L 1 Responden Number :... L 1 Kuisioner PETUNJUK PENGISIAN Responden yang terhormat, Kuesioner ini murni untuk kebutuhan penelitian dan bertujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang dibutuhkan sebagai informasi dari perusahaan saat ini yang mencerminkan kondisi sebenarnya di unit kerja Bapak dan Ibu. Silahkan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang ada. SS : Sangat Sering S : Sering R : Ragu-ragu TS : Tidak Sering STS : Sangat Tidak Sering TT : Tidak Terkait (dengan divisi dan pekerjaan saya) Nama :... Divisi :... Kode INDIKASI PERMASALAHAN SS S R TS STS TT I.Akuntabilitas (Accountability) 5 4 3 2 1 0 Di unit kerja kami P1 Setiap karyawan melaksanakan fungsi sesuai dengan tugas dan Job Desk nya seperti yang telah ditetapkan. P2 Setiap karyawan memp ertanggungjawabkan tugas y ang diberikan. P3 Pemberian (Reward) penghargaan kapada karyawan yang bekerja dan memberikan yang terbaik, berupa bonus, kenaikan gaji, promosi, maupun kenaikan jabatan selalu dimonitori dan dilaksanakan dengan semestinya, sesuai ketentuan yang berlaku. P4 Pemberian hukuman (Punishment) kepada pelaku pelanggar an, berup a teguran lisan, teguran tertulis, skorsing, pemotongan gaji, pemecatan, bahkan penyerahan kepada yang berwajib selalu dimonitori dan dilaksanakan dengan sesuai ketentuan yang berlaku. P5 Pemberian Reward semakin memacu karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan dan semakin bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan baik. P6 Pemberian Punishment membuat karyawan semakin bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dan sesuai dengan Job Desk dan kebijakan perusahaan.
L 1 P7 P8 P9 II. Transparan ( Transparancy ) Di unit kerja kami SS S R TS STS TT Karyawan selalu menyampaikan gagasan dan solusinya untuk perbaikan kinerja dan kegiatan perusahaan dengan memanfaatkan saluran portal Intranet yang tersedia. Penggunaan saluran portal Intranet sangat efisien d an bermanfaat dalam menyampaikan gagasan dan solusi perbaikan kinerja dan kegiatan perusahaan. Karyawan selalu menggunakan dan memanfaatkan SMS Dirut 3010 untuk menyampaikan keluhan atau berbagai permasalahan. P10 Penggunaan saluran SMS Dirut 3010 sangat efisien d an bermanfaat dalam menyampaikan keluhan dan berbagai permasalahan. P11 P12 Setiap pengadaan barang dan jasa tertentu selalu melalui proses e-procurement dan e-auction. Proses e-procurement dan e-auction san gat membatu untuk menghindari adanya hubungan istimewa dan campur tangan langsung pihak-pihak tertentu dalam pengadaan barang dan jasa. P13 Penggunaan Competency Assessment Tool sangat bermanfaat dan sering digunakan karyawan untuk penilaian sendiri atas kinerjanya dan untuk mendalami potensi diri. P14 P15 Promosi dan kenaikan jabatan karyawan melalui penilaian atas prestasi dan kinerjanya. Karyawan sesuai kewenangan dan lingkup kerjanya dapat melakukan akses terhadap informasi perusahaan, baik yang bersifat umum maupun rahasia. III. Tanggung Jawab ( R espon sibility) Di unit kerja kami SS S R TS STS TT P16 Kebijakan peraturan perusahaan selalu dijalankan dan dilaksanakan dengan sesuai dalam melakukan setiap tugas. P17 Karyawan melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dengan fungsinya masing-masing. P18 Semua karyawan bertanggung jawab atas pekerjaannya dan ap a y ang dilakuk anny a. IV. Kemandirian ( Independency ) Di unit kerja kami SS S R TS STS TT P19 Penganggkatan posisi dan promosi ditentukan secara mandiri melalui penawaran jabatan secara terbuka dan proses evaluasi melalui Assessment Servic Center, Competency Assessment Tool, dan Management Hearing.
L 1 P20 P21 P22 Penggunaan Assessment Servic Center, Competency Assessment Tool, dan Management Hearing sangat efisien, bermanfaat, dan selalu digunakan. Karyawan wajib memelihara dan meningkatkan kapasitas individu baik Skill, knowlwdge dan Attitude, yang dapat dilakukan melalui jalur formal ataupun nonformal. Adanya pelatihan atau pendidikan kepada karyawan baik formal maupun informal yang disediakan dan ditawarkan oleh perusahaan. V. Fai rne ss SS S R TS STS TT Di unit kerja kami P23 Tidak ada praktik diskriminasi dalam lingkungan kerja. P24 Pimpinan men ghormati hak asasi karyawan. P25 Membuka kesempatan yang sama tanpa membedakan umur, suku, bangsa, agama, dan gender dalam promosi dan kenaikan jabatan. P26 Membuka kesempatan yang sama tanpa membedakan umur, suku, bangsa, agama, dan gender dalam penerimaan kerja. P27 Penerimaan seluruh karyawan melalui proses interview, tes dan phsyco test. P28 Seluruh karyawan yang baru diterima mandapatkan training dan pengenalan terhadap lingkungan, nilai-nilai, dan kebijakan-kebijakan perusahaan. P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 VI. Nilai-Nilai dan Budaya TTW 135 SS S R TS STS TT Kejujuran Transparan Tanggung Jawab Kerjasama Disiplin Peduli Komitmen
L 3 L 3 Pertanyaan dan Jawaban Responden Hasil Wawancara 1. Q : Sudah berapa lama Bapak bekerja di TELKOM? A : Saya bekerja sudah 15 tahun, semenjak tahun 1991. 2. Q : Sebelumnya Bapak pernah bekerja di perusahaan apa? A : Wah, saya sudah seing mencoba beberapa jenis pekerjaan lain sebelum di TELKOM. Dulu saya pernah kerja sebagai pegawai swasta di suatu perusahaan, dan saya juga pernah mencoba menjadi milter. 3. Q : Perbedaan yang Bapak rasakan antara bekerja di TELKOM dan perusahaan lainnya? Apa yang membuat Bapak betah bekerja TELKOM? A : Perbedaan yang saya rasakan dengan bekerja di perusahaan swasta adalah etos kerjanya. Kalau di swasta lebih keras, lebih disiplin dan memiliki lingkungan kompetisi yang tinggi. Sedangkan di TELKOM, etos kerjanya tidak sekeras dan seketat diperusahaan Swasta. Karena TELKOM perusahaan Negara, jadi berbeda jauh dengan perusahaan Swasta baik kebijakannya, aturan, budaya, etika kerja, etika bisnis, pengangkatan jabatan dan pembagian kerjanya. Yang membuat saya betah untuk kerja di TELKOM, karena saya merasa lebih safe kerja disini. Safe dalam artian disini ada tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun dan tunjangan lainnya. Sehingga saya merasa lebih aman untuk menjamin masa tua saya nanti. 4. Q : Dampak apa saja yang dirasakan dengan perbedaan dari kondisi-kondisi diatas? A : Banyak yah. Contoh : kalau di TELKOM punishment, skorsing, dan pemecatan tidak sering diterapkan atau disanksikan. Karena birokrasinya tadi yang sangat rumit. Lalu pemberian reward juga tidak sering dilakukan, karena masih ada budaya mementingkan hubungan dekat dan kurang terbuka. Jadi belum tentu kinerja dan prestasi karyawan dihargai dengan semestinya. Begitu juga promosi dan kenaikan jabatan juga kurang jelas dan transparan pelaksanaannya. 5. Q : Kalau pelaksanaan dan kinerja dari Assessment Servic Center, Competency Assessment Tool, dan Management Hearing juga SMS Dirut 3010? A : Rata-rata tidak pernah digunakan oleh karyawan. Apalagi SMS Dirut 3010, saya malah baru dengar. Mungkin karena hal-hal semacam ini tidak pernah dipantau, atau disosialisasikan. Tetapi saya rasa SMS Dirut 3010 juga bila dilaksanakan dapat membawa dampak negative. Karena bisa menimbulkan konflik akibat laporan fiktir dari individu tertentu untuk keperluannya. 6. Q : Pelaksanaan e-procurement dan e-auction apakah dapat menghindari hubungan istimewa antara pihak tertentu dengan vendor? Apakah sistem ini dilakukan untuk semua jenis pengadaan barang dan Jasa?
L 3 A : Sangat membantu yah kedua sistem itu untuk menghindari hubungan istimewa. Tetapi saya juga merasa ada kelemahannya. Karena sistem tersebut membuat keduabelah pihak tidak melakukan komunikasi secara langsung, sehingga pengambilan keputusan pembelian barang kadang menjadi tidak memuaskan. Pelaksanaan sistem ini hanya untuk pengadaan barang dan jasa bagi proyek-proyek TELKOM. Sedangkan pengadaan barang dan jasa lain seperti aset, disiapkan oleh logistik. 7. Q : Yang saya pelajari dari consolidate statement, TELKOM memiliki komite GCG yang pelaksanaannya dibawah departemen SDM dan langsung diketuai oleh Direktur SDM. Sejauh manakah yang telah dilakukan komite tersebut dalam melaksanakan tugasnya? Apa sajakah tugasnya? A : Kalau yang saya rasakan, HRD di TELKOM tidak bekerja dengan optimal dan kurang efektif. Contohnya yah seperti tadi, reward dan punishment kan seharusnya mereka yang memantau dan mengawasi pelaksanaannya, tetapi tidak berjalan sistem tersebut. Lalu saya rasa kinerja HRD juga kurang tepat sasaran dimana yang seharusnya tidak dilakukan, malah dilakukan. Contohnya saja, pemindahan karyawan dari departemen marketing ke departemen product dan business performance. Tindakan ini kan bukan hanya tidak tepat, tetapi malah membuat kinerja orang tersebut malah jadi tidak produktif. Karena dia melakukan pekerjaan diluar dari bidang yang dikuasainya, selain itu dia pun perlu mempelajari banyak hal baru lagi. 8. Q : Apa TELKOM sering membuka lowongan pekerjaan kepada publik? Kalau iya apa ada periode tertentu dan jumlah tertentu dalam membuka lowongan dan memensiunkan pegawai? A : TELKOM sering membuka lowongan di koran-koran. Kalau periode dan jumlahnya rasanya tidak terikat yah, tergantung dari kebutuhan pekerja saja. Kalau pensiun ada batasannya sih yaitu bila sudah bekerja selama 20 tahun setiap karyawan dapat mengajukan pensiun. Tapi kalau memensiunkan pegawai rasanya tidak pernah. Biasanya pegawainya sendiri yang memiih pensiun. 9. Q : Kalau iya, apa saja kriteria seleksi bagi calon pegawai yang melamar? Melalui tahap apa saja dalam proses penerimaan calon pegawai sampai dengan menjadi pegawai tetap TELKOM? A : Kalau kriteria dilihat dari lowongan yang tersedia dan keahlian sang pelamar. Tahapnya melalui interview dan phsyco test jg. 10. Q : Kalau pengangkatan jabatan dan promosi apa benar dilakukan dengan penawaran terbuka dan Assessment Servic Center, Competency Assessment Tool, dan Management Hearing? A : Kalo melalui Competency Assesment Tool dan membuat presentasi kepada atasan memang betul. Tapi belum tentu direalisasikan. 11. Q : Apa TELKOM sering memberikan punishment berupa PHK? Kalo iya biasanya setahun ada berapa pegawai yang terkena PHK?
L 3 A : Jawaban ini terkait dengan pertanyaan yang sebelumnya yah dan saya rasa sudah terjawab. 12. Q : Kapan TELKOM memutuskan untuk mencantumkan nilai-nilai GCG kedalam nilai, budaya TTW 135, dan etika (tahun)? A : Sejak tahun 2003 TELKOM mulai memasukan nilai-nilai GCG kedalam nilai, etika kerja dan budaya perusahaan. 13. Q : Bagaimana cara TELKOM untuk mengimplementasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai baru tersebut yang tercantum dalam budaya perusahaan kepada seluruh pegawai TELKOM baik yang sudah lama bekerja maupun kepada karyawan baru? A : Setiap Rabu pagi kita selalu mengadakan semacam apel. Disana kita sering mensosialisasikan budaya dengan yel-yel yang berbau budaya, dan memberikan semangat khas budaya perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menghidupkan budaya dalam lingkungan kerja, agar karyawan juga terbiasa. Apel ini juga bukan hanya sebagai ajang mensosialisasikan budaya, tapi juga sebagai ajang sharing dan memberikan ide atau kritik untuk perusahaan. Kalau untuk karyawan baru kita ada training untuk pengenalan. 14. Q : Apakah TELKOM sering melakukan gathering, dan acara-acara acara perusahaan dalam rangka melestarikan budaya atau menghidupkan budaya ke tiap karyawannya agar budaya perusahaan lebih mengakar? A : Kalau acara perkumpulan khusus untuk melestarikan atau membudayakan budaya perusahaan tidak pernah dilakukan. Tetapi bila acara berkumpul untuk silahturahmi antar karyawan sering dilakukan, missal dengan kegiatan outbound, dan pengajian. Tiap awal tahun kita mengadakan acara juga untuk penyampaian tujuan perusahaan tahun yang bersangkutan, agar karyawan dapat mengetahui apa yang perlu dikerjakan. 15. Q : Bagaimana pelaksanaan budaya perusahaan dalam kegiatan sehari-hari? A : Nilai budaya perusahaan TELKOM itu kelemahannya adalah sering diubahubah seiring dengan pergantian direktur. Jadi acuannya tidak jelas dan tidak terpatok dengan pasti. Jawabannya bisa disimpulkan, yaitu pelaksanaannya kembali lagi ke masing-masing individunya dan tergantung dari mereka. Apalagi seperti yang tadi sudah saya bahas bahwa kurang dimonitori. 16. Q : Kalau pelaksanaan nilai-nilai GCG seperti yang telah tertulis dalam etika kerja TELKOM bagaimana, Pak? A : Kalau pandangan saya melihat GCG itu hanyalah seperti hal yang tertulis saja. Tetapi pelaksanaannya sendiri dalam lingkungan perusahaan diragukan. Malah kadang berjalan melenceng dari nilai-nilai itu sendiri.