Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 7 Difraksi dan Hamburan

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

Teori Dasar Medan Gravitasi

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

Gerak melingkar beraturan

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

II. KINEMATIKA PARTIKEL

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Gelombang Elektromagnetik

1 Sistem Koordinat Polar

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

Gambar 4.3. Gambar 44

Talk less... do more...!!!!!

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB II Tinjauan Teoritis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

Fisika Dasar I (FI-321)

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

Fisika Dasar I (FI-321)

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

PENYELESAIAN SOAL SOAL INSTALASI CAHAYA

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

MEDAN LISTRIK STATIS

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 9 Maret Pekan Ke-1, 2008 Nomor Soal: 81-90

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika Dasar II Listrik - Magnet

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

Hand Out Fisika II HUKUM GAUSS. Fluks Listrik Permukaan tertutup Hukum Gauss Konduktor dan Isolator

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

Bunyi dan Cahaya Gelombang Bunyi Gelombang Cahaya

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB II METODA GEOLISTRIK

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Kunci Jawaban dan Pembahasan PR Fisika Kelas XII 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

HUKUM GRAVITASI NEWTON

PERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF

Rosari Saleh dan Sutarto

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Gerak Melingkar. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

MAGNETISME (1) Listrik Menghasilkan Medan Magnet

HANDOUT KULIAH LISTRIK MAGNET I. Oleh: Dr. rer. nat. Ayi Bahtiar

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Kegiatan Belajar 2. Identitas Trigonometri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal ini mengacu pada daeah V yang tepisah dai uang total oleh bebeapa batas dengan daeah S (lihat Gamba. 7.6a). Kami beasumsi bahwa semua gelombang suaa yang telibat hamonik dengan fekuensi sudut ω = ck. Kemudian pesamaan difaksi Kichhoff dinyatakan sebagai beikut : p P = 1 4π s p s p s ds (7.6) Ini meupakan tekanan suaa p(p) pada sembaang titik P dalam wilayah V sepeti yang diungkapkan oleh tekanan suaa Ps dan tuunan p s disepanjang pebatasan. Jaak P dai elemen ds daeah pada batas tesebut diwakili oleh. Vekto nomal n sehausnya beada pada titik dalam. Rumus Kichhoff adalah ekspesi matematis dai pinsip Huygens yang sudah dijelaskan di awal bab ini. Hal ini dapat ditafsikan sebagai beikut: tekanan suaa pada titik P adalah tedii dai dua kontibusi. Yang petama tedii dai gelombang bola sumbe yang didistibusikan selama batas S sesuai dengan fungsi p s (peiode kedua integan itu). Gamba 7.6 Batas integal Kichhoff (Q = sumbe suaa, P = titik lapangan): (a) umum, (b) difaksi oleh apetue di laya pesawat. Kontibusi kedua adalah akibat jenis-jenis gelombang = lim 1 dd 0 e jk 1 1 e jk 2 2

Ekspesi di sebelah kanan meupakan gelombang bulat yang beasal dai dua titik yang teletak di batas nomal pada jaak kecil, yaitu d. Dengan membandingkan penjelasan ini dengan pesamaan (5.21). Kita mempelajai bahwa istilah petama dipesamaan (5.6) ini disebabkan oleh dipol yang didistibusikan besama S sesuai dengan fungsi Ps. Dalam hal ini dianggap bahwa bagian putus-putus dai batas dalam Gamba 7.6a adalah akustik non-tanspaan; bagian betitik adalah untuk menunjukkan pembuka. Sumbe suaa Q teletak dilua laya S. Dengan bantuan pesamaan 5.6, tekanan suaa pada setiap titik wilayah V bisa dihitung, asalkan tekanan suaa dan deivatif nomal sepanjang batas S diketahui. Tapi ini hanya jumlah yang akan dihitung. Jadi pesamaan (5.6) menjadi pesamaan integal, misalnya, yang beisi jumlah yang tidak diketahui dalam integal. Akan tetapi, dapat digunakan untuk mencai solusi appoximative dengan asumsi bahwa Ps dan Ps Pn hilang pada bagian dalam laya tanspaan. Dalam pembukaan ini jumlah yang ditetapkan sama dengan bidang suaa pime yang teganggu sebagai dipoduksi oleh sumbe Q. Jelas bahwa asumsi ini dibenakan hanya jika dimensi dai celah yang besa dibandingkan dengan panjang gelombang. Oleh kaena itu, kita behaap bahwa bidang suaa dalam keadaan tebuka dasanya teganggu oleh gelombang difaksi dai yang mengelilinginya. 7.3.2. Tansmisi Suaa Melalui Celah Besa Dalam metode ini akan diteapkan untuk menghitung tansmisi suaa melalui lubang/celah di laya data pejal yang panjangnya tidak tebatas (lihat ganba 7.6b) yang tekena gelombang data p i = p i exp( jkx) dengan tekanan suaa yang datang dai kii. Lubang diasumsikan cukup besa untuk membenakan pendekatan Kichhoff yang telah disebutkan sebelumnya. Kaena gais nomal sejaja dengan sumbu x, p s dapat dipeoleh pesamaan sebagai beikut : dapat diganti dengan jkp i. Sehingga = jk + 1. x = jk + 1 cos θ (7.7) θ meupakan sudut antaa dan sumbu x. Kemudian pesamaan (7.6) diasumsikan dalam bentuk, dengan k = ω c : p P = jω p i 4πc buka 1 + 1 jk cos θ + 1 ds (7.8)

Jika pesamaan Kichhoff sesuai dengan yang dihaapkan maka sesuai dengan pesamaan (5.31) untuk tekanan suaa yang dihasilkan oleh piston. Setelah menggati dengan dan v 0 dengan v 1 = p i ρ 0 c. Sehingga pesamaannya dapat dituliskan sebagai beikut : p P = jω p i 2πc buka ds (7.9) Jelas, kedua pesamaan setuju jika jaak titik P dai kecepatan ana yang begitu besa bahwa istilah kedua dalam putaan backet dapat diabaikan sehubungan dengan yang petama dan ketika titik P sangat dekat dengan sumbu bahwa fungsi kosinus dapat diganti dengan kesatuan tanpa kesalahan banyak. Petimbangan ini jelas menunjukkan ketebatasan fomula Kichhoff. Jika titik bidang jauh dai celah, pada penyebut dapat dianggap hampi konstan dan gaisgais yang menghubungkan titik bidang dengan titik-titik pada suatu celah hampi sejaja, kita bebicaa tentang pebedaan antaa difaksi Faunhofe dengan difaksi Fesnel dimana tidak dipebolehkan adanya penyedehanaan. Pebedaan ini sama halnya dengan pebedaan antaa medan dekat dan medan jauh yang dijelaskan pada bagian 5.8. Sekali lagi hal ini menunjukan hubungan yang eat antaa adiasi dengan masalah difaksi. Dengan demikian, distibusi aah suaa di belakang diafagma yang melingka dengan diamete 2a adalah sama dengan yang ditunjukkan dalam diagam pada Gamba 5.15. 7.3.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah Sempit Sepeti yang dijelaskan sebelumnya pendekatan Kichhoff gagal ketika celah lebih kecil dibandingkan dengan panjang gelombang, oleh kaena itu kecepatan patikel pada celah mempunyai pebedaan yang signifikan dai gelombang datang. Kita beasumsi bahwa dinding penyaing adalah sangat apat dan memiliki celah bulat yang sangat kecil. Dai sebelah kii, sebuah gelombang data dengan tekanan suaa Pi menumbuk suatu laya, hal ini ditunjukan oleh bebeapa muka gelombang (gamba 7.7a). Sehausnya ini dipantulkan secaa sempuna, sehingga akan tebentuk gelombang bedii. Dai celah, muncul gelombang bebentuk bulat menuju ke dua sisi. Kaena gelombang dai sisi sebelah kii sangat lemah dan hanya menimbulkan distosi sehingga dapat diabaikan. Sehingga di sebelah sisi kanan hanya tedii gelombang bulat saja.

Untuk minghitung kekuatan gelombang bola tesebut kita cata bahwa tekanan suaa 2Pi yang haus mengalahkan massa tebatas untuk mengatu pegeakan udaa pada celah. Ini adalah gais alian (lihat gamba 7.7b) d eff = d + 2Δl (7.10) Gamba 7.7 : Tansmisi udaa melalui celah sempit : (a) muka gelombang yang tejadi dan gelombang yang ditansmisikan. (b) alian gais dan koeksi akhi. dan massa udaa yang akan dipecepat menjadi m = s op d effρ 0 dan 2 Dimana S op adalah luas celah. Untuk sebuah lingkaan dengan jai-jai S op adalah πa 2 2Δl = π a (7.11) 2 adalah Oleh kaena itu kecepatan udaa dalam dalam celah tebuka dijelaskan oleh gaya S op. 2Pi V 0 = S op P i jωm = 2P i jωρ0d eff Oleh kaena itu, celah memiliki efek yang sama sebagai sumbe titik dengan volume kecepatan Q = S op v 0. Menuut pesamaan (5.6) menghasilkan gelombang bebentuk bola di sisi belakang dinding dengan tekanan suaa (setelah mengganti fakto 1 4 π dengan 1 2 π). p = S op p i πd eff (7.12) Gelombang bola lain dengan tekanan yang sama, namun, dengan membalik memancakan kembali ke aah timbulnya suaa.

Untuk sebuah pintu dengan ketebalan 2 cm dengan membuka lingkaan diamete 1 cm sebesa d eff adalah 0,028 mete dan menghasilkan fomula sebuah tingkat tekanan suaa (lihat pesamaan 3.34) yang dalam jaak 1 mete adalah ΔL = 20 log 10 p i p( 1m ) 61 db Di bawah gelombang yang tejadi. Bandingkan angka ini dengan hilangnya tansmisi sebuah pintu yang mempuyai ata-ata di kisaan 20 db dapat dilihat bahwa pebedaan ini tidak signifikan dengan menuunnya isolasi suaa pintu. Kemungkinan bedasakan pengalaman umum bahwa pecakapan dengan pintu tetutup dapat mendenga hanya dengan meletakkan telinga dekat dengan lubang kunci. Hal-hal yang sangat bebeda, namun, apabila mempunyai celah yang panjang dan sempit dengan leba b λ. Gamba 7.7 belaku juga untuk kasus ini dan muka gelombang tesebut adalah beasal dai gelombang silinde. Ini adalah intensitas pada jaak ata-ata : 3 I s λ 4 ln 0,717λ/b 2 I i (7.13) Namun, sekaang diasumsikan bahwa ke tebalan dinding adalah Sebagai contoh, kita ambil b= 1cm, fekuensi 500 Hz yang bekoespondensi dengan panjang gelombang 0,68 m; dengan jaak adalah 1 m. Kemudian tingkat penetasi gelombang adalah ΔL = 10 log 10 I e I s (1m) 19,5 db Di bawah nilai gelombang pime. Nilai ini sebanding dengan keugian tansmisi pada celah. Contoh ini menunjukkan dengan jelas bahwa suaa isolasi dinding mungkin akan jauh bekuang kaena celah di dalamnya. 2 P.M. Mose and H. Feshbach, Methods of Theoetical Physics, pesamaan (10.3.60). McGaw-Hill, New Yok 1953. 3 See efeence above, 11.2, pesamaan. (11.2.106).