Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KEC.KEDUNGWUNI KAB.

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA. Hasil penelitian melalui wawancara dengan tiga keluarga di RT 14 Kelurahan Way Halim Bandar Lampung:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI DUKUH KEPUH PROYONANGGAN SELATAN BATANG

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik. suatu kesimpulan antara lain:

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

Kring...kring...kring...pukul menunjukkan waktu 05:45 WIB.

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN ANAK DI DUKUH GALANG WOLU GALANG PENGAMPON WONOPRINGGO PEKALONGAN

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

dengan penuh hormat. rumah. mata.

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. wilayah yang dimiliki adalah Ha. Jarak Desa Lupak Dalam 50 Km ke

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

Lampiran 1 Pedoman Waancara Guru Pedoman Wawancara Siswa

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS UPAYA MAHASISWA SANTRI DALAM MENCAPAI PRESTASI BELAJAR DI STAIN PEKALONGAN. (Studi Kasus Mahasiswa PAI Angkatan 2013 di

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB III KARAKTER TANGGUNG JAWAB ANAK YANG BERADA DI SANGGAR GENIUS CEU WITA YATIM MANDIRI

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan populasi yang cukup besar (12,85% dari

BAB IV ANALISIS MOTIVASI REMAJA PUTUS SEKOLAH DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C DI DESA KWAYANGAN KEDUNGWUNI PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB III PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL ANAK DI DUKUH KEPUH PROYONANGGAN SELATAN BATANG

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISA DATA MENGENAI PERILAKU KEAGAMAAN SISWA TUNANETRA DI SMPLB A YPAB SURABAYA. A. Pengetahuan Keagamaan Siswa Tunanetra di SMPLB A YPAB

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI DAN PERUBAHANNYA

Denah Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa KANTOR PU TEMPAT TEMU BESUK KANTIN

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB VII CARA MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. Walaupun berbagai dampak yang muncul akibat dari masalah work family

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI ANAK JALANAN TAMAN MATARAM KOTA PEKALONGAN TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam

dalam kegiatan belajar mengajar dan materi tersebut dapat mudah di rekam dalam ingatan anak perlu adanya pembiasaan. Misalkan dari materi akidah yang

BAB IV ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENUMBUHKAN MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR AN. A. Analisis Minat Anak Membaca Al-Qur an di TPQ Nurul Afkar

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

BAB IV HASIL PENELITIAN

INDONESIAN EXAM SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-HIKMAH BENCE. Apek penilaian mendengar dan berbicara. Apek penilaian membaca dan menulis

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB.

PEDOMAN DOKUMENTASI. 1. Profil SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul. 2. Struktur Komite SMA Muhammadiyah Kasihan Bantul

Semua kupersembahkan untukmu..

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

diajarkan oleh pendidik yang seagama. Serta mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga dalam Pendidikan Agama Islam Anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih pendidikan yang utama bagi seorang anak adalah pendidikan agama Islam, karena Pendidikan agama Islam merupakan cikal pembentukan generasi insan kamil. Oleh karena itu pendidikan agama Islam ditujukan dalam rangka untuk membangkitkan potensi yang baik pada anak dan mengurangi potensi yang jelek. 1 Pada bab ini peneliti akan menganalisis data-data penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya terkait dengan peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam Pendidikan agama Islam anak Di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama Islam anaknya bermacam-macam akan tetapi inti dari peran tersebut adalah sama. Meskipun mereka sibuk, mereka 1 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Cet. Ke-2 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 329. 79

80 berusaha membagi waktu antara bekerja dan memberi pendidikan kepada anak-anaknya. Hal ini dapat dibuktikan dari masing-masing pernyataan dari enam subjek penelitian, diantaranya: 1. Nur Aeni 2. Sumarni Saya memang bekerja dari waktu pagi sampai sore hari,tetapi ya saya tetap mengasuh anak, mendidik anak supaya rajin sekolah, dan rajin mengaji. 2 (S.1 W.1 B. 4-7) Saya bekerja mulai pagi hari setelah anak-anak sudah berangkat ke sekolah, nanti kalau sudah mulai sore. Saya mencari anak- anak yang sedang bermain untuk pulang berangkat mengaji di TPQ. Malamnya saya menyuruh anak utnuk berangkat mengaji Al-Qur an sampai waktu isya di rumahnya pak kyainya yang dekat. Setelah itu berangkat les. 3 (S.3 W.3 B. 4-12) 3. Siti Rokhimah 4. Risawati Saya terkadang sibuk bekerja sampai malam. Ketika malam ya saya sering menyuruh anak untuk menata pelajaran, menyiapkan seragam apa yang hendak dipakai ke sekolah, sering sekali bertanya ada PR atau tidak, supaya pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah tidak ribut. Saya pun mengingatkan supaya tidurnya jangan larut malam, agar bisa bangun pagi. 4 (S.4 W.4 B. 4-17) Pertama mengurus kebutuhan anak mulai dari bangun tidur sampai anak berangkat ke sekolah, setelah itu saya baru memulai bekerja. Nanti siang pukul setengah 11 saya menjemput anak pulang dari sekolah. Waktu bekerjanya lagi setelah dhuhur. Kemudian menyempatkan waktu sebentar untuk mengajari anak membaca jilid sebelum berangkat 2 Nur Aeni, Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Brajan, 18 3 Sumarni, Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga,Wawancara Pribadi, Brajan, 18 4 Siti Rokhimah,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Brajan,17

81 mengaji sore. Setelah maghrib saya mengantar anak mengaji dan lembur malamnya dimulai setelah anak tidur. 5 (S.1 W.1 B. 4-14) 5. Siti Rinawati Sehari-harinya ya kerja. Umumnya dari pagi sampai siang, siang istirahat lalu kerja lagi sampai sore, malemnya lembur. Tapi itu juga tergantung sama anak saya.kalau memberikan pendidikan itu tidak mesti juga waktunya 6 (S.6.W.6 B. 7-11) 6. Awaliyah Sebagai ibu dan pekerja ya bisanya mengasuh dan mendidik dengan benar, memberi nasehat nasehat supaya anak rajin shalat. Rajin mengaji, dan kelakuannya baik, selalu menghormati orang tuanya. 7 (S.2 W.2 B. 18-22) Memang konsekuensinya harus demikian, artinya wanitawanita pekerja industri rumah tangga tidak hanya sebatas bekerja saja, namun mereka tetap memperhatikan anak-anaknya. wanita dalam Islam laksana tiang negara, oleh karena itu apabila wanita baik maka baiklah negara, apabila wanita rusak, maka rusak pula suatu negara. 8 Semua berawal dari asuhan seorang ibu, ibulah yang harus mempersiapkan generasinya dengan baik. 5 Risawati,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga,Wawancara Pribadi, Brajan,18 Desember 2014. 6 Siti Rinawati, Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Brajan, 17 7 Awaliyah,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga,Wawancara Pribadi, Brajan,17 8 Ibid., hlm. 203

82 Narasumber Risawati (RW), Nur Aeni (NA), Siti Rinawati (SR), Sumarni (SM), Awaliyah (AW) dan Siti Rokhimah (SH), sebagai wanita pekerja industri rumah tangga yang masing-masing dari mereka berstatus sebagai buruh dan pemilik industri. Mereka memiliki kesibukan yang berbeda di dalam bekerja, namun mereka tetap berperan dalam pendidikan agama Islam anak, peran mereka dalam pendidikan agama Islam adalah sebagai penasehat sekaligus sebagai pemberi dorongan dan stimulasi kepada anak-anaknya, hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan masing-masing narasumber : 1. Awaliyah...Tetap mendidik anak misalnya menyuruh anak untuk bangun pagi meskipun sekolahnya libur. Supaya tidak meninggalkan shalat. 9 (S.2 W.2 B. 34-37) 2. Siti Rinawati Mendidiknya dengan cara memberi nasehat yang baik. Membiasakan anak untuk bangun pagi. Meskipun sulit, tetapi ya harus dibiasakan. Semua itu berawal dari asuhan orangtuanya saja. 10 (S. 6 W.6 B. 18-23) 3. Nur Aeni Anak saya rajin shalat pada waktu maghrib dan isya. Kalau maghrib biasanya dia pergi ke Musolla bersama teman-teman sekaligus mengaji. Kalau sholat Isya nya itu masih kadang-kadang, Kalau shalat dhuhur, ashar, dan subuh itu belum sepenuhnya ia jalankan. Tapi sedikit demi sedikit saya mengingatkan. 11 (S.5 W.5 B. 24-31) 9 Awaliyah,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga,Wawancara Pribadi, Brajan,17 10 Siti Rinawati,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga,Wawancara Pribadi, Brajan,17 11 Nur Aeni,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Brajan,18

83 4. Siti Rokhimah Di Sekolah dan di tempat mengajinya sudah ada materi-materi tentang sholat. Terkadang anak sudah mengerti tatacaranya tapi belum mau melaksanakannya.jadi ya mengarahkan supaya anak mau shalat. Seringnya kalau sudah pulang sekolah dan bermain itu lupa sholat. 12 (S.4 W.4 B. 43-50) 5. Risawati Saya mengajari anak untuk mengaji. Anak saya masih berumur 5 tahun, tetapi mengajinya sudah sampai jilid 3. Untuk menjaga kelancarannya, saya mengajari sekaligus mengulangi apa yang hendak dibaca di hari besok,biasanya sebelum berangkat mengaji, saya mengajarinya belajar. 13 ( S.1 W.1 B. 48-54) 6. Sumarni...Ya menasehati anak-anak kalau sedang dinasehati orang tua tidak boleh membentak, apalagi melawan. Selain itu ya mengajari anak untuk mengingat waktu kalau sedang bermain. Terutama waktu untuk mengaji. Membimbing anak-anak agar selalu rukun antara kakak dan adik. 14 (S. 3 W.3 B. 52-59) Peran wanita pekerja industri rumah tangga sebagai motivator bagi anak-anaknya secara tidak langsung mengarah kepada jiwa anak agar temotivasi untuk selalu berperilaku baik, rajin beribadah, rajin membaca Al-Qur an serta rajin mengaji. nasehat-nasehat yang diberikan oleh wanita pekerja industri rumah tangga semata-mata karena ia berperan dalam pendidikan agama Islam anak. Nasehat sebagai perantara bagi anak untuk termotivasi dalam berperilaku, beribadah, membacaal-qur an dan mengaji. 12 Siti Rokhimah,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Brajan,17 13 Risawati,Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga, Wawancara Pribadi,Brajan,18 Desember 2014. 14 Sumarni, Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga, Wawancara Pribadi, Brajan, 18

84 B. Analisis Faktor-Faktor yang Mendukung dan Menghambat Peran Wanita Pekerja Industri Rumah Tangga dalam Pendidikan Agama Islam Anak di Dukuh Brajan Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. 1. Analisis faktor yang mendukung peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama Islam anak. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, faktorfaktor yang mendukung peran wanita pekerja industri dalam pendidikan agama Islam anak ada dua, diantaranya sebagai berikut : a. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempermudah peran wanita dalam merealisasikan pendidikan agama Islam bagi anak-anaknya. Dari hasil yang diperoleh dari pernyataan narasumber, Risawati (RW), Sumarni (SM), Awaliyah (AW), Siti Rokhimah (SH), Siti Rinawati (SR) dan Nur Aeni (NA) masingmasing dari mereka merasakan bahwa lingkungan sangat mendukung perannya dalam pendidikan agama Islam anak. Lingkungan masyarakat membuat anak bersedia mendatangi tempat ibadah. Baik sekedar untuk beribadah atau mengikuti kegiatan keagamaan. Risawati merasa mudah ketika mengajak anak untuk mengikuti berjenjenan. Anak yang sejak kecil sering dipupuk dengan kegiatan keagamaan maka ketika dewasa sudah terbiasa tumbuh dengan kesadarannya mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di dalam masyarakat. Di samping itu dengan adanya pondok pesantren yang tidak jauh dari

85 rumahnya membuat Risawati berperan dengan baik terutama mengajari anak untuk membaca jilid ataupun mengaji. Sejalan dengan Risawati, Sumarni juga mengungkapkan kalau anaknya mengikuti berjenjenan. Kegiatan keagamaan dalam lingkungan masyarakat secara tidak langsung akan menarik keagamaan anak. Begitupun dengan Siti Rokhimah yang merasakan kemudahan dalam meningkatkan kesadaran anaknya untuk beribadah, baik mendatangi tempat ibadah untuk shalat ataupun mengikuti kegiatan berjenjenan. Dari tempat tinggal Siti Rinawati terdapat Musholla yang digunakan untuk mengaji Al-Qur an setiap malamnya. Mayoritas masyarakat sekitar memasukkan anak-anak mereka untuk belajar pendidikan keagamaan di Musholla. Dalam kondisi masyarakat yang demikian, membuat anak semakin terpengaruh kepada hal-hal yang baik, misalnya minat mengaji anak di Mushola semakin baik, anak sudah memahami waktu untuk mengaji, seperti yang dialami oleh Siti Rinawati. Nur Aeni merasakan bahwa anaknya memiliki kesadaran untuk mengkomunikasikan tugas hafalan yang diperoleh dari tempat mengajinya, seperti hafalan-hafalan surat pendek, atau hafalan-hafalan doa solat.dengan demikian kesadaran anak untuk mengkomunikasikan tugas hafalan kepada ibunya sudah berjalan dengan baik. Peran ibu dalam mendidik dan mengajarkan Al-Qur an dapat terlaksana dengan baik. Tidak jauh berbeda dengan Siti Rinawati dan Nur Aeni,

86 Awaliyah pun memiliki keuntungan lantaran rumahnya dekat dengan Musholla, dan masyarakat menjadikan musholla sebagai tempat untuk belajar mengaji, secara tidak langsung mempermudah perannya dalam memotivasi anak. Anak termotivasi sehingga minat mengaji anak semakin baik. Sebenarnya tidak hanya minat mengaji saja. Anakpun akan mengikuti sholat berjamaah di Musholla yang semua itu dilakukan anak tanpa ada paksaan dari orangtuanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat menjadi salah satu faktor yang mendukung peran wanita dalam pendidikan agama Islam anak. b. Teman sepermainan Teman sepermainan dalam hal ini adalah teman sebaya yang dekat dengan seorang anak. Fase anak-anak adalah fase yang sangat peka meniru lingkungan dan dapat terpengaruh dengan teman sebayanya. Anak dapat termotivasi untuk belajar mendatangi tempat tempat ibadah, rajin mengikuti kegiatan keagamaan, rajin shalat lantaran meniru teman yang dekat dengannya. Dari hasil yang diperoleh dari narasumber wanita pekerja industri rumah tangga, Awaliyah (AW), Sumarni (SM), Siti Rokhimah (SH),Nur Aeni (NA), Risawati (RW) dan Siti Rokhimah(SR) secara tidak langsung mereka merasakan keuntungan dari teman sepermainan yang dekat dengan anaknya. Dengan adanya teman sepermainan itulah yang mendukung peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama

87 Islam anak. Teman sebaya yang dekat dengan anak mampu memberi motivasi yang baik, sehingga peran wanita untuk membimbing dan mengarahkan anaknya lebih mudah. Awaliyah mengakui bahwa masa anak-anak adalah masa meniru teman sebayanya, semua itu tergantung dengan siapa anak berteman. Anak yang memiliki teman baik maka anak akan terpengaruh menjadi baik pula perangainya. Seperti yang dialami oleh Siti Rinawati, putri pertamanya yang bernama Lina mulai termotivasi mengaji sebab teman seusianya sudah mengaji di Musholla setiap malam. Dari situlah anak mulai memiliki kesadaran untuk mengaji bersama dengan teman-temannya. Peran wanita dalam mendidik mengasuh serta memberi bimbingan kepada anak dapat berjalan dengan baik. Begitupun dengan Sumarni, Nur Aeni, dan Siti Rokhimah dan Risawati, masing-masing mereka merasakan bahwa teman sepermainan membantu dirinya dalam melaksanakan peran dalam pendidikan agama Islam anak. Teman sepermainan yang dekat dengan anak mampu membuat anak menjadi lebih giat mendatangi tempat ibadah seperti shalat, anakpun menjadi rajin dalam belajar mengaji tanpa harus dipaksakan. Peneliti juga melihat bahwa teman sepermainan selain memudahkan peran wanita dalam pendidikan agama Islam anak, teman sepermainan juga berpengaruh terhadap tingkah laku anak.

88 Dari hasil analisa tersebut peneliti menyimpulkan bahwa teman sepermainan menjadi salah satu faktor yang mendukung peran wanita dalam pendidikan agama Islam anak. 2. Analisis faktor yang menghambat peran wanita pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama Islam anak. Diantara Faktor-faktor yang menghambat peran wanita dalam pendidikan agama Islam anak adalah sebagai berikut : a. Terbatasnya waktu Dari hasil yang penulis peroleh dari narasumber, Nur Aeni (NA), Risawati (RW), Sumarni (SM), Siti Rokhimah (SH), Siti Rinawati (SR), dan Awaliyah (AW) sebagai wanita pekerja industri rumah tangga yang terkadang memiliki waktu luang, terkadang tidak. Terbatasnya waktu memang menjadi kendala bagi masing-masing pekerja industri rumah tangga dalam pendidikan agama Islam anak. Terutama pada saat mereka bekerja. Mereka selalu fokus terhadap pekerjaannya, masalah mengasuh dan mendidik disesuaikan dengan kebutuhan anak. Pada umumnya wanita pekerja industri rumah tangga di Dukuh Brajan memulai kerja setelah anak-anaknya berangkat ke Sekolah sampai sore hari. Kemudian pada malam haripun mereka tetap bekerja sampai pukul 22.00 WIB atau bahkan lebih, tergantung dari kebutuhan masing-masing pekerja. Dari waktu kerja yang banyak itulah yang membuat wanita-wanita pekerja industri rumah tangga memperhatikan pendidikan agama Islam anak namun hanya

89 sekedarnya saja. Seperti Risawati yang hanya sekedar menyempatkan diri untuk mengajari anaknya membaca jilid. Memang Sumarni pun menyadari bahwa ada perbedaan antara ibu yang bekerja dengan tidak bekerja. Nur Aeni, Siti Rinawati, Sumarni dan Awaliyah pun terkadang merasa tidak pasti dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak terutama ketika banyak pekerjaan. Dari hasil analisa di atas, penulis menyimpulkan bahwa Terbatasnya waktu inilah yang menjadi faktor penghambat peran wanita dalam pendidikan agama Islam anak-anaknya. b. Minimnya pengetahuan wanita pekerja. Selain dari waktu kerja yang banyak, wanita pekerja industri rumah tangga di Dukuh Brajan mayoritas hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), sehingga minimnya pengetahuan yang mereka miliki terkadang membuat wanita hanya memberikan pendidikan agama Islam kepada anaknya sekedarnya. Padahal penting bagi seorang ibu memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pendidikan anak. Sehingga wanita-wanita pekerja industri lebih banyak menitik beratkan pada pendidikan formal ataupun informal seperti sekolah dan Taman Pendidikan Al-Qur an (TPQ).

90 Dari hasil yang peneliti peroleh dari narasumber Nur Aeni (NA), Awaliyah (AW), Sumarni (SM), Risawati (RW), Siti Rokhimah (SH) dan Siti Rinawati (SR), adalah wanita pekerja industri rumah tangga yang mengenyam pendidikan formal sampai Sekolah Dasar (SD), sehingga mereka memiliki keterbatasan dalam memberikan pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya. Nur Aeni hanya mendidik supaya anak berkelakuan baik, menyuruh mengaji dan shalat saja. Ia hanya memahami pendidikan agama Islam sekadarnya. Begitupun dengan Awaliyah dan Risawati yang memasukkan anaknya pada lembaga pendidikan formal dan informal agar anaknya dapat dididik dan diberi pengarahan oleh lembaga tersebut. Sumarni dan Siti Rokhimah juga yang mengaku bisa mengajari anak dengan materi-materi yang mudah seperti mengaji. Dengan demikian, dari hasil analisa-analisa diatas, peneliti menyimpulkan bahwa minimnya pengetahuan yang ada dari dalam diri wanita pekerja industri rumah tangga inilah yang menjadi salah satu faktor penghambat peran wanita dalam pendidikan agama Islam anak. Adapun cara yang dilakukan oleh wanita pekerja industri rumah tangga untuk meminimalisir hambatan tersebut adalah dengan memasukkan anak-anak mereka mengaji di TPQ setiap sore, meminta bantuan tenaga dan fikiran dari sanak saudara kandung yang dekat untuk mengajari anak belajar ngaji, mengajak anak untuk mengaji di rumah ustadzahnya, ataupun mendidiknya.