JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 PERBANDINGAN PENGUKURAN MANUAL DAN SIMULASI MODEL TIME-VARYING UNTUK SUHU DAN ALIRAN UDARA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Reduksi Model pada Sistem Linier Waktu Diskrit

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0}

REDUKSI ORDE MODEL PADA SISTEM LINEAR WAKTU KONTINU DENGAN PENDEKATAN TRANSFORMASI RESIPROKAL SKRIPSI

Penyelesaian Penempatan Kutub Umpan Balik Keluaran dengan Matriks Pseudo Invers

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

Penyelesaian Penempatan Kutub Umpan Balik Keluaran dengan Matriks Pseudo Invers

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali

APLIKASI METODE PANGKAT DALAM MENGAPROKSIMASI NILAI EIGEN KOMPLEKS PADA MATRIKS

State Space(ruang keadaan)

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto

KARAKTERISTIK PERSAMAAN ALJABAR RICCATI DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH KENDALI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

ALGORITMA ADAPTIVE COVARIANCE RANK UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK ESTIMASI KEADAAN PADA PERSAMAAN AIR DANGKAL

EKSISTENSI PENGENDALI SUBOPTIMAL. Widowati Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Abstrak

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN

PEMODELAN SISTEM. Pemodelan & simulasi TM05

EVALUASI METODE ANALISIS KURVA PENURUNAN LAJU PRODUKSI DENGAN PEUBAH PENURUNAN TEKANAN ATAU PEUBAH LAJU ALIRAN

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

APLIKASI ADAPTIVE FIR INVERSE LINEAR CONTROLLER PADA SISTEM MAGNETIC LEVITATION

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

BAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ESTIMASI PENGUBAH KEADAAN MELALUI PENGOLAHAN MASUKAN DAN KELUARAN

IDENTIFIKASI DAN ESTIMASI VARIABEL KEADAAN DARI SISTEM TEREDUKSI DENGAN METODE PEMOTONGAN SETIMBANG PADA MODEL KONDUKSI PANAS

IDENTIFIKASI VARIABEL PADA SISTEM TEREDUKSI LINIER WAKTU KONTINU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Desain Kendali pada Sistem Steam Drum Boiler dengan Memperhitungkan Control Valve

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN

ISSN (Media Cetak) ISSN (Media Online) Implementasi Metode Eliminasi Gauss Pada Rangkaian Listrik Menggunakan Matlab

METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence sejak pertama kali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN PERSAMAAN PANAS BALIK (BACKWARD HEAT EQUATION) Oleh: RICHA AGUSTININGSIH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DASAR TEORI PERHITUNGAN BEBAN PENDINGINAN UNTUK FLOATING PRODUCTION UNIT (FPU)

METODE ITERASI KSOR UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

Perkuliahan. Pemodelan dan Simulasi (FI-476 )

ANALISIS REDUKSI MODEL PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT TAK STABIL DENGAN METODE SINGULAR PERTURBATION APPROXIMATION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

JMP : Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal REGRESI LINEAR BIVARIAT SIMPEL DAN APLIKASINYA PADA DATA CUACA DI CILACAP

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Metode Langsung Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS) Metode Eliminasi Gauss Dekomposisi LU (DECOLU),

BAB 4 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

DESAIN SISTEM KONTROL ROBUST PADA KOLOM DISTILASI DENGAN METODA ANALYSIS

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK SEBARAN AIR PANAS SPRAY POND MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA

Metode Asimilasi Data sebagai Estimasi Penyelesaian Masalah-masalah Lingkungan

PEMODELAN STATE SPACE

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

Analisis Fungsi Implikasi Max-Min dan Max-Prod Dalam Pengambilan Keputusan

PENGARUH HUMIDITY DAN TEMPERATURE TERHADAP KENYAMANAN PEMAKAIAN HELM TENTARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) FLUENT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Pendahuluan Metode Numerik

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi Sistem Kontrol Kolom Distilasi Menggunakan Robust Dengan H Infinity

Simulasi Kontrol Temperatur Berbasis Fuzzy Logic untuk Tabung Sampel Minyak Bumi pada Metode Direct Subsurface Sampling

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PADA. Oleh Ferryanto Chandra Program Studi Magister dan Doktor Teknik Penerbangan Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS RISIKO INVESTASI SAHAM TUNGGAL SYARIAH DENGAN VALUE AT RISK (VAR) DAN EXPECTED SHORTFALL (ES) SKRIPSI

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

MODEL REDUKSI UNTUK SISTEM MIMO

Reduksi Rank pada Matriks-Matriks Tertentu

PERILAKU TEGANGAN SISTEM EKSITASI GENERATOR DENGAN METODA PENEMPATAN KUTUB DALAM DOMAIN WAKTU

OBSERVER UNTUK SISTEM KONTROL LINIER KONTINU

ON SOLUTIONS OF THE DISCRETE-TIME ALGEBRAIC RICCATI EQUATION. Soleha Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil simulasi dan analisis yang dilakukan terhadap Model

BAB 2 PEMODELAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN ( )

ANALISIS KONSISTENSI MATRIKS KEPUTUSAN : SUATU PERBANDINGAN NUMERIK. Farikhin Departemen Matematika FSM UNDIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE

2. Tahapan Penelitian

MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINIER MENGGUNAKAN ANALISIS SVD SKRIPSI. Oleh : Irdam Haidir Ahmad J2A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN TRAJEKTORI KERETA DUBIN MELALUI KONTROL OPTIMUM

APLIKASI METODE THORANI DALAM PENYELESAIAN PERMASALAHAN PROGRAM LINEAR FUZZY

Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik

PEMODELAN DAN SIMULASI TINGGI GENANGAN BANJIR DI KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGARUH TIPE JENDELA TERHADAP POLA ALIRAN UDARA DALAM RUANG

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial

Sagita Charolina Sihombing 1, Agus Dahlia Pendahuluan

Implementasi Ensemble Kalman Filter (Enkf) Untuk Estimasi Ketinggian Air Dan Temperatur Uap Pada Steam Drum Boiler

Simulation. Prepared by Akhid Yulianto, SE, MSC (Log) Based on Anderson, Sweeney, and Williams Thomson ΤΜ /South-Western Slide

PEMODELAN SISTEM. Pemodelan & simulasi TM05

REDUKSI RANK PADA MATRIKS-MATRIKS TERTENTU

Transkripsi:

JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 PERBANDINGAN PENGUKURAN MANUAL DAN SIMULASI MODEL TIME-VARYING UNTUK SUHU DAN ALIRAN UDARA Maharani Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Tekink Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Abstract. Considering the natural ventilation, the thermal behavior of buildings can be described by time-varying model. In this paper, we describe an implementation of model linear time-varying systems. We show the consequences of the model on computing time and accuracy. Finally, we compare experimental measures and simulation results using time-varying systems model. The model shows negligible difference in accuracy, and the computing time shortens. Keywords. time-varying systems, reduced systems, experimental measures. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini, sebagian besar alat numerik digunakan untuk melakukan simulasi terhadap kelakuan udara ruangan, misalkan untuk beberapa fenomena fisika : aliran udara, kelembaban, dan sebagainya. Keragaman masalah muncul secara simultan dengan beberapa kemungkinan penyelesaian perhitungan. Perhitungan perhitungan yang rumit tersebut dapat diselesaikan dengan bantuan komputer. Masih sangat terbuka tantangan untuk membuat suatu model yang dapat mempersingkat waktu perhitungan dan proses perhitungan. Sistem model tereduksi telah menjadi topik utama penelitian para teknisi sejak awal tahun 1980-an. Tujuan dari reduksi sistem adalah menyediakan sistem yang lebih simpel bagi pengguna, namun lebih akurat dan tepat, untk menyelesaikan perhitungan perhitungan sederhana misalnya dalam hal simulasi perubahan sistem yang dinamis, perhitungan dalam hukum hukum kendali sistem. Teknik model tereduksi sering digunakan dalam bidang pemodelan suhu ruangan (Palomo, 1997). Setelah melalui tahap diskretisasi maka model pengukuan suhu ruangan masih merupakan sistem linear yang besar. Metode yang akurat dari model tereduksi sangat dimungkinkan untuk sistem time-invariant (sistem yang tak Diterima 15 Januari 2009, disetujui untuk dipublikasikan 21 April 2009.

Maharani 20 bergantung waktu). Tapi pada kasus tertentu dalam pengukuran aliran udara, model suhu udara menjadi sistem time-varying (sistem yang bergantung waktu), disebabkan oleh kecepatan aliran udara antar ruangan dalam suatu bangunan (Boyer, 1998). Dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu model pengukuran suhu dan aliran udara pada ruangan dengan menggunakan pendekatan sistem linear time-varying yang direduksi. Selanjutnya, model tersebut disimulasikan menggunakan software MatLab agar pengukuran suhu dan aliran udara lebih valid. Keefektifan dari model dapat dilihat setelah diaplikasikan dalam ruangan multi zone. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif lain dalam perhitungan suhu ruangan dan aliran udara selain menggunakan alat yang manual, karena model yang dihasilkan merupakan model reduksi yang dapat mempersingkat waktu dan perhitungannya lebih akurat. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menganalisis perbandingan model linear time varying orde penuh dan model linear time-varying yang tereduksi. Langkah pertama adalah pengambilan data dengan mengukur secara manual temperatur suatu ruangan, ini dilakukan selama 7 hari kerja. Selanjutnya data yang diperoleh digunakan sebagai input untuk membuat simulasi menggunakan model time-varying dengan bantuan software MatLab agar pengukuran suhu dan aliran udara lebih valid. Tahap tahap Penelitian Tahap pertama adalah mempersiapkan alat dan mengumpulkan bahan pustaka yang berkaitan sengan sistem linear time-varying, model pengukuran suhu dan aliran udara dalam ruangan, dan simulasi komputer. Tahap kedua terdiri dari dua kegiatan. Kegiatan pertama akan dilakukan analisa model sistem linear time-vaying standar dan model terreduksi untuk pengukuran suhu ruangan. Pengukuran dilakukan pada suatu bangunan yang terdiri dari 5 ruangan, yaitu 1 ruang keluarga, 3 ruang tidur, dan 1 dapur.

Pengukuran Suhu dan Aliran Udara 21 Pengukuran dilakukan dengan dua jenis ruangan, yaitu ruangan tertutup dan terbuka. Untuk pengukuran pada ruang tertutup dilakukan dengan cara : a. semua pintu dan jendela ruangan ditutup selama 7 hari, selanjutnya dilakukan pengukuran manual. b. model aliran udara diabaikan, sehingga model suhunya time-invariant c. dilakukan simulasi komputer menggunakan model standar dan model tereduksi. Untuk pengukuran pada ruangan terbuka dilakukan denga cara : a. Pintu dalam ruang keluarga dan jendela dari 2 ruang tidur ditutup, pintu antara 2 ruang tidur dan ruang keluarga dibuka, selanjutnya udara dapat bersikulasi dalam ruang tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran secara manual. b. Pada kasus ini model suhunya adalah time-varying. c. Dilakukan simulasi komputer menggunakan model satndar dan model terreduksi dengan metode model terreduksi terpisah. Kegiatan kedua akan dilakukan perbandingan ukuran dan simulasi temperatur ruangan agar merelatifkan perbedaan antara pengukuran manual dengan model standar dan model terreduksi. Dari semua pengukuran tersebut yang dicatat adalah perhitungan waktu, tingkat error terreduksi, perbedaan suhu, dan standar deviasinya. Tahap ketiga, kegiatannya adalah membuat rangkuman dan kesimpulan dari pelaksanaan penelitian, serta membuat laporan hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama diperoleh hasil pengumpulan data sebagai berikut.

Maharani 22 Temperatur Jam Temperatur Jam Manual Model Manual Model 0 32 31,8 25 32,08 31,8 1 31,92 31,62 26 31,82 31,72 2 31,6 31,52 27 31,69 31,69 3 31,33 31,4 28 31,52 31,62 4 31,45 31,3` 29 31,63 31,52 5 31,65 31,15 30 31,84 31,4 6 31,79 31,09 31 31,36 31,31 7 31,58 31,12 32 31,72 31,2 8 31,57 31,27 33 32,22 31,28 9 31,48 31,48 34 32,11 31,21 10 31,77 31,77 35 32,08 31,27 11 32,03 32,13 36 31,34 31,48 12 32,18 32,58 37 31,55 31,77 13 32,27 32,87 38 32,45 32,13 14 32,39 33 39 32,58 32,58 15 32,2 32,9 40 32,3 32,97 16 32,09 32,81 41 32,16 33,16 17 32,15 32,85 42 32,2 33,2 18 32,22 32,81 43 32,11 33,11 19 32,26 32,66 44 32,42 32,95 20 32,35 32,49 45 32,51 32,81 21 32,38 32,34 46 32,36 32,66 22 32,47 32,17 47 32,23 32,49 23 32,42 32,02 48 32,05 32,34 24 32,33 31,93

Pengukuran Suhu dan Aliran Udara 23 Selanjutnya, data yang ada tersebut digunakan sebagai input untuk melakukan simulasi dari suatu model suhu dan aliran udara yaitu model timevarying. Secara umum, model time-varying untuk suhu dan aliran udara adalah (Boyer, 1999) T & = A( t) T + B( t) u (1) dengan T : output dari sistem A(t), B(t) : matriks fungsi dalam t u : input dari sistem Sistem (1) merupakan sistem dengan full order yang melibatkan perhitungan variabel seperti temperatur, tenaga panas tiap jam, dalam waktu 1 periode. Persamaan (1) ditransformasikan dengan mengubah variabel variabel ke state yang baru, yaitu : X = [M -1 AM]X + [M -1 B]u T = MX (2) dengan M adalah matriks transformasi X(t) adalah vektor state baru dari sistem u(t) adalah input dari sistem T(t) adalah output dari sistem. Pada sistem (2), misalkan X 1 adalah vektor temperatur yang menyelubungi ruangan dan X 2 adalah vektor temperatur panas dari suatu ruangan, maka sistem (2) menjadi : X& X & 1 2 A11 A12 X1 B1 = + u A t A t X B t 21( ) 22 ( ) 2 2 ( ) (3) adalah matriks time- dengan A 11, A 12, BB1 adalah matriks konstan, dan A 21, A 22, B 2B varying.

Maharani 24 Jika akan dihitung vektor X 1, maka vektor u X & 1 = A11X1 + 1 12 ˆX [ B A ] Persamaan (4) merupakan model time-invariant. 2 ˆX akan diestimasi dari X 2 : 2 (4) Selanjutnya, untuk menghitung vektor X 2, maka vektor ˆX 1 akan diestimasi dari X 1 : u X & 2 = A21( t) X 2 + [ B2 ( t) A12 ( t) ] ˆ X1 Dalam setiap iterasi, hasil X 2 pada persamaan (5) dikembalikan sebagai input dari persamaan (4), sampai diperoleh X ˆ X < ε yang diberikan. 2 2 Suatu bangunan dikomposisi atas ruang ruang udara yang dapat digambarkan dalam sistem differensial dengan orde n i. Untuk menghitung waktu dan ketelitian dari simulasi maka harus dipilih suatu himpunan yang terdiri dari orde orde tereduksi nr i. Adapun rumus untuk menghitung waktu dari simulasi adalah n 3 i setiap ruang t g = t f + c (6) dengan t f dan c konstanta. Reduksi yang seimbang akan mempunyai batas error yaitu : Misalkan G dan G r masing masing adalah matriks fungsi transfer dari sistem awal dan sistem yang direduksi, maka G G r = 2 nr+ 1 L n ( σ + + σ ) dengan σ 1 σ 2 σ n 0 adalah nilai eigen dari matriks singular Hankel. Selanjutnya, σ nr > ε merupakan kriteria yang digunakan untuk memilih order tereduksi nr. Jika ketelitiannya sama disetiap ruangan maka toleransi ε yang sama (5)

Pengukuran Suhu dan Aliran Udara 25 dapat diaplikasikan untuk setiap sistem. Gambar 1 menunjukkan kinerja model tereduksi pada suatu bangunan tertutup. Gambar 1. Kinerja (Performance) Model Terreduksi Tahap ketiga dari penelitian ini adalah membandingkan hasil pengukuran manual dan simulasi dua model yaitu model standar dan model tereduksi. Pengukuran dilakukan dalam ruang tertutup dan terbuka. Ruang Tertutup Model dari bangunan yang digunakan sebagai eksperimen terdiri atas 5 ruangan (3 kamar tidur, 1 ruang tamu, dan 1 dapur). Pada model ini, model aliran udara tidak digunakan, dan model suhunya adalah model time-invariant. Gambar 2 menunjukkan hasil pengukuran secara manual selama 7 hari dan simulasi.

Maharani 26 Gambar 2. Perbandingan pengukuran manual dan simulasi Pada gambar tersebut menunjukkan error model : perbedaan maksimum antara pengukuran dan simulasi adalah +/- 1,2 0 C, dengan standar deviasinya adalah 0,55 0 C. Gambar 3 menunjukkan hasil pengukuran secara manual selama 3 hari dan simulasi menggunakan model standar dan model terreduksi. Model awal terdiri dari 5 sub sistem (yaitu 5 ruangan), masing masing ordenya 33, 36, 37, 68, dan 28. Orde dari model tereduksi masing-masing adalah 8, 9, 8, 13, dan 4 dengan toleransiε = 0,2.

Pengukuran Suhu dan Aliran Udara 27 Gambar 3. Perbandingan model awal dan model terreduksi Hasilnya menunjukkan bahwa maksimum perbedaan model awal dan model tereduksi kurang dari 0,2 0 C. Ruang Tebuka Pada pengukuran temperatur untuk ruang terbuka, simulasi dilakukan dengan 2 metode yaitu - Menggunakan model awal Pada model ini dihasilkan sistem dengan order 38, 45, 48, 69, dan 27. - Menggunakan model terreduksi terpisah Diperoleh orde sistem adalah 7, 6, 6, 11, dan 5, dengan toleransi ε = 0,4. Kedua simulasi model tersebut dirangkum dalam satu grafik yang tertuang dalam gambar 4.

Maharani 28 Gambar 4. Perbandingan pengukuran manual, simulasi model standar, dan tereduksi KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu 1. Hasil simulasi menunjukkan bahwa model pengukuran suhu yang direduksi menggunakan waktu simulasi yang dibutuhkan lebih cepat 50% dibandingkan dengan model suhu umum (full order model) 2. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa sangant kecil error dari model terreduksi terhadap model standar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini telah berhasil ditunjukkan keefektifan dari model terreduksi seimbang untuk sistem time-varying.

DAFTAR PUSTAKA Pengukuran Suhu dan Aliran Udara 29 Boyer H, Brau J., dan Gatina, J.C., Multiple model software for air flow and thermal building simulation (A case study under tropical humid climate), Proceedings of Building Simulation, ABPSA Adelaide Australia, 1993, 111-117. Boyer H, Grade F., Gaina J.C., dan Brau J., A multi model approach of thermal building simlation for design and research purposes, Journal Energy and Buildings, 28(1) (1998), 71-79. Boyer H., Lauret P., Adelard A., dan Mara T.A., Building Ventilation : a pressure airflow model computer generation and elements of validation, Journal energy adan Buildings, 29(1999), 283-292. Boyer H., dan Thierry Berthomieu, Time-Varying Linear Model Approximation : Application to Thermal and Airflow Building Simulations, Eight International IBPSA Conference, Eindhoven, Netherlands, 2003. Palomo E., Dautin S., Yahia A., dan Deqeu F., Building Thermal Model Ruduction : Improving Existing Methods by Taking Spectral Input Characteristics into Account, Proceeding of IBPSA, 1997.

Maharani 30