BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN ANALISIS

TUGAS AKHIR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PRODUK TEFFLON DAN GRINDING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING & SIMULASI PROMODEL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan cara mengatur lay-out pabrik sedemikian rupa berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Systematic Layout Planning

BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material pada PT. PANGERAN KARANG MURNI

USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS: PT. Kencana Andalan Nusantara) TUGAS AKHIR

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #9

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Dasar Re-layout Perusahaan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan Tata Letak

TUGAS AKHIR. Usulan Re-Layout Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Menggunakan Metode SLP di Departemen Produksi Bagian OT Cair di PT IKP

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

BAB I PENDAHULUAN. mungkin pasti akan dapat mengungguli perusahaan lain. Apa yang dimiliki

ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DAN MATERIAL HANDLING PADA PT. XYZ

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI)

BAB I PENDAHULUAN. Tata letak fasilitas didefenisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture)

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK TAHU DAN PENERAPAN METODE 5S

STUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Pada Sistem Produksi Flow Shop (Studi Kasus Pt. Xxx Pekanbaru)

Pembahasan Materi #10

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERANCANGAN TATA LETAK DAN FASILITAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI PADA OLT. METAL WORKS SKRIPSI. Oleh: Victor

REKAYASA DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP BANGSA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PADA LANTAI PRODUKSI UNTUK PERCEPATAN PRODUKSI

USULAN PERBAIKAN LAYOUT WORKSHOP UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA WAREHOUSE DI DIVISI PRODUCT PT. ABC

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Ulang Fasilitas Produksi Menggunakan 2-OptAlgorithm Di PT. XYZ ABSTRAK

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perancangan Ulang Tata Letak Mesin pada Lantai Produksi di Biro Workshop PT. Semen Padang

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TATA LETAK AREA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARC PADA CV GADING PUTIH DI SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan tata letak fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS Pada CV ARCON S INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata letak di CV. BSS. Data tersebut berupa: produk, mesin dan perlatan produksi, penanganan material handling, kapasitas produksi dan data pendukung lainya yang diperlukan. 1.1.1 Mesin dan Peralatan Produksi Mesin-mesin dan peralatan industri yang ada di CV. BSS sebagian besar merupakan mesin-mesin dan peralatan yang telah digunakan pada departemen produksi ditempat lama yang akan dipindahkan ke tempat yang baru dan dirancang dengan lay-out baru dari awal. 1. Mesin Mesin yang digunakan pada CV. BSS terdiri dari beberapa mesin yang akan digunakan pada proses produksi di departemen produksi, antara lain : 46

47 a. Mesin Bubut Mesin Bubut adalah mesin utama yang digunakan dalam proses produksi untuk membuat produk tefflon dan servis grinding serta sebagai mesin untuk melakukan proses akhir yaitu finising pada kedua produk tersebut. Dan juga untuk perbaikan bahan sparepart yang rusak. b. Mesin Las Listrik dan Las Asitelin Mesin Las digunakan untuk pengelasan ketika ada perbaikan mengenai sparepart dari produk tefflon dan grinding jika perlu dilakukannya perbaikan sebelum dilakukan proses produksi pada mesin bubut. c. Mesin Bor Mesin Bor juga digunakan untuk perbaikan kecil dan penambahan konsep produk tefflon dan grinding pada kedua sparepart tersebut sesuai dengan permintaan pelanggan. 2. Fasilitas a. Exhaus Fan (Penyedot Limbah) Exhaus Fan adalah sejenis mesin dengan penggunaan sebagai penyedot debu yang dihasilkan oleh proses produksi produk tefflon dan grinding di area produksi. b. Kompresor Kompresor digunakan sebagai alat untuk membersihkan sisa limbah atau debu yang menempel pada setiap mesin produksi.

48 c. Rak Rak digunakan untuk meletakkan peralatan pendukung dari mesin untuk fasilitas produksi. Rak ini terdapat pada masing-masing mesin stasiun kerja. d. Katrol dan troli (kereta dorong) Katrol dan troli digunakan untuk mengangkat part roll dengan berat melebihi 50kg. 1.1.2 Gambar Produk Tefflon dan Grinding Gambar 4. 1 Gambar Produk tefflon

49 Gambar 4. 2 Produk Grinding 1.2 Pengolahan Data 1.2.1 Perancangan Lay-out dengan Systematic Lay-out Planning Langkah awal dalam perancangan tata letak lantai produksi dengan melakukan pengolahan data. Adapun beberapa tahapan dalam pengolahan data tersebut antara lain : 1. Membuat Operational Process Chart (OPC) Operationtional Process Chart (OPC) menunjukkan beberapa bagian yaitu keterangan dokumenter, komponen utama dan tambahan, proses yang dialami oleh setiap komponen sampai dengan produk jadi, waktu proses setiap operasi dan pemeriksaan, dan total waktu produksi.

50 Berdasarkan peta proses operasi terdapat 11 operasi, 7 inspeksi dan 1 penyimpanan untuk produk tefflon, dan terdapat 4 operasi, 5 inspeksi dan 1 penyimpanan untuk produk grinding. Dari Operationtional Process Chart (OPC) yang dibuat dengan asumsi part roll dengan panjang 700mm menghasilkan total waktu produksi untuk 1 pcs produk Tefflon selama kurang lebih sekitar 2 jam dan produksi untuk 1 pcs produk grinding selama kurang lebih sekitar 30 menit. Berikut gambar Operationtional Process Chart (OPC) dapat dilihat pada gambar berikut :

51 Peta Proses Operasi (Operational Process Chart) pada CV. BSS NAMA = Recover Tefflon PABRIK = CV. Berkat Sukses Sejahtera DIPETAKAN OLEH = Heri Setiawan TANGGAL DIPETAKAN = Maret 2017 TEFFLON KATALIS YUCALAC R208 AD 11 BASE PEWARNA PART ROLL PENCAMPURAN 5m 0-3 15m 0-1 Bubut Lapisan Besi PENCAMPURAN 0-4 5m 5m 0-2 Amplas u/ meratakan permukaan Periksa campuran bahan sebelum pelapisan 1-2 10d Periksa diameter besi BAHAN TEFFLON 0-5 3-5 0-6 5m Pelapisan 1 dengan cor bahan 10d 10d 6 Periksa kualitas bahan 20m 0-7 Bubut lapisan Tefflon Periksa campuran bahan sebelum pelapisan 20m 0-7 7 Periksa diameter Tefflon dan Proses Pendinginan 3-5 0-8 Pelapisan 2 dengan 5m cor bahan 10d 20m 0-8 8 Periksa diameter Tefflon dan Proses Pendinginan 20m 0-9 Bubut lapisan Tefflon 10m 0-10 Finishing 2m 0-11 1. Periksa ukuran diameter dan panjang 2. Packing SIMPAN Gambar 4. 3 Peta Proses Operasi Produk Tefflon

52 Peta Proses Operasi (Operational Process Chart) pada CV. BSS NAMA = Grinding PABRIK = CV. Berkat Sukses Sejahtera DIPETAKAN OLEH = Heri Setiawan TANGGAL DIPETAKAN = Maret 2017 GRINDING PART ROLL 10d 1 Periksa diameter karet 20m 0-1 Grinding 1 10d 3m 1 0-2 Pembersihan dengan Tinner dan Powder Periksa diameter karet 10d 2 Periksa Kekerasan karet 10m 0-3 Grinding 2 10d 3 Periksa diameter dan kekerasan karet 2m 0-4 1. Finishing 2. Cek & Packing SIMPAN Gambar 4. 4 Peta Proses Operasi Produk Grinding

53 2. Membuat Multi Part Process Chart (MPPC) Berikut merupakan gambar MPPC untuk hubungan proses produksi dari produk Recover Tefflon dan Grinding

54

55 3. Membuat From to Chart Tabel 4. 1 Kapasitas produk tefflon dan grnding Nama Produk Kapasitas / 8 Jam Kapasitas/ Minggu Tefflon 5 28 Grinding 25 140 Alat material handling yang digunakan adalah 3 kereta dorong (trolley) dengan ukuran 50 x 50 x 70 cm. Tabel 4. 2 Frekuensi perpindahan material dengan trolley Nama Part Ukuran Jumlah part Trolley Frekuensi Perpindahan Berat Jarak Roll Tefflon Ø x mm 5 50x50x70 cm 20 kg 15 meter Roll Grinding Ø x mm 10 50x50x70 cm 50 kg 8 meter Campuran Tefflon kg 0 3 kg 5 meter Tabel 4. 3 From to Chart Frekuensi perpindahan produk tefflon From To A B C D E F G TOTAL A 5 5 B 5 5 5 C 5 5 D 5 5 E 5 5 5 F 5 5 5 G TOTAL 5 5 5 5 5 5 30 Keterangan : A. Permintaan/Order B. Gudang Bahan Baku C. Pembubutan D. Pencampuran Bahan E. Pelapisan Tefflon F. Periksa G. Finishing

56 Tabel 4. 4 From to Chart Frekuensi perpindahan produk Grinding From To A B C D E TOTAL A 10 10 B 10 10 10 C 10 10 10 D 10 10 10 E TOTAL 10 10 10 10 40 Keterangan : A. Permintaan/Order B. Periksa D. Periksa E. Finishing C. Grinding 4. Membuat Activity Relationship Chart (ARC) Sebelum membuat ARC, dilakukan pembagian proses produksi ke dalam beberapa stasiun kerja. Stasiun kerja tersebut antara lain: a. Office Ruangan kantor digunakan untuk tempat adminitrasi dan tempat dokumen. Dan mengatur kinerja perusahaan dan disebelahnya terdapat rest area yang dapat dimanfaatkan untuk ruang tamu.

57 b. Ruang Pimpinan Produksi Ruang Pimpinan produksi digunakan oleh pimpinan produksi yang akan mengatur proses produksi terkait penjadwalan, gambar produk, dan penyimpanan data serta arsip mengenai proses proses produksi. c. Area Recover Tefflon Area ini dimanfaatkan untuk produksi tefflon dengan beberapa mesin dan fasilitas lain yang mendukung produksi tersebut. Dengan proses pelapisan tefflon dengan beberapa campuran bahan sehingga menjadi part roll mesin cetak. d. Area Finishing 1 Ruangan ini akan menjadi satu dengan area recover tefflon karena merupakan tempat proses finishing atau kelanjutan dari proses produksi tefflon tahap akhir. e. Area Grinding. Area ini digunakan untuk pengerjaan servis grinding untuk pengolahan karet dengan proses grinda lapisan karet sesuai standar part roll. f. Area Finishing 2 Tempat ini akan disatukan dengan area griding dimana menjadi area proses akhir untuk servis grinding sebagai pengecekan akhir dan finishing karet.

58 g. Bor & Las Tempat ini akan menjadi tempat quality control terhadap part roll yang rusak sebelum proses recover tefflon dan grinding untuk memastikan kualitas part roll sesuai standar pada mesin cetak. h. Gudang Barang Jadi Gudang bahan jadi digunakan untuk tempat penyimpanan produk part roll selesai proses produksi, pengecekan paling akhir dan packing sebelum barang dikirim ke pelanggan. i. Gudang Barang Order Gudang barang order adalah tempat untuk meletakkan barang dari pelanggan yang akan di proses produksi dan dilakukan pengecekan tahan awal dengan kesesuaian standar mesin cetak dan permintaan pelanggan sebelum proses produksi. j. Limbah Area Area ini sebagai tempat pembuangan akhir untuk limbah proses produksi seperti serbuk karet, sampah produksi berupa bubutan besi dan lapisan tefflon yang rusak. Pembuatan Activity Relation Chart (ARC) diperoleh dari data-data urutan aktivitas dalam proses produksi yang akan dihubungkan secara berpasangan untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas tersebut. Hubungan tersebut ditinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah hubungan keterkaitan secara organisasi, aliran material, peralatan yang digunakan, manusia, informasi, dan keterkaitan lingkungan. Activity Relationship Chart merupakan peta keterkaitan aktivitas yang

59 berupa belah ketupat yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian atas yang menunjukkan simbol derajat keterkaitan antara dua departemen sedangkan bagian bawah merupakan alasan yang dipakai untuk mengukur derajat keterkaitan. Dalam menyusun Activity Relation Chart (ARC) ada beberapa pertimbangan sebagai berikut: Gudang barang order merupakan tempat awal peletakan material part roll. Gudang barang order sangat perlu dekat dengan R.pimpinan produksi untuk kemudahan pengecekan. Area grinding mutlak dekat dengan area finishing 1 dimana prosesnya berurutan. Area recover tefflon mutlak dekat dengan area finishing 2 dimana prosesnya berurutan. Gudang barang jadi sangat perlu berdekatan dengan Office karena kemudahan untuk quality control dan data pembuatan surat sebelum dikirim. Kantor mutlak dekat dengan R.pimpinan produksi dimana untuk mempermudah pengendalian mengenai kendala data sebelum dilakukannya proses produksi sesuai dalam pengawasan. Limbah area dan area bor dan las tidak ingin didekatkan dengan office dan ruang pimpinan produksi karena bising dan berdebu. Serta tidak ingin didekatkan dengan gudang barang jadi dan gudang barang order karena berbahaya untuk terbakar.

Berdasarkan derajat hubungan antar aktivitas dan alasannya, maka peta hubungan keterkaitan aktivitas (A R C) untuk 10 stasiun kerja: 60 Activity Relationship Chart (ARC) Nama : Tefflon dan Grinding Pabrik : CV. BSS Tanggal Dipetakan : Maret 2017 Aktifitas 1 Office & Rest Area 2 R.Pimpinan Produksi 3 Grinding 4 Finishing 1 5 Recover Tefflon 6 Finishing 2 7 Bor & Las 8 Gudang Jadi 9 Gudang Barang Order 10 Limbah Area Tingkat Hubungan 1 2 A 2 3 X 4 5 4 E O 1 2 4 5 5 O X 2 4 5 6 A O O 1,2,3 1 2 4 5 7 O X X 2,4,5 4 5 8 O X X E 4 5 9 U E I E 1 2 1 2 A X E U X 1,2,3 4,5 1 2 1 2 4 5 U E E X 1 2 1 2 1 2 4 5 O O U O 9 5 4,5 1 2 4,5 U O O 8 1 2 4,5 X O E 7 4 5 4 5 X O 6 4 5 E E 5 1 2 X 4 4 5 X 3 4 5 2 1 10 10 No Alasan 1 Urutan Proses 2 Menggunakan Informasi Yang Sama 3 Membutuhkan Area Yang sama 4 Bising 5 Berdebu Sandi A I U E O X Keterangan Mutlak Perlu Berdekatan Sangat Perlu Berdekatan Penting Berdekatan Kedekatan Biasa Tidak Perlu Berdekatan Tidak Diinginkan Berdekatan

61 5. Penentuan Working Sheet for Activity Relathionship Chart Pada tahap ini adalah untuk menentukan aktivitas hubungan kedekatan antara setiap area dengan bentuk yang lebih ringkas. Sehingga penyajian peta Activity Relationship Chart lebih mudah dipahami dan dapat dilanjutkan pada tahap selanjutnya pada pembuatan Activity Relationship Diagram. Tabel 4. 5 Worsheet (lembar kerja) Activity Relationship Chart WORK SHEET FOR ACTIVITY RELATIONSHIP CHART No ACTIVITY DEGREE OF CLOSENESS A I U E O X 1 Office 2 8,9 4,6 3,5,7 2 R. Pimpinan Produksi 1 8 9 3,5 6,7 3 Grinding 4 8 6 5 6 4 Finishing 1 3 6,7 10 5 Recover Tefflon 6 3,4,7 1,8,9 6 Finishing 2 5 8 7 7,9 4,8,9 7 Bor & Las 3,5 2,8,9 1,2,8,9 8 Gudang Jadi 1 3 9 7 9 Gudang Barang Order 1,2 3 5 7 10 Limbah Area 4,6 5,8 1,2

62 6. Penentuan Luas Area yang dibutuhkan Sebelum merancang layout usulan yang terlebih dahulu harus diperhatikan adalah penentuan kebutuhan luas ruangan, hal - hal yang diperlukan dalam penentuan kebutuan luas area yang dibutuhkan yaitu kebutuhan tingkat produksi (production rate), peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan yang dibutuhkan. Dalam penentuan kebutuan luas ruangan proses produksi CV. BSS, akan mengunakan konsep fasilitas industri yaitu dimana penentuan kebutuan ruangan berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang dipergunakan. (Wignjosoebroto, 2009) Luas ruangan dihitung dari ukuran masing masing jenis mesin atau perlatan yang digunakan dikalikan dengan jumlah mesin peralatan tersebut ditambah dengan kelonggaran untuk operator dan jarak bebas (space). Untuk tiap mesin atau fasilitas pendukung digunakan teloransi 0,75-1 meter pada setiap sisi mesin, dan untuk kelonggaran operator, dan allowance = 150%. (James M apple, 1990)

63 Tabel 4. 6 Penentuan Luas Lantai Produksi No. Kegiatan/Departemen /Area No. Operasi Nama Peralatan Pendukung Mesin/ Peralatan Fasilitas pembantu Ruang Operator Ruang Material Jumlah Mesin/Per Jumlah Template (m2) Mesin alatan (150%) Operasi Area 1 Office & Rest Area Meja, Kursi, Rak - 24 36 6 x 4 24 36 2 R. Pimpinan Produksi 1 Meja, Kursi, Rak 1 4 6 2 x 2 4 6 3 Grinding 2 Mesin 1,5 x 3 1 x 1 0,5 x 3 1 X 1 1 25 37.5 5 x 5 25 37.5 4 Finishing 1 3 Mesin 1,5 x 3 1 x 1 0,5 x 3 1 X 1 1 12.5 18.75 2,5 x 4,5 12.5 18.75 5 Recover Tefflon 4 Mesin 1,5 x 2,5 1 x 1 0,5 x 3 1 X 1 2 27.5 33 5 x 5,5 27.5 33 6 Finishing 2 5 Mesin 1,5 x 2 1 x 1 0,5 x 3 1 X 1 1 13.5 20.25 2.5 x 5,5 13.5 20.25 7 Bor & Las 6 Mesin 1,5 x 2 1 x 1 0,5 x 3 1 X 1 3 7 12 3 x 4 7 12 8 Gudang Jadi 7 Rak 2 x 3 2 12 18 4 x 3 12 18 9 Gudang Barang Order 8 Rak 2 x 3 2 12 18 4 x 3 12 18 10 Limbah Area 9 Mesin 1 x 2 2 4 7.5 2 x 2 4 7.5 Jumlah 141.5 141.5 Jumlah Luas Jumlah Kelonggaran Luas Area Jumlah Total

64 7. Membuat Area Relationship Diagram (ARD) Activity Relathionship Chart (ARC) / Peta aktivitas yang telah dibuat dan Worksheet / lembar kerja kemudian digunakan sebagai dasar pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD) yaitu untuk menentukan letak masingmasing aktivitas/ depatement. Peta aktivitas dan lembar kerja tersebut memudahkan untuk membuat diagram keterkaitan aktivitas (ARD). Berdasarkan peta aktivitas dan lembar kerja, maka diagram keterkaitan aktivitas (Activity Relationship Diagram) selengkapnya pada gambar 4.6 berikut ini : Activity Relathionship Diagram (ARD) pada CV. BSS Nama : Produk Tefflon dan Grinding Pabrik : CV. Berkat Sukses Sejahtera Dipetakan oleh : Heri Setiawan Tanggal Dipetakan : April 2017 10 1 2 8 3 4 5 6 9 7 Gambar 4. 5 Activity Relationship Diagram (ARD)

65 Keterangan : 1. Office 2. Ruang Pimpinan Produksi 3. Area grinding 4. Finishing 1 5. Recover Tefflon 6. Finishing 2 7. Bor dan Las 8. Gudang Barang Jadi 9. Gudang Barag Order 10. Limbah Area 8. Membuat Space Relationship Diagram Space Relationship Diagram dapat dilakukan setelah dilakukan analisis terhadap luasan yang dibutuhkan dan dikombinasikan dengan blok layout dan ARD. Dengan luas area yang dipakai 8 x 24 meter. Berikut gambar block layout dapat dilihat pada gambar 4.7 dan diagram hubungan ruangan pada gambar 4.8. Gambar 4. 6 Block Layout

66 Space Relathionship Diagram (ARD) pada CV. BSS Nama : Produk Tefflon & Grinding Pabrik : CV. Berkat Sukses Sejahtera Dipetakan oleh : Heri Setiawan Tanggal Dipetakan : April 2017 10 1 8 3 4 5 6 2 9 7 Gambar 4. 7 Space Relationship Diagram Keterangan : 1. Office (24 m 2 ) 2. Ruang Pim. Produksi (4 m 2 ) 3. Area grinding (25 m 2 ) 4. Finishing 1 (12,5 m 2 ) 5. Recover Tefflon (27,5 m 2 ) 6. Finishing 2 (13,5 m 2 ) 7. Bor dan Las (12 m 2 ) 8. Gudang Barang Jadi (12 m 2 ) 9. Gudang Barag Order (12 m 2 ) 10. Limbah Area (4 m 2 )

9. Merancang Template Tata Letak Fasilitas Produksi & Material handling 67 Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan baik dari pembuatan Activity Relationship Chart (ARC), penyusunan Worksheet, perhitungan luas lantai produksi, pembuatan Activity Relathionship Diagram (ARD) dan pembuatan Diagram Hubungan Ruangan, maka diperoleh rancangan template dengan luas area yang dipakai 141,5 m 2 dari luas yang disediakan yaitu 8 x 24 m atau seluas 192 m 2 pada gambar 18. Dengan analisa sistem material handling yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Sistem material handling yang digunakan antara lain : a. Kereta dorong (troli) Kereta dorong ukuran 50 x 50 x 70 cm. Kereta dorong ini digunakan untuk alat material handling dari : Gudang barang order ke area grinding, area recover tefflon serta area bor dan las. Area loading ke gudang barang order dan area barang jadi ke area loading. Area finishing ke gudang barang jadi. b. Rak Rak digunakan sebagai tempat dan alat untuk fasilitas pembantu di setiap area sekitar mesin dan mudah untuk dipindahkan. Rak bahan

68 tefflon juga digunakan untuk penyimpanan dan perpindahan bahan baku tefflon. Rak untuk penyimpanan part roll pada gudang barang order maupun gudang barang jadi. c. Katrol Merupakan alat material handling yang dipakai di area grinding dan area recover tefflon untuk mengangkat material atu part roll di naikan ke dudukn mesin sebelum proses produksi ketika berat beban part roll melebihi kapasitas angkut diatan 50-100 kg.

69 Gambar 4. 8 Template Tata Letak Fasilitas

70 10. Simulasi Promodel Simulasi merupakan kegiatan meniru proses nyata yang disebut sistem dengan sebuah model untuk memahami bagaimana sistem tersebut bekerja. Simulasi dengan komputer merupakan model dievaluasi secara numerik, dan data dikumpulkan untuk mengestimasi karakteristik yang sebenarnya dari model. Dari hasil analisa sebelum dilakukannya simulasi didapatkan penggunaan mesin sebagai berikut : 1. 1 Buah mesin Grinding. 2. 1 Buah mesin finishing untuk part roll grinding. 3. 2 Buah mesin Recover tefflon. 4. 1 Buah mesin finishing untuk finishing part roll recover Selain dari data yang didapatkan diperoleh pula asumsi mengenai part roll yang akan digunakan sebagai pengerjaan proses produksi dalam simulasi dengan panjang 700mm. Dengan waktu untuk proses produksi 1pcs tefflon sekitar 2 jam, sedangkan waktu untuk proses produksi 1 pcs grinding sekitar 30 menit. Maka akan dilakukan simulasi dari data yang telah didapatkan dari proses dimulai dari area gudang barang order ke proses produksi dan sampai ke gudang barang jadi selama 1 hari kerja yaitu 8 jam dan di kalkulasi selama 1 minggu selama 46 jam sebagai berikut:

71 a. Layout Simulasi Promodel Gambar 4. 9 Layout Simulasi Promodel

72 b. Processing Promodel Sebelum dilakukannya simulasi perlu ditentukan processing yaitu mengenai waktu proses pengerjaan produksi dengan waktu untuk proses produksi 1pcs tefflon sekitar 2 jam, sedangkan waktu untuk proses produksi 1 pcs grinding sekitar 30 menit adalah sebagai berikut: Gambar 4. 10Tabel Processing Simulasi Promodel c. Jalankan Simulasi Dari data layout dan processing maka telah dapat dijalankan simulasi sesuai layout dan waktu yang telah ditentukan selama 8 jam proses produksi sebagai berikut:

73 Gambar 4. 11 Jalannya SimulasiPromodel d. Hasil Simulasi Dari hasil simulasi selama proses 8 jam didapatkan hasil 30pcs produk dan jika dijalankan simulasi selama 46 jam atau seminggu dihasilkan produk 183 pcs. Dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 4. 12 Hasil Simulasi selama 8 jam

74 Gambar 4. 13 Hasil Simulasi selama 46 jam