BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN
|
|
- Ivan Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan dalam segi tukar pendapat, permasalahan urusan pekerjaan dan ditunjang dengan jiwa disiplin di dalam urusan pekerjaan perusahaan apapun. Hal itu dikarenakan pimpinan menduduki kursi tertinggi di divisinya masing-masing kebanyakan memiliki pengalaman kerja dan sudah ahli di bidang yang digelutinya. Bila ada keperluan dari karyawan yang sekiranya penting dan urgent maka pimpinan wajib menangani permasalahan dan berperan menyelesaikan permasalahan secara musyawarah untuk mufakat. Pimpinan di perusahaan Showa Indonesia Manufacturing dalam hasil penelitian dijelaskan terbagi menjadi beberapa manajer. Manajer tersebut membawahi pada bidang sesuai keterampilan dan bakat yang dimiliki (ada 10 bidang/divisi yaitu akuntansi, TI, pemasaran, produksi, mesin, quality control, PPIC, Procurement, HRD dan perawatan mesin dan peralatan). Pada proses rekruitmen karyawan yang paling berperan adalah HRD. Divisi tersebut mengetahui sifat psikologi karyawan mana yang cocok dan bisa dipekerjakan di perusahaan. SDM yang di Divisi HRD juga mengerti dan paham bagaimana cara menghadapi orang dan menyampaikan pembicaraan juga bisa menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi. Peraturan bagi para pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing sama dengan para karyawan bawahan yang sudah disamaratakan. Yang membedakan adalah kedudukan atau jabatan daripada pemimpin di Showa lebih dihormati. Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing berhak memberikan instruksi kepada para karyawan dan mengatur sesuai bidang pekerjaan dan divisi yang dipegangnya. Urusan perusahaan selalu ada proses rapat koordinasi dengan para karyawan bawahan sehingga memperkecil terjadinya konflik sosial atau kecemburuan sosial. Antara divisi 1 dengan divisi yang lain para manajer menjelaskan sebelumnya bahwasanya kebijakan, hak, dan tanggungjawab berbeda. Pada dasarnya peraturan yang telah dibuat perusahaan wajib ditaati dan dilaksanakan bagi seluruh SDM perusahaan yang ada. Ketatnya peraturan perusahaan dan menjamin kondisi lingkungan yang produktif seringkali menjadi hambatan dan tantangan bagi para pemimpin. Para tenaga kerja di perusahaan cenderung dituntut untuk memperbaiki produktivitas kerja dan didorong untuk senantiasa bersemangat bekerja. Kepala divisi perusahaan selalu memotivasi karyawan dengan membangun dan membentuk jiwa giat pada karyawan sehari-
2 hari nya di jam kerja dengan rasa senang. Pimpinan bangga dan akan lebih senang lagi ketika terjadi keberhasilan para karyawan bawahan pada kejadian dihadapkan program-program tertentu khususnya dalam pembuatan suatu produk baru (inovasi) dari shock yang akan di trial dan dipasarkan. Pemimpin di Showa selalu memantau dan menyelidiki kinerja para anggotanya di divisi yang dipimpinnya. Pemimpin di Showa menunjukkan kepedulian terhadap karyawan yang baru mulai memasuki organisasi perusahaan, aturan yang diterapkan perusahaan disampaikan ke calon karyawan baru pada masa training selama kurang lebih 1 tahun. Pemimpin selalu membuka pertanyaan kepada anggota yang sudah terdaftar sebagai calon karyawan yang akan memasuki perusahaan. Pada kasus tertentu pemimpin menggunakan teknik M.B.O (Management By Objective) di perusahaan untuk mencapai target dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan. Yang berperan penting dalam kemajuan perusahaan dalam hal assembling produk, dimotori dan dilakukan oleh divisi engineering dalam proses cetak barang di perusahaan. Pimpinan perusahaan berkewajiban melakukan pendekatan partisipatif kepada karyawan agar suasana dan kondisi lingkungan dapat terjadi koordinasi kerja yang saling mendukung. Pimpinan divisi di perusahaan Showa Indonesia Manufacturing memiliki jiwa maju dan bekerja keras. Hal tersebut bisa diketahui dari pernyataan karyawan yang diukur dan dinyatakan dengan hasil akhir, tingkat spesifik dan kerumitan bidang pekerjaan, dicapai pada waktu yang tertentu dan tepat. Selain itu pemimpin berpengaruh besar terhadap karyawan yang menjadi bawahan dan binaan dari divisinya. Manajer di perusahaan Showa Indonesia Manufacturing tidak berhak menentukan gaji para karyawan kecuali bila manajer mengusulkan ke direktur utama perusahaan. Para pemimpin di dalam perusahaan Showa Indonesia Manufacturing mempunyai kemampuan memberdayakan para karyawan sesuai Standar Operasional Prosedur perusahaan yang telah ditetapkan dan disahkan secara legal. Manajer di Showa Indonesia Manufacturing memperhatikan QWL (Quality of Work Life) untuk para karyawannya, dengan asumsi bahwa manajer mewakili perusahaan pada saat itu membuat gugusan dan gagasan organisasi perusahaan dan bersikap tegas dalam segala hal serta senantiasa memberikan arahan kepada karyawan secara positive thinking. Pada dasarnya pimpinan merespon dengan cepat dan penuh tanggung jawab terhadap permasalahan yang ada di dalam perusahaan. Para manajer bersikap dominan dan bertindak tegas terhadap calon karyawan baru sehingga calon karyawan baru dapat terampil dan lebih menguasai bidang pekerjaan.
3 Tabel 4. Skor Karakteristik Kepemimpinan Pada Divisi Produksi, HRD dan Marketing No Karakteristik Penilaian Produksi HRD Marketing. Kepemimpinan P H M 1 Perilaku CB B B Pemimpin 2 Sikap Pemimpin B B B 3 Tingkat Kemampuan Mempengaruhi B B B Keterangan: TB: Tidak Baik CB: Cukup Baik B: Baik SB: Sangat Baik P: Produksi H: HRD M: Marketing Dari tabel di atas dikatakan bahwa yang memiliki penilaian cukup baik terjadi pada divisi produksi aspek perilaku pemimpin, hal itu dikarenakan beberapa karyawan masih sulit dikontrol oleh para pemimpin dan belum terbiasanya menyamakan persepsi dari segi pemikiran pimpinan dengan karyawan bawahan perusahaan. Selain aspek dan divisi yang disebutkan bisa dikatakan baik dari karakteristik kepemimpinan yang ada di perusahaan yang terjadi di divisi produksi, HRD dan marketing perusahaan Showa Indonesia Manufacturing. 5.2 Karakteristik Karyawan Karyawan perusahaan Showa Indonesia Manufacturing mendapatkan perlakuan yang adil dari para atasan. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kecemburuan sosial di antara karyawan satu dengan yang lainnya. Atasan selalu berupaya mengembangkan kemampuan SDM perusahaan baik secara teknis maupun teoritis dengan tujuan kinerja karyawan dapat ditingkatkan. Karyawan Showa Indonesia Manufacturing memiliki minat yang sangat tinggi untuk dipromosikan dalam hubungannya dalam karir di dalam organisasi perusahaan. Karyawan bersikap proaktif dalam menjalankan penugasan pekerjaan dari atasan sehingga proses manajemen kerja berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan.
4 Tabel 5. Skor Karakteristik Karyawan Pada Divisi Produksi, HRD, dan Marketing No. Karakteristik Produksi HRD Marketing Penilaian P H M 1 Tk Keahlian B B B 2 Tk. Pengetahuan TB B CB 3 Tk. Pengalaman B B B 4 Gaji B B B 5 Umur CB SB SB 6 Status CB TB CB 7 Pendidikan B CB B 8 Lama Bekerja B CB B Keterangan: TB: Tidak Baik CB: Cukup Baik B: Baik SB: Sangat Baik P: Produksi H: HRD M: Marketing Hasil perolehan dalam Tabel 5. sebagian besar menunjukkan penilaian baik, namun terjadi pada penilaian tidak baik pada aspek tingkat pengetahuan di divisi produksi. Hal itu bisa terjadi dikarenakan sebagian besar karyawan di divisi produksi belum mengetahui pekerjaan secara keseluruhan dan masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan dan memecahkan permasalahan dalam penugasan yang diberikan oleh pihak atasan. Penilaian cukup baik terjadi pada aspek umur di divisi produksi, aspek status di divisi produksi dan marketing, serta terjadi pada aspek lama bekerja di divisi HRD. 5.3 Hubungan Karakteristik Kepemimpinan dengan Tingkat Pemberdayaan Organisasi. Kondisi Perusahaan Showa Indonesia Manufacturing terlihat kondusif dengan sistem kelembagaan yang tertata dan manajemen yang profesional. Kedisiplinan para manajer dalam bekerja dan mengkoordinasikan dengan bawahan dilihat di perusahaan tergolong dinamis. Pemimpin sewaktu-waktu menyesuaikan dengan karyawan untuk berbaur mengerjakan tugas dan pemimpin juga berorientasi pada instruksi pengerjaan tugas kepada para bawahannya. Analisis Gaya kepemimpinan menurut Levin et al dalam Goldberg and Larson (1985) ditunjukkan di perusahaan Showa Indonesia Manufacturing yang berpengaruh dalam produktivitas kerja karyawan yaitu kepemimpinan demokrasi dimana kedudukan pemimpin (manajer) di Showa mengarahkan dirinya dia sendiri dan berusaha memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berkembang. Kasus yang sering dilakukan oleh pimpinan yaitu ketika sebuah project diberikan kepada salah satu manajer untuk mendesainkan bentuk shockbreaker maka manajer team ditunjuk untuk menyelesaikan tugas dan manajer tentu saja
5 merapatkan kepada para anggotanya agar solusi pembuatan produk bisa berjalan dengan lancar. Peran manajer adalah mengendalikan bawahannya dan memberikan tugas kepada bawahannya untuk berpikir. Selain itu peran manajer saat itu berusaha mendapatkan partisipasi karyawannya, karena tidak bisa mengerjakan dengan cara sendirian. Pada dasarnya aspek semakin keingintahuan para karyawan memecahkan suatu kasus maka dirinya akan merasa puas diiringi dengan peningkatan produktivitas kerja. Puas diartikan akan ada insentif tambahan (luar gaji pokok) kepada para karyawan karena telah membantu mengerjakan project. Hal itu sudah biasa dilakukan perusahaan semata-mata hubungan timbal balik yang positif, apresiatif atas prestasi kerja karyawan. Pemimpin sering kali mengingatkan kepada para karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai di jam kerja. Banyak karyawan di Showa Indonesia Manufacturing meminta jam tambahan kerja, dengan asumsi mendapatkan tambahan penghasilan yang sifatnya sebagai penunjang. Upaya pengambilan keputusan oleh pimpinan terhadap karyawan dilakukan secara tepat dan efektif melalui gaya instruksi dan gaya konsultasi. Sesuai dengan Thoha (2001) bahwasanya instruksi di Showa Indonesia Manufacturing para pimpinan menggunakan dialog dengan para pekerja secara langsung atau face to face dengan memberikan mekanisme pelaksanaan baik dalam urusan penugasan kerja maupun hubungan pekerjaan lainnya. Sedangkan konsultasi dapat dilihat dengan pengarahan yang dilakukan saat group meeting dalam urusan pembagian kerja (job description) masing-masing karyawan. Faktor kewibawaan seorang pemimpin dalam pengendalian karyawan sangat penting, sehingga secara tidak langsung menggerakkan karyawan untuk lebih produktif dalam bekerja. Tabel 6. Koefisien Korelasi Range Spearman: Hubungan Karakteristik Kepemimpinan dengan Tingkat Pemberdayaan Organisasi. No. Tingkat Pemberdayaan Organisasi Karakteristik Intensitas E.T. Pengalaman Kerja Kepemimpinan Training (Y1.1) Manajer (Y1.2) 1 Perilaku Pemimpin (X1.1) Sikap (X1.2) Tingkat Kemampuan Mempengaruhi (X1.3) * Perilaku pemimpin dengan Intensitas Training di dalam perusahaan Showa Indonesia Manufacturing memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang sebesar Dengan nilai peluang >0.1 berarti tidak ada hubungan yang nyata di antara kedua subvariabel tersebut. Pada pengukuran subvariabel perilaku pemimpin dengan efektivitas
6 transformasi pengalaman kerja manajer juga tidak terdapat hubungan yang nyata, hal itu bisa ditunjukkan bahwa nilai koefisien korelasinya sebesar dengan nilai peluang yang > 0.1 yaitu sebesar Pada subvariabel sikap dengan intensitas training memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang sebesar Hal itu berarti nilai peluang yang >0.1, menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata antara kedua subvariabel tersebut. Pada uji korelasi sikap dengan efektivitas transformasi pengalaman kerja manajer menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang sebesar Nilai peluang tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan diantara kedua subvariabel, dengan alasan >0.1. Pada sub variabel tingkat kemampuan mempengaruhi dengan intensitas training memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang sebesar Nilai peluang pada kedua subvariabel tersebut menunjukkan bahwa tidak hubungan yang nyata, karena nilai peluang > 0.1. Pada uji korelasi sub variabel tingkat kemampuan mempengaruhi dengan efektivitas pengalaman kerja manajer terjadi hubungan yang nyata dengan nilai korelasi sebesar 0.252* dengan nilai peluang Nilai peluang tersebut menunjukkan nilai peluang pada taraf nyata Artinya hubungan positif di antara kedua subvariabel adalah semakin besar komitmen daripada pemimpin untuk mempengaruhi karyawan maka semakin banyak pengalaman yang diberikan kepada karyawan di perusahaan terkait dengan skill dan kemampuan melakukan pekerjaan hingga selesai dan tuntas sesuai dengan keinginan manajer Hubungan Karakteristik Karyawan dengan Tingkat Pemberdayaan Organisasi. Hubungan antara karakteristik karyawan dengan tingkat pemberdayaan organisasi Perusahaan Showa Indonesia Manufacturing ternyata yang paling berpengaruh besar adalah aspek tingkat keahlian. Hubungan tersebut bersifat significant (sangat nyata) pada taraf nyata <0.01. Selain itu terjadi hubungan yang nyata pada aspek pendidikan pada taraf nyata <0.05. Kedua aspek tersebut bisa berpengaruh nyata dikarenakan kesesuaian ciri perilaku yang dibawa karyawan dengan proses belajar yang berlangsung di perusahaan terjadi pemahaman akan materi pengetahuan dan keterampilan yang disampaikan oleh atasan. Karyawan juga berusaha menyesuaikan dan menerapkan keahlian di dalam urusan penyelesaian penugasan pekerjaan dari atasan. Aspek lainnya yang nampak juga terjadi pada umur terhadap pemberdayaan organisasi dan lama bekerja terhadap aspek intensitas training.
7 Tabel 7. Koefisien Korelasi Range Spearman: Hubungan Karakteristik Karyawan dengan Tingkat Pemberdayaan Organisasi. No. Karakteristik Karyawan (X2) Tingkat. Pemberdayaan Organisasi (Y1) E.T. Intensitas Training (Y1.1) Pengalaman Kerja (Y1.2) 1 Tk. Keahlian (X2.1) 0.426** 0.344** 2 Tk. Pengetahuan (X2.2.) Pengalaman (X2.3) Gaji (X2.4) Umur (X2.5) Status (X2.6) Pendidikan (X.2.7) 0.267* Lama Bekerja (X2.8) Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa tingkat keahlian dengan intensitas training di Showa Indonesia Manufacturing memiliki hubungan yang nyata dengan koefisien korelasi dan memiliki nilai peluang Kemudian tingkat keahlian dengan efektivitas pengalaman manajer menghasilkan koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang Taraf nyata diperoleh dengan p<0.1 sehingga terjadi hubungan yang positif antara tingkat keahlian dengan intensitas training dan tingkat keahlian dengan efektivitas pengalaman manajer. Dari data yang diperoleh hal itu berarti bahwasanya semakin butuhnya pendidikan dan keterampilan (keahlian) di pihak karyawan baik karyawan baru maupun karyawan lama maka semakin tinggi (banyak) pelatihan (training) yang diberikan dari pihak perusahaan kepada karyawan. Semakin tinggi keahlian karyawan yang ada di perusahaan Showa maka transformasi pengalaman kerja yang diberikan para manajer ke para karyawan juga semakin efektif. Koefisien korelasi tingkat pengetahuan dengan intensitas training sebesar dengan nilai peluang Karena nilai peluang >0.1 maka tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan intensitas training. Hal itu juga terjadi pada tingkat pengetahuan dengan efektivitas transformasi pengalaman kerja yang bisa dilihat nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang Nilai peluang tersebut >0.1 sehingga bisa dikatakan tidak ada keterkaitan yang nyata. Pada subvariabel pengalaman dengan intensitas training terlihat koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang 0.884, sedangkan subvariabel pengalaman dengan efektivitas transformasi kerja terlihat pada perhitungan range spearman nilai peluangnya sebesar kedua nilai peluang tersebut >0.1 sehingga bisa dikatakan bahwasanya di
8 perusahaan Showa Indonesia Manufacturing tidak ada hubungan yang nyata antara pengalaman dengan intensitas training serta tidak ada hubungan yang yata antara pengalaman dengan intensitas training. Gaji dengan intensitas training memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dan nilai peluangnya adalah 0.512, kemudian subvariabel gaji dengan efektivitas transformasi pengalaman kerja memiliki koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang sebesar nilai peluang kedua nya menunjukkan tidak ada hubungan yang nyata, karena nilai peluang tersebut >0.1. Perhitungan subvariabel umur dengan intensitas training didapat koefisien korelasi dengan nilai peluang sebesar Nilai peluang tersebut berada dalam taraf nyata yakni <0.1 sehingga bisa dikategorikan memiliki hubungan yang nyata di kedua subvariabel tersebut dan berkorelasi positif. Korelasi positif maksudnya adalah semakin bertambahnya umur maka semakin bertambah pula intensitas training yang diberikan dan memberikan kontribusi yang nyata bagi kemajuan perusahaan. Korelasi positif tersebut juga mendorong semakin produktifnya karyawan dalam bekerja di lingkungan perusahaan. sedangkan subvariabel umur dengan efektivitas transformasi kerja diperoleh nilai koefisien korelasi dengan nilai peluang Nilai peluang tersebut >0.1 sehingga tidak ada hubungan yang nyata antara umur dengan efektivitas transformasi kerja di perusahaan Showa Indonesia Manufacturing. Status dengan intensitas training memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang sebesar 0.309, sedangkan status dengan efektivitas transformasi kerja memiliki koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang Kedua nilai peluang tersebut menyatakan nilai tersebut >0.1, sehingga bisa dikatakan bahwasanya tidak ada hubungan yang nyata diantara kedua subvariabel tersebut. Pendidikan dengan intensitas training memiliki koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang Hal itu berarti memiliki hubungan yang nyata karena nilai peluang <0.1. hubungan tersebut bersifat positif semakin tinggi ilmu yang diperoleh maka intensitas training yang diberikan perusahaan kepada karyawan juga semakin banyak. Kemudian bisa dilihat pendidikan dengan efektivitas transformasi pengalaman kerja memiliki nilai korelasi koefisien dan peluangnya bernilai Nilai peluang tersebut menunjukkan bahwasanya pendidikan berkaitan dan memiliki hubungan yang nyata dengan efektivitas transformasi kerja karena nilai peluang < 0.1. Data yang diperoleh didapatkan subvariabel lama bekerja dengan intensitas training memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang Hal itu berarti
9 bahwa terdapat hubungan yang nyata antara lama bekerja dengan intensitas training, artinya semakin lama karyawan bekerja di dalam perusahaan maka akan semakin banyak training yang diterima yang bisa berdampak bagi karyawan semakin bisa menguasai keterampilan di dalam perusahaan Showa Indonesia Manufacturing. Aspek lama bekerja dengan efektivitas transformasi pengalaman kerja manajer tidak memiliki hubungan yang nyata karena nilai peluang nya >0.1 yakni sebesar dengan nilai koefisien korelasi
BAB VI PEMBERDAYAAN ORGANISASI DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM PERUSAHAAN
BAB VI PEMBERDAYAAN ORGANISASI DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM PERUSAHAAN 6.1. Pemberdayaan Organisasi Perusahaan Pemberdayaan organisasi perusahaan Showa Indonesia Manufacturing terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi atau unit usaha baik itu formal ataupun informal, membutuhkan seorang pribadi pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pekerjaan yang dijabarkan ke dalam Job Description. SDM dalam jangka waktu 3 tahun kedepan yang meliputi:
BAB V PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada PT Mulyareksa Jayasakti Semarang, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dari setiap variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan ataupun visi bagi perusahaan tersebut. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu kesatuan yang komplek yang berusaha mengalokasikan sumberdaya secara penuh demi tercapainya tujuan. Apabila suatu organisasi mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan/organisasi menjadi lebih kompleks. Perusahaan/organisasi harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di tengah perubahan yang supercepat dan persaingan yang superkompetitif, muncul tuntutan-tuntutan baru yang membuat pengambilan keputusan dalam perusahaan/organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Suatu perusahaan memerlukan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Para manajer dan departemen SDM dapat menggunakan insentif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor manusia sebagai faktor modal merupakan sumber daya yang sangat berperan dalam mencapai tujuan. Efisien dan efektifnya suatu organisasi sangat tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat
BAB I PENDAHULUAN Sebuah penelitian berawal dari adanya fenomena dalam perusahaan yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat dalam latar belakang penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap organisasi perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas demi meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak akan dapat bekerja tanpa adanya ide dan kreatifitas dari para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari permodalan secara riil yaitu berbentuk uang, namun salah satu hal yang juga berpengaruh adalah sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Safitri Hamzah, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi berkepentingan dalam hal pencapaian tujuan dari organisasi. Pencapaian tujuan ini tentu saja membutuhkan kinerja terbaik yang mampu dihasilkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal
117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan
Lebih terperinciPERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ERA GLOBALISASI
PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ERA GLOBALISASI Oleh : Zulfah Sumber daya manusia dituntut untuk mampu mengatasi segala tantangan dan diharapkan mampu memanfaatkan peluang serta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru.
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM
KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA TIM Peran kepemimpinan dalam membangun Total Quality Manajemen adalah unsur terpenting, sebab setiap organisasi harus memiliki seorang pemimpin dan pemimpin harus memiliki visi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Definisi manajemen SDM Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi agar terwujud suatu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan (Hasibuan, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perusahaan yang sangat pesat mengharuskan setiap perusahaan mendapatkan karyawan yang berkualitas dan mampu membawa perusahaan untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang
Lebih terperinciPELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap organisasi atau perusahaan baik pemerintah maupun swasta untuk bekerja sama dalam rangka mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam suatu organisasi atau unit usaha baik itu formal atau informal, membutuhkan seorang pemimpin yang dapat memberikan semangat kepada bawahannya untuk
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap
BABl PENDAHULUAN BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat jarak antar negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Ada pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah, sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah, sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dan berpengaruh bagi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada dewasa ini menuntut masyarakat Indonesia untuk senantiasa maju dan berkembang sesuai dengan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif
PEMBAHASAN 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Manajemen Sumber Daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitik beratkan pada sumber daya manusia (SDM) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya menghadapi dinamika
Lebih terperinciPendetakan tradisional
teori dasar KEPEMIMPINAN BISNIS TEORI CIRI Pendetakan tradisional fisik: tinggi, besar, daya tarik, ketahanan tubuh, dll. sosiologis: ketegasan, kebijaksanaan, status, kepercayaan pada orang, dll. kepribadian:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang peranan penting dalam keberhasilan instansi. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka menghadapi perubahan dan persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan dirasakan jauh lebih besar daripada sumber-sumber
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan adalah sumber daya manusia yang ada di dalamnya, karena peran sumber daya manusia dalam suatu perusahaan
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN. OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd
KEPEMIMPINAN OLEH: Drs. Yunyun Yudiana, M.Pd Apa itu Kepemimpinan? Suatu kemampuan untuk berproses dari seseorang untuk dapat membawakan tujuan dari kelompok yang dipimpinnya. Profil Pemimpin Tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SDM). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu elemen terpenting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan sumber daya dalam memenuhi tujuan yang sudah ditetapkan. Salah satu sumber daya yang dibutuhkan yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam abad informasi dan teknologi seperti sekarang ini, modernisasi dan globalisasi adalah hal yang tidak dapat terelakan lagi dalam semua aspek kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu organisasi pemerintah adalah menjalankan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia agar dapat bersaing dengan negara maju. Setiap
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
29 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Setiap perusahaan atau organisasi memiliki visi dan misi tertentu. PD Pasar Jaya memiliki visi untuk memajukan perusahaan. Sebagai pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan
Lebih terperinciini. Sehingga memudahkan perusahaan dalam merekrut karyawan. Faktor lokasi inilah salah satu juga yang membuat perusahaan ini berkembang pesat.
36 kegiatan keluar masuk kendaran mobil berat untuk mengirim barang maupun mendatangkan bahan baku. Tenaga kerja juga cukup banyak tersedia di kawasan ini. Sehingga memudahkan perusahaan dalam merekrut
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO NOVRIYANTI SUMAS SI MANAJEMEN ABSTRAK Novriyanti Sumas, NIM 931 409 084 Pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan sekolah dalam mengantar
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin
1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin meningkat dan perlu usaha kuat untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Perubahan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui melalui orang lain. Definisi ini, yang dikemukakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Globalisasi dan perubahan-perubahan ekonomi membawa dampak cukup besar bagi dunia bisnis di Indonesia. Persaingan domestik maupun internasional yang semakin ketat
Lebih terperinciPEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF
PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF C. PEMANFAATAN PELUANG USAHA SECARA KREATIF DAN INOVATIF Wirausaha yang kreatif adalah wirausaha yang cepat menangkap peluang yang muncul dari suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang atau pendapat para ahli. Menurut Hardiyanto (2003), kinerja adalah hasil
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEPEMIMPINAN VISIONER DENGAN KOMITMEN ORGANISASI S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Gelar Sarjana S-1 Psikologi Oleh Doddy Agus S. F 100
Lebih terperincipekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila
33 3 PEMBAHASAN UMUM Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. PNS sebagai sumber daya manusia yang dimiliki organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk
I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis, tidak lepas dari kinerja individu. Dalam hubungan ini faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya terpenting bagi organisasi adalah sumber daya manusia yaitu orang-orang yang memberikan tenaga, bakat dan kreatifitas mereka pada organisasi bisnis,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan yang tidak seharusnya ia lakukan dalam etika berorganisasi, seperti lalai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis banyak dijumpai sejumlah organisasi atau perusahaan yang mengalami ataupun yang hampir gagal dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di
I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh
122 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Simpulan Deskriptif Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh simpulan deskriptif yang menunjukkan bahwa: 1. Kepuasan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan telah diselesaikannya penyusunan Laporan Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara di STPP Medan periode semester
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi atau perusahaan, baik swasta nasional maupun swasta asing berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelumnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi dimana orang-orang yang ada di dalamnya mencurahkan tenaga, bakat, kreativitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di sektor perbankan semakin tajam. Manajamen bank harus proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar dapat bertahan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penilaian prestasi kerja di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi
126 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian prestasi kerja di Kantor Distribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Sumber daya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA. Penelitian ini merupakan penelitian yang memverifikasi tentang pengaruh kecerdasan
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA 5.1. Simpulan Penelitian ini merupakan penelitian yang memverifikasi tentang pengaruh kecerdasan emosional (tiap dimensi) terhadap kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam suatu organisasi baik itu di sebuah perusahaan maupun instansi pemerintahan, peran seorang pemimpin sangat penting artinya. Hal ini dikarenakan seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sektor untuk mencapai tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia, berperan dalam pelayanan kesehatan dan berkontribusi bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset berharga yang perlu dipertahankan oleh perusahaan, karena sumber daya manusia menjadi penentu keefektifan suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan hingga sepanjang hidupnya, manusia tidak lepas dari suatu kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan. Dewasa ini, masyarakat sering memandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai visi, misi, strategi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam suatu organisasi, manajemen adalah salah satu elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam suatu organisasi, manajemen adalah salah satu elemen penting untuk kelangsungan organisasi. Sistem manajemen yang dipakai oleh suatu organisasi adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang optimal terhadap kemajuan
Lebih terperinci