LAMPIRAN. Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

dokumen-dokumen yang mirip
Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan. Menggambar alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

Lampiran 2. Flowchart perencanaan penelitian. Mulai iii. Menimbang Biji Kedelai. Menyiapkan 2 jenis Mata Pisau yang Akan.

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang

Mulai. Dirancang bentuk alat. Digambar dan ditentukan ukuran alat. Dipilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. dirangkai alat.

Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian. Mulai. Menyiapkan alat dan bahan. Mengambil data anthropometri 10 orang operator

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk Alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Persiapan bahan dan alat. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Pengecatan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan. menentukan dimensi. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Mengukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan yang akan digunakan

Pengujian alat. Pengukuran parameter. Analisis data. selesai

2. Persentase Bahan yang Tidak Terparut

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart pelaksanaan penelitian

Lampiran 1. Data Pengamatan Kapasitas Material (kg/jam) Ulangan I II III

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

Mulai. Perancangan bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Pengukuran bahan yang akan digunakan

Ulangan I II III. Daftar analisa sidik ragam SK db JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakua K

Selesai. Merangkai alat

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS. (Design of Coconut Milk Extractor with Screw Press System)

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS KENTANG SCREW MEKANIS

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

Lampiran 1. Data pencetakan kompos dengan variasi bentuk cetakan. Tabel 2. Data penelitian. Waktu pencetakan (detik) I Bintang

III. METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS

RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS PINANG TUA

Lampiran 1. Gambar proses pembuatan tahu

M T. 1 liter air, Kebutuhan bahan bakar. 3 liter air, Kebutuhan bahan bakar

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

KEUNTUNGAN = BIAYA YANG DIKELUARKAN PENDAPATAN YANG DITERIMA ANALISIS BIAYA DARI PROSES PRODUKSI

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI

RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT BUBUR KERTAS

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

Mulai. Pembersihan kulit durian. Pencacahan kulit durian. Penimbangan kulit durian. Pemasakan kulit durian. Penambahan NaOH 5 %

RANCANG BANGUN ALAT PENGGILING BIJI KOPI TIPE FLAT BURR MILL

METODOLOGI. Jakarta Serang. Km 68 Kaw. Modern Industry Kav. 8 Cikande, Serang Indonesia.

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PERLAKUAN PANAS PADA ALAT PENGUPAS KULIT GELONDONG UNTUK BIJI KOPI (Coffea sp.) Renny Eka Putri, Mislaini dan Andri Syaputra 1 1) ABSTRAK

RANCANG BANGUN ALAT PEMBUAT SARI KACANG KEDELAI (Glycine max)

III. METODE PENELITIAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK KERIPIK BIJI-BIJIAN

RANCANGAN BANGUN ALAT PENGADUK SABUN CAIR BAHAN BAKU MINYAK JELANTAH

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK TERASI

VIII. ANALISIS FINANSIAL

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS SANTAN SISTEM SCREW PRESS

RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS KULIT TANDUK KOPI MEKANIS

HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMASAK LEMANG TIPE VERTIKAL

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING KELAPA PARUT (DESICCATED COCONUT)

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

MODIFIKASI ALAT PENGGILING BIJI KOPI TIPE FLAT BURR MILL

UJI RPM PADA ALAT PARUTAN KELAPA KERING (DESICCATED COCONUT)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Pegawai (orang) Cihideung , Cihideung 5 (UF System) Waktu Kerja per hari (jam)

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

BREAK EVENT POINT (BEP)

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Biomassa Tanaman Kangkung di Laboratorium. a. Biomassa Tanaman Hari ke-15 Sebelum Dikeringkan

EKONOMI TEKNIK. Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV)

BREAK EVEN POINT & ANALISIS SENSIVITAS EKOTEK - 08

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. METODOLOGI. 3.4 Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis biaya produksi, harga pokok,

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI RICE MILLING UNIT ONE PHASE (STUDI KASUS DI UD. BELEKE MAJU KABUPATEN LOMBOK BARAT NTB)

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

III. METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN ALTERNATIF PERBANDINGAN ALTERNATIF

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Pengertian Investasi Evaluasi Proyek... 9

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

SEMINAR KOMPREHENSIF ANALISIS TEKNIK, UJI KINERJA, DAN ANALISIS EKONOMI MESIN PELECET KACANG KEDELAI EDAMAME. Angga Fajar S ( )

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff.)

EVALUASI INVESTASI ANGKUTAN KOTA TRAYEK ST HALL - SARIJADI

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING KABINET UNTUK IKAN PORA-PORA (Mystacoleucus padangensis)

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di D.I. Yogyakarta pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS TEKNO-EKONOMI ALAT / MESIN UNTUK PENGOLAHAN BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.)

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

VII. RENCANA KEUANGAN

UJI ALAT PENYANGRAI MEKANIS TIPE ROTARI DENGAN KOMODITAS KACANG KEDELAI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1.Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Mengukur bahan yang akan digunakan Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan dimensi pada gambar Merangkai alat Mengelas alat Menggerinda permukaan alat yang kasar Mengecat alat b a 45

46 b a Menguji alat Tidak Layak? Ya Mengukur parameter Data Menganalisis data Selesai

47 Lampiran 2. Spesifikasi mesin pemeras santan sistem screw press 1. Dimensi mesin Panjang = 96 cm Lebar Tinggi = 55 cm = 117 cm 2. Bahan Ulir Penggerak Rangka Alas = Stainless steel = Baja = Stainless steel 3. Dimensi ulir penggerak Diameter = 10 cm Panjang = 36 cm Jarak antar ulir Tebal ulir = 4,5 cm = 0,3 cm Jumlah ulir = 8 buah 4. Motor Listrik Tenaga Kecepatan tanpa beban = 2 HP = 1400 rpm 5. Speed reducer (gearbox) Perbandingan = 1 : 60

48 Lampiran 3. Kapasitas kerja mesin pemeras santan sistem screw press Ulangan Berat Bahan Awal (Kg) Waktu Pengepresan (Menit) Berat Santan Kental (ml) Berat Akhir Bahan (Kg) Kapasitas Efektif Alat (Kg/jam) I 1 6,57 720 0,3 11,25 II 1 5,20 750 0,3 11,25 III 1 4,24 765 0,3 11,25 Jumlah 3 16,01 2.235 0.9 33.75 Rataan 1 5,33 745 0,3 11,25 Kapasitas alat = = Berat kelapa dipress (Kg) Waktu pengepresan (Jam) 1 Kg 5,33 Menit = 1 Kg 0,088 Jam = 11,25Kg/jam

49 Lampiran 4.Analisis ekonomi 1. Unsur produksi 1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 7.000.000 2. Umur ekonomi (n) = 5 Tahun 3. Nilai akhir alat (S) = Rp.700.000 4. Jam kerja = 5jam/hari 5. Produksi/ jam = 11,25 Kg/jam 6. Biaya operator = Rp. 5.000/hari 7. Biaya listrik = Rp. 10.085,95/hari 8. Biaya perbaikan = Rp.1.134.000/tahun 9. Bunga modal dan asuransi = Rp. 315.000/tahun 10. Jam kerja alat per tahun = 1.500 jam/tahun (asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2015) 2. Perhitungan biaya produksi a. Biaya tetap (BT) 1. Biaya penyusutan metode sinking fund D n = (P-S) (A/F, i, N) (F/P, i, n-1) dimana: Dn = Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun) P S N n i = Harga awal (Rp) = Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp) = Perkiraan umur ekonomis (tahun) = Tahun ke-n = Tingkat bunga modal (%/tahun)

50 Tabel Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir tahun ke (P-S) (Rp) (A/F, 7,5%, 5) (F/P, 7,5%, n-1) D n (Rp/thn) 1 6.300.000 0,1722 1,075 1.166.224,50 2 6.300.000 0,1722 1,15563 1.253.696,76 3 6.300.000 0,1722 1,2423 1.347.721,57 4 6.300.000 0,1722 1,3355 1.448.830,53 5 6.300.000 0,1722 1,4356 1.557.425,01 2. Bunga modal dan asuransi I = i(p)(n+1) 2N dimana: i P N = Tingkat bunga modal dan asuransi (7,5% pertahun) = Harga awal (Rp) = Perkiraan umur ekonomis (tahun) I = 7,5% (Rp. 7.000.000)(5+1) 2(5) = Rp. 315.000/tahun 3. Pajak Pajak = 2% x P dimana: 2% = Ketetapan nilai pajak P = Harga awal (Rp) Pajak = 2% x Rp. 7.000.000 = Rp. 140.000/tahun Total biaya tetap = Biaya penyusutan + bunga modal dan asuransi + pajak

51 Tabel Perhitungan biaya tetap tiap tahun Tahun Dn I Pajak Biaya tetap (Rp) (Rp/tahun) (Rp/tahun) (Rp/tahun) 1 1.166.224,50 315.000 140.000 1.621.224,500 2 1.253.696,76 315.000 140.000 1.708.696,762 3 1.347.721,57 315.000 140.000 1.802.721,578 4 1.448.830,53 315.000 140.000 1.903.830,530 5 1.557.425,01 315.000 140.000 2.012.425,016 b. Biaya tidak tetap (BTT) 1. Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat Ppa = 1,2% 100 x P -S 100 Jam x Wt dimana: Ppa = Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat pertahun (Rp/tahun) P S = Harga awal alat (Rp) = Harga akhir alat, 10% dari harga pembelian (Rp) Wt = Jam kerja pertahun (Jam/tahun) Ppa = 1,2% 100 2. Biaya listrik x Rp. 7.000.000 Rp. 700.000 100 Jam = Rp. 1.134.000/tahun Motor listrik 2 HP = 1,492 kw Jumlah pemakaian 1 hari = 5 jam x 1.500 Jam/tahun Biaya listrik per tahun = 1,492 kw x 1.500 jam x Rp. 1.352/kWh 3. Biaya operator BO = Wt x Uop dimana: = Rp. 3.025.776/tahun

52 Uop = Upah operator per jam (Rp/jam) BO = Biaya operator pertahun (Rp/tahun) Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun) Uop = Rp. 1.500 jam/tahun x Rp. 5.000/jam = Rp. 7.500.000/tahun Total biaya tidak tetap = Biaya perbaikan + biaya operator + biaya listrik c. Biaya total BT = Bt + Btt dimana: BT = Biaya total (Rp/tahun) Bt = Biaya tetap (Rp/tahun) = Rp. 1.134.000 + Rp. 3.025.776 + Rp. 7.500.000 = Rp. 11.659.776/tahun Btt = Biaya tidak tetap (Rp/tahun) Tahun Biaya tetap (Rp/tahun) Biaya tidak tetap (Rp/tahun) Biaya total (Rp/tahun) 1 1.621.224,500 11.659.776 13.281.000,50 2 1.708.696,762 11.659.776 13.368.472,76 3 1.802.721,578 11.659.776 13.462.497,58 4 1.903.830,530 11.659.776 13.563.606,53 5 2.012.425,016 11.659.776 13.672.201,02 d. Biaya pokok pengepresan santan BP = [ dimana: BT Wt x k ] BP = Biaya pokok (Rp/kg) BT = Biaya total (Rp/tahun) Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun)

53 k = Kapasitas kerja alat (Kg/jam) TabelPerhitungan biaya pokok tiap tahun Tahun Biaya total (Rp/tahun) Wt (Jam/tahun) k (Kg/jam) BP (Rp/kg) 1 13.281.000,50 1.500 11,25 787,022 2 13.368.472,76 1.500 11,25 792,205 3 13.462.497,58 1.500 11,25 797,777 4 13.563.606,53 1.500 11,25 803,769 5 13.672.201,02 1.500 11,25 810,204

54 Lampiran 5.Break even point S = FC + P SP - VC dimana: S = Sales variabel (produksi) (Kg) FC = Fix cash (biaya tetap) per tahun (Rp) P = Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas. VC = SP = Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp) Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp) Biaya tidak tetap = Rp. 11.659.776/tahun = Rp. 7.773,184/jam Kapasitas produksi = 11,25 Kg/jam Maka, VC = Rp. 7.773,184/jam : 11,25 Kg/jam = Rp. 690,949/Kg SP P = Rp. 4.000/Kg (asumsi pengerjaan di lapangan) = 0 (dianggap nol untuk mendapat titik impas) TabelPerhitungan BEP Tahun FC (Rp/tahun) Sp (Rp/kg) Vc (Rp/kg) S (Kg/tahun) 1 1.621.224,500 4.000 690,949 489,941 2 1.708.696,762 4.000 690,949 516,370 3 1.802.721,578 4.000 690,949 544,785 4 1.903.830,530 4.000 690,949 575,340 5 2.012.425,016 4.000 690,949 608,157 Produksi mengalami titik impas (break even point) saat mesin menghasilkan santan sebanyak: Tahun 1 = 490 Kg/tahun Tahun 2 = 516 Kg/tahun

55 Tahun 3 = 544 Kg/tahun Tahun 4 = 575 Kg/tahun Tahun 5 = 608 Kg/tahun

56 Lampiran 6.Net present value NPV = PWB - PWC dimana: PWB = Present worth of benefit PWC = Present worth of cost NPV > 0 artinya investasi akanmenguntungkan/layak NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan Maka, Investasi = Rp. 7.000.000 Nilai akhir = Rp. 700.000 Suku bunga bank = 7,5% Suku bunga coba-coba = 9,5% Umur alat Penerimaan dari tiap Kg Kapasitas alat Penerimaan = 5 tahun = Rp. 4.000/Kg = 11,25 Kg/jam = 11,25 Kg/jam x Rp. 4.000/Kg = Rp. 45.000/jam Pendapatan = Penerimaan jam kerja per tahun = Rp. 45.000/jam x 1.500 jam/tahun = Rp.67.500.000/tahun Pembiayaan = BTT x Jam kerja per tahun = Rp. 7.773,184/jam 1.500 jam/tahun = Rp. 11.659.776/tahun

57 PWB (present worth of benefit) 7,5% Pendapatan = Rp. 67.500.000/tahun (P/A, 7,5%, 5) =Rp. 67.500.000/tahun(4,0459) =Rp. 273.098.250 Nilai akhir = Rp. 700.000 (P/F, 7,5%, 5) =Rp. 700.000(0,6966) =Rp. 487.620 PWB = Rp. 273.098.250 + Rp. 487.620 = Rp. 237.585.870 PWC (present worth of cost) 7,5% Investasi = Rp. 7.000.000 Pembiayaan = Rp. 11.659.776/tahun (P/A, 7,5%, 5) =Rp. 11.659.776/tahun (4,0459) =Rp. 47.174.287,72 PWC = Rp. 7.000.000 +Rp. 47.174.287,72 = Rp. 54.174.287,72 NPV 7,5% = PWB - PWC = Rp. 237.585.870- Rp. 54.174.287,72 = Rp. 219.411.582,3 PWB (present worth of benefit) 9,5% Pendapatan = Rp. 67.500.000/tahun (P/A, 9,5%, 5) =Rp. 67.500.000/tahun(3,8397) =Rp. 259.179.750/tahun Nilai akhir = Rp. 700.000 (P/F, 9,5%, 5)

58 =Rp. 700.000(0,6352) =Rp. 444.640/tahun PWB = Rp. 259.179.750/tahun + Rp. 444.640/tahun = Rp. 259.624.390 PWC (present worth of cost) 9,5% Investasi = Rp. 7.000.000 Pembiayaan = Rp. 11.659.776/tahun (P/A, 9,5%, 5) =Rp. 11.659.776/tahun(3,8397) =Rp. 44.770.041,91/tahun PWC = Rp. 7.000.000 + Rp. 44.770.041,91 = Rp. 51.770.041,91 NPV7% = PWB - PWC = Rp. 259.624.390 - Rp. 51.770.041,91 = Rp. 207.854.348,1 Jadi, besarnya NPV 7,5% adalah Rp.219.411.582,3 dan NPV 9,5% adalah Rp. 207.854.348,1 Jadi nilai NPV dari alat ini 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

59 Lampiran 7. Internal rate of return Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut : IRR = p% + X X (q% - p%) (positif dan negatif) X+Y atau IRR = q% + X X (q% - p%) (positif dan positif) X- Y dimana: p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q Suku bunga bank (p) = 7,5% Suku bunga coba-coba (q) = 9,5% Karena keduanya positif, maka digunakan persamaan X IRR = q% + (q% - p%) X Y = 9,5% + Rp. 219.411.582,3 Rp. 219.411.582,3 - Rp. 207.854.348,1 (9,5% - 7,5%) = 9,5 % + 18,98 (2%) = 7% + 37,96% = 47,46%

60 Lampiran 8. Gambar proses penelitian Gambar 1. Kelapa parut Gambar 2. Santan kental

61 Lampiran 9. Gambar teknik mesin pemeras santan kelapa sistem screw press SKALA 1:12

SKALA 1:1 62

SKALA 1:4 63

SKALA 1:4 64

64 \ SKALA 1:3

SKALA 1:7 65

SKALA 1:3 66

67 MESIN PEMERAS SANTAN KELAPA SISTEM SCREW PRESS SKALA 1:16

69 Lampiran 10. Gambar mesin pemeras santan kelapa sistem screw press Gambar 3. Tampak depan Gambar 4. Tampak belakang Gambar 5. Tampak samping kiri

69 Gambar 6. Tampak samping kanan Gambar 7. Tampak atas Gambar 8. Saluran pemasukan bahan

70 Gambar 9.Saluran pengeluaran santan Gambar 10. Saluran pengeluaran ampas Gambar 11. Saringan

Gambar 12. Ulir penggerak 71

72 Lampiran 11. Tabel suku bunga 1. Tingkat suku bunga 7,5 % 2. Tingkat suku bunga 9,5%