BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku atau perbuatan yang menjadi kebiasaan remaja dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi akhlak remaja di desa karanganom sendiri memang membutuhkan bimbingan dari ulama setempat. Karena melihat kondisi akhlak remaja sebelum ada ulama di sana, akhlak remaja di desa Karanganom dapat dikategorikan memliki akhlak yang cenderung tidak baik, remaja di desa karanganom masih sering melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang seperti perkelahian, tawuran, ugalugalan dan judi bola kecil-kecilan. Hal ini terjadi karena dampak kemajuan teknologi yang semakin pesat yang menyediakan hiburan-hiburan yang kurang mendidik dan masih lemahnya pengetahuan agama remaja. Tetapi setelah datangnya ulama di desa karanganom perlahan-lahan akhlak remaja mulai cenderung kearah yang lebih baik. Melalui usaha yang dilakukannya dengan mendirikan lembaga pendidikan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti majlis taklim berdampak positif terhadap kondisi akhlak remaja. Melalui usahanya tersebut ulama dengan sabar mengenalkan dan mengajarkan agama kepada remaja sehingga perlahan-lahan ulama bisa merubah akhlak remaja menjadi lebih baik walaupun memang 61

2 62 masih nampak ada remaja yang masih melakukan perbuatan yang tidak baik seperti ugal-ugalan dan judi bola kecil-kecilan. 2. Remaja mempunyai sopan santun yang baik terhadap masyarakat, orang tua dan sesama remaja. Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan perbuatan-perbuatan baik atau buruk secara spontan tanpa memerlukan pikiran atau dorongan dari luar. Dari situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Membiasakan berbicara sopan kepada orang tua dengan menggunakan bahasa yang halus (kromo) dan menghormati sesama teman sebaya dan masyarakat yang ada disekitar merupakan salah satu cerminan akhlak yang terpuji. Akhlak terpuji dapat dibentuk dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang mulia. Karena pada dasarnya manusia itu dapat menerima segala usaha pembentukan melalui kebiasaan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam dalam wawancara, mengatakan bahwa : Menghormati orang tua itu sudah mejadi kewajiban kami sebagai anak, salah satunya yaitu selalu bersikap sopan kepada orang tua, yaitu dengan cara selalu berbicara dengan bahasa kromo/halus ketika sedang berbicara dengan orang tua. Bukan hanya kepada orang tua saja, tetapi kepada sesama remaja pun kami selalu menjunjung tinggi sopan santun yaitu dengan selalu berjabat tangan setiap bertemu dan biasa memanggil dengan sebutan kang kepada remaja yang lebih tua. 1 1 Imam, Remaja Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015

3 63 3. Remaja rutin melaksanakan kegiatan tahlil dan aktif dalam kegiatan masjid Untuk menumbuhkan akhlak mulia atau perilaku yang baik pada seseorang termasuk juga bagi kalangan para remaja, seseorang harus dibiasakan melakukan hal-hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang buruk sejak kecil, sehingga pada saat dewasa seseorang diharapkan telah mengetahui dan memahami antara akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Pembinaan akhlak tersebut dititik beratkan pada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak terjadi penyimpangan. Salah satunya yaitu dengan membiasakan melakukan kegiatan yang bernilai ibadah seperti pembacaan tahlil dan berperan aktif dalam kegiatan masjid. Dengan rutin melaksanakan kegiatan seperti tahlilan remaja akan akan bisa semakin dekat dengan Allah karena didalam kegiatan tersebut dibacakan kalimat-kalimat suci yang bisa membuat tenang hati dan pikiran sehingga akan memberi dampak yang baik bagi pembentukan akhlak remaja. Begitu pula ketika remaja ikut berperan aktif dalam kegiatan masjid remaja akan mendapatkan manfaat yang besar bagi perkembangan akhlaknya karena ketika memasuki masjid seoarang muslim pasti akan merasa aman, tenang dan remaja akan berinteraksi bergaul dengan orang-orang yang baik di masjid dan meniru akhlak dan perilaku mereka.

4 64 Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Diyono dalam wawancara, mengatakan bahwa : Alhamdulillah setelah ada pak yai disini kegiatan keagamaan remaja disini jadi semakin berkembang, dari usulan beliau juga remaja disini diusulkan untuk terlibat aktif dalam kegiatan masjid, seperti misalnya pada bulan puasa remaja ditugaskan untuk menjadi bilal dan dalam kegiatan sholat jumat remaja juga ditunjuk sebagai muadzin dalam pelaksanaan sholat jumat yang sudah terjadwalkan. Dan sudah pasti kegiatan tersebut akan membawa manfaat yang besar bagi remaja terutama dalam pembinaan akhlaknya Remaja rajin mengikuti majlis taklim atau pengajian. Bagi remaja agama memiliki arti yang penting dalam menumbuhkan perilaku atau akhlak yang terpuji. Agama memberikan sebuah kerangka moral sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa menjelaskan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunia ini. Agama juga memerikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensinya. Kegiatan majlis taklim dan pengajian merupakan salah satu bentuk pendidikan Islam dimana didalamnya disampaikan materi-materi keagamaan yang bermanfaat untuk menambah wawasan keagamaan kepada remaja. Dengan rajin mengikuti kegiatan majlis taklim dan pengajian ilmu agama yang dimiliki remaja akan semakin bertambah sehingga dengan sendirinya remaja akan dapat menilai baik atau tidak tingkah lakunya dan mampu memperbaiki perilakunya dalam kehidupan sehari-hari Diyono, Tokoh Masyarakat desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 agustus

5 65 bahwa : Sebagaimana yang dikatakan Fauzi dalam wawancara, mengatakan Remaja disini memang senang mengikuti kegiatan majlis taklim atau pengajian, baik majlis taklim yang dilaksanakan oleh pak yai maupun pengajian yang ada diluar. Bahkan kalau ada pengajian besar diluar kami remaja berangkat rame-rame untuk mengunjunginya. Kami merasa senang mengikuti kegiatan majlis taklim atau pengajian karena kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi kami. Karena dengan mengikuti kegiatan tersebut kami bisa mendapatkan informasi keagamaan yang bermanfaat untuk menambah keimanan kami 3 B. Analisis Peran Ulama dalam Mendidik Akhlak Remaja Ulama merupakan orang berilmu dan berpengetahuan luas tentang kegamaan. Ulama biasa akrab dengan tugas-tugas kemasyarakatan, itu dapat dimaklumi karena ulama dikenal sebagai orang yang ahli dalam agama Islam dan pembimbing umat. Peran ulama sangatlah penting dalam mendidik akhlak remaja. Seperti yang sudah dipaparkan pada bab tiga, terdapat persamaan persepsi tentang pentingnya peran ulama dalam mendidik akhlak remaja. Adapun peran ulama dalam mendidik akhhak remaja di desa Karanganom yaitu sebagai berikut : a. Ulama sebagai mubaligh Sebagai seorang yang berilmu luas dalam bidang keagamaan ulama desa Karanganom mempunyai kewajiban untuk mengajarkan tentang agama kepada remaja. Ulama di desa Karanganom dipercaya sebagai orang yang 3 Fauzi, Remaja Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015

6 66 mampu memimpin dalam mengajarkan agama kepada remaja. Pengenalan dan pengajaran agama bagi remaja memang sangat diperlukakan karena dalam era globalisasi sekarang ini banyak remaja yang melupakan pentingnya ilmu agama, remaja terlena oleh kemajuan tekonologi yang menyediakan berbagai macam hiburan yang kurang mendidik seperti di telivisi dan internet. Salah satu cara pengajaran dan pengenalan agama kepada remaja yaitu melalui penyampaian ceramah keagamaan. Ceramah atau dakwah yang dilakukan oleh ulama desa Karanganom merupakan sarana penyampaian ilmu kepada remaja, salah satunya yaitu melalui majlis taklim, banyak dari remaja didesa Karanganom yang mengikuti kegiatan majlis taklim. Sehingga dalam forum inilah remaja dapat berkumpul dan penyampaian ilmu akan mudah dan sebisa mungkin ulama selalu menyampaikan materi yang berbeda terutama materi tentang akhlak harus diberikan secara mendalam dengan tujuan menambah pengetahuan remaja, dan kegiatan yang terus menerus dilakukan ini dan ilmu agama yang semakin bertambah dengan sendirinya remaja akan dapat membedakan mana yang baik dan buruk sehingga akan terbina remaja yang berakhlak mulia. Meskipun perubahan sikap tentunya tidak terjadi secara spontan semua berjalan dalam suatu proses yang panjang dan berkesinambungan.

7 67 Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Diyono dalam wawancara, mengatakan bahwa : Ulama itu kan orang yang alim, orang yang paham dan pintar yang berwawasan luas dalam ilmu agama, melalui ceramah keagamaan yang disampaikanya, peran ulama dalam masyarakat itu sangat penting yaitu untuk mengenalkan ajaran islam pada masyarakat. Terutama untuk para remaja, karena remaja itu merupakan generasi masa depan, remaja yang ada disini merupakan generasi yang akan membangun desa ini nanti, apa jadinya kalo remaja yang ada disini tidak mengenal agama dan tidak mempunyai akhlak yang baik. Saya sebagai orang yang dituakan dikampung ini berharap banyak pada remaja yang ada di sini untuk memajukan desa ini nantinya. 4 b. Ulama sebagai seorang pendidik. Ulama merupakan pendidik bagi remaja sekaligus panutan bagi remaja. Salah satu peran ulama sebagai pemuka agama Islam yang patut dicatat adalah posisi ulama sebagai kelompok terpelajar yang memberikan pendidikan Islam kepada remaja sekitar. Pendidikan akhlak remaja adalah segala upaya untuk mengarah pada pertumbuhan total yang berorientasi kepada tingkah laku remaja agar terbentuk keutuhan remaja yang berbudi luhur. Melalui lembaga yang didirikan ulama seperti TPQ menjadi awal langkah ulama untuk mendidik akhlak remaja. Karena untuk membentuk remaja yang berakklak mulia mebutuhkan proses penanaman akhlak yang baik sejak kecil. Sehingga ketika tumbuh remaja anak sudah memiliki bekal akhlak yang sudah tertanam sejak kecil Diyono, Tokoh Masyarakat desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 agustus

8 68 Melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan juga merupakan salah satu upaya ulama dalam menjalankan peranya mendidik akhlak remaja. Dengan melaksanakan kegiatan keagamaan remaja dibiasakan untuk melakukan perbuatan, atau perkataan yang didasarkan pada nilai-nilai islam. Kegiatan keagamaan seperti majlis taklim dan berzanjian yang rutin dilakukan ulama merupakan salah satu metode pembiasaan dalam menanamkan akhlak kepada remaja. Dengan remaja mengikuti kegiatan keagamaan secara rutin diharapkan remaja desa karanganom bisa menambah wawasan agamanya dan dapat membangun kesadaran remaja bahwa kegiatan keagamaan akan memotivasi sikap beragama yang baik, yang berperan dalam pembentukan akhlak remaja. Karena pada dasarnya kepribadian manusia itu dapat menerima segala usaha pembentukan melalui kebiasaan. Jika remaja membiasakan melakukan hal-hal positif seperti rutin mengikuti kegiatan majlis taklim, berzanjian dan kegiatan keagamaan lainya maka ia akan menjadi pribadi yang islami dan berdampak pada tingkah laku dan akhlaknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : Melalui TPQ selain untuk mengajarkan al Quran, TPQ saya gunakan sebagai media pertama untuk menanamkan dan mengenalkan pendidikan akhlak kepada anak sejak kecil. Karena pendidikan akhlak itu harus diberikan dan ditanamkan sejak kecil, pendidikan akhlak remaja itu juga merupakan proses yang berkelanjutan, jadi mulai dari TPQ anak-anak sudah saya ajarkan tentang akhlak kemudian setelah lulus dari TPQ sampai mereka remaja dan tumbuh dewasa pun saya mewajibkan mereka untuk melanjutkan ngaji dirumah, yaitu dengan mulai mengaji kitab kuning seperti kitab-kitab fiqih, akhlak, dan tasawuf. Yaitu dengan harapan setelah tumbuh dewasa anak bisa

9 69 mempunyai akhlak yang baik dan mempunyai unggah-ungguh kesopanan dalam masyarakat. 5 c. Ulama sebagai tauladan bagi remaja. Pembentukan akhlak tidak dapat dibentuk melalui pelajaran atau berupa intruksi saja, menanamkan akhlak yang baik membutuhkan pendidikan yang panjang dan tidak akan berhasil tanpa disertai pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Selain bertugas mengajarkan agama ulama juga berperan menjadi tauladan yang baik bagi remaja. Ulama selalu memberikan contoh baik dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat. Keteladan ini juga merupakan metode ulama dalam mendidik akhlak remaja. Metode keteladanan merupakan suatu metode yang diterapkan dengan cara memberi contohcontoh yang baik berupa perilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak. Dan sudah selayaknya ulama dalam mendidik akhlak tidak hanya melalui lisan saja tetapi juga dengan perbuatan yang bisa dijadikan contoh tauladan bagi remaja. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam dalam wawancara, mengatakan bahwa : Pak yai selalu memberikan contoh-contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, beliau menjadi taualadan yang baik bagi remaja. Karena dalam kesehariannya beliau merupakan sosok yang sederhana, tawaduk dan selalu bersikap sopan. Dan sifat-sifat itulah yang seharusnya bisa kami contoh Ahmad Muslihat, Ulama Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus 6 Imam, Remaja Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015

10 70 d. Ulama sebagai problem solver Ulama dipandang sebagai orang yang ahli dalam hal atau pengetahuan agama Islam. Ulama juga biasa dijadikan remaja sebagai rujukan dalam menyelesaikan masalahnya. Dengan ilmu yang dimilikinya ulama diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah remaja. Karena masa remaja merupakan masa peralihan dimana dalam masa tersebut remaja akan menghadapi berbagai problem atau masalah yang berkaitan dengan dirinya. Oleh karena itu dibutuhkan sosok ulama untuk memberikan nasehat-nasehat dan solusi yang mendidik dalam membantu remaja menyelesaikan masalahnya. Agar remaja bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Fauzi dalam wawancara, mengatakan bahwa : Pak yai itu selalu sabar dalam memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada kami, beliau selalu memberikan contoh tauladan yang baik kepada kami. Beliau juga selalu merangkul kalau kami sedang mengalami masalah. disaat menghadapi masalah saya tidak sungkan untuk bercerita dan meminta masukan dan sarana kepada beliau. Beliau selalu berpesan kepada kami agar selalu hati-hati dalam bergaul diluar. Karena apabila kita salah bergaul dengan teman diluar itu akan menyebabkan pudarnya akhlak yang sudah terbina dirumah. 7 7 Fauzi, Remaja desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus 2015

11 71 C. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Ulama dalam Mendidik Akhlak Remaja. a. Faktor pendukung 1) Sudah terbina hubungan yang baik antara ulama dan remaja. Membina hubungan yang baik antara ulama dengan remaja memang dibutuhkan, yaitu sebagai upaya untuk lebih mempererat ukuwah islamiyah antara ulama dan remaja. Hubungan itu terjadi karena ada kepentingan remaja terhadap kebutuhan ilmu agama dan kepentingan ulama terhadap pembinaan akhlak pada remaja serta pembentukan karakter remaja yang diharapkan dapat menjadi kader bagi umat Islam. Sehingga hubungan yang sudah terjalin baik harus dipertahankan untuk lebih memudahkan ulama dalam mendidik akhlak remaja. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : Saya selalu berusaha untuk melakukan pendekatan kepada remaja yaitu dengan cara menjaga pergaulan dengan remaja, saya ingin lebih dekat dengan remaja yaitu dengan tujuan untuk membangun hubungan yang baik dengan mereka. Jadi saya berusaha untuk membaur dengan remaja dan menjaga pergaulan saya dengan remaja agar selalu tetap baik, agar remaja tidak sungkan dan nyaman untuk bercerita dan mengobrol dengan saya. Sehingga memang remaja disini banyak yang sering silaturahmi kerumah saya untuk sekedar bertukar pikiran. Dan hal itu akan lebih memudahkan saya dalam

12 72 menyampaikan nasehat kepada remaja yang berkaiktan dengan agama. 8 2) Antusias masyarakat yang cukup tinggi dalam memotivasi anaknya untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan ulama. Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai salah satu seorang pendidik dimasyarakat ulama tidak bisa bekerja seorang diri tetapi juga membutuhkan dukungan dari masyarakat setempat. Dengan antusiasnya masyarakat dalam memotivasi anaknya untuk mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh ulama, hal itu akan memudahkan ulama dalam peranya dalam mendidik akhlak remaja. Seperti yang dikatakan bapak Diyono salah satu warga desa Karanganom mengatakan bahwa : Alhamdulillah setelah pak yai datang kesini dan mengajarkan tentang agama memang terlihat jelas dampaknya bagi masyarakat dan terutama para remaja yang ada disini, apalagi dengan didirikanya TPQ, dulu memang disini tidak ada TPQ anak-anak hanya belajar ngaji dirumah guru ngaji saja, sejak ada TPQ saya memang antusias untuk mengikutkan anak saya belajar ngaji di TPQ untuk belajar agama dan tentang al Quran. Dan setelah lulus dari TPQ pun saya tetap mewajibkan anak saya melanjutkan ngaji dirumah pak Yai untuk lebih mendalami tentang agama, anak saya biar paham agama. Saya takut kalo nanti anak saya tidak paham agama akan mempunyai akhlak yang tidak baik. Dan alhamdulillah sekarang setelah dewasa anak saya Ahmad Muslihat, Ulama Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus

13 73 menjadi anak yang punya agama bagus dan mempunyai akhlak yang baik juga. 9 b. Faktor penghambat 1) Masih kurangnya pendidikan agama dalam keluarga Keluarga merupakan salah satu lembaga yang ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan terutama pendidikan agama bagi anak. Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan, dan dikatakan utama karena pendidikan dan bimbingan anak itu paling banyak dilaksanakan dalam lingkungan keluarga. Tetapi fungsi keluarga yang dikenal sebagi tempat pendidikan utama dan pertama, nampaknya saat ini sudah berubah seiring dengan era globalisasi dalam setiap lini kehiduapan. Para orang tua banyak yang sibuk bekerja diluar rumah, sehingga pada gilirannya anggota keluarga, terutama anak-anak sering menjadi korban kurang terperhatikan terutama dalam kebutuhan agamanya. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : Keluarga memang sangat penting dalam pembentukan akhlak, Ketika dari kecil anak sudah diberikan oleh keluarganya pendidikan akhlak yang baik maka ketika dewasa anak tersebut akan mempunyai akhlak yang baik pula. Karena pada dasarnya anak itu punya sifat dasar meniru. Tetapi kondisinya remaja disini masih Diyono,Tokoh Masyarakat desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 15 Agustus

14 74 kurang mendapatkan perhatian oleh keluarganya dalam pendidikan agama. Kebanyakan orang tua mereka sibuk bekerja dari pagi sampai sore sehingga banyak para orang tua disini kurang memperhatikan pendidikan agama didalam keluarga. 10 2) Lingkungan pergaulan remaja yang semakin bebas Pergaulan remaja yang semakin bebas merupakan hal yang harus menjadi perhatian lebih oleh ulama. Apabila remaja kurang mendapatkan bimbingan keagamaan dan remaja berteman dengan kelompok sebaya yang kurang menghargai nilai-nilai agama, maka kondisi diatas akan menjadi pemicu berkembangnya sikap dan perilaku remaja yang kurang baik. Oleh karena itu untuk mencegah hal itu terjadi remaja harus dibekali ilmu agama sejak dini sebagai pondasi untuk mencegah pengaruh-pengaruh pergaulan yang kurang baik. Sebagaimana yang dikatakan oleh bapak Ahmad Muslihat dalam wawancara, mengatakan bahwa : Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi akhlak anak. Lingkungan disini tidak saja lingkungan dimana anak tinggal tetapi juga lingkungan dimana anak bergaul bersama temanya. Akhlak anak yang sudah baik dan sudah dibekali dari rumah bisa saja berubah dan pudar ketika ia bergaul dengan teman-teman yang berkelakuan tidak baik. Jadi saya selalu memberikan bimbingan keagamaan dan berpesan kepada remaja untuk berhati-hati dalam memilih teman diluar agar tidak terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik Ahmad Muslihat, Ulama Desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus 11 Ahmad Muslihat, Ulama desa Karanganom, wawancara pribadi, Karanganom, 14 Agustus

BAB III PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. dibantu oleh staffnya atau perangkat desa. yang menimbulkan suatu kebudayaan atau adat kebiasaan.

BAB III PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. dibantu oleh staffnya atau perangkat desa. yang menimbulkan suatu kebudayaan atau adat kebiasaan. BAB III PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Gambaran Umum Desa Karanganom Desa karanganom adalah suatu desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa. Didalam menjalankan tugas pemerintahannya kepala

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA REMAJA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN SHALAWAT JAM IYYAH SIMTUDURAR DI DESA JREBENGKEMBANG KECAMATAN

BAB IV ANALISIS UPAYA REMAJA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN SHALAWAT JAM IYYAH SIMTUDURAR DI DESA JREBENGKEMBANG KECAMATAN BAB IV ANALISIS UPAYA REMAJA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN SHALAWAT JAM IYYAH SIMTUDURAR DI DESA JREBENGKEMBANG KECAMATAN KARANGDADAP KABIPATEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Remaja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di SMP 3

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusiayang berkualitas dan berkarakter.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah tanpa pertolongan orang lain, terutama orang tuanya mereka tidak bisa berbuat banyak. Di balik keadaan yang lemah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus. penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut :

BAB V PEMBAHASAN. dengan cara membandingkan atau mengkonfirmasikannya sesuai fokus. penelitian yang telah dirumuskan sebagai berikut : BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini dilakukan dengan merujuk pada hasil paparan data dan temuan penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada uraian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis profil keluarga Rifa iyah Desa Paesan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan manifestasi dari pranata sosial yang memberikan kontribusi besar bagi pola pikir maupun tuntunan berpijak dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA. BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA. Suatu kegiatan yang dijalankan pasti menemui kendala-kendala

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD Pencapaian Proses pendidikan yang berkarakter dalam kitab At-Tahliyatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah BAB IV ANALISA DATA A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat Keadaan kerukunan di Desa Balonggarut antara Islam dan Hindu masuk dalam kategori damai tanpa konflik. Meskipun dalam suatu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini, akan diuraikan simpulan dan saran berdasarkan hasil analisis temuan dan pembahasan dalam penelitian yang diuraikan berdasarkan fokus pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kemerdekaan bangsa Indonesia sudah bertekat menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan dari pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya untuk seluruh umat manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian, karakter, serta tingkah laku moral para peserta didik. Di bangku sekolah, para peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak peristiwa-peristiwa menyimpang yang terjadi di kalangan pelajar, mulai dari tawuran, seks bebas, pembunuhan, sekelompok pemuda-pemuda yang berbuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG. 70 BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG. 4.1 Analisis Strategi Dakwah KH. Muslihuddin Asnawi. Pada dasarnya kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya kehidupan anak-anak remaja sekarang ini banyak mengalami perubahan. Perubahan itu meliputi cara berpikir, tata cara bertingkah laku, bergaul dan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas dakwah yang dilakukan, dakwah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang memotivasi umatnya untuk selalu aktif menjalankan dan mengembangkan dakwah islamiyah. Keberadaan dakwah mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. 1. Upaya yang dilakukan oleh ketua IPNU IPPNU untuk. meningkatkan akhlakul karimah anggota IPNU-IPPNU Ranting Desa

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. 1. Upaya yang dilakukan oleh ketua IPNU IPPNU untuk. meningkatkan akhlakul karimah anggota IPNU-IPPNU Ranting Desa BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Upaya yang dilakukan oleh ketua IPNU IPPNU untuk meningkatkan akhlakul karimah anggota IPNU-IPPNU Ranting Desa Sambirobyong Kecamatan Sumbergempol.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan berbagai dinamika kehidupan

Lebih terperinci

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah tokoh yang paling utama dalam membimbing dan mengembangkan anak khususnya di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surakarta agar mencapai kedewasaan.

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 234 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Secara umum kondisi lingkungan keagamaan keluarga, sosial keagamaan tempat tinggal dan kegiatan keagamaan remaja berada pada tingkat kurang kondusif. Secara rinci

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil penelitian bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan suatu jawaban atas berbagai masalah yang mereka hadapi. Mencari jawaban tersebut tidaklah mudah, manusia harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Paparan Data Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di antaranya guru akidah akhlak, waka kesiswaan dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL Data-data yang telah diperoleh akan penulis analisa dalam Bab

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek. ektra kurikuler perlu diadakan. BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Data Temuan 1. Pendidikan pramuka di SMK Negeri 1 Pogalan Trenggalek Untuk penerapan kegiatan ektra kurikuler gerakan pramuka dalam meningkatkan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan karakter saat ini sangat penting untuk mendidik generasi muda di Indonesia. Karakter perlu dikembangkan mengingat banyak sekali penyimpangan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya mengantarkan anak didik kepada kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan adalah proses pengajaran yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH. A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus

BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH. A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus Sekolah di Desa Pringlangu 06 A Kecamatan Buaran Kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.netbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran pada jalur pendidikan sekolah adalah

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar

BAB VI PENUTUP. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan. 1. Konversi Agama Pengikut Jama ah Tabligh di Desa Kutoanyar Kabupaten Tulungagung. Konversi agama pada pengikut Jama ah Tabligh cukup baik hal ini dapat diketahui dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai agama moral merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua dan pendidik. Anak merupakan cikal bakal generasi penerus dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup.ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN A. Analisis Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi, ekonomi, sosial, politik,

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi, ekonomi, sosial, politik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah permasalahan besar yang menyangkut nasib dan masa depan bangsa dan negara. Karena itu, tuntutan reformasi, ekonomi, sosial, politik, hak asasi manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Keteladanan Guru (Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa dan Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki beberapa makna teoritis dan makna praktis, yaitu Pendidikan berarti mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ISKANDAR

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban kegiatan Kuliah Kerja Nyata Alternatif Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Periode LI, yang bertempat di Masjid Baabul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut

Lebih terperinci

PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN

PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN PENDIDIKAN MELALUI KETELADANAN: SOLUSI MENGURANGI TAWURAN PELAJAR TAMRIN (Widyaiswara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan) Tawuran antara pelajar sering terjadi, terutama di kota-kota

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang

Lebih terperinci

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH

BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH 68 BAB IV MODEL KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH PADA MAJELIS TA LIM JAMI IYAH ISTIGHOSAH AL-MU AWWANAH A. Model Komunikasi Dakwah yang Digunakan Da i dalam Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan moral banyak dibicarakan pada akhir abad 20 dan abad 21 ini. Dari hasil mengamati dan membaca fenomena yang akhir-akhir ini terjadi banyak peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengahtengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi. Sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota BAB III PENYAJIAN DATA Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan, penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terelakkan. Seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali anak-anak bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. terelakkan. Seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali anak-anak bangsa 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan kemajuan dalam bidang informasi komunikasi dan transportasi. Kemajuan teknologi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa, tidak hanya bagi individu yang menempuh pendidikan tersebut, tetapi juga berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Konsep Pendidikan Moral Siswa di MTs Hasbullah Kecamatan Karanganyar Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan diharapkan dapat mengahasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan manusia tidaklah hanya membutuhkan akan materi belaka. Banyak hal yang harus di penuhi dalam rangka menjadikan manusia yang mempunyai kesantunan terhadap Tuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai data penelitian. Data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai data penelitian. Data yang BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Dari hasil penelitian Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan Nilai-Nilai Ibadah Siswa di SMP Negeri 2 Ngantru Tulungagung, selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci