BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian mengenai keterampilan proses sains (KPS) yang dilakukan terhadap siswa SMA kelas X, diperoleh hasil penelitian berupa nilai dari seluruh aspek keterampilan proses sains, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1 sebagai berikut: N i l a i K e m a m p u a n 100 80 60 40 20 0 80,39 82,95 60,77 62,35 43,64 KPS 1 KPS 2 KPS 3 KPS 4 KPS 5 Keterampilan mengobservasi Keterampilan berkomunikasi Keterampilan mengklasifikasikan Keterampilan membuat kesimpulan Keterampilan memprediksikan Aspek KPS GAMBAR 4. 1 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Proses Sains Kategori dari nilai kemempuan setiap aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: 26
Tabel 4.1 Kategori Kemampuan Aspek Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Sains Nilai Rata-rata Kategori Kemampuan Keterampilan Mengobservasi 60,77 Baik Keterampilan Berkomunikasi 80,39 Sangat Baik Keterampilan Mengklasifikasikan 82,95 Sangat Baik Keterampilan Membuat Kesimpulan 62,35 Baik Keterampilan Memprediksikan 43,64 Cukup Nilai Rata-rata 66,02 Baik Dari Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai yang tertinggi dan tergolong sangat baik yang diperoleh siswa dalam keterampilan proses sains adalah pada KPS 4 yaitu keterampilan mengklasifikasikan, nilai dari KPS 2 (keterampilan mengkomunikasikan) juga tergolong sangat baik, sedangkan nilai KPS 1 (keterampilan mengobservasi) dan KPS 3 (keterampilan membuat kesimpulan) tergolong baik. Nilai terendah dan tergolong cukup adalah pada KPS 5 yaitu keterampilan memprediksikan. Adapun nilai yang diperoleh siswa untuk setiap aspek keterampilan proses sains adalah sebagai berikut: A. Keterampilan Mengobservasi Keterampilan mengobservasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan menuliskan pengamatan ke dalam tabel. Keterampilan mengobservasi tersebut diukur dengan pertanyaan nomor 1a, 1b, 2a, dan 2b. 27
Berdasarkan pertanyaan hasil pengolahan jawaban siswa terhadap pertanyaan- praktikum tersebut, diperoleh nilai rata-rataa keterampilan mengobservasi untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. GAMBAR 4. 2 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Mengobservasi Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa keterampilan mengobservasi untuk kelompok tinggi memperoleh nilai 68,33 berdasarkan skala kategori kemampuan, termasuk kedalam kategori baik. Sedangkann keterampilan mengobservasi untuk kelompok sedang memperoleh nilai 58,99 termasuk kategori cukup dan kelompok rendah memperoleh nilai 54,98 termasuk kategori cukup. Sebaran siswa dalam keterampilan mengobservasi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1 sebagai berikut: 28
Tabel 4.2 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Mengobservasi Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 52,27 22,18 25,55 0,00 0,00 Sedang 41,95 23,86 34,19 0,00 0,00 Rendah 27,64 20,09 31,82 20,45 0,00 Rata-rata 40,62 22,04 23,17 6,82 0,00 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, siswa pada kelompok tinggi sebanyak 25,55% termasuk kategori cukup. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak tepat dalam menuliskan pengamatan (nomor 1b dan 2b) mengenai perubahan yang terjadi setelah zat direaksikan. Berikut adalah cuplikan hasil wawancara dengan salah satu siswa kelompok tinggi: : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan CuSO 4? : Logam Zn mengalami reaksi oksidasi sedangkan CuSO 4 mengalami reduksi Bu. Warna larutan CuSO 4 agak berubah gitu, tadinya berwarna biru lalu jadi berwarna biru agak kecoklatan, jadi ZnSO 4. : Mengapa tidak menuliskan pengamatan fisis seperti warna zat? : Oh, iya Bu. Emang, pengamatan seperti itu harus ditulis ya Bu? Sedangkan untuk pertanyaan praktikum nomor 1a dan 2a, siswa kelompok tinggi tidak mengalami kesulitan dalam menuliskan pengamatan. Pada keterampilan mengobservasi tidak ada siswa yang termasuk kategori sangat kurang. Pada kelompok ini, persentase jumlah siswa yang termasuk kategori kurang cukup besar. Hal ini karena ada beberapa siswa yang kurang teliti dan tidak lengkap dalam menuliskan pengamatan. Berikut cuplikan wawancara dengan beberapa siswa: 29
Siswa 7 (Kelompok Tinggi) Tanya : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan HCl? Jawab : Logam Zn mengalami perubahan warna Bu, dari abu-abu menjadi hitam gosong dan ada gelembung-gelembung gas H 2. Zn mengalami oksidasi dan HCl mengalami reduksi. Siswa 15 (Kelompok Sedang) Tanya : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan HCl? Jawab : Perubahan warna logam Zn Bu. Tadinya abu-abu jadi berwarna hitam, kalau dalam larutannya ada gelembung-gelembung gas. Siswa 14 (Kelompok Rendah) Tanya : Perubahan apa yang terjadi ketika logam Zn direaksikan dengan HCl? Jawab : Perubahan warna logam Zn Bu. Awalnya kan kayak abu-abu gitu terus setelah beraksi jadi hitam dan mengecil. Dari cuplikan wawancara di atas, jawaban-jawaban siswa yang kurang lengkap. Siswa tidak menuliskan pada tabel pengamatan mengenai kondisi fisis zat yang terlibat dalam reaksi baik sebelum maupun setelah reaksi. Siswa hanya menuliskan sebagian kecil perubahan yang dialami zat yang bereaksi. Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam keterampilan mengobservasi berdasarkan Tabel 4.2 yang tergolong sangat baik hanya sebesar 40,62%. Hal ini 30
menunjukkan kemampuan siswa dalam keterampilan mengobservasi termasuk cukup. B. Keterampilan Berkomunikasi Keterampilan berkomunikasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan untuk menuliskan hasil pengamatan kedalam tabel dan menuliskan reaksi berdasarkan praktikum kedalam persamaan reaksi. Keterampilan berkomunikasi siswa dalam penelitian ini diukur dengan pertanyaan praktikum nomor 3 bagian 1)a), 1)b), 2)a), dan 2)b). Pada pertanyaan ini, siswa diminta untuk menuliskan persamaan reaksi secara lengkap dari percobaan yang telah dilakukan siswa (soal bagian 1)a) dan 2)a)) dan menuliskan perubahan bilangan oksidasi yang dialami tiap unsur dalam reaksi (soal bagian 1)b) dan 2)b)). Berdasarkan pengolahan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, diperoleh nilai rata-rata keterampilan berkomunikasi untuk masing-masing kelompok seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.3 berikut: 31
GAMBAR 4.3 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Berkomunikasi Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa keterampilan berkomunikasi untuk kelompok tinggi memperoleh nilai 82,95 berdasarkan skala kategori kemampuan, termasuk kedalam kategori sangat baik, demikian juga keterampilan mengobservasi untuk kelompok sedang memperoleh nilai 80,88 termasuk kategori sangat baik. Sedangkan kelompok rendah memperoleh nilai 77,65 termasuk kategori cukup. Sebaran siswa dalam keterampilan berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Berkomunikasi Kelompok Siswa Tinggi Sedang Rendah Rata-rata Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Baik Kurang 75,35 14,07 10,58 0,00 0,00 64,55 17,27 15,91 2,27 0,00 62,27 12,86 16,20 8,67 0,00 67,39 14,73 14,23 3,65 0,00 32
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa sebaran siswa dalam keterampilan berkomunikasi pada kelompok tinggi masih ada siswa yang termasuk kedalam kategori cukup, karena terdapat siswa yang kurang lengkap dalam menuliskan persamaan reaksi, yaitu lupa menuliskan fasa atau belum menyetarakan koefisien.. Pada kelompok sedang, sebesar 2,27% termasuk kategori kurang. Hal ini karena siswa lupa tidak menuliskan persamaan reaksi dengan lengkap sesuai dengan yang diminta dari petunjuk pada soal. Siswa yang termasuk kategori kurang tersebut tidak menuliskan fasa dan tidak menyetarakan koefisien reaksi. Keterampilan berkomunikasi siswa secara keseluruhan berdasarkan Tabel 4.3. termasuk kategori sangat baik. Sebagian besar siswa mampu untuk menuliskan reaksi berdasarkan praktikum ke dalam persamaan reaksi dengan lengkap. C. Keterampilan Mengklasifikasikan Keterampilan mengklasifikasikan yang diteliti dalam penelitian ini adalah keterampilan untuk mengklasifikasikan reaksi berdasarkan praktikum ke dalam reaksi oksidasi atau reduksi serta mengklasifikasikan zat yang terlibat dalam reaksi tersebut mana yang berperan sebagai oksidator dan reduktor. Keterampilan mengklasifikasikan pada penelitian ini diukur melalui pertanyaan nomor 3 bagian 1)d), 1)e), 2)d), dan 2)e). Berdasarkan pengolahan jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, diperoleh nilai rata-rata 33
keterampilan mengklasifikasikan untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.4 GAMBAR 4.4 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Mengklasifikasikan Gambar 4.4 di atas menunjukkan nilai keterampilan proses sains yang diperoleh kelompok tinggi sebesar 92,05, nilai yang diperoleh kelompok sedang sebesar 85,22 dan nilai yang diperoleh kelompok rendah sebesar 71,59. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari Gambar 4.4 tersebut, kemampuan kelompok tinggi dan kelompokk sedang dalam keterampilan mengklasifikasikan termasuk kategori sangat baik. Sedangkan keterampilan mengklasifikasikan untuk kelompok rendah termasuk kategori baik, sehingga nilai rata-rata kemampuan siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan berdasarkan Tabel 4.1 tergolong sangat baik yaitu sebesar 82,95%. 34
Adapun sebaran siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan dapat diperlihatkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Mengklasifikasikan Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 86,37 0,00 13,63 0,00 0,00 Sedang 72,48 0,00 27,52 0,00 0,00 Rendah 54,55 0,00 45,45 0,00 0,00 Rata-rata 71,13 0,00 28,86 0,00 0,00 Berdasarkan Tabel 4.4 kemampuan siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan, sebagian besar tergolong kedalam kategori sangat baik. Dari kelompok tinggi, sedang dan rendah tidak ada yang termasuk kategori baik, tetapi justru ada yang termasuk kategori cukup. Hal ini karena beberapa siswa kurang menguasai konsep dan kurang cermat dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan keterampilan mengklasifikasikan. Padahal menurut Semiawan (1985), dalam membuat klasifikasi, dituntut kecermatan anak dalam mengamati. Berikut cuplikan wawancara dengan beberapa siswa: Siswa 14 (Kelompok Sedang) : Kesulitan apa yang dihadapi dalam menentukan zat yang berperan sebagai oksidator dan reduktor? : Ga kesulitan sich Bu, tapi ketuker-tuker nulisnya antara oksidasi dan oksidator lalu reduksi dan reduktor Bu, soalnya buru-buru takut habis waktunya. 35
Siswa 22 (Kelompok Rendah) : Kesulitan apa yang dihadapi dalam menentukan zat yang berperan sebagai oksidator dan reduktor? : Suka salah Bu, ketuker antara oksidasi dan oksidator lalu reduksi dengan reduktor. Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam keterampilan mengklasifikasikan tergolong sangat baik, hanya sebagian kecil yang tergolong kedalam kategori cukup, serta tidak ada yang tergolong kedalam kategori baik, kurang dan sangat kurang. D. Keterampilan Membuat Kesimpulan Keterampilan membuat kesimpulan tiap percobaan diukur melalui dua pertanyaan berupa pembuatan kesimpulan tiap percobaan. Kesimpulan tiap percobaan diukur oleh masing-masing satu pertanyaan. Pada pertanyaan untuk membuat kesimpulan, siswa diminta untuk membuat kesimpulan sendiri yang dikaitkan dengan tujuan percobaan dan hasil pengamatan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dalam kelompok masing-masing. Dari pengolahan jawaban siswa terhadap pembuatan kesimpulan, diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4. 5. 36
GAMBAR 4.5 Grafik Nilai Kemampuan mpuan Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Tiap Percobaan Berdasarkan Gambar 4.5 di atas dapat dilihat bahwa nilai kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan untuk kelompok tinggi sebesaresar 89,09 dan nilai kelompok sedang sebesar 88,18 termasuk kategori sangat baik. Sedangkan nilai untuk kelompok rendah sebesar 63,64 termasuk kategori baik. Adapun sebaran an siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Tiap Percobaan Kelompok Siswa Tinggi Sedang Rendah Rata-rata Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Sangat Baik Cukup Kurang Sangat Baik Kurang 86,36 9,92 3,72 0,00 0,00 81,82 8,63 6,75 2,82 0,00 59,09 9,52 26,65 4,74 0,00 75,74 4,84 12,37 7,03 0,00 37
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa masih terdapat siswa yang termasuk kategori kurang. Hal ini karena siswa tidak mengkaitkan kesimpulan yang dibuat dengan tujuan percobaan. Berikut cuplikan wawancara dengan siswa: Siswa 22 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? : Oh, kalau itu engga Bu. Kesimpulannya gabungan dari kesimpulan sebelumnya ditulis lagi. Siswa 26 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? : Kesimpulannya sama aja Bu, dengan kesimpulan sebelumnya. Engga tahu kalau harus dikaitkan dengan tujuan percobaan. Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut dapat diketahui bahwa siswa tidak terbiasa menuliskan kesimpulan dikaitkan dengan tujuan percobaan. Keterampilan membuat kesimpulan akhir diukur melalui satu pertanyaan berupa pembuatan kesimpulan akhir, yakni pada soal F. Adapun sebaran siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan akhir dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut: 38
Tabel 4.6 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Akhir Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 18,18 72,73 9,09 0,00 0,00 Sedang 9,09 72,73 18,18 0,00 0,00 Rendah 9,09 63,64 27,27 0,00 0,00 Rata-rata 12,12 69,7 18,18 0,00 0,00 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, tidak terdapat siswa yang termasuk kategori kurang, namun masih terdapat siswa yang termasuk kategori cukup. Hal ini karena siswa kurang lengkap dalam menuliskan kesimpulan dan tidak ada bedanya ketika menuliskan kesimpulan tiap percobaan dengan kesimpulan akhir. Berikut cuplikan wawancara dengan siswa: Siswa 22 (Kelompok Rendah) : Mengapa menulis kesimpulannya seperti itu? : Sama aja kan Bu kesimpulannya, jadi kesimpulan yang saya tuliskan sama aja dengan kesimpulan sebelumnya. Siswa 26 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? : Kesimpulannya sama aja Bu, dengan kesimpulan sebelumnya. Engga tahu kalau harus dikaitkan dengan tujuan percobaan. : Apa sebelum mengerjakan LKS, dibaca dulu tujuan percobaannya? : Engga Bu, ga kebaca, langsung isi LKS aja. Siswa 30 (Kelompok Rendah) : Apakah kesimpulan yang dibuat dikaitkan dengan tujuan percobaan? 39
: Engga Bu. Kesimpulannya ngejelasin pengertian oksidasi dan reduksi aja. Ga tau soalnya Bu kalau harus dikaitkan dengan tujuan percobaan. Adapun berdasarkan pengolahan kesimpulan akhir didapat nilai rata-rata keterampilan dalam membuat kesimpulan akhir untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.6. GAMBAR 4.6 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Akhir Berdasarkan Gambar 4.5 dan 4.6. dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok dari kedua nilai kemampuan tersebut. Pada Gambar 4.5, kelompok tinggi memperoleh nilai sebesar 89,09, sedangkan pada Gambar 4.6, memperoleh nilai sebesar 81,81. Kelompok sedang pada Gambar 4.5 memperoleh nilai sebesar 88,18 dan pada Gambar 4.6 memperoleh nilai sebesar 78,18. Sedangkan kelompok rendah berdasarkan Gambar 4.5 memperoleh nilai sebesar 63,64 dan pada Gambar 4.6 memperoleh nilai sebesar 76,36. Nilai kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan termasuk kategori baik. 40
Nilai kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan tiap percobaan dan kesimpulan akhir tidak jauh berbeda, sehingga nilai akhir dalam kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan juga termasuk kedalam kategori sangat baik. Berdasarkan Tabel 4.6 tidak ada siswa yang termasuk kategori kurang dan sangat kurang dalam keterampilan membuat kesimpulan akhir. Nilai kemampuan siswa secara keseluruhan dalam keterampilan membuat kesimpulan dapat ditunjukkan dalam Gambar 4.7 berikut. GAMBAR 4.7 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Membuat Kesimpulan Berdasarkan Gambar 4.7 di atas, kelompok tinggi memperoleh nilai sebesar 85,45, kelompok sedang memperoleh nilai sebesar 83,188 dan kelompok rendah memperoleh nilai sebesar 70. Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam keterampilan membuat kesimpulan termasuk kategori sangat baik. Siswa sebagian besar telah mampu menuliskan kesimpulan dikaitkan dengan tujuan percobaan. 41
D. Keterampilan Memprediksikan Pada penelitian ini keterampilan memprediksikan diukur oleh satu pertanyaan yaitu pertanyaan nomor 3 bagian 3. Dari pengolahan jawaban siswa terhadap pertanyaan tersebut, diperoleh nilai rata-rataa keterampilan memprediksikan untuk masing-masing kelompok, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.8. GAMBAR 4.8 Grafik Nilai Kemampuan Siswa dalam Keterampilan Memprediksikan Berdasarkan Gambar 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai keterampilan memprediksikan untuk kelompok tinggi sebesar 51,82 termasuk kategori cukup. Kelompok sedang memperoleh nilai sebesar 43,64 dan kelompok rendah memperole nilai sebesar 35,45 termasuk kategori kurang. 42
Adapun sebaran siswa dalam keterampilan memprediksikan dapat diperlihatkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Sebaran Siswa dalam Keterampilan Memprediksikan Kelompok Persentase Jumlah Siswa pada tiap Kategori Siswa Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tinggi 0,00 45,45 27,28 20,74 6,54 Sedang 0,00 36,36 24,19 29,14 10,31 Rendah 0,00 27,28 20,27 36,36 16,09 Rata-rata 0,00 36,36 23,91 28,75 10,98 Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diperoleh gambaran bahwa kemampuan siswa dalam keterampilan memprediksikan baik dari kelompok tinggi, kelompok sedang maupun kelompok rendah tidak ada yang termasuk kategori sangat baik. Hal ini karena siswa tidak terbiasa untuk memprediksi suatu perubahan yang terjadi selama reaksi berlangsung berdasarkan praktikum. Berikut cuplikan wawancara dengan beberapa siswa: Siswa 10 (Kelompok Tinggi) : Apa kesulitan yang dihadapi ketika memprediksikan perubahan yang terjadi ketika logam Magnesium direaksikan dengan Asam sulfat? : Bingung banget Bu, kan belum pernah sebelumnya, saya isi persamaan reaksi aja, dikaitkan dengan oksidasi dan reduksi Bu. Siswa 17 (Kelompok Sedang) : Apa kesulitan yang dihadapi ketika memprediksikan perubahan yang terjadi ketika logam Magnesium direaksikan dengan Asam sulfat? : Kesulitannya karena belum pernah disuruh memprediksi, praktikum biasanya mengamati aja Bu, jadi ga tau jawabannya gimana. 43
Siswa 22 (Kelompok rendah) : Apa kesulitan yang dihadapi ketika memprediksikan perubahan yang terjadi ketika logam Magnesium direakaikan dengan Asam sulfat? : Bingung Bu, harus jawab apa. Udah aja diisi dengan persamaan reaksi. Secara keseluruhan berdasarkan Gambar 4.8, kemampuan siswa dalam keterampilan memprediksikan tergolong ke dalam kategori cukup. Kemampuan siswa dalam keterampilan memprediksikan dari semua kelompok tidak ada yang termasuk kategori sangat baik, justru yang tergolong kurang dan sangat kurang memiliki persentase yang cukup besar. Hal ini karena siswa tidak terbiasa untuk meramalkan atau memprediksikan suatu gejala tertentu dalam percobaan. Padahal pola yang diperlukan untuk memprediksikan gejala tersebut telah disediakan dalam tahap-tahap praktikum. Dalam Siti Rostina (2001) disebutkan bahwa memprediksikan merupakan suatu keterampilan membuat/mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada. Sedangkan dalam hal ini siswa belum memahami pola tersebut karena sebelumnya tidak terbiasa untuk diasah keterampilannya dalam memprediksi. 44