BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN. perusahaan yang bergerak di bidang Money changer, Saham, dan Stationery. PT

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Prosedur Pemesanan dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PD. SUN BERI

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

3.1.1 Sejarah Perusahaan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. penjualan alat-alat rumah tangga dari Korea dan Cina. Alat-alat yang dijual berupa

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bergerak di bidang mata uang asing. Perusahaan ini didirikan sejak tanggal 6 Maret

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

Lampiran 1 Prosedur Operasional Standar (POS) Aktivitas Pembelian

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang supplier handuk dan sprey ke

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

Gambar 3.3. Rich Picture

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Sejarah Singkat PT. Citra Contractor Hasaja (CCH)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. PT Syn Toba Grafika merupakan perusahaan manufaktur yang

Standard Operating Procedure (SOP) Sistem CV. BS. Jl. Lebak Indah No. 22, Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR SISTEM PERSEDIAAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3. Analisa Kebutuhan Basisdata

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang

BAB 4 RANCANGAN SISTEM INFORMASI YANG DIUSULKAN

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN

Lampiran 1 PROSEDUR AKTIVITAS PERSEDIAAN BARANG MASUK. PT. SUMBER REJEKI Jalan Gembong Sekolahan No.14 Surabaya STANDARD OPERATING PROCEDURE

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB III ANALISIS SISTEM BERJALAN. dimana jenis produk atau obat yang di tawarkan kepada pelanggan berupa barang bebas dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. dengan akta bernomor 26 oleh notaris Silvia, SH yang bertempat di Jalan Suryopranoto

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

Hasil Wawancara. Berikut ini adalah Hasil wawancara dengan Manager Perusahaan PT.Youngindo Utama.

menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan ini sendiri.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Sistem akuntansi penjualan, terdiri dari kegiatan-kegiatan transaksi penjualan: kredit dan tunai

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA DENGAN PERUSAHAAN. Tanya (T) : Aplikasi seperti apa yang dibutuhkan oleh PT. Yola Grafika?

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

sudah terstruktur adengan baik? 9. Dapatkah saya (peneliti) meminta beberapa dokumen tersebut berserta dokumen terkait lainnya yang berhubungan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

LAMPIRAN Perusahaan ini sudah berjalan berapa lama? 2. Perusahaan ini bergerak di bidang apa?

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PEN ERIMAAN KAS PADA PT. COLUMBUS MEGAH ADIS ARANA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah Perusahaan dan Bidang Usaha

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. impor dan penjualan ikan beku (frozen fish) dimana ikan-ikan yang telah masuk

Gambar 4.41 Form Nota Retur. retur ke pemasok. User harus mengklik Retur Barang ke Pemasok pada Form Menu

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. service serta penjualan accesories dan sparepart khususnya untuk kendaraan bermotor

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. bergerak di bidang pembuatan plate flexo photopolymer. PT. PUTRA MANDIRI PT. PUTRA MANDIRI ABADI

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Transkripsi:

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Karya Mandiri Persada merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor (bahan konstruksi, mekanikal, elektrikal/elektronik), berdiri pada tanggal 30 Januari 2001, dengan NPWP 02.025.453.8-035. Sebagai pendiri perusahaan adalah Bapak Ridwan Sutanto. SE, sedangkan yang menjabat sebagai direktur adalah Bapak Rizal Effendie. PT. Karya Mandiri Persada yang beralamat di Rukan Puri Kencana Blok K7 no. 3Q Kembangan-Jakarta Barat ini telah membangun sejumlah rukan dan rumah di beberapa tempat khususnya di wilayah Jakarta Barat. PT. Karya Mandiri Persada memiliki beberapa tingkatan karyawan tetap yang dipilih melalui proses seleksi. Semua karyawan diberi gaji dan bonus sesuai dengan posisi dan tanggung jawab masing-masing karyawan. 3.1.2 Struktur Organisasi Organization chart (bagan organisasi) dalam suatu perusahaan dapat menggambarkan kegiatan yang dilakukan perusahaan, strategi perusahaan untuk mencapai tujuan, pembagian kerja masing-masing bagian dalam suatu perusahaan, serta dapat menggambarkan ukuran organisasi tersebut. Bagan struktur organisasi pada PT. Karya Mandiri Persada dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut.

54 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, setiap bagian atau fungsional dalam struktur organisasi tersebut secara garis besar memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : Tugas Direktur 1. Mengontrol seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing bagian pada PT. Karya Mandiri Persada.

55 2. Bertanggung jawab penuh atas segala yang terjadi pada PT. Karya Mandiri Persada. 3. Menerima laporan dari setiap bagian yang akan digunakan untuk mengambil keputusan. Tugas Purchasing Manager 1. Mengontrol seluruh kegiatan pembelian barang-barang yang dilakukan oleh PT. Karya Mandiri Persada. 2. Membuat laporan pembelian secara periodik untuk diserahkan kepada Direktur. Tugas Technical Manager 1. Mengontrol seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan (procurement) dan perawatan atau pemeliharaan infrastruktur PT. Karya Mandiri Persada. 2. Bertanggung jawab terhadap pengadaan (procurement) dan perawatan atau pemeliharaan infrastruktur yang ada di PT. Karya Mandiri Persada. 3. Membuat laporan secara periodik terhadap segala bentuk pengadaan (procurement) dan perawatan atau pemeliharaan infrastruktur yang ada di PT. Karya Mandiri Persada. Tugas Project Manager 1. Mengontrol seluruh kegiatan yang berkaitan dengan proyek. 2. Bertanggung jawab terhadap kegiatan proyek yang berjalan.

56 3. Membuat laporan secara periodik terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan proyek. Tugas Site Manager 1. Membantu Project Manager dalam kegiatan yang berkaitan dengan proyek. 2. Bertanggung jawab kepada Project Manager dalam kegiatan proyek yang berjalan. Tugas Finance Manager 1. Mengontrol seluruh kegiatan keuangan PT. Karya Mandiri Persada. 2. Bertanggung jawab terhadap semua hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. 3. Mengumpulkan laporan dari bagian keuangan dan akuntansi untuk dilaporkan kepada Direktur. Tugas Marketing 1. Bertanggung jawab untuk mencari proyek kepada para developer. 2. Bertanggung jawab dalam menjaga hubungan baik dengan para developer. 3. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. 4. Membuat laporan mengenai seluruh kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk diserahkan kepada Direktur.

57 Tugas Bagian Keuangan 1. Melakukan pengecekan terhadap seluruh transaksi keuangan. 2. Bertanggung jawab kepada Finance Manager tentang segala hal yang berkaitan dengan pengeluaran dan penerimaan uang / kas perusahaan. Tugas Bagian Akuntansi 1. Bertanggung jawab terhadap kegiatan pembukuan. 2. Membuat laporan keuangan secara periodik terhadap segala bentuk transaksi yang dilakukan oleh PT. Karya Mandiri Persada untuk diberikan kepada Finance Manager. Tugas Quantity Surveyor 1. Melakukan pengecekan setiap permintaan pembelian barang agar sesuai dengan RAP (Rancangan Anggaran Proyek). 2. Bartanggung jawab dalam mendata supplier dan memilihnya untuk melakukan order pembelian. Tugas Bagian Gudang 1. Melakukan Pengecekan secara berkala terhadap persediaan barang di gudang. 2. Bertanggung jawab terhadap seluruh persediaan barang yang ada. 3. Membuat laporan terhadap segala hal yang berkaitan dengan persediaan barang untuk diberikan kepada Site Manager. 4. Menerima barang dari suplier sesuai order (permintaan lapangan).

58 5. Mendata barang-barang masuk dan keluar pada buku gudang dan stok gudang. 6. membuat laporan material masuk dan keluar per hari. 7. membuat rekapitulasi material masuk dan copy surat jalan per 3 hari. 8. Mengkonfirmasikan barang yang keluar kepada mandor dan pelaksana. 9. Membuat laporan opname stok material di gudang / lapangan tiap tanggal 28 per bulan dan diserahkan ke kantor tanggal 29 per bulan. 10. Menjaga kerapihan gudang. Tugas Pelaksana 1. Menyelenggarakan proses jalannya pembangunan yang harus sesuai gambar, spesifikasi, kualitas harus baik dan selesai tepat waktu. 2. Membuat laporan progress rutin / mingguan (direksi dan proyek manager). 3. Mengurus segala sesuatu yang diperlukan bagi terselenggaranya proyek. 4. Mengurus dokumen untuk proses tagihan termin : Foto lapangan Progress Lampiran 5. Mengatur / menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan sesuai RAP dan mengorder ke Quantity Surveyor. 6. Mengontrol penggunaan material di lapangan. 7. Menghitung opname mandor sesuai dengan prestasi kerja yang dilakukan.

59 Tugas Mandor 1. Mengawasi jalannya proyek dilapangan 2. Mengawasi pemakaian barang material dilapangan. 3. Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan jalannya proyek dilapangan. 4. Membuat laporan terhadap segala perkembangan proyek yang ada dan diserahkan kepada Pelaksana. Barang-barang persediaan pada PT. Karya Mandiri Persada terdiri dari dua jenis barang, yaitu barang material dan barang finishing. Barang material adalah barang-barang yang digunakan pada saat tahap awal pendirian bangunan, sedangkan barang finishing adalah barang-barang yang digunakan pada saat tahap penyelesaian. Barang-barang yang termasuk dalam kategori barang material adalah sebagai berikut: Pasir Semen Batu Bata Kaso Balok Genteng Keramik Paku Kawat beton Papan cor Pipa besi Pipa PVC Lem PVC Batu kali Batu split Besi

60 Sedangkan barang finishing terdiri dari : Alat-alat saniter, yaitu : wastafel, monoblok, tempat sabun, shower, kloset jongkok dan kloset duduk, bathtube, water heater, kran, stop valve wastafel, dll. Handle Pintu Handle Kusen Kunci Sakelar Stop Kontak Engsel Pintu 3.2 Sistem Yang Berjalan 3.2.1 Prosedur Saat ini sistem persediaan yang sedang berjalan pada PT. Karya Mandiri Persada membentuk 5 buah prosedur, yaitu prosedur pengeluaran barang, pengembalian barang, pemesanan barang, penerimaan barang dan retur barang. Untuk menyimpan dan mengelola persediaan perusahaan, pihak manajemen telah menetapkan bahwa barang-barang material disimpan pada lokasi proyek, sedangkan barang-barang material yang berfungsi sebagai finishing disimpan di gudang yang berlokasi di kantor PT. Karya Mandiri Persada. Berikut adalah penjelasan sistem yang sedang berjalan: Bila ada barang yang dibutuhkan oleh mandor untuk kegiatan proyek, maka mandor akan mengisi Bon Keluar Barang (BKB), kemudian mandor akan

61 memberikan formulir tersebut kepada pelaksana untuk meminta persetujuan. Apabila pelaksana telah menyetujuinya maka BKB tersebut akan ditandatangani dan diserahkan kembali kepada mandor untuk kemudian diserahkan ke bagian gudang agar barang yang dibutuhkan dapat disiapkan. Bagian gudang yang menerima BKB akan memeriksa BKB dan persediaan barang. Apabila barang yang diminta tersedia maka bagian gudang akan membuat Bukti Pengambilan Barang (BPB) lalu mencatat pengeluaran barang dibuku stok dan segera memberikan barang kepada mandor beserta BPB. Setelah itu bagian gudang akan mengarsip BKB. Jika terdapat barang yang tidak jadi digunakan oleh mandor maka barang tersebut akan diserahkan ke bagian gudang untuk disimpan kembali lalu bagian gudang akan mencatatnya ke dalam buku stok/buku keluar-masuk material. Jika barang yang diminta oleh mandor tidak tersedia maka bagian gudang akan menghubungi pelaksana untuk membuat Surat Permintaan Barang (SPB) lengkap, SPB tersebut berisi informasi nama barang, jumlah barang yang diminta, tanggal kirim dan keperluan. Setelah SPB selesai dibuat, pelaksana menyerahkannya kepada Quantity Surveyor untuk diperiksa apakah SPB tersebut sesuai dengan Rancangan Anggaran Proyek (RAP) atau tidak. Jika permintaan barang sesuai dengan RAP maka Quantity Surveyor akan membuat Surat Order Material berdasarkan SPB yang telah dibuat. Surat Order Material yang dibuat akan diserahkan kepada Site Manager untuk disetujui dan diotorisasi. Surat tersebut akan ditandatangani oleh Site Manager, setelah itu diserahkan kembali kepada Quantity Surveyor. Quantity Surveyor menerima Surat Order Material yang telah ditandatangani tersebut dan menyerahkannya kepada supplier untuk segera mengirim barang sesuai order.

62 Setelah menerima order dan menyiapkan barang yang dipesan, supplier mengantarkan barang yang dipesan ke lokasi yang tertera pada Surat Order Material, selain itu supplier juga menyertakan Surat Jalan dan Faktur. Bagian gudang memeriksa barang yang diterima dari supplier apakah telah sesuai dengan order yang diminta dan surat jalan yang diberikan oleh supplier. Bagian gudang juga akan memastikan kondisi barang dalam kondisi yang baik atau tidak ada kerusakan dan cacat pada barang yang diterima. Setelah itu bagian gudang menandatangani Surat Jalan (SJ) yang dibawa oleh supplier lalu mengembalikan copy surat jalan kepada supplier, sedangkan surat jalan yang asli akan disimpan sebagai arsip. Kemudian bagian gudang akan membuat laporan material masuk serta mencatatnya kedalam buku stok/buku keluar-masuk material. Secara periodik bagian gudang akan membuat laporan rekapitulasi penerimaan barang untuk diserahkan kepada site manager. Jika barang yang diterima dari supplier rusak atau tidak sesuai dengan permintaan maka bagian gudang melaporkannya kepada Quantity Surveyor untuk memberikan otorisasi atau izin pengembalian barang kepada supplier. Quantity Surveyor akan menghubungi pihak supplier bahwa barang yang telah diterima rusak atau tidak sesuai. Setelah supplier mengijinkan mengembalikan barang, maka Qunatity Surveyor akan memberitahu bagian gudang untuk mengembalikan barang yang rusak atau tidak sesuai tersebut kepada supplier.

63 3.2.2 Rich Picture (Prosedur Yang Sedang Berjalan) Gambar 3.2 Rich Picture

64 3.2.3 Identifikasi Event Event Internal Agent Start When Activity Mengisi BKB Mandor pekerja / kuli meminta Mengisi BKB, meminta barang persetujuan pelaksana, menerima BKB yang telah ditandatangan pelaksana, memberikan BKB ke bagian gudang. Mengisi BPB B. Gudang mandor memberikan BKB Menerima BKB, ke bagian gudang memeriksa BKB memeriksa persediaan barang, mengisi BPB, mencatat pengeluaran barang di buku stok, menyerahkan barang dan BPB ke mandor, mengarsip BKB. Mengembalikan Mandor Barang yang diambil tidak Menyiapkan barang yang Barang jadi digunakan ingin dikembalikan, Mengantarkan barang ke bagian gudang. Menerima B. Gudang Mandor mengantarkan Menerima barang yang Pengembalian Barang barang yang tidak jadi dikembalikan oleh digunakan mandor, menyimpan barang ke gudang, mencatat pengembalian barang ke buku stok. Mengisi SPB Pelaksana bagian gudang meminta Mengisi SPB,

65 pembelian barang menyerahkan SPB Kepada QS. Mengisi Surat Order Quantity Surveyor Menerima SPB dari Menyesuaikan SPB Material (SOM) pelaksana Dengan RAP, membuat SOM, meminta persetujuan kepada Site Manager atas SOM tersebut, Menyerahkan SOM kepada supplier. Membuat laporan B. Gudang supplier mengirim barang memeriksa kondisi dan material masuk kesesuaian barang yang diterima dengan order dan SJ, menandatangani SJ asli, memberikan copy SJ kepada supplier, mengarsip SJ asli, membuat laporan material masuk, mencatat penerimaan ke dalam buku stok, membuat rekapitulasi penerimaan barang secara periodik. Meretur Barang B. Gudang Barang yang diterima rusak Menghubungi supplier, atau tidak sesuai dengan PO mengembalikan barang Tabel 3.1 Event Table

66 3.2.4 Formulir Dan Laporan Pada Sistem Yang Berjalan Formulir yang digunakan oleh perusahaan, diantaranya sebagai berikut : 1. Bon Keluar Barang (BKB) Bon Keluar Barang (BKB) berisi data tentang nama barang, dan jumlah barang yang dibutuhkan, formulir ini berfungsi untuk memberikan perintah kepada bagian gudang untuk mengeluarkan barang. Bon Keluar barang (BKB) diisi oleh mandor dan disetujui oleh pelaksana, kemudian BKB ini diserahkan kepada bagian gudang untuk mengambil barang. BKB disimpan oleh bagian gudang untuk digunakan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan di buku stok. 2. Bukti Pengambilan Barang (BPB) Bukti Pengambilan Barang (BPB) berisi data tentang nama dan jumlah barang yang diambil, Bukti ini diserahkan beserta barang kepada mandor sebagai bukti bahwa mandor telah menerima barang dari bagian gudang. 3. Surat Permintaan Barang (SPB) Surat permintaan barang (SPB) berisi data tentang nama barang, jumlah barang yang diminta, tanggal kirim, dan keperluan, formulir ini dibuat oleh bagian gudang untuk meminta Quantity Surveyor memesan barang yang dibutuhkan proyek kepada supplier. Quantity Surveyor terlebih dahulu memeriksa kesesuaian surat permintaan barang (SPB) dengan RAP, untuk mengetahui apakah barang yang diminta telah sesuai dengan anggaran proyek yang ada. Quantity Surveyor akan membuat surat order material dan mengirimkan surat order material tersebut kepada supplier bila surat permintaan barang yang diberikan telah sesuai dengan RAP.

67 4. Surat Order Material Surat Order Material berisi data tentang jumlah barang, nama barang, dan harga, formulir ini dibuat oleh Quantity Surveyor dengan persetujuan dari site manager, untuk meminta supplier mengirim barang ke bagian gudang. Pada saat supplier mengirim barang ke gudang, surat ini digunakan dalam mencocokan barang yang diterima oleh bagian gudang. 5. Surat Jalan Surat jalan adalah dokumen yang digunakan oleh bagian gudang sebagai bukti penerimaan barang dari supplier. Bagian gudang membandingkan surat jalan dan surat order material dengan barang yang diterima dari pemasok untuk mencocokan jumlah barang yang diterima. Adapun laporan-laporan yang dihasilkan perusahaan, yaitu : 1. Laporan Rekapitulasi Penerimaan Barang Laporan rekapitulasi penerimaan barang dibuat oleh bagian gudang, dokumen sumber yang digunakan adalah laporan material masuk yang berisi data-data barang yang diterima oleh supplier. Laporan rekapitulasi penerimaan barang berisi daftar barang yang diterima dari supplier, total volume barang yang masuk, pertambahan persediaan barang akibat penerimaan barang. 2. Buku Stock/Buku Keluar-Masuk Material Buku stock/buku keluar-masuk material dibuat oleh bagian gudang, buku ini berisi informasi tentang barang masuk dan barang keluar

68 3. Laporan Material Masuk Laporan material masuk dibuat oleh bagian gudang yang datanya bersumber dari surat jalan. Data yang terdapat pada laporan material masuk adalah data tentang jenis barang, tanggal penerimaan barang, nama supplier yang mengirim barang, plat nomor mobil yang mengantarkan barang, jumlah barang, dan satuan. 3.2.5 Workflow Table Workflow Table Prosedur Pengeluaran Barang Actor Activity Mengisi BKB Mandor Mengisi BKB Menyerah BKB untuk meminta persetujuan dari pelaksana Pelaksana Menerima BKB Menandatangani BKB Menyerahkan BKB kepada mandor Mandor Menerima BKB yang telah ditandatangan Memberikan BKB ke bagian gudang Mengisi BPB Bagian Gudang Menerima BKB dari mandor Memeriksa BKB Memeriksa persediaan barang Apabila barang tersedia kemudian membuat BPB Mencatat pengeluaran dibuku stok Memberikan barang dan BPB Mandor Menerima barang dan BPB

69 Bagian Gudang Mengarsip BKB Tabel 3.2 Workflow Table Prosedur Pengeluaran Barang Workflow Table Prosedur Pengembalian Barang Actor Activity Mengembalikan Barang Mandor Menyiapkan barang yang ingin dikembalikan Mengantar barang ke bagian gudang Menerima Pengembalian Barang Bagian Gudang Menerima barang dari mandor Menyimpan Barang ke gudang Mencatat pengembalian barang ke dalam buku stok Tabel 3.3 Workflow Table Prosedur Pengembalian Barang Workflow Table Prosedur Pemesanan Barang Actor Activity Mengisi SPB Bagian Gudang Pelaksana Meminta pembelian barang kepada pelaksana Mengisi SPB Menyerahkan SPB pada QS Mengisi SOM Quantity surveyor Menerima SPB dari pelaksana Menyesuaikan SPB dengan RAP

70 Mengisi SOM Memberikan SOM kepada Site Manager untuk disejui Site Manager Menerima SOM Menyetujui dan menandatangani SOM Menyerahkan SOM kepada QS Quantity Surveyor Menerima SOM yang telah ditandatangan Mengirim SOM kepada Supplier Tabel 3.4 Workflow Table Prosedur Pemesanan Barang Workflow Table Prosedur Penerimaan Barang Actor Supplier Activity Membuat Laporan Material Masuk Menerima SOM dari QS Menyiapkan barang Mengantar barang ke gudang Menyerahkan barang dan SJ kepada bagian gudang Bagian Gudang Menerima barang dan SJ Mencocokan jumlah barang dengan order dan SJ Menandatangani SJ Menyerahkan copy SJ kepada Supplier Supplier Bagian Gudang Menerima Copy SJ yang telah ditandatangan Menyimpan SJ asli Membuat laporan material masuk Mencatat penerimaan ke dalam buku stok Membuat laporan rekapitulasi penerimaan barang secara periodik Tabel 3.5 Workflow Table Prosedur Penerimaan Barang

71 WorkFlow Table Prosedur Retur Barang Actor Activity Meretur Barang Bagian gudang Quantity Surveyor Melaporkan kerusakan barang kepada QS Menerima laporan kerusakan barang Memberitahu kerusakan barang kepada supplier Memberi izin pengembalian barang Bagian Gudang Mengembalikan barang yang rusak kepada supplier Tabel 3.6 Workflow Table Prosedur Retur Barang 3.3 Analisis Temuan Hasil Survey 1. Fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan pada bagian gudang tidak terpisah. Fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan harus dilakukan oleh karyawan yang berbeda karena untuk mencegah kecurangan yang dapat terjadi seperti pengurangan jumlah barang yang dicatat dengan yang diterima. Akibat dari belum terpisahnya fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan adalah besarnya kemungkinan kecurangan dan kesalahan seperti kurang telitinya pencatatan persediaan dalam kegiatan operasional gudang, sehingga informasi yang diberikan menjadi tidak akurat dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Saran kami adalah, supaya PT. Karya Mandiri Persada melakukan perekrutan karyawan baru untuk ditempatkan pada fungsi penerimaan barang atau fungsi penyimpanan barang.

72 2. Tidak adanya informasi jika barang sudah mulai menipis sehingga terjadi kekosongan barang. Kekosongan barang pada persediaan dapat mengakibatkan tertundanya kegiatan proyek, karena barang material yang ada di gudang telah habis terpakai, sehingga mandor harus menunggu sampai barang material tiba digudang. Saran kami adalah agar PT. Karya Mandiri Persada membuat fitur pengingat tentang barang yang sudah menipis pada sistem persediaannya, sehingga tidak terjadi kekosongan barang pada gudang. 3. Belum disediakan informasi mengenai retur yang terjadi kepada pihak manajemen. Barang yang diterima dari supplier kadang tidak sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order material dan adakalanya barang yang diterima dari pemasok mengalami cacat atau kerusakan. Tidak adanya informasi mengenai retur barang mengakibatkan tidak tersedianya informasi kepada pihak manajemen bahwa ada barang yang dikembalikan atau ditukar kepada pemasok. Pihak manajemen juga tidak mengetahui supplier mana yang kualitas barangnya bagus atau tidak. Untuk mengatasi pengendalian terhadap informasi retur ini kami menyarankan agar PT. Karya Mandiri Persada memiliki laporan retur barang. 4. Tidak adanya kegiatan perhitungan fisik persediaan. Perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan digudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan, mengetahui kuantitas persediaan, dan sebagai pengecek catatan yang ada dibuku stok. Saran kami adalah agar PT. Karya Mandiri

73 Persada mengadakannya perhitungan fisik persediaan oleh karyawan diluar fungsi gudang untuk melakukan pengecekan selisih antara laporan perhitungan fisik persediaan dengan buku stok. 5. Belum ada nomor urut tercetak pada formulir yang digunakan pada sistem persediaan perusahaan. Nomor urut digunakan untuk mengawasi pemakaian formulir dalam catatan akuntansi, sehingga nomor urut tercetak dapat mempermudah pencarian kembali dokumen yang digunakan dalam pencatatan. Saran kami adalah agar PT. Karya Mandiri Persada memiliki formulir dengan nomor urut tercetak untuk memudahkan dalam mendokumentasi suatu transaksi. 6. Belum ada pengkodean pada setiap barang yang ada dalam persediaan PT. Karya Mandiri Persada, kode barang berguna untuk memudahkan dalam mengidentifikasi barang-barang yang ada dalam persediaan, sehingga memudahkan dalam mengingat barang-barang yang ada dalam persediaan pada saat pencatatan suatu transaksi. Saran kami adalah agar PT. Karya Mandiri Persada memiliki kode pada setiap barang-barang persediaannya agar mempermudah dalam pencatatan transaksi persediaan. 7. Belum ada rangkap/tembusan pada dokumen yang digunakan pada sistem persediaan perusahaan. Rangkapan pada dokumen berguna untuk mempermudah dalam memberikan informasi kepada bagian lain yang membutuhkan informasi yang sama. Saran kami adalah agar PT. Karya Mandiri Persada membuat rangkap/tembusan formulir agar setiap bagian yang membutuhkan informasi dalam dokumen tersebut dapat dengan mudah memperolehnya.

74 3.4 Identifikasi Kebutuhan Informasi Berdasarkan rekomendasi dari analisis temuan hasil survei di atas, maka dapat ditemukan identifikasi kebutuhan informasi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja pada PT. Karya Mandiri Persada, antara lain : 1. Kebutuhan akan adanya penentuan minimum stock dan reorder point (ROP) yang digunakan untuk memesan barang kepada supplier pada saat jumlah persediaan telah mencapai titik tertentu. 2. Kebutuhan akan adanya laporan persediaan barang untuk mengetahui informasi mengenai persediaan barang yang ada di gudang. 3. Kebutuhan akan adanya laporan penerimaan barang untuk mengetahui informasi mengenai jumlah barang yang diterima dari supplier. 4. Kebutuhan akan adanya laporan pengembalian barang karena retur untuk mengetahui informasi mengenai jumlah barang yang dikembalikan kepada pemasok. 5. Kebutuhan akan adanya laporan pengembalian barang kegudang karena tidak terpakai dilokasi proyek. 6. Kebutuhan akan adanya laporan penggunaan barang untuk mengetahui informasi mengenai jumlah pengeluaran barang selama proyek berjalan. 7. Kebutuhan akan adanya laporan perhitungan fisik persediaan yang digunakan sebagai kontrol pengendalian terhadap kegiatan pencatatan persediaan yang dilakukan oleh fungsi gudang. 8. Kebutuhan akan adanya laporan penerimaan barang yang berselisih dengan permintaan pembelian sebagai pengendalian terhadap kegiatan permintaan pembelian dan penerimaan barang.