PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Perkembangan Permukiman Terhadap Dinamika Harga Lahan Di Surabaya Barat

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambaran umum Surabaya Barat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIEF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA

Tingkat Pendapatan Kelurahan Pendapatan Petambak

Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010

Penentuan Lokasi Rumah Susun Sederhana Campuran (Mixed Use) di Surabaya Barat

KAJIAN PERUBAHAN HARGA LAHAN DI KORIDOR JALAN KASIPAH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT BERKAITAN DENGAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN GRAHA CANDI GOLF SEMARANG

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) D-73

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

I. PENDAHULUAN. membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal, tempat pendidikan keluarga dan

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini berada dalam tahap yang

BAB VI PENUTUP VI. 1 Temuan Studi

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Pemukiman sebagai suatu kebutuhan dasar hidup manusia yang harus dipenuhi,

Pemetaan Kesadahan Total Air Sumur di Wilayah Surabaya Barat Berbasis Aplikasi Sistem Informasi Geografis

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

TUGAS AKHIR. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar sarjana teknik (S-1) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL. Oleh :

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

Perumahan Golf Residence 2 Graha Candi Golf Semarang (dengan Penekanan Desain Arsitektur Tropis)

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

TUGAS AKHIR RP

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Arahan Distribusi Lokasi Pos Pemadam Kebakaran Berdasarkan Kawasan Potensi Risiko Bencana Kebakaran di Kota Surabaya

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi dari

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

GEOGRAFI. Sesi DESA - KOTA : 2. A. PENGERTIAN KOTA a. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun b. R. Bintarto B.

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KECAMATAN UMBULHARJO, KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

fungsi jalan, harga lahan, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan ketersediaan sarana prasarana. C uste s r te I Cluster II

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

Clustering Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota Surabaya

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1

Pemahaman atas pentingnya Manual Penyusunan RP4D Kabupaten menjadi pengantar dari Buku II - Manual Penyusunan RP4D, untuk memberikan pemahaman awal

POLA SPASIAL HARGA LAHAN SEPANJANG KORIDOR MERR PADA RUAS RUNGKUT SAMPAI ARIF RAHMAN HAKIM DI KOTA SURABAYA

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

DAMPAK KEBERADAAN PERMUKIMAN SOLO BARU TERHADAP KONDISI EKONOMI, SOSIAL DAN FISIK PERMUKIMAN SEKITARNYA

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Karakteristik Pengguna Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perumahan di Kecamatan Rungkut

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN TERTINGGAL KABUPATEN PAMEKASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup manusia karena lahan merupakan input penting yang

CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

PERUBAHAN FUNGSI PEMANFAATAN RUANG DI KELURAHAN MOGOLAING KOTA KOTAMOBAGU

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGGABUNGAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rendra Suprobo aji

Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA Wilayah dan Hirarki Wilayah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP DINAMIKA HARGA LAHAN DI SURABAYA BARAT Oleh: Ayu Kemala Ghana 3608100033 Dosen Pembimbing : Ardy Maulidy Navastara, ST., MT Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

60,17% lahan terbangun dari luas seluruh Kota Surabaya dengan sebagian besar didominasi oleh permukiman sebesar 39.83%. Perumahan skala besar: CitraLand, Bukit Darmo Golf, Graha Famili, dan Pakuwon Indah Tahun 1993 : Rp 400.000 per m² Tahun 2012 (cluster Bukit Golf) : Rp. 5 juta - Rp 8 juta per m². Rata-rata di Citraland Rp. 7 juta per m². Pertumbuhan harga lahan tahun 2000-2012 lebih dari 200%. Dinamika harga lahan perkembangannya yang sangat cepat karena semakin meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya infrastruktur Belum diketahuinya keterkaitan antara pengaruh perkembangan permukiman terhadap dinamika harga lahan

Rumusan Masalah: faktor-faktor apa saja yang menentukan dinamika pada harga lahan akibat pengaruh perkembangan permukiman di Surabaya Barat? Tujuan: Menentukan keterkaitan antara pengaruh perkembangan permukiman terhadap dinamika harga lahan di Surabaya Barat

Ruang Lingkup Menurut RP4D pengembangan perumahan menengah ke atas yang tersebar di 4 kecamatan yaitu, Kecamatan Lakarsantri, Sambikerep, Pakal dan Benowo.

Perkembangan Permukiman : Pengembangan (UU No. 1 tahun 2011 tentang perumahan dan Lahan permukiman, Doxiadis C.a dkk), permukiman adalah suatu kawasan perumahan sebagai tempat tinggal yang ditata secara fungsional sebagai satuan sosial, Lahan (Mather, Kivell, dll) : ekonomi, dan fisik tata ruang, dilengkapi dengan Sumber daya alam yang merupakan prasarana hal yang lingkungan, sangat sarana umum, dan fasilitas penting bagi manusia dan memiliki sosial. karakteristik Maka salah yang satu bentuk perkembangan unik. permukiman adalah pengembangan lahan perumahan Faktor-faktor yang menentukan dinamika harga lahan (Eckert, Berry, Drabkin, Wolcott, dll) : Faktor ekonomi, fisik lingkungan, politik dan kebijakan pemerintah, sosial) Pasar lahan (Mattingly Maxist, Dowall) : Faktor-faktor Pasar lahan kota yang merupakan mempengaruhi satuan perkembangan aktivitas melalui pertukaran permukiman nilai, (Clark, hak Binarto, terhadap Kuswara, lahan yang dll) ditransfer. : Pasar Distribusi lahan penduduk, menentukan perkembangan harga terhadap pusat lahan. kota, perkembangan ekonomi, pertumbuhan industri, Nilai karakteristik dan Harga masyarakat, Lahan (Berry, Daya Drabkin, dukung fisik Sujarto) lingkungan : Nilai (Site: lahan kondisi dan atau harga sumber lahan daya memiliki alam, hubungan potensi sumber fungsional daya. Situasi yaitu (aksesbilitas) harga lahan : lokasi, akan ditentukan transportasi, oleh sarana nilai lahan dan prasarana) atau harga lahan akan mencerminkan tinggi rendahnya nilai lahan.

Kecamatan Lakarsantri Kelurahan Lakarsantri, Kelurahan Jeruk, Kelurahan Lidah Wetan, Kelurahan Lidah Kulon dan Kelurahan Sumur Welut. Kecamatan Sambikerep Kelurahan Sambikerep, kelurahan Made dan Kelurahan Lontar Kecamatan Pakal Kecamatan Benowo Kelurahan Babat Jerawat Kelurahan Sememi, Kelurahan Klakah Rejo dan Kelurahan Kandangan

Sasaran 1 Mengidentifikasi arah perkembangan permukiman dan menentukan dinamika harga lahan di Surabaya Barat. 2001 2005 2010 arah perkembangan permukiman bergerak ke arah bagian barat Surabaya Pola Harga Lahan 2000 2005 2012

Sasaran 2 Menentukan faktor-faktor terjadinya dinamika harga lahan akibat pengaruh perkembangan permukiman di Surabaya Barat Kondisi Alam Topografi kawasan yang cenderung datar, iklimnya yang tropis, tekstur tanah alluvial yang cocok untuk didirikan bangunan, hal ini sangat sesuai dengan potensi perkembangan permukiman berkembang di daerah ini. kondisi lingkungan berpengaruh terhadap harga lahan. Jarak No Kecamatan CBD Terdekat (Km) Pusat Kota Surabaya (Km) 1 Lakarsantri 1,49 10,98 2 Sambikerep 1,84 9,10 3 Pakal 5,44 12,65 4 Benowo 4,22 9,67 jarak ke pusat kota tidak mempengaruhi terjadinya peningkatan harga lahan tetapi jarak ke CBD mempengaruhi dinamika harga lahan

Distribusi Penduduk Keamanan No Kecamatan Nilai Pertumbuhan Ratio pddk 1992-2000 Pertumbuhan 1 Lakarsantri 0,169143 16% 2 Benowo 0,554667891 55% Nilai Pertumbuhan Ratio No Kecamatan pddk 2001-2011 Keamanan Pertumbuhan 1 Lakarsantri 0,133220398 mempengaruhi 13% dinamika harga 2 Sambikerep 0,437829242 43% lahan 3 Pakal 0,631069304 63% 4 Benowo 0,109790819 10% banyak sedikitnya jumlah penduduk atau tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk tidak banyak mempengaruhi dinamika harga lahan. Kebijakan Kemudahan pembiayaan perumahan, arahan rencana tata ruang sebagai kawasan permukiman kebijakan pemerintah atas peruntukkan lahan mempengaruhi adanya peningkatan harga lahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permukiman di Surabaya Barat: tersedianya daya fisik dan lingkungan baik kualitas lingkungannya maupun sarana prasarana dan aksesbilitas yang ada, distribusi penduduk dan perkembangan ekonomi.

NJOP besar kecilnya NJOP mempengaruhi besar kecilnya harga lahan, karena harga lahan di wilayah penelitian cenderung jauh lebih tinggi dari NJOP, dan besar kecilnya NJOP menjadi salah satu dasar untuk menentukan harga lahan. Maka NJOP mempengaruhi dinamika harga lahan.

Ketersediaan Fasilitas (Jaringan Transportasi, Jaringan Listrik, Jaringan Telepon, Jaringan Air Bersih, Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan) No Fasilitas Ketersediaan Pelayanan 1 Jaringan Listrik 2 Jaringan Air Bersih 3 Jaringan Telepon 4 Jaringan Jalan Ketersediaan fasilitas mempengaruhi dinamika harga lahan Penggunaan Lahan permukiman No 2001 2005 2007 1 2263 Ha 2330 Ha 2401 Ha Penggunaan lahan permukiman mempengaruhi dinamika harga lahan Prilaku Pengembang dan kerjaama Harga berasal dari spekulasi pengembang dan proses kerjasama dengan pemerintah, developer kecil, bank Harga lahan dipengaruhi oleh spekulasi pengembang Faktor-faktor perkembangan permukiman yang dapat mempengaruhi dinamika harga lahan: Nilai Jual Objek Pajak, jarak, penggunaan lahan, keamanan, ketersediaan fasilitas (jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telepon, sarana pendidikan, sarana kesehatan), kondisi alam (kualitas lingkungan), prilaku pengembang

NJOP Sasaran 3 Menentukan keterkaitan antara perkembangan permukiman terhadap dinamika harga lahan di Surabaya Barat.

Distribusi pendududuk Sarana Kesehatan Keamanan Sarana Pendidikan

Penggunaan Lahan Kawasan Perumahan Citraland sebagian perumahan Pakuwon Indah Kawasan Perumahan skala kecil seperti Perumahan Alam Galaxi, Royal Recident, dll Kawasan Perumahan Citraland Sebagian perumahan Pakuwon Indah Kawasan Perumahan Citraland Perumahan Royal Residence, dll sebagian perumahan Pakuwon Indah

Dari hasil analisa identifikasi arah perkembangan permukiman bahwa perkembangan permukiman semakin berkembang terlihat dari semakin padatnya Kecamatan Lakarsantri dan Kecamatan Sambikerep serta pergerakannya yang bergerak ke arah bagian Barat Surabaya ke tempat yang memiliki ketersediaan lahan yaitu ke arah Kecamatan Pakal dan Benowo. Dinamika harga lahan yang terbentuk di wilayah penelitian secara umum mengalami peningkatan. Di Surabaya Barat dari tahun 2000 sampai tahun 2005 mengalami peningkatan hingga mencapai 214% dan pada tahun 2005-2012 mengalami tingkat pertumbuhan sebesar 297%. Harga lahan tertinggi di wilayah penelitian terletak di kawasan bukit golf Citraland tepatnya di perbatasan Kelurahan Sambikerep dan Kelurahan Made. Faktor-faktor terbentuknya dinamika harga lahan akibat pengaruh perkembangan permukiman di wilayah penelitian dari hasil wawancara, studi literatur dan observasi lapangan adalah NJOP, ketersediaan fasilitas (jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan air bersih, jaringan telepon, sarana pendidikan, sarana kesehatan), kondisi alam (kualitas lingkungan), keamanan, serta prilaku pengembang dan kerjasama. Sehingga diperkirakan faktor-faktor ini akan terus menerus mempengaruhi dinamika harga lahan. Antara perkembangan permukiman dengan dinamika harga lahan memiliki hubungan yang saling melengkapi dan saling berkaitan. Dimana arah perkembangan permukiman di Surabaya bergerak ke arah barat, perkembangan dinamika harga lahan juga bergerak kearah barat Surabaya. Jadi perkembangan permukiman yang pesat menentukan besar kecilnya harga lahan, berkembangnya sebuah kawasan menentukan seberapa besar harga lahan di kawasan tersebut. Jadi adanya perkembangan permukiman adalah hal yang penting dalam menentukan nilai suatu kawasan sehingga selalu terjadi dinamika harga lahan akibat persaingan dan kompetisi dari penawaran dan permintaan yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang mempengaruhinya.

diperlukan studi lanjutan dari pengaruh perkembangan permukiman. Pengembangan lahan permukiman skala besar ini tidak hanya berpengaruh terhadap dinamika harga lahan tetapi juga pada aspek pendapatan daerah yang diperoleh seiring dengan perkembangan lahan yang terjadi. Selain itu diperlukan arahan pengendalian dinamika harga lahan di wilayah ini. Peningkatan harga lahan yang terjadi dengan cepat di wilayah penelitian sebagai pengaruh dari perkembangan permukiman, merupakan indikasi dari peningkatan kualitas kawasan. Adanya spekulasi pengembang yang besar dalam membentuk pasar lahan, dikhawatirkan dinamika harga lahan akan tidak dapat dikontrol sedangkan kebijakan yang mengatur prilaku pasar saat ini masih kurang. Sehingga diperlukan langkah-langkah antisipatif seperti pengaturan zoning kembali di wilayah ini. selain itu NJOP di wilayah ini harus ditinjau kembali dan kenaikannya disesuaikan dengan kenaikan harga lahan di pasaran. Dalam hal ini update informasi harga lahan sangat penting, perlu adanya tindakan cepat untuk pemerintah dalam mengendalikan pasar lahan.