UKURAN KEBAIKAN MODEL BERDASARKAN DEVIASI PERIODE UNTUK MODEL MARKOV SWITCHING. Muhammad Fajar Staf Seksi Statistik Sosial BPS Kab. Waropen.

dokumen-dokumen yang mirip
MEAN SQUARE DEVIATION PROBABILITY. Abstrak. Kata kunci: markov switching, smoothed probability, mean square deviation probability

MODEL LAJU PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH (IDR) TERHADAP POUNDSTERLING (GBP) DENGAN METODE MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

BAB III MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE (MSAR)

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY

PEMODELAN MARKOV SWITCHING DENGAN TIME-VARYING TRANSITION PROBABILITY

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN

Ratri Oktaviani, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) Hayuk Permatasari, Budi Warsito 2, Sugito 3

Meganisa Setianingrum, Sugiyanto, Etik Zukhronah Prodi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 nilai tukar kurs euro terhadap rupiah

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

BAB I PENDAHULUAN. atau memprediksi nilai suatu perolehan data di masa yang akan datang

BAB 2 LANDASAN TEORI. variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan Merupakan

PERAMALAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD BERDASARKAN MODEL VAR

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Abstract

Teknik Ensemble dengan Additive Noise pada Estimasi Parameter Model Autoregressive Spasial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV MODEL HIDDEN MARKOV

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

Model Hibrida ARIMA dan Fuzzy Time Series Markov Chain

PROSIDING ISBN :

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) MENGGUNAKAN METODE BAYESIAN

Analisis Regresi Nonlinear (I)

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

LANDASAN TEORI. menyatakan hubungan antara variabel respon Y dengan variabel-variabel

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

Metode Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Eksplorasi data. Identifikasi model ARCH

BAB III THRESHOLD AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROCEDASTICTY (TARCH) Proses TARCH merupakan modifikasi dari model ARCH dan GARCH.

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya untuk mempelajari cara bagaimana variabel-variabel itu dapat

BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DENGAN PROSES OBSERVASI ZERO DELAY

Jurnal Jilid 7, No. 2, 2017, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

BAB 3 SMOOTH TRANSITON AUTOREGRESSIVE. waktu nonlinear yang merupakan perluasan dari model Autoregressive (AR).

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

BAB 2 LANDASAN TEORI

PREDIKSI HARGA EMAS DI INDONESIA BERDASARKAN NILAI TUKAR DOLLAR TERHADAP RUPIAH DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI DAN RANTAI MARKOV MULTIVARIAT

AUTOKORELASI PADA BAGAN KENDALI

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

BAB III. Hidden Markov Models (HMM) Namun pada beberapa situasi tertentu yang ditemukan di kehidupan nyata,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. ii Bagaimana rata-rata atau nilai tengah dibuat oleh Stimulan eksternal.

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

PRINCIPAL COVARIATE REGRESSION PADA DATA RUNTUN WAKTU

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM)

TEORI DASAR DERET WAKTU M A T O P I K D A L A M S T A T I S T I K A II 22 J A N U A R I 2015 U T R I W E N I M U K H A I Y A R

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

Distribusi Weibull Power Series

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE. Model GSTAR adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk

Perbandingan Metode Kalman Filter, Extended Kalman Filter, dan Ensemble Kalman Filter pada Model Penyebaran Virus HIV/AIDS

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

KAJIAN MODEL MARKOV WAKTU DISKRIT UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR PADA MODEL EPIDEMIK SIR. Oleh: RAFIQATUL HASANAH NRP.

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

Estimasi MCMC untuk Model GARCH(1,1) Studi Kasus: Kurs beli JPY dan EUR terhadap IDR

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PEMODELAN DATA IHSG DAN LAJU INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSIVE WITH EXOGENOUS VARIABLE (VARX)

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR)

PEMODELAN DATA TIME SERIES DENGAN METODE BOX-JENKINS

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

Transkripsi:

UKURA KEBAIKA MODEL BERDASARKA DEVIASI PERIODE UTUK MODEL MARKOV SWITCHIG Muhammad Fajar Staf Seksi Statistik Sosial BPS Kab. Waropen Abstrak Dalam penelitian ini, penulis mengusulkan ukuran kebaikan model markov switching (new criteria for markov switching model) yang mengakomodir deviasi (penyimpangan) waktu yang dihasilkan model tersebut. Ukuran yang dimaksud adalah sum of squared period deviations (SSPD), ukuran ini dapat diterapkan jika urutan dan frekuensi kemunculan rezim (baik secara total maupun spesifik rezim) sama antara hasil prediksi model dan realitas, baik untuk dua atau lebih rezim yang didefinisikan. Kata kunci: markov switching, smoothed probability, deviasi periode, periodisasi I. PEDAHULUA Model markov switching autoregressive adalah pemodelan time series autoregressive dalam mengakomodir perubahan rezim yang terjadi selama periode pengamatan, biasanya diterapkan dalam fenomena siklus bisnis, perubahan pada pergerakan variabel secara dramatis seperti perubahan pergerakan nilai kurs rupiah terhadap US dollar dari system mengambang terkendali menjadi system mengambang bebas atau sejenisnya. Model markov switching autoregressive bukan hanya melibatkan nilai aktual yang bersifat observable dalam proses estimasi, tetapi juga melibatkan probabilitas yang bersifat hidden. Sehingga model markov switching bukan hanya menghasilkan fitted value tetapi juga menghasilkan estimasi nilai probabilitas, yakni matriks transisi, filtered dan smoothed probability. Khusus smoothed probability, berguna untuk penanggalan siklus bisnis (Petturson, 2000). Sebenarnya dari informasi Petturson (2010) dapat diketahui periodisasi rezim yang dihasilkan model markov switching autoregressive. Hasil periodisasi rezim oleh model tersebut dapat dianggap sebagai suatu prediksi periode atau waktu rezim secara terurut. Jika tersedia informasi penanggalan suatu rezim secara resmi dari otoritas, maka dapat dibentuk suatu ukuran kebaikan untuk model markov switching autoregressive bahkan model markov switching untuk time series secara umum. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis membahas konstruksi ukuran kebaikan model tersebut. II. KAJIA PUSTAKA 2.1 Markov Switching Model Andaikan variabel acak yang ingin diteliti adalah y t dan mengikuti sebuah proses yang tergantung pada nilai dari rezim s t yang bersifat diskrit dan tidak teramati. Diasumsikan terdapat rezim, suatu kondisi berada pada rezim n di periode t ketika s t = n, untuk n = 1,,. Model switching mengasumsikan terdapat perbedaan model regresi pada setiap rezim. Diberikan regresor X t dan Z t, conditional mean dari y t pada rezim n diasumsikan model linier: μ t (n) = X t β n + Z t δ (1) dengan β n dan δ masing-masing sebanyak k X dan k Z vektor koefisien. Koefisien β n untuk X t yang diberi indeks rezim n dan koefisien δ untuk Z t adalah invariant rezim. Kemudian diasumsikan bahwa eror dari regresi mengikuti distribusi normal dengan varians bergantung pada rezim, berikut pemodelannya: y t = μ t (n) + σ(n)ε t (2)

dengan s t = n, ε t (eror) i.i.d berdistribusi normal, σ adalah standar deviasi dari eror pada rezim n, σ(n) = σ n. Fungsi likelihood atas persamaan (2) berikut pada periode t: L t (β, δ, σ, γ) = 1 σ n n=1 φ ( y t μ t (n) σ n ) P(s t = n I t 1, γ) (3) dengan β = (β 1,, β ), σ = (σ 1,, σ ), γ adalah parameter yang menentukan probabilitas rezim, φ(. ) Fungsi densitas normal standar, I t 1 adalah set informasi pada periode t 1. Dalam kasus sederhana γ merupakan probabilitas rezim. Dari persamaan (3) dapat dibentuk full loglikelihood sebagai berikut: l(β, δ, σ, γ) = log ( 1 σ n T t=1 n=1 φ ( y t μ t (n) ) P(s σ t = n I t 1, γ)) n (4) dalam proses estimasi persamaan (4) dimaksimumkan terhadap (β, δ, σ, γ). Dalam kasus sederhana, probabilitas bernilai konstan. Lebih umum, asumsi probabilitas bergerak (varying probabilities) bahwa p n adalah sebuah fungsi dari vektor variabel eksogen G t 1 dan koefisien γ diparameterisasi menggunakan spesifikasi logit multinomial P(s t = n I t 1, γ) = p n (G t 1, γ) = exp(g t 1 γ n ) (5) exp(g t 1 γ n ) untuk γ = (γ 1 γ 2 γ n ) dengan mengidentifikasi normalisasi γ n = 0. Pada kasus khusus probabilitas dianggap konstan dengan asumsi G t 1 = 1. Kemudian masukkan persamaan (5) ke persamaan (4) menjadi: l(β, δ, σ, γ) = log ( 1 σ n T t=1 n=1 φ ( y t μ t (n) ) p σ n (G t 1, γ)) n (6) Untuk proses estimasi parameter, maka persamaan (6) dimaksimukan terhadap (β, δ, σ, γ) dengan menggunakan iterasi karena beberapa parameter tidak teramati (laten). 2.1.1 Filtering Persamaan (6) tergantung pada one-step ahead probability pada sebuah rezim P(s t = n I t 1, γ). Perhatikan, bahwa pengamatan nilai variabel dependen dalam periode yang diberikan memberikan informasi tambahan tentang efek rezim yang masuk. Informasi tersebut digunakan untuk memperbaharui (updating) estimasi probabilitas rezim. Proses estimasi probablitias rezim yang diperbaharui secara iterasi disebut filtering. Dengan menggunakan teorema Bayes dan probabilitas bersyarat, maka filtered probability dirumuskan sebagai berikut: P(s t = n I t ) = P(s t = n y t, I t 1 ) = f(y t s t = n, I t 1 )P(s t = n I t 1 ) f(y t I t 1 ) (7) Sisi kanan persamaan (7) berhubungan dengan persamaan (5) sehingga: 1 σ φ ( y t μ t (n) ) p P(s t = n I t ) = n σ(n) n (G t 1, γ) 1 φ ( y t μ t (j) ) p σ j σ(j) j (G t 1, γ) (8)

2.1.2 Markov Chain Asumsi Markov first order adalah probabilitas bahwa s t = j tergantung dari dari masa lalu s t 1, dapat dituliskan: p(s t = j s t 1 = i, s t 2 = h, ) = p(s t = j s t 1 = i) = p ij (t) (9) Probabilitas pada persamaan (9) diasumsikan time invariant sehingga p ij (t) = p ij untuk semua t. Berdasarkan banyaknya rezim dan asumsi markov tersebut dapat dibentuk matriks transisi: p 11 (t) p 1 (t) p(t) = ( ) p 1 (t) p (t) dengan p ij merepresentasikan bahwa probabilitas transisi bergerak dari rezim i pada periode t 1 ke rezim j pada periode t. Dengan mendefinisikan setiap baris ke-i pada matriks: p ij (G t 1, γ i ) = exp(g t 1 γ ij ) exp(g t 1 γ is ) s=1 (10) Untuk j = 1,, dan i = 1,, dengan normalisasi γ i = 0. Umumnya, model markov switching dispesifikasikan adalah probabilitas konstan, jadi G t 1 hanya mengandung konstanta (tetap). Akibat properti Markov dari probabilitas transisi harus dievaluasi secara rekursif. Secara singkat, setiap rekursi langkah dimulai dengan tahapan filtering pada probabilitas untuk periode sebelumnya. Diberikan filtered probability, P(s t 1 = n I t 1 ), proses rekursi dapat dijelaskan ke dalam empat langkah: 1. Pertama bentuklah prediksi one step ahead dari probabilitas rezim menggunakan rumus dasar probabilitas dan matriks probabilitas transisi: P(s t = n I t 1 ) = P(s t = n s t 1 = j)p(s t 1 = j I t 1 ) = p jm (G t 1, γ j )P(s t 1 = j I t 1 ) (11) 2. Selanjutnya, gunakan probabilitas one-step ahead dari sebelumnya ke bentuk densitas gabungan one-step ahead dari data dan rezim pada periode t: f(x t, s t = n I t 1 ) = 1 φ ( y t μ t (n) ) P(s σ n σ(n) t = n I t 1 ) (12) 3. Kontribusi likelihood untuk periode t ditentukan dengan penjumlahan joint probability diantara rezim tidak teramati untuk mendapatkan distribusi marginal data teramati L t (β, δ, σ, γ) = f(y t I t 1 ) = f(y t, s t = j I t 1 ) (13) 4. Langkah akhir untuk untuk mendapatkan filtered probability dengan menggunakan persamaan (12) untuk memperbaharui prediksi one-step dari probabilitas: P(s t = n I t 1 ) = f(x t, s t = n I t 1 ) f(x t, s t = j I t 1 ) (14) Langkah-langkah tersebut diulangi untuk setiap periode, t = 1,, T. Karena proses iterasi untuk estimasi pada markov switching membutuhkan inisial filtered probability, P(s 0 = n I 0 ), atau alternatif dengan inisial probabilitas rezim one-step ahead P(s 1 = n I 0 ). Total likelihood

diperoleh dengan menjumlahkan persamaan (13), kemudian untuk mendapatkan estimasi dari parameter dengan memaksimumkan fungsi total likelihood terhadap (β, δ, σ, γ) dengan proses iterasi. 2.1.3 Smoothing Estimasi probabilitas rezim bisa ditingkatkan dengan menggunakan semua informasi pada sampel. Dalam proses smoothing, estimasi probabilitas rezim pada periode t menggunakan himpunan informasi pada periode final, I T, hal ini berbeda pada tahap filtering yang menggunakan informasi pada titik waktu tersebut (contemporaneous information) I t. Secara intuisi, penggunaan informasi tentang realisasi masa depan dari variabel dependen y s (s > t) dapat meningkatkan akurasi estimasi dalam rezim n pada periode t karena matriks probabilitas transisi berhubungan secara serempak pada fungsi likelihood pada periode yang berbeda-beda. Kim (1994) menunjukkan bahwa: P(s t = i, s t+1 = j I T ) = P(s t = i s t+1 = j, I T )P(s t+1 = j I T ) (15) = P(s t = i, s t+1 = j I t ) P(s P(s t+1 = j I t ) t = j I T ) (16) Persamaaan (15) bergerak ke persamaan (16) menunjukkan bahwa jika s t+1 diketahui, maka tidak terdapat informasi tambahan tentang s t pada y t+1,, y T. Smoothed probability, P(s t = i I T ), pada periode t ditentukan dengan memarjinalisasi joint probability terhadap s t+1 : P(s t = i I T ) = P(s t = i, s t+1 = j I T ) (17) Semua komponen pada sisi kanan persamaan (15) ditentukan sebagai bagian dari tahap filtering. Diberikan himpunan filtered probability, dengan memberikan inisial pada smoothed probability menggunakan P(s T = j I T ) dan iterasi penghitungan persamaan (16) dan (17) untuk t = T 1,,1 sehingga mendapatkan smoothed probability. Dalam proses iterasi komputasi diperlukan inisialisasi pada filtered probability pada periode 0, P(s 0 = n I 0 ). Proses estimasi parameter dalam model markov switching diawali pemberian initial value sebagai nilai awal parameter, kemudian proses selanjutnya adalah tahap filtering, lalu tahap smoothing. Proses iterasi berakhir ketika semua nilai estimasi untuk parameter mencapai kestabilan. III. PEMBAHASA Model markov switching bukan hanya melibatkan nilai aktual yang bersifat observable dalam proses estimasi, tetapi juga melibatkan probabilitas yang bersifat hidden. Sehingga model markov switching bukan hanya menghasilkan fitted value tetapi juga menghasilkan estimasi nilai probabilitas, yakni matriks transisi, filtered dan smoothed probability. Khusus smoothed probability, berguna untuk penanggalan siklus bisnis (Petturson, 2000), maksudnya periodisasi rezim pada siklus bisnis (misalkan dari titik waktu 1996 Q1 sampai 2000 Q2 adalah periode rezim resesi, dan 2000 Q3 sampai 2015 Q2 adalah periode rezim ekspansi). Jika didalam suatu penelitian menetapkan dua rezim, yaitu resesi dan ekspansi sehingga smoothed probability bersifat mirroring, misalnya ketika pada titik waktu tertentu memiliki nilai smoothed probability resesi sebesar 0.2, maka smoothed probability ekspansi sebesar 0.8 dan karena smoothed probability resesi kurang dari 0.5 (apabila nilai smoothed probability resesi kurang dari 0.5 (Hamilton, 1989), maka titik waktu tersebut termasuk dalam periode ekspansi. Kemudian apabila nilai smoothed probability resesi lebih dari atau sama dengan 0.5, maka titik waktu tersebut termasuk dalam periode rezim resesi. Kemudian jika tersedia informasi penanggalan resmi perihal rezim, maka dapat dibentuk ukuran kebaikan model markov switching berdasarkan penyimpangan periode (waktu) antara

periode rezim hasil periodisasi yang didasarkan pada pergerakan smoothed probability yang dihasilkan model markov switching terhadap periode rezim hasil keputusan otoritas ekonomi (aktual). amun, ukuran tersebut dapat dikonstruksi jika urutan dan frekuensi kemunculan rezim (baik secara total maupun spesifik rezim) sama antara hasil prediksi model dan realitas. Misalkan secara hipotetik disajikan tabel periodisasi rezim realitas dan hasil prediksi model markov switching AR (1), berikut (contoh dibuat sederhana agar diperolehan pemahaman): Tahun Periodisasi Aktual (Berdasarkan Hasil Pengumuman Periodisasi Rezim pada Siklus Bisnis Oleh Otoritas Ekonomi) Tabel 1. Hipotetis Smoothed Probability Rezim Resesi Berdasarkan Model Markov Switching AR (1) Hasil Periodisasi yang didasarkan pada Pergerakan Smoothed Probability yang dihasilkan Model Markov Switching-AR(1) 2000 1 - - 2001 1 0.959 1 2002 1 0.999 1 2003 1 0.432 2 2004 2 0.321 2 2005 2 0.201 2 2006 2 0.103 2 2007 2 0.412 2 2008 1 0.789 2 2009 1 0.845 1 2010 1 0.995 1 Perlu diperhatikan hasil prediksi model markov switching AR (d) maka terdapat perbedaan lag waktu sebanyak d unit waktu. Seperti pada tabel 1, periode observasi pertama adalah tahun 2000, maka fitted value maupun prediksi periodisasi rezim dari model markov AR (d) dimulai pada tahun 2000 + d, dalam contoh di atas menggunakan model markov switching AR (1), maka fitted value maupun prediksi rezim dimulai dari tahun 2001 (2000 + 1). Pada tabel 1, anggaplah rezim resesi diberi kode 1, dan rezim ekspansi diberi kode 2, lalu perhatikan urutan dari periodisasi aktual, yaitu resesi ekspansi resesi dan urutan periodisasi dari model: resesi ekspansi resesi, ternyata antara aktual dan prediksi model memiliki urutan rezim yang sama. Kemudian frekuensi kemunculan rezim menurut periodisasi aktual, yaitu resesi terjadi dua kali selama periode pengamatan, dan ekspansi terjadi satu kali selama periode pengamatan. Periode resesi pada kemunculan pertama secara aktual adalah 4 tahun, namun agar seimbang dengan dimulainya hasil periodisasi model markov switching AR (1) maka 4 tahun dikurangi 1 tahun menjadi 3 tahun (hanya untuk kemunculan pertama) dan periode resesi pada kemunculan kedua adalah 3 tahun. Periode ekspansi aktual pada kemunculan pertama (kemunculan ekspansi hanya satu kali selama periode pengamatan) adalah 4 tahun, Kemudian, prediksi periodisasi resesi hasil model pada kemunculan pertama dan kedua masing-masing adalah 2 tahun dan prediksi periode ekspansi hasil model pada kemunculan pertama selama periode pengamatan adalah 6 tahun. Atas dasar tersebut dapat dibuat ukuran kebaikan model seanalogi dengan sum of squared errors (SSE), berikut perumusan MSE: T SSE = ( t t) 2 t=1 (18) dengan: t : nilai aktual; t: nilai prediksi. Maka ukuran kebaikan berdasarkan penyimpangan periode yang dihasilkan model markov yang penulis sebut sum of squared period deviations (SSPD) dirumuskan sebagai berikut: dengan: SSPD = f resesi (resesi) (resesi) (P f P f ) 2 f=1 f ekspansi (ekspansi) (ekspansi) + (P g P g ) 2 g=1 (18)

SSPD adalah sum of squared period deviations. (resesi) P f adalah periode aktual rezim resesi pada frekuensi resesi ke- f. (resesi) P f adalah prediksi periode rezim resesi dari model markov switching-ar (d) pada frekuensi resesi ke-f. (ekspansi) P g adalah periode aktual rezim resesi pada frekuensi ekspansi ke- g. (ekspansi) P g adalah prediksi periode rezim resesi dari model markov switching-ar (d) pada frekuensi ekspansi ke-g. f resesi adalah banyaknya kemunculan rezim resesi selama periode pengamatan. f ekspansi adalah banyaknya kemunculan rezim ekspansi selama periode pengamatan. Untuk contoh tabel 1, dapat dihitung SSPD untuk model markov switching AR (1): SSPD = (3 2) 2 + (4 6) 2 + (3 2) 2 Deviasi Periode Rezim Resesi Kemunculan Pertama Deviasi Periode Rezim Ekspansi Kemunculan Pertama Deviasi Periode Rezim Resesi Kemunculan Kedua Sehingga diperoleh SSPD sebesar 6. Tentu saja SSPD untuk model markov switching AR (1), jika ada model markov switching lainnya maka nilai SSPD dari berbagai model perlu diamati dan pilihlah model yang menghasilkan SSPD minimum. IV. APLIKASI RIIL Sebagai contoh penerapan MSPD, penulis menggunakan kurs tengah rupiah terhadap dollar USA periode 1985 Q1 sampai dengan 2010 Q1, dimana 1985 Q1 1997 Q2 sebagai rezim mengambang terkendali dan 1997 Q3 sampai 2010 Q1 didefinisikan sebagai rezim sistem nilai tukar mengambang bebas. Penulis mengajukan model MSM (markov switching in mean)-ar (2), MSM-AR (3), MSM-AR (4) sebagai kandidat model, dimana MSM-AR (d) dirumuskan sebagai berikut: (g t ε st ) = ρ 1 (g t 1 ε st 1 ) + + ρ d (g t d ε st d ) + ι t dengan: g t : kurs tengah Rupiah terhadap US Dollar pada waktu t, ρ d : koefisien autoregressive pada order d, ε st : mean kurs tengah Rupiah terhadap US Dollar pada rezim s, dan ι t : random eror. Tabel 2. Hasil Estimasi MSM-AR Berdasarkan Data Kurs Tengah Rupiah Terhadap US Dollar 1985 Q1 2010 Q1 MSM-AR(2) MSM-AR(3) MSM-AR(4) ε 1 2190.702 2197.587 2052.882 [0.000] [0.0000] [0.0000] ε 2 9076.943 9099.952 9182.149 [0.000] [0.000] [0.000] ρ 1 0.165 0.489 0.489 [0.113] [0.000] [0.000] ρ 2 0.503 0.134 0.164 [0.000] [0.258] [0.143] ρ 3-0.104 0.213 [0.616] [0.056] ρ 4 - - -0.326 [0.001] AIC 15.939 15.966 15.889 MSDP 0.0202 0.0204 0.0206 sumber: pengolahan penulis, menggunakan Eviews 9.5 versi Demo, [. ] menyatakan p-value. Tabel 2 menyajikan hasil estimasi kandidat model MSM-AR (2), MSM-AR (3), dan MSM-AR (4). Berdasarkan tabel 3.4 AIC minimum dimiliki model MSM-AR (4), sedangkan MSDP minimum dimiliki model MSM-AR (2) (dimana perbedaan MSDP dari kandidat model sangat kecil). Pada

kasus ini menunjukkan juga bahwa model yang memiliki AIC minimum belum tentu memiliki MSDP minimum. Penggunaan MSDP dan AIC tergantung tujuan penelitian apakah untuk mengidentifikasi periodisasi rezim atau peramalan nilai. Jika penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi periodisasi rezim, maka gunakan MSDP, dan jika penelitian bukan bertujuan untuk periodisasi rezim, maka gunakan AIC atau sejenisnya. Kemudian jika dilihat dari penyimpangan periode yang disajikan tabel 3 berikut: Tabel 3 Periode Resesi USA, 1951 Q1 1984 Q4 Realitas Periode Periode oleh MSM-AR(2) Periode oleh MSM-AR(3) Periode oleh MSM-AR(4) 1985 Q1 1997 Q2 (Mengambang Terkendali) 1985 Q3 1997 Q4 (Mengambang Terkendali) 1985 Q3 1997 Q4 (Mengambang Terkendali) 1985 Q3 1997 Q4 (Mengambang Terkendali) 1997 Q3 2010 Q1 (Mengambang Bebas) 1998 Q1 2010 Q1 (Mengambang Bebas) 1998 Q1 2010 Q1 (Mengambang Bebas) 1998 Q1 2010 Q1 (Mengambang Bebas) Sumber: Pengolahan Penulis SSPD = 8 SSPD = 8 SSPD = 8 Berdasarkan tabel 3, ternyata dari model MSM-AR (2), MSM-AR (3) dan MSM-AR (4) memiliki nilai SSPD yang sama, yaitu 8, dan dari ketiga model tersebut tidak ada SSPD minimum sehingga untuk memilih model tersebut diperlukan informasi tambahan. Dalam kasus ini dapat dipilih berdasarkan prinsip kesederhanaan model atau MSDP, ditinjau dari kesederhanaan model bahwa MSM-AR (2) merupakan model yang sederhana dibandingkan MSM-AR(3) dan MSM-AR(4). Atau, jika dilihat dari MSDP, MSM-AR (2) memiliki nilai MSDP minimum dibandingkan model lainnya. V. KESIMPULA DA SARA 5.1 Kesimpulan Bahwa salah ukuran untuk memilih model markov switching terbaik yang mengakomodir penyimpangan periode adalah sum of squared period deviations (SSDP) yang analogi dengan SSE, berikut perumusan SSDP dari model markov switching: SSPD = f resesi (resesi) (resesi) (P f P f ) 2 f=1 f ekspansi (ekspansi) (ekspansi) + (P g P g ) 2 amun, SSPD dapat diterapkan jika urutan dan frekuensi kemunculan rezim (baik secara total maupun spesifik rezim) sama antara hasil prediksi model dan realitas, baik untuk dua atau lebih rezim yang didefinisikan. Kemudian jika nilai SSPD yang dihasilkan dari kandidat model model bernilai sama, maka pemilihan model terbaik dapat ditinjau dari kesederhanaan model atau ukuran lain seperti MSDP. 5.2 Saran Diperlukan pengembangan untuk SSPD, untuk kasus lainnya seperti jika urutan rezim berbeda antara hasil prediksi model dan realitas, namun total frekuensi kemunculan dari semua rezim sama antara aktual dan hasil prediksi mode ataupun frekuensi kemunculan rezim berbeda. Sehingga dapat dibentuk ukuran kebaikan model berdasarkan penyimpangan (deviasi) periode yang lebih fleksibel dan berlaku umum. g=1

REFERESI Akaike, H. 1974. A ew Look at the Statistical Model Identification. IEEE. Transaction on Automatic Control, AC-19, 716-723 Goodwin, T.H. 1993. Business Cycle Analysis with a Markov switching Model. Journal of Business & Economic Statistics 11 o. 3: 331-339. Fajar, M. 2017. Mean Squared Deviation Probability. DOI: 10.13140/RG.2.2.16538.64968, Diakses melalui: https://www.researchgate.net/publication/317357111_mea_square_deviatio_p ROBABILITY_ew_Criteria_for_Markov_Switching_Model?_iepl%5BviewId%5D=ghyqnI GHqWKZC3kdZ14YqZOR&_iepl%5BprofilePublicationItemVariant%5D=default&_iepl% 5Bcontexts%5D%5B0%5D=prfpi&_iepl%5BtargetEntityId%5D=PB%3A317357111&_ie pl%5binteractiontype%5d=publicationtitle Hamilton, J.D. 1994. Time series Analysis. Princeton, Princeton University Press. Hamilton, J.D. 1989. A ew Approach to the Economic Analysis of onstationary time series and the business cycle. Econometrica 57: 357-384. Hamilton, J. D. 1990. Analysis of Time Series Subject to Changes in Regime. Journal of Econometrics 45: 39-70. Hamilton, J. D., dan Quiroz, G.P. 1996. What Do the Leading Indicators Lead?. The Journal of Business, Vol.69, o.1, pp. 27-49. Hamilton, J. D. 2005. Regime-Switching Models (prepared for: Palgrave Dictionary of Economics). Melalui http://dss.ucsd.edu/~jhamilto/palgrav1.pdf [19/08/16]. Kim, C.J. 1994. Dynamic Linear Models with Markov-Switching. Journal of Econometrics 60(1): 1-22. Kim, C. J. dan Charles R.. 1999. State-Space Models with Regime Switching. Cambridge, The MIT Press. Petturson, T. G. 2000. Business Cycle Forecasting and Regime Switching. Central Bank of Iceland Working Paper no.7.