TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN SAPI BALI

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sapi potong merupakan salah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Sebagai ternak potong, pertumbuhan sapi Bali tergantung pada kualitas

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Potong

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

I. PENDAHULUAN. tentang pentingnya protein hewani untuk kesehatan tubuh berdampak pada

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai potensi untuk dikembangkan. Ternak ini berasal dari keturunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa Sapi Potong Tropis Bangsa sapi potong tropis adalah merupakan bangsa sapi potong yang berasal

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi bali merupakan sapi murni asal Indonesia yang tersebar luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

III. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA

V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. sangat besar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi susu bagi manusia, ternak. perah. (Siregar, dkk, dalam Djaja, dkk,. 2009).

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu usaha peternakan yang banyak dilakukan oleh masyarakat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

3. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Hewan Qurban

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia bagian Barat (Talib et al., 2003). Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Peternakan (2011) rumpun sapi potong yang terbanyak dipelihara di Indonesia adalah rumpun sapi bali mencapai 4,8 juta ekor (32,31%). Pada Negara berkembang beternak sapi bali dapat menjadi salah satu industri utama yang dapat memperbaiki sektor ekonomi dari negara tersebut (Rouse, 1969). Gambar 1. Sapi Bali Jantan Sumber : Direktorat Jendral Peternakan (2012) Gambar 2. Sapi Bali Betina Sumber : Direktorat Jendral Peternakan (2012)

Sapi bali merupakan bangsa sapi yang memiliki fertilitas tinggi meskipun berada pada kondisi kekurangan nutrisi pakan dan mampu beradaptasi pada lingkungan yang kurang baik (Toelihere, 2003). Sapi bali memiliki keistimewaan dalam hal daya reproduksi, persentase karkas serta kualitas daging, tetapi memiliki keterbatasan dalam hal kecepatan pertumbuhan dan ukuran bobot badan (Diwyanto dan Priyanti, 2008). Karakteristik fisik dari sapi bali diantaranya adalah memiliki ukuran badan sedang, berdada dalam, seringkali memiliki warna bulu merah, warna keemasan dan coklat tua namun warna ini tidak umum. Bibir, kaki dan ekor berwarna hitam. Pada bagian lutut ke bawah berwarna putih dan terdapat warna putih di bawah paha dan bagian oval putih yang amat jelas pada bagian pantatnya. Ciri fisik lainnya yang dapat ditemui pada sapi bali adalah terdapatnya suatu garis hitam yang jelas, dari bahu dan berakhir di atas ekor. Warna bulu menjadi coklat tua sampai hitam pada saat mencapai dewasa. Pada waktu lahir anak-anaknya yang jantan atau betina keduanya memiliki warna bulu keemasan sampai warna coklat kemerah-merahan dengan bagian warna terang yang khas pada bagian belakang kaki (Williamson dan Payne, 1993). Sapi ini merupakan hasil domestikasi dari banteng, dengan rata-rata berat pejantan 360 kg dan berat betina rata-rata 270 kg. Pada pejantan yang dikastrasi akan terjadi perubahan warna bulu menjadi lebih gelap setelah 4 bulan dilakukan kastrasi, sedangkan pada betina yang telah berumur 1 tahun akan memiliki warna bulu berwarna coklat (Rouse, 1969). Sapi bali mencapai dewasa kelamin pada umur berkisar antara 12 bulan-24 bulan (Fordyce et al., 2003). Umur kawin pertama pada sapi bali yang dianjurkan yakni pada umur 14 bulan-22 bulan (Toelihere, 1977). Aspek reproduksi lainnya pada sapi bali diantaranya adalah tingkat kelahiran yang merupakan salah satu aspek penting dalam usaha peternakan. Kondisi yang paling baik adalah seekor induk mampu menghasilkan satu anak setiap tahunnya (Ball dan Peters, 2004). Bamualim dan Wirdahayati (2003) menyebutkan bahwa sapi bali di Nusa Tenggara Barat memiliki nilai tingkat kelahiran anak sebesar 75%-90%. Tingkat kelahiran dihitung dari jumlah anak dibagi jumlah total sapi betina dewasa dalam satu tahun (Martojoyo, 2003). Kematian anak pada sapi bali dipengaruhi oleh beberapa faktor di Nusa Tenggara Timur. Penyebab kematian anak sapi bali adalah 4

kesulitan makanan pada musim kemarau panjang, persediaan yang kurang atau tidak cukup dan adanya parasit (Mallessy et al, 1990). Persentase kematian anak sapi bali di daerah Sumbawa adalah sebesar 7%-31% dan di daerah Lombok 2%-14% (Bamualim dan Wirdahayati, 2003). Umur sapi bali beranak untuk pertama kali adalah 2 tahun, hal ini bergantung pada pakan yang diberikan (Toelihere, 1981). Parakkasi (1999) menyebutkan bahwa dalam prakteknya induk beranak pertama kali pada umur 3 tahun, hal ini tergantung pada bangsa ternak, pemberian pakan pada ternak dan pengelolaan lainnya. Sistem Pemeliharaan Sistem pemeliharaan di Indonesia terdiri dari pemeliharaan secara ekstensif, intensif dan semi intensif. Pemeliharaan secara ekstensif didefinisikan sebagai sistem pemeliharaan ternak, dimana ternak dipelihara secara bebas, merumput yang tumbuh secara alam atau tanaman yang tidak dipakai untuk keperluan pertanian (Williamson dan Payne, 1993). Sistem pemeliharaan ekstensif ternak dilepas di padang penggembalaan yang terdiri dari beberapa ternak jantan dan betina (Graser, 2003). Pada sistem pemeliharaan ini aktivitas perkawinan, pembesaran, pertumbuhan dan penggemukan dilakukan di padang penggembalaan. Keuntungan dari sistem pemeliharaan ini adalah biaya produksi yang sangat minim (Parakkasi, 1999). Pada pemeliharaan ekstensif nutrisi yang berasal dari pakan yang dikonsumsi oleh ternak digunakan sebesar 65%-85% untuk kebutuhan hidup pokok. Ternak mencapai bobot potong yang lebih lama yakni 3 tahun-6 tahun (Parakkasi, 1999). Sistem pemeliharaan secara intensif didefinisikan sebagai sistem pemeliharaan ternak, dimana ternak dipelihara dengan sistem kandang yang dibuat secara khusus (Williamson dan Payne, 1993). Pengertian sistem pemeliharaan intensif lainnya dijelaskan oleh Parakkasi (1999) sebagai pemeliharaan hewan ternak dengan dikandangkan secara terus menerus dengan sistem pemberian pakan secara cut and carry. Sistem pemeliharaan lainnya yakni sistem pemeliharaan semi intensif, seringkali disebut dengan sistem pemeliharaan campuran. Pada sistem pemeliharaan ini petani biasanya memelihara beberapa ekor ternak sapi dengan maksud digemukkan dengan bahan makanan yang ada di dalam atau di sekitar usaha pertanian (Parakkasi, 1999). 5

Strategi Pengembangan Strategi didefinisikan sebagai alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 1997). Siagian (2008) menjelaskan strategi merupakan cara yang akan digunakan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Suatu strategi harus merupakan hasil dari analisis kekuatan, kelemahan yang terdapat pada suatu perusahaan dan berbagai kemungkinan peluang yang akan timbul serta ancaman yang akan dihadapi. Strategi menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang (David, 2009). Strategi pada suatu perusahaan dapat dikembangkan untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Perencanaan strategis merupakan proses analisis, perumusan dan evaluasi dari strategi-strategi yang telah dibuat dari suatu perusahaan. Tujuan dari perencanaan strategis ini adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan eksternal. Perencanaan strategis merupakan hal penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang dimiliki (Rangkuti, 1997). Analisis Lingkungan Internal Strategi harus memperhitungkan secara realistik dari kemampuan perusahaan dalam menyediakan berbagai daya, sarana, prasarana dan dana yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi tersebut (Siagian, 2008). David (2009) menjelaskan bahwa kekuatan dan kelemahan yang termasuk dalam lingkungan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Penilaian kekuatan dan kelemahan didasarkan pada: 1. Manajemen Manajemen merupakan suatu sistem yang mengatur suatu organisasi. Manajemen ini terdiri dari lima aktivitas pokok diantaranya adalah perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf dan pengkontrolan. 2. Pemasaran Pemasaran didefinisikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Fungsi dari pemasaran diantaranya adalah analisis konsumen, penjualan 6

produk, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang. 3. Keuangan Menentukan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan pada suatu organisasi sangat penting, hal ini disebabkan kondisi keuangan digunakan untuk merumuskan strategi secara efektif. Kondisi keuangan pada suatu organisasi kerap kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik posisi kompetitif perusahaan sebagai daya tarik bagi investor. 4. Produksi Fungsi dari operasi pada suatu usaha mencakup seluruh aktivitas yang mengubah input (masukan) menjadi barang atau jasa (output). Manajemen produksi menangani masukan, transformasi dan keluaran yang beragam dari satu industri dan pasar ke industri dan pasar yang lain. 5. Penelitian dan pengembangan Organisasi yang menjalankan strategi pengembangan produk perlu memiliki orientasi penelitian dan pengembangan yang kuat. Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk mengembangkan produk-produk baru untuk meningkatkan kualitas produk. 6. Sistem informasi manajemen Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan bagi semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen yang efektif mengumpulkan, mengkodekan, menyimpan, mensintesa dan menyajikan informasi. Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang berada diluar kemampuan suatu organisasi untuk mengendalikannya. Penilaian yang dilakukan secara simultan terhadap lingkungan eksternal dari suatu perusahaan akan memungkinkan teridentifikasinya peluang yang mungkin timbul dan dapat dimanfaatkan (Siagian, 2008). Pearce dan Robinson (2009) membagi lingkungan eksternal ini ke dalam tiga sub kategori diantaranya adalah faktor-faktor dalam lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan operasional. Lingkungan jauh 7

terdiri dari berbagai kekuatan dan kondisi yang timbul terlepas dari suatu perusahaan. Kekuatan dan kondisi tersebut dapat bersifat politik, ekonomi, teknologi, keamanan, hukum, sosial budaya, pendidikan dan kultur dari masyarakat. Lingkungan industri memiliki dampak pada kegiatan-kegiatan operasional organisasi seperti situasi persaingan dan situasi pasar yang memberikan pengaruh pada pemilihan alternatif strategi yang diperkirakan mendukung organisasi mencapai tujuannya (Siagian, 2008). Lingkungan operasional dipengaruhi oleh daya saing dari perusahaan. Lingkungan operasional terdiri dari pelanggan, pesaing, pemasok, kreditor dan tenaga kerja (Pearce dan Robinson, 2009). Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Pengembangan sapi bali dengan sistem pemeliharaan yang berbeda di Desa Tawali dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi usaha sapi bali sehingga dapat disusun strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk pengembangan ternak sapi bali di desa ini. Penyusunan strategi dapat dilakukan dengan analisis SWOT. Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi dengan memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT merupakan salah satu metode yang popular digunakan untuk menghasilkan suatu strategi, hal ini didasari asumsi bahwa strategi yang efektif diperoleh dari faktorfaktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) (Pearce dan Robinson, 2009). Alat yang dapat digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis yakni matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi agar dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Penggunaan matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi yang dapat digunakan diantaranya adalah : (1) strategi SO yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada dengan sebesar-besarnya. (2) Strategi ST yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman yang ada. 8

(3) Strategi WO yakni memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. (4) Strategi WT yakni strategi berusaha meminimalkan kelemahan yang ada untuk menghindari adanya ancaman (Rangkuti, 1997). David (2009) menjelaskan terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT diantaranya adalah: 1. Membuat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan 2. Membuat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan 3. Membuat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan 4. Membuat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan 5. Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal sehingga diperoleh strategi SO 6. Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal sehingga diperoleh strategi WO 7. Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal sehingga diperoleh strategi ST 8. Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal sehingga diperoleh strategi WT 9