Bab II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

PERENCANAAN ENERGI TERPADU DENGAN SOFTWARE LEAP (LONG-RANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING)

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL TERHADAP PERMINTAAN ENERGI DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK LEAP

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

Hutan. Padang, 20 September Peneliti pada Balai Litbang Hutan Tanaman Palembang

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan alat pengukur kemiringan kendaraan terhadap media yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2)

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

Termodinamika Material

PELUANG USAHA PEMBESARAN IKAN GURAMEH. Oleh : Riesky Febrian NIM : Kelas : S1.SI.2A

ANALISIS DAMPAK MARKET POWER PADA INDUSTRI KELAPA SAWIT SUMATERA UTARA. Diana Chalil Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa

by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

Apakah Perekonomian Indonesia Melambat?

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard

VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB III TEORI PENUNJANG

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

Manajemen Proyek. Manajemen

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

Sembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan

HIGHLIGHTS. Kebutuhan biaya modal sangat rendah (termasuk pertambangan dan kontrak jasa pengangkutan) sebesar US $ 75 juta

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

Konsumsi Energi Indonesia: Seberapa Boros?

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI

Pemodelan dan Simulasi Panel Surya Dengan Teknik MPPT

KETERSEDIAAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI NTT

Tanya Jawab Seputar Tarif Tenaga Listrik 2015

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. 1.1 Definisi Judul

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dimusnahkan, dapat dikonversikan atau berubah dari bentuk

PENGERTIAN, ASAS DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

I. PENDAHULUAN. dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu negara. Seiring dengan pertambahan

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

PENERAPAN SISTEM INFORMASI UNTUK MANAJEMEN DATA MINERAL

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin

RESPON PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING TERHADAP KONDISI KRISIS EKONOMI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

ANALISIS PENYEDIAAN DAN KEBUTUHAN ENERGI SEKTOR RUMAH TANGGA DI PROVINSI GORONTALO

Anggaran Berbasis Kinerja

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

BAB IV PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA

VIII. EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Modul MM (Material Management)

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH DAN NASIONAL DALAM PRAKIRAAN AWAL MUSIM HUJAN DAN MUSIM KEMARAU BERBASIS DATA SATELIT

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Transkripsi:

Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Energi Energi yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi dapat dirasakan adanya. Energi atau yang sering disebut tenaga, adalah suatu pengertian yang sering sekali digunakan rang. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, dapat diknversikan/berubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain, misalnya pada kmpr di dapur, energi yang tersimpan dalam minyak tanah diubah menjadi api. Jadi energi adalah kemampuan dari suatu sistem untuk melakukan kerja pada sistem yang lain. Energi kemampuan dari suatu sistem untuk melakukan kerja pada sistem yang lain. Knsumsi energi merupakan besarnya energi yang digunakan leh bangunan gedung dalam peride waktu tertentu dan merupakan perkalian antara daya dan waktu perasi. Intensitas Knsumi Energi (IKE), yakni pembagian antara knsumsi energi dengan satuan luas bangunan gedung. Audit energi teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya knsumsi energi dan 8

9 mengenali cara-cara penghematannya. Knversi energi adalah upaya mengefisiensikan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pembrsan energi dapat dihindarkan. Pengellaan energi, yaitu segala upaya untuk mengatur dan mengella penggunaan energi seefisien mungkin pada bangunan gedung tanpa mengurangi tingkat kenyamanan di lingkungan hunian ataupun prduktivitas di lingkungan kerja. Peluang hemat energi (PHE) (Energi cnservatin pprtunity) merupakan cara yang mungkin bisa diperleh dalam usaha mengurangi pembrsan energi. Ptret penggunaan energi, adalah gambaran menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada bangunan gedung, meliputi: jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, prfil beban penggunaan energi, kinerja peralatan energi, dan peluang hemat energi, serta keseluruhan maupun per area di bangunan gedung pada peride tertentu. Pemakaian energi perencanaan, yaitu seluruh pemakaian energi tahunan yang dihitung untuk suatu gedung yang direncanakan. Dunia industri memerlukan energi dalam jumlah yang besar. Energi tersebut di antaranya digunakan untuk keperluan menjalankan mesin mesin industri. Sumber energi yang digunakan di bidang industri biasanya berasal dari listrik dan bahan bakar fsil seperti slar, bensin, dan gas. Seperti telah disebutkan di atas bahwa salah satu sumber energi yang digunakan di bidang industri adalah energi listrik. Sumber energi ini dirasakan sangat penting peranannya dalam perkembangan industri yang semakin mderen. Pertumbuhan kebutuhan energi listrik di Indnesia diprediksi akan mencapai 7.1% per tahun hingga akhir tahun 2012. Energi

10 listrik di industri diperlukan untuk menggerakkan mtr mtr listrik sebagai tenaga penggerak utama pada mesin prses, pemanas kmpnen tertentu pada alat, pendinginan, penerangan, dll. Dari semua keperluan tersebut, knsumsi energi terbesar adalah untuk menggerakkan mtr mtr listrik. Analisis energi ini dapat digunakan untuk memahami dan memperbaiki bagaimana, di mana dan bilamana energi digunakan secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, audit energi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengevaluasi ptensi penghematan energi pada suatu prses prduksi.chapman (1974) dan Pimentel et al. (1974) dalam Shanty (1994) menyebutkan adanya 3 metda yang dapat digunakan untuk mengadakan analisis energi, yaitu: 1. analisis statistik yaitu dengan mengadakan perhitungan energi per unit keluaran dari data statistik. 2. analisis input-utput, yaitu pembuatan suatu matrik yang menunjukkan besarnya setiap kmditi yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap kmditi prduk. 3. analisis prses, yaitu suatu jaringan kerja atau prses yang dibutuhkan untuk membuat suatu prduk akhir yang sudah tertentu. Energi adalah suatu besaran yang secara knseptual dihubungkan dengan transfrmasi, prses atau perubahan yang terjadi. Besaran ini seringkali dikaitkan dengan perpindahan sebuah gaya atau perubahan temperatur, sehingga memungkinkan penentuan satuan jule (perpindahan gaya 1 Newtn sejauh 1 meter), maupun kalr jenis (energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur

11 sebesar 1 derajat per satuan massa material). Dalam keperluan praktis, energi sering kali dikaitkan dengan jumlah bahan bakar atau knsumsi jumlah listrik. 2.2 Pengertian Knservasi Energi Negara Indnesia kaya akan sumber energi, tetapi pemanfaatannya selama ini belum seimbang karena terlalu banyak tergantung pada sumber energi minyak bumi. Padahal sumber energi minyak bumi dewasa ini merupakan sumber pendapatan yang terpenting dan persediaannya terbatas. Ketergantungan pada satu sumber energi yaitu minyak bumi dan prduk turunannya ini tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena kebutuhan energi akan terus meningkat baik disebabkan meningkatnya industri maupun pertambahan jumlah penduduk serta adanya peningkatan kesejahteraan. Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut di atas, disusunlah langkahlangkah kebijakansanaan energi leh pemerintah, langkah-langkah itu adalah: 1. Intensifikasi 2. Diversifikasi 3. Knservasi Knservasi energi merupakan langkah kebijaksanaan yang pelaksanaannya paling mudah dan biayanya paling murah diantara langkah-langkah diatas, serta sekarang juga dapat dilaksanakan leh seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan energi ini dimaksudkan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya sumber energi yang ada, juga dalam rangka mengurangi ketergantugan akan minyak bumi, dengan pengertian bahwa knservasi energi tidak bleh menjadi penghambat kerja perasinal maupun pembangunan yang telah direncanakan. (Badan Krdinasi Energi Nasinal, 1983).

12 Oleh Karena itu disamping harus secepatnya mengembangkan sumbersumber energi dari bahan bakar nn fsil seperti bimassa, bigas, dan sebagainya, harus juga berusaha untuk dapat mengptimalkan penggunaan energi minyak bumi secara lebih tepat, cermat, hemat dan efisien dalam rangka pelaksanaan prgram knservasi energi. 2.3 Manfaat Knservasi Energi a. Tingkat Nasinal Memperleh hasil yang cepat. Mengurangi lad shading. Menambah penyediaan untuk ekspr. Penggunaan perawatan lkal. Menciptakan lapangan kerja. Inflasi yang lebih rendah. b. Tingkat Pabrik Biaya prduksi menurun. Psisi bersaing yang lebih baik. Meningkatkan kemampuan, tantangan perubahan kerja. Peningkatan prduksi. Mengurangi dampak negative terhadap lingkungan.

13 2.4 Intensitas Energi Intensitas Energi adalah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan grss dmestic prduct (GDP) atau prduk dmestik brut. Semakin efisien suatu negara, maka intensitasnya akan semakin kecil. Intensitas Energi Indnesia sebesar 482 TOE (tn-il-equivalent) per sejuta dllar AS. Artinya untuk menghasilkan nilai tambah (GDP) 1 juta dllar AS, Indnesia membutuhkan energi 482 TOE. Sebagai perbandingan, intensitas energi Malaysia 439 TOE/juta dllar AS, dan intensitas energi rata-rata negara maju yang tergabung dalam OECD (Organisasi Kerja Sama Eknmi dan Pembangunan) hanya 164 TOE/juta dllar AS. Angka elastisitas dan intensitas energi yang relatif tinggi ini menunjukkan bahwa pemakaian energi di Indnesia termasuk tidak efisien atau brs. Dan ini juga mengindikasikan rendahnya daya saing industri di Indnesia karena terjadi inefisiensi energy yang berdampak pada tingginya biaya prduksi. Atau dalam frmulasi yang agak berbeda, Energi di Indnesia masih banyak digunakan untuk kegiatan yang tidak atau kurang menghasilkan. Knsep Penggunaan sumber daya energi Indnesia selama ini adalah sumber energi digunakan langsung untuk memperleh pendapatan negara tanpa memperhatikan prinsip sustainability. Ini berakibat pada penggunaan sumber daya energi belum sepenuhnya ditujukan untuk memperleh nilai tambah eknmi yang tinggi. Selain itu juga ada beberapa permasalahan dalam pengellaan sumber daya energi diantaranya : 1. Sebagian besar sumberdaya energi (SDE) diekspr 2. Laju kegiatan eksplitasi SDE cukup tinggi

14 3. Sebagian besar terikat kntrak jangka panjang 4. Kebijakan investasi hanya berrientasi untuk kegiatan eksplitasi 5. Ketergantungan pada jenis sumber energi tertentu 6. Lambatnya prgram diversifikasi energi Intensitas energi adalah perbandingan antara jumlah knsumsi energi per PDB (Pendapatan Dmestik Brut). Semakin efisien suatu negara, maka intensitasnya akan semakin kecil. Intensitas energi Indnesia sekitar empat kali intensitas energi Jepang (Index Jepang=100, Indnesia=400). Angka tersebut juga di atas intensitas energi negara-negara Amerika Utara (sekitar 300), negara-negara OECD (sekitar 200), bahkan Thailand (sekitar 350). Gambar 2.1 memperlihatkan hubungan intensitas energi dan energi per kapita beberapa negara pada tahun 1998. Seperti yang ditunjukan diagram dibawah ini. Sumber : Ariati.Ratna, Knservasi Energi Nasinal: Prgram dan Implementasinya, dipresentasikan pada Pertemuan Pendahuluan Studi Peluang Knservasi Energi di Htel Melati. Jakarta, 20 Februari 2004 Gambar 2.1 Diagram Hubungan Intensitas Energi dan Energi per Kapita

15 Akibatnya adalah lemahnya ketahanan energi nasinal. Salah satu indikasi keadaan tersebut adalah intensitas energi yang tinggi seperti terlihat pada grafik diatas.intensitas energi adalah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan grss dmestic prduct (GDP) atau prduk dmestik brut sebesar 1 juta dllar AS. Intensitas energi merupakan salah satu alat ukur dari efisiensi energi yang mengacu pada keadaan eknmi nasinal. Intensitas Energi tinggi artinya harga energi relatif tinggi dibandingkan dengan jumlah GDP. Intensitas Energi rendah artinya harga energi relatif murah dibandingkan dengan jumlah GDP. Pada grafik terlihat bahwa intensitas atau penggunaan energi nasinal Indnesia menempati urutan tertinggi diantara negara-negara tersebut. Namun, disisi lain, knsumsi energi per kapita Indnesia masih sangat rendah dibanding negara-negara seperti Jepang, Uni Erpa, Amerika Serikat, Jerman, Malaysia dan Thailand, knsumsi energi perkapita Indnesia menempati urutan terendah. Rendahnya knsumsi perkapita ditunjang dengan data rasi elektrifikasi di Indnesia saat ini baru sekitar 60%, Sekitar 40% penduduk di Indnesia hingga kini belum dapat menikmati listrik. 2.5 Perhitungan Intensitas Energi Berikut ini adalah persamaan dalam menghitung nilai intensitas energi :

16 Dalam persamaan tersebut satuan dapat disesuaikan dengan satuan yang digunakan leh masing-masing perusahaan misal knsumsi energi (kwh, Rp, dll) dan prduksi (tn, kg, yard, Rp, dll), namun peride yang biasa digunakan adalah per tahun. 2.5.1 Pemakaian Energi Per Kapita Indnesia Sangat Sedikit, Namun Output Eknminya Rendah Beberapa hal yang sedang dilakukan leh pemerintah untuk menanggulangi masalah diatas, diantaranya adalah 1. Mengurangi ketergantungan BBM. 2. Meningkatkan penggunaan energi terbarukan sebagai energi alternatif 3. Efisiensi penggunaan energi. Namun pengembangan energi alternatif di Indnesia masih menemui kendala, dikarenakan : 1. Masih tingginya biaya investasi energi terbarukan dibanding energi knvensinal. 2. Kurangnya mekanisme insentif dan pembiayaan. 3. Kurangnya dukungan kebijakan. 4. Rendahnya kemampuan industri dalam negeri. 5. Subsidi BBM yang berkepanjangan.

17 2.6 Pengertian Lng-range Energy Alternatives Planning System (LEAP) LEAP adalah perangkat lunak kmputer yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dan evaluasi kebijakan dan perencanaan energi. LEAP dikembangkan leh Stckhlm Envirnment Institute, Bstn, USA. LEAP telah digunakan dibanyak negara terutama negara-negara berkembang karena menyediakan simulasi untuk sumber energi dari bimasa. Indnesia melalui Pusat Infrmasi Energi (PIE) dan Yayasan Pertambangan dan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2002 menerbitkan buku Prakiraan Energi Indnesia 2010 yang menggunakan LEAP sebagai alat bantu analisis perencanaan permintaan-penyediaan energi di Indnesia dari tahun 2000 hingga 2010. LEAP adalah singkatan dari Lng-range Energi Alternatives Planning system. LEAP adalah suatu sftware kmputer yang dapat digunakan untuk melakukan analisa dan evaluasi kebijakan dan perencanaan energi. Versi pertama LEAP diluncurkan tahun 1981. Versi LEAP terakhir adalah LEAP 2008, yang merupakan pengembangan dari LEAP 2000. Mulai LEAP 2000, sftware LEAP telah berbasis windw. (accunting). Permintaan energi atau pemaskan energi dalam metde akunting ini dihitung dengan menjumlahkan pemakaian dan pemaskan energi masing-masing jenis kegiatan. Dalam LEAP terdapat 4 mdul utama yaitu Mdul Variabel Penggerak (Driver Variable), Mdul Permintaan (Demand), Mdul Transfrmasi (Transfrmatin) dan Mdul Sumber Daya Energi (Resurces). Prses pryeksi penyediaan energi dilakukan pada Mdul Transfrmasi dan Mdul Sumber Daya

18 Energi, sedang prses pryeksi kebutuhan energi dilakukan pada Mdul Demand yang di drive dari Mdul Variabel Penggerak. Mdul Key Assumptins adalah untuk menampung parameterparameter umum yang dapat digunakan pada Mdul Demand maupun Mdul Transfrmatin. Parameter umum ini misalnya adalah jumlah penduduk, PDB (prduk dmestik brut), dan sebagainya. Mdul Key Assumptins ini sifatnya kmplemen terhadap mdul lainnya. Pada mdel yang sederhana, dapat saja mdul ini tidak difungsikan. Mdul Demand adalah untuk menghitung permintaan energi. Pembagian sektr pemakai energi sepenuhnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan pemdel. Permintaan energi didefinisikan sebagai perkalian antara aktifitas pemakaian energi (misalnya jumlah penduduk, jumlah kendaraan, vlume nilai tambah, dsb.) dan intensitas pemakaian energi kegiatan yang bersangkutan. Mdul Statistical Differences adalah untuk menuliskan asumsiasumsi selisih antara data demand dan supply karena perbedaan pendekatan dalam perhitungan demand dan perhitungan supply energi. Cabang-cabang dalam Mdul Statistical Differences akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimdelkan dalam Mdul Demand. Pada umumnya, statistical differences pada pemdelan dianggap nl. Mdul Transfrmatin adalah untuk menghitung pemaskan energi. Paskan energi dapat terdiri atas prduksi energi primer (gas bumi, minyak bumi, batubara, dsb.) dan energi sekunder (listrik, bahan bakar

19 minyak, LPG, briket batubara, arang, dsb.). Susunan cabang dalam Mdul Transfrmatin sudah ditentukan strukturnya, yang masingmasing kegiatan transfrmasi energi terdiri atas prcesses dan utput. Mdul Stck Changes adalah untuk menuliskan asumsi-asumsi perubahan stk atau cadangan energi pada awal tahun tertentu dengan awal tahun berikutnya. Cabang-cabang dalam Mdul Stck Changes akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimdelkan dalam Mdul Transfrmatin. Pada umumnya, perubahan stk pada pemdelan dianggap nl. Mdul Resurces terdiri atas Primary dan Secndary. Kedua cabang ini sudah default. Cabang-cabang dalam Mdul Resurces akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenisjenis energi yang dimdelkan dalam Mdul Transfrmatin. Beberapa parameter perlu diisikan, seperti jumlah cadangan (minyak bumi, gas bumi, batubara, dsb.) dan ptensi energi (tenaga air, bimasa, dsb.).