Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese
|
|
- Veronika Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya pembangunan yang diikuti dengan pertumbuhan dan perekembangan perekonomian Indonesia, kebutuhan energi nasional juga semakin meningkat. Penyediaan energi nasional saat ini sangat terbatas karena sumber energi utama bahan bakar fosil yaitu minyak, gas dan batubara yang sifatnya dapat diperbarui semakin berkurang emisi gas rumah kaca semakin banyak yang berakibat meningkatnya pemanasan global dan berdampak pada perubahan iklim. Dalam Kebijakan Energi Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006, salah satu kebijakan utamanya adalah konservasi energi. Adapun salah satu tergetnya adalah menurunkan elastisitas energi sebesar kurang dari satu pada tahun Elastisitas energi adalah perbandingan antara pertumbuhan energi terhadap pertumbuhan ekonomi. Elastisitas energi adalah salah satu indicator konservasi energi, semakin kecil nilai elastisitas energi berarti semakin efisien. Salah satu upaya yang paling cepat untuk mengatasi keterbatasan pasokan energi dan penurunan gas rumah kaca yang sesuai denagan kebijakan energi nasional adalah dengan melakukan langkah-langkah konservasi energi antara lain melalui audit energi dan implementasi hasil-hasilnya. Peluang konservasi energi di Indonesia sangat besar. Dari hasil survai bahwa sektor industri mempunyai potensi penghematan sekitar 10-30%. Beberapa perusahan telah melakukan upaya peningkatan efisiensi energi terutama berkaitan dengan penggantian peralatan dan pengoperasian peralatan. Namun demikian dalam penerapannya masih banyak dijumpai hambatan karena belum dilakukannya audit energi dan penerapan efisiensi energi dilakukan berdasarkan perkiraan saja. Disamping itu maslah pendanaan merupakan hambatan yang cukup besar dalam melakukan upaya efisiensi energi
2 Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kesepakatan sukarela antara pihak industri yang berminat dalam implementasi konservasi energi dengan pemerintah, lembaga finansial dan pemasok peralatan hemat energi untuk melakukan audit energi dan implementasi rekomendasi hasil-hasilnya. Dalam hal ini pemerintah menyediakan pelayanan audit energi secara gratis kepada perusahaan yang telah mendatangani surat komitmen untuk dilakukan audit energi dan penurunan gas kaca. Program kemitraan ini merupakan insentif dari pemerintah untuk mendorong sektor industri melaksanakan program konservasi energy dan Industri dapat melakukan audit energy sendiri. 1.2 Tujuan Penelitian Secara umum audit energi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan energi, serta rasional dalam pemakaian dan pengoperasiannya. Dengan penggunaan energi yang efisien, efektif, dan rasional tentunya tanpa mengurangi kualitas, produktivitas, dan kenyamanan kerja. Maksud konsultan dari kegiatan audit energi di sektor industri adalah membantu peserta program kemitraan konservasi energi untuk dapat melaksanakan penghematan energi melalui bantuan teknis audit energi dari pemerintah dalam hal ini DJLPE (Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi). Tujuan dari Audit Energi di sektor industri adalah mengindentifikasi peluang-peluang penghematan energi dan memberikan rekomendasi langkahlangkah penghematan energi yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak manajemen perusahaan sekaligus menyusun studi kelayakannya jika hasil audit energi merekomendasikan manajemen perusahaan untuk melakukan investasi berbiaya sedang (medium cost) atau tinggi (high cost) guna memperoleh penghematan energi atau dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada industri meliputi. jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi,
3 profil beban penggunaan energi, kinerja peralatan energi dan peluang penghematan energi (Energi Conservation Opportunity= ECOs) 2 Mengidentifikasi dan mengenali cara-cara untuk penghematan energi pada industri di objek lokasi yang ditentukan. 1.3 Manfaat Penelitian Kebijakan pemerintah dalam menaikan tarif dasar listrik merupakan salah satu alternatif upaya dalam mengatasi permasalahan energi listrik. Namun, kebijakan tersebut akan memberi dampak terhadap entitas-entitas lain khususnya sektor industri yang memanfaatkan mesin-mesin dalam menjalankan kegiatan operasional seperti industri farmasi, dimana pengkondisian udara ruangan produksi, fasilitas air tidak boleh berhenti meskipun tidak ada kegiatan produksi. Hal ini untuk menjaga agar tidak tumbuh mikroba yang berdampak kualitas produksi. Jumlah energy listrik yang dikeluarkan diluar proses produksi akan dimasukkan dalam Harga Pokok Produksi ( HPP ) sehingga akan menurunkan daya saing dan menurunkan daya beli masarakat. Dengan dilakukan audit energy akan bermanfaat. 1. Bagi industry akan dapat menekan biaya energi sehingga dapat meningkatkan daya saing 2. Bagi pemerintah, dapat mengurangi beban subsidi listrik serta menghemat cadangan energy nasional. 3. Bagi penyedia Energy, dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan tidak ada lagi pemadaman bergilir serta menunda pembangunan pembangkit baru yang memerlukan investasi besar. 1.4 Perumusan Masalah Bersadarkan manfaat dan tujuan, maka dirumuskan masalah sbb, 1. Melakukan audit energy pada beberapa kegiatan perusahaan, Proses produksi antara lain : Data deskripsi pabrik. Pola penggunaan energi, Intersitas Konsumsi Energi. Sistem Manajemen Energi, Sistem Distribusi Energi dan Peralatan Pemanfaat Energi.
4 2. Melakukan analisa atau kajian terhadap data hasil audit energy untuk mendapatkan potensi penghematan energy dan langkah-langkah penghematan energi. 3. Rekomendasi langkah-langkah penghematan energi berdasarkan : a. Low cost/ No Cost : Pay back period 1 tahun dan saving energy 5-15% Atau : 30% biaya pemakaian energy (energy cost ) b. Medium cost : Pay back period 2-3 tahun dan saving energy 15-30% Atau : 30%-70% biaya pemakaian energy (energy cost ) c. High cost : Pay back period 3 tahun dan saving energy % Atau : 70% biaya pemakaian energy (energy cost ) 4. Menentukan prioriatas penerapan konservasi energy yang layak untuk dilaksanakan studi kelayakan (feasibility study) berdasarkan hasil rekomendasi yang memerlukan biaya sedang atau biaya tinggi dan dikonsultasikan dengan manajemenn perusahaan. Penyusunan studi kelayakan (feasibility study) yang berisikan analisis tekno ekonomi, financial dan desain teknis. 5. Memberikan pelatihan efisiensi energy kepada tim teknis di masing-masing bagian pada perusahaan 1.5 Pertanyaan Penelitian 1. Apakah di PT Phapros dalam penggunaan energi ada korelasi terhadap produksi. 2. Apakah dalam pelaksanaan system manajemen energy dalam promosi konservasi energy sudah berjalan dengan baik ditinjau dari : a. Kebijakan manajemen energi b. Organisasi dan petugas energi c. Motivasi Staf d. Promosi konservasi Energi
5 e. Investasi penghematan Energi 3. Apakah di PT Phapros ada potensi penghematan energi dengan penggunaan peralatan listrik, mutu daya energi listrik, dan adanya evaluasi penggunaan energi Batasan Masalah Batasan-batasan masalah yang melingkupi penelitian ini antara lain : Pemanfaatan energi pada industri meliputi. jenis, jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, profil beban penggunaan energi, kinerja peralatan energi dan peluang penghematan energi (Energi Conservation Opportunity= ECOs) 1.7. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori tentang sejarah singkat berdirinya PT. Phapros, dasar teori konservasi energi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tahapan metodologi penelitian BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITAIN Pada bab ini berisi tentang pembahasan dan hasil penelitan audit energi awal, dan audit rinci, serta pencarian peluang penghematan energi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang rangkuman hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya serta saran-saran kedepan terkait hasil penelitian yang telah diperoleh serta rekomendasi peluang penghematan energi.
BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, baik sebagai bahan bakar, bahan baku, maupun sebagai komoditas ekspor. Konsumsi energi terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling mudah dan paling banyak digunakan masyarakat luas. Dari tahun ketahun permintaan akan energi listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan pasar terhadap berbagai inovasi, kualitas dan kuantitas hasil produksi terus meningkat, sehingga perusahaan juga dituntut untuk meningkatkan efisiensi proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini energi merupakan kebutuhan utama setiap manusia. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat berbanding lurus dengan
Lebih terperinciPP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Oleh : Kunaefi, ST, MSE
Lebih terperinciPROGRAM KONSERVASI ENERGI
PROGRAM KONSERVASI ENERGI Disampaikan pada: Lokakarya Konservasi Energi DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Bandung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pencahayaan digunakan ketika penerangan alami tidak dapat memenuhi persyaratan penerangan ruang dalam bangunan. Dilihat dari penggunaan energi listrik suatu bangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita.tanpa adanya energi listrik, berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan baik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tugas akhir merupakan salah satu mata kuliah yang harus diikuti oleh Mahasiswa, khususnya Departemen Pendidikan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciVI. SIMPULAN DAN SARAN
VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, konsumsi energi listrik pada masyarakat sangat meningkat yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan bertambahnya
Lebih terperinciSISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA
9 LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan yang sering sekali menjadi pusat perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi. Di Indonesia, hal
Lebih terperinciKEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL
KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sosialisasi Program ICCTF 2010-2011 Kementerian Perindustrian
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009
INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan
Lebih terperinciSETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT
SETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT 2001-2002 A. Program DSM 1. Latar Belakang : Kebijakan Pemerintah di bidang energi yang ditempuh sejak awal tahun 1980 an dan direvisi secara periodik dituangkan
Lebih terperinci2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini sedang berada dalam tren positif. Listrik merupakan salah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat penelitian Survey lapangan merupakan wahana untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dari obyek penelitian. Survey lapangan dilakukan di ruangan panel listrik
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
VISI: Terwujudnya pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan
Lebih terperinciPeran dan Strategi Dunia Usaha dalam Implementasi NDC Sektor Energi Dr. Ir. Surya Darma, MBA
` Peran dan Strategi Dunia Usaha dalam Implementasi NDC Sektor Energi Dr. Ir. Surya Darma, MBA Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia Trend ET dunia dan pembelajaran untuk Indonesia Mengapa
Lebih terperinciKeputusan Presiden No. 43 Tahun 1991 Tentang : Konservasi Energi
Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1991 Tentang : Konservasi Energi Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 43 TAHUN 1991 (43/1991) Tanggal : 25 SEPTEMBER 1991 (JAKARTA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan atau gedung bertingkat banyak dijumpai di kota besar, seperti DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran, bahkan sekolah / kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama pada semua sektor kehidupan. Seiring bertambahnya kebutuhan manusia, maka meningkat pula permintaan energi listrik. Suplai
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI
PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI ENERGI DI SEKTOR INDUSTRI TRI RENI BUDIHARTI KEPALA PUSAT PENGKAJIAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA,22 OKTOBER 2012 1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ketenagalistrikan menjadi bagian yang menyatu dan tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi suatu negara, juga merupakan komponen yang sangat penting bagi pembangunan
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU
TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU Disusun : HENDRO DWI SAPTONO NIM : D 200 050 116 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MEI 2010 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciProsedur audit energi pada bagunan gedung
Standar Nasional Indonesia Prosedur audit energi pada bagunan gedung ICS 91.040.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang Iingkup...1 2 Acuan...1
Lebih terperinci50001, BAB I PENDAHULUAN
Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik menjadi kebutuhan utama manusia baik sektor rumah tangga, industri, perkantoran, dan lainnya. Kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki
Lebih terperinciDisampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi
Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Badan Kebijakan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI Yogyakarta, 13 Juli 2017 DAFTAR ISI I LATAR BELAKANG II KEBIJAKAN DAN PROGRAM KONSERVASI ENERGI NASIONAL III KAMPANYE HEMAT ENERGI I MENGAPA HEMAT ENERGI? KEBUTUHAN
Lebih terperinciVersi 27 Februari 2017
TARGET INDIKATOR KETERANGAN 7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses universal 7.1.1* Rasio elektrifikasi Indikator nasional yang sesuai dengan indikator layanan energi yang global (Ada di dalam terjangkau,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang penilaian energi. Hal-hal yang melatarbelakangi dan tujuan dari penelitian dijelaskan pada bagian ini. 1.1. Latar Belakang Energi
Lebih terperinciAudit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan
Audit Energi Institut Teknologi Indonesia Teddy Dharmawan 114132512 Pendahuluan Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah PBB, yaitu United Nations Industrial Development
Lebih terperinciPERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK
PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK The New Climate Economy Report RINGKASAN EKSEKUTIF Komisi Global untuk Ekonomi dan Iklim didirikan untuk menguji kemungkinan tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan
Lebih terperinciEFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA EFISIENSI ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI oleh : Maryam Ayuni Direktorat Disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar selain pangan dan air karena hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini cukup besar, salah satunya
Lebih terperinciBAB I 1 PENDAHULUAN. listrik menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Sumber energi yang digunakan untuk pembangkitan listrik perlu diperhatikan
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Banyak sekali masyarakat yang bergantung pada tenaga listrik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui bahwa matahari adalah sumber penghidupan bagi makhluk hidup, yang diciptakan Tuhan sebagai suatu kelengkapan unsur jagat raya. Energi
Lebih terperinciRENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI
RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014 KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan,
Lebih terperinciEVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
EVALUASI NILAI IKE MELALUI AUDIT ENERGI AWAL KAMPUS 3 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN Riky Dwi Puriyanto 1), Sunardi 2), Ahmad Azhari 3) 1 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Ahmad Dahlan Email: rikydp@ee.uad.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta, ibukota negara Indonesia, merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek, baik itu dari aspek sosial, budaya, ekonomi maupun teknologi. Banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya akan potensi sumber daya alam yang melimpah, baik matahari,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterbatasan energi listrik dan tingginya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil membuat pemerintah harus tanggap untuk mecari solusi dari permasalahan tersebut dengan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA
IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA Aan Zainal M 1), Udisubakti Ciptomulyono 2) dan I K Gunarta 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperincitelah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga
KEYNOTESPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIC INDONESIA PADA PENGANUGERAHAN PAMERAN FOTO INDUSTRI HIJAU Plaza Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta 7 Mei 2013 Yang saya hormatl, para hadirin sekalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Posisi Energi Fosil Utama di Indonesia ( Dept ESDM, 2005 )
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor energi memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan karena segala aktivitas manusia membutuhkan pasokan energi, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu negara. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah konsumsi listrik yang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi energi listrik di gedung Fakultas Pertanian Unila mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik di gedung Fakultas Pertanian Unila mengalami peningkatan setiap bulannya, sehingga perlu dilakukan perhitungan konsumsi energi listrik ulang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keamanan pasokan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ketersediaan energi di Indonesia di klaim sangat berlimpah mengingat bahwa keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis dan beridentitaskan sebagai Negara kepulauan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DI BIDANG TATA CAHAYA UNTUK GEDUNG KAMPUS BONAVENTURA UAJY
AUDIT ENERGI DI BIDANG TATA CAHAYA UNTUK GEDUNG KAMPUS BONAVENTURA UAJY TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri JACKY WAHYUDI 09 06 06037 PROGRAM
Lebih terperinciINSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI
MENUJU KEDAULATAN ENERGI DR. A. SONNY KERAF KOMISI VII DPR RI SEMINAR RENEWABLE ENERGY & SUSTAINABLE DEVELOPMENT IN INDONESIA : PAST EXPERIENCE FUTURE CHALLENGES JAKARTA, 19-20 JANUARI 2009 OUTLINE PRESENTASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan usaha.
Lebih terperinciKrisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global
Krisis Pangan, Energi, dan Pemanasan Global Benyamin Lakitan Kementerian Negara Riset dan Teknologi Rakorda MUI Lampung & Jawa Jakarta, 22 Juli 2008 Isu Global [dan Nasional] Krisis Pangan Krisis Energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak macam dan jenis energi yang berhubungan dengan kehidupan manusia di alam ini, tetapi secara garis besar di bedakan menjadi dua macam jenis sumber energi yaitu
Lebih terperinciSistem Manajemen Energi (SME) Energy Management System (EnMS)
Sistem Manajemen Energi (SME) Energy Management System (EnMS) HOTEL BENCHMARKING TOOLS AND STRATEGIC ENERGY MANAGEMENT PILOT PROGRAM USAID ICED-Jakarta, 26 November 2013 Outline Presentasi: 1. Latar Belakang
Lebih terperinciSITUASI ENERGI DI INDONESIA. Presented by: HAKE
SITUASI ENERGI DI INDONESIA Presented by: HAKE Potensi Dan Pemanfaatan Energi Fosil Dan Energi Terbarukan No Energi Fosil Sumber Daya Cadangan Rasio Ct/Produksi Produksi (Sd) Terbukti (CT) (Tahun) 1 Minyak
Lebih terperinciBAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS
BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Beberapa peranan strategis energi antara lain sumber penerimaan negara, bahan bakar dan bahan baku
Lebih terperinciKebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Kebijakan Manajemen Energi Listrik Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta giriwiyono@uny.ac.id KONDISI ENERGI SAAT INI.. Potensi konservasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Untuk menganalisis data dari hasil penelitian ini dengan menggunakan software LEAP (Long-range Energi Alternatives Planning system). 3.2 Bahan Penelitian
Lebih terperinciSISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA
LAMPI RAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik pribadi. Pengusahaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan selama 1 bulan pada tanggal 16 januari 2017 sampai 16 februari
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakaan pada Blok B Keuangan Negara Yogyakarta yang berada di Jalan Kusumanegara No. 11 Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
1. INDIKATOR MAKRO 2010 2011 2012 No Indikator Makro Satuan Realisasi Realisasi Realisasi Rencana / Realisasi % terhadap % terhadap APBN - P Target 2012 1 Harga Minyak Bumi US$/bbl 78,07 111,80 112,73
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan energi listrik merupakan salah satu aspek penting dalam aktivitas manusia. Oleh karena itu, penyediaan tenaga listrik harus menjadi prioritas dalam
Lebih terperincidiharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini zaman sudah semakin berkembang dan modern. Peradaban manusia juga ikut berkembang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia terus berpikir bagaimana
Lebih terperinci[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012
[ F1.15 ] [AUDIT ENERGI DI PABRIK KELAPA SAWIT] [ Dr. Hariyanto, Dr. Achmadin Lutfi, Budiman Kamil, ST, Mahyudin, Madnoh Ssos] [ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012 LATAR BELAKANG Latar Belakang:
Lebih terperinciGambar 1. Kenaikan Tarif Dasar Listrik Tahun 2013 (KESDM, 2012) Gambar 2. Biaya Tagihan Listrik Tahun 2012 dan Tahun 2013 (RSIS, 2013)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Islam Surakarta dihadapkan pada kondisi bisnis yang sangat kompetitif dimana banyak berdiri rumah sakit baru disekitarnya. Service of excellent meliputi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK
Lebih terperinciSlide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta
Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta Slide 1 Pada pertemuan G-20 di Pittsburg tahun 2009, Pemerintah
Lebih terperinciANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR
TUGAS AKHIR ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menanggapi isu penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh kebijakan dunia dan negara
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN
ANALISIS EKONOMI PENGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN Endah Asmawati 1, Marlina 2, Junanik Idayani 3 1 Teknik Informatika dan Pusat Studi Energi Terbarukan, 2 Hukum dan Pusat Studi Energi Terbarukan,
Lebih terperinciMEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL Oleh: Kardaya Warnika Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan dan target untuk mendukung pengembangan dan penyebaran teknologi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan masih sangat bergantung pada iklim kebijakan yang kuat. Di tahun 2013 terdapat sejumlah peningkatan kebijakan dan target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi energi nasional, dimana menurut data Departemen Energi dan Sumber Daya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batubara selain minyak dan gas bumi merupakan penyumbang terbesar produksi energi nasional, dimana menurut data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2007
Lebih terperinciOPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA
OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA Prof. Indra Bastian, MBA, Ph.D, CA, CMA, Mediator PSE-UGM Yogyakarta,25 Agustus 2014 PRODUK GAS 1. Gas alam kondensat 2. Sulfur 3. Etana 4. Gas alam cair (NGL): propana,
Lebih terperinciDisampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan Direktorat
Lebih terperinciPERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)
PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED) Oleh Ir. EDDY SAPUTRA SALIM, M.Si Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara PADA ACARA SOSIALISASI RENCANA UMUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. utama. Perkembangan teknologi dengan tujuan memudahkan semua aktifitas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Energi adalah salah satu kebutuhan manusia di jaman modern yang sangat utama. Perkembangan teknologi dengan tujuan memudahkan semua aktifitas dan kegiatan manusia
Lebih terperinciKebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan
Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi dan Pembangkitan
Lebih terperinciWorkshop Low Carbon City
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada : Workshop Low Carbon City oleh : Luluk Sumiarso Direktur
Lebih terperinciKONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES
KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)
Lebih terperinciPERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL DI GEDUNG BERTINGKAT
PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL DI GEDUNG BERTINGKAT TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Elektro Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciIndonesia Water Learning Week
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI Indonesia Water Learning Week DisampaikAllan oleh: Alihuddin Sitompul- Direktur Aneka Energi
Lebih terperinci