BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

BAB 4. Helpdesk, dimana investasi ini meliputi pembeliaan hardware dan software yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta mentah (kasar) atau deskripsi dasar tentang suatu hal, kejadian,

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

LANDASAN TEORI. sumber yang dijadikan landasan dalam penulisan skripsi ini. berhubungan yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan dengan

Kata Kunci : Information Economics, Teknologi Informasi, Sistem Informasi Pemasaran, Domain Bisnis, Domain Teknologi. DAFTAR ISI

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. mencakup pengadaan peralatan teknologi informasi seperti hardware dan software yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. FEMALINDO MEDIA SEJAHTERA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

MENGUKUR MANFAAT EKONOMIS SISTEM APLIKASI MONITORING ATM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS: STUDI KASUS PT BANK XYZ TBK.

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Dasar. Pada sub bab ini berisi tentang teori-teori dasar atau umum dari berbagai

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

BAB III LANDASAN TEORI

Kuisioner Domain Bisnis

KONTRADIKSI PRODUKTIVITAS TEKNOLOGI INFORMASI: SEBUAH ANALISIS EKSISTENSI MOBILE BRANCH PADA BANK MUAMALAT KOTA SURABAYA

KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA UNIVERSITAS X DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB 1 PENDAHULUAN. (TI) sebagai sebuah investasi untuk mendukung tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

ANALISIS SISTEM APLIKASI SAP-CRM DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT XL AXIATA TBK

ANALISIS INVESTASI MODUL FINANCE PADA SISTEM MULTIFINANCE PT SUZUKI FINANCE INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI.

Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan (memiliki keunggulan bersaing/competitive advantage). Untuk

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA PT. RIAP INDO NESIA DENGAN METODE INFORMATION ECONOMICS SKRIPSI. Oleh: Yassavati

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI APLIKASI NAVISION BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS PADA PT. FRINA LESTARI NUSANTARA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN DOMAIN TEKNOLOGI - METODE INFORMATION ECONOMICS

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan data

BAB II LANDASAN TEORI

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODOLOGI INFORMATION ECONOMICS DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI FRS (Form Registrasi Studi) DI UNIVERSITAS XYZ SURABAYA

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ANALISIS INVESTASI SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : PT. MEGA CIPTA MANDIRI)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

STRATEGI PENGEMBANGAN IMPLEMENTASI APLIKASI SAP PADA PT.DAYA MITRA SERASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak akan lepas dari kegiatan tersebut. Sejak dulu alat transportasi

KAJIAN INVESTASI SISTEM INFORMASI BERDASARKAN DOMAIN BISNIS PADA UNIVERSITAS X

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasi sistem informasi, banyak hal-hal yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Manajemen Investasi SI/TI

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. competitive advantage dalam persaingan bisnis. Penerapan sistem teknologi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Revolusi dunia bisnis dari Abad Industri menuju Abad Informasi telah menggeser

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Abstrak

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

Model Group Advanced Information Economic (G AIE) Financial Approach Non Financial Approach

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori teori Dasar Teori-teori berikut merupakan teori dasar yang diperoleh dari berbagai sumber yang menjadi landasan dalam penulisan skripsi. 2.1.1 Data dan Informasi 2.1.2 Definisi Data Data adalah fakta mentah (kasar) atau deskripsi dasar tentang suatu hal, kejadian, dan transaksi yang diambil, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak diatur untuk memberikan arti yang lebih khusus. (Turban 2001, p131). Data merupakan fakta-fakta atau observasi mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih jauh lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda, atau kejadian. (O brien 2006, p38). 2.1.3 Definisi Informasi Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. (McLeod 2001, p15). Sedangkan menurut O Brien (2003, p13) Informasi adalah data yang diubah kedalam konteks yang berarti dan berguna bagi penggunaan akhir. Jadi informasi adalah data yang telah diolah, memiliki arti dan berguna bagi penggunanya. 9

10 2.1.4 Sistem dan Sistem Informasi 2.1.5 Sistem Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. Dimana unsur-unsur dari sistem meliputi input, transformasi, output, mekanisme pengendalian, tujuan dan umpan balik. (McLeod 2001, p11) Menurut O Brien (2003, p8) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses tertentu. Dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah kumpulan beberapa elemen atau komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, yang didalamnya harus terdapat proses input-proses-output. 2.1.6 Sistem Informasi O Brien (2003, p7) berpendapat bahwa sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi, dan sumber data yang dapat mengumpulkan dan memindahkan informasi dalam sebuah organisasi. Sebuah sistem dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganaliasa, dan menyebarkan informasi untuk tujuan spesifik (Turban, Rainer, Potter, 2001, p17). Sistem informasi menurut O'Brien (2003, G-10) adalah kumpulan orang, prosedur dan sumber daya yang mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan informasi dalam perusahaan; sistem yang menerima data sebagai input dan mengolahnya menjadi informasi sebagai output.

11 Sistem informasi menurut Turban (2001, G-8) adalah sistem yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menganalisa data, dan menyebarkan informasi untuk tujuan-tujuan tertentu. 2.1.7 Teknologi Informasi Menurut Alter (1999, p42) teknologi informasi merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan oleh seperangkat sistem informasi. Sedangkan menurut Haag, Cummings, McCubbrey (2005, p14) teknologi informasi adalah komputer apa saja yang berbasiskan perangkat yang digunakan oleh orang (people) untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan proses informasi dari sebuah organisasi. Teknologi informasi menurut O'Brien (2003, G-10) adalah hardware, software, jaringan, manajemen database dan teknologi pengolah informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer. Teknologi informasi menurut Turban (2001, G-9) adalah komponen-komponen tertentu dalam sistem informasi berbasis komputer. 2.1.8 Proses Bisnis Business process is a group of logically related activities that uses the resources of the organization to provide defined result in supports of the organization s objectives.

12 Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, proses bisnis adalah sebuah kelompok aktivitas yang saling berkaitan yang menggunakan sumber daya organisasi untuk mendukung hasil yang telah menjadi tujuan organisasi. Sebuah proses bisnis yang baik tidak hanya sebuah proses bisnis yang menghasilkan biaya yang lebih murah, proses yang lebih cepat, dan hasil yang lebih terpercaya. Afiliasi perusahaan dengan pihak lain juga memegang peranan dalam proses bisnis, afiliasi yang baik akan menunjang proses bisnis yang semakin baik, afiliasi yang buruk akan memberikan nilai minus terhadap proses bisnis yang bernilai plus. 2.1.9 Investasi Teknologi Informasi Investasi menurut Reily (1986, p708) adalah komitmen pendanaan untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai kompensasi bagi investor selama selang waktu tersebut, tingkat inflasi selama periode waktu tersebut dan resiko yang termasuk di dalamnya. Investasi (http://www.rms.net) adalah biaya yang jarang terjadi (misalnya mendirikan gedung), dan menawarkan manfaat jangka panjang (misalnya menigkatkan kepuasan pelanggan). Investasi Teknologi informasi adalah perangkat keras dan piranti lunak yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk menyelesaikan fungsi bisnis terlepas dari teknologi yang dilibatkan baik itu komputer, telekomunikasi, ataupun lain-lainnya. Suatu investasi teknologi informasi (TI) merupakan pengeluaran yang dilakukan organisasi berupa pengeluaran untuk sistem operasi, software, telekomunikasi, jaringan, operasi dan pemeliharaan terhadap infrastruktur dan pusat data yang tersedia, yang dapat mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai visi dan misi, meningkatkan performa proses dan operasi bisnis, dukungan pengambilan keputusan bagi pihak

13 manajemen, dan mendukung berbagai strategi bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif. Investasi TI bermanfaat untuk menekan biaya-biaya operasional bisnis dan menyelesaikan masalah bisnis yang spesifik. Untuk menjustifikasi investasi TI yang dibuat, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah mengadopsi langkah logis dalam kerangka yang berulang (reputable framework), yang sering disebut sebagai metodologi valuasi. Pendekatan valuasi tersebut dapat dilihat dalam kerangka Justification Options dan Merits yang ditawarkan oleh Gartner serta klasifikasi metodologi valuasi TI yang tersedia (Ipung,2004,p170). Menurut e-bursa.com, investasi diartikan sebagai suatu bentuk penundaan konsumsi dari masa sekarang untuk masa yang akan datang, yang di dalamnya terkandung risiko ketidakpastian. Untuk itu dibutuhkan suatu kompensasi atas penundaan tersebut yang biasa dikenal dengan istilah keuntungan dari investasi atau gain. Menurut Simarmata (1995, p155), investasi merupakan pengertian yang luas, terutama bila dikaitkan dengan kegiatan pasar modal yang sekarang. Setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk investasi. Tetapi dalam kebiasaan umum, pembicaraan pengertian investasi dikaitkan dengan penggunaan uang bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau dengan kata lain peningkatan asset capital. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), investasi diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk memperoleh keuntungan. Wainright E. Martin (2002, pl), mendefinisikan teknologi informasi sebagai Computer Technology (either H/W and SW) for processing and storing information, as well as communications tech for transmitting information. Definisi

14 tersebut diterjemahkan sebagai teknologi komputer untuk memproses dan menyimpan informasi, sama baiknya dengan teknologi komunikasi untuk transmisi informasi. Investasi TI merupakan keputusan yang diambil oleh organisasi untuk meningkatkan sumberdaya dari pengeluaran biaya yang nyata dari IT dengan harapan manfaat dari pengeluaran tersebut bertemu / mencapai nilai dari apa yang diharapkan. (www.statestreet.ch/en/products/capabilities_information/overview.html) Jadi dapat disimpulkan investasi teknologi informasi adalah cara penanaman modal di bidang teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam memproses dan menyimpan informasi, sehingga bisa didapatkan manfaat tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut. 2.1.10 Pilihan Justifikasi Menurut Gartner ada lima dasar pilihan justifikasi investasi TI untuk meyakinkan manajemen perusahaan yang merupakan pengkondisian terhadap justifikasi TI. Gambar 2.1 mengilustrasikan tingat kesulitan dari justifikasi tersebut dan tingkat kemudahan manajemen untuk menyetujuinya.

15 Gambar 2.1 Ilustrasi Tingkat Kesulitan Justifikasi Justifikasi ini tidak mutual exclusive, tetapi bisa dalam bentuk kombinasi, adanya perubahan lingkungan bisnis dalam menentukan langkah apa yang ditempuh. a. Legal Requirement (persyaratan legal), investasi yang harus dilakukan sesuai dengan permintaan dari pemerintah, asosiasi, lembaga, dan sebagainya di mana jika persyaratan ini tidak dipenuhi akan ada sanksi atau publisitas negatif. b. Revenue Enhancement (perbaikan pendapatan), strategi justifikasi yang mengkoreasikan biaya investasi dengan potensi peningkatan pendapatan. Pendekatan ini memerlukan bukti-bukti dari peningkatan pemasukan atau pangsa pasar. Secara umum, pendekatan ini tergantung pada analisa financial standar seperti NPV, ROI/ROA, EVA, dan IRR. c. Cost Avoidance (penghindaran biaya), metode ini mengkalkulasikan penghematan langsung baik dalam bentuk penghindaran maupun

16 pengurangan biaya yang merupakan dampak dari suatu investasi. Justifikasi ini dapat dipakai untuk situasi di mana manajemen tidak melihat adanya penghematan yang dijanjikan, dikarenakan hal ini belum terjadi sebelumnya. Salah satu cara adalah melakukan benchmarking dengan industry yang sejenis dan mendemonstrasikan potensi penghematan atau peningkatan produktifitas yang telah tercapai. Teknik yang sama dapat dipakai pada kasus perbaikan pendapatan tetapi lebih menekankan pada kecepatan pengembalian modalnya. d. Risk Mitigation (pengurangan resiko), hal ini seperti asuransi dan biasanya terdapat pada strategi bisnis yang beresiko tinggi. Karena lebih bersifat sepeti asuransi, maka penekanan lebih pada industry benchmark dan studi kasus worst-case scenario. First Mover Advantage (keuntungan pelopor), investasi yang memungkinkan pelaksanaan visi dan objektif strategis di dalam ketidakpastian lingkungan bisnis perusahaan. Hal ini seperti berjudi pada masa depan perusahaan. 2.1.11 Metoda Valuasi TI Pemilihan metode yang sesuai untuk menjustifikasikan pendekatan secara sesuai memerlukan pengujian terhadap bagaimana organisasi menghargai investasi mereka. Pendekatan ekonomika informasi sering dipakai sebagai salah satu cara untuk menyerasikan antara strategi bisnis dengan investasi TI yang diperlukan di mana ditentukan prioritas investasi TI mana yang akan didahulukan dilihat dari strategi bisnisnya.

17 Agar lebih akurat dalam menjustifikasikan nilai TI maka pendekatannya dapat dipecah ke dalam segi: nilai TI, nilai teknologi, dan nilai organisasi TI. Hal ini didasarkan pada bahwa nilai informasi dan teknologi yang terpasang bisa dijudtifikasi dengan baik, tetapi dari segi pemanfaatan TI mungkin terabaikan sehingga menghasilkan kualitas layanan yang rendah terhadap perusahaan. 2.1.12 Kategori Valuasi TI Kategori metode valuasi yang dapat digunakan secara umum dibagi tiga, yaitu tradisional, probabilistik, dan kualitatif (heuristic). a. Metode Valuasi Tradisional Metode financial TI tradisional memiliki akar di dalam dunia financial, penggunaannya di dalam TI memakai IT Metrics dan lebih mrngarah kepada penilaian resiko. Metode yang termasuk dalam gologan ini antara lain: EVA (Economics Value Added), merupakan laba bersih operasi (Net Operation Profit) dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan (Capital Charge). TCO (Total Cost of Ownership), merupakan ukuran efisiensi penggunaan asset TI, lebih ditujukan kepada unit yang berorientasi pada layanan seperti halnya departemen TI untuk menekan proses bisnis utama seperti operasi TI, disaster recovery dan dukungan teknis di dalam TI itu sendiri. TEI (Total Economic Impact), merupakan metode yang mengaitkan langsung antara biaya dengan hasil. Analisa biayanya mirip dengan pendekatan TCO, pengkajian keuntungannya lebih melihat pada kontribusi TI dari segi bisnis dan nilai dari proyek ini terhadap bisnis.

18 REJ (Rapid Economics Justification), intinya adalah penekanan pada TCO dengan menyesuaikan biaya-biaya TI dengan prioritas bisnis secara langsung. b. Metode Probabilistik Metode probabilistic valuasi TI menggunakan model-model matematika dan statistik untuk menilai resiko-resiko investasi di dalam kerangka probabilitas. Penekanannya lebih seperti valuasi saham atau probabilistik. Ini lebih tepat untuk digunakan dalam situasi ketika teknologi yang dipakai masih dalam tahap awal, atau inovasi baru di mana belum namuak bukti-bukti pemakaian teknologi ini seperti pada situasi First-Mover Advantage. Metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain: ROV (Real Options Valuation), merupakan metode yang melakukan penilaian terhadap fleksibilitas. AIE (Applied Information Economics), merupakan metode yang diterapkan untuk mengetahui tingkat kesuksesan proyek TI yang relative baru. AIE merupakan kombinasi dari teori opsi, teori portfolio modern, akuntasi tradisional seperti NPV, ROI dan IRR, serta statistik. Metode ini berusaha melakukan pengukuran kuantitatif terhadap nilai dari sumber daya manusia dan proses bisnis atas dasar masukan-masukan subjektif dan kualitatif. Beberapa metode yang digunakan dalam golongan ini antara lain: Balance Scorecard dan IT Scorecard. Balance scorecard memerlukan pemetaan strategi sedangkan unutk TI sebagian besar dari operasionalnya lebih bersifat taktikal.

19 Information Economics (IE), memberikan metode yang netral dalam mengevaluasi portfolio dari suatu proyek dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan keuntungan yang terbesar, di mana pada intinya adalah suatu mekanisme untuk prioritas. 2.1.13 Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah sistem terkomputerisasi yang pada umumnya terdapat pada perusahaan besar yang dapat menghubungkan seluruh proses didalam perusahaan tersebut dari awal proses hingga menghasilkan sesuatu yang merupakan akhir proses (end to end) dan membuat kerja dan kinerja perusahaan tersebut menjadi lebih efisien dan efektif. ERP berfungsi mengintegrasikan proses-proses pencipataan produk atau jasa dari perusahaan, mulai dari pemesanan bahan-bahan mentah dan fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan kepada pelanggan (Indrajit, Djokopranoto 2002). Selain itu ERP juga membantu mengintegrasikan data-data didalam sebuah platform yang umum (ERP Fundamentals, ERP Wire 2006). Sejarah dari sis tem ERP mulai dikenal sekitar tahun 1960. Sistem tersebut pada waktu itu didesain untuk mendukung proses manufacturing. Perangkat lunak yang dikembangkan pertama disebut sebagai MRP (Material Resource Planning) pada tahun 1975. Kemudian diikuti oleh versi yang lebih advanced yaitu dikenal dengan MRP2, singkatan dari Manufacturing Resource Planning. Kedua perangkat lunak tersebut telah banyak membantu dan member manfaat pada proses manufacturing, tetapi tidak kepada proses lainnya. Kemudian ERP dikembangkan sebagai perangkat lunak yang berangsurangsur mengembangkan keterbatasannya untuk menangani bidang-bidang lain seperti

20 human resource, finance, marketing, dan lain-lain. Lebih lanjut ERP memerikan kemudahan operasional dan mampu menekan biaya secara besar apabila dibandingkan dengan perangkat-perangkat lunak sebelumnya (ERP Evolution, ERP Wire 2006). Keuntungan dan kerugian menggunakan ERP masih merupakan kajian yang menarik. Salah satu keuntungan terbesar dari implementasi ERP adalah mampu menekan biaya dan menghemat waktu yang berharga ketika suatu proses atau manufer prosedur menjadi boros dan juga terdapatnya penundaan-penundaan waktu yang tidak diinginkan. Memelihara dua atau lebih program perangkat lunak pada tiap departemen telah terbukti merupakan kegiatan yang lebih berat. Ketika ERP menjadi platform yang standar, hal ini dapat memastikan bahwa ketidakselarasan dalam pemrosesan informasi akan dihilangkan. Contoh-contoh keuntungan ERP pada beberapa bidang perusahaan adalah sebagai berikut: a. Bidang manufakturing, akan mempercepat proses manufakturing secara keseluruhan b. Pada bidang distribusi dan ritel pertokoan. Dapat mengakses stok dan status barang dengan cepat dan akurat c. Pada bidang transportasi. Dapat mengirimkan informasi transaksi komoditas secara online d. Industri service. Dapat mempercepat penyediaan laporan yang telah disiapkan. Disamping penerapan ERP yang banyak memberikan kelebihan, ternyata penerapannya tidak terbebas dari segala kekurangan-kekurangannya. ERP dapat dikatakan memerlukan investasi yang sangat besar dan memakan waktu yang tidak sedikit dalam penerapannya. Sejumlah dana yang diperlukan akan selalu berkembang

21 tetapi tidak sejalan dengan keuntungan yang didapat. Hal ini telah banyak menjadi kendala dalam penerapan ERP. Dalam era infromasi yang semakin berkembang, banyak organisasi berusaha meningkatkan kinerja sistem informasinya, termasuk ERP didalamnya. Pihak manajemen mencurahkan tenaga dan memerlukan waktu yang begitu panjang untuk mengimplementasikan sistem ini kedalam perusahaan. Hal ini berarti banyak pegawai memerlukan pelatihan dan ini tidak hanya menggangu fungsional organisasi namun juga dapat menempatkan perusahaan dalam posisi dimana mereka menghadapi resiko besar kehilangan bisnis yang potensial dalam satu periode tertentu. Namun demikian, keuntungan yang didapat dari sistem masih lebih banyak dibandingkan kerugiannya jika salah penerapan dan perencanaan. Di lain pihak, saat suatu informasi penting berada ditangan mereka yang tidak berhak yang dapat melakukan penyalahgunaan, jelas bahwa tak ada satu carapun untuk memastikan keamanan dan kerahasiaan informasi tersebut, dengan demikian timbul kemungkinan resiko yang lebih besar lagi selama informasi berada di domain publik. Dengan pertimbangan diatas setiap perusahaan yang akan menerapkan ERP dianjurkan tidak saja menimbang dari segi keuntungannya, tetapi juga menimbang kekurangan-kekurangannya. Suatu perusahaan harus secara teliti menimbang keuntungan dan kekurangan dalam penerapan ERP sebelum memutuskan untuk membeli dan menerapkannya. Jadi penerapan ERP dapat dinilai dari analisa perbandingan keuntungan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan.

22 2.1.14 SAP R/3 SAP (System Application and Product in data processing) adalah perangkat lunak yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan perangkat lunak Enterprise Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. SAP menjadi perangkat lunak yang banyak dipakai di perusahaan besar untuk mendukung integrasi proses bisnis. Lima tahun terakhir, di perusahaan negara-negara Asia, termasuk Indonesia, sedang gencar-gencarnya mengimplementasikannya. Perangkat lunak buatan Jerman ini telah lama dipakai di perusahaan besar Eropa dan Amerika. Di Indonesia, banyak perusahaan besar yang telah mengimplementasikan SAP, misalnya Astra International, Toyota Astra Motor, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bentoel Prima, United Tractor, Daihatsu Motor, Pertamina, Aqua, Telkomsel, Auto 2000, Blue Bird dan masih banyak perusahaan lagi yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Modul yang diimplementasikan tiap perusahaan pun beragam. Ada yang hanya memakai untuk keperluan area tertentu seperti Financial Accounting saja atau Sales and Distributon saja, namun banyak pula yang mengintegrasikan beberapa modul. SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya.

23 SAP terdiri dari modul-modul aplikasi sebagai berikut: SD-Sales & Distribution: membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing). MM-Materials Management: membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan inventory. PP-Production Planning: membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi (manufacturing) suatu perusahaan. QM-Quality Management: membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik. PM-Plant Maintenance: suatu solusi untuk proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis. HR-Human Resources Management: mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, manajemen waktu, pembiayaan untuk perjalanan, sampai ke proses pembayaran gaji pegawai. FI-Financial Accounting: Mencakup standard accounting cash management (treasury), general ledger dan konsolidasi untuk tujuan financial reporting. CO-Controlling: Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost element accounting, dan analisa profitabilitas AM-Asset Management: Membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling.

24 PS-Project System: Mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan proyek, pengerjaan dan kontrol Gambar 2.2 Modul-modul aplikasi SAP 2.1.15 Sales Alur kerja modul Sales and Distribution aplikasi SAP memiliki langkah langkah proses tertentu. Dimulai dari pembuatan contract order dan sales order, proses pengiriman barang (shipping) sampai penagihan (billing). Alur proses yang dijelaskan apabila digambarkan secara umum adalah sebagai berikut:

25 Gambar 2.3 Alur kerja modul Sales aplikasi SAP secara umum 2.1.16 SWOT Analysis SWOT analysis adalah sebuah proses atau metode dalam menghasilkan sebuah informasi yang bermanfaat dalam membantu organisasi untuk mencocokkan antara tujuan, program, dan kapasitas perusahaan terhadap lingkungan sosial perusahaan (www.businessballs.com). SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats. Strengths Merupakan nilai positif dari tengibel maupun intengible dari internal perusahaan Merupakan sesuatu yang dikendalikan oleh perusahaan. Weaknesses Merupakan faktor internal yang dapat menghambat perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan

26 Merupakan sesuatu yang ingin ditingkatkan oleh perusahaan. Opportunities Merupakan faktor eksternal dari perusahaan yang memberikan alasan agar perusahaan dapat tetap berjalan dan berkembang Merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan agar dapat terus berkembang. Threats Merupakan faktor eksternal yang dapat memberikan resiko terhadap misi dan operasi sebuah perusahaan Merupakan faktor eksternal yang dapat menghambat perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan. 2.2 Teori teori Pendukung Teori berikut merupakan teori pendukung dari berbagai sumber yang menjadi landasan analisa. 2.2.1 Information Economics Information economics (IE) merupakan sekumpulan alat hitung untuk mengukur manfaat dan biaya dari proyek teknologi informasi (Parker, 1988, p5). Information economics merupakan dasar dari Traditional Cost Benefit Analysis (analisis biayamanfaat tradisional) yang berhubungan dengan value (nilai) berdasarkan pada kinerja bisnis untuk menangani hal-hal yang memberikan dampak strategis pada perusahaan. Information economics juga menangani infrastruktur teknologi informasi yang merupakan investasi sampingan dalam infrastruktur.

27 Pada tingkat awal, Information Economics adalah sebuah kumpulan dari peralatan komputasional untuk mengkuantifikasikan manfaat-manfaat dan biaya-biaya proyek sistem informasi (Parker et al., 1988, p5). Ini adalah peran tradisional dari analisis biaya manfaat. Information Economics melihat jauh ke dalam analisis biayamanfaat untuk memasukkan nilai yang didasarkan pada kinerja bisnis, untuk menangani hal-hal yang memiliki dampak strategis terhadap perusahaan. Pada tingkat lebih lanjut, Information Economics adalah sebuah proses pembuatan keputusan. Setiap investasi (pemrogram, aplikasi, perangkat keras) harus dijustifikasi, tetapi setiap investasi yang potensial memiliki karakteristik yang unik dan berbeda terhadap nilai, biaya, dan risikonya. Gambar 2.4 Information Economics (Parker, 1988, p6) Dalam analisa information economics digunakan analisa dua segi, yaitu segi bisnis dan segi teknologi, sehingga dapat dibedakan dari justifikasi biaya tradisional yang berangkat dari analisa biaya dan manfaat (Cost and Benefit Analysis).

28 Pengaplikasian Cost-Benefit Analysis (CBA) berkaitan erat dengan tiga hal penting yang saling berhubungan yaitu: 1. Biaya (Cost) Domain Teknologi adalah berupa biaya tetap dan biaya variabel yang diperlukan untuk membangun sistem 2. Manfaat (benefit) Domain Bisnis adalah berwujud penurunan biaya dan atau peningkatan kinerja atau revenue 3. Nilai (Value) adalah manfaat yang diperoleh atas pembangunan TI, yang tercermin pada peningkatan kinerja organisasi pada saat sekarang maupun masa mendatang. Menurut Parker (1988, p15), alasan digunakannya Information Economics dalam melakukan penilaian investasi TI adalah: 1. Jenis dan tingkat nilai-nilai yang diperoleh melalui investasi TI pada suatu perusahaan bervariasi 2. Adanya keterbatasan sumber daya dalam melakukan investasi TI yang dikaitkan dengan aspek-aspek bisnis lainnya atau diantara proyek-proyek TI itu sendiri 3. Perusahaan perlu melakukan alokasi keputusan dengan efektif dan juga mempertimbangkan hasil yang akan di dapat (baik langsung maupun tidak langsung) dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan 4. Analisis Biaya dan Manfaat tradisional (CBA) tidak cukup untuk memperhitungkan semua aspek dan dampak dari TI sehingga dibutuhkan perangkat lain yang memadai. Information Economics dapat digunakan sebagai kerangka dasar untuk membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan investasi TI sesuai dengan kelayakannya.

29 Istilah Information Economics mengacu pada pendekatan atau metode yang digunakan untuk mengevaluasi proyek sistem informasi dengan penilaian menggunakan skor, sampai analisa biaya dan manfaat, dengan menghitung biaya dan manfaat, tangible maupun intangible, dari segi teknologi dan segi bisnis perusahaan (Parker, Trainor, and Benson, Information Strategy and Economics, 1989). Dalam metode Information Economics dikenal empat tahapan yang dapat dilakukan dalam mendapatkan keputusan terbaik untuk investasi produk IT (Parker, 1988: 11), yaitu: 1. Identifikasi nilai dan total biaya dari setiap proyek 2. Menerapkan kriteria ekonomi sementara dalam proses pembuatan keputusan 3. Memperkirakan alternatif-alternatif yang mungkin terjadi 4. Alokasi sumber daya yang berharga untuk proyek yang berharga. 2.2.2 Cost and Benefit Cost (biaya) merupakan sejumlah sumber daya yang dikeluarkan / dihabiskan untuk membiayai proyek yang dibangun. Menurut Parker (1988, p90) biaya (cost) merupakan suatu pengukuran atas jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah produk. Dalam IE terdapat 2 jenis biaya, yaitu biaya pengembangan (development cost) dan biaya berjalan (ongoing cost). Biaya pemeliharaan (maintenance) termasuk dalam biaya berjalan. Terdapat 2 jenis biaya yang dihitung dengan metode Information Economics (Parker, 1988, p92), yaitu: 1. Biaya pengembangan sistem (development cost) dan 2. Biaya pemeliharaan atau biaya berjalan (maintenance / on going expenses).

30 Benefit (manfaat) lebih berupa suatu bentuk penghematan, pengurangan biaya, perolehan keuntungan, peningkatan efektifitas atau produktivitas kerja para karyawan. Menurut Remenyi (1995, p40) manfaat (benefit) dari teknologi informasi merupakan suatau keuntungan atau kelebihan yang diperoleh dengan teknologi informasi terhadap suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas penggunaan teknologi informasi tersebut. Kategori Manfaat (Parker, 1988, p92): 1. Tangible Benefits Merupakan keuntungan nyata yang dapat dikalkulasikan secara keuangan (keuntungan ini lebih mengarah pada sisi bisnis perusahaan). 2. Quasi-tangible Benefits Merupakan keuntungan yang lebih mengacu kepada peningkatan efisiensi proses kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan. 3. Intangible Benefits Merupakan keuntungan yang lebih mengacu kepada efektifitas proses kerja yang sudah diterapkan dalam perusahaan. Gambar 2.5 Relevansi antara IT Benefit Matrix (Remenyi) dan Tiga Tipe Manfaat (Parker) (Remenyi, 1995, p40)

31 Manfaat dapat dikategorikan menjadi 4 jenis (Remenyi, 1995, p42), yang dibagi berdasarkan 2 kriteria yaitu: tangible dan measurable. Tangible dibagi menjadi high tangible (tangible) dan low tangible (intangible), sedangkan measurable dibagi menjadi high measurable (measurable) dan low measurable (unmeasurable). Gambar 2.6 Matriks Benefit (Remenyi, 1995, p42) Keempat jenis manfaat yang berdasarkan 2 kategori dapat dijabarkan sebagai berikut ini : 1. Tangible measurable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi dan efek tersebut dapat diukur secara objektif. Sebagai contoh, pengurangan biaya atau aset atau peningkatan pendapatan organisasi. 2. Tangible unmeasurable merupakan manfaat yang membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi tetapi sulit untuk langsung diukur. Sebagai contoh, informasi yang lebih baik dengan menggunakan TI, meningkatnya keamanan dari organisasi.

32 3. Intangible measurable merupakan manfaat yang dapat diukur tetapi tidak membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi. Sebagai contoh, penyampaian informasi yang lebih cepat, peningkatan kepuasan konsumen atau kepuasan karyawan. 4. Intangible unmeasurable merupakan manfaat yang tidak dapat diukur dengan mudah dan tidak membawa dampak langsung terhadap keuntungan organisasi. Sebagai contoh, peningkatan reaksi pasar terhadap organisasi, persepsi yang baik dari konsumen atau calon karyawan terhadap produk dari organisasi. Sesuai teori information economics, maka manfaat tangible measureable dapat dikategorikan sebagai manfaat tangible; manfaat tangible unmeasureable dan intangible measureable dikategorikan sebagai manfaat quasi-tangible; dan manfaat intangible unmeasureable dikategorikan sebagai manfaat intangible. Untuk biaya pada kelompok quasi-tangible berkemungkinan mempunyai beberapa elemen manfaat yang bisa diukur langsung (di samping elemen yang tidak dapat diukur maupun elemen yang dapat diukur secara tidak langsung). Biaya-biaya tersebut akan dihitung dengan menggunakan lembar kerja biaya pengembangan dan lembar kerja berjalan. Sedangkan manfaat akan dihitung dengan menggunakan teknikteknik Value Linking, Value Acceleration, Value Restructuring dan Innovation Valuation. 2.2.3 Value Value (nilai) dapat dikatakan sebagai subtitusi untuk manfaat (benefit). Nilai didasarkan atas keuntungan yang diperoleh atas persaingan yang direfleksikan dan

33 kinerja bisnis sekarang dan dimasa mendatang (Parker, 1988, p64). Keuntungan yang akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan merupakan nilai dimana perusahaan bersedia berinvestasi untuk mencapainya. Parker (1988, p12) rnengklasifikasikan nilai ke dalam beberapa kategori, yaitu: 1. Return on Investment, diperoleh dari analisis biaya-manfaat tradisional dan merefleksikan usul-usul lanjut dalam menggambarkan efek-efek finansial (baik biaya dan manfaat) dan teknologi informasi. 2. Strategic Match, mnerupakan nilai yang diperoleh dan strategi unit bisnis saat ini yang didukung secara langsung. 3. Competitive Advantage, merupakan nilai yang diperoleh dan menciptakan strategi bisnis baru, produk baru, atau pendekatan baru dalam menghadapi tekanan persaingan. 4. Management Information Support, merupakan nilai yang diperoleh dan dukungan informasi terhadap critical success factor (CSF) perusahaan atau lini bisnis perusahaan. 5. Competitive Response, merefleksikan proyek teknologi informasi yang bertujuan untuk mengejar pesaing. 6. Strategic IS Architecture, merupakan investasi yang memungkinkan munculnya proyek lain. 2.2.4 Analisa Dua Domain Perusahaan digambarkan dalam dua bagian yaitu aktivitas bisnis dan aktivitas teknologi pendukung. Istilah domain digunakan untuk mengkarakteristikkan kedua aktivitas yang berbeda tersebut. Tujuan pembagian ini adalah untuk menekankan

34 perbedaan peran manajemen dan perencanaan dalam bisnis dan teknologi. Domain bisnis adalah pengguna teknologi informasi (user). Domain teknologi adalah penyedia layanan teknologi informasi. Information Economics mendasari justifikasinya dalam domain-domain secara vertikal, memisahkan justifikasi dan kelayakan domain bisnis dan justifikasi dan viabilitas domain teknologi. Analisa dua domain merupakan model yang menekankan perbedaan biaya (cost) dan nilai (value) dalam dua domain. Dari perspektif domain bisnis, value diciptakan dengan penggunaan teknologi informasi untuk menghasilkan pendapatan, mengurangi biaya, meningkatkan keefektifan. Dari perspektif domain teknologi, value merupakan investasi pada domain teknologi yang dibutuhkan untuk menciptakan layanan. Biaya dalam domain bisnis didefinisikan sebagai pembayaran untuk penggunaan surnber daya teknologi yang diaplikasikan untuk memproduksi value, termasuk risiko. Biaya yang dimaksud dalam domain bisnis adalah biaya atas sumber daya proyek yang digunakan bersama dengan proyek lainnya (shared resource), rnisalnya penggunaan jaringan komunikasi data atau komputer main-frame. Sedangkan biaya dalam domain teknologi didefinisikan sebagai biaya atas penggunaan sumber daya sebenarnya yang digunakan langsung untuk layanan ke domain bisnis, termasuk risiko. Biasanya setelah melewati waktu 1 tahun total biaya dari domain teknologi diharapkan dapat seimbang dengan kredit (credits) biaya pemulihan yang dibebankan (charges) kepada pengguna bisnis. Pengeluaran biaya yang dilakukan oleh domain bisnis harus menyesuaikan dengan kebutuhan domain teknologi.

35 Pertama yang dilakukan dalam analisa ini adalah substitusikan nilai untuk manfaat, dan kedua, pisahkan biaya aktual dari pelayanan yang berlangsung dalam domain teknologi dengan distribusi biaya dalam domain bisnis. Maka para manajer bisnis dapat menjustifikasi domain bisnis, dan para manajer TI dapat mengatur ketersediaan teknologi. Perbedaan nilai dan biaya di dalam kedua domain terlihat pada gambar di bawah. Dari perspektif domain bisnis, nilai diciptakan dengan menggunakan TI untuk menciptakan keuntungan, mengurangi biaya, meningkatkan efektifitas atau nilai. Sedangkan dari perspektif domain teknologi, nilai-nilai pada domain bisnis adalah sama seperti untuk manfaat yang diperoleh para pengguna TI. Gambar 2.7 Model Dua Domain Information Economics (Parker, 1988, p76) Hubungan antara biaya Domain Teknologi yang terkait erat dengan manfaat Domain Bisnis (seperti ditunjuk pada Gambar 2.7) merupakan cerminan value yang

36 diperoleh atas pengaplikasian TI. Pada Gambar 2.7 ini, menjelaskan pula adanya perbedaan antara biaya (cost) dan nilai (value) dalam kedua domain tersebut. Dari sisi Domain Bisnis, value dapat tercipta dengan adanya penggunaan TI yang menghasilkan revenue, menurunkan biaya, dan meningkatkan kinerja. Sedangkan dari sisi Domain Teknologi, value dilihat dari manfaat dalam domain bisnis, yaitu adanya pembiayaan kembali atau investasi lebih lanjut terhadap teknologi informasi. Value ini kemudian digunakan kembali untuk menciptakan manfaat terhadap domain bisnis. Biaya (cost) dalam domain bisnis merupakan semacam pembayaran atas digunakannya pelayanan dari suatu domain teknologi (merupakan nilai bagi domain teknologi) dan biaya pada domain teknologi merupakan penggunaaan sumber daya teknologi informasi 2.2.4.1 Domain Bisnis Business domain adalah variabel yang ditambahkan dalam menghitung nilai total dari sebuah proyek TI dalam membuat ranking keseluruhan dari proyek menjadi realistis. Variabel ini di tambahkan untuk menghitung faktor-faktor yang tidak dapat secara langsung dihitung oleh ROI sederhana dengan kata lain untuk menghitung manfaat-manfaat yang bersifat intangible.

37 Faktor faktor dalam business domain antara lain: A. Strategic Values 1. Strategic Match (SM) SM lebih fokus pada keterkaitan antara IT dalam pencapaian tujuan strategis perusahaan. Nilai ini menyediakan sebuah jalan dalam meningkatkan nilai dari aplikasi inovatif yang menjadi pendukung langsung dalam pencapaian tujuan bisnis. 2. Competitive Advantage (CA) CA termasuk strategi utama yang di ikuti oleh bisnis dan termasuk sebuah implementasi dari cost leadership, differentiation atau fokus. Gradasi penilaian sangat berbeda untuk setiap tipe strategi. Ada 3 tujuan dasar yang harus dicapai perusahaan, jika perusahaan menginginkan peningkatan CA : a. Perusahaan harus memposisikan diri untuk mengubah struktur industri. Contoh : mengubah kapasitas industri. b. Perubahan harus memperbaiki posisi perusahaan dalam bisnis dijalani. Perushaan harus mendukung inisiatif yang dapat membedakan produk perusahaan atau pelayanan atau bahkan merubah lingkup persaingan dari bisnis, Contoh : menciptakan sebuah produk yang unik dan keunikan tersebut harus menjadi nilai utama dimata pelanggan. c. Perusahaan harus menciptakan kesempatan bisnis baru. Ada beberapa cara yang dapat di kontribusikan oleh sebuah inisiatif untuk CA, termasuk inisiatif TI untuk menjual atau menggunakan informasi sebagai by-product (hasil tambahan) dari bisnis sekarang ini.

38 3. Competitive Response (CR) CR mengukur akibat atau kerugian dari di tundanya implementasi proyek IT terhadap posisi kompetitif perusahaan. Hal ini dapat muncul dikarenakan pesaing telah lebih dulu menyediakan pelayanan, produk, pertukaran data, kapasitas yang dibutuhkan oleh industri, serta beberapa etoritas dalam menjalankan sistem sebagai kondisi dari jalannya suatu aktivitas bisnis. 4. Management Information for CSF s (MI) MI berfokus pada seberapa jauh proyek TI atau SIM akan menyediakan informasi manajemen kepada kegiatan inti perusahaan atau Line of Business perusahaan. (Management Information Support of Core Activities). Penilaian (skor) dalam kategori ini tergantung dari derajat dimana inisiatif dalam menyediakan informasi manajemen yang mengijinkan pembuat keputusan untuk menaksir operasi dan untuk membuat mereka menjadi lebih efektif, dan menguntungkan bagi perusahaan secara materiil. B. Stakeholder Values 1. Service and Quality (SQ) SQ berfokus pada peningkatan pelayanan dan kualitas perusahaan. Pada awal 1990, bermunculan buku yang berisi tentang pentingnya inisiatif SQ. Dalam setiap perusahaan, inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki tingkatan SQ sangat banyak. Masalahnya adalah perusahaan bekerja terisolasi, masing-masing fungsi, departemen, bekerja sendiri-sendiri. Kurangnya koordinasi antar departemen tersebut dapat mengakibatkan penurunan pelayanan terhadap pelanggan dan penurunan kualitas kerja perusahaan.

39 2. Agility, Learning & Empowerment (ALE) ALE memfokuskan diri dalam membuat pekerja dan proses bisnis menjadi lebih fleksibel dan lebih murah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi didalam perusahaan. Tingkat kecerdasan dan pengetahuan para pekerja sangatlah penting. Mengapa demikian? Karena tinggi rendahnya tingkat ALE pekerja dapat mempengaruhi kemampuan kompetitif atau bersaing perusahaan. Oleh karena itu, perlu selalu diadakan training kualitas pengetahuan pekerja bisa menjadi semakin baik. 3. Cycle Time (CT) CT memfokuskan diri pada setiap elemen dalam proses, dari menciptakan sebuah budaya inovatif yang menstimulasi ide adanya produk baru sampai dengan pengembangan sukses, produksi, dan delivery ke pelanggan pada sekali waktu yang akan menciptakan standar industri baru atau pelatihan yang terbaik. Hal ini diterjemahkan kedalam produk yang bergerak dari R&D kedalam produksi yang lebih cepat, produk yang bergerak dari produsen sampai dengan ini produksi menuju permintaan pelanggan lewat teknis mass customization lebih cepat daripada supplier pesaing. Semua elemen dari CT memfokuskan diri pada CT sebagai strategi kompetitif. C. Competitive Strategy Risk 1. Business Strategy Risk (BSR) BSR berfokus pada identifikasi resiko bisnis yang muncul akibat suatu implementasi TI. Resiko ini bersifatt jangka panjang yang dapat mempengaruhi strategi dan proses bisnis yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

40 D. Organization Strategy Risk & Uncertainty 1. Business Organization Risk (BOR) BOR memfokuskan diri pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan atas perencanaan bisnis organisasi BOR ini merupakan resiko jangka pendek yang cocok dengan BPR (Business Proses Reenginering) dan restrukturasi organisasi. Hal tersebut merefleksikan tingkatan dari sejumlah komponen bisnis organisasi yang terkait. Ini termasuk rencana bisnis in-place, erubahan sistem manajemen, rencana kontigensi, dan kebutuhan pasar yang telah didefinisikan dan dimengerti dengan baik. 2.2.4.2 Domain Teknologi Variabel yang terdapat dalam domain teknologi lebih membahas pada resiko dan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan teknologi pada sebuah proyek. Menurut Parker (1996, p324), terdapat 4 variabel dalam domain teknologi yang digunakan untuk menghitung manfaat-manfaat maupun resiko yang bersifat intangible yaitu : A. Strategic Values 1. Strategic IT Architecture (SITA) SITA berfokus pada keterkaitan antara implementasi TI yang sudah dilakukan dengan perencanaan strategis TI perusahaan secara keseluruhan. Aliansi ini direfleksikan dalam perencanaan TI (blueprint), yang menyediakan struktur kedalam data masa depan, sistem, kecocokan inisiatif dan mengidentifikasikan prioritas. Suatu implementasi TI yang baik harus mampu menunjang strategi sistem informasi secara keseluruhan untuk merefleksikan rencana TI yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

41 B. Competitive Strategy Risk 1. IT Strategic Risk (ITSR) ITSR memfokuskan diri pada competitive strategy risk yang ada sebagai hasil dari perubahan struktur bisnis, termasuk aliansi, joint venture, dan kebutuhan untuk mendukung perusahaan selama menyesuaikan dengan permintaan baru dari pasar. ITSR menila resiko yang mungkin terjadi dari strategi resiko jangka panjang, dilihat dari segi arsitektur, ketergantungan sistem, dan perubahan bisnis. Ketepatan pengaturan strategi TI sangat dibutuhkan agar jika sewaktu-waktu terjadi perubahan atas struktur perusahaan atau proses bisnis, TI tersebut bisa beradaptasi dengan baik. C. Organization Strategy Risk & Uncertainty 1. IT Definitional Uncertanty (ITDU) ITDU berfokus pada resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian akan kebutuhan. Umumnya, ITDU mendefinisikan ketidakpastian yang membebani spesifikasi dari tujuan perusahaan (user atau bisnis) yang dikomunikasikan pada staf proyek TI. Ketika user tidak dapat mendeskripsikan masalah dengan baik, atau masalah terus berubah secara konstan, kelompok TI ditekan untuk menjawab dengan jawabab yang benar dan layak.jika kebutuhan sudah ditetapkan dengan tepat tanpa terjadi perubahan lagi, maka akan lebih mudah bagi staf TI untuk menyediakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan para user. 2. IT Technical and Implementation Faktor ini digunakan untuk mengetahui kesiapan teknis dalam mengimplementasikan proyek teknologi informasi, ada 5 komponen utama dalam IT

42 technical and implementation risk (ITTR) yaitu : keterampilan yang dibutuhkan, ketergantungan perangkat keras, ketergantungan piranti lunak (selain piranti lunak aplikasi), ketergantungan piranti lunak aplikasi, dan ketergantungan implementasi aplikasi itu sendiri. 3. IT Service Delivery Risk (ISDR) ISDR memfokuskan diri pada rencana jangka pendek organisasi dalam computer service delivery. ISDR ini berfokus untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar resiko yang akan dihadapu perusahaan dengan adanya sistem baru. Resiko ini bersifat jangka pendek dan bisa terjadi karena kegagalan dari sistem baru tersebut maupun karena belum beradaptasinya user terhadap sistem yang baru. 2.2.5 Analisa Biaya Manfaat Analisis biaya manfaat merupakan langkah awal untuk Information Economics dalam menetapkan alternatif-alternatif dan mengukur pengeluaran. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis biaya manfaat ini. Pertama adalah studi kelayakan untuk proyek. Kedua, pada tahap akhir proyek. Dan terakhir kepentingan bagi proyek besar. Analisis biaya manfaat ini dikerjakan setelah pengimplementasian untuk menilai keberhasilan finansial suatu proyek. Analisis cost-benefit merupakan teknik yang paling umum digunakan untuk mengkuantifikasi biaya dan manfaat suatu proyek TI. Untuk melakukan analisis costbenefit, harus terlebih dahulu menentukan biaya dan manfaat apakah yang layak untuk diperhitungkan, bagaimana biaya dan manfaat dibobot, dan untuk mencapai itu semua, hambatan apa saja yang kiranya muncul.

43 Analisa biaya manfaat dapat digunakan dalam dua cara, yang pertama adalah sebagai alat perencana yang membantu dalam pengambilan keputusan apakah suatu sistem layak atau tidak layak. Kedua, analisa biaya manfaat digunakan sebagai alat evaluasi apakah proyek sistem informasi sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnnya. Biaya (Cost) merupakan sejumlah sumber daya yang dikeluarkan atau dihabiskan untuk membiayai proyek yang dibangun. Manfaat lebih berupa suatu bentuk penghematan, pengurangan biaya, perolehan keuntungan, peningkatan efektifitas atau produktivitas kerja para karyawan. Terdapat 2 jenis biaya yang dihitung dengan metode Information Economics (Parker, 1988, p92), yaitu: 1. Biaya pengembangan sistem (development cost) 2. Biaya pemeliharaan atau biaya berjalan (maintenance / on going expenses). Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan hubungan antara biaya dan manfaat, di antaranya: Simple Return on Investment (Simple ROI), Discounted Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan lain lain. 2.2.5.1 Simple Return on Investment (Simple ROI) Teknik ini disebut juga dengan accounting rate of return. Simple ROI adalah rasio pendapatan bersih rata-rata proyek terhadap investasi internal proyek itu. Metode ini sangat baik untuk proyek pemrosesan data atau sistem informasi. Biaya implementasi dan operasional serta manfaat yang diharapkan akan ditentukan untuk tahun-tahun mendatang. Titik ketika akumulatif manfaat melebihi akumulatif biaya adalah titik dimana dasar ROI diperoleh.

44 2.2.5.2 Lembar Kerja untuk Menghitung ROI Untuk menghitung ROI sederhana, digunakan tiga lembar kerja : 1. Development Cost Worksheet (Lembar Kerja Biaya Pengembangan) Lembar kerja berisi semua biaya awal pembangunan proyek pada tahun pertama. Dalam lembar kerja biaya pengembangan ini, terdiri atas lima kategori: 1. Development Effort (usaha pengembangan), mencakup biaya peningkatan sistem dan pemrograman, biaya peningkatan adanya tambahan karyawan, seperti administrasi data. 2. New Hardware (perangkat keras baru), mencakup biaya-biaya tambahan untuk berbagai peralatan, misalnya terminal, printer, monitor, jaringan komunikasi, dan sebagainya. 3. New Purchased Software ( pembelian perangkat lunak baru), mencakup semua biaya yang berkaitan dengan adanya tambahan software baru dalam perusahaan. 4. User Training (pelatihan user), mencakup keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelatihan bagi pengguna dengan adanya suatu sistem yang baru. 5. Other Costs (biaya lain-lain), mencakup semua biaya lain yang dikeluarkan, termasuk juga biaya pengujian sistem baru pada saat sistem tersebut diimplementasikan. Usaha pengembangan meliputi biaya penambahan sistem dan programming, dan dukungan staf tambahan seperti data administration. Perangkat keras baru merefleksikan biaya tambahan untuk sambungan, printer, dan komunikasi. Perangkat

45 lunak baru meliputi pembelian perangkat lunak atau penyewaan perangkat lunak baru, dan pelatihan user merefleksikan biaya pendidikan dan pembelajaran. Untuk biaya lainlain, termasuk testing, merupakan kategori yang terakhir. Lembar kerja harus dikembangkan setiap tahunnya dengan pengadaan biaya pengembangan. Gambar 2.8 Development Cost Worksheet (Parker, 1988, p96)

46 2. Ongoing Expenses Worksheet (Lembar Kerja Biaya Berjalan) Lembar kerja berisi biaya berjalan dan biaya yang akan datang dari awal proyek hingga tahun terakhir proyek. Untuk biaya berjalan, dibagi menjadi enam kategori, yaitu : (1) Apllication Software Maintenance (pemeliharaan aplikasi perangkat lunak) (2) Incramental Data Storage Expanses (penambahan biaya data storage) (3) Incramental Communications (penambahan komunikasi) (4) New Software and Hardware Leases (penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras) (5) Supplies (persediaan) (6) Others (lainnya). Biaya pemeliharaan aplikasi perangkat lunak diperoleh dari penghitungan jumlah hari pengembangan (dari lembar kerja biaya pengembangan). Biaya penambahan data storage adalah hasil dari penghitungan jumlah megabytes dengan penghitungan biaya megabytes. Biaya penambahan komunikasi adalah biaya yang berhubungan dengan sambungan telepon, pesan-pesan, dan sebagainya. Biaya yang berhubungan dengan penyewaan perangkat lunak dan perangkat keras yang baru diketahui bersamaan dengan pasokan dan biaya-biaya lainnya. Seperti lembar kerja biaya pengembangan, lembar kerja biaya berjalan harus dikembangkan setiap tahunnya, sehingga biaya diharapkan dapat diperoleh.

47 Gambar 2.9 Ongoing Expenses Worksheet (Paker, 1988, p96) 3. Economic Impact Worksheet (Lembar Kerja Dampak Ekonomis) Lembar kerja ke tiga merangkum dampak ekonomis dari proyek. Penilaian dampak ekonomis didasarkan pada hubungan garis lurus untuk menghitung ROI sederhana dari periode aliran kas bersih selama 5 tahun. Bagian utama lembar kerja ini adalah pertama, membuat biaya bersih investasi yang dibutuhkan (net investment required) yang diambil langsung dari Development Cost Worksheet. Kedua, membuat alur dana tahunan (yearly cash flows) yang didapat langsung dari manfaat ekonomis bersih (net economic benefit), dijumlahkan dengan pengurangan biaya operasional (operating cost reduction) menghasilkan pendapatan sebelum pajak (pre tax income). Lalu di kurangi ongoing expenses. Simple ROI

48 dikalkulasi dari pembagian rata-rata net cash flow selama 5 tahun dibagi net investment required. Setelah mendapat simple ROI, maka skor proyek dapat ditentukan Gambar 2.10 Economic Impact Worksheet (Parker, 1988, p97) 2.2.5.3 Faktor faktor dalam Perhitungan Skor Proyek Ada tiga variabel yang akan dijumlahkan untuk memperoleh skor proyek, yaitu Weighted Simple ROI, Weighted Business Domain, dan Weighted Technology Domain (Parker, 1988, p102).