa di kelas. Berdasarkan refleksi awal dengan KKM 75 diketahui dimana nilai rata-rata siswa baru mencapai 67, sedangkan ketuntasan belajarnya dari 16 siswa kelas V yang dinyatakan tuntas dalam belajar sebanyak 9 siswa atau 56,25% sedangkan 7 siswa atau 43,75% belum tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran pada prasiklus ini secara klasikal siswa dikatakan belum tuntas dalam belajarnya. karena siswa yang mencapai nilai di atas 75 hanya sebesar 56,25% lebih kecil dari ketuntasan belajar siswa yang diharapkan yaitu 85%. Siklus I Perencanaan Pelaksanaan tindakan kelas siklus I ini dilaksanakan dikelas V SDN Manisharjo 1 dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran PKn yakni Kebebasan Berorganisasi. Adapun kegiatan tersebut dengan perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan Setelah dilakukan analisis data prestasi belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I, diperoleh hasil nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah nilai terendah 60 nilai tertinggi 90, dengan nilai ketuntasan mencapai 75,00%. Jika dibandingkan dengan hasil tes formatif sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran siklus I yaitu nilai terendah 50, nilai tertinggi 80 dan nilai ketuntasan 56,25 %, bahwa hasil tes formatif perbaikan pembelajaran siklus I mengalami peningkatan 18,75 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbaikan pembelajaran siklus I hasilnya ada JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

9 peningkatan walaupun belum memuaskan karena masih ada 4 siswa atau 25,00% yang belum mencapai ketuntasan belajar. Dari temuan yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa prosentase ketuntasan belajar baru mencapai 75%, prosentase tersebut masih jauh dari prosentase ketuntasan belajar yang harus dicapai yaitu 85%. Berikut ini hasil perolehan nilai siswa sebelum perbaikan pembelajaran (Pra Siklus ) dan Siklus I sebagai berikut : Table 1 : Nilai Tes Formatif Pra Siklus 1. Doni Tri Saputra 75 V 2. Hardyah Ayu S. 75 V 3. Okki Wahyu W. 75 V 4. Tito P. 60 V 5. Virginia N 80 V 6. Ghovira N. 60 V 7. Sherly Amanda P. 75 V 8. Muaya Murni 50 V 9. Joko P. 60 V 10. Ferdi Irawan 60 V 11. Jesika Y. 75 V 12. Siti Umiati 75 V 13. Yunita S. 50 V 14. Desi P. 75 V 15. Muhammad Iqbal 80 V 16. Ilha Zulaikan N.R. 50 V Jumlah Jumlah Skor Maksimal 1600 Skor yang tercapai 1075 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Tabel 2 : Hasil Tes Formatif Pra Siklus No Indikator Keterangan 1. Nilai Terendah Nilai Tertinggi Jumlah Nilai Nilai Rata rata Siswa yang tuntas belajar 9 6. Siswa yang tidak tuntas belajar 7 7. Prosentase ketuntasan belajar 56,25% 8. Prosentase ketidaktuntasan belajar 43,75% Table 3 : Nilai Tes Formatif Siklus I JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

10 Keterangan No Nama Siswa Skor T TT 1. Doni Tri Saputra 80 V 2. Hardyah Ayu S 80 V 3. Okki Wahyu W. 80 V 4. Tito P. 80 V 5. Virginia N 90 V 6. Ghovira N. 80 V 7. Sherly Amanda P. 80 V 8. Muaya Murni 60 V 9. Joko P. 80 V 10. Ferdi Irawan 70 V 11. Jesika Y. 80 V 12. Siti Umiati 80 V 13. Yunita S. 60 V 14. Desi P. 80 V 15. Muhammad Iqbal 90 V 16. Ilha Zulaikan N.R. 60 V Jumlah Jumlah Skor Maksimal 1600 Skor yang tercapai 1230 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Tabel 4 : Hasil Tes Formatif Siklus I No Indikator Keterangan 1. Nilai Terendah Nilai Tertinggi Jumlah Nilai Nilai Rata rata Siswa yang tuntas belajar Siswa yang tidak tuntas belajar 4 7. Prosentase ketuntasan belajar 75,00 % 8. Prosentase ketidaktuntasan belajar 25,00 % Pengamatan Dari data pengamatan diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I sudah menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, ada beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan, yakni aspek memperhatikan penjelasan guru. Aspek bertanya dikelompok, kurangnya motivasi yang diberikan guru mungkin menjadi penyebab siswa kurang bertanya dalam kelompok. Aspek bekerjasama dalam kelompok, para JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

11 siswa masih canggung dalam belajar dikelompok bersama dengan temanteman yang lain, karena siswa terbiasa belajar secara individual. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam materi Kebebasan Berorganisasi pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1 sudah berjalan dengan baik. Hasil observasi pada siklus I tentang hasil belajar siswa dapat diketahui dari nilai tes evaluasi pada akhir siklus, Nilai rata-rata hasil belajar mencapai 77, dan ketuntasan belajar yang dicapai baru 75,00,%. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal siswa belum bisa dikatakan tuntas dalam belajar. Refleksi Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diperlukan tindakan lebih lanjut guna menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran siklus I. Upaya perbaikan dilakukan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Siklus II Perencanaan Pelaksanaan tindakan kelas siklus II ini dilaksanakan dikelas V SDN Manisharjo 1, Kecamatan Ngrambe, kabupaten Ngawi Tahun 2015/2016. dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada mata pelajaran PKn yakni Kebebasan Berorganisasi. Adapun kegiatan tersebut dengan perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran. Pelaksanaan Analisis data hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh hasil nilai yang dicapai siswa adalah nilai terendah 70 nilai tertinggi 100, dengan nilai ketuntasan mencapai 87,50%. Jika dibandingkan dengan hasil tes formatif perbaikan pembelajaran siklus I yaitu nilai terendah 60, nilai tertinggi 90, dengan presentase ketuntasan 75,00 bahwa hasil tes formatif perbaikan pembelajaran siklus II mengalami peningkatan 12,50 %. Ada 14 siswa dari 16 siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa sudah dikatakan tuntas dalam belajar, karena siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 75 sebanyak 87,50% lebih besar dari ketuntasan yang diharapkan yaitu 85%. Hasil perolehan nilai siswa pada pembelajaran siklus II, sebagai berikut: Table 5. Nilai Tes Formatif Siklus II Keterangan No Nama Siswa Skor T TT 1. Doni Tri Saputra 90 V 2. Hardyah Ayu S. 90 V JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

12 3. Okki Wahyu W. 90 V 4. Tito P. 80 V 5. Virginia N 100 V 6. Ghovira N. 80 V 7. Sherly Amanda P. 90 V 8. Muaya Murni 70 V 9. Joko P. 80 V 10. Ferdi Irawan Jesika Y. 90 V 12. Siti Umiati 90 V 13. Yunita S. 70 V 14. Desi P. 90 V 15. Muhammad Iqbal 90 V 16. Ilha Zulaikan N.R. 80 V Jumlah Jumlah Skor Maksimal 1600 Skor yang tercapai 1360 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Tabel 6 : Hasil Tes Formatif Siklus II No Indikator Keterangan 1. Nilai Terendah Nilai Tertinggi Jumlah Nilai Nilai Rata rata Siswa yang tuntas belajar Siswa yang tidak tuntas belajar 2 7. Prosentase ketuntasan belajar 87,50 % 8. Prosentase ketidaktuntasan belajar 12,50 % Pengamatan Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dari pada siklus sebelumnya. Secara individual 14 siswa atau 87,50% sudah berhasil mencapai indikator ketuntasan individual yang ditetapkan peneliti, yakni 75. Begitu juga dengan ketuntasan klasikal sudah mencapai indikator yang ditetapkan peneliti yakni 85% siswa mendapat nilai 75. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan, yakni 85. Refleksi Setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran PKn, diperoleh refleksi sebagai berikut : JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

13 a. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran yang cocok diterapkan pada mata pelajaran PKn karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias dan semangat siswa dalam belajar. b. Pemberian media pembelajaran untuk menemukan gaya belajar siswa dapat menarik perhatian dan antusias siswa. c. Perbaikan pembelajaran siklus II sudah baik, karena hasil belajar yang dicapai siswa dari 16 siswa, yang mendapatkan nilai tuntas ada 14 siswa dan tingkat keberhasilannya 87.50%, dan dinyatakan berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya, artinya pada siklus ke-2 ini dinyatakan telah berhasil. 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi pada siklus I dan II terlihat keaktifan siswa dalam belajarnya sangat baik. Penelitian ini menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi Kebebasan Berorganisasi. Pada siklus I akivitas siswa tampak menurun. Hal itu disebabkan karena konsentrasi siswa yang mulai menurun pada jam siang. Siswa yang semula pasif mulai berani mengeluarkan pendapatnya dan siswa yang semula kurang bisa bekerjasama dengan anggota kelompoknya sudah mau bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Hasil belajar yang diperoleh dari nilai evaluasi yang dilakukan pada akhir pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 75,00% atau ada 12 siswa dari 16 siswa yang sudah tuntas belajar sedangkan 4 siswa dinyatakan belum tuntas dalam belajar. Pada siklus II dilakukan perbaikan dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I. Diperoleh nilai ketercapaian siswa adalah 87,50% atau ada 14 siswa dari 16 siswa yang dinyatakan tuntas belajar dan 2 siswa dinyatakan tidak tuntas belajar. Dalam penelitian ini masih terdapat 2 siswa yang tidak tuntas dalam belajar atau nilai siswa masih di bawah KKM yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu: (1) tingkat intelegensi yang dimiliki tiap-tiap siswa berbeda. Perbedaan daya serap belajar juga berbeda, ada yang tinggi ada juga yang memiliki daya serap rendah; (2) rendahnya minat dan kurangnya motivasi diri dalam pembelajaran; (3) siswa kurang berinteraksi dalam pembelajaran, apabila ada hal-hal yang kurang jelas siswa hanya diam saja. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

14 Berdasarkan paparan data pada pra siklus, siklus I dan siklus II, berikut akan dipaparkan peningkatan hasil belajar PKn materi Kebebasan Berorganisasi SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2015/2016. Tabel 7 : Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata Tabel 8 : Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah % 9 56,25 % 12 75,00% 14 87,50 % Grafik Penyebaran Hasil Penelitian Pra Tindak, Siklus I, dan Siklus II Pra Tindak Siklus I Siklus II Rata-rata Ketuntasan Gambar 1 Pada awal pembelajaran sebelum diadakan perbaikan pembelajaran hasil ketuntasan siswa ada 9 siswa atau 56,25%, setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I, mengalami peningkatan menjadi 12 siswa atau 75,00 siklus II mengalami peningkatan menjadi 14 siswa atau 87,50%. Setelah perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti menghentikan kegiatan perbaikan karena ketuntasan belajar baik secara individual maupun secara klasikal sudah tercapai dengan baik dan dirasakan pembelajaran sudah berhasil. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi kebebasan Berorganisasi. A. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

15 1. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Manisharjo 1 Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam diskusi dengan anggota kelompoknya dan dalam menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. 2. Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw terbukti dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas V SDN Manisharjo 1. Hal ini terbukti telah terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar secara signifikan. Nilai rata-rata pada pra tindak sebesar 67, pada siklus I menjadi 77 dan pada siklus II menjadi 85. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal prosentase pada pra tindak sebesar 56,25% pada siklus I menjadi 75,00% dan pada siklus II meningkat secara signifikan menjadi 87,50%. Saran-Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar PKn lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi siswa, hendaknya dapat saling bertukar pendapat dengan siswa lain saat belajar kelompok, sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan dapat menemukan jawaban sendiri. 3. Bagi sekolah, hendaknya memberikan fasilitas yang lengkap agar guru dapat menggunakan fasilitas tersebut dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard I Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Jakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi, dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas Depdiknas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdiknas. Suyatno Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

16 Tim Penyusun Materi Pelatihan Terintegrasi Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas. Wiriaatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn e-issn

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SDN GADINGREJO 01 KECAMATAN UMBULSARI KABUPATEN JEMBER Sri

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi

Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SDN Babadan 2 Kabupaten Ngawi ABSTRAK Oleh : Haryati E-Mail: haryatinafi65@gmail.com Mendasar hasil pengamatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP SD Negeri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar KONSTRUKTIVISME, Vol. 9, No. 2, Juli 2017 p-issn: 1979-9438; e-issn: 2442-2355 FKIP Universitas Islam Balitar, Blitar Http://konstruktivisme.unisbablitar.ejournal.web.id; Email: konunisba@gmail.com PENERAPAN

Lebih terperinci

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN SD Negeri 02 Wuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman, seperti era globalisasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB Oleh: Ian Trianti, Widayati Pujiastuti, Rizal Abstrak Permasalahan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN MARGAHAYU PADA MATERI KEANEKARAGAMAN BUDAYA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas V SDN Inpres Popisi Kecamatan Peling Tengah Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba,

Lebih terperinci

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengurangan Bilangan Sampai Dengan 500 Kelas II SDN 2 Tinigi Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli Hasmiati,

Lebih terperinci

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia Melalui Metode Picture And Picture Pada Siswa Kelas V SDN Giriharjo 2 Kecamatan Ngrambe Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya Danir SD Karya Thayyibah Baiya, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Mengelompokkan Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 4 Tuladenggi Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI SD Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING. Siti Jaenatun SDN Dukuhjati Kidul 02 Kec. Pangkah Kab.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING. Siti Jaenatun SDN Dukuhjati Kidul 02 Kec. Pangkah Kab. Dinamika Vol. 5, No. 2, Oktober 2014 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING SDN Dukuhjati Kidul 02 Kec. Pangkah Kab. Tegal Abstrak Penelitian yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Bambang Supriyanto

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari

Lebih terperinci

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn:

Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp e-issn: Jurnal Biologi & Pembelajarannya, Vol.4, No.2, Oktober 2017, pp. 17-23 e-issn: 2406 8659 17 Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswadengan Metode PembelajaranKooperatifTipe Jigsaw pada Materi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan setiap bangsa, karena melalui pendidikan ini pula siswa diajarkan menjadi manusia yang terampil,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SMP Negeri 3 Comal, Kab. Pemalang Abstrak Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu dari model

Lebih terperinci

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI

OLEH : DRS. ZULIYANTO ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KOMPETENSI DASAR MENUNJUKKAN SIKAP POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS X-C SEMESTER 2 (STUDI KASUS PADA : SMA NEGERI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah Dasar merupakan

Lebih terperinci

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING. Luluk Hidayati PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KAIDAH FUNDAMENTAL BANGSAKU DENGAN TEKNIK JIGSAW DI SMAN I GADING Luluk Hidayati SMAN 1 Gading Kabupaten Probolinggo Abstrak: Tujuan penelitian yang ingin dicapai : (a)

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 ditujukan pada peningkatan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah seorang guru mata pelajaran PKn kelas VIII dan hasil observasi, ditemukan bahwa : 1. Pada

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V Endah Tri Wahyuni 1 1 Universitas Negeri Malang Email: 1 endahtriw7@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO Oleh: Andriani, Anthonius Palimbong, Rizal Abstrak Masih rendahnya hasil belajar PKn di SDN

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pendidikan sangat perlu untuk dikembangkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PADA SISWA KELAS VI A SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL JEMBER Suhirman

Lebih terperinci

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

YENY SURYA DEWI A 54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD N 2 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 JOURNAL PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh : Rini Subekti

Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh : Rini Subekti Drill Pada Siswa Kelas V SDN Karangmalang 1 Kecamatan Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2014/2015 Kasreman Oleh : Rini Subekti ABSTRAK Pada studi pendahuluan, diketahui prestasi hasil belajar siswa kelas

Lebih terperinci

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN 2354-614X Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Retno Sulistyowati 63 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Retno Sulistyowati 292013083@student.uksw.edu Drs. Nyoto Harjono, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori

Lebih terperinci

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Lebih terperinci

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

Lebih terperinci

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK 131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) merupakan mata pelajaran yang bertujuan mendidik siswanya untuk membina moral dan menjadikan warga Negara yang baik, yang diharapkan

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2 Dinamika Vol. 4, No. 3, Januari 2014 ISSN 0854-2172 PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI MICROSOFT WORD MELALUI PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2

Lebih terperinci

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya Mutia Agisni

Lebih terperinci

69 Media Bina Ilmiah ISSN No

69 Media Bina Ilmiah ISSN No 69 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 14 CAKRANEGARA Oleh: A.A.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini sebagai kajian dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sekolah dasar pada

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES SAWIRMAN Guru SD Negeri 004 Batusasak sawir.man@yahoo.com ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya. Jadi bukan ditentukan oleh canggihnya peralatan atau megahnya gedung, juga tidak tergantung

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO Sri Sukaptiyah srisukaptiyah@gmail.com SD Negeri 1 Mongkrong, Karangjati, Wonosegoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang 37 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agung (2012: 63) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn Pemberian Tugas Sebagai Peningkatan Prestasi Pembelajaran Struktur Organisasi Pemerintahan Tingkat Pusat Siswa Kelas IV SDN Giriharjo 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Sri Wahyuni SDN Giriharjo 2 Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI. METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI Yendina Saragih Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi Email: saragihyendina@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, dalam

Lebih terperinci